Anda di halaman 1dari 48

LIPID

PENDAHULUAN
LIPID : senyawa organik yg terbentuk terutama dari
alkohol dan asam lemak & bergabung dgn ikatan ester.

O
H2O O
R CH2 OH HO C R R CH2 O C R
+
Fatty alcohol Fatty acid Esterase (lipase) ester (lipid)

• Lipid meliputi lemak, minyak, lilin dan senyawa


terkait lainnya .
• Tersebar luas di alam (tanaman & hewan).
• Lipid bukan polimer
SIFAT FISIK LIPID
a. Kadang-kadang ada lipida yg berbau amis. Bau amis (fish
flavor) yg disebabkan oleh terbentuknya trimetil-amin dari
lecitin
b. Bj lipida < 1,0 dan biasanya ditentukan pada T kamar
c. Indeks bias dari lipida dipakai pada pengenalan unsur kimia
dan untuk pengujian kemurnian minyak.
d. Kalarutan : lipida tidak larut dlm air kecuali minyak jarak
(coastor oil), sedikit larut dlm alkohol & larut sempurna dlm
dietil eter, karbon disulfida & pelarut halogen.
Contoh lain yg larut dlm air adl fosfolipida, monogliserida,
digliserida, & sabun (Na atau K dgn as lemak).
e. Titik lebur as lemak : meningkat dgn semakin panjangnya
rantai C (=semakin tinggi BM-nya); menurun dgn adanya dan
semakin banyaknya ik rangkap pada rantai C (tidak jenuh).
Lemak padat bersifat keras atau lunak, tinggi rendahnya
titik/ suhu mencairnya juga dipengaruhi oleh sifat as lemak
penyusunnya.
f. Rasa lipida : lemak dan minyak memberikan rasa ”gurih”
pada olahan makanan, tetapi adanya asam lemak bebas dan
adanya hasil oksidasi akan menimbulkan rasa dan aroma
kurang enak (disebut ”off-flavor”).
g. Titik kekeruhan ditetapkan dengan cara mendinginkan
campuran lipida dengan pelarut lemak.
h. Titik lunak dari lipida ditetapkan untuk mengidentifikasikan
lipida
i. Shot melting point : temperatur pada saat terjadi tetesan
pertama dari lipida
j. Slipping point digunakan untuk pengenalan lipida alam serta
pengaruh kehadiran komponen-komponennya
SIFAT KIMIA LIPIDL
a. Esterifikasi : bertujuan untuk as2 lemak bebas dari trigliserida
 bentuk ester. Rx esterifikasi dpt melalui rx kimia (interifikasi)
atau penukaran ester yg didasarkan pd prinsip trans esterifikasi
Fiedel-Craft.

O
H2O O
R CH2 OH HO C R R CH2 O C R
+
Fatty alcohol Fatty acid Esterase (lipase) ester (lipid)

b. HidrolisIs: lemak & minyak  as2 lemak bebas & gliserol. Rx


hidrolisis mengakibatkan kerusakan lemak & minyak. Ini terjadi
karena terdapat sejumlah air dlm lemak & minyak tsb.
c. Penyabunan : Rx ini dilakukan dgn pe+an sejumlah lar basa pd
trigliserida. Bila penyabunan telah lengkap, lapisan air yg
mengandung gliserol dipisahkan & gliserol dipulihkan dgn
penyulingan.

