Anda di halaman 1dari 14

BAB II.

PEMBAHASAN

3.1. Bensin dan karakteristiknya


Bensin adalah salah satu produk hasil pengolahan minyak bumi dan merupakan zat cair
yang memeiliki kemampuan untuk menguap pada suhu yang rendah, komponen utama yang
terkandung di dalam bensin yaitu oktana dan n-heptana, molekul-molekul yang terdapat pada
bensin memiliki kecenderungan untuk lepas dari permukaan bila dibandingkan dengan zat
cair yang lain, makin tinggi temperatur yang terdapat pada lingkungan sekitar bensin maka
semakin tinggi pula proses pelepasan molekul-molekul dari permukaan. Bensin dihasilkan
dari unit pengolahan minyak bumi dengan cara destilasi bertingkat, selanjutnya fraksi
tersebut akan akan di konversi untuk memecahkan fraksi-fraksi berat pada proses
hydrocracking misalnya fraksi kerosen (minyak tanah) setelah dikonversi akan
menghasilkan fraksi bensin. Umumnya bensin sering juga disebut sebagai gasoline atau
petrol yang digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor (Ridwan, 2014).

Menurut Ridwan (2014) sebagai bahan bakar, bensin harus memiliki standar tertentu
agar dapat melakukan pembakaran secara baik dan mampu memberikan tenaga pada mesin
kendaraan, berikut sifat-sifat utama pada bensin:

1. Kecepatan Penguapan
Kecepatan penguapan pada bensin diartikan sebagai mudah tidaknya bensin tersebut
mengalami penguapan pada kondisi tertentu, kondisi ini akan terjadi apabila disekitar
bensin terdapat kandungan oksigen yang cukup dan disertai dengan temperatur yang
cukup, makin tinggi temperatur maka makin cepat juga molekul-molekul bensin
mengalami penguapan.
2. Kecenderungan Berdetonasi
Kecenderungan berdetonasi memiliki peran penting bagi suatu jenis bensin, denotasi yaitu
proses pembakaran di dalam mesin yang menimbulkan panas akibat pembakaran yang
menyebabkan campuran bensin yang belum terkena percikan api dari busi dapat
mengalami pembakaran dengan sendirinya akibat penguapan karena suhu yang panas dari
proses pembakaran sebelumnya. Kecenderungan detonasi yang tinggi dapat menyebabkan
pengaruh yang buruk terhadap motor.

Kecenderungan bensin untuk berdetonasi dinyatakan dalam bilangan oktan, bilangan oktan
pada bensin ialah bilangan bulat yang terdiri dari beberapa persen campuran iso-oktana dan
heptana, bilangan iso-oktana diberi nilai 100 sedangkat heptana diseri nilai nol. Jika bensin
memiliki bilangan oktan 86, maka bensin tersebut memiliki campuran 86% iso-oktana dan
24% heptana. Semakin tinggi bilangan oktan yang dimiliki suatu bensin maka
kecenderungan detonasi pada bensin tersebut akan semakin rendah.
3. Kadar Belerang (sulfur)
Kadar belerang yang tinggi pada bensin dapat mengganggu proses pembakaran dan
merusak komponen mesin. Batas kadar belerang yang ditetapkan yaitu 2% dan dianjurkan
agar lebih kecil dari batas tersebut.

4. Kadar Damar
Kadar damar pada bensin dapat menyebapkan kerusakan pada mesin seperti katup, saluran
pembuangan dan torak karena damar memiliki sifat yang mudah menempel. Selain
memiliki dampak buruk terhadap mesin, kadar damar dapat menurunkan bilangan oktan
pada bensin saat berada didalam tanki penyimpanan. Jadi semakin lama proses
penyimpanan bensin maka kandungan damar akan semakin bertambah, batas kadar damar
yang ditoleransi maksimum 10 mg tiap 100 cm3 volume bensin.
5. Titik Beku
Suhu dimana bensin mulai mengalami pembekuan disebut dengan titik beku bensin. Proses
pembekuan pada bensin dapat terjadi jika didalam bensin tersebut memiliki kandungan
aromat, aromat-aromat inilah yang akan mengalami pembekuan pada suhu tertentu.
Apabila proses pembekuan terjadi, hal ini dapat menyebabkan penyumbatan pada suluran
alir bensin. Untuk daerah yang memiliki cuaca yang dingin maka bensin yang digunakan
pada mesin kendaraan harus memiliki titik beku yang rendah, sekitar -50°C.
6. Titik Embun
Suhu dimana bensin mulai mengalami pengembunan disebut dengan titik embun bensin.
Saat penggunaan bensin yang memiliki titik embun yang tinggi, maka tetesan bensin yang
belum menguap pada saluran isap dapat ikut masuk kedalam silinder sehingga penggunaan
bensin menjadi boros. hal ini disebabkan karena di dalam silinder terdapat campuran
dengan kondisi yang tidak homogen sehingga dapat menyebabkan pembakaran yang tidak
baik. Pada dasarnya, titik embun pada kendaraan bermotor dibatasi dengan 140°C.
7. Titik Nyala
Titik nyala bensin adalah suhu terendah dimana uap bensin yang telah bercampur dengan
udara dapat terbakar jika terkena percikan api, titik nyala bensin berkisar antara -15°C
sampai -43°C.
8. Berat Jenis
Berat jenis bensin sering dinyatakan dalam skala standar API (American Petroleum
Institute), dengan standar 67,8°API atau 0.71-0,77 g/cm3.

3.2. Sifat Fisika Dan Kimia Bensin


Sifat Fisik Gasoline (Wijanarko, 2006)
1. Rumus Kimia : C4-C12
2. Berat Molekul : 100-105
3. Kadar Oksigen (% Berat) : 0-4
4. Net Lower Heating Value (MJ/Kg) : 43.5
5. Panas Laten (kJ/L) : 223.2
6. Stoichiometric air/fuel Ratio : 14.6
7. Tekanan Uap pada 23,5 oC (kPa) : 60-90
8. Motor Octane Number : 82-92
9. Research Octane Number : 91-100
10. Titik Nyala (°C) : (-10°C sampai –15°C)
11. Berat Jenis : 0,6-0,78
12. Jumlah Panas yang dihasilkan(kcal/kg) : 9.500 – 10.500

Sifat Kimia Gasoline (Wiranata, 2014)

- Mudah menguap pada temperatur normal


- Tidak berwarna, tembus pandang, dan berbau
- Dapat melarutkan oli dan karet
- Menghasilkan jumlah panas yang besar (9.500 – 10.500 kcal/kg)
- Sedikit meninggalkan carbon setelah dibakar

3.3. Jenis-Jenis Bensin


Gasoline yaitu BBM yang banyak diperlukan, nyaris 45% keseluruhan product
minyak bumi diusahakan jadi BBM ini. Product ini kebanyakkan datang dari
system sekunder karena disaratkan angka oktannya mest i tinggi. BBM ini di
Indonesia dimaksud Premium, Super dan atau benzole. Pemakaiannya untuk
kendaraan penumpang, motor dan pesawat terbang yg tidak bermesin jet. Syifa
Putri (2016) mengatakan bahwa spesifikasi bahan bakar minyak ini diantaranya :
a. Pertamax Plus
Yaitu bahan bakar motor bensin tanpa ada timbal yang di produksi dari High Octane
Mogas Component (HOMC) yang berkualitas tinggi ditambah dengan bahan aditif
generasi paling baru sesuai sama keperluan yang direferensikan pabrikan kendaraan
bermotor. Bahan bakar ini diformulasikan spesial untuk penuhi tuntutan akan bahan
bakar minyak yang bisa melayani mesin yang bekerja pada kompresi tinggi namun ramah
lingkungan dan lebih aman pada kesehatan manusia. Pertamak plus memiliki angka
oktan minimum 95 di mana angka oktan ini lebih tinggi dari premix dan premium.
Pertamax plus di pasarkan tanpa ada di beri pewarna (bening) direferensikan untuk
kendaraan keluaran th. 1992 keatas atau kendaraan yang memakai katalistik konverter.
 Dari Segi Teknologi:
Pembakaran lebih sempurna karena memiliki RON 95. Pertamax plus bisa
menerima tekanan pada mesin berkompresi tinggi sehingga dapat bekerja dengan
optimal pada gerakan piston. Pertamax Plus dapat membersihkan timbunan deposit
pada fuel injector, inlet valve, dan ruang bakar, timbunan ini dapat menurunkan
performa mesin kendaraan. Pertamax Plus juga dapat melarutkan air di dalam
tangki mobil sehingga dapat mencegah karat dan korosi pada saluran dan tangki
bahan bakar (Pujiono, 2015).
 Dari Segi Ekonomi:
BBM jenis Pertamax tidak disubsidi oleh pemerintah sehingga harganya mengikuti
harga minyak internasional (Pujiono, 2015).
 Dari Segi Polusi yang dihasilkan:
Menghasilkan NOx dan Cox paling sedikit dibandingkan jenis BBM lain (Pujiono,
2015).
 Dari Segi Pembuatan:
Mengandung Toluene sebagai peningkat oktannya (Pujiono, 2015).
b. Pertamax
Yaitu bensin tanpa ada timbal dengan kandungan aditif generasi canggih yang bisa
bersihkan Intake Valve Port Fuel Injektor dan ruangan bakar dari carbon. Memiliki
angka oktan 92 dan bisa dipakai pada kendaraan dengan kompresi yang tinggi.Saran
kami gunakanlah pertamina solusi bahan bakar berkualitas dan ramah lingkungan seperti
pertamax. Karena dapat menjaga mesin ada dari korosi. Sehingga mesin lebih awet dan
tahan lama.
 Dari Segi Teknologi:
Pertamax dapat menerima tekanan pada mesin berkompresi tinggi sehingga dapat
bekerja dengan optimal pada gerakan piston. Hasilnya, tenaga mesin yang
menggunakan pertamax lebih maksimal. Pembakaran pada Pertamax Lebih
sempurna daripada Premium dan Pertalite karena memiliki kadar RON 92 (Pujiono,
2015).
 Dari Segi Ekonomi:
BBM jenis Pertamax tidak disubsidi oleh pemerintah sehingga harganya mengikuti
harga internasional (Pujiono, 2015).
 Dari Segi Polusi yang dihasilkan:
Menghasilkan NOx dan Cox dalam jumlah yang sangat sedikit (Pujiono, 2015).
 Dari Segi Pembuatan:
Mengandung Ethanol sebagai peningkat bilangan oktannya (Pujiono, 2015).

