1. Bilangan Asam
Maksud :Menentukan bilangan asam suatu contoh uji.
Tujuan : Menentukan banyaknya asam lemak bebas di dalam lemak/minyak
2 Bilangan Ester
Maksud : Menentukan bilangan ester suatu contoh uji.
Tujuan : Menentukan banyaknya asam lemak yang teresterkan pada gliserol di
dalam lemak/minyak
3 Bilangan Penyabunan
Maksud :Menentukan bilangan penyabunan suatu contoh uji.
Tujuan : Agar praktikan mampu menentukan banyaknya total asam lemak (yang
bebas dan teresterkan) dalam lemak/minyak
4 Bilangan Iodium
Maksud : Menentukan bilangan iodium suatu contoh uji.
Tujuan : Agar Praktikan mampu menentukan kadar ikatan tidak jenuh (ikatan
rangkap) dalam rantai hidrokarbon pada lemak/minyak
5 Analisa lemak/minyak
Maksud : Menentukan kadar lemak/minyak dalam suatu contoh uji.
Tujuan : Agar Praktikan mampu menentukan kadar lemak/ minyak dalam suatu
bahan.
Lemak dan minyak adalah ester dari gliserol (alkohol trihidrat) dengan asam
lemak dengan berat molekul ( C = 11 24 ). Contoh minyak atau lemak bisa berasal
dari minyak atau lemak hewan atau tumbuh-tumbuhan. Bentuk lemak dari hewan
pada umumnya mengandung lemak jenuh lebih banyak dari pada lemak tak jenuh
dan umumnya berbentuk fasa padat, misalnya : lemak sapi, berupa gliserol triasetat
dengan campuran gliserol oleo-palmito-stearat. Sedangkan lemak dari minyak
nabati (tumbuh-tumbuhan) mengandung asam lemak tak jenuh lebih banyak dari
pada lemak jenuh dan umumnya berbentuk fasa cair, misalnya minyak jagung
berupa gliserol trioleat dengan campuran gliserol-oleo-palmoti-linolat, gliserol-
dilinolo dan gliserol-trinoleat.
H2C OH
+ 3 R COOH
H H2C O C R1 + 3H2O
H C OH O
H C O C R2
Penyabunan : lemak / minyak mudah tersabunkan oleh larutan alkali pada suhu
mendidih.
Hidrolisa lemak : lemak / minyak mudah terhidrolisa oleh larutan asam kuat
pada suhu mendidih terutama asam asam mineral.
Oksidasi / reduksi : lemak jenuh mengandung asam stearat, asam palmitat, dan
lain-lain, asam lemak jenuh tidak mudah teroksidasi maupun tereduksi. Lemak
tak jenuh mengandung asam oleat, linolat, linoleat dan lain-lain, asam lemak
tak jenuh mudah tereduksi membentuk asam lemak jenuh dan mudah
teroksidasi membentuk keton-keton.
Lemak/minyak yang mengandung asam lemak tak jenuh cenderung menjadi
bau dalam penyimpanan. Pada oksidasi dalam udara lembab dan suhu tinggi,
mula-mula asam lemak tak jenuh berubah menjadi hidroksida kemudian
membentuk keton yang menimbulkan bau. Gabungan oksidasi dan penyabunan
oleh enzim dapat menguraikan lemak menjadi gliserol dan merubahnya menjadi
Akrolein CH2 = CH. CHO yang menjadi penyebab utama timbulnya bau tengik.
Oksidasi udara dalam waktu lama dapat menimbulkan warna kekuningan.
Oksigen mensubstitusi ikatan rangkap membentuk timulnya gugus karbonil
menyebabkan warna kekuningan
Pada oksidasi dalam udara lembab dan suhu tinggi, dan membiarkan lemak
lama berhubungan dengan udara menyebabkan lemak/minyak tak jenuh
menjadi keras sehingga sukar dihilangkan dalam proses pencucian. Hal tersebut
timbul karena terjadi polimer lemak.
