Anda di halaman 1dari 15

Tugas 1

Jenis-Jenis Bahan Bakar


Aridhanka Youri Al Kahfi (4215100073)
Departemen Teknik Sistem Perkapalan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Keputih, Sukolilo, Surabaya 60111

1. Pendahuluan
Bahan bakar merupakan salah satu materi yang digunakan untuk memproduksi energi
yang digunakan pada kehidupan manusia. Indonesia merupakan salah satu negara yang
menyimpan banyak sumber bahan bakar baik padat,cair, maupun gas yang terdapat pada 8
propinsi penyimpan minyak bumi terbesar. Sampai saat ini harga minyak sedang tidak jelas
dan tersiar berita bahwa persediaan minyak akan habis, oleh karena itu banyak negara
berlomba untuk berinovasi membuat sumber bahan bakar alternatif untuk menggantikan
fosil sebagai sumber bahan bakar utama, tidak terkecuali Indonesia.

Pada umumnya menggunakan gas alam atau minyak bakar di rumah kita, dan
kitamenggunakan terutama minyak bakar dan batubara untuk memanaskan
air menghasilkan steam untuk menggerakan turbin untuk sistim pembangkitan tenagayang
sangat besar. Bahan bakar tersebut batubara, minyak bakar, dan gas alam sering disebut
sebagai bahan bakar fosil.

Bahan bakar sendiri dibagi kedalam beberapa jenis, yaitu berdasarkan wujudnya seperti
cair, gas, dan padat dan berdasarkan materinya yaitu bahan bakar berkelanjutan atau yang
tidak akan pernah habis seperti matahari, dan bahan bakar yang tidak berkelanjutan yang
contohnya adalah batu bara dan minyak bumi.

2. Jenis-Jenis Bahan Bakar


2.1 Berdasarkan Wujudnya
Bahan bakar terdiri atas beberapa wujud, yaitu bahan bakar berwujud padat, cair , dan
gas.
- Bahan bakar padat
Bahan bakar padat merupakan bahan bakar berbentuk padat, dan
kebanyakan menjadi sumber energi panas. Misalnya kayu dan batubara. Energi
panas yang dihasilkan bisa digunakan untuk memanaskan air menjadi uap untuk
menggerakkan peralatan dan menyediakan energi.
Batu bara sendiri adalah salah satu bahan bakar fosil yang merupakan
batuan sedimen yang bisa terbakar. Unsur-unsur utama dari batu bara adalah
karbon, hidrgen, dan oksigen. Di Indonesia, endapan batu bara yang bernilai
2 Teknologi Bahan Bakar dan Energi Terbarukan

ekonomis terdapat di cekungan Tersier, yang terletak di bagian barat Paparan


Sunda (termasuk Pulau Sumatera dan Kalimantan), pada umumnya endapan batu
bara ekonomis tersebut dapat dikelompokkan sebagai batu bara berumur Eosen
atau sekitar Tersier Bawah, kira-kira 45 juta tahun yang lalu dan Miosen atau
sekitar Tersier Atas, kira-kira 20 juta tahun yang lalu menurut skala waktu geologi
Terdapat 2 tahap proses pembentukan batu bara, yaitu :

a. Tahap Diagenetik atau Biokimia, dimulai pada saat material tanaman terdeposisi
hingga lignit terbentuk. Agen utama yang berperan dalam proses perubahan ini
adalah kadar air, tingkat oksidasi dan gangguan biologis yang dapat menyebabkan
proses pembusukan (dekomposisi) dan kompaksi material organik serta
membentuk gambut.
b. Tahap Malihan atau Geokimia, meliputi proses perubahan dari lignit menjadi
bituminus dan akhirnya antrasit.

Gambar 1 Batu Bara Sebagai Bahan Bakar Padat

- Bahan bakar cair


Bahan bakar cair adalah bahan bakar yang strukturnya tidak rapat, jika
dibandingkan dengan bahan bakar padat molekulnya dapat bergerak bebas. Bahan
bakar cair yang biasa dipakai dalam industri, transportasi maupun rumah tangga
adalah fraksi minyak bumi. Minyak bumi adalah campuran berbagai hidrokarbon
yang termasuk dalam kelompok senyawa: parafin, naphtena, olefin, dan aromatik.
Kelompok senyawa ini berbeda dari yang lain dalam kandungan hidrogennya.
Minyak mentah, jika disuling akan menghasilkan beberapa macam fraksi, seperti:
bensin atau premium, kerosen atau minyak tanah, minyak solar, minyak bakar,
dan lain-lain.
Kelebihan dari bahan bakar cair adalah kebersihan dari pembakarannya.
Tidak seperti batu bara yang terlihat kotor ketika dibakar, minyak bumi memiliki
hasil yang bersih dari pembakarannya. Selain itu penanganan yang dilakukan
untuk minyak mentah juga lebih mudah jika dibandingkan dengan bahan bakar
padat. Distribusi bahan bakar cair pun lebih mudah. Dari semua kelebihan itu,
Teknlogi Bahan Bakar dan Energi Terbarukan 3

secaa teknis bahan bakar cair merupakan bahan bakar terbaik. Berikut ini adalah
beberapa bahan bakar cair yang biasa digunakan pada transportasi dan industri.
1. Bensin
Bensin adalah salah satu jenis bahan bakar minyak yang
dimaksudkan untuk kendaraan bermotor roda dua, tiga, atau empat.
Dewasa ini, tersedia tiga jenis bensin, yaitu premium, pertamax, dan
pertamax plus. Ketiganya mempunyai mutu atau perilaku
(performance) yang berbeda. Adapun mutu bahan bakar bensin
dikaitkan dengan jumlah ketukan (knocking) yang ditimbulkannya
dan dinyatakan dengan nilai oktan. Semakin sedikit ketukan,
semakin baik mutu bensin, dan semakin tinggi nilai oktannya. Fraksi
bensin dari hasil penyulingan mempunyai nilai oktan yang rendah.
Hal itu terjadi karena sebagian besar bensin dari hasil penyulingan
terdiri dri alkana rantai lurus. Nilai oktan bensin harus ditingkatkan
sebelum dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan. Hal ini
dapat dilakukan dengan reforming atau menambahkan zat
antiketukan.
2. Minyak tanah/kerosene
Minyak tanah adalah cairan hidrokarbon yang tak berwarna dan
mudah terbakar. Dia diperoleh dengan cara distilasi fraksional dari
petroleum pada 150 C dan 275 C (rantai karbon dari C12 sampai
C15). Minyak tanah digunakan sebagai bahan bakar mesin jet (lebih
teknikal Avtur, Jet-A, Jet-B, JP-4 atau JP-8). Sebuah bentuk dari
minyak tanah dikenal sebagai RP-1 dibakar dengan oksigen cair
sebagai bahan bakar roket. Minyak tanah didistilasi langsung dari
minyak mentah membutuhkan perawatan khusus, dalam sebuah unit
Merox atau hidrotreater, untuk mengurangi kadar belerang dan
pengaratannya. Minyak tanah dapat juga diproduksi oleh
hidrocracker, yang digunakan untuk memperbaiki kualitas bagian dari
minyak mentah yang akan bagus untuk bahan bakar minyak.

Gambar Minyak Tanah di Pasaran


4 Teknologi Bahan Bakar dan Energi Terbarukan

3. Bahan Bakar Diesel


Bahan bakar diesel secara umum adalah bahan bakar cair
apapun yang digunakan untuk mesin diesel. Jenis yang paling umum
adalah minyak bahan bakar yang berasal dari hasil distilasi fraksi
minyak bumi, namun ada juga produk selain dari turunan minyak
bumi seperti biodiesel, diesel biomassa menjadi cairan atau diesel gas
menjadi cairan. Untuk membedakan jenis-jenis diesel, bahan bakar
dari minyak bumi umumnya disebut petrodiesel. Diesel dengan
sulfur ultra-rendah (ULSD) adalah standar untuk mendefinisikan
bahan bakar diesel dengan kandungan sulfur yang telah
direndahkan. Kualiatas bahan bakar diesel bisa ditentukan melalui
kadar angka cetane. Angka cetane memiliki nilai 0 sampai 100 yang
menunjukkan pembakaran relative. Angka ini sekaligus sebagai salah
satu sejumlah factor terukur dari karakteristik keseluruhan dan
kualitas solar. Jika bahan bakar diesel memiliki angka 100, maka
bahan bakar diesel ini memiliki cetane murni dan akan sangat mudah
terbakar. Karena semakin tinggi angka cetane, semakin tinggi pula
kualitas bahan bakar. Cetane ini lebih dipilih sebagai standar
penggambaran kemudahan pemabakaran relative bahan bakar diesel
karena paling mudah menyala dalam ruang pembakaran.
Solar memiliki beberapa jenis yaitu :
High Speed Diesel (HSD)
HSD merupakan bahan bakar jenis solar yang
digunakan untuk mesin diesel yang memiliki performa
untuk jumlah cetane 45. Umumnya mesin yang
menggunakan bahan bahar HSD merupaka mesin yang
menggunakan sistem injeksi pompa dan elektronik
injeksi. Jadi pada dasarnya bahan bakar ini
diperuntuhkan untuk kendaraan bermotor dan bahan
bakar peralatan industri.
Marine Fuel Oil (MFO)
MFO dihasilkan dari proses pengolahan minyak berat
(residu) sehingga memiliki kekentalan yang lebih
tinggi. Jenis ini sering dugunakan sebagai bahan bakar
langsung pada sektor industri untuk mesin-mesin
diesel yang memiliki kecepatan proses yang rendah..
Industrial Diesel Oil (IDO)
IDo dihasilkan dari proses penyulingan minyak
mentah pada temperatur rendah, biasanya jenis ini
memiliki kandungan sulfur yang tergolong rendah
sehingga dapat diterima oleh Medium Speed Diesel
Engine.
Biodiesel
Bahan bakar biodiesel merupakan jenis bahan bakar
yang cukup baik sebagai pengganti solar yang berasal
dari fraksi minyak bumi, hal ini disebabkan karena
Teknlogi Bahan Bakar dan Energi Terbarukan 5

biodiesel merupakan sumber energi yang dapat


diperbaharui karena berasal dari minyak nabati dan
hewani walaupun. Secara kimia, susunan biodiesel
terdiri dari campuran mono-alkyl ester dan rantai
panjang asam lemak, Biodiesel merupakan bahan
bakar yang tidak memiliki kandungan berbahaya bila
terlepas ke udara, karena sangat mudah untuk terurai
secara alami. Dalam proses pembakarannya, bahan
bakar jenis ini hanya menghasilkan karbon monoksida
serta hidrokarbon yang relatif rendah sehingga cukup
aman bagi lingkungan sekitar, hal ini lah yang
membuat biodiesel memenuhi persyaratan sebagai
bahan bakar.

Gambar 2 Solar
- Bahan bakar gas
Bahan bakar gas ada dua jenis, yakni Compressed Natural Gas (CNG) dan
Liquid Petroleum Gas (LPG). CNG pada dasarnya terdiri dari metana sedangkan
LPG adalah campuran dari propana, butana dan bahan kimia lainnya. LPG yang
digunakan untuk kompor rumah tangga, sama bahannya dengan Bahan Bakar Gas
yang biasa digunakan untuk sebagian kendaraan bermotor.
LPG (Liquid Petroleum Gas) adalah Gas yang diperoleh dari kilang-kilang
minyak bumi atau kilang-kilang Gas alam. Pada proses pemisahan minyak bumi
dalam kilang fraksionasi, Gas-Gas komponen LPG ini menempati fraksi paling
atas. Gas yang menjadi komponen LPG ini adalah campuran antara Gas Propana
(C3H8), Butana (C4H10) dan beberapa senyawa Hidrokarbon (C-H) lainnya yang lebih
berat massa jenisnya seperti pentan. LPG memiliki beberapa sifat yaitu,
1. Cairan dan Gasnya sangat mudah terbakar.
2. Gas tidak beracun, tidak berwarna dan biasanya berbau menyengat.
3. Gas dikirimkan sebagai cairan yang bertekanan di dalam tangki atau silinder.
6 Teknologi Bahan Bakar dan Energi Terbarukan

4. Cairan dapat menguap jika dilepas dan menyebar dengan cepat.


5. Berat Jenis Gas LPG lebih besar dari Berat Jenis udara
Compressed Natural Gas (CNG) di Indonesia juga dikenal dengan istilah
Bahan Bakar Gas (BBG). CNG adalah bahan bakar yang berasal dari gas alam yang
terkompresi pada tekanan penyimpanan 200-248bar dan berguna sebagai bahan
bakar pengganti bensin, solar, dan LPG. Bahan bakar CNG memang masih
memproduksi CO2 sebagai hasil pembakarannya, namun jauh lebih ramah
lingkungan jika dibandingkan dengan bahan bakar yang lain. CNG yang berasal
dari gas alam, tersusun atas gas metana (CH4) sebagai senyawa kimia paling
banyak. Dan berikut adalah senyawa-senyawa kimia penyusun CNG:
Hidrogen (H2) = 1,82%
Metana (CH4) = 93,33%
Etilena (C2H4) = 0,25%
Karbonmonoksida (CO) = 0,45%
Karbondioksida (CO2) = 0,22%
Nitrogen (N2) = 3,40%
Oksigen (O2) = 0,35%
Hidrogen sulfida (H2S) = 0,18%

Gambar 3 LPG yang digunakan pada industri

Gambar 4 Penggunaan CNG Pada Mobil


Teknlogi Bahan Bakar dan Energi Terbarukan 7

2.2 Berdasarkan Materi nya

Berdasarkan materinya, bahan bakar dibedakan menjadi 2, yaitu bahan bakar


berkelanjutan dan bahan bakar tidak berkelanjutan.
- Bahan bakar tidak berkelanjutan
Bahan bakar tidak berkelanjutan bersumber pada materi yang diambil dari alam
dan bersifat konsumtif. Sehingga hanya bisa sekali dipergunakan dan bisa habis
keberadaannya di alam. Misalnya bahan bakar berbasis karbon seperti produk-
produk olahan minyak bumi.
- Bahan bakar berkelanjutan
Bahan bakar berkelanjutan bersumber pada materi yang masih bisa digunakan lagi
dan tidak akan habis keberadaannya di alam. Misalnya tenaga matahari.

3. Sumber Bahan Bakar


Setiap bahan bakar yang ada pasti memiliki sumber yang kemudian diolah menjadi sebuah
energi. Nantinya energy tersebut digunakan untuk kebutuhan hidup manusia. Terdapat 3
jenis sumber bahan bakar yang sampai saat ini digunakan untuk dijadikan sebuah energi,
yaitu batu bara, minyak mentah, dan gas alam.
- Petroleum
Disebut juga minyak mentah, minyak bumi istilah mencakup beberapa
jenis hidrokarbon, yaitu senyawa yang terutama terdiri darihidrogen dan karbon,
tetapi mungkin mengandung unsur-unsur lain juga.Minyak terbentuk terutama
dari vegetasi laut dan bakteri yang hidup dilautan atau air asin lingkungan jutaan
tahun lalu lainnya. Kumpulan minyak sering ditemukan di lokasi yang sama
seperti gas alam, masing-masing yangdapat diekstraksi untuk produksi energi.

Gambar 5 Ilustrasi Gambar Lokasi Minyak Bumi


- Batubara
Batubara terbentuk dari tumbuhan, lumut dan pohon-pohon yang
tinggal di dekat garis pantai dan di rawa-rawa dan rawa jutaan tahun yanglalu.
Ketika tanaman tersebut mati, mereka perlahan-lahan ditutupi dengansedimen
dan dari waktu ke waktu menekan jauh ke dalam bumi di manamereka
dipengaruhi oleh meningkatnya panas dan tekanan. Dengan kondisitersebut,
8 Teknologi Bahan Bakar dan Energi Terbarukan

materi organik menjadi lebih kaya dalam karbon dan hidrogen, dan semakin
kekurangan oksigen. Batubara berjalan melalui berbagai tahap pembangunan
berdasarkan peningkatan kadar karbon, dan batu bara mengandung kadar tinggi
karbon terbakar bersih dibandingkan dengantingkat yang lebih rendah. Bentuk
paling murni batubara grafit, yang hampir seluruhnya terdiri dari karbon.

Gambar 6 Tambang Batu Bara Sebagai Sumber Bahan Bakar Padat


- Gas Alam
Gas alam terbentuk terutama dari sisa-sisa plankton, atau jenisorganisme
air kecil termasuk ganggang. Sebagian besar terdiri dari metana,gas alam yang
sering ditemukan di atas simpanan minyak bumi karenakepadatan lebih rendah,
dan diekstraksi dalam proses yang sama. Gas alam lebih disukai karena luka bakar
lebih bersih daripada batu bara dan minyak bumi. Gas alam umumnya digunakan
dalam perumahan dan industrimakanan untuk masak, pemanas air dan lain-lain.
Komposisi dari gas alam adalah :
Komponen %

Metana (CH4) 80-95

Etana (C2H6) 5-15

Propana (C3H8) and Butana (C4H10) <5

Tabel 1 Komposisi Gas Alam

4. Teknologi Pengolahan/Produksi Bahan Bakar


Bahan bakar yang tersedia pada industri berasal dari bahan mentah yang diolah
menjadi energi. Dari jenis-jenis bahan bakar tersebut memiliki teknologi pengolahan yang
berbeda-beda.
Teknlogi Bahan Bakar dan Energi Terbarukan 9

a. Batu Bara
Adapun beberapa tahapan untuk proses pengolahan batu bara sebagai
berikut:

Gambar 7 Flow Chart Pengolahan Batu Bara


Dalam mengolah batu bara, diperlukan teknologi pengolahan dari bahan
mentah menjadi batu bara yang bisa dipakai pada industri.
1. Gasifikasi (coal gasification)
Secara sederhana, gasifikasi adalah proses konversi materi
organik (batubara, biomass atau natural gas) biasanya padat menjadi CO
dan H2 (synthesis gases) dengan bantuan uap air dan oksigen pada
tekanan atmosphere atau tinggi. Rumus sederhananya:
Coal + H2O + O2 H2 + CO
2. Fisher Tropsch proses
Fisher Tropsch adalah sintesis CO/H2 menjadi produk
hidrokarbon atau disebut senyawa hidrokarbon sintetik/ sintetik oil.
Sintetik oil banyak digunakan sebagai bahan bakar mesin
industri/transportasi atau kebutuhan produk pelumas (lubricating oil).
3. Hidrogenasi (hydrogenation)
Hidrogenasi adalah proses reaksi batubara dengan gas hydrogen
bertekanan tinggi. Reaksi ini diatur sedemikian rupa (kondisi reaksi,
katalisator dan kriteria bahan baku) agar dihasilkan senyawa hidrokarbon
sesuai yang diinginkan, dengan spesifikasi mendekati minyak mentah.
Sejalan perkembangannya, hidrogenasi batubara menjadi proses
alternativ untuk mengolah batubara menjadi bahan bakar cair pengganti
produk minyak bumi, proses ini dikenal dengan nama Bergius proses,
disebut juga proses pencairan batubara (coal liquefaction).
4. Pencairan Batu Bara Metde Langsung (DCL)
DCL adalah proses hydro-craacking dengan bantuan katalisator.
Prinsip dasar dari DCL adalah meng-introduksi-an gas hydrogen
10 Teknologi Bahan Bakar dan Energi Terbarukan

kedalam struktur batubara agar rasio perbandingan antara C/H menjadi


kecil sehingga terbentuk senyawa-senyawa hidrokarbon rantai pendek
berbentuk cair. Proses dari pencarian batu bara dengan metode langsung
sangat bervariasi, adapun yang membuat proses tersebut bervariasi
adalah sebagai berikut :
Pencapaian dari sebuah proses DCL sangat tergantung daripada
jenis feedstock/(spesifikasi batubara) yang dipergunakan,
sehingga tidak ada sebuah sistem yang bisa optimal untuk
digunakan bagi segala jenis batubara.
Jenis batubara tertentu mempunyai kecenderungan membentuk
lelehan (caking perform), sehingga menjadi bongkahan besar
yang dapat membuat reaktor kehilangan tekanan dan gradient
panas terlokalisasi (hotspot). Hal ini biasanya diatasi dengan
mencampur komposisi batubara, sehingga pembentukan lelehan
dapat dihindari.
Batubara dengan kadar ash yang tinggi lebih cocok untuk proses
gasifikasi terlebih dahulu, sehingga tidak terlalu mempengaruhi
berjalannya proses.

Batu bara dapat juga dikonversikan menjadi energi listrik melalui


beberapa tahap yaitu, batu bara ketel uap, juga disebut batu bara termal,
digunakan di pembangkitlistrik untuk mengalirkan listrik. Pembangkit listrik
konvensional yang pertamamenggunakan batu bara bongkahan yang dibakar
diatas rangka bakar dalam keteluntuk menghasilkan uap. Kini, batu bara
digiling dahulu menjadi bubuk halus,yang meningkatkan area permukaan
dan memungkinkan untuk terbakar secara lebih cepat. Dalam sistem
pulverised coal combustion (PCC) (pembakaran serbuk batu bara) ini, serbuk
batu bara ditiupkan ke dalam ruang bakar ketel dan serbuk batu bara tersebut
di bakar pada suhu yang tinggi. Gas panas dan energi panasyang dihasilkan
mengubah air dalam tabung-tabung ketel menjadi uap.Uap tekanan tinggi
disalurkan ke dalam suatu turbin yang memiliki ribuan bilah baling-baling.
Uap mendorong bilah-bilah tersebut sehingga poros turbin berputar dengan
kecepatan yang tinggi. Satu pembangkit listrik terpasang di salah satuujung
poros turbin dan terdiri dari kumparan kabel terbuka. Listrik dihasilkan pada
saat kumparan trsebut berputar dengan cepat dalam suatu medan
magnetik yang kuat.
b. Bensin
Minyak mentah yang baru dipompakan ke luar dari tanah dan belum
diproses umumnya tidak begitu bermanfaat. Agar dapat dimanfaatkan secara
optimal, minyak mentah tersebut harus diproses terlebih dahulu di dalam
kilang minyak.
Minyak mentah merupakan campuran yang amat kompleks yang
tersusun dari berbagai senyawa hidrokarbon. Di dalam kilang minyak
tersebut, minyak mentah akan mengalami sejumlah proses yang akan
memurnikan dan mengubah struktur dan komposisinya sehingga diperoleh
produk yang bermanfaat.
Teknlogi Bahan Bakar dan Energi Terbarukan 11

Secara garis besar, proses yang berlangsung di dalam kilang minyak


dapat digolongkan menjadi 5 bagian, yaitu:
Proses Distilasi, yaitu proses penyulingan berdasarkan perbedaan
titik didih; Proses ini berlangsung di Kolom Distilasi Atmosferik dan
Kolom Destilasi Vakum.
Proses Konversi, yaitu proses untuk mengubah ukuran dan struktur
senyawa hidrokarbon. Termasuk dalam proses ini adalah:
Dekomposisi dengan cara perengkahan termal dan katalis
(thermal and catalytic cracking)
Unifikasi melalui proses alkilasi dan polimerisasi
Alterasi melalui proses isomerisasi dan catalytic reforming
Proses Pengolahan (treatment) yaitu dimaksudkan untuk menyiapkan
fraksi-fraksi hidrokarbon untuk diolah lebih lanjut, juga untuk diolah
menjadi produk akhir.
Formulasi dan Pencampuran (Blending), yaitu proses pencampuran
fraksi-fraksi hidrokarbon dan penambahan bahan aditif untuk
mendapatkan produk akhir dengan spesikasi tertentu.
Proses-proses lainnya, antara lain meliputi: pengolahan limbah,
proses penghilangan air asin (sour-water stripping), proses
pemerolehan kembali sulfur (sulphur recovery), proses pemanasan,
proses pendinginan, proses pembuatan hidrogen, dan proses-proses
pendukung lainnya.