c. Premium Tanpa ada Timbal (Super TT)


Yaitu bahan bakar motor bensin yg tidak memiliki kandungan timbale dan komponen
HOMC. Bahan bakar ini bisa dipakai pada kendaraan yang memakai Catalitic Conventer.
d. Premium
Yaitu bahan bakar jenis ditilat dengan warna kekuningan yang jernih dan memiliki
kandungan timbale sebagai octane booster (TEL). Warna kuning pada premium ini
disebabkan oleh menambahkan. Biasanya premium dipakai untuk bahan bakar motor
bensin seperti mobil, sepeda motor dan motor temple. Bahan bakar ini kerap juga
dikatakan sebagai gasoline atau petrol dan tak bisa dipakai pada kendaraan yang
diperlengkapi catalytic conventer. Apabila bahan bakar yang memiliki kandungan timbal
dipakai pada kendaraan yang diperlengkapi dengan catalytic conventer, akan
mengakibatkan pori-pori katalis tertutup oleh bahan timbal ini dan mengakibatkan
hilangnya kekuatan katalitic conventer sebagai katalis konversi emisi pencemaran jadi
emisi yang bersahabat dengan lingkungan
 Dari Segi teknologi:
Penggunaan premium dalam mesin berkompresi tinggi akan menyebabkan
knocking. Premium di dalam mesin kendaraan akan terbakar dan meledak tidak
sesuai gerakan piston. Knocking menyebabkan tenaga mesin berkurang sehingga
terjadi pemborosan atau inefisiensi. Kandungan RON dalam premium adalah RON
88 (Pujiono, 2015).
 Dari Segi Ekonomi:
Knocking berkepanjangan mengakibatkan kerusakan pada piston sehingga
komponen tersebut lebih cepat diganti, Dibanderol dengan harga paling murah (di
Subsidi oleh Pemerrintah) (Pujiono, 2015).
 Dari Segi Polusi yang dihasilkan:
Menghasilkan NOx dan COx dalam jumlah besar. Gas ini dihasilkan dari reaksi
pembakaran dalam mesin yang nantinya dilepaskan ke udara sebagai polusi
udara. NOx adalah indikator senyawa biner Nitrogen Oksida (angka x bisa
menunjukkan antara NO / NO2), sedangkan COx adalah indikator senyawa Carbon
Oksida (angka x bisa menunjukkan antara CO / CO2 / CO3) (Pujiono, 2015).
 Dari Segi Pembuatan:
Produksi premium lebih banyak komponen lokal, dalam pembuatannya
menggunakan tambahan pewarna (dye). Memiliki kandungan sulfur maksimal 0,15
persen m/m atau setara dengan 1500 ppm (Pujiono, 2015).

e. PERTALITE
Pertalite merupakan BBM baru berwarna hijau terang yang diluncurkan Pertamina di
akhir Juli 2015, untuk memenuhi Surat Keputusan Dirjen Migas Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral Nomor 313 Tahun 2013 tentang Spesifikasi BBM RON
90. Sebenarnya kendaraan roda empat di Indonesia rata-rata bisa mengonsumsi BBM
RON 90-92. Sehingga Pertalite dan Pertamax merupakan bahan bakar yang paling cocok
dengan banyak kompresi kendaraan bermotor di Indonesia (Pujiono, 2015).
 Dari Segi Teknologi:
Pembakaran Lebih sempurna daripada Premium karena memiliki RON 90
 Dari Segi Ekonomi:
Dibanderol dengan harga lebih murah dari Pertamax dan lebih mahal dari Premium,
namun performa lebih bagus pada mesin (dibanding Premium). BBM jenis Pertalite
tidak disubsidi oleh pemerintah sehingga harganya mengikuti harga internasional.
 Dari Segi Polusi yang dihasilkan:
Menghasilkan NOx dan Cox dalam jumlah sedikit. (Gas ini dihasilkan dari reaksi
pembakaran dalam mesin yang nantinya dilepaskan ke udara sebagai polusi udara)
 Dari Segi Pembuatan:
Memiliki kandungan sulfur maksimal 500 ppm (parts per million).

3.4. Standard Mutu Bensin


Nafiun (2013) mengatakan bensin merupakan fraksi minyak bumi yang paling
dibutuhkan manusia saat ini. Komponen utama penyusun bensin yaitu n-heptana dan iso-
oktana. Peningkatan kuantitas dan kualitas bensin dalam pengolahan minyak bumi dilakukan
melalui proses kertakan (cracking) dan reformasi fraksi-fraksi bertitik didih tinggi. Ada dua
jenis kertakan yang biasanya dilakukan pada fraksi bensin.
Kertakan katalitik, adalah proses memanaskan bahan bakar bertitik didih tinggi di
bawah tekanan dengan penambahan katalis (tanah liat aluminium silikat dicuci dengan asam
dan dijadikan bubuk halus). Dalam kondisi demikian, molekul besar akan patah-patah
menjadi fragmen kecil.
Kertakan kukus, adalah suatu teknik mengubah alkana menjadi alkena. Reformasi
katalitik mengubah senyawa alifatik menjadi senyawa aromatik. Alkena dan senyawa
aromatik yang terbentuk dimanfaatkan sebagai bahan baku plastik dan senyawa sintetik
organik.
Proses kertakan akan menghasilkan alkana bercabang dan senyawa aromatik yang
mengurangi suara ketukan (knocking). Sebagaimana Anda ketahui bahwa penyusun utama
bensin yaitu alkana rantai lurus dan isooktana. Alkana rantai lurus tersebut memiliki titik
didih yang lebih tinggi dari isooktana, sehingga di dalam mesin tidak terbakar sempurna.
Tidak sempurnanya proses pembakaran tersebut menimbulkan suara ketukan pada mesin
ketika mobil dipercepat, maupun pada tanjakan. Hal ini menyebabkan mesin aus. Untuk
mengurangi hal tersebut, bensin berkualitas harus lebih banyak terdiri dari alkana rantai
cabang dan senyawaaromatik.
Kualitas bensin ditentukan berdasarkan bilangan oktan, yaitu angka yang menunjukkan
persentase isooktana (2,2,4–trimetilpentana) dalam bensin. Bilangan oktan 100 berarti
bensin tersebut setara dengan isooktana murni dalam hal sifat pembakaran. Sedangkan
bilangan oktan 0 berarti bensin tersebut setara dengan heptana murni. Bilangan oktan 75
berarti bensin tersebut terdiri dari 75% isooktana dan 25% heptana. Semakin tinggi bilangan
oktan, semakin baik kualitas bensin tersebut. Bensin premium memiliki bilangan oktan 85,
dan bensin super memiliki bilangan oktan 98. Dimungkinkan diperoleh bilangan oktan lebih
dari 100 karena beberapa senyawa memiliki karakteristik bakar lebih baik daripada
isooktana.
Penambahan zat aditif ke dalam bensin bertujuan untuk mengurangi ketukan dan
meningkatkan bilangan oktan. Efisiensi energi yang tinggi diperoleh dari bensin yang
memiliki rantai karbon yang bercabang banyak. Adanya komponen bensin berantai lurus
menghasilkan energi yang kurang efisien, artinya banyak energi yang terbuang sebagai panas
bukan sebagai kerja mesin, dan hal ini menyebabkan terjadinya knocking atau ketukan pada
mesin. Ketukan pada mesin ini menyebabkan mesin menjadi cepat rusak.
Beberapa zat aditif yang biasa digunakan dan memiliki bilangan oktan lebih dari 100
yaitu benzena, t-butilalkohol [(CH3)3COCH], dan t-butil metil eter [(CH3)3COCH3].
Terkadang digunakan juga campuran zat aditif dalam bensin bertimbal yaitu etilfluid: 65%
tetraetil timbal TEL (tetraetil lead) [(CH3CH2)4Pb], 25% 1,2-dibromoetana (BrCH2CH2Br),
dan 10% 1,2-dikloroetana (ClCH2CH2Cl). Senyawa-senyawa hidrokarbon yang telah
terhalogenasi tersebut bermanfaat untuk mengubah timbal yang dihasilkan pada pembakaran
bensin menjadi timbal (II) bromida (PbBr2) yang mudah menguap agar mudah dibuang
bersama gas buang lainnya.
Penggunaan tetraetil timbal dalam bensin akan segera dihentikan karena menimbulkan
pencemaran udara yang sangat parah. Untuk itu sekarang sedang digalakkan penggunaan
bensin tanpa timbal, yaitu dengan mengganti TEL dengan MTBE (metil tersier butil eter),
yang memiliki fungsi sama untuk meningkatkan bilangan oktan, tetapi tidak melepaskan
timbal di udara.
Gambar 1 Standar mutu bahan bakar Indonesia (SNI 7390: 2008)

