Anda di halaman 1dari 5

I.

Pengertian
Bensin menjadi salah satu bahan bakar yang terbuat dari minyak
mentah dan cairan minyak bumi lainnya. Atas dasar inilah bensin terutama
dimanfaatkan sebagai bahan bakar mesin pada kendaraan. Bensin yang juga
disebut gasolin merupakan campuran arti hidrokarbon cair yang mudah
menguap dan mudah terbakar yang berasal dari fraksi minyak bumi dan
digunakan sebagai bahan bakar untuk mesin pembakaran internal.
Bensin adalah campuran kompleks dari ratusan hidrokarbon yang
berbeda dengan besar jenuh serta mengandung 4 hingga 12 atom karbon
per molekul. Bensin yang digunakan dalam mobil (automobile gasoline)
umumnya mendidih antara 30° dan 200° C (85° dan 390° F), campurannya
disesuaikan dengan ketinggian dan musim. Bensin penerbangan (aviation
gasoline) mengandung proporsi yang lebih kecil dari komponen yang
kurang mudah menguap dan lebih mudah menguap daripada bensin mobil.
Pengertian Bensin Menurut Para Ahli
Adapun definisi bensin menurut para ahli, antara lain:

1. John Bergendahl (2007), Arti bensin adalah campuran kompleks dari


banyak jenis senyawa organik dengan berbagai aditif yang menyediakan
bahan bakar mobil yang sesuai. Ini diproduksi melalui operasi
penyulingan dari minyak mentah, yang merupakan campuran alami dari
banyak hidrokarbon berbeda yang ditemukan di reservoir bawah tanah
di beberapa bagian dunia.
2. Torsten Kaltschmitt dan Olaf Deutschmann (2012), Pengertian nensin
adalah fraksi distilat tengah (middle distillate fraction) dari minyak
mentah yang dicampur dengan beberapa senyawa hidrokarbon dan
polimer lainnya. Semula, bensin merupakan produk sisa proses
penyulingan yang digunakan untuk memproduksi minyak tanah dari
minyak bumi.
3. TrAC Trends in Analytical Chemistry (2017), Definisi bensin adalah
produk turunan minyak bumi yang terdiri dari campuran hidrokarbon
alifatik cair dan aromatik, berkisar antara atom karbon C4 dan C12 dengan
rentang didih 30 sampai dengan 225 °C sehingga sebagian besar
merupakan campuran parafin, naftena, aromatik dan olefin.
II. JENIS BENSIN
A. Premium
Premium merupakan bahan bakar minyak jenis distilat berwarna
kuning. Warna tersebut dihasilkan oleh pemberian zat
tambahan. Premium merupakan BBM untuk kendaraan bermotor yang
paling populer di Indonesia. Salah satu sebabnya karena harganya yang
relatif rendah. Bilangan oktan dari premium terendah di antara produk
jenis bensin lainnya, yakni sebesar 88.
B. Pertalite
Pertalite adalah jenis bensin dengan angka oktan 90 yang sangat
tepat digunakan untuk kendaraan yang mempunyai kompresi 9:1 hingga
10:1. Bensin ini tepat digunakan untuk kendaraan yang biasa beredar di
Indonesia saat ini. Sebenarnya untuk jenis ini lebih cocok digunakan
untuk kendaraan keluaran lama. Namun karena angka oktan 90,
pertalite masih cocok untuk kendaraan yang banyak beredar di
Indonesia saat ini. Dengan harga BBM Pertamina jenis pertalite yang
terjangkau membuat pertalite menjadi incaran untuk pengendara
motor.

