Anda di halaman 1dari 8

TUGAS INTEFERENSI

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


PT. PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA

Nama : Kartika Mikraj Novelgi

NIM : 21030116060077

DIII TEKNIK KIMIA

UNIVERSITAS DIPONERGORO

2016
BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Kecelakaan ditempat kerja merupakan penyebab utama penderita perorangan dan


penurunan produktivitas. Menurut PT. PLN PERSERO (2008), Selama kurun waktu
lima tahun terakhir atau sejak berdiri pertama kali pada tahun 2008 telah terjadi
kecelakaan kerja sebanyak dua kali di PT PLN (Persero) Area Pengatur Distribusi
Jawa Tengah & D.I.Yogyakarta dengan korban meninggal sebanyak satu orang dan
satu orang lagi mengalamI cacat tetap. Kondisi kerja yang buruk berpotensi
menyebabkan kecelakaan kerja, mudah sakit, stres, sulit berkonsentrasi sehingga
menyebabkan menurunnya produktif kerja. Kondisi kerja meliputi variabel fisik seperti
distribusi jam kerja, suhu, penerangan, suara, dan ciri-ciri arsitektur tempat kerja
lingkungan kerja yang kurang nyaman, misalnya : panas, berisik, sirkulasi udara
kurang, kurang bersih, mengakibatkan pekerja mudah stress.
Setiap orang membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuan
hidupnya.Dalam bekerja Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan faktor
yang sangat penting untuk diperhatikan karena seseorang yang mengalami sakit atau
kecelakaan dalam bekerja akan berdampak pada diri, keluarga dan lingkungannya.
Salah satu komponen yang dapat meminimalisir Kecelakaan dalam kerja adalah tenaga
kesehatan. Tenaga kesehatan mempunyai kemampuan untuk menangani korban dalam
kecelakaan kerja dan dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk
menyadari pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja. Selalu ada resiko kegagalan
(risk of failures) pada setiap aktifitaspekerjaan. Dan saat kecelakaan kerja (work
accident) terjadi, seberapapun kecilnya, akan mengakibatkan efek kerugian (loss).
Karena itu sebisa mungkin dan sedini mungkin, potensi kecelakaan kerja harus dicegah
atau setidak-tidaknya dikurangi dampaknya. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat,
bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat melindungi dan bebas dari
kecelakaan kerja pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa tetapi juga kerugian materi bagi
pekerja dan pengusaha, tetapi dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh,
merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

 Menurut Mangkunegara, keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu


pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik
jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.
 Menurut Suma’mur (1981: 2), keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha
untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan
yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan.
 Menurut Simanjuntak (1994), keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan
yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang
mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan,
dan kondisi pekerja
 Mathis dan Jackson, menyatakan bahwa keselamatan adalah merujuk pada
perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cidera yang
terkait dengan pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik,
mental dan stabilitas emosi secara umum.
 Menurut Ridley, John (1983), mengartikan kesehatan dan keselamatan kerja
adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi
pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar
pabrik atau tempat kerja tersebut.
 Jackson, menjelaskan bahwa kesehatan dan keselamatan kerja menunjukkan
kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang
diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan.

Setelah melihat berbagai pengertian di atas, pada intinya dapat ditarik


kesimpulan bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu kondisi dalam
pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun
bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut.
2.2 PERMASALAHAN

Pada tahap ini, akan dibahas beberapa permasalahan menegenai keselamatan


dan kesehatan kerja di Perusahaan Listrik Negara. Baik aspek fisik maupun sosio-
fisikologis lingkungan pekerjaan membawa dampak kepada keselamatan dan
kjesehatan kerja. Kondisi-kondisi sosio-fisikologis membawa dampak besar bagi
keselamatan dan kesehatan kerja, dan perusahaan yang harus melakukan sesuatu
untuk mengatasinya, yaitu, misalnya para pekerja setelah jam kerjamenerimah
petunjuk mengenai metode-metode manajemen stress. Petunjuk-petunjuk ini
meliputih meditasi, latihan pernapasan, dan satu teknik yang disebut dotstopin.
Teknik yang sejenis dengan biofekback ini mengajarkan para pekerja untuk
mengendalikan stress mereka dengan mengenang suatu saat yang indah dan
memusatkan diri pada perasaan-perasaan dan sensasi-sensasi yang mereka alamih
pada waktu itu. Dewasa ini, upaya-upaya untuk meningkatkan keselamatan dan
kesehatan kerja tidaklah lengkap tanpa suatu strategi untuk mengurangi stress
fisikologis yang berhubungan dengan pekerjaan sehingga terjadi kecelakan pada
kesehatan dan keselamatan kerja sebagai berikut :

a. Kecelakan - kecelakan kerja


Perusahaan-perusahaan tertentu atau depertemen tertentu cenderung
mempunyai tingkat kecelakan kecelakan kerja yang tinggi.
Beberapa krateristik dapat menjelaskan perbedaan tersebut.

1. Kualitas organisasi tingkat kecelakaan berbeda secara substansi meburut


jenis industry. Sebagai contoh, perusahaan-perusahaan industry konstruksi
dan manufaktur mempunyai tingkat kecelakan yang lebih tinggi daripada
perusahaan-perusahaan industry jasa, keuangan, asuransi, dan real estat.
Perusahaan-perusahaan kecil dan besar (yaitu perusahaan yang mempunyai
kurangdari seratus pekerja dan perusahaan yang mempunyai lebih dari
seribu pekerja) mempunyai tingkat kecelakan yang lebih rendah daripada
perusahaan-perusahaan menengah.
2. Pekerja yang mudah celaka. Sebagian ahli enunjuk pekerja sebagi penyebab
utama terjadinya kecelakaan. Kecelakaan bergantung pada perilaku pekerja,
tingkat bahaya dalam lingkungan pekerjaan dan semata-mata bernasib sial.
Sampai seberapa jauh seorang pekerja menjadi penyebab kecelakaan dapat
menjadi petunjuk kecenderungansi pekerja untuk mengalami kecelakaan?
Tidak ada suatu karakteristik pribadi khusus pekerja yang selalu cenderung
mendapat kecelakan. Tetapi, karakteristik psikologis dan fisik tentu
tampaknya membuat sebagian pekerja lebih mudah mengalami kecelakaan
disbanding yang lain. Contohnya, para pekerja yang emosinya ‘tinggi’
mempunyai angka kecelakaan yang lebih kecil daripada pekerja yang
emosinya “rendah”, dan para pekerja yang mengalami kecelakaan lebih
kecil adalah orang-orang yang lebih optimis dapat dipercaya dan peduli
terhadap orang lain dibandingkan dengan para pekerja yang lebih sering
mengalami kecelakaan. Para pekerja yang mengalami stress berat lebih
mungkin mengalami kecelakaan dibandingkan dengan mereka yang
mengalami stress ringan. Para pekerja yang sudah berumur lebih sedikit
mengalami kecelakaan dibandingkan mereka yang berusia mudah. Dan
orang-orang yang lebih cepat mengenali pola-pola visual daripada membuat
manipulasi muscular lebih sedikit mengalami kecelakaan dibandingkan
orang-orang dengan karasteristik sebaliknya. Banyak kondisi fisikologis
dapat berkaitan dengan kecenderungan mengalami kecelaka –misalnya
kebencian dan ketidakmatangan emosional-barang kali merupakan kondisi
yang tidak permanen. Karenanya,kondisi-kondisi ini sulit dideteksi sampai
suatu ketika terjadi satu kecelakaan

b. Penyakit-penyakit yang diakibatkan dipekerjaan


Sumber-sumber potensial penyakit-penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan
yang sama beragamnya seperti gejala-gejala penyakit tersebut.

1. Kategori penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dalam jangka


panjang, bahaya-bahaya di lingkungan tempat kerja dikaitkan dengan
kanker kelenjar tiroid, hati, paru-paru, otak, dan ginjal ; penyakit paru-
paru putih, coklat,dan hitam ; leukemia; bronchitis; emphysema;
lymphoma; anemia plastic, kerusakan sistim saraf pusat; dan kelainan-
kelainan reproduksi (misalnya kemandulan, kerusakan genetic,
keguguran, dan cacat pada waktu lahir.
2. Kelompok-kelompok pekerjaan yang berisiko. Penambang, pekerja
transportasi dan konstruksi, serta pekerja kerah biru dan pekerja tingkat
rendah pada industry manufaktur menderita sebagian besar penyakit-
penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan maupun kecelakaan-
kecelakaan kerja. Pekerjaan-pekerjaan yang paling tidak aman adalah
pertambangan, pertanian, dan konstruksi.
2.3 PENANGANAN KECELAKAAN PADA KECELAKAAN DAN
KESEHATAN KERJA

Bila penyebab sudah diidentifikasi, strategi-strategi dapat dikembangkan untuk


menghilangkan atau mengurangi bahaya kerja. Untuk menentukan apakah suatu
strategi efektif atau tidak, perusahaan dapat membandingkan insiden, kegawatan, dan
frekuensi penyakit-penyakit dan kecelakaan sebelum dan sesudah strategi tersebut
diberlakukan.

1. Memantau Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Mewajibkan perusahaan-perusahaan untuk menyimpan catatan insiden-insiden
kecelakaan dan kasus penyakit yang terjadi dalam perusahaan. Perusahaan
juga mencatat tingkat kegawatan dan frekuensi setiap kecelakaan atau kasus
penyakit tersebut.

1) Tingkat insiden indeks keamanan indutsri yang paling eksplisit adalah


tingkat insiden yang mengambarkan jumlah kecelakan dan penyakit dalam
satu tahun.
2) Tingkat frekuensi mencerminkan jumlah kecelakaan dan penyakit setiap
satu juta jam kerja, bukan dalam setahun seperti dalam tingkat insiden.
3) Tingkat kegawatan. Tingkat kegawatan mengambarkan jam kerja yang
hilang karena kecelakaan atau penyakit.
4) Mengendalikan kecelakaan.
5) Pengubahan tingkah laku.
6) Penyimpanan catatan.
7) Memantau kontak langsung.
8) Penyaringan genetic.
3. Mengendalikan stress dan Kelalaian Kerja
4. Mengembangkan kebijakan – kebijakan kerja
5. Menciptakan progam – program kebugaran
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pemaparan makalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kesehatan dan
keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk menciptakan perlindungan dan
keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental maupun emosional
terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Jadi kesehatan dan
keselamatan kerja tidak melulu berkaitan dengan masalah fisik pekerja, tetapi juga
mental, psikologis dan emosional.
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu unsur yang penting dalam
ketenagakerjaan. Oleh karena itulah sangat banyak berbagai peraturan perundang-
undangan yang dibuat untuk mengatur nmasalah kesehatan dan keselamatan kerja.
Meskipun banyak ketentuan yang mengatur mengenai kesehatan dan keselamatan kerja,
tetapi masih banyak faktor di lapangan yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan
kerja yang disebut sebagai bahaya kerja dan bahaya nyata. Masih banyak pula
perusahaan yang tidak memenuhi standar keselamatan dan kesehatan kerja sehingga
banyak terjadi kecelakaan kerja.
Oleh karena itu, perlu ditingkatkan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja
yang dalam hal ini tentu melibatkan peran bagi semua pihak. Tidak hanya bagi para
pekerja, tetapi juga pengusaha itu sendiri, masyarakat dan lingkungan sehingga dapat
tercapai peningkatan mutu kehidupan dan produktivitas nasional.

B. Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan diatas maka kami ajukan saran-saran
sebagai berikut :
1. Bagi perusahaan
Bagi pihak perusahaan untuk disarankan untuk menekankan seminimal mungkin
terjadinya kecelakaan kerja, dengan jalan antara lain meningkatkan dan menerapkan
keselamatan dan kesehatan kerja (k3) dengan baik dan tepat. Hal ini dapat dilakukan
dengan sering diadakan sosialisasi tentang manfaat dan arti pentingnya program
keselamatan dan kesehatan kerja (k3) bagikaryawan, seperti misalnya dengan
pemberitahuan bagaimana cara penggunaan peralatan, pemakaian alat pelindung diri,
cara mengoprasikan mesin secara baik dan benar.

2. Bagi karyawan
Bagi karyawan lebih memperhatikan program keselamatan dan kesehatan kerja (k3)
dengan bekerja secara disiplin dan berhati-hati serta mengikuti proses.

Anda mungkin juga menyukai