Gambar 8 Flow Chart Minyak Mentah Yang Diproduksi Menjadi Bensin


12 Teknologi Bahan Bakar dan Energi Terbarukan

c. LPG
Dalam memproduksi bahan bakar gas jenis LPG atau yang biasa
digunakan pada industri rumah tedapat beberapa tahap, yaitu :
1. Tahapan Purifikasi
Proses di Plant 1 adalah pemurnian gas dengan pemisahan
kandungan CO2 (Carbon Dioksida) dari gas alam. Kandungan CO2
tersebut harus dipisahkan agar tidak mengganggu proses selanjutnya.
Pemisahan CO2 dilakukan dengan proses absorbsi larutan Mono
Ethanol Amine (MEA), yang sekarang diganti dengan Methyl De
Ethanol Amine (MDEA) produksi Ucarsol. Proses ini dapat
mengurangi CO2 sampai di bawah 50 ppm dari aliran gas alam. Batas
maksimum kandungan CO2 pada proses selanjutnya adalah 50 ppm.
2. Tahap Pembersihan
Berfungsi melakukan pembersihan terhadap impurities yang
terkandung di gas alam yang akan digunakan sebagai umpan dalam
unit Pencairan (Liquefaction), pada unit ini meliputi pembersihan
terhadap H2O dan Hg.
a. Pembersihan kandungan Air (H2O)
Tujuannya adalah untuk membersihkan H2O yang
terkandung dalam gas alam, untuk menghindari terjadinya
pembekuan H2O pada temperature pendinginan dibawah
0oC yang dapat menyebabkan penyumbatan pada peralatan,
penyerapan air dapat dilakukan secara adsorpsi dimana
adsorbent padat selain harus dapat menyerap H2O sampai
kadarnya kurang dari 2 ppm, juga harus dapat diregenerasi
sehinggga dapat digunakan dalam jangka waktu relatif
lama. Dengan menggunakan 2 adsorber yang berisi unggun
adsorbent padat maka proses adsorbsi H2O pada gas alam
dan regenerasinya dapat dilakukan secara bergantian.
b. Pembersihan kandungan Merkuri (Hg)
Kehadiran Merkuri pada gas alam umpan dapat
mengakibatkan terjadinya korosi pada pipa Alumunium
yang dipasang dalam plate Exchanger (PE) sebagai sarana
transfer panas dalam proses pencairan, dimana melarutnya
Aluminium dalam merkuri cair membentuk Amalgam yang
dapat mengakibatkan mengurangi kekuatan dari tube-tube
tersebut sehingga menyebabkan kebocoran.
Proses pembersihan kandungan Merkuri dari Gas alam
umpan yang popular dan banyak dilakukan dengan proses
adsorpsi kimia yaitu menggunakan adsorbent carbon active
yang diperkaya dengan Sulphur 12 % (Sulphur Impregnated
Activated Carbon), mercuri akan diserap oleh adsorben dan
berekasi dengan sulphur HgS (Merkuri Sulfida)
Teknlogi Bahan Bakar dan Energi Terbarukan 13

3. Tahapan Pencairan
Pada tahapan ini, gas yang keluar dari unit pembersih masuk ke
chiller dengan sistem Refrigerasi dengan media pendingin propane
(Propane Refrigerant Unit) dengan sistem Counter Current yaitu :
Pemanfaatan setiap kalor yang dilepaskan dari bahan yang
diinginkan untuk memanaskan bahan lain yang juga berfungsi
sebagai pendingin.
4. Tahap Pemisahan (Fractination)
Pada tahap ini proses untuk pemisahan komponen-komponen
LPG (C3 dan C4) dari komponen-komponen lainnya. Dasar
pemisahan berdasarkan titik didih dari masing-masing
komponen.Minyak bumi atau minyak mentah sebelum masuk
kedalam kolom fraksinasi (kolom pemisah) terlebih dahulu
dipanaskan dalam aliran pipa dalam furnace (tanur) sampai dengan
suhu 350C. Minyak mentah yang sudah dipanaskan tersebut
kemudian masuk kedalam kolom fraksinasi. Untuk menjaga suhu
dan tekanan dalam kolom maka dibantu pemanasan dengan steam
(uap air panas dan bertekanan tinggi).
Karena perbedaan titik didih setiap komponen hidrokarbon
maka komponen-komponen tersebut akan terpisah dengan
sendirinya, dimana hidrokarbon ringan akan berada dibagian atas
kolom diikuti dengan fraksi yang lebih berat dibawahnya. Pada tray
(sekat dalam kolom) komponen itu akan terkumpul sesuai fraksinya
masing-masing. Pada setiap tingkatan atau fraksi yang terkumpul
kemudian dipompakan keluar kolom, didinginkan dalam bak
pendingin, lalu ditampung dalam tanki produknya masing-masing.