C. Pertamax
Pertamax merupaan bahan bakar jenis bensin dengan oktan 92.
Pertamax direkomendasikan untuk digunakan pada kendaraan yang
memiliki kompresi rasio 10:1 hingga 11:1 atau kendaraan berbahan
bakar bensin yang menggunakan teknologi setara dengan Electronic Fuel
Injection (EFI). Pertamax diklaim dapat membersihkan bagian dalam
mesin, dilengkapi dengan pelindung anti karat pada dinding tangki
kendaraan, saluran bahan bakar dan ruang bakar mesin , serta mampu
menjaga kemurnian bahan bakar dari campuran air sehingga
pembakaran menjadi lebih sempurna.
D. Pertamax Turbo
Pertamax Turbo merupakan jenis BBM Pertamin yang
dikembangkan antara Pertamin dan Lamborghini. Untuk Pertamax Turbo
memiliki angka oktan 98, lebih tinggi dibandingkan Pertamax. Untuk
jenis ini direkomendasikan untuk kendaraan dengan kompresi 11:1
hingga 13:1. Bensin ini mampu meningkatkan akselerasi dan kecepatan
kendaraan serta mampu menyempurnakan pembakaran pada mesin.
III. MUTU BENSIN
Mutu bensin ditentukan oleh efektifitas pembakarannya di dalam
bensin. Bensin yang baik tidak menimbulkan ketukan (knocking) pada
mesin. Ketukan pada mesin terjadi bila bensin terbakar tidak pada saat
yang tepat sehingga akan mengganggu gerakan piston pda mesin.
A. Komponen Bensin
Komponen Bensin berdasarkan penelitian, bensin merupakan
campuran dari berbagai macam senyawa hidrokarbon.Oleh karena itu,
dilakukan penelitian untuk menentukan senyawa manakah yang paling
efektif digunakan sebagai standar dalam menentukan mutu bensin.
Penelitian umumnya dilakukan dengan membuat bensin standar, yaitu
bensin yang dibuat dari senyawa n-heptana dan isooktana (2,2,4-
trimetil pentana). Angka yang digunakan untuk menunjukan mutu
bensin ini disebut bilangan oktan atau bilangan oktana. Semakin tinggi
bilangan oktan bensin, semakin baik mutu bensin tersebut.

Bensin standar yang mengandung 100% isooktana diberi


bilangan oktan 100, sedangkan yangmengandung 100% n-heptana diberi
bilangan oktan 0. Jadi, bensin standar yang mengandung 60% isooktana
dan40% n-heptana diberi bilangan oktan 60.
B. Bilangan Oktan
Penentuan angka oktan suatu bahan bakar dilakukan dengan
pengujian di laboratorium, yaitudengan membandingkan efisiensi
pembakarannya dengan bensin standar. Alkohol yang mempunyai angka
oktan112, bukan berarti bahwa alkohol tersebut mengandung 112%
isooktana. Tetapi, alkohol tersebut mempunyaiefisiensi pembakaran
12% di atas bensin standar yang berkadara 100% isooktana. Jadi, jika
suatu bahan bakarmempunyai bilangan oktan 80,mutu (kualitas)
pembakarannya setara dengan bensin standar yang mengandung80%
isooktana dan 20% n-heptana.
 Tabel berikut memuat bilangan oktan dari beberapa bahan
bakar.

C. Cara Meningkatkan Bilangan Oktan Bensin


Bilangan oktan bisa ditingkatkan dengan menambahkan zat aditif
bensin. Penambahan tetraetil timbal (tetraethyl lead atau TEL, Pb(C2H5)4)
pada bensin akan meningkatkan bilangan oktan bensin tersebut,
sehingga bensin "murah" dapat digunakan dan aman untuk mesin
dengan menambahkan timbal ini. Untuk mengubah Pb dari bentuk padat
menjadi gas pada bensin yang mengandung TEL dibutuhkan etilena
bromida (C2H5Br). Celakanya, lapisan tipis timbal terbentuk pada
atmosfer dan membahayakan makhluk hidup, termasuk manusia. Di
negara-negara maju, timbal sudah dilarang untuk dipakai sebagai bahan
campuran bensin.[2]
Zat tambahan lainnya yang sering dicampurkan ke dalam bensin
adalah MTBE (methyl tertiary butyl ether, C5H11O), yang berasal dan
dibuat dari etanol. MTBE murni berbilangan oktan setara 118. Selain
dapat meningkatkan bilangan oktan, MTBE juga dapat menambahkan
oksigen pada campuran gas di dalam mesin, sehingga akan mengurangi
pembakaran tidak sempurna bensin yang menghasilkan gas CO.
Belakangan diketahui bahwa MTBE ini juga berbahaya bagi lingkungan
karena mempunyai sifat karsinogenik dan mudah bercampur dengan air,
sehingga jika terjadi kebocoran pada tempat-tempat penampungan
bensin (misalnya di pompa bensin) MTBE masuk ke air tanah bisa
mencemari sumur dan sumber-sumber air minum lainnya.
Etanol yang berbilangan oktan 123 juga digunakan sebagai
campuran. Etanol lebih unggul dari TEL dan MTBE karena tidak
mencemari udara dengan timbal. Selain itu, etanol mudah diperoleh
dari fermentasi tumbuh-tumbuhan sehingga bahan baku untuk
pembuatannya cukup melimpah. Etanol semakin sering dipergunakan
sebagai komponen bahan bakar setelah harga minyak bumi semakin
meningkat.

Anda mungkin juga menyukai