Oksidasi udara dalam waktu lama dapat menimbulkan proses polimerisasi
antara ikatan rangkap pada hidrokarbon. Timbulnya gugus karbonil
menyebabkan warna kekuningan
Pengsulfonan : lemak jenuh mengandung asam stearat, asam palmitat, dan lain-
lain, asam lemak jenuh dapat disulfonkan oleh asam sulfat pekat pada suhu dan
tekanan tinggi
Pengsulfatan : lemak tak jenuh mengandung asam oleat, linolat, linoleat dan
lain-lain, asam lemak tak jenuh mudah tersulfatkan oleh asam lemak sulfat
pekat pada suhu mendidih
Jenis pelarut : benzena, minyak tanah, eter, hidrokarbon terklorinasi. Terpentin,
karbon disulfida, ligroin, dll. Tisdak larut dalam air, asam, dll.
Titik leleh : 47 0C 65 0C
Cara menghilangkan:
a. penyabunan atau hidrolisa dengan alkali
b. pengemulsian oleh sabun atau zat aktif permukaan
c. ekstraksi dengan pelarut organik
Jenis asam lemak:
5
ikatan rangkap dalam hidrokarbon dengan halogen. Penetapannya dilakukan dengan cara
titrasi yodometri (dititar dengan tio sulfat) setelah proses adisi selesai.
Minyak / lemak BA BI BP
Reaksi
Bilangan Asam (BA)
RCOOH + KOH RCOOK + H2O
Asam lemak Sabun
1.3.1.1 ALAT
Pengekstrak soxhlet lengkap ( labu lemak/labu ekstraksi 250 ml, tabung/
labu soxhlet, pendingin gondok/pendingin spiral)
Penangas listrik
Oven
Eksikator
Kertas saring tabung/kertas saring biasa bebas lemak
Neraca analitik
1.3.1.2 BAHAN
Contoh uji
Pereaksi :
- Benzene
- Alcohol
- Karbon tetra klorida
- Trikloro etilena
- Campuran benzene:alcohol = 1:1
7
1.3.2 BA DAN BE
1.3.2.1 ALAT
BA :
- Erlenmeyer 250 ml
- Gelas ukur 100ml
- Buret 50ml
BE :
- Pendingin gondok
- Water bath
- Erlenmeyer 250 ml
- Buret 50ml
- Pipet volume 10ml/25ml
- Pipet ukur 10ml
1.3.2.2 BAHAN
BA :
- Contoh uji
- Pereaksi :
- eter:alcohol netral = 1:2
- KOH Alkohol 0,1 N
- Indikator PP
BE :
- Contoh uji
- Pereaksi :
- KOH Alkohol 0,5 N
- HCl 0,5 N
- Indikator PP
1.3.3 BP DAN BI
1.3.3.1 ALAT
8
BP :
- Pendingin gondok
- Water bath
- Erlenmeyer 250 ml
- Buret 50ml
- Pipet volume 10ml/25ml
- Pipet ukur 10ml
- Neraca analitik
BI :
Sama dengan BP
1.3.3.2 BAHAN
BP :
- Contoh uji
- Pereaksi :
- KOH Alkohol 0,5 N
- HCl 0,5 N
- Indikator PP
BI :
- Kalium Iodida 10%
- Larutan Hanus 0,1 N
- Chloroform
- Natrium Tiosulfat 0,1 N
- Indikator kanji 0,5 %
-
BAB II ISI
11
2. Lakukan titrasi blanko untuk 10 ml KOH Alkohol 0,5 N tanpa larutan
contoh
12
(15menit )
Ditanyakan :
Kadar minyak / lemak ?
Jawab :
13
Pada kain :
Kadar minyak/lemak = Berat awal- Berat akhir X 100 % / Berat awal
= 1,78589 gr 1,64459 X 100% / 1,7859 gr
= 0,1413/1,7859 X100%
= 7,94 %
Pada labu :
Kadar minyak /lemak = Berat akhir Berat awal X 100% / contoh uji
= 86,3057 86,2351 X 100% / 1,7858
= 3,95 %
Jawab :
14
1. Bilangan asam 1 = (ml x N ) KOH Alkohol x BE KOH /
Bobot contoh
= 0,6x 0,1 x 56 / 1,538
= 2,184
Jawab :
= 129,0604
Jawab :
= 108,5797
= 121,201
Jawab :
= 10,7303
= 11,4424
2. Dalam penentuan bilangan asam dilakukan metode titrasi alkali metri yakni
penetralan asam dengan alkali.
Dalam penentuan BA maupun BE dilakukan titrasi blanko.Kenapa? yaitu untuk
mendapaykan berapa mgram KOH yang diikat oleh minyak.
Larutan direfluks agar sabun yang berada didalam Erlenmeyer bisa larut tanpa
harus dikocok-kocok.
18
3. Dalam penentuan Bilangan penyabunan dan bilangan Iodium ,,,bilangan iodium
mengapa disimpan di ruang asing?karena jika terhirup, akibatnya gigi kita bisa
rontong)
4. Dalam percobaan lemak dan minyak perlu diperhatikan beberapa hal agar
praktikum berjalan dengan baik, antara lain yang harus dipersiapkan adalah alat-
ala tang digunakan apakah sudah benar-benar kering atau belum.Alat yang akan
dipakai sebaiknya di oven terlebih dahulu agar alat yang digunakan benar-benar
dalam kkering tidak mengandung air sedikitpuk, hal ini dilakukan agar proses
yang dilakukan sempurna dan betul0betul analisa minyak dan lemak.
5. Alat dan bahan yang telah di oven harus melalui tahap selanjutnya yaitu
pendinginan menggunakan eksikator.Arinya bukan pendinginan seperti di kulkas
tetapi pendinginan untuk menstabilkan suhu.
6. Dalam proses penimbangan lemak/minyak harus benar-benar baik, jngan sampai
ada minyak yang meleber ke dinding Erlenmeyer karena hal ini akan
menyulitkan dalam melarutkannya.Otomatis minyak yang ada pada dindingpun
harus terlarutkan, jika tidak maka proses perhitunganpun akan terganggu.
19
BAB III PENUTUP
2.1 KESIMPULAN
2.1.1 KADAR LEMAK
Jadi kadar lemak yang didapat dari hasil percobaan di atas adalah 5,945 %
Jadi Bilangan asam yang didapat dari hasil percobaan di atas adalah 2,66
Jadi Bilangan ester yang didapat dari hasil percobaan di atas adalah
129,0604
Jadi Bilangan iodium yang didapat dari hasil percobaan di atas adalah
11,086
2.2 SARAN
20
BAB I PENDAHULUAN
21
1.2 TEORI DASAR
Sabun adalah garam logam dari asam lemak dengan logam alkali atau raksi antara
asam lemak dengan alkali pada suhu mendidih sehingga terjadi reaksi pnyabunan
SIFAT SABUN :
1. Pelarut sabun : sabun dapat larut dalam alcohol dan sedikit larut dalam pelarut
lemak
2. Sabun terlarut koloidal dalam air dan bersifat sebagai surfaktan
3. Larutan sabun dalam air sadah akan mengendap sebagai sabun kalium dan sabun
magnesium sehingga mengganggu pencucian
4. Larutan asam akan menghidrolisa sabun menjadi asam lemak kembali
5. Larutan encer sabun selalu terionkan membentuk anion dan alkil karboksilat yang
aktif sebagai pencuci sehingga alkil natrium karboksilat disebut sebagai zat aktif
anion
6. Larutan sabun dalam air akan terhidrolisa dan bersifat sedikit alkalis sehingga
dalam waktu bersamaan akan terdapat molekul-molekul sabun, RCOOH dan ion-
ion RCOO-, OH- dan NA +
7. Panjang rantai alkil dari sabun akan mempengaruhi sifat fisik sabun, yaitu derajat
hidrolisa, suhu titer dan titik keruh.
Kemungkinan sabun ditemukan oleh orang Mesir kuno beberapa ribu tahun yang
lalu. Pembuatan sabun oleh suku bangsa-suku bangsa Jerman dilaporkan oleh Julius
Caesar. Teknik pembuatan sabun dilupakan orang dalam Zaman Kegelapan (Dark
Ages), namun ditemukan kembali selama Renaissance. Penggunaan sabun mulai
meluas pada abad ke-18.
Dewasa ini sabun dibuat praktis sama dengan teknik yang digunakan pada zaman
yang lampau. Lelehan lemak sapi atau lemak lain dipanaskan dengan lindi (natrium
hidroksida) dan karenanya terhidrolisis menjadi gliserol dan garam natrium dari asam
22
lemak. Dulu digunakan abu kayu (yang mengandung basa seperti kalium karbonat)
sebagai ganti lindi (larutan alkali).
Sekali penyabunan itu telah lengkap, lapisan air yang mengandung gliserol
dipisahkan dan gliserol dipulihkan dengan penyulingan. Gliserol digunakan sebagai
pelembab dalam tembakau, industri farmasi dan kosmetik. Sifat melembabkan timbul
dari gugus-gugus hidroksil yang dapat berikatan hidrogen dengan air dan mecegah
penguapan air itu. Sabunnya dimurnikan dengan mendidihkannya dalam air bersih
untuk membuang lindi yang berlebih, NaCl, dan gliserol. Zat tambahan (additive)
seperti batu apung, zat warna dan parfum kemudian ditambahkan. Sabun padat itu
lalu dilelehkan dan dituang ke dalam suatu cetakan.
Suatu molekul sabun mengandung suatu rantai hidrokarbon panjang plus ujung
ion. Bagian hidrokarbon dari molekul itu bersifat hidrofobik dan larut dalam zat-zat
non-polar, sedangkan ujung ion bersifat hidrofilik dan larut dalam air. Karena adanya
rantai hidrokarbon, sebuah molekul sabun secara keseluruhan tidaklah benar-benar
larut dalam air. Namun sabun mudah tersuspensi dalam air karena membentuk misel
(micelles), yakni segerombol (50-150) molekul sabun yang rantai hidrokarbonnya
mengelompok dengan ujung-ujung ionnya menghadap ke air.
Sabun termasuk dalam kelas umum senyawa yang disebut surfaktan, yakni
senyawa yang dapat menurunkan tegangan permukaan air. Molekul surfaktan apa saja
mengandung suatu ujung hidrofobik (satu rantai molekul atau lebih) dan suatu ujung
hidrofilik. Porsi hidrokarbon suatu molekul surfaktan harus mengandung 12 atom
karbon atau lebih agar efektif.
23
Larutan encer sabun selalu terionkan membentuk anion dari alkil karboksilat, yang
aktif sebagai pencuci sehingga sabun alkil natrium karboksilat disebut azt aktif anion.
Gugus RCOO mempunyai sifat ganda, gugus alkil R bersifat hidrofob (menolak air)
sedangkan gugus karboksilat COO bersifat hidrofil (menarik air).
Larutan sabun selalu trhidrolisa di dalam air sehingga bersifat sedikit alkalis.
Dengan penambahan indikator PP(fenolftalein) selalu berwarna merah muda.
Sehingga dalam waktu bersamaan akan terdapat molekul-moleku RCOONa, RCOOH
dan ion-ion RCOO , OH dan Na+.
Suhu titer sabun adalah suhu dimana larutan koloid sabun berubah menjadi kasar dan
tidak aktif lagi. Sedangkan titik keruh adalah suhu dimana larutan koloid sabun menjadi
keruh karena terbentuknya dispersi kasar dan larutan sabun menjadi kental sehingga dapat
dipilin. Titik keruh disebut juga suhu pilin. Suhu titer dan titik keruh tidak jauh berbeda
dan merupakan indikasi dimana larutan sabun tidak aktif lagi. Maka untuk penggunaan
sebagai detergen, larutan sabun dipanaskan sampai mendekati suhu titer.
Sabun larut dalam alkohol dan sedikit larut dalam pelarut lemak. Sabun secara koloidal
di dalam air dan bersifat sebagi zat aktif permukaan. R COOL . Gugus R sebagi alkil
bersifat menolak air (hidrofob) dan gugus COOL bersifat menarik air (hidrofil) bila L
berupa kation dari Na, K atau NH4. Larutan koloidal akan terbentuk dengan cepat pada
suhu makin tinggi.
Larutan asam akan segera menghidrolisa sabun menjadi asam lemak kembali. Di dalam
air dingin berbentuk gumpalan dan di dalam air panas akan melelh dan membentuk lapisan
minyak yang jernih di prmukaan larutan asam.
24
R COONa + HCl H+ R COOH + NaCl
2. Analisa Sabun
Sabun adalah garam logam dari asam lemak dengan logam alkali. Sabun mengandung
terutama C16 dan C18. namun dapat juga mengandung beberapa karboksilat dengan bobot
atom lebih rendah.
a. sabun alkali tanah untuk detergen (zat pencuci) RCOONa, RCOOK, RCOONH4
b. sabun alkali logam mineral untuk zat tahan air yang tidak permananen (RCOO)2Ca,
(RCOO)2Mg, (RCOO)3Al
Sabun yang digunakan sebagai pencuci pada umumnya dibuat dari basa natrium yang
direaksikan dengan asam lemak berantai panjang. Untuk tujuan tertentu sabun dapat dibuat
dari garam kalium, misalnya untuk sabun yang lebih lunak dan lebih larut dalam air. Cara
pembuatan sabun secara singkat dapat diihat sebagai berikut:
Pemasakan minyak/lemak dalam larutan alkali (NaOH atau KOH) pada suhu mendidih (95
100 0C).
