BERHUBUNGAN
PURWATI, M.Si
31 Mei 2018
• Definisi lipid: senyawa organik yang tidak
larut dalam air, tetapi larut dalam
pelarut organik non polar (seperti benzena
atau dietil eter).
• Struktur kimia lipid sangat beragam (ester,
hidrokarbon, asiklik, siklik, polisiklik),
meskipun sifat kelarutannya mirip.
• Semua senyawa lipida mengandung unsur C,
H, O dan beberapa yang mengandung P, N.
• Hampir semua lipida merupakan padatan yang
lunak atau cairan pada temperatur normal (sukar
mengkristal).
• Lipida dapat dikelompokkan menjadi beberapa
golongan:
1. Lipida sederhana (simple lipida)
merupakan suatu ester dari asam lemak
dan alkohol, antara lain:
a. minyak dan lemak yg merupakan ester dari
gliserol (trihidroksi) dan asam-asam lemak
Lemak dan Minyak
O O
C H2 O C R C H2 OH HO C R
O 1. NaOH, H2O
O
kalor
CH O C R' + CH OH + HO C R'
2. H
O O
C H2 O C R '' C H2 OH HO C R ''
trigliserida gliserol 3 ekuivalen
asam lemak
b. Lilin (waxes) merupakan ester dari alkohol
rantai panjang (monohidroksi) dan asam-asam
lemak
• Asam lemak = asam karboksilat dengan C
minimum 4 (asam butirat), merupakan asam
organik.
• Asam lemak dengan atom C genap terdapat pada
hewan-hewan dan jarang ditemukan atom C
ganjil
2. Senyawa Lipid
merupakan lipida sederhana yang terkonjugasi
dengan molekul-molekul non lipid.
Antara lain :
a. phospholipid
merupakan ester yang mengandung gugus
phospat di tempat salah satu asam lemak.
b. Glycolipid
senyawa lipid yang mengandung karbohidrat
dan juga asam-asam lemak.
c. Lipoprotein
merupakan kompleks dari bermacam-macam
lipid dan protein
3. Turunan Lipid
merupakan hasil hidrolisis dari lipida.
yang termasuk antara lain: asam2 lemak, gliserol (alkohol), alkohol
rantai panjang, hidrokarbon, vitamin-vitamin yang larut dalam
lemak (A, D, E dan K)
Asam lemak
Hampir semua asam lemak merupakan monokarboksilat tidak
bercabang
Asam-asam lemak jenuh C4 – C8 pada suhu normal (20°) berwujud
cair
Asam-asam lemak jenuh C10 < pada suhu normal (20°) berwujud
padat
Asam lemak C < 16 kebanyakan dalam tumbuhan (vegetable oil),
jarang pada hewan.
Contoh : C4 (asam butirat dapat bercampur
dgn air dalam segala perbandingan
• Dengan kenaikan berat molekul asam-
asam lemak maka kelarutan dalam air
makin berkurang
• C6 (as. kaproat)→ C8 (as. kaprilat) → C10
(as. kaprat) => kelarutan makin kecil
• C12 (asam laurat) mulai tidak larut dalam
air
• Dalam lemak/minyak (binatang/tumbuhan)
selain asam lemak jenuh juga ditemukan asam
lemak tidak jenuh
• Asam lemak tidak jenuh pada hewan terutama
adalah asam-asam monoetenoat dengan satu
ikatan rangkap (karena hewan tidak bisa
mensintesis asam lemak tidak jenuh lebih dari
satu ikatan rangkap
• Misal : asam oleat C18 : 1 ikatan rangkap
as. palmitoleat C16 : 1 ikatan rangkap
• Asam lemak di/tri etenoat banyak
ditemukan dalam lemak tumbuhan.
• Misal : as. Linoleat → C18, 2 ikatan rangkap
as. Linolenat → C18, 3 ikatan
rangkap
• Asam lemak yg mengandung ikatan
rangkap banyak (polyunsaturated)
terdapat dalam minyak ikan
• Asam-asam lemak tidak jenuh lebih reaktif
dibanding asam lemak jenuh
• Asam-asam lemak tidak jenuh bila diadisi dengan
hidrogen akan menjadi asam-asam lemak
bersangkutan.
• misal: as. oleat H2 as. stearat
as. palmitoleat H2 as. palmitat
• Selain bisa diadisi oleh hidrogen, juga dapat
mengalami oksidasi dengan adanya oksigen atau
pada kondisi tertentu.
• Asam lemak tidak jenuh di tempat terbuka, maka
minyak tersebut akan cepat mengalami oksidasi
dengan menghasilkan senyawa peroksida dan
campuran aldehid dan keton dan asam-asam
lemak yang volatil yang memberikan bau tengik.