d. Hidrogenasi : bertujuan utuk menjernihkan ik dari rantai C as


lemak pd lemak atau minyak. Kemudian minyak didinginkan &
katalisator dipisahkan dgn disaring. Hasilnya adlh minyak yg
bersifat plastis atau keras , tergantung pd derajat kejenuhan.
e. Pembentukan keton : Keton dihasilkan melalui
penguraian dgn cara hidrolisis ester.
f. Oksidasi : Oksidasi dpt berlangsung bila terjadi
kontak antara sejumlah oksigen dgn lemak atau
minyak. Terjadinya rx oksidasi ini bau tengik pada
lemak atau minyak.
FUNGSI LIPID
• Sumber energi & 25% dari kebutuhan tubuh(9 kkal/g)
• Sebagai sarana bagi nutrisi yg larut dlm lemak (mis,
sterol, vit:A,D,E,K) untuk dpt diserap oleh tubuh
• Elemen struktur sel, komponen subselular
• konstituen penting dari sistem saraf.
• Sumber as lemak esensial yg tdk dpt disintesis oleh
tubuh.
• Komponen hormon dan prekursor untuk sintesis
prostaglandin
KLASSIFIKASI LIPID
KLASSIFIKASI LIPID
Ada 3 gol Lipid berdasarkan hasil hidrolisisnya.
1. lipid netral/sederhana (Lemak & Lilin)
Trigliserida: (triasilgliserol)= lemak & minyak :
senyawa ester (= ikatan asam-alkohol) antara 3
senyawa as lemak dgn 1 senyawa gliserol (alkohol 3C,
3-OH); contoh: minyak (kelapa, sawit, jagung,
kacang, & kedelai), lemak ayam, babi, sapi, kambing,
dsb. > 90% lipida alami merupakan senyawa
trigliserida ini.
O O
CH2 O C R1 H2C OH R1 C OH
O Lipase or Acid O
R2 C O C H HO C H + R C OH
2
O
O
CH2 O C R3 3 H2O H2C OH
R3 C OH
Triacylglycerol Glycerol Free fatty acids
Wax / lilin tumbuhan & hewan: merupakan ester 1 as
lemak dgn 1 senyawa alkohol rantai panjang 1-OH
(memiliki 16-30 atom C);
contoh: lilin lebah (beeswax), lilin kamauba,
spermaceti, lilin pada batang tebu, lilin pada daun
keladi dan daun pisang, lilin pada kulit buah apel, kulit
buah papaya, kulit buah pisang, dll.
Lilin mencair pd suhu rendah, padat stabil. Berfungsi
sbg mantel untuk melindungi permukaan banyak daun
tanaman dari kehilangan air & serangan
mikroorganisme.
Lilin lebah sebagian besar palmitat myricyl, ester dari
myricyl alkohol dan asam palmitat
2. Lipida gabungan
Fosfolipida : ester 2 as lemak + 1 gliserol + 1 as fosfat
+ 1 seny alkohol-amina (contoh: fosfatidil-kolin,
fosfatidil-serin, fosfatidil-etanolamin, fosfatidil-
inositol). Sen ini satu sisi (pada 2 as lemak) bersifat
non polar, sementara sisi lainnya (as fosfat + alkohol-
amina) bersifat polar. Fosfolipida ini sering dipakai
untuk bahan pengemulsi & penstabil emulsi dlm
adonan/olahan makanan, contoh popular adlh lesitin
dari kuning telur & dari biji kedelai.
Cerebrosida : merupakan gabungan dari as lemak, gula,
dan senyawa yg mengandung N, contoh : galakto-
serebrosida, gluko-serebrosida. Serebrosida terutama
terbentuk dlm jaringan otak, danpenyusun kurang lebih
7% berat kering otak, & pada jaringan syaraf.

Ceramide

Sphingosine
Fatty acid
OH O
CH3 (CH2)12 CH CH CH CH NH C R1

CH2

CH2OH O
OH O
H
Galactose
OH H
H H

H OH

Psychosin
Cerebroside
Spingolipida : gabungan as lemak, senyawa
yg mengandung N & gugus fosfat (contoh
spingomyelin).

Ceramide

Sphingosine
Fatty acid
OH O
CH3 (CH2)12 CH CH CH CH NH C R1

CH2 Choline
O CH3
O P O CH2 CH2 N
+ CH3
OH CH3
Phosphate
Sphingomyelin
3. Lipida Turunan
Hasil turunan dari lipida netral atau lipida gabungan.
Lipida ini memiliki sifat lipida secara umum, namun
kadang memiliki gugus bermuatan sehingga ada yg
agak polar.
Contohnya : asam lemak bebas, alkohol rantai
panjang, vitamin yg larut dlm lipid, mono-gliserida &
di-gliserida (sering dimanfaatkan sebagai creamer
pengganti air susu untuk dicampur pada minuman
kopi dan teh).
O O
CH2 O C R1 H2C OH R1 C OH
O O
Lipase
R2 C O C H HO C H + R C OH
2
O
O
CH2 O C R3 3 H2O H2C OH
R3 C OH
Triacylglycerol Glycerol Free fatty acids
(volatile, bad odor)
Melting Points and Solubility in Water of Fatty Acids

Melting Point

Solubility in H O 2

Chain Length
CHARACTERISTICS OF FATTY ACIDS

Fatty Acids M.P.(0C) mg/100 ml Soluble in H2O

C4 -8 -
C6 -4 970
C8 16 75
C10 31 6
C12 44 0.55
C14 54 0.18
C16 63 0.08
C18 70 0.04
Effects of Double Bonds on the Melting Points

F. A. M. P. (0C)
16:0 60
16:1 1
18:0 63
18:1 16
18:2 -5
18:3 -11
20:0 75
20:4 -50

M.P.

# Double bonds
4. Sterol
• Sterol sering ditemukan ber-sama2 dgn lemak. Sterol dpt
dipisahkan dari lemak setelah penyabunan. Oleh karena
sterol tidak tersabunkan maka senyawa ini terdpt dlm
residu. Lebih dari 30 jenis sterol telah dijumpai di alam,
terdapat pd jaringan binatang & tumbuhan, ragi, jamur,
tapi jarang ditemukan dlm bakteri.
• Persenyawaan sterol yg terdpt dlm minyak terdiri dari
kolesterol (umumnya terdapat dlm lemak hewani) &
fitostrerol (terdpt dlm minyak nabati).
• Kolesterol merupakan penyusun utama batu empedu.
Kolesterol berfungsi membantu absorbsi as lemak dari
usus kecil, juga merupakan prazat (precursor) bagi
pembentukan as empedu, hormon steroid, & vit D
ANALISIS LIPID
Hal yg perlu diperhatikan dlm analisis lipid:
1. Preparasi sampel
2. Pengeringan sampel
3. Pengecilan ukuran
4. Hidrokisis asam
5. Pemilihan plearut
1. Preparasi Sampel
Validitas analisis tergantung pd preparasi sampel.
Sampel yg ideal harus ‒ sifat intrinsik bhn yg diuji &
sampel yg baik jika sifat yg diuji sesuai dgn bhn.
Preparasi sampel tergantung pg jenis makanan & lipid
alami dlm makanan.
Metode ekstraksi lipid pada sampel cair secara umum
≠ sampel padat. Untuk menganalisis lipid dlm
makanan secara efektif, perlu mengetahui struktur,
sifat kimia serta terbentuknya lipid & turunannya. Tdk
ada metode tunggal terstandar untuk ekstraksi semua
jenis lipid pada makanan yg berbeda.
2. Pengeringan sampel
a. Lipid tdk dpt diekstrak scr efektif dgn EE pd makanan
yg lembab  pelarut tdk dpt menembus jaringan
makanan dgn mudah
b. Eter yg bersifat higroskopis menjadi jenuh dgn air &
tidak efisien dlm ekstraksi
c. Pengeringan pd suhu tinggi tdk direkomendasikan,
karena akan terbentuk ik antara lipid & protein atau
lipid & KH. Jadi  ektraksi dgn pelarut akan lebih sulit
d. Pengeringan dgn oven vakum pd T rendah dpt mem-
perluas permukaan sampel  bagus untuk ekstraksi
e. Pengeringan  penghancuran sampel lebih mudah &
membuat lemak mudah larut  membantu
membebaskan lemak dari jaringan makanan
3. Pengecilan ukuran sampel
a. Ektraksi pada sampel kering tergantung pd ukuran
partikel  ketepatan penghalusan sangat penting
b. Sampel & pelarut dicampur kemudian diblender dgn
kecepatan tinggi  ektraksi lebih bagus
4. Hidrolisis asam
c. Lipid dlm bbrp produk seperti susu, roti, tepung,
produk hewani mengikat karbohidrat & protein.
Ekstraksi langsung dgn pelarut non polar  tidak
efisien
d. Sehingga perlu dipreparasi dgn hidrolisis asam
e. Hidrolisis Asam dpt memecah ik kovalen & ionik yg
mengikat lipid dgn mudah.
5. Pemilihan Pelarut
Penggunaan satu pelarut untuk semua lipid  tidak
mungkin. Akurasi dari metode ekstraksi tergantung
pada kelarutan lipida dlm pelarut yg digunakan.
a. Selektif  punya kemampuan melarutkan lemak
lebih tinggi dibanding senyawa lain
b. Mudah menguap & tidak meninggalkan residu
c. Mempunyai TD rendah  shg tidak mudah terbakar
d. Tidak toksik baik dlm bentuk cair maupun uap
e. Mampu menembus partikel sampel supaya tdk
terjadi fraksinasi
f. Tidak membentuk peroksida
g. Tidak higroskopis
ANALISIS KUANTITATIF
Metode Ekstraksi Solvent (Metode Soxhlet & Goldfisch)
Metode Ekstraksi Cair Non-solvent (Metode Babcock & Gerber)
Metode Goldfish
Prinsip
1. Pelarut dari botol yg dipanaskan secara kontinyu dialirkan
pada sampel yg terdpt pd keramik timbel.
2. Kandungan lemak dihitung dari berat sampel yang hilang
atau dari berat lemak yg disingkirkan.
3. Metode ini lebih cepat, dan ekstraksinya lebih efisien
daripada metode semi-continous, namun hasil ekstraksi
kurang sempurna.
4. Penggunaan metode ini akan optimal jika sampelnya berupa
bahan kering.
Metode Ekstraksi Soxhlet
Prinsip:
1. Pelarut di+kan dlm tabung ekstraksi selama 5-10 mnt sampai
sampel terekstrak sempurna, kemudian dialirkan kembali ke
dlm botol yg dipanaskan.

Ethyl ether or
sample Distill Crude fat
Petroleum ether

2. Berat lemak diperoleh dgn cara memisahkan lemak dgn


pelarutnya.
3. Kandungan lemak diukur berdasarkan penurunan berat
sampel atau berat lemak yg hilang
Prosedur Kerja
• Sediakan labu emak yg ukurannya sesuai, keringkan dlm oven,
dinginkan dlm desikator dan timbang.
• Timbang 5 g sampel dlm bentuk tepung langsung dlm saringan
timbel, yg sesuai ukurannya, kemudian tutup dgn kapas wool yg
bebas lemak
• Letakkan timbel atau kertas saring yg berisi sampel tsb dlm alat
ekstraksi soxhlet, kemudian pasang alat kondensor di atasnya dan
labu lemak di bawahnya.
• Tuang pelarut dietil eter/petroleum eter ke dlm labu lemak
secukupnya, sesuai dgn ukuran soxhlet yg digunakan.
• Lakukan refluks selama minimum 5 jam sampai pelarut yg turun
kembali ke labu lemak berwarna jernih.
• Distilasi pelarut yg ada di dlm labu lemak, tampung pelarutnya.
Selanjutnya labu lemak yg berisi lemak hasil ekstraksi dipanaskan
dlm oven pada suhu 105oC.
• Setelah dikeringkan sampai berat tetap & dinginkan dlm desikator,
timbang labu beserta lemaknya tersebut. Berat lemak dpt
dihitung.
Perhatkan:
1) Lemak mentah meliputi : fosfolipid, lilin, pigmen,
minyak atsiri, dsb.
2) Sampel hrs sebagian besar adalah lemak bebas at
sangat sdikit lemak yang terikat.
3) Sampel harus dikeringkan
4) Jika dlm sampel terdapat dekdtrin atau sakarida,
maka harus dihilangkan dgn air
5) Etil eter harus murni: bebas air, peroksida, dan
alkohol.
6) Harus dipanaskan pada water bath  hati2 letupan
Metode Mojonnier
1. Prinsip : Lemak diekstraksi dgn campuran etil ether
& petroleum ether di dlm botol atau labu
Mojonnier. Lemak terekstraksi dikeringkan hingga
bobot konstan & dianggap sebagai prosentase
lemak (wb).
2. Tidak perlu pengeringan sampel
3. Dapat diaplikasikan pada sampel berbentuk
larutan maupun padatan.
4. Sudah diaplikasikan pada dairy food (produk
peternakan).
METODE BABCOCK DAN METODE GERBER

Princip: Produk susu + H2SO4  Larutan susu tanpa


lemak, emulsi lemak dan globule di hancurkan 
Pemanasan dan sentrifuge, pisahkan kedua lapisan 
catat volume lemak

Perhatikan:
 Konsentrasi H2SO4 , Jika terlalu tinggi  Larbonisasi,
terlalu rendah lemak tidak hancur sempurna.
 Sampel harus tanpa sakarida dan coklat.
Ekstraksi lemak dgn Chloroform-Methanol
Prinsip: Sampel + CHCl3-CH3OH  Camp.
Lemak & lemak bebas  Saring
CHCl3-CH3OH + Petroleum eter  ekstak 
Saring PE  timbang bobot lemak

Perhatikan :
 Cocok untuk sampel lemak terutama fossfolipid ,
seperti ikan, telur, daging, dll.
 Untuk Sampel kering, harus di+kan sedikit air.
Fractionation of extracted lipids
TLC : one of the main analytical tools in lipid research
and analysis.
Column Chromatography:if silicic acid column was
selected,Neutral lipids, such as hydrocarbons,
glycerides, sterols, and sterol esters, are eluted with
chloroform, the remaining polar lipids are eluted with
methanol.
GC: fatty acid compositions in the oils and fats
HPLC: different components in the mixed lipids
Beberapa metode pengujian lipida yang lain

1. MES dengan suhu atau tekanan tinggi


2. Metode Detergent
3. Metode Indek Refraksi untuk daging proses
4. Metode NMR (Nuclear Magnetic Resonance)
5. Metode X-ray absorption
6. Metode Dielektrik
7. Metode Infrared
8. Metode ultrasonik
9. Metode kolorimetri
10. Metode Density measurement
11. Metode Foss-Let
12. Metode Milko-tester
ANALISIS KUALITATIF
Uji Kelarutan Lipida
• Uji ini terdiri atas analisis kelarutan lipida maupun derivat
lipida terdahap berbagai macam pelarut.
• Prinsip; Lipid tdk larut dlm pelarut polar & hanya larut dlm
pelarut non polar.
Uji Akrolein
• Prinsip: terjadinyA dehidrasi gliserol dlm bentuk bebas atau
dlm lemak/minyak  aldehid akrilat atau akrolein.
• Uji akrolein : menguji keberadaan gliserin/lemak. Ketika lemak
dipanaskan setelah di+kan agen pendehidrasi (KHSO4) yg akan
menarik air, maka bagian gliserol akan terdehidrasi ke dlm
bentuk aldehid tidak jenuh atau dikenal sebagai akrolein
(CH2=CHCHO) bau seperti lemak terbakar & asap putih.
Uji Ketidakjenuhan
• Untuk mengetahui as lemak yg diuji  jenuh atau
tidak jenuh dgn menggunakan pereaksi Iod.
• Iod digunakan sebagai indikator perubahan. Asam
lemak + kloroform (1:1).
• Tabung dikocok sampai bahan larut + Iod (tetes demi
tetes) sambil dikocok  amati perubahan warna.
• Rx (+) ketidakjenuhan as lemak ditandai dgn
timbulnya warna merah ketika iod diteteskan, lalu
warna kembali lagi ke warna awal kuning bening.
• Warna merah yg kembali pudar  terdapat banyak
ik rangkap pada rantai HK as lemak.
Uji Ketengikan
• Identifikasi lipida mana yg sudah/belum tengik yg
disebabkan oleh oksidasi lipida.
• Prinsip: Minyak (sampel) + HCl, Selanjutnya kertas
saring dicelupkan ke larutan floroglusinol.
Floroglusinol ini berfungsi sebagai penampak bercak.
Setelah itu, kertas digantungkan di dlm erlenmeyer
yg berisi minyak sampel. Serbuk CaCO3 dimasukkan
ke dalam erlenmeyer & segera ditutup. HCl yang
ditambahkan akan menyumbangkan ion-ion H yg dpt
memecah unsur lemak sehingga terbentuk lemak
radikal bebas dan H radikal bebas. Kedua bentuk
radikal ini bersifat sangat reaktif & pada tahap akhir
oksidasi akan menghasilkan peroksida.
Uji Salkowski untuk kolesterol
• Kolesterol + kloroform anhidrat lalu dgn volume yg
sama di+kan asam sulfat. Asam sulfat berfungsi
sebagai pemutus ikatan ester lipida. Apabila dalam
sampