NAMA-NAMA :
1. Indra Permana
2. Ernest Yulian
3. Tiara Diyani
4. Siti Rahayu
5. M.Irfan Al Gifari
PENYELENGGARA
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Sebuah Material Safety Data Sheet (MSDS) atau di Indonesia disebut Lembar
Data Keselamatan Bahan (LDKB) adalah dokumen yang berisi informasi mengenai
potensi bahaya (kesehatan, kebakaran, reaktifitas dan lingkungan) dan cara bekerja yang
aman dengan produk kimia.
MSDS adalah titik awal yang penting untuk pengembangan program keselamatan
dan kesehatan yang lengkap. MSDS juga berisi informasi tentang penggunaan,
penyimpanan, penanganan dan prosedur darurat semua yang terkait dengan material.
MSDS berisi lebih banyak informasi tentang materi daripada label. MSDS dipersiapkan
oleh pemasok atau produsen bahan. Hal ini dimaksudkan untuk memberi tahu apa bahaya
dari produk, cara menggunakan produk dengan aman, apa yang akan terjadi jika
rekomendasi tidak diikuti, apa yang harus dilakukan jika terjadi kecelakaan, bagaimana
mengenali gejala overexposure, dan apa yang harus dilakukan jika insiden terjadi.
Bagi kebanyakan orang yang bekerja dengan produk dikendalikan, ada beberapa
bagian dalam MSDS yang lebih penting daripada yang lain. Anda harus selalu membaca
nama kimia, tahu bahayanya, memahami penanganan dan penyimpanan yang aman
petunjuk, serta memahami apa yang harus dilakukan dalam keadaan darurat.
2. MAKSUD DAN TUJUAN
Adapun maksud dan tujuan dilakukan praktek kerja lapangan ini adalah sebagai
berikut:
Bahan seminar dalam pelaksanaan pelatihan calon Petugas K3 Kimia dalam lingkungan
kerja.
1. Identifikasi terhadap produk dan pembuat
2. Bahaya terkait dengan bahaya fisik (kebakaran dan reaktivitas) dan kesehatan
3. Pencegahan terkait dengan hal-hal yang harus dilakukan untuk berkerja dengan
aman, mengurangi atau mencegah pajanan atau hal yang dilakukan dalam sebuah
keadaan darurat.
4. Respons yang sesuai untuk dilakukan dalam berbagai situasi (misalnya kecelakaan,
kebakaran dan situasi yang memerlukan pertolongan pertama)
3. RUANG LINGKUP
Adapun ruang lingkup dari pelaporan praktek kerja lapangan ini adalah untuk
mengetahui dan menerapkan prosedur keamanan, keselamatan dan kesehatan kerja
khususnya pada K3 kimia di lingkungan kerja.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Tindakan Preventive PAK
Penyakit akibat kerja penting untuk diketahui, karena banyak orang tidak sadar bahwa
keluhan yang mereka alami bisa jadi merupakan dampak dari pekerjaan mereka sehari-hari. PAK
atau Penyakit Akibat Kerja berdasarkan peraturan terkait memiliki defenisi:
1. Permennaker No. Per. 01/Men/1981; PP No.44 Tahun 2015; dan Permenaker No.26
Tahun 2015 : Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja.
2. ILO, 1996 : Penyakit yang diderita sebagai akibat pemajanan faktor-faktor yang
timbul dari kegiatan pekerjaan
3. Peraturan Presiden No. 7 Tahun 2019: Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan
dan/atau lingkungan kerja.
Selain Penyakit Akibat Kerja (PAK), juga dikenal istilah Penyakit Terkait Kerja yaitu,
penyakit yang dcetuskan, dipermudah dan diperberat oleh pekerjaan. Berikut adalah perbedaan
keduanya:
Pengendalian PAK dapat dilakukan dengan beberapa tahapan, mulai dari promotorif
sampai dengan tahapan rehabilitasi. Berikut adalah tahapan tahapan pengendalian PAK.
1. Promotorif, seperti: Pembinaan,
2. Preventif, seperti: Medical Check Up, Rotasi Kerja
3. Kuratif, seperti: Pengobatan, P3K
4. Rehabilitasi, seperti: Alat bantu dengar bagi yang sudah terdampak
2.1. LPG
1. Kontak dengan mata : dapat menyebabkan iritasi. Kontak langsung dengan semburan gas
dapat menyebabkan kerusakan mata permanen karena freezer burn (mata
mengering/kehilangan cairan karena suhu dingin).
2. Iritasi Kulit : tidak korosif dan tidak menyebabkan iritasi menurut standard OSHA.
Apabila terkena dalam jangka waktu lama dapat menghilangkan lapisan minyak pada
kulit yang menyebabkan dermatitis (peradangan).
3. Terhirup : apabila terhirup dapat mengurangi kadar oksigen yang menyebabkan susah
bernafas, disorientasi, tidak sadarkan diri hingga kematian.
4. Tertelan : dapat menyebabkan terbakar.
5. Karsinogenisitas : tidak menyebabkan kanker
a. Umum
1. Helm
2. Safety shoe
b. LPG (khusus)
Penyebab Kecelakaan Kerja penting untuk diketahui dan di buat Analisa serta
pengendalian terhadap resiko yang terjadi yang bisa menyebabkan Kecelakaan kerja. Oleh sebab
itu diperlukan pengendalian dan control yang sesuai dengan Hierarki pengendalian yang meliputi
: Subtitusi, Eliminasi, Enginering Control, Administratif dan APD yang disesuaikan dengan
kegiatan yang dilakukan.
1. Identifikasi bahaya
2. Analisa resiko di setiap bidang pekerjaan
3. Zonasi area
4. Pembuatan Tool Emergency
5. Penentuan Zona Aman (Titik Berkumpul)
6. Penentuan Langkah Kerja
7. Pembuatan Label Peringatan
8. Sosialisasi Rutin
9. Toolbox meeting sebelum melakukan Pekerjaan dll.
Label adalah tulisan yang menunjukkan karakteristik dan jenis Bahan. Label merupakan
penandaan pelengkap yang berfungsi memberikan informasi dasar mengenai kondisi kualitatif
dan kuantitatif dari suatu bahan yang digunakan dalam Suatu perusahaan yang menggunakan dan
menyimpan bahan. Ada beberapa jenis label yang digunakan :
= Mudah meledak
= Iritasi
= Pengoksidasi
2. Label Versi NFPA
Label ini menggunakan kotak yang diberi warna : biru (Kesehatan), merah (bahaya
terhadap kebakaran), kuning (bahaya terhadap reaktivitas), dan putih (khusus) dan angka yang
menunjukkan tingkat bahaya.
1. KESIMPULAN
Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja K3 kimia ini sangat di perlukan
disemua perusahaan dalam lingkungan kerja yang berhubungan dengan banyaknya bahan
kimia, oleh karena itu setiap perusahaan wajib memiliki LDKB/MSDS pada setiap bahan
kimia.
Pada kesimpulan ini bahwa setelah kami melakukan analisa terhadap perusahaan
PT. TKG Teakwang Industrial Indonesia, telah cukup memiliki standar LDKP/MSDS
yang berlaku sesuai dengan PER UU. Kebijakan K3.
Berdasarkan data pengamatan dalam proses PKL ini dapat disimpulkan bahwa:
a. Perusahaan telah memperahatikan prosedur penerapan keselamatan dan kesehatan
kerja secara maksimal dibuktikan dengan telah dibentuknya struktur P2K3,
Pemantauan K3,SOP penggunaan bahan kimia lingkungan kerja, peralatan
penanganan tanggap darurat yang mumpuni.
b. Perusahaan memiliki karyawan yang telah tersertifikasi sebagai Ahli K3 Kimia dan
Petugas K3 Kimia yang mana hal ini sangat penting terkait PT. TKG Teakwang
Industrial Indonesia ini banyak menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya &
beracun B3 serta mengahasilkan pula limbah kimia B3.
2. SARAN
Sebagai saran dan bahan pertimbangan akan pentingnya peran tenaga Ahli K3
Kimia dan petugas K3 kimia di PT. TKG Teakwang Industrial Indonesia, diharapkan
segera melakukan penambahan tenaga ahli mengingat, pada keputusan menteri tenaga
kerja No. KEP.187/MEN/1999 pasal 16 tentang kewajiban pengusaha atau pengurus,
a. Mempekerjakan petugas K3 Kimia dengan ketentuan apabila dipekerjakan dengan
system nonshift sekurang-kurangnya 2 (dua) orang dan apabila dipekerjakan dengan
system kerja shift sekurang-kurangnya 5 (lima) orang.
b. Mempekerjakan Ahli K3 Kimia sekurang-kurangnya 1 (satu) orang.