• Ketidakjenuhan asam-asam lemak biasa
dinyatakan dengan angka-angka iodium atau
Iodine Value (IV)
• Bila iodium ditambahkan pada trigliserida
yang mengandung asam lemak tidak jenuh
maka iodium akan mengadisi pada ikatan
rangkap dan derajad ketidakjenuhan dapat
dihitung dari jumlah I2 yang diserap/absorb
C C I2 C C
I I
17 15 13 11 9 7 5 3
C OOH
18 16 14 12 10 8 6 4 2
17 15 13 11 9 7 5 3
COOH
18 16 14 12 10 8 6 4 2
• Mengapa bbrp trigliserida berwujud padat
(lemak) dan lainnya berwujud cair (minyak)?
• Karena : minyak mengandung prosentase
asam lemak tak jenuh > lemak
• Contoh : minyak jagung atau minyak kedelai,
apabila dihidrolisis menghasilkan sekitar 80%
asam lemak tdk jenuh.
• Lemak sapi : menghasilkan sekitar 50%
• Minyak ikan sardin 77% asam lemak tdk jenuh
• Minyak hati ikan kod 84% asam lemak tdk
jenuh
• Lemak nabati : mentega atau lemak kakao
(24% asam palmitat, 35% asam stearat, wujud
padat pd suhu kamar
O H
O
C H2OC
C H2OC
O
O
C H OC
C H OC
O
O
C H2OC
C H2OC
GLISERIL TRIPALMITAT
GLISERIL DIPALMITOOLEAT
• Akibat dari masuknya satu saja ikatan rangkap
cis dalam salah satu rantai menyebabkan
struktur rantai-rantai tsb tdk dpt berjajar
dengan baik dlm susunan kristalin →
berwujud cair
• Makin banyak ikatan rangkap, makin tidak
beraturan strukturnya dan makin rendah titik
lelehnya.
Hidrogenasi Minyak Nabati
• Minyak nabati, yg sangat tak jenuh dpt dikonversi
mjd lemak nabati padat lewat hidrogenasi
katalitik sebagian atau semua ikatan rangkapnya
→ proses pengerasan (hardening) (mis:
pembuatan margarin)
• Margarin : dibuat dari minyak biji kapas, kedelai,
kacang atau jagung sampai tercapai konsistensi
spt mentega yg diinginkan.
• Produknya dpt diaduk dg susu dan diwarnai
secara buatan utk meniru cita rasa dan
penampakan mentega
Hidrogenasi gliseril trioleat → gliseril tristearat
O O
C H2OC( C H2 ) 7 C H=C H( C H2 ) 7C H3 C H2OC( C H2 )16C H3
O O
3 H2
C HOC( C H2 ) 7C H=C H( C H2 )7C H3 C HOC( C H2 )16C H3
Katalis Ni
O O
kalor
C H2OC( C H2 )7C H=C H( C H2 ) 7C H3 C H2OC( C H2 )16C H3
gliseril trioleat/triolein gliseril tristearat/tristearin
o o
titik leleh -17 C titik leleh 55 C
Gliserol
Gliserol + asam lemak → trigliserida
• Merupakan alkohol yang mengandung 3 gugus
hidroksil
Gliserol + O2 → dihidroksi aseton + gliserat
aldehid + asam gliserat + as. tartranat
Reaksi oksidasi gliserol
C H2 OH C H2 OH
CH OH + O2 C O
C H2 OH C H2 OH
gliserol dihidroksi aseton
O2
H OH OH
C O C O
O2 O2 C O
CH OH CH OH CH OH
C H2 OH C H2 OH C O
gliserat aldehid as. gliserat
OH
as. tartronat
• Gliserol dipanaskan pada suhu tinggi akan
kehilangan 2 molekul air dan membentuk
akrolin (senyawa berbau tajam dan merusak
kulit/iritasi)
H
C O
C H2OH
CH + 2 H2 O
C HOH
C H2
C H2OH
acrolin
SABUN DAN DETERJEN
Sabun
• Garam logam alkali (biasanya natrium atau kalium) dari
asam-asam lemak.
• Mengandung C16 dan C18 serta beberapa karboksilat.
• Dibuat dengan cara pemanasan lemak atau minyak
dengan basa (NaOH atau KOH), yang juga menghasilkan
produk samping gliserol.
CH2O2C(CH2)16CH3 CH2OH
kalor
CHO2C(CH2)16CH3 + 3 NaOH CHOH + 3 CH3(CH2)16CO2- Na+
CH2O2C(CH2)16CH3 CH2OH
tristearin gliserol Na-stearat (sabun)
DAYA PEMBERSIH SABUN
Kotoran
dan lemak
Kotoran dan lemak
BAGIAN POLAR
BAGIAN NONPOLAR
Molekul sabun mengandung rantai hidrokarbon panjang
yang bersifat hidrofobik dan ujung ion yang bersifat
hidrofilik.
● Kegunaan sabun adalah kemampuannya mengemulsi
kotoran berminyak sehingga dapat dibuang dengan
pembilasan.
Kemampuan ini disebabkan oleh dua sifat sabun:
1. rantai hidrokarbon sabun, larut dalam zat non polar
2. ujung anion sabun larut dalam air.
● Sabun termasuk senyawa surfaktan, yaitu senyawa yang
dapat menurunkan tegangan permukaan air
Kekurangan utama sabun:
1. sabun membentuk garam tak larut dgn ion kalsium,
magnesium atau besi yang ada dalam air sadah.
- 2+
2 RCO2 + Ca (RCO2)2Ca
tak larut
Garam yg tak larut ini membentuk cincin di sekitar bak
mandi atau krah kemeja dan lapisan yg mengakibatkan
penampakan kusam pakaian dan rambut.
O O
C 17H35C C 17H35C
- + + - + -
O Na + H C l OH + Na C l
natrium stearat asam stearat
larut tidak larut
Deterjen Sintetik (Syndet)
• Utk mengatasi masalah yg berkaitan dg sabun
• Harus memiliki ciri:
Rantai lipofilik panjang dan ujung hidrofilik polar
atau ionik.
Ujung polar tidak boleh membentuk garam tak
larut dg ion logam yg ada dlm air sadah dan tdk
boleh mempengaruhi pd keasaman air.
• Syndet pertama : garam natrium dari alkil
hidrogen sulfat. Alkohol berantai panjang dibuat
lewat hidrogenolisis lemak atau minyak.
• Detergen sintetik pertama kali : garam
sulfonat atau sulfat berantai panjang dari
natrium (RSO3- Na+ dan ROSO3- Na+)
• Ix : p-alkilbenzenasulfonat dgn gugus alkil yg
sangat bercabang
- +
S O3 Na
• p-alkilbenzenasulfonat dgn gugus alkil yg
sangat bercabang tidak dapat didegradasi
mikroorganisme, sehingga dapat
menyebabkan pencemaran air.
• tahun 1965 dikembangkan detergen yang
biodegradable, contohnya adalah natrium
dodesil sulfat (CH3(CH2)11 OSO3- Na+).
• Dikembangkan deterjen lain yg biodegradabel
yaitu natrium benzenasulfonat rantai lurus
• Contoh : gliseril trilaurat, dpt direduksi mjd
campuran 1-dodekanol (dari bagian asam dr
lemak) dan gliserol (gliserol larut air, alkohol
rantai panjang tidak, shg mudah dipisahkan)
• Alkohol rantai panjang diolah dgn asam sulfat utk
membuat alkil hidrogen sulfat, kmd dinetralkan
dg basa.
O
C H3( C H2 )10C OC H2
O HOC H2
tembaga kromit
C H3( C H2 )10C OC H + 6 H2 3 C H3( C H2 )10C H2OH + HOC H
kalor, tekanan
O 1-dodekanol
HOC H2
( lauril alkohol )
C H3( C H2 )10C OC H2 gliserol
gliseril trilaurat
C H3( C H2 )10C H2OH + HOS O2OH C H3( C H2 )10C H2OS O2OH + H2O
lauril alkohol asam sulfat lauril hidrogen sulfat
NaOH
O
natrium lauril sulfat
ujung hidrofilik, polar
katalis
R C H=C HR ' +
F riedel-Crafts
( R dan R' ialah
gugus alkil berantai
lurus; total 10
sampai 14 karbon) H2S O4 atau
S O3
- +
S O3 Na S O3H
ba gi a n hi drofi l i k
natrium alkilbenzenasulfonat
• Rantai alkil dlm detergen yg tdk memiliki cabang
merup suatu hal yg penting, shg bahan ini benar-
benar biodegradabel dan tidak terakumulasi di
lingkungan
• Sabun dan syndet tersebut yg dipaparkan
tergolong deterjen anionik, yaitu memiliki rantai
lipofilik dg ujung polar bermuatan negatif
• Deterjen yg lain ada yg kationik, netral dan
amfoterik, dg bagian polar dari molekulnya positif,
netral dan dipolar
O( C H2C H2)nH C H3
R C H3
- + -
+ Cl R N C H2C O2
N
R
H3C C H3 deterjen netral C H3
deterjen kationik R = C 8 -12 deterjen amfoterik
R = C 16 - 18 n = 5-10 R = C 12 -18
FOSFOLIPID
• Adalah lipid yang mengandung gugus ester fosfat.
• Fosfogliserida adalah jenis fosfolipid yang berhubungan
dengan lemak dan minyak.
