PRODUK MIGAS 2
Disusun oleh :
GASOLINE
I. Tujuan
Setelah melaksanakan praktikum ini diharapkan:
1. Mahasiswa dapat menggunakan peralatan uji produk Gasoline.
2. Mahasiswa dapat memahami prinsip kerja peralatan uji produk Gasoline.
3. Mahasiswa dapat membandingkan hasil pengujian produk Gasoline dengan spesifikasi
yang berlaku.
Bensin atau gasoline adalah cairan campuran yang sebagian besar berupa
senyawa hidrokarbon (parafin, naftalen, senyawa tidak jenuh dan terkadang senyawa
aromatik) yang berasal dari minyak bumi, digunakan sebagai bahan bakar untuk
kendaraan bermotor. Istilah gasoline banyak digunakan dalam industri minyak, bahkan
dalam perusahaan. Kadangkala istilah mogas (motor gasoline) digunakan untuk
membedakannya dengan avgas, gasoline yang digunakan oleh pesawat terbang ringan
Secara sederhana, bensin tersusun dari hidrokarbon rantai lurus, mulai dari C5 (Pentane)
sampai dengan C9 (Nonana). Dengan kata lain, bensin terbuat dari molekul yang hanya
terdiri dari hidrogen dan karbon yang terikat antara satu dengan yang lainnya sehingga
membentuk rantai. Cairan ini mengandung hidrokarbon atom - atom karbon dalam
minyak mentah ini berhubungan satu dengan yang lainnya dengan cara membentuk rantai
yang panjangnya yang berbeda - beda. Molekul hidrokarbon dengan panjang yang
berbeda akan memiliki sifat yang berbeda pula. CH4 (metana) merupakan molekul paling
ringan. Bertambahnya atom C dalam rantai tersebut akan membuatnya semakin berat.
Empat molekul pertama hidrokarbon adalah metana, etana, propana, dan butana. Dalam
temperatur dan tekanan kamar keempatnya berwujud gas dengan titik didih masing-
masing -107OC, -67OC, - 43OC dan -18OC. Berikutnya, dari C5 sampai dengan C18
berwujud cair, dan mulai dari C19 ke atas berwujud padat. Dengan bertambah
panjangnya rantai hidrokarbon akan menaikkan titik didihnya, sehingga pemisahan
hidrokarbon ini dilakukan dengan cara distilasi. Prinsip inilah yang diterapkan di
pengilangan minyak untuk memisahkan berbagai fraksi hidrokarbon dari minyak mentah.
(Ria,2016)
Gasoline memiliki klasifikasi seperti, Premium (ON 88) adalah bahan bakar jenis
distilat berwarna kuning akibat adanya zat pewarna tambahan. Premium pada umumnya
digunakan untuk bahan bakar kendaraan bermotor bermesin bensin, seperti mobil, sepeda
motor, dan lain - lain. Bahan bakar ini juga sering disebut motor gasoline atau petrol
dengan angka oktan adalah 88, dan mempunyai titik didih 30 OC-200OC. Bensin premium
mempunyai sifat anti ketukan yang baik dan dapat dipakai pada mesin kompresi tinggi
pada saat semua kondisi. Berikutnya terdapat Pertalite (ON 90) adalah merupakan Bahan
bakar minyak (BBM) jenis baru yang diproduksi Pertamina, Jika dibandingkan dengan
premium Pertalite memiliki kualitas bahan bakar lebih baik dibandingkan dengan
premium. Pertalite direkomendasikan untuk kendaraan yang memiliki kompresi 9,1-10,1
dan mobil tahun 2000 ke atas. (Rohamtullah, 2010)
Proses pembuatan gasoline yang pertama kali yaitu destilasi. Pada proses ini,
terjadi pemisahan fraksi minyak mentah (crude oil) yang mudah menguap dan lebih
berharga. Selanjutnya yaitu proses yang bertujuan untuk meningkatkan hasil bensin dari
minyak mentah. Proses ini disebut dengan cracking yaitu memecah molekul besar
menjadi molekul yang lebih kecil. Jenis pemecahan atau crcking yang digunakan
adalah thermal cracking yaitu dengan menggunakan panas dan tekanan tinggi. Metode
ini pertama kali digunakan pada tahun 1913, namun tergantikan dengan catalytic
cracking pada tahun 1937. Catalytic cracking yaitu salah satu metode penggunaan katalis
yang dapat memfasilitasi reaksi kimia dalam menghasilkan lebih banyak bensin. Adapun
metode lain yang digunakan dengan tujuan untuk meningkatkan hasil dan kualitas bensin,
seperti polimerisasi, alkilasi, isomerisasi, dan reformasi. Polimerisasi adalah proses
mengubah olefin yang berwujud gas menjadi molekul dengan ukuran yang lebih besar.
