Anda di halaman 1dari 20

Modul 3

Kelompok 12
Skenario 6
Chronic mild manganese poisoning (Kode C3)

Seorang perempuan pekerja usia 50 tahun terpapar dengan


Managanese selama 21 tahun (1963-1984). Penderita mengalami
palpitasi dan tremor sejak 1968 dan telah terjadi salah diagnosis sebagai
hyperthyreoidism. Pada tahun 1980, ia melaporkan gejala-gejala seperti
sakit kepala, perasaan pusing/ mabuk, salivasi bertambah, memorinya
lemah atau berkurang, myalgia pada lengan bawah dan keram pada
lengan dan kaki. Pada pemeriksaan fisik di bagian tangan, lidah dan
kedua kelopak mata terlihat tremor. Ditemukan adanya kekakuan dan
hipertonik pada otot, dan pada noise pointing test didapatkan positif.
Mengalami
Terjadi salah
Perempuan usia 50 palpitasi dan
diagnosis :
tahun tremor sejak umur

Kata 21 tahun
hipertiroidisme

Kunci
Pada tahun 1980
melaporkan gejala
seperti sakit kepala,
perasaan pusing atau Pemeriksaan fisik
mabuk, saliva bagian tangan,
nose pointing
bertambah, memori lidah dan kedua
test posistif
lemah atau berkurang, kelopak mata
myalgia pada lengan terlihat tremor
bawah dan keram pada
lengan dan kaki
MANGANESE

Kata Sulit
unsur kimia dalam tabel periodik
(Mn) , logam transisi abu
abu.digunakan untuk produksi baja
atau campuran besi. semakin
banyak semakin tingkat oksidasi nya
tinggi
PERTANYAAN
1 2 3 4
Apa faktor resiko dan Apa landasan Hubungan test
Hubungan pekerjaan hukum tentang
etiologi yang nose pointing
dengan penyakit yang keselamatan kerja
menyebabkan gejala pada
dialami oleh pasien sesuai skenario
masalah pada skenario
skenario
Bagaimana pencegahan Bagaimana
Bagaimana Bagaimana dan pengendalian yang Bagaimana
tata cara perspektif
langkah langkah penatalaksanaa dapat dilakukan agar islam
diagnosis n pada dapat terhindar dari pelaporan
pada menurut
skenario bahan kimia scenario
skenario
5 6 7
8 9
.
1 Faktor resiko yang menyebabkan masalah
Faktor yang merupakan penyebab terjadinya kecelakaan
umumnya diakibatkan oleh 4 faktor penyebab utama yaitu :
 Faktor manusia: pengetahuan, ketrampilan, dan sikap.

 Faktor material

 Faktor sumber bahaya : misalnya karena


metode kerja yang salah,
keletihan/kecapean
 Faktor yang dihadapi, misalnya kurangnya
pemeliharaan/perawatan mesin/peralatan
sehingga tidak bisa bekerja dengan sempurna
Faktor- Faktor Penyebab Penyakit Akibat Kerja

Faktor Fisik

Fakktor Faktor terjadinya masalah pada skenario


kimia PSikologi
diakibatkan faktor kimia. Asal: bahan baku,
bahan tambahan, hasil sementara, hasil
samping(produk), sisa produksi atau bahan
buangan.

Faktor
Faktor
Ergonomi/Fi
Biologi
siologi

Rumapea, N. (2009). Penggunaan kitosan dan polyaluminium chlorida (PAC) untuk menurunkan kadar logam besi (Fe) dan seng (Zn) dalam air gambut  (Master's thesis).
Sunarsih, E., Faisya, A. F., Windusari, Y., Trisnaini, I., Arista, D., Septiawati, D., ... & Garmini, R. (2018). Analisis Paparan Kadmium, Besi, Dan Mangan Pada Air Terhadap
Gangguan Kulit Pada Masyarakat Desa Ibul Besar Kecamatan Indralaya Selatan Kabupaten Ogan Ilir.  Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia, 17(2), 68-73.
2. Hubungan pekerjaan dengan penyakit yang dialami oleh pasien
pekerjaan diyakini menjadi penyebab sebagian besar toksisitas Mn manusia.
(penambang, tukang las, pabrik peleburan, pekerja pabrik ferro-alloy, dan pekerja
baterai sel kering)

Terbukti bahwa peningkatan Mn otak dapat mengakibatkan defisit dalam sistem


dopaminergik pada manusia yang terpajan

penyakit neurologis mirip Parkinson (M) yang dikenal sebagai


manganisme

1. Mechanisms of lead and manganese neurotoxicity April P. Neala and Tomas R. Guilarteb,* US FDA, College Park, MD, USA. april.neal@fda.hhs.gov

bDepartment of Environmental Health Sciences, Mailman School of Public Health, Columbia University, New York, NY 10032, USA. trguilarte@columbia.edu
3.Apa landasan hukum tentang keselamatan kerja berdasarkan skenario ?
 Undang-undang yang mengatur tentang keselamatan dan kesehatan kerja di negara Indonesia adalah sebagai berikut :

• Undang-undang uap tahun 1930 (stoom


ordonantie).
• Undang-undang no 1 tahun 1970
tentang keselamatan kerja.
• Undang-undang republik Indonesia no
13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan.