• Fosfogliserida mengandung ester asam lemak pada dua
posisi gliserol dengan suatu ester fosfat pada posisi
ketiga.
• Molekul-molekulnya berisi rantai hidrofobik dan rantai
hidrofilik, sehingga bersifat surfaktan netral.
• Merupakan zat pengemulsi yang sangat bagus.
• Lesitin dan sefalin adalah dua jenis
fosfogliserida yang terdapat dalam otak, sel
syaraf , hati, kuning telur, ragi, kedelai, dan
makanan lainnya.
• Struktur kedua jenis ini mirip satu sama lain.
• Lesitin adalah derivat kolina klorida
(HOCH2CH2N(CH3)3+ Cl-) yang terlibat
dalam pengiriman impuls saraf.
• Sefalin adalah derivate etanolamina,
HOCH2CH2NH2
O O
O CH2OCR O CH2OCR
R'CO C H R'CO C H
- -
O O
+ +
CH2OPOCH2CH2NH3 CH2OPOCH2CH2N(CH3)3
O O
sefalin
lesitin
CH3(CH2)12 H
Jenis fosfolipid lain adalah C
sfingolipid, contohnya C
H CHOH
sfingomielin, yaitu ester
O
fosfat bukan gliserol yang
mengandung alkohol alilik CHNHC(CH2)22CH3
-
berantai panjang dengan O
+
rantai samping amida. CH2OPOCH2CH2N(CH3)3
O
spingomielin
SFINGOLIPID (bag. Fosfolipid)
• Sfingolipid dapat ditemukan di hampir
seluruh jaringan manusia.
• Konsentrasinya yang tertinggi terdapat
di jaringan saraf sistem saraf pusat,
khususnya di zat putih di otak.
• Fungsi Sfingolipid yaitu komponen
utama dari [membran myelin] dari sel
saraf
PROSTAGLANDIN
• Pertama kali ditemukan dalam mani dan
diketahui bahwa senyawa ini disintesis dalam
kelenjar prostate (prostate gland), sehingga
diberi nama prostaglandin.
• Ternyata prostaglandin juga disintesis dalam
paru-paru, hati serta jaringan tubuh lain.
• merupakan asam-asam karboksilat berantai
20 yang mengandung cincin siklopentana.
• Senyawa ini dibiosintesis dari asam-asam
lemak tak jenuh berkarbon-20.
Contoh prostaglandin O
C OOH
OH
C OOH H H OH
P GE 1
OH
asam( 8Z, 11Z, 14Z ) -eikosatrienoat C OOH
H
OH
H H OH
P GF 1α
H H OH
[O] PGE1
o CO2H
O CO2H H
o H
O
OH H OH
[H]
OH
CO 2H
OH
H H OH
PGF1
Terpena = isoprenoid
• Senyawa organik yang tersusun dari senyawa-
senyawa yg mengandung suatu gabungan kepala-
ke-ekor dari satuan-satuan kerangka isoprena,
(kepala : ujung yg terdekat ke cabang metil)
• Terpena dpt mengandung 2, 3 atau lebih satuan
isoprena
• Dpt berupa rantai terbuka atau siklik
• Dpt mengandung ikatan rangkap, gugus hidroksil,
karbonil atau yg lainnya
kepala ekor
C H3
C H2 C C H C H2
isoprena
ekor kepala
C H3 C H2
C H3C C HC H2 C H2C C H C H2 atau
suatu terpena
ekor kepala
C H3 C H3 C H2OH
C H3C C HC H2 C H2C C HC H2OH atau
suatu terpenoid
O
C H2OH CH
OH
H3C H H
H H
O
4-kolesten-3-on
suatu steroid dgn kerangka kolestana
C H3 H C H3
H3 C H
HO
H kolesterol
(5-kolesten-3β-ol)
Beberapa steroid penting
H CH3
CH3
H
CH3 H
H H
HO kolesterol
H
karbon 11 O O
CH3 OH CH3 CCH2OH
O CCH2OH H
CH3 OH CH3 OH
O O
kortison kortisol
• Kolesterol merupakan steroid hewani
yang terdapat paling meluas dan dijumpai
di hampir semua jaringan hewan dan
manusia.
• Kolesterol merupakan zat antara yang
diperlukan dalam biosintesis hormon
steroid, namun tak merupakan keharusan
dalam makanan karena dapat disintesis
dari asetilkoenzim A.
• Kadar kolesterol yang tinggi dalam darah
menyebabkan atherosclerosis
(pengumpulan/penimbunan kolesterol atau
lemak pada dinding arteri)
O
CH3 OH CH3 OH CH3 CCH3
H H
CH3 CH3 CH3 H
O O
testosteron estradiol progesteron