Contoh olefin yang berbentuk gas yaitu butilena dan propilena. Alkilasi adalah proses
penggabungan antara olefin dan paraffin. Isomerisasi adalah proses konversi senyawa
hidrokarbon yang berantai lurus menjadi senyawa hidrokarbon yang berantai cabang.
Yang terakhir yaitu reformasi, proses pengaturan ulang struktur molekul menggunakan
katalis atau panas. Selain itu proses pembuatan gasoline bisa juga dilakukan dengan cara
Cracking adalah proses dimana hidrokarbon dengan titik didih paling tinggi dapat
menjadi rusak menjadi hidrokarbon dengan titik didih rendah dengan memprosesnya
dengan suhu yang sangat tinggi. saat ini ada bebrapa jenis cracking, antara lain Catalytic
Cracking dan Hydrocracking. Yang didalamnya juga terdapat proses Reforming,
Alkylation, Isomerization, Hydrotreating, Desulsurization. Berikutnya terdapat proses
Seasonal Blending dimana suhu yang dingin menghambat gasoline untuk menguap,
winter blanded gasoline adalah formula spesial untuk menguapkan gasoline pada
temperature rendah. Seasonal blending adalah proses membuat gasoline dapat menguap
pada suhu yang rendah dengan menggunakan formula khusus. Proses blending antara lain
In-line blending, squintial blending, dan Splash Blanding. (Rifqi, 2012)
Terdapat beberapa pengujian yang dapat dilakukan pada produk gasoline yaitu :
III.1. Densitas
Densitas merupakan berat cairan per unit volume dengan standar pengukuran
misalnya Kg/m3. Penetapan density akan sangat akurat apabila suhu sampel sama.
Semakin berat minya maka densitas minyak tersebut semakin besar. Maka tujuan dari
uji metoda ini adalah pemeriksaan secara laboratorium dari crude pentroleum dan
pentroleum product yang normalnya dihandle sebagai cairan dengan menggunakan
glass hidrometer. Pengukuran densitas yang akurat adalah penting untuk
mengkorversikan volume terukur ke volume standart 60/60 oF. Densitas adalah suatu
faktor yang tidak saja berhubungan dengan kualitas produk tetapi juga terhadap harga
jualnya (Anggi, 2021).
b. Alat
- Hydrometer Standar :
Skala Density
Skala SG atau
Skala API-gravity
- Thermometer ASTM 12oC atau 12F
- Gelas silinder
- Constant-Temperature Bath
b. Alat
- Vapor chamber, Liquid chamber dan
pressure gauge
- Tempat pendingin (almari pendingin)
- Penangas Air (Water bath)
b. Alat
- Gelas ukur
- Pipet Volumterik
- Serbuk Belerang
IV.4. Distilasi
a. Bahan
- Pertamax
b. Alat
d. Alat
- Tabung reaksi (test tube).
- Bath, dengan suhu konstan 50 ± 1°C (122 ± 2°F) dan atau 100 ± 1°C (212 ±
2°F.
- Copper Strip Corrosion Test Bomb, dari stainless steel, mampu menahan
tekanan uji 100 psi (689 kPa).