 Peraturan pemerintah terkait tentang keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai berikut :

• Peraturan uap tahun 1930 (stoom verordening).


• Peraturan pemerintah no 7 tahun 1973 tentang
pengawasan atas peredaran, penyimpanan pestisida.
• Peraturan pemerintah no 19 tahun 1973 tentang
pengaturan dan pengawasan keselamatan kerja
dibidang pertambangan.
• Peraturan pemerintah no 11 tahun 1979 tentang
keselamatan kerja pada pemurnian dan pengolahan
minyak dan gas bumi.
Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang keselamatan
para pekerja diatur dalam keputusan menteri tenaga kerja
RI.NO.KEP/187/MEN/1999

Pasal 1

• Bahan Kimia Berbahaya adalah bahan kimia dalam bentuk tunggal atau campuran yang berdasarkan
sifat kimia atau fisika dan atau toksikologi berbahaya terhadap tenaga kerja, instalasi dan lingkungan.
• Nilai Ambang Kuantitas yang selanjutnya disebut NAK adalah standar kuantitas bahan kimia
berbahaya untuk menetapkan potensi bahaya bahan kimia di tempat kerja. c.
• Pengendalian bahan kimia berbahaya adalah upaya yang dilakukan untuk mencegah dan atau
mengurangi risiko akibat penggunaan bahan kimia berbahaya di tempat kerja terhadap tenaga kerja,
alat-alat kerja dan lingkungan.
• Lethal Dose 50 (LD50) adalah dosis yang menyebabkan kematian pada 50% binatang percobaan.
• e. Lethal Concentration 50 (LC50) adalah konsentrasi yang menyebabkan kematian pada 50%
binatang percobaan.

https://cepagram.com/index.php/2018/02/06/undang-undang-peraturan-tentang-keselamatan-dan-kesehatan-kerja-k3/
4. Hubungan test nose pointing gejala pada skenario

Untuk memeriksa gangguan


keseimbangan dan koordinasi ada
beberapa tes yang bisa dilakukan
yaitu salah satunya nose pointing
test.

Gangguan pada serebelum atau


saraf – saraf propioseptif dapat
juga menyebabkan ataxia tipe
dismetria

T, Juwono. Pemeriksaan Klinik Neurologi Dalam Praktek. EGC Penerbit Buku Kedokteran : Jakarta
5. Langkah Langkah diagnosis pada skenario
Pada skenario, terjadi paparan Mangan(Mn) secara kronik, sehingga dapat
di diagnosis dengan cara diagnosis klinis;

terjadi kerusakan SSP yang permanen


menyerupai parkinson dengan gejala Kadang-kadang didahului gejala
gangguan koordinasi, gaya berjalan,
Mudah menderita infeksi saluran
kejiwaan, seperti mudah marah,
suara monoton, ekspresi wajah agresif, bahkan halusinasi. pernafasan (batuk, bronchitis akut,
berkurang seperti memakai topeng, penurunan fungsi paru).
tremor lidah, tulisan tangan menjadi
kecil-kecil.

Dalam pemeriksaan penunjang, keracunan Mangan (Mn) kronik dapat


ditemukan:

Pemeriksaan gangguan mental MRI: perubahan signal


emosional didaerah globus palidus dan
basal ganglia

1.Soemarko, DS. Pedoman Status Okupasi. Universitas Indonesia.