H2C-O-C-R H2C-OH
O NaOH, hidrolisa
H2C-O-C-R H2C-OH
penyabunan
25
RCOOH + NaOH RCOONa
26
6. Penetapan Alkali Total
Kadar alkali total adalah bilangan yang menunjukkan banyaknya alkali bebas dan alkali
terikat (sebagai NaOH) yang dapat dinetralkan oleh asam. Tujuannya untuk menentukan
kadar alkali total didalam sabun sebagai jumlah alkali bebas dan alkali terikat. Cara
penetapan dengan hidrolisa sabun dalam air.
Alat
- Neraca analitik
- Penangas
- Corong
- Piala gelas
- Labu lemak
- Soxhlet
- Oven
- eksikator
Bahan
- Eter
- NaHCO3 1%
Alat
- Neraca analitik
27
- Erlenmeyer
- Pemanas/penangas listrik
- buret
Bahan
- Contoh uji sabun
- Indicator pp
- HCl 0,1000 N
- Alkohol netral
- Larutan BaCl2 10%
Alat
- Neraca analitik
- Erlenmeyar
- Buret
Bahan
- Contoh sabun
- Air suling
- Indicator MO
- HCl 0,5000 N
28
Alat
- Neraca analitik
- Erlenmeyer
- Pendingin, penangas air
- Oven
- Eksikator
Bahan
- Contoh sabun
- Alkohol 95 % sebagai pereaksi
Alat
- Neraca analitik
- Tabung reaksi
Bahan
- KOH Alkohol 0,5 n
- Air suling
1.3.6. KADAR AIR
ALAT
- Timbangan digital
- Labu ektraksi
- Oven
- Kertas
BAHAN
- Sampel sabun
- KOH 0,5 N
29
BAB II ISI
+ batu didih
larut
Dinginkan
erlenmeyer
+ alcohol 95 %
Refluks
31
Sabun dan hidrolisa alkali pada sabun akan larut,karbonat tidak
Oven
Eksikator
Timbang
Tabung reaksi
+ air suling
32
2.2 DATA DAN PERHITUNGAN
Ditanyakan :
Kadarr lemak netral tak tersabunkan ?
Jawab :
= 107,5826 107,5059X
100% / 1,1432
= 0,06767 X 100% /
1,143
= 6,7092 %
33
2.2.2 ALKALI BEBAS
Diketahui :
BE KOH : 56
N HCl : 0,1000 N
Bobot contoh 1 : 1,0547 gr
Bobot contoh 2 :1,036grm
Ditanyakan : Alkali Bebas ?
Jawab :
= 1,75%
= 1,929%
34
2.2.3 ALKALI TOTAL
BE KOH : 56
N HCl : 0,5000 N
Bobot contoh 1 : 0,6377
Bobot contoh 2 : 0,6931
Ditanyakan :
Jawab :
= 15,58%
= 16,63
35
Berat kertas saring awal : 0,4201 gr
Berat kertas saring akhir : 0,4832 gr
Pelarut : 50 ml Alkohol 96%
/ berat contoh
= 0,4832-0,421 X 100% /
1,2132
= 5,248 %
1. Pada percobaan kadar lemak netral tak tersabunkan didapat hasil yang sangat
besar yaitu sebesar 6,7092%. Sabun yang memiliki kadar tinggi memiliki kualitas
sabun yang kurang bagus karena sudah terhidrolisa dan teroksidasi. Hal ini
disebabkan oleh beberapa hal, antara lain :
Saat praktikum kami mengalami kesulitan dengan corong pemisah karena
corong pemisah yang digunakan mengalami kebocoran sehingga harus
berulang kali memisahkan antara eter dan contoh sabun.
Hasil yang begitu besar bisa terjadi karena proses pemisahan yang tidak
sempurna.Larutan eter dan contoh sabun tidak terpisah pada fasa yang
sempurna, sehingga hasil yang didapatpun tidak sempurna dan tidak sesuai
dengan literature.
