Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS PENGGUNAAN BAHAN BAKAR MARINE FUEL OIL DAN

MARINE DIESEL OIL DALAM INDUSTRI MARITIM

Disusun Oleh :

Ichino Rento Aldi Perdana K


NIT. 572011227675

PROGRAM STUDI TEKNIKA DIPLOMA IV


BAB II
LANDASAN TEORI

A. TINJAUAN PUSTAKA

Landasan teori digunakan untuk menjelaskan tentang variabel yang akan diteliti
sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara atau Hypothesis terhadap
rumusan suatu masalah yang diajukan dan penyusunan instrumen penelitian.
Berikut adalah tinjuan pustaka yang berkaitan dengan materi tentang analisis
penggunaan Marine Fuel Oil ( MFO) dan Marine Diesel Oil (MDO).

1. Marine Fuel Oil ( MFO)


MFO adalah singkatan dari Marine Fuel Oil. Marine Fuel Oil
adalah jenis bahan bakar yang didapat dan diolah dari residu
penyulingan minyak bakar. Marine Fuel Oil atau dapat dikenal
juga sebagai minyak bakar bertekstur kental dan berwarna hitam
pekat. Lebih kental dan lebih gelap dari diesel. Oleh sebab itu,
selain dikenal sebagai minyak bakar, Marine Fuel Oil (MFO) juga
dikenal sebagai minyak hitam. Marine Fuel Oil pada dasarnya
digunakan sebagai bahan bakar pada mesin di industri-industri
berat. Sebagai salah satu contohnya adalah Marine Fuel Oil
digunakan dalam PLTU.

Dalam beberapa penelitian, para peneliti sepakat dengan


argumentasi bahwa Marine Fuel Oil (MFO) merupakan bahan
bakar yang lebih irit daripada diesel. Dengan menggunakan MFO
sebagai bahan bakar kapal laut, maka dapat diperkirakan kita dapat
menghemat sebesar 40% biaya penggunaan bahan bakar
diesel atau solar. Lebih lanjut, faktor hemat secara biaya ini juga
didapat dari data harga MFO yang memang lebih murah
dibandingkan dengan diesel atau solar. Berikut adalah sifat dari
MFO :

1. Stabilitas

MFO dengan kualitas baik harus mempunyai kestabilan


density atau kestabilan kepadatan unsur-unsur kimia didalamnya.
Untuk menguji hal ini MFO harus harus diuji dalam 15 derajat
ASTMD 1298. Pengujian ini dilakukan untuk benar memastikan
bahwa tidak ada senyawa lain yang tercampur dalam MFO.

2. Kekentalan

Selain kestabilan unsur kimiawi, MFO dengan kualitas bagus


harus memiliki sifat kekentalan tertentu. Untuk mengukur sifat
kekentalan pada MFO, dilakukan uji viscosity kinematic pada suhu
50 derajat celcius berdasarkan ASTM D 445 dan pengujian pour point
berdasarkan ASTM D 97. MFO yang baik harus memiliki sifat kental
namun tidak terlalu kental agar MFO tetap mudah dialirkan menuju
tempat pembakaran.

3. Korosifitas

Pengujian korosifitas dilakukan pada MFO dengan melakukan


pengujian kandungan sulfur berdasarkan ASTM D1552. Hal ini berkaitan
dengan tingkat perubahan kandungan sulfur yang nantinya berubah
menjadi oksida dan tercampur dengan air ketika dalam pembakaran.

4. Kebersihan

Ketika dalam proses pengolahanya, harus dipastikan bahwa segala


alat yang digunakan dalam kondisi yang bersih. MFO tidak disarankan
untuk tercampur atau terkontaminasi dengan zat lain. Karena tentu saja hal
ini dapat mempengaruhi kinerja MFO. Sebagai contoh, ketika MFO
tercampur dengan arang atau berbagai sedimen, dapat dipastikan akan
terjadi pergerakan pada nozzle burner. Selain itu, ketika MFO
terkontaminasi dengan air, maka hal ini juga dapat mempengaruhi kinerja
dari MFO sebagai bahan bakar yang seharusnya homogen.

5. Keselamatan

Keselamatan dalam hal ini berkaitan erat dengan keselamatan kerja


yang harus diterapkan dalam proses pengolahan, penyimpanan,
pengangkutan, dan penggunaanya. Hal ini guna memastikan bahwa ketika
melakukan aktivitas-aktivitas tersebut tidak ada loncatan api yang dapat
menyambar dan membakar MFO.
2. Marine Diesel Oil (MDO)

Marine Diesel Oil (MDO)


Marine Diesel Fuel (MDF), Industrial Diesel Oil (IDO), Marine
Diesel Oil (MDO) dan biasa juga disebut minyak diesel adalah bahan
bakar distilasi yang mengandung fraksi berat atau campuran bahan
bakar fraksi berat dan fraksi ringan yang berwarna hitam, bahan bakar
ini merupakan jenis fuel oil namun stabil pada suhu rendah. Minyak
Diesel adalah hasil penyulingan minyak yang berwarna hitam yang
berbentuk cair pada temperatur rendah. Biasanya memiliki kandungan
sulfur yang rendah dan dapat diterima oleh Medium Speed Diesel
Engine di sektor industri Minyak diesel banyak digunakan pada mesin
diesel putaran menengah atau pada industri dengan mesin pembakaran
luar seperti furnace dan boiler. Brikut adalah sifat sifat MDO :

a. Kualitas penyalaan
Kualitas penyalaan bahan bakar solar yang berhubungan
dengan kelambatan penyalaan, tergantung kepada komposisi
bahan bakar. Kualitas bahan bakar solar dinyatakan dalam
angka cetan, dan dapat diperoleh dengan jalan
membandingkan kelambatan menyala bahan bakar solar
dengan kelambatan menyala bahan bakar pembanding
(reference fuels) dalam mesin uji baku CFR (ASTM D 613-
86). Sebagai 8 bahan bakar pembanding digunakan senyawa
hidrokarbon cetan atau n- heksadekan (C16H34), yang
mempunyai kelambatan penyalaan yang pendek dan
heptametilnonan (isomer cetan) yang mempunyai
kelambatan penyalaan relatif panjang.

b. Volatilitas
Volatilitas bahan bakar diesel yang merupakan faktor yang
penting untuk memperoleh pembakaran yang memuaskan
dapat ditentukan dengan uji distilasi ASTM (ASTM D 86-
90). Makin tinggi titik didih atau makin berat bahan bakar
diesel, makin tinggi nilai kalor untuk setiap galonnya dan
makin diinginkan dari segi ekonomi. Tetapi hidrokarbon
berat merupakan sumber asap dan endapan karbon serta
dapat mempengaruhi operasi mesin. Sehingga bahan bakar
diesel harus mempunyai komposisi yang berimbang antara
fraksi ringan dan fraksi berat agar diperoleh volatilitas yang
baik.

c. Viskositas
Viskositas bahan bakar solar perlu dibatasi. Viskositas yang
terlalu rendah dapat mengakibatkan kebocoran pada pompa
injeksi bahan bakar, sedangkan viskositas yang terlalu tinggi
dapat mempengaruhi kerja cepat alat injeksi bahan bakar dan
mempersulit pengabutan bahan bakar minyak akan
menumbuk dinding dan memebentuk karbon atau mengalir
menuju ke karter dan mengencerkan minyak karter. 9

d. Titik tuang dan titik kabut


Bahan bakar solar harus dapat mengalir dengan bebas pada
suhu atmosfer terendah dimana bahan bakar ini digunakan.
Suhu terendah dimana bahan bakar solar masih dapat
mengalir disebut titik tuang. Pada suhu sekitar 10° F diatas
titik tuang, bahan bakar solar dapat berkabut dan hal ini
disebabkan oleh pemisahan kristal malam yang kecil-kecil.
Suhu ini dikenal dengan nama titik kabut. Karena kristal
malam dapat menyumbat saringan yang digunakan dalam
system bahan bakar mesin diesel, maka seringkali titik kabut
lebih berarti dari pada titik tuang.

e. Sifat-sifat lain
Sifat-sifat bahan bakar solar lainnya yang perlu juga
diperhatikan ialah kebersihan, kecenderungan bahan bakar
untuk memberikan endapan karbon dan kadar belerang.
Bahan bakar solar harus bebas dari kotoran seperti air dan
pasir. Adanya pasir yang sangat halus yang terikut bahan
bakar solar dapat mengakibatkan keausan bagian injektor
bahan bakar. Kadar abu dalam bahan bakar merupakan
ukuran sifat abrasi bahan bakar. Kecenderungan bahan bakar
solar untuk memberikan endapan karbon dan asap dalam gas
buang dapat ditunjukkan dengan uji sisa karbon. Belerang
dalam bahan bakar solar dapat mengakibatkan korosi pada
sistem injeksi bahan bakar dan setelah pembakaran dapat
mengakibatkan korosi pada cincin torak, silinder, bantalan
dan sistem pembuangan gas buang.
B. PENGEMBANGAN HIPOTESIS