- Termometer jenis ASTM 12°C (12°F) atau IP 64°C (64°F).
- Polishing vise sebagai penjepit copper strip.
V. Langkah Kerja
V.1. Density / Specific Gravity
a. Langkah Kerja Pengukuran Density 15oC
Atur suhu contoh sesuai dengan jenis contoh yang akan diuji.
Tuangkan contoh uji kedalam gelas silinder, hilangkan adanya gelembung udara
dengan diaduk menggunakan thermometer secara perlahan
Tempatkan gelas silinder yang telah berisi contoh uji pada tempat yang datar,bebas
pengaruh goncangan dan pengaruh udara luar
Masukkan dengan perlahan hidrometer DENSITY yang sesuai kedalam contoh uji.
Apabila hidrometer sudah terapung dengan bebas baca skala hidrometer, dicatat
sebagai ‘Density Pengamatan’ (Observed Density).
Tuangkan contoh uji kedalam gelas silinder, hilangkan adanya gelembung udara
dengan diaduk menggunakan thermometer secara perlahan.
Tempatkan gelas silinder yang telah berisi contoh uji pada tempat yang datar,bebas
pengaruh goncangan dan pengaruh udara luar.
Masukkan dengan pelan - pelan hidrometer SG yang sesuai kedalam contoh uji.
Apabila hidrometer sudah terapung dengan bebas baca skala hidrometer dan
thermometer, lalu dicatat sebagai SG pengamatan.
Rendam Air Chamber pada water bath suhu 100oF paling sedikit 10 menit
Dinginkan contoh dan Gasoline chamber dalam keadaan tertutup hingga
suhu 32 – 40oF
V.4. Distilasi
a. Cara penyiapan Peralatan
Siapkan labu distilasi volume 125 mL. Bila labu kotor (ada karbon residu)
pada bagian dasar labu bersihkan dengan cara dibakar dengan nyala api
burner.
Siapkan termometer (ASTM 7oC atau ASTM 8oC) sesuai dengan contoh
yang akan diuji
Siapkan penyangga labu, dengan ukuran yang sesuai dengan contoh yang
akan diuji. Dan pasang pada alat pemanas.
− Untuk contoh group 1 dan 2, diameter lobang 38 mm.
− Untuk contoh group 3 dan 4, diameter lobang 50 mm
Siapkan gelas ukur bersih dan kering dengan skala 0 s/d 100 mL.
Bak kondensor diisi air, suhunya diatur sesuai jenis contoh yang akan
diuji.
− contoh group 1, 2 dan 3 bak kondensor diisi air (suhu 0 s/d 5oC).
− contoh group 4, bak kondensor diisi air panas (suhu 0 s/d 60oC).
Pasang labu distilasi yang berisi contoh, sehingga ujung labu masuk ke
dalam tabung kondensor serapat mungkin. Posisi labu tegak sehingga pipa
uap labu masuk ke dalam tabung kondensor dalam jarak 1 s/d 2 inchi.
Naikkan dan atur penyangga labu hingga pas dengan dasar labu distilasi.
Nyalakan Alat
Print Hasilnya
Gosok lagi dengan serbuk silikon carbide (150 mesh) diatas permukaan
pelat yang bersih dengan alas kain katton yang telah dibasahi dengan
beberapa tetes iso oktana. Selama membersihkan Copper pakailah penjepit
stainless steel dan jaga jangan sampai tersentuh jari tangan.
b. Langkah Kerja
Rendam test tube berisi contoh dan Lempeng Tembaga pada water bath
yang telah diatur suhunya sesuai jenis contoh yang diuji. Lamanya
perendaman sesuai dengan contoh yang diuji. (500C selama 3 jam, kecuali
Aviation Fuel 1000C selama 2 jam)
VII.Analisis
VII.1. Density
VII.2. Viskositas Kinematik
VII.3. Pour Point
VII.4. Flash Point
VIII.Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
IX.Daftar Pustaka
X.Lampiran