Anda di halaman 1dari 74

PENGENALAN PENILAIAN RISIKO K3

Direktorat Kesehatan Usia Produktif dan Lanjut Usia


Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat

Disampaikan pada Orientasi K3 Perkantoran bagi Lintas Sektor dan Program


Pengelola-Penanggug Jawab K3 Pusat dan Daerah
Online, 29 Maret 2023
SISTEMATIKA

PENDAHULUAN

IDENTIFIKASI SUMBER DAN POTENSI BAHAYA K3

ANALISIS DAN PENILAIAN RISIKO K3

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO K3 DALAM INTEGRASI


PROGRAM KESEHATAN USIA PRODUKTIF DAN LANSIA

PENUTUP
PENDAHULUAN

• Tempat kerja, termasuk perkantoran mempunyai potensi bahaya bagi kesehatan dan
keselamatan Nakes, pasien dan pengunjung fasyankes lainnya.

• Potensi bahaya dapat menjadi risiko K3 (kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, penyakit
menular, penyakit tidak menular) maupun risiko fasilitas dan operasional Perkantoran.

• Perlu dilakukan analisis Risiko

• Perkantoran perlu melakukan Manajemen Risiko

• Permenkes No 52 tahun 2018 tentang keselamatan dan kesehatan kerja di fasilitas


pelayanan kesehatan
Bagaimana Belajar tentang “Risiko Gangguan Kesehatan“?

• Mengenal risiko dari berbagai bahaya di semua tempat kerja!

• Kapan risiko tsb bermasalah secara serius?

• Bagaimana mengestimasi risiko yang ada?

• Bagaimana peraturan perundangan/standar yang ada ?

• Bagaimana informasi “risiko gangguan kesehatan“ ditindak lanjuti oleh petugas?


IDENTIFIKASI SUMBER DAN POTENSI BAHAYA
GANGGUAN KESEHATAN KERJA DI PERKANTORAN

Sumber Bahaya

SAKIT/
Alat CELAKA

Bahan

Proses
SEHAT
Lingkungan
Kerja
Identifikasi Bahaya
Tahap pertama dalam kegiatan manajemen risiko dimana
kita melakukan identifikasi bahaya yang terdapat dalam
suatu kegiatan atau proses.

Ada tiga pertanyaan yang dapat dipakai sebagai panduan;


• Apakah ada sumber untuk menimbulkan cedera/loss ?
• Target apa saja yg terkena/terpengaruh bahaya ?
• Bagaimana mekanisme cedera/loss dapat timbul ?

What if…?
▪ What could go wrong?
▪ What could someone do wrong?
Teknik Identifikasi Bahaya
Banyak alat bantu yg dapat digunakan untuk mengidentifikasi bahaya di tempat
kerja. Beberapa metode/teknik tersebut:
observasi/survei
inspeksi
pemantauan (monitoring)
PENINJAUAN
ULANG audit
kuesioner
data-data statistik (records)
konsultasi dengan pekerja
INSPEKSI
UNIT UNIT dll

KONSULTASI & 1) Lihat (see), yaitu melakukan identifikasi atau


DISKUSI rekognisi bahaya di lingkungan kerja
PEKERJA 2) Pikirkan (think), yaitu melakukan evaluasi
terhadap potensi bahaya (risiko) yang termatai dan
ditemukan.
3) Kendalikan (Do), yaitu merumuskan upaya
pengendalian terhadap bahaya yang ada.
BEJANA
kecelakan TEKAN
DEBU
SHORT
CIRCUIT MEKANIS CAIRAN

FIRE LISTRIK GAS


KIMIAWI
ELECTRIC EMBUN
SHOCK HAZARDS
ASAP
FISIK PSIKO
GETARAN SOSIAL
STRESS
BISING
BIOLOGI ERGONOMI Monoton
SUHU

FAUNA FLORA POSTUR JANGGAL


TEKANAN
KEKUATAN TENAGA
RADIASI
REPETITIF, dll
Bahaya Bahaya Fisik Bahaya
Kimia Biologi

Bahaya Bahaya Psikososial


Bahaya kecelakaan
Ergonomis kerja
POTENSI KEADAAN DARURAT DAN BENCANA

Kebakaran Banjir Gempa

Ancaman Bom Huru-Hara


CONTOH:
Bahaya potensial dan masalah kes/kecelakaan
Potensi Bahaya Jenis Bahaya Masalah Kesehatan Kecelakaan Kerja

Fisik Pencahayaan Gangguan mata Tertusuk benda


Suhu Kepanasan/kedingin tajam
Ventilasi Pengap

Biologi Lalat , Kecoa, Tikus, nyamuk, Diare, pes,malaria,


kucing thypoid, DHF,TORCH

Ergonomi Posisi duduk terlalu lama Gangguan muskulo Kram


Posisi berdiri terlalu lama skeletal/GOTRAK

Psikososial Beban kerja, shift kerja, Stress kerja, kelelahan Terjatuh


kesejahteraan, hubungan
interpersonal

Sanitasi Sampah, air, jamban Pencemaran lingk,


penularan penyakit

Gaya Hidup Pola makan, OR, merokok PAK, KAK, BB >>

Konstruksi Bangunan, tangga, pintu Kecelakaan, tersa


Bangunan masuk keluar, tata letak Dung, terpeleset
TABEL/MATRIK BAHAYA POTENTIAL
RUANG : .............................................