Kandungan Bilangan Oktan Pada Bensin


Bilangan oktan adalah angka yang menunjukkan seberapa besar tekanan yang bisa
diberikan sebelum bensin terbakar secara spontan. Di dalam mesin, campuran udara dan
bensin (dalam bentuk gas) ditekan oleh piston sampai dengan volume yang sangat kecil dan
kemudian dibakar oleh percikan api yang dihasilkan busi. Karena besarnya tekanan ini,
campuran udara dan bensin juga bisa terbakar secara spontan sebelum percikan api dari busi
keluar. Jika campuran gas ini terbakar karena tekanan yang tinggi (dan bukan karena
percikan api dari busi), maka akan terjadi knocking atau ketukan di dalam mesin. Knocking
ini akan menyebabkan mesin cepat rusak, sehingga sebisa mungkin harus kita hindari (Atul,
2017).
Nama oktan berasal dari oktana (C8), karena dari seluruh molekul penyusun bensin,
oktana yang memiliki sifat kompresi paling bagus. Oktana dapat dikompres sampai volume
kecil tanpa mengalami pembakaran spontan, tidak seperti yang terjadi pada heptana,
misalnya, yang dapat terbakar spontan meskipun baru ditekan sedikit.
Bensin dengan bilangan oktan 87, berarti bensin tersebut terdiri dari 87% oktana dan 13%
heptana (atau campuran molekul lainnya). Bensin ini akan terbakar secara spontan pada
angka tingkat kompresi tertentu yang diberikan, sehingga hanya diperuntukkan untuk mesin
kendaraan yang memiliki ratio kompresi yang tidak melebihi angka tersebut. Jadi untuk
melihat mutu bensin yg baik, dilihat dari nilai oktannya. Semakin tinggi nilai oktannya, mutu
bensin semakin baik.
Umumnya skala oktan di dunia adalah Research Octane Number (RON). RON
ditentukan dengan mengisi bahan bakar ke dalam mesin uji dengan rasio kompresi variabel
dengan kondisi yang teratur. Beberapa angka oktan untuk bahan bakar:
1) 87 Bensin standar di Amerika Serikat
2) 88 Bensin tanpa timbal Premium-TT
3) 91 Bensin standar di Eropa
4) 94 Premix-TT
5) 95 Super-TT
Angka oktan bisa ditingkatkan dengan menambahkan zat aditif bensin. Menambahkan
tetraethyl lead (TEL, Pb(C2H5)4) pada bensin akan meningkatkan bilangan oktan bensin
tersebut, sehingga bensin "murah" dapat digunakan dan aman untuk mesin dengan
menambahkan timbal ini. Untuk mengubah Pb dari bentuk padat menjadi gas pada bensin
yang mengandung TEL dibutuhkan etilen bromida (C2H5Br). Celakanya, lapisan tipis timbal
terbentuk pada atmosfer dan membahayakan makhluk hidup, termasuk manusia. Di negara-
negara maju, timbal sudah dilarang untuk dipakai sebagai bahan campuran bensin.
Zat tambahan lainnya yang sering dicampurkan ke dalam bensin adalah MTBE (methyl
tertiary butyl ether, C5H11O), yang berasal dan dibuat dari etanol. MTBE murni berbilangan
setara oktan 118. Selain dapat meningkatkan bilangan oktan, MTBE juga dapat
