Anda di halaman 1dari 3

9/17/2017 TRAUMA KIMIA, KECELAKAAN KERJA, REGULASI KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA ~ Berbagi Manfaat

Berbagi Manfaat
HOME KEDOKTERAN » MASYARAKAT JASA JURNAL JASA TERJEMAHAN JASA POSTER

TRAUMA KIMIA, KECELAKAAN KERJA, REGULASI SOCIAL PROFILES


KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA
9:57 AM kedokteran, mata, pengindraan No comments

Aspek Medikolegal Trauma Kimia, Kecelakaan Kerja, Search


serta Regulasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Rr. Dewi Sitoresmi A. Popular Tags Blog Archives

POPULAR POST
Aspek Medikolegal Trauma Mata
Trauma pada mata merupakan 3-4% dari
Mekanisme Terjadi Gatal (Pruritus)
seluruh kecelakaan kerja di Amerika Serikat. PRURITUS Definisi Pruritus didefinisikan
Sebagian besar (84%) merupakan trauma sebagai sensasi tidak nyaman pada kulit yang
kimia. Rasio frekuensi asam dibandingkan menimbulkan keinginan untuk menggaruk
daerah terten...
basa sebagai bahan penyebabnya pada
trauma kimiawi bervariasi dari 1:1 sampai 1:4,
Sesak Nafas pada Penyakit
berdasarkan beberapa penelitan. Trauma
Paru-Paru (DISPNEA)
kimiawi biasanya disebabkan akibat bahan- SESAK NAPAS & NYERI DADA
bahan yang tersemprot atau terpercik pada PADA PENYAKIT SISTEM
RESPIRASI OLEH RIZKA H
wajah.1 Definisi Sesak Napas Dispnea
Dalam satu laporan di negara berkembang, 80% dari trauma kimiawi pada mata (breathless) adalah ke...
dikarenakan oleh pajanan atau karena pekerjaan. Trauma bahan kimia dapat terjadi pada
kecelakaan yang terjadi di laboratorium, industri, pekerjaan yang menggunakan bahan kimia Cara memilih obat diabetes
dan pertanian. Bahan kimia yang dapat mengakibatkan kelainan pada mata dapat dibedakan Cara memilih obat diabetes
menjadi trauma asam, trauma basa/alkali.Pengaruh bahan kimia terhadap mata bergantung
Apakah Anda penderita
diabetes? Jika iya, saya
pada pH, kecepatan dan jumlah bahan kimia tersebut yang mengenai mata. Dibandingkan sarankan Anda membaca
bahan yang bersifat asam, bahan yang bersifat basa lebih cepat merusak dan menembus panduan diabetes untuk awam
kornea. Ketika bahan kimia terkena mata maka harus terlebih...
segera diberikan tindakan, seperti diantaranya irigasi pada daerah mata yang terkena trauma
kimia. Sebab jika penanganan terlambat dilakukan dapat memberikan penyulit yang lebih berat. Cara Mengukur Kapasitas dan Volume
Paru-Paru
1
Volume dinamik paru dan kerja pernapasan
Aspek hukum trauma mata dibahas dalam salah satu cabang ilmu kedokteran, yaitu Keterangan mengenai status ventilasi tidak
traumatologi forensic. Melalui traumatologi forensic, kita dapat mengetahui mengenai aspek
hanya membutuhkan volume statis paru,
namun juga penguk...
medikolegal, klasifikasi cedera berdasarkan penyebabnya, karakteristik cedera, serta sebab
dan mekanisme matinya seseorang. Dengan demikian, kita dapat menentukan kualifikasi
cedera dan sebab kematian untuk kepentingan peradilan.2 FOLLOW BY EMAIL

Luka dibagi menjadi luka ringan, sedang, dan berat. Email address... Submit
Penjelasan mengenai luka ringan dan hukuman bagi pelakunya dijelaskan dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) pasal 352. Luka ringan adalah luka yang tidak
menyebabkan sakit atau halangan dalam melakukan pekerjaan (jabatan atau pencarian).
Web Site Hit Counters
Contoh luka ringan adalah memar atau lecet, yang berdasarkan lokasi dan luasnya dianggap

tidak mengakibatkan gangguan fungsi.2


Luka sedang adalah luka/cedera diantara luka berat dan luka ringan (misalnya vulnus
laceratum, vulnus scissum, atau fraktur) yang tidak mengancam nyawa. Dengan kata lain, luka
sedang merupakan luka yang menyebabkan penyakit atau menghalangi pekerjaan untuk
sementara waktu.2

Luka yang termasuk luka berat dirinci dalam KUHP pasal 90:2
Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuh sama sekali, atau
yang menimbulkan bahaya maut.
Tidak mampu terus-menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau pekerjaan pencarian
Kehilangan salah satu pancaindera
Mendapat cacat berat
Menderita sakit lumpuh
Terganggunya daya pikir selama empat minggu lebih
Gugur atau matinya kandungan seorang perempuan

Kecelakaan Kerja3

http://www.berbagimanfaat.com/2011/12/trauma-kimia-kecelakaan-kerja-regulasi.html 1/3
9/17/2017 TRAUMA KIMIA, KECELAKAAN KERJA, REGULASI KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA ~ Berbagi Manfaat
Masyarakat pekerja di Indonesia terus mengalami peningkatan. Pada tahun 1995, jumlah
pekerja sekitar 88,5 juta dan meningkat menjadi 100.316.000 pada tahun 2003. Jumlah
penduduk Indonesia tahun 2003 sebesar 216.948.400 orang, jumlah penduduk usia kerja
152.649.981 orang, angkatan kerja 100.316.007 orang, yang terbagi dalam beberapa lapangan
usaha utama atau jenis industri utama yaitu pertanian 47,67%, perdagangan 17,90%, industri
pengolahan 11,80%, dan jasa 10,98%.
Kecelakaan industri adalah kejadian kecelakaan yang terjadi di tempat kerja khususnya di
lingkungan industri. Menurut International Labour Organization (ILO), setiap tahun terjadi 1,1
juta kematian yang disebabkan oleh penyakit atau kecelakaan akibat hubungan pekerjaan.
Sekitar 300.000 kematian terjadi dari 250 juta kecelakaan dan sisanya adalah kematian akibat
penyakit akibat hubungan pekerjaan.
Data dari Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional (DK3N) menunjukkan bahwa
kecenderungan kejadian kecelakaan kerja meningkat dari tahun ke tahun yaitu 82.456 kasus di
tahun 1999, 98.905 kasus di tahun 2000, dan mencapai 104.774 kasus pada tahun 2001. Dari
kasus-kasus kecelakaan kerja, 9,5% diantaranya (5.476 tenaga kerja) mendapat cacat
permanen. Ini berarti setiap hari kerja ada 39 orang pekerja yang mendapat cacat baru atau
rata-rata 17 orang meninggal karena kecelakaan kerja.

Kecelakaan industri secara umum disebabkan oleh 2 hal pokok, yaitu perilaku kerja yang
berbahaya (unsafe human act) dan kondisi yang berbahaya (unsafe condistions). Beberapa
hasil penelitian menunjukkkan bahwa faktor manusia memegang peranan penting timbulnya
kecelakaan kerja. Hasil penelitian menyatakan bahwa 80%-85% kecelakaan kerja disebebkan
oleh kelalaian atau kesalahan faktor manusia.
Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, pasal 23 mengenai kesehatan kerja
disebutkan bahwa upaya kesehatan kerja wajib diselenggarakan pada setiap tempat kerja,
khususnya tempat kerja yang mempunyai resiko bahaya kesehatan yang besar bagi pekerja
agar dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat
sekelilingnya, untuk memperoleh produktivitas kerja yang optimal, sejalan dengan program
perlindungan tenaga kerja.

Kecelakaan kerja adalah riwayat kecelakaan akibat kerja atau di tempat kerja yang pernah
dialami oleh pekerja industri. Daerah cedera merupakan bagian tubuh yang mengalami cedera
sedangkan sifat cedera adalah jenis luka yang diderita akibat kecelakaan. Pekerja di bagian
produksi di suatu jenis industri diwajibkan menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) sebagai alat
untuk pelindung kerja disesuaikan dengan jenis pekerjaannya.
Kejadian kecelakaan dan cedera akibat kecelakaan kerja masih sering terjadi maka perlu
ditingkatkan kepatuhan pemakaian APD saat bekerja dan melengkapi serta menyempurnakan
APD agar nyaman dipakai. Upaya untuk menurunkan angka kejadian kecelakaan akibat kerja
dengan cara pengendalikan faktor risiko melalui model intervensi yang tepat dan sesuai
masing-masing jenis industri.

Regulasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)4


Indonesia mempunyai kerangka hukum yang ekstensif, sebagaimana terlihat pada daftar
peraturan perundang-undangan K3 (lampiran). Undang-undang K3 yang terutama di
Indonesia adalah Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Undang-
undang ini meliputi semua tempat kerja, dan menekankan pentingnya upaya atau tindakan
pencegahan primer.
Diantara negara-negara Asia, Indonesia termasuk negara yang telah memberlakukan undang-
undang yang paling komprehensif tentang sistem manajemen K3, khususnya bagi perusahaan-
perusahaan yang berisiko tinggi. Peraturan tersebut menyebutkan bahwa “setiap perusahaan
yang mempekerjakan 100 karyawan atau lebih atau yang sifat proses atau bahan produksinya
mengandung bahaya karena dapat menyebabkan kecelakaan kerja berupa ledakan,
kebakaran, pencemaran, dan penyakit akibat kerja, diwajibkan menerapkan dan melaksanakan
sistem manajemen K3”.
Sistem manajemen K3 bisa jadi merupakan sistem yang efektif untuk menghadapi tantangan
K3 di era globalisasi. Namun, penegakan hukumnya tidak cukup ketat. Dari kira-kira 170.000
perusahaan, hanya sekitar 500 yang sampai sejauh ini mempunyai sistem manajemen K3 yang
telah diaudit.
Untuk memperbaiki upaya penegakan ketentuan-ketentuan K3 dan pelaksanaannya di
perusahaan perusahaan, dibentuklah Panitia Pembina K3 (P2K3). Semua perusahaan yang
mempekerjakan lebih dari 50 karyawan, diwajibkan mempunyai komite K3 dan
mendaftarkannya pada kantor dinas tenaga kerja setempat. Namun, pada kenyataannya, masih
ada banyak perusahaan dengan lebih dari 50 karyawan yang belum membentuk P2K3. Komite
yang sudah terbentuk pun sering tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Pada umumnya, setiap proyek konstruksi (misalnya, konstruksi bangunan, pembangunan
infrastruktur, pembongkaran bangunan) melibatkan pekerjaan dan tugas-tugas dengan risiko
bahaya cukup besar. Kecelakaan fatal dapat terjadi ketika buruh bangunan jatuh dari
ketinggian, tertimpa, kejatuhan atau terhantam oleh benda atau mesin yang sedang bergerak.
Bahaya lain dapat berupa kebisingan, bahan-bahan kimia berbahaya (misalnya, yang terdapat
dalam cat, cairan pelarut, minyak), debu (silika dan asbes), gas atau asap (misalnya dari
pekerjaan pengelasan), dan getaran. Seperti halnya di sector pertanian, buruh bangunan juga
tidak luput dari berbagai gangguan nyeri otot akibat ketegangan karena bagian tubuh yang
sama digunakan untuk melakukan pekerjaan yang sama berulang-ulang (repetitive strain injury)
dan kondisi cuaca yang ekstrem.

http://www.berbagimanfaat.com/2011/12/trauma-kimia-kecelakaan-kerja-regulasi.html 2/3
9/17/2017 TRAUMA KIMIA, KECELAKAAN KERJA, REGULASI KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA ~ Berbagi Manfaat

DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim. Trauma Bola Mata. Diunduh dari http://www.scribd.com/doc/50613661/Trauma-bola-
mata pada 14 Maret 2011.
2. Sampurna, Budi. Traumatologi Forensic Bagian I. diunduh dari http://elearning-
1.esaunggul.ac.id/file.php?file=%2F777%2F4.trauma_forensik_bagian_01.ppt pada 14 Maret
2011.
3. Riyadina, Woro. Kecelakaan Kerja dan Cedera yang Dialami oleh Pekerja Industri di Kawasan
Industri Pulo Gadung Jakarta. Diterbitkan dalam Makara Kesehatan Vol. 11, No. 1, Juni 2007:
25-31.
4. Markkanen, Pia K. Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Indonesia. Filipina: kantor subregional
International Labour Organization untuk Asia Tenggara dan Pasifik.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
Diunduh dari h p://staff.unud.ac.id/~ady/wp-content/uploads/2008/08/uu-no1-
1970-ohs-indonesia.pdf pada 14 Maret 2011

Reaksi: funny (0) interesting (0) cool (0)

Newer Post Home Older Post

0 komentar:

Post a Comment

Enter your comment...

Comment as: Harun (Google) Sign out

Publish Preview Notify me

Subscribe to: Post Comments (Atom)

LIKE US FOLLOWERS PAGES

Pengikut (41) Berikutnya Berbagi Ilmu


berbagim…
148 likes Berbagi Video

Like Page

Be the first of your friends to Ikuti


like this

Copyright © 2011 Berbagi Manfaat | Powered by Blogger

Design by FThemes | Blogger Theme by Free Blogger Themes | Choosing the right theme

http://www.berbagimanfaat.com/2011/12/trauma-kimia-kecelakaan-kerja-regulasi.html 3/3

Anda mungkin juga menyukai