PROSES/ GANGGUAN YANG SUDAH DILAKUKAN KECELAKAAN JML


AREA BAHAYA POTENSIAL KESE YG mUNG PEKERJA
HATAN KIN
FISIK BIOLOGI KIMIA ERGO PSIKO ALAT/ PER APD
NOMI LOGIK LINGK ATURAN
KERJA

13
IDENTIFIKASI BAHAYA POTENTIAL DI PERKANTORAN

Bahaya Potential
No Ruang/tempat
Fisik Kimia Ergonomi Biologi Psiko sosial Kecelakaan
Kerja
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
15
16
ANALISIS DAN PENILAIAN RISIKO GANGGUAN
KESEHATAN KERJA DI PERKANTORAN
Risiko
Kesempatan untuk terjadinya cedera/kerugian dari suatu bahaya, atau kombinasi
dari kemungkinan dan akibat.
Risiko akan mempunyai 2 dimensi/parameter yaitu

Kemungkinan Akibat

Analisa Risiko/Risk Analysis


kegiatan analisa suatu risiko dgn cara menentukan Penilaian Risiko/Risk Assessment
besarnya kemungkinan/probability dan tingkat penilaian suatu risiko dengan cara membandingkannya
keparahan dari akibat/consequences suatu risiko terhadap tingkat atau kriteria risiko yg telah ditetapkan.

Prioritas Penanganan Risiko


Bahaya Potensial dan Risiko

• Hazard, • Hazard,
• High Risk • Low Risk

• Hazard - potential to cause harm (potensi


menyebabkan kerusakan/bahaya)
• Risk - likelihood that harm will occur and
the consequence (kemungkinan bahwa
bahaya akan terjadi dan
konsekuensinya)
Analisa risiko dilakukan dengan mencari besaran dari parameter
analisa risko yaitu likelihood dan consequences.

Likelihood
yaitu kemungkinan terjadinya suatu kecelakaan/kerugian
ketika terpapar dengan suatu bahaya.

Acuan dalam penilaian risiko


• Data statistik kecelakaan/penyakit akibat kerja (internal dan eksternal)
• Hasil studi, survey/pemantauan
• Literatur/referensi
• Studi Banding (benchmark) pada industri sejenis
• Penilaian pihak spesialis/tenaga ahli, dll
Lampiran III Salinan PP Nomor 5
Tahun 2021
Pengukuran kualitatif dari beberapa kemungkinan

Tingkat Penjelasan Penjelasan Rinci

1 Hampir pasti Terjadi hampir disemua


keadaan
2 Sangat mungkin Sangat mungkin terjadi hampir
disemua keadaan

3 Mungkin Dapat terjadi sewaktu-waktu

4 Kurang mungkin Mungkin terjadi sewaktu-waktu

5 Jarang Hanya dapat terjadi pada


keadaan tertentu
Note : Tabel ini perlu disesuaikan agar dapat menggambarkan kebutuhan
masing-masing individu
Langkah-langkah untuk penilaian risiko:

• Tentukan jenis pekerjaan/proses/kegiatan


• Buat potensi bahaya dan risikonya
misalnya : potensi bahaya tindakan bedah minor → dapat
menyebabkan luka sayat akibat pisau bedah
Beri penilaian untuk masing-masing kemungkinan terjadi dan
tingkat keparahannya.
• Buat pemetaan risiko berdasarkan tingkat keparahan
PROSES PENILAIAN RISIKO PADA KESEHATAN MANUSIA
Ada 4 langkah proses estimasi “ berbasis risiko”
Step 1. Analisis kontaminan
Step 2. Estimasi pajanan Step 3 : Penilaian Potensi Bahaya Kesehatan
Step 3. Penilaian potensi bahaya Kes • Probabilitas pajanan
Step 4. Karakteristik/tingkat risiko • Dampak Kesehatan :
Teruskan dengan managemen risiko - Racun/Toxicity
- Merugikan kesehatan
• Dose – Response :
Step 1 : Analisis Kontaminasi - Iritasi
• Tentukan agent dan konsentrasi di lingkungan - Sesak nafas
• Fokuskan pada subtansi bahan kimia - Keracunan
• Fokus lain pada fisik, ergonomik - efek patologi
- efek reproduksi
Step 2: Estimasi pajanan - kematian
• Tentukan Jenis bahan agent/ subtansi pajanan pada manusia
Step 4 : Karakteristik / Tingkat Risiko
• Berapa lama pajanan diterima oleh organ
• Berapa banyak orang terpajan oleh bahan tersebutdan diterima • Seberapa besar menyebabkan masalah
melalui : kesehatan pada manusia
- Inhalation/Pernafasan • Kritis
- Ingestion • Tingkat dari 0 sampai 4
- Contact/kontak langsung
ANALISIS DAN EVALUASI RISIKO