Gambar 8 Pengolahan LNG dari Gas Alam


14 Teknologi Bahan Bakar dan Energi Terbarukan

5. Ketersediaan Sumber Bahan Bakar


Hingga saat ini energi fosil masih menjadi sumber utama untuk memenuhi
kehidupan masyarakat di Indonesia terutama untuk keperluan bahan bakar minyak (BBM).
Menurut data yang tertera pada pertamina kebutuhan konsumsi masyarakat Indonesia
mencapai 1,3 juta barrel per hari, sedangkan produksi dalam negri sendiri hanya mencapai
950 ribu barrel per hari. Hal ini, juga berjalan pararel dengan semakin tinggi nya populasi
penduduk di Indonesia sehingga kebutuhan akan transportasi juga semakin meningkat dan
sejalan dengan harga minyak dunia yang tidak stabil. Jika hanya mengandalkan sumber
energi dari minyak maka dipastikan sumber tersebut akan habis.
Oleh karena itu saat ini sedang dikembangkan sumber bahan bakar alternatif yang
bisa dikonversikan menjadi energi. Saat ini di Indonesia sedang digencarkan
pengembangan sumber energi terbarukan yang nanti nya bisa menggantikan sumber energi
saat ini yang kebanyakan berasal dari minyak. Sumber energi terbarukan yang berpotensi
untuk dikembangkan kedepannya adalah bahan bakar nabati (BBN). Sumber bahan bakar
nabati sendiri berasal dari tumbuhan. Saat ini penggunaan kelapa dan sawit sudah
digunakan pada proses pembuatan biodiesel, namun di Indonesia sendiri lahan sawit
banyak yang dirusak dan dibakar sehingga menjadi pertimbangan pemerintah.
Untuk mengembangkan BBN nantinya pemerintah akan menggalakkan
pengembangan BBN jenis bioethanol. Bioethanol sendiri bisa berasal dari tanaman seperti
singkong,ubi jalar, dan tebu. Jika pengembangan ini berjalan mulus maka dapat membantu
perekonomian dari masyarakat Indonesia yang mayoritas juga merupakan petani.

Gambar 9 Ilustrasi tanaman singkong menjadi bahan bakar nabati


Teknlogi Bahan Bakar dan Energi Terbarukan 15

6. Kesimpulan
Kebutuhan manusia akan bahan bakar untuk dikonversikan menjadi sebuah energi sangat
penting untuk menunjang kehidupan manusia itu sendiri. Dari beberapa jenis bahan bakar
yang tersedia di alam, masih banyak yang belum di eksploitasi oleh manusia.
Pengembangan bahan bakar alternatif selain bahan bakar fosil juga harus bergerak pararel
agar ketika bahan bakar utama tersebut habis tidak akan mengganggu stabilitas kehidupan
manusia. Nanti nya bahan bakar nabati diharapkan mampu menggantikan BBM yang selain
lebih ramah lingkungan juga membuat keuntungan bagi masyarakat Indonesia

7. Daftar Pustaka
https://bisakimia.com/2016/08/22/proses-pengolahan-lpg-dari-gas-alam-
murni/https://id.wikipedia.org/wiki/Bahan_bakar#Jenis-jenis_bahan_bakar
https://id.wikipedia.org/wiki/Batu_bara
http://www.pengertianilmu.com/2015/02/pengertian-bensin.html
https://www.proenergi.com/articles/berita/mengenali-kualitas-bahan-bakar-diesel/
http://www.academia.edu/18077882/FLOW_CHART_TAHAPAN_PROSES_PENGOLAH
AN_BATUBARA
http://www.kompasiana.com/wardhanahendra/bahan-bakar-nabati-energi-untuk-masa-
depan-indonesia_5529658ff17e61096b8b4585
http://www.kemenperin.go.id/artikel/11320/Ketahanan-Energi-Indonesia-Merosot

Anda mungkin juga menyukai