A. Hipotesis 1
Dalam hipotesis penelitian ini akan dijelaskan tentang dampak
lebih lanjut pengggunaan Marine Fuel Oil dan Marine Diesel
Oil. Menyikapi krisis energi dunia, maka perlu ada upaya yang
serius untuk memanfaatkan sumber energi alternatif serta dapat
memanfaatkan renewable energy yang sudah ada. Penggunaan
Marine Fuel Oil (MFO) dalam industri maritim misalnya,
ternyata bisa menghemat biaya sampai 40 persen dibanding
menggunakan solar.Demikian dikatakan pembicara dari Teknik
Sistem Perkapalan ITS dalam seminar nasional bertema
Penggunaan Marine Fuel Oil (MFO) dan Dampaknya Terhadap
Motor Diesel, Ir Indrajaya Gerianto MSc.Indrajaya mengatakan,
ada beberapa keuntungan ketika mengubah sistem bahan bakar
dari HSD (high speed diesel) ke sistem bahan bakar MFO.
Keuntungannya, karena perbedaan harga bahan MFO atau
heavy oil residu lebih rendah dari bahan bakar HSD atau minyak
solar, selisihnya berkisar Rp 1.400 per kilogram, ujar Indrajaya
dalam rilis yang kirim Humas ITS, Rabu (28/10).Apalagi kini,
MFO di pasaran dunia berkisar antara 448 dolar Amerika Serikat
(AS) per metrik ton untuk jenis residu IFO 380.

H1 : Mengubah sistem bahan bakar HSD ke MFO berpengaruh


terhadap hasil residu

H2 : Mengubah sistem bahan bakar HSD ke MFO tidak


berpengaruh terhadap hasil residu

B. HIPOTESIS 2

Penggantian menggunakan bahan bakar High Speed Diesel


(HSD) yang biasa disebut dengan minyak solar sebagai
alternatif penggantinya ketika pasokan MFO berkurang.
Tentunya dengan pergantian bahan bakar ini
mengakibatkan perubahan biaya produksi listrik. MFO
merupakan salah satu jenis minyak bakar yang berwarna
hitam pekat dan memiliki tekstur yang sangat kental,
sehingga tidak dapat diaplikasikan secara langsung.
Sehingga perlu dilakukan treatment khusus untuk
menurunkan kekentalannya. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui proses treatment MFO untuk menurunkan
kekentalan serta mengetahui perbandingan biaya produksi
dengan menggunakan bahan bakar MFO dan HSD. Metode
treatment yang digunakan ialah analisa perpindahan panas
melalui pemanasan oli (Oil Heater). Dari hasil analisa,
pemanasan oli dilakukan pada burner dengan suhu
pemanasan sebesar 180oC, kemudian oli dialirkan
disepanjang aliran bahan bakar MFO. Dengan pemakaian
bahan bakar HSD dapat meningkatkan biaya produksi
sebesar Rp 81.021.860,- per harinya. Kata Kunci : Engine
diesel, MFO, HSD, Treatment, Biaya

H1 : MFO dapat langsung digunakan untuk menjalankan


mesin

H2 : MFO tidak dapat langsung digunakan untuk


menjalankan mesin

Apabila Marine Fuel Oil langsung digunakan untuk


menjalankan mesin itu akan membutuhkan waktu yang
lama, karena MFO memiliki tingkat kekentalan yang tinggi.
Maka dari itu sebelum digunakan MFO harus dipanaskan
terlebih dahulu. Untuk menghemat biaya maka bias
digantikan dengan MDO karena memiliki tingkat
kekentalan yang rendah sehingga dapat langsung digunakan
tanpa perlu dipanaskan.
C. MODEL EMPIRIS

BAHAN
BAKAR

DAPAT DIGANTI DENGAN


MARINE MARINE
DIESEL OIL FUEL OIL

Anda mungkin juga menyukai