Pada percobaan kadar lemak tak tersabunkan kita dapat menganalisa lemak
dari sabun dan lemak dari pelarut dengan dua (2) cara yaitu ekstraksi dan
destilasi.mengapa dilakukan dua cara tersebut? Hal ini dilakukan karena dalam
menentukan kadar lemak tak tersabunkan terdapat dua proses yang memng harus
dilalui, yaitu memisahkan lemak dari sabun (menggunakan cara ekstraksi ) dan
memisahkan lemak dari pelarut ( menggunakan cara destilasi).
Pada percobaan ini pun ditambahkan pereaksi NaHCO3.Hal ini dikarenakan
NaHCO3 berfungsi untuk mengisap alkali bebas yang mungkin ada yang
bertujuan agar asam lemak tidak terikat oleh alkali bebas tersebut dan lemak
netralnya tidak disabunkan.
Larutan pun tidak boleh dikocok,kecuali dikocok sewaktu- waktu saja dan
tidak terlalu kencang.Hal ini ditakutkan akan berpengaruh terhadap proses
pemisahan yang setidaknya berpengaruh terhadap proses perhitungan.
2. Pada percobaan Alkali bebas/ Asam lemak bebas diperlukan pengamatan terlebih
dahulu apakah sabun yang kita miliki termasuk ke dalam alkali bebas atau asam
37
lemak bebas.saat melakukan tahapan- tahapan percoban kita mengamati bahwa
ada larutan yang setelah ditetesi indicator pp nenjadi berwarna merah dan ada
juga yang tidak berwarna.Jika larutan yang kita miliki berwarna merah berarti
sabun yang kita miliki termasuk ke dalam alkali bebas sedangkan jika larutan
yang kita miliki tidak berwarna maka sabun yang kita miliki termasuk ke dalam
asam lemak bebas.Alkali bebas bias timbul di dalam sabun karena jumlah NaOH
yang berlebih pada saat pembuatan sabun.
Ditambahkan juga alcohol netral yaitu alcohol yang dinetralhan oleh KOH
alcohol.alkohol ini bersifat asan karena mengandung radikal asam yang
banyk.Alkohol netral ini berfungsi untuk penetralan.
3. Pada penentuan alkali total larutan tidak boleh dikocok kerana busa sabun akan
mengganggu titik akhir.
4. Mengapa pada sabun ada semacam zat pemberat/pengisi? Hal ini dikarenkan
dapat mempermudah bentuk sabun kalau dicetak.
Saat kita memasukkan bagian yang tidak larut dengan kertas saring, kita tidak
menunggu sampai bagian tersebut mulai dingin.begitu direfluks jangan menunggu
terlalu lama karena akan menyebabkan larutan mengental shingga susuah untuk
dicetak dan dalan penentuan beratpun menjadi lebih sulit.
5. Pada percobaan minyak pelican saat logam pelican tidak ada maka air termasuk
jernih dan saat logan pelican ada (+) maka air termasuk yang tidak jernih.air bisa
jernih dikarenakan sudah mengalami pengenceran dengan air suling sebanyak
lima kali pengenceran.
6. Pada percobaan kadar air berkisar 5%hal didapatkan sangat cukup dlam
kandungan dalam sabun dan masih dalam batas normal
38
BAB III PENUTUP
2.3 KESIMPULAN
2.3.1 KADAR LEMAK NETRAL TAK TERSABUNKAN
Jadi kadar lemak yang didapat dari hasil percobaan di atas seharusnya
sekitar < 3%
Jadi alkali bebas yang didapat dari percobaan di atas adalah 1,8398%
Jadi alkali total yang didapat dari percobaan di atas adalah 16,105%
Jadi kadar zat pengisi yang didapat dari percobaan di atas adalah 5,248%
Jadi pada larutan contoh uji yang didapat dari percobaan di atas adalah
tidak terdapatlogam pelican (logam pelican negative ), karena larutan semakin
jernih.
Jadi kadar AIR yang didapat dari percobaan di atas adalah 5,16%
2.4 SARAN
Juhana Juju, dkk. 2006. Bahan Ajar Praktikum Kimia Zat Pembantu Tekstil. Bandung :
Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil.
Hamdoko Budi dan Haryanti Rahayu. Lemak/Minyak dan Sabun. Bandung : Sekolah
Tinggi Teknologi Tekstil.
40