PENDAHULUAN
PENUTUP
PENDAHULUAN
• Tempat kerja, termasuk perkantoran mempunyai potensi bahaya bagi kesehatan dan
keselamatan Nakes, pasien dan pengunjung fasyankes lainnya.
• Potensi bahaya dapat menjadi risiko K3 (kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, penyakit
menular, penyakit tidak menular) maupun risiko fasilitas dan operasional Perkantoran.
Sumber Bahaya
SAKIT/
Alat CELAKA
Bahan
Proses
SEHAT
Lingkungan
Kerja
Identifikasi Bahaya
Tahap pertama dalam kegiatan manajemen risiko dimana
kita melakukan identifikasi bahaya yang terdapat dalam
suatu kegiatan atau proses.
What if…?
▪ What could go wrong?
▪ What could someone do wrong?
Teknik Identifikasi Bahaya
Banyak alat bantu yg dapat digunakan untuk mengidentifikasi bahaya di tempat
kerja. Beberapa metode/teknik tersebut:
observasi/survei
inspeksi
pemantauan (monitoring)
PENINJAUAN
ULANG audit
kuesioner
data-data statistik (records)
konsultasi dengan pekerja
INSPEKSI
UNIT UNIT dll
13
IDENTIFIKASI BAHAYA POTENTIAL DI PERKANTORAN
Bahaya Potential
No Ruang/tempat
Fisik Kimia Ergonomi Biologi Psiko sosial Kecelakaan
Kerja
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
15
16
ANALISIS DAN PENILAIAN RISIKO GANGGUAN
KESEHATAN KERJA DI PERKANTORAN
Risiko
Kesempatan untuk terjadinya cedera/kerugian dari suatu bahaya, atau kombinasi
dari kemungkinan dan akibat.
Risiko akan mempunyai 2 dimensi/parameter yaitu
Kemungkinan Akibat
• Hazard, • Hazard,
• High Risk • Low Risk
Likelihood
yaitu kemungkinan terjadinya suatu kecelakaan/kerugian
ketika terpapar dengan suatu bahaya.
Akibat (Consequences)
yaitu tingkat keparahan/kerugian yang mungkin terjadi dari suatu kecelakaan/loss akibat
bahaya yang ada. Hal ini bisa terkait dengan manusia, properti, lingkungan,dll.
Contoh;
- Fatality atau kematian
- Cacat
- Perawatan medis
- P3K
Risk
kemungkinan suatu hazard menimbulkan dampak pada keselamatan dan kesehatan, tergantung:
✓Pajanan, frekuensi.konsekuensi
✓Dose - Response
Ada 3 cara dalam penilaian risiko yaitu:
Kualitatif
Semikuantitatif
Kuantitatif
Contoh: Kategori Probabilitas
A. Kualitatif
B. Semikuantitatif
C. Kuantitatif
ACCEPTABLE RISK PROFILE
7
HIG
6
H
5
4
3
1 2 3 4 5 6 7
CONSEQUENCY CATEGORIES
Matrix Penilaian Risiko
2 MEMBUTUHKAN P3K
5 MENYEBABKAN KEMATIAN
KATEGORI KETERANGAN
1-3 RENDAH
4-6 SEDANG
8 -12 BERMAKNA
15 -25 TINGGI
EVALUASI RISIKO
FUNGI
Infection Diseases
OTHERS Stress
Accident prone
PENGENDALIAN RISIKO GANGGUAN
KESEHATAN KERJA DI PERKANTORAN
▪ Eliminasi ▪ Administratif
▪ Minimalisasi - Training &
▪ Subtitusi supervisi
▪ Rekayasa Teknik ▪ Alat Pelindung
Promotif, Preventif,
PENGENDALIAN RISIKO
ELIMINASI
1. Tatalaksana Penyakit
Akibat Kerja di
Perkantoran
2. Kompensasi PAK dan KAK
3. Program Kembali Kerja 48
No. Aspek yang Dinilai/Diukur Hasil Keterangan/Bukti/
Kualitatif/Kuantitatif Foto
1 Penerapan SMK3 di Perkantoran.
2 Identifikasi potensi bahaya dan
manajemen risiko K3 di Perkantoran
3 Upaya Promotif dan Preventif
kesehatan kerja bagi SDM di
Perkantoran
4 Penerapan prinsip ergonomi
5 Pengelolaan sarana, prasarana dan
peralatan di Perkantoran dari aspek
keselamatan dan kesehatan kerja
6 Pengelolaan limbah B3 dan limbah
domestik dari aspek keselamatan
dan kesehatan kerja
Penilaian Risiko Pekerjaan
Eliminasi
Kebutuhan Ditjen Kesmas
1
Substitusi Melakukan rekayasa engineering pencegahan
2 penularan seperti pengaturan jarak meja
Rekayasa/Engineering kerja/workstation, pemasangan pembatas/tabir kaca,dll
3
Pengendalian Administratif
4
Alat Pelindung Diri Inspeksi K3
5 oleh
Tim Dit. Kesjaor, PIC
Satker, Sesditjen Kesmas
TUJUAN
Penilaian tempat kerja pada Satker di Lingkungan Ditjen Kesehatan Masyarakat guna
memperkuat upaya pencegahan dan pengendalian COVID-19 melalui penerapan
protokol kesehatan dan K3 Perkantoran.
Metoda:
Survey jalan selintas (walk through survey)
• Penilaian kondisi umum,
• Penerapan kebijakan protokol kesehatan,
• Aspek keselamatan, kesehatan, lingkungan kerja dan ergonomi
Sasaran:
• Meja kerja (workstation) pejabat dan staf;
• Peralatan kerja
• Jalur lalulintas orang
• Fasilitas umum, seperti ruang tamu, ruang rapat, ruang makan,
pantry, mushola.
PELAKSANAAN
Persiapan
16 Juni 2020
17 Juni 2020
Tim Pelaksana
REFERENSI
KMK No. HK.01.07/Menkes/328/2020:
Prinsip dan protokol kesehatan pencegahan COVID-19
• Meningkatkan daya tahan tubuh dengan konsumsi gizi
seimbang
• Berolahraga/aktifitas fisik, mengelola stress, istirahat
cukup, berjemur.
• Mencuci tangan pakai sabun dengan sabun dan air
mengalir
• Mengoptimalkan sirkulasi udara, sinar matahari masuk
ruangan kerja, dan pembersihan filter AC.
• Menyediakan handsanitizer dengan konsentrasi alkohol
minimal 70% di tempat-tempat tertentu, seperti pintu
masuk, ruang rapat, pintu lift.
Beberapa pendapat K3, akademisi: • Menjaga jarak (physical distancing) minimal 1 meter
• Di Malaysia, laju aliran udara menggunakan pada setiap aktifitas kerja.
Nilai Ambang Batas (NAB) antara 0,15-0,5 ✓ Rekayasa teknik pemasangan pembatas atau
tabir kaca
m/detik. Pengukuran aliran udara dilakukan ✓ Pengaturan jarak antar pekerja atau dengan
di saluran inlet (inhaust), outlet (exhaust) dan tamu
beberapa titik di area kerja. ✓ Pengaturan ruang kerja, kursi di ruang tamu,
• Dengan ketinggian partisi 120 cm ruang rapat, ruang makan
kemungkinan tidak akan menghambat ✓ Pengaturan jarak antrian di pintu masuk, tempat
distribusi laju aliran udara dan semua area daftar hadir/absensi, mushola serta di jalur
kemungkinan mempunyai aliran udara sesuai umum/lalu lintas orang.
• Pengaturan jumlah pekerja yang masuk dengan bekerja
standar sehingga pertukaran udara terjadi dari rumah (work from home), shift kerja, dan
dengan baik. penyediaan kendaraan antar jemput pegawai.
• Dalam hal tujuan minimalisasi dispersi • Penyediaan dan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
COVID-19 dengan menambahkan ketinggian sesuai standar
kubikal, maka sebaiknya dilakukan • Masker.
pengukuran ulang di semua area yang • Face shield.
berubah agar dapat dipastikan laju aliran Merujuk pada PMK No. 48 Tahun 2016 dan
udara berkisar antara 0,15-0,5 m/detik atau Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 54 Tahun
minimal adalah 0,15 m/detik. Pengukuran 2008, luas tempat kerja staf paling sedikit 2,2
dilakukan dengan air flow meter m2 dan laju aliran udara berkisar antara 0,15-
menggunakan hot wire (pitot
0,25 m/detik.
POKOK HASIL KEGIATAN
Secara umum rasio volume ruangan dibandingkan dengan jumlah pegawai telah sesuai
standar K3 Perkantoran (minimal 10 meter3), meskipun beberapa ruang kerja staf masih
memerlukan penataan lebih lanjut.
Ada potensi untuk terjadi jarak dekat antar pegawai atau tamu, seperti di ruang kerja, ruang
rapat ataupun di jalur lalulintas, di antaranya akses pintu masuk dan kamar kecil, di tempat
rekam kehadiran.
Rekayasa Teknis
Jangka Pendek:
Pengaturan ruang kerja, antara lain dengan penjarangan kubikal yang bisa dilepas, memberi tanda (x) untuk
kubikal ruang kerja yang tidak digunakan.
Jangka Menengah:
Modifikasi tinggi partisi kubikal dengan bahan tembus pandang dan/atau partisi samping yang fleksibel sebagai
pembatas kontak fisik.
Jangka Panjang:
✓ Penyediaan dan pengaturan ulang lay out ruang kerja sesuai standar minimal 2,2 meter2.
✓ Penataan ruang kerja secara keseluruhan jangka menengah dan panjang dengan menambahkan tenaga
konsultan ergonomi.
REKOMENDASI
Administratif:
Jangka Pendek:
• Pembuatan SOP, media KIE, pengaturan jadwal pegawai WFO-WFH, pengaturan tempat kerja pegawai.
• Membuat kegiatan morning briefing sebagai sarana edukasi direktorat.
• Membentuk Tim yang mempersiapkan ruang kerja (kegiatan membuka jendela dan tirai serta pembersihan dan
disinfeksi).
Jangka Menengah:
• Tim mengawasi penerapan SOP dan pengaturan jadwal.
• Penyewaan atau pengaturan kendaraan antar jemput pegawai bekerja. yang dapat dikoordinasikan pada bagian
kepegawaian.
Jangka Panjang:
• Evaluasi dan perbaikan berkelanjutan penerapan protokol dan implementasi K3 Perkantoran
64
CONTOH GAMBAR REKAYASA TEKNIS MEJA KERJA
DAN PENGUATAN PROTOKOL KESEHATAN DAN K3 PERKANTORAN
PENAMBAHAN SEKAT PEMBATAS MEJA KERJA BERDAMPINGAN PORTABEL PEMISAHAN MEJA KERJA
CONTOH MEJA KERJA PORTABEL (FLEKSIBEL)
CONTOH DESAIN PENAMBAHAN
TINGGI MEJA KERJA DAN PENAMBAHAN PEMBATAS BERSEBELAHAN
CONTOH GAMBAR REKAYASA TEKNIS MEJA KERJA
DAN PENGUATAN PROTOKOL KESEHATAN DAN K3 PERKANTORAN
QR self
assesment
BEBERAPA PRAKTIK BAIK LAINNYA
Pemasangan Rambu-
Workstation Dipasang
rambu Untuk Mengatur
Berhadapan Akan Informasi dan Media KIE
Jarak Di Meja Konsultasi
Mengurangi Kontak Fisik
Eselon
PENUTUP
Ada beragam tools atau instrumen untuk identifikasi potensi bahaya, penilaian
dan pengendalian risiko kecelakaan dan penyakit pada pekerja sebagai upaya
penerapan K3 perkantoran