menambahkan oksigen pada campuran gas di dalam mesin, sehingga akan mengurangi
pembakaran tidak sempurna bensin yang menghasilkan gas CO. Belakangan diketahui
bahwa MTBE ini juga berbahaya bagi lingkungan karena mempunyai sifat karsinogenik dan
mudah bercampur dengan air, sehingga jika terjadi kebocoran pada tempat-tempat
penampungan bensin (misalnya di pompa bensin ) MTBE masuk ke air tanah bisa
mencemari sumur dan sumber-sumber air minum lainnya.
Etanol yang berbilangan oktan 123 juga digunakan sebagai campuran. Etanol lebih
unggul dari TEL dan MTBE karena tidak mencemari udara dengan timbal. Selain itu, etanol
mudah diperoleh dari fermentasi tumbuh-tumbuhan sehingga bahan baku untuk
pembuatannya cukup melimpah. Etanol semakin sering dipergunakan sebagai komponen
bahan bakar setelah harga minyak bumi semakin meningkat.
Hal-hal Yang Mempengaruhi Kebutuhan Nilai Oktan Bensin Kendaraan (Fadhila, 2016)
1) Suhu : Semakin panas udara dan pendingin mesin, meningkatkan kebutuhan oktan.
2) Ketinggian : Semakin tinggi ( dari permukaan laut )menurunkan kebutuhan oktan.
3) Kelembaban : Semakin kering udara meningkatkan kebutuhan oktan.
4) Waktu Pengapian : Jika waktu pengapian meningkat,maka nilai oktan meningkat.
5) Cara berkendara. : Jika lebih sering akselerasi cepat danbeban yang berat akan
meningkatkankebutuhan nilai oktan.
3.5. Kandungan Bensin Dan Pengotornya
Kandungan bensin yang umum diketahui adalah n-heptan dan iso oktan. Namun,
banyak senyawa lain yang ada pada bensin seperti olefin, antioksidan, TEL (Tetra Ethyl
Lead), MTBE (Methyl Tertiary Butyl Eter), etanol, zat warna, anti korosi dan anti kerak PFI
(Port Fuel Injection). Secara alami, fraksi bensin tersusun dari hidrokarbon mulai dari C7
(heptan) sampai C11. Setelah serangkaian proses hingga menjadi bensin siap jual, bensin
dominan mengandung n-heptana dan isooktana serta sedikit zat aditif yang sengaja
ditambahkan untuk meningkatkan peforma dari bensin.
N-heptana merupakan senyawa hidrokarbon rantai lurus dengan rumus kimia C7H16.
Senyawa ini memiliki sifat kompresi yang kurang baik. Hal ini memperbesar terjadinya
ketukan (Knocking) pada mesin sehingga dapat menyebabkan mesin cepat rusak. Knocking
adalah suatu peristiwa dimana campuran gas (bensin dan udara) dalam mesin karena tekanan
yang tinggi dan bukan karena proses pembakaran yang seharusnya. Untuk mengatasi hal ini,
n-heptana diberi campuran isooktana. Isooktan dapat mengurangi ketukan karena sifat
kompresinya yang bagus, sehingga tidak menyebabkan pembakaran spontan saat tekanan
tinggi pada mesin. Karena sifat kompresinya yang baik, kandungan isooktana dijadikan
standar dari kualitas bensin (Anonim, 2013).
Gambar 2. Struktur Isooktana

Selain n-heptana dan isooktana, bensin biasanya juga mengandung olefin (senyawa
alkena) yang berasal dari proses produksi bensin dan senyawa aditif untuk meningkatkan
kualitas bensin. Senyawa olefin merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh pada bensin.
Keberadaannya dalam bensin tidak diinginkan karena mudah bereaksi dengan oksigen
membentuk gumpalan atau kerak pada mesin. Untuk menghambat pembentukan kerak,
bensin perlu ditambahkan antioksidan seperti alkil fenol. Selain antioksidan, zat lain yang
bisa digunakan untuk mencegah kerak yang disebabkan olefin adalah polibutena amina atau
polieter amina. Senyawa tersebut dapat mengatasi kerak khusunya pada sistem PFI (Port
Fuel Injection) kendaraan.

Zat aditif lainnya yang populer adalah TEL dan MTBE yang digunakan untuk
memperlambat pembakaran bahan bakar. Karena kandungan timbal pada senyawa tersebut,
penggunaannya digantikan dengan senyawa organik seperti etanol. Selain etanol, senyawa
anti korosi ditambahkan dalam bensin untuk mencegah korosi pada logan yang bersentuhan
dengan bensin. Zat yang biasa ditambah untuk mencegah kerak adalah senyawa asam
karboksilat. Zat pewarna juga ditambahkan dalam bensin untuk membedakan jenis bensin
seperti premium, pertalite dan pertamax (Budieyanto, 2013).
3.6. Keunggulan Dan Kekurangan Bensin
a. Premium
Premium atau yang biasa disebut masyarakat umum adalah bensin merupakan
BBM jenis distilat berwarna kekuningan yang jernih. Premium merupakan BBM untuk
kendaraan bermotor yang paling populer di Indonesia. Premium di Indonesia dipasarkan
oleh Pertamina dengan harga yang relatif murah karena memperoleh subsidi dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Premium merupakan BBM dengan oktan
atau Research Octane Number (RON) terendah di antara BBM untuk kendaraan
bermotor lainnya, yakni hanya 88. Pada umumnya, Premium digunakan untuk bahan
bakar kendaraan bermotor bermesin bensin, seperti: mobil, sepeda motor, motor tempel,
dan lain-lain. Bahan bakar ini sering juga disebut motor gasoline atau petrol.
Keunggulan bahan bakar premium:
 Harganya murah
 Tidak membuat tangki menipis atau bocor
 Mudah didapatkan karena ada penjual ecerannya
Sebagai BBM dengan nilai oktan paling rendah, premium mempunyai beberapa
kelemahan, yaitu:
 Penggunaan premium dalam mesin berkompresi tinggi akan menyebabkan
knocking. Premium di dalam mesin kendaraan akan terbakar dan meledak tidak
sesuai gerakan piston. Knocking yang bisa menyebabkan menurunnya kinerja pada
mesin kendaraan anda sehingga tenaga mesin berkurang dan juga bisa terjadi
pemborosan atau in efisiensi.
 Knocking berkepanjangan mengakibatkan lebih cepat terjadi kerusakan pada piston
sehingga dapat mengurangi masa pemakaian mesin.
 Premium mengandung tambahan pewarna
 BBM jenis Premium memiliki warna kuning cerah. Warna tersebut berasal dari zat
pewarna tambahan (dye). Sementara itu, Pertamax yang berwarna biru kehijauan,
dan Pertamax Plus yang berwarna merah tidak menggunakan pewarna tambahan,
sehingga pembakarannya lebih sempurna. Berdasarkan pemaparan Pertamina di
Komisi Energi DPR, warna cairan Pertalite adalah hijau terang. Warna ini
didapatkan karena Pertalite diproduksi menggunakan bahan campuran Premium
dan Pertamax.
 Menghasilkan NOx dan Cox dalam jumlah besar.
Pemakaian / pemakaian bahan bakar premium pada kendaraan bermotor akan
menghasilkan.
 Produksi premium lebih banyak komponen lokal.
Produksi premium lebih banyak komponen local, dalam pembuatannya
menggunakan tambahan pewarna (dye). Memiliki kandungan sulfur maksimal 0,15
persen m/m atau setara dengan 1500 ppm.

b. Kelebihan dan Kekurangan Pertamax Dibandingkan Premium


 Keunggulan Pertamax
Pertamax yaitu bahan bakar berkualitas tanpa ada timbal yang didalamnya
memiliki kandungan zat aditif generasi 5 yang berbentuk detergensy. Jadi misal kata
di dalam bahan bakar ada kotoran maka akan dibikin bersih dengan zat aditif itu.
Dengan hal tersebut sebagian komponen seperti injektor dan ruangan bakar semakin
lebih terbangun kebersihanya. Zat ini tak ada pada bahan bakar bersubsidi atau
premium.
Ketidaksamaan premium dan pertamax satu diantaranya ada pada nilai oktan.
Untuk pertamax memiliki RON (Research Octan Number) 92 sedang untuk premium
hanya 88 saja. Laluapakah nilai oktan itu? Nilai oktan adalah nilai yang tunjukkan
ketahanan bahan bakar pada desakan kompresi. Makin tinggi nilai oktan yang
dipunyai maka makin besar ketahanan pada kompresi.
Pada sepeda motor yang mempunyai kompresi tinggi benar-benar sangat
disarankan untuk menggunakan bahan bakar jenis pertamax, jika terus menerus
memakai premium maka lama kelamaan akan berlangsung permasalahan seperti
knocking atau ngelitik. Knocking ini sagat punya potensi untuk mengakibatkan
kerusakan komponen mesin.
Sepeda motor yang memiliki kompresi tinggi, dengan memakai bahan bakar
pertamax bisa membuahkan pembakaran yang lebih prima yang berbuntut pada emisi
yang rendah. Dengan hal tersebut Pertamax dapat juga disebutkan lebih ramah
lingkungan dan tarikannya jadi lebih enteng.

 Kekurangan pertamax
Kekurangan pertamax hanya di permasalahan harga yang relatif tinggi
c. Keunggulan dan kekurangan pada mesin bensin
 Kelebihan mesin bensin
1. Untuk akselerasi mesin jauh lebih responsif, sehingga untuk mendahului
kendaraan lain dapat lebih mudah dicapai.
2. Suara yang dihasilkan saat mesin mulai start hingga berakselerasi terdengar lebih
halus.
3. Tingkat polusi alias pencemaran udara lebih rendah.
4. Spesifikasi teknis mesin mudah dipahami. Artinya, jika mesin atau bagian
komponen mesin yang rusak dapat diketahui gejalanya. Dari sisi perawatan
berkala pun jauh lebih mudah dan murah.
5. Pilihan mobil berbahan bakar bensin relatif lebih banyak.
 Kelemahan mesin bensin
1. Untuk beberapa tipe mobil tertentu misal produk Eropa atau beberapa merek
Jepang, mengharuskan penggunaan bahan bakar beroktan tinggi diatas 91. Sebab,
jika memakai dibawah 91 akan mengalami gejala knocking (mengetuk) dari
mesin yang berdampak pada performa mesin yang menurun.
2. Biasanya torsi maksimal mampu diperoleh pada tingkat putaran mesin tinggi.
3. Sifat bahan bakar bensin lebih mudah terbakar, dan ini menjadi berbahaya jika
terdapat kebocoran pada selang bensin, tangki bahan bakar atau karburator.
4. Memiliki spesifikasi komponen yang cukup rumit. Misalnya dengan mengadopsi
teknologi VTEC (sistem pengaturan katup) seperti yang terdapat di Honda. Selain
itu beberapa komponen juga butuh perawatan, misalnya busi yang harus diganti
tiap usia pemakaian tertentu.
5. Mesin bensin lebih rentan terhadap air atau banjir karena banyaknya komponen
kelistrikan seperti platina, distributor, busi atau pada kendaran tipe Engine
Control Unit (ECU) juga rentan terhadap siraman air. Karena faktor tersebut,
mesin bensin dianggap kurang memiliki ketahanan terhadap water hammer
ketimbang mesin diesel.
6. Di bursa mobil bekas tanah air biasanya harga jual kembali (resale value) lebih
terjangkau daripada mobil bermesin diesel.

d. Bedanya Bensin Premium, Solar, Pertamax, dan Pertalite


1. Premium
Sebenarnya inti dari perbedaan dari masing- masing jenis bahan bakar adalah
RON- nya atau biasa dikenal dengan bilangan oktan (Real Octane Number). Secara
umum, RON adalah bilangan yang menunjukkan ketahanan bahan bakar terhadap
kompresi di dalam mesin (kendaraan) tanpa meledak sendiri. Biasanya kendaraan
akan memiliki mesin dengan kompresi tertentu dan bahan bakar yang digunakan
nanti akan disesuaikan angka oktannya. Misalnya untuk premium yang memiliki
angka oktan 88, maka hanya digunakan untuk kendaraan bermotor, seperti sepeda
motor, mobil, dan lain- lain. Oleh karena itu, kendaraan yang cocok dengan bahan
bakar ini biasanya memiliki rasio kompresi mesin 9 ke bawah. Bahan bakar ini juga
dikenal dengan nama motor gasoline atau petrol.
2. Pertalite
Bahan bakar pertalite memiliki RON yang lebih tinggi, yaitu RON 90.
Dibandingkan dengan premium, pertalite lebih baik kualitasnya. Untuk kendaraan
yang biasanya sudah memiliki mesin berkompresi lebih tinggi, maka sudah tidak
cocok lagi menggunakan premium. Ketidakcocokan ini disebabkan oleh knocking
yang terjadi. Premium di dalam mesin akan terbakar dan meledak, tidak sesuai
dengan piston. Jika keadaan ini dibiarkan terus- menerus, maka akan menyebabkan
kerusakan pada mesin (terjadi inefisiensi). Dan pada akhirnya akan membuat
pengendara harus mengganti pistonnya. Walaupun begitu, pertalite juga tidak dapat
digunakan untuk mesin dengan kompresi di atas 9. Pertalite adalah bahan bakar yang
ramah lingkungan dan dibanding dengan premium, bahan bakar ini tentu
menghasilkan tenaga yang lebih halus.
3. Pertamax
Pertamax adalah bahan bakar yang memiliki angka oktan atau RON 92.
Pertamax ini muncul sebagai pengganti Premix 1994, dengan tujuan untuk
mengurangi unsure MTBE yang sudah banyak tersebar di lingkungan. MTBE
(Methyl Tertier Buthyl Ether) adalah bahan aditif untuk meningkatkan bilangan
oktan pada kendaraan bermotor.
4. Solar
Solar atau biasa disebut bahan bakar diesel, adalah bahan bakar yang digunakan
untuk peralatan industri dan kendaraan yang bermesin diesel. Solar memiliki
beberapa karakteristrik, yaitu memiliki kekentalan yang cukup agar dapat
disemprotkan oleh ejektor di dalam mesin. Sifat solar juga agak berbeda dengan jenis
bahan bakar lainnya, yaitu anti- knocking sehingga mesin bekerja dengan lebih halus.

Anda mungkin juga menyukai