Akibat (Consequences)
yaitu tingkat keparahan/kerugian yang mungkin terjadi dari suatu kecelakaan/loss akibat
bahaya yang ada. Hal ini bisa terkait dengan manusia, properti, lingkungan,dll.
Contoh;
- Fatality atau kematian
- Cacat
- Perawatan medis
- P3K

Risk
kemungkinan suatu hazard menimbulkan dampak pada keselamatan dan kesehatan, tergantung:
✓Pajanan, frekuensi.konsekuensi
✓Dose - Response
Ada 3 cara dalam penilaian risiko yaitu:
Kualitatif
Semikuantitatif
Kuantitatif
Contoh: Kategori Probabilitas

TINGKATAN KRITERIA PENJELASAN


A TIDAK MUNGKIN TIDAK TERJADI DAMPAK BURUK TERHADAP
KESEHATAN
B MUNGKIN ADA KEMUNGKINAN DAMPAK BURUK TERHADAP
KESEHATAN TERSEBUT, TERJADI SAAT INI
C SANGAT MUNGKIN SANGAT BESAR KEMUNGKINAN BAHWA DAMPAK
BURUK TERHADAP KESEHATAN TERJADI SAAT INI
Contoh lain: Probabilitas/Kemungkinan

TINGKATAN KRITERIA PENJELASAN

A Almost certain/ Suatu kejadian pasti akan terjadi pada semua


Hampir pasti kondisi / setiap kegiatan yang dilakukan.

B Likely/Mungkin terjadi Suatu kejadian mungkin akan terjadi pada hampir


semua kondisi.
C Moderate/Sedang Suatu kejadian akan terjadi pada beberapa kondisi
tertentu.
D Unlikely/Kecil Suatu kejadian mungkin terjadi pada beberapa
kondisi tertentu, namun kecil kemungkinan
kemungkinannya terjadinya.
E Rare/Jarang sekali Suatu insiden mungkin dpt terjadi pada suatu kondisi
yang khusus / luar biasa / setelah bertahun-tahun.
Contoh Effek = Hazard Severity
Kategori Dampak Kesehatan

TINGKATAN KRITERIA EFFEK PADA PEKERJA


A RINGAN Sakit atau cidera yang hanya membutuhkan P3K dan
tidak terlalu mengganggu proses kerja
B Gangguan kesehatan yang lebih serius dan
SEDANG membutuhkan penanganan medis seperti alergi,
dermatitis, Low back Pain, dan menyebabkan pekerja
absen dari pekerjaannya untuk beberapa hari
C Gangguan kesehatan yang sangat serius dan
BERAT kemungkinan terjadinya cacat permanen hingga
kematian. Contohnya amputasi, kehilangan
pendengaran, pneumonia, keracunan bahan kimia,
kanker
Contoh lain: Effek = Hazard Severity
TINGKATAN KRITERIA PENJELASAN
1 Insignificant / Tidak Tidak ada cidera, kerugian materi sangat kecil.
signifikan
2 Minor / Minor Memerlukan perawatan P3K, kerugian materi
sedang.
3 Moderate / sedang Memerlukan perawatan medis dan mengakibatkan
hilangnya hari kerja / hilangnya fungsi anggota
tubuh utk sementara waktu, kerugian materi cukup
besar.
4 Major / Mayor Cidera yg mengakibatkan cacat / hilangnya fungsi
tubuh secara total, tidak berjalannya proses
produksi, kerugian materi besar.

5 Catastrophe / Menyebabkan kematian, kerugian materi sangat


Bencana besar.
Ada 3 cara dalam penilaian risiko yaitu:

A. Kualitatif
B. Semikuantitatif
C. Kuantitatif
ACCEPTABLE RISK PROFILE

7
HIG
6
H
5
4
3

1 2 3 4 5 6 7
CONSEQUENCY CATEGORIES
Matrix Penilaian Risiko

Risk Matrix Dampak/Keparahan

RINGAN SEDANG BERAT

KEMUNGKINAN/ TIDAK RISIKO RISIKO RISIKO


PROBABILITAS MUNGKIN RENDAH RENDAH SEDANG

MUNGKIN RISIKO RISIKO RISIKO TINGGI


RENDAH SEDANG

SANGAT RISIKO RISIKO TINGGI RISIKO TINGGI


MUNGKIN SEDANG
SKALA TINGKAT RISIKO
TINGKAT RISIKO DESKRIPSI PENGENDALIAN
Risiko RENDAH Ada kemungkinan rendah bahwa cedera
atau gangguan kesehatan minor terjadi PRIORITAS 3
saat ini, dengan dampak kesehatan yang
ringan hingga sedang
Risiko SEDANG Konsekuensi atau keparahan dari cidera
dan gangguan kesehatan tergolong PRIORITAS 2
kategori serius meskipun probabilitasnya
rendah
Risiko TINGGI Kemungkinan besar terjadi gangguan
kesehatan dan cedera yang moderate atau PRIORITAS 1
serius bahkan kematian
ANALISA KUALITATIF
Metode ini menganalisa dan menilai suatu risiko dg cara membandingkan
terhadap suatu deskripsi/uraian dari parameter (peluang dan akibat) yg
digunakan. Umumnya dipakai metode matriks.
ANALISA SEMIKUALITATIF
Metode ini pada prinsipnya hampir sama dgn analisa
kualitatif, perbedaannya pada metode ini uraian/
deskripsi dari parameter yg ada dinyatakan dg
nilai/score tertentu.
ANALISASEMIKUALITATIF
ANALISA SEMIKUALITATIF
B. CARA SEMI KUANTITATIF
KATEGORI DAMPAK/ EFFEK TERHADAP K 3

KATEGORI DAMPAK TERHADAP KESELAMATAN &


KESEHTAN
1 TIDAK ADA DAMPAK

2 MEMBUTUHKAN P3K

3 MEMBUTUHKAN PERAWATAN MEDIS

4 MENYEBABKAN CACAT PERMANENT

5 MENYEBABKAN KEMATIAN
KATEGORI KETERANGAN

1 = sangat Terjadi sekali dalam lima tahun


jarang
2 = jarang Terjadi sekali dalam 1-2 tahun

3 = mungkin Terjadi sekali dalam 1-2 tahun

4 = sering Terjadi beberapa kali dalam setahun

5 = sangat Terjadi dalam hitungan minggu atau


sering bulan
MATRIK RISIKO
(Semi kuantitatif)
Dampak/EFFEK
Matriks Risiko 1 2 3 4 5
K
E 1 1 2 3 4 5
M
U 2 2 4 6 8 10
N
G
3 3 6 9 12 15
K
I
N 4 4 8 12 16 20
A
N 5 5 10 15 20 25
TINGKAT RISIKO

KXD TINGKAT RISIKO KETERANGAN WARNA

1-3 RENDAH

4-6 SEDANG

8 -12 BERMAKNA

15 -25 TINGGI
EVALUASI RISIKO

Tentukan prioritas risiko

Lakukan pengambilan keputusan

Apakah risiko bisa Apakah risiko harus


diterima? dikendalikan?
(acceptable risk?) (risk reduction/control)?
EVALUASI RISIKO

Apa yg perlu Anda perhatikan dlm


mengevaluasi risiko ????

1. Metode pengendalian yg sudah ada


2. Standar & peraturan
3. Besarnya risiko
4. Anggaran
RISIKO FAKTOR FISIK
Jenis Bahaya Risiko Konsekuensi

NOISE Auditory Occupational deafness


Non – auditory (NIHL)

VIBRATION Segmental White fingers


Whole body Musculoskeletal disorders

HEAT Dehydration Heat cramp s/d


Heat stroke

COLD Vasoconstriction Frostbite

LIGTHING Visual aculty Fatigue, Visus

Hypo baric Hypoxia (Oxygen)


PRESSURE Hyperbaic Gases exchange

RADIATION Ionizing DNA / RNA


Non - ionizing Heating tissue Cataract,
Reproductive syst.
RISIKO FAKTOR KIMIA

Jenis Bahaya Risiko Konsekuensi


PARTICULATES, Depositions Silicosis
DUSTS, FIBERS (inhaled) Bysinosis
Cancer

GASES, VAPORS Irritation Asphyxiant


MISTS, FUMES, (inhaled) Asthma
SMOKE
Contact Derma (titis/toses)
LIQUIDS, SOLVENTS (ingested, Poisoning, Cancer
absorbtion)

SOLIDS Contact Derma (titis/toses)


(ingested, Poisoning, Cancer
absorbtion)
RISIKO FAKTOR BIOLOGIK

Jenis Risiko Konsekuensi


Bahaya
Infection Diseases
BACTERIA

FUNGI
Infection Diseases

VIRUSES Infection Diseases


OTHERS Infection
Diseases
RISIKO FAKTOR ERGONOMI

Jenis Bahaya Risiko Konsekuensi


MANUAL
HANDLING
Musculoskeletal Back pain, HNP
Neck stiffness

REPETITIVE Musculoskeletal CTS ,CTD, RSI


MOVEMENT

TOOLS, RSI, MSDs


Musculoskeletal
EQUIPMENT
Physical stresses Fatigue
OVERLOAD

WORK STATION Musculoskeletal MSDs


RISIKO FAKTOR PSIKOSOSIAL
Jenis Bahaya Risiko Konsekuensi

WORK Stress Work performance


ORGANIZATION
Stress Fatigue, Work
JOB CONTENT performance

SHIFTWORK Stress Fatigue, personality

WORK SITE Stress Personality, Work


performance

OTHERS Stress
Accident prone
PENGENDALIAN RISIKO GANGGUAN
KESEHATAN KERJA DI PERKANTORAN

Bila suatu risiko tidak dapat diterima


maka harus dilakukan upaya
pengendalian risiko agar tidak
menimbulkan kecelakaan/kerugian.

Bentuk tindakan pengendalian risiko


dapat dilakukan sbb:

▪ Eliminasi ▪ Administratif
▪ Minimalisasi - Training &
▪ Subtitusi supervisi
▪ Rekayasa Teknik ▪ Alat Pelindung
Promotif, Preventif,
PENGENDALIAN RISIKO

ELIMINASI

Lingkungan Kerja sehat


SUBSTITUSI
PROGRAM
KESEHATAN
PENGENDALIAN 1. Pembudayaan
TEKNIK
GERMAS
2. Pengukuran
ADMINISTRASI
lingkungan
kerja berkala
APD
Pekerja Sehat & Produktif
Rehabilitatif
Kuratif dan

1. Tatalaksana Penyakit
Akibat Kerja di
Perkantoran
2. Kompensasi PAK dan KAK
3. Program Kembali Kerja 48
No. Aspek yang Dinilai/Diukur Hasil Keterangan/Bukti/
Kualitatif/Kuantitatif Foto
1 Penerapan SMK3 di Perkantoran.
2 Identifikasi potensi bahaya dan
manajemen risiko K3 di Perkantoran
3 Upaya Promotif dan Preventif
kesehatan kerja bagi SDM di
Perkantoran
4 Penerapan prinsip ergonomi
5 Pengelolaan sarana, prasarana dan
peralatan di Perkantoran dari aspek
keselamatan dan kesehatan kerja
6 Pengelolaan limbah B3 dan limbah
domestik dari aspek keselamatan
dan kesehatan kerja
Penilaian Risiko Pekerjaan

No Uraian Pekerjaan Identifikasi Penilaian RIsiko Pengendalian Sisa RIsiko


Bahaya &
PIC
Kekerapan Keparahan Tingkat Risiko Kekerapan Keparahan Tingkat Risiko
INSPEKSI K3
PENGENDALIAN RISIKO COVID-19
DI RUANG KERJA PERKANTORAN
Juli, 2020
PENDAHULUAN

Peraturan Menteri Kesehatan Kepmenkes No. HK.01.07/Menkes/328/2020


No. 48/2016 tentang Standar tentang Panduan Pencegahan dan Pengendalian
K3 Perkantoran COVID-19 di Tempat Kerja Perkantoran dan
Industri dalam Mendukung Keberlangsungan
Usaha pada Situasi Pandemi

Eliminasi
Kebutuhan Ditjen Kesmas
1
Substitusi Melakukan rekayasa engineering pencegahan
2 penularan seperti pengaturan jarak meja
Rekayasa/Engineering kerja/workstation, pemasangan pembatas/tabir kaca,dll
3
Pengendalian Administratif
4
Alat Pelindung Diri Inspeksi K3
5 oleh
Tim Dit. Kesjaor, PIC
Satker, Sesditjen Kesmas
TUJUAN

Penilaian tempat kerja pada Satker di Lingkungan Ditjen Kesehatan Masyarakat guna
memperkuat upaya pencegahan dan pengendalian COVID-19 melalui penerapan
protokol kesehatan dan K3 Perkantoran.

Mendapatkan gambaran umum area kerja di lingkungan Ditjen Kesehatan Masyarakat.

Membuat rumusan rekomendasi yang dapat dilakukan dalam rangka mencegah


penularan COVID-19 di tempat kerja
METODA DAN SASARAN

Metoda:
Survey jalan selintas (walk through survey)
• Penilaian kondisi umum,
• Penerapan kebijakan protokol kesehatan,
• Aspek keselamatan, kesehatan, lingkungan kerja dan ergonomi

Sasaran:
• Meja kerja (workstation) pejabat dan staf;
• Peralatan kerja
• Jalur lalulintas orang
• Fasilitas umum, seperti ruang tamu, ruang rapat, ruang makan,
pantry, mushola.
PELAKSANAAN

Persiapan

16 Juni 2020

17 Juni 2020

Penyusunan Laporan Hasil dan Rekomendasi

Tim Pelaksana
REFERENSI
KMK No. HK.01.07/Menkes/328/2020:
Prinsip dan protokol kesehatan pencegahan COVID-19
• Meningkatkan daya tahan tubuh dengan konsumsi gizi
seimbang
• Berolahraga/aktifitas fisik, mengelola stress, istirahat
cukup, berjemur.
• Mencuci tangan pakai sabun dengan sabun dan air
mengalir
• Mengoptimalkan sirkulasi udara, sinar matahari masuk
ruangan kerja, dan pembersihan filter AC.
• Menyediakan handsanitizer dengan konsentrasi alkohol
minimal 70% di tempat-tempat tertentu, seperti pintu
masuk, ruang rapat, pintu lift.
Beberapa pendapat K3, akademisi: • Menjaga jarak (physical distancing) minimal 1 meter
• Di Malaysia, laju aliran udara menggunakan pada setiap aktifitas kerja.
Nilai Ambang Batas (NAB) antara 0,15-0,5 ✓ Rekayasa teknik pemasangan pembatas atau
tabir kaca
m/detik. Pengukuran aliran udara dilakukan ✓ Pengaturan jarak antar pekerja atau dengan
di saluran inlet (inhaust), outlet (exhaust) dan tamu
beberapa titik di area kerja. ✓ Pengaturan ruang kerja, kursi di ruang tamu,
• Dengan ketinggian partisi 120 cm ruang rapat, ruang makan
kemungkinan tidak akan menghambat ✓ Pengaturan jarak antrian di pintu masuk, tempat
distribusi laju aliran udara dan semua area daftar hadir/absensi, mushola serta di jalur
kemungkinan mempunyai aliran udara sesuai umum/lalu lintas orang.
• Pengaturan jumlah pekerja yang masuk dengan bekerja
standar sehingga pertukaran udara terjadi dari rumah (work from home), shift kerja, dan
dengan baik. penyediaan kendaraan antar jemput pegawai.
• Dalam hal tujuan minimalisasi dispersi • Penyediaan dan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
COVID-19 dengan menambahkan ketinggian sesuai standar
kubikal, maka sebaiknya dilakukan • Masker.
pengukuran ulang di semua area yang • Face shield.
berubah agar dapat dipastikan laju aliran Merujuk pada PMK No. 48 Tahun 2016 dan
udara berkisar antara 0,15-0,5 m/detik atau Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 54 Tahun
minimal adalah 0,15 m/detik. Pengukuran 2008, luas tempat kerja staf paling sedikit 2,2
dilakukan dengan air flow meter m2 dan laju aliran udara berkisar antara 0,15-
menggunakan hot wire (pitot
0,25 m/detik.
POKOK HASIL KEGIATAN
Secara umum rasio volume ruangan dibandingkan dengan jumlah pegawai telah sesuai
standar K3 Perkantoran (minimal 10 meter3), meskipun beberapa ruang kerja staf masih
memerlukan penataan lebih lanjut.

Upaya penerapan protokol kesehatan guna mencegah penularan COVID-19 sudah


dilakukan semua Satker di Ditjen Keseharan Masyarakat, antara lain pengaturan menjaga
jarak, penyediaan handsanitizer dan media KIE di ruangan, namun masih perlu
ditingkatkan.

Ada potensi untuk terjadi jarak dekat antar pegawai atau tamu, seperti di ruang kerja, ruang
rapat ataupun di jalur lalulintas, di antaranya akses pintu masuk dan kamar kecil, di tempat
rekam kehadiran.

Eliminasi, rekayasa engineering (teknis), administrasi dan APD merupakan upaya


pengendalian risiko untuk pencegahan penularan Covod-19 dapat dilakukan, seperti
pengaturan jarak meja kerja/workstation, pemasangan pembatas/tabir kaca dan lain-lain
sesuai kebutuhan berdasarkan faktor risiko.
PEMBAHASAN
• Optimalisasi upaya pencegahan COVID-19 dilakukan melalui semua pendekatan, dengan prinsip
menjaga jarak, mengurangi pegawai masuk dan penggunaan masker, faceshield.
• Perlunya penilaian risiko pegawai apakah memiliki risiko kesehatan, menggunakan kendaraan umum,
memiliki aktivitas yang dapat menimbulkan potensi bahaya dan pada saat di meja kerja apakah jarak
minimal 6 kaki (167 cm).
• Adanya upaya telah dilakukan dengan mengatur pegawai sehingga tidak terjadi pegawai yang masuk
kerja saling berdampingan/berhadapan (mengatur pegawai masuk dan tidak masuk posisi silang)
atau tidak menggunakan memberi tanda (x) dua kubikal ruang kerja. Hal ini dapat dilakukan dengan
kebijakan sebagian pegawai bekerja dari rumah (work from home).
• Pegawai secara rutin melakukan self asessment, peran bagian kepegawaian (Subag TU), tidak hanya
Subag Rumah Tangga.
• Dalam hal kebijakan semua pegawai masuk kerja sehingga seluruh kubikal meja kerja digunakan,
maka penataan ruang kerja staf dapat dilakukan dengan mempertimbangkan pencahayaan dan aliran
udara ventilasi yang baik, dapat dilakukan dengan opsi melakukan rekayasa teknis:
✓ Tinggi partisi penghalang pada kubikal 54 inci (1,37 m) agar pencahayaan dan ventilasi baik.
✓ Tinggi partisi penghalang pada kubikal, setidaknya 6 kaki (167 cm) di antara meja, dan meja saling
berhadapan dengan ada jarak ke atap minimal 18-24 inci (45-60 cm) untuk ruang udara.
✓ Memastikan jarak 6 kaki (167 cm) antar pegawai, kecuali penghalang ditambahkan.
✓ Ukuran ruang kerja dasar 107-132 cm x 152-183 cm (1,62-2,42 cm2)
PEMBAHASAN
• Tinggi partisi kubikal 120 cm dan luas meja kerja dan area kursi kerja 120x120 cm = 1,44 cm 2.
Kekurangan luas ruang kerja pegawai dapat mengatur penambahan area jalur lalu lintas orang
sebagai space ruang kerja.
• Pemasangan pembatas dapat dilakukan untuk sisi kursi pegawai sebelahan dengan partisisi portable
dengan lebar 60 cm, peninggian sampai dengan maskimal tinggi partisi 167 cm dan jarak ke atap 45-
60 cm untuk ruang udara. Dengan tinggi atap 265 cm dan tinggi partisi 167 cm, terdapat jarak ke atap
98 cm.
• Melakukan rekayasa teknis untuk memastikan menjaga jarak dengan pemasangan pembatas tembus
pandang pada ruang rapat.
• Laju aliran udara di ruang dapat dipenuhi dengan membuka jendela di area mushola, Kasubag TU,
dan ruang makan.
• Untuk memastikan pemenuhan persyaratan kualitas udara parameter fisika, kimia dan mikrobiologi
dengan baku mutu khususnya pencahayaan, suhu, kelembaban, dan pergerakan udara, oksigen,
debu respirabel, mikroorganisme dan kapang/jamur perlu dilakukan pengukuran.
• Dalam rekayasa teknis untuk penataan meja kerja, hal kritikal sebagai pertimbangan:
Peruntukan desain untuk kebijakan WfO-WfH dan/atau semua pegawai masuk..
KESIMPULAN

• Upaya pencegahan COVID-19 dengan seluruh pendekatan dengan prinsip,


antara lain menjaga jarak, mengatur jumlah pekerja tiap lajur, dan penggunaan
APD.
• Manejemen risiko harus terus dilakukan menerus dilakukan di masing-masung
Satker dan diperlukan Tim.
• Penataan ruang kerja secara umum dapat dilakukan, antara lain:
✓ Mendesain untuk sirkulasi udara, mengatur jalur lalulintas dan evakuasi dengan memberi tanda di
tempat masuk, koridor, tangga, memberi jarak antar meja, stiker tembus pandang.
✓ Menentukan kubikal yang tidak memungkinkan mengatur jarak dengan memasang partisi pembatas
tembus pandang pegawai bersebelahan.
✓ Mengatur pegawai di meja kerja tersebut sehingga tidak terjadi pegawai yang masuk saling
berdampingan/berhadapan (mengatur pegawai masuk dan tidak masuk posisi silang)
✓ Tidak menggunakan memberi tanda (x) dua kubikal ruang kerja.
✓ Memasang partisi pembatas portabel di meja kerja pegawai bersebelahan.
✓ Rekayasa teknis dengan pemasangan pembatas tembus pandang pada ruang rapat
• Perlu evaluasi pengukuran kualitas udara parameter fisika, kimia dan
mikrobiologi.
REKOMENDASI

Eliminasi potensi bahaya (hazard):


✓ Penyediaan handsanitizer di meja tamu dan di tempat yang mudah dijangkau pegawai.
✓ Kegiatan disinfeksi pada peralatan dan permukaan tempat kerja

Rekayasa Teknis
Jangka Pendek:
Pengaturan ruang kerja, antara lain dengan penjarangan kubikal yang bisa dilepas, memberi tanda (x) untuk
kubikal ruang kerja yang tidak digunakan.

Jangka Menengah:
Modifikasi tinggi partisi kubikal dengan bahan tembus pandang dan/atau partisi samping yang fleksibel sebagai
pembatas kontak fisik.

Jangka Panjang:
✓ Penyediaan dan pengaturan ulang lay out ruang kerja sesuai standar minimal 2,2 meter2.
✓ Penataan ruang kerja secara keseluruhan jangka menengah dan panjang dengan menambahkan tenaga
konsultan ergonomi.
REKOMENDASI
Administratif:

Jangka Pendek:
• Pembuatan SOP, media KIE, pengaturan jadwal pegawai WFO-WFH, pengaturan tempat kerja pegawai.
• Membuat kegiatan morning briefing sebagai sarana edukasi direktorat.
• Membentuk Tim yang mempersiapkan ruang kerja (kegiatan membuka jendela dan tirai serta pembersihan dan
disinfeksi).

Jangka Menengah:
• Tim mengawasi penerapan SOP dan pengaturan jadwal.
• Penyewaan atau pengaturan kendaraan antar jemput pegawai bekerja. yang dapat dikoordinasikan pada bagian
kepegawaian.

Jangka Panjang:
• Evaluasi dan perbaikan berkelanjutan penerapan protokol dan implementasi K3 Perkantoran

Alat Pelindung Diri:


✓ Wajib penggunaan masker
✓ Faceshield bagi pegawai dengan tugas berhadapan dengan orang banyak atau saat di transportasi umum.
RENCANA TINDAK LANJUT

• Pelaksanaan rekomendasi jangka pendek


• Mendorong setiap pegawai melakukan disinfeksi peralatan dan
ruangan kerja masing-masing.
• Penyediaan media KIE dan SOP pencegahan COVID-19.
• Pembentukan Tim untuk penyiapan SOP, media KIE dan
pengawasan penerapan SOP dan hasil self assessment.
• Rekayasa teknis jangka menengah dan jangka panjang.

64
CONTOH GAMBAR REKAYASA TEKNIS MEJA KERJA
DAN PENGUATAN PROTOKOL KESEHATAN DAN K3 PERKANTORAN

PENAMBAHAN SEKAT PEMBATAS MEJA KERJA BERDAMPINGAN PORTABEL PEMISAHAN MEJA KERJA
CONTOH MEJA KERJA PORTABEL (FLEKSIBEL)
CONTOH DESAIN PENAMBAHAN
TINGGI MEJA KERJA DAN PENAMBAHAN PEMBATAS BERSEBELAHAN
CONTOH GAMBAR REKAYASA TEKNIS MEJA KERJA
DAN PENGUATAN PROTOKOL KESEHATAN DAN K3 PERKANTORAN

PEMASANGAN PEMBATAS DI TEMBUS PANDANG


CONTOH GAMBAR REKAYASA TEKNIS MEJA KERJA
PENGUATAN PROTOKOL KESEHATAN DAN K3 PERKANTORAN

PENANDA JARAK DAN ARAH JALUR LALULINTAS


UPAYA PENINGKATAN EDUKASI PENCEGAHAN COVID-19
K3 DAN 5R KANTOR BERSERI

MEDIA KIE, 5R DAN KANTOR BERSERI REVITALISASI TEMPAT SAMPAH

QR self
assesment
BEBERAPA PRAKTIK BAIK LAINNYA

Sinar Matahari Dan


Rekam Kehadiran Face Otomatisasi Handsanitizer Ventilasi Udara Dengan
Scan
Buka Korden Dan Jendela
BEBERAPA PRAKTIK BAIK LAINNYA

Pemasangan Rambu-
Workstation Dipasang
rambu Untuk Mengatur
Berhadapan Akan Informasi dan Media KIE
Jarak Di Meja Konsultasi
Mengurangi Kontak Fisik
Eselon
PENUTUP

Identifikasi potensi bahaya (hazard) gangguan kesehatan sebagai elemen


penting manajemen risiko terkait K3 guna penerapan K3 sesua standar untuk
peningkatan produktivitas, dan terciptanya tempat kerja yang aman, sehat dan
nyaman

Ada beragam tools atau instrumen untuk identifikasi potensi bahaya, penilaian
dan pengendalian risiko kecelakaan dan penyakit pada pekerja sebagai upaya
penerapan K3 perkantoran

Perkantoran memiliki potensi bahaya dan risiko terjadinya kecelakaan, penyakit


umum pada pekerja dan penyakit akibat kerja.

Tersedia payung hukum dan panduan baik internasional maupun nasional


sebagai acuan untuk penerapan dan pengembangan terkait K3 Perkantoran
Terima Kasih

• Jl. H.R Rasuna Said Blok


X-5 Kavling 4-9 Jakarta
• Telp. (021) 5201590
(Hunting)

Anda mungkin juga menyukai