2. Johnston, RT. Principles of diagnosing occupational diseases- special considerations to avoid “creating” an entity. Calif Med. 1958 Aug; 89(2): 117–120. Diakses melalui
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1512317/.
6. Bagaimana penatalaksanaan pada skenario
Keracunan Mangan (Mn)

Akut Kronik

 Dihentikan dari pajanan Mangan


 Pekerja dengan gejala sistem
 Terapi suportif sesuai dengan gejala
pernafasan harus dirawat di RS untuk
yang timbul:
observasi.
• Antasida untuk gejala
 Pemberian obat antiparkinson : obat
gastrointestinal (mual, muntah,
dopaminergik dan obat antimuskurinik
nyeri abdomen)
 Pemberian antipsikotik apabila
• Kortikosteroid untuk gejala berat
diperlukan :
• Bronkodilator jika ada wheezing
 (antidepresan trisiklik)

Penyakit Akibat Kerja Karena Pajanan Logam Berat. Seri Pedoman Tatalaksana Penyakit Akibat Kerja Bagi Petugas Kesehatan. Direktorat Bina Kesehatan Kerja dan Olahraga Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.2012. Halaman 27- 29
7. Bagaimana pencegahan dan pengendalian yang dapat dilakukan agar dapat
terhindar dari bahan kimia

 Pencegahan
Pencegahan terhadap paparan bahan kimia jenis logam dapat dilakukan dengan beberapa pencegahan,
yaitu:
Health promotion, Deteksi dini,
Cth penyuluhan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) pembatasan titik-titik lemah untuk mencegah terjadinya
pendidikan kesehatan komplikasi

specific protection,
menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti helm, kacamata
kerja, masker, penutup telinga (ear muff dan ear plug) baju tahan
panas, sarung tangan, dan sebagainya

Disability limitation, Rehabilitation,


rehabilitasi dan mempekerjakan kembali para pekerja
memeriksa dan mengobati tenaga kerja secara
yang menderita cacat
komprehensif
Ogasawara H. The calcium kinetics and inositol trisphosphate receptor properties shape the asymmetric timing window of coincidence detection. J Neurosci.
2008;28(17):4293–4.
 Upaya yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk mencegah PAK
adalah sebagai berikut:

Menyingkirkan atau Mengurangi risiko dengan


mengurangi risiko pada pengaturan mesin
sumbernya

Menetapkan prosedur kerja Menyediakan, memakai dan


secara aman merawat APD

Ogasawara H. The calcium kinetics and inositol trisphosphate receptor properties shape the asymmetric timing window of coincidence detection. J Neurosci.
2008;28(17):4293–4.
8. Bagaimana tata cara pelaporan pada skenario

Kecelakaan terdiri dari: Kantor Departemen Direktur Jenderal


Pengurus atau
Tenaga Kerja Pembinaan Hubungan
pengusaha wajib Industrial dan
. kecelakaan kerja; memerintahkan
melaporkan secara Pengawasan
penyakit akibat kerja;
tertulis kecelakaan pegawai pengawas Ketenagakerjaan
kebakaran atau
kepada Kepala Kantor peledakan atau untuk berdasarkan analisis
Departemen Tenaga melakukan laporan kecelakaan
bahaya pembuangan menyusun analisis
Kerja setempat dalam limbah; pemeriksaan dan laporan kekerapan dan
waltu tidak lebih dari 2 kejadian berbahaya pengkajian keparahan kecelakaan
x 24 lainnya. kecelakaan. tingkat nasional.

1. Permennaker No. 03/1998 ttg Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan
2. Permennakertrans No. Per25/MEN/XII/2008 ttg Pedoman Diagnosis dan Penilaian Cacat Karena Kecelakaan dan PAK
9. Perspektive islam menurut skenario
Surat Al Baqarah ayat 195

‫ح ِسن‬ ‫يل ٱلل ّ َ ِه َول َا تُل ْ ُقوا۟ ِبأَيْ ِديك ُْم ِإل َى ٱلتَّ ْهلُك َ ِة ۛ َوأ َ ْح ِسن ُ ٓوا۟ ۛ ِإ َّن ٱلل ّ َ َه يُ ِح ُّ ٱ‬
ْ ‫بل ُْم‬ ِ ‫َوأَن ِف ُقوا۟ ِفى َس ِب‬

1 Wa anfiqu fii sabiilillaahi wa laa tulqi bi'aidiikum ilat-


tahlukati wa ahsinu, innallaaha yuhibbul-muhsiniin

Artinya:
2 "Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan
janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam
kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik."
Terimakasih
Pertanyaan kelompok 12 modul 3
1. Nama : Fitrah putra Irwan
stambuk: 11020170050
kelompok: 11
Pertanyaan: apa jenis apd yg cocok untuk skenario?
2. Nama : mardika intan setya purti laode
stambuk: 1102017060
kelompok:09
Pertanyaan: apakah diagnosis dari penyakit ini termasuk PAK atau PAHK?
Kenapa?
3. Nama : nurul muqarribah
kelompok: 07
stambuk: 11020170104
Pertanyaan: apakah ada ambang batas penggunaan zat mangan?

Anda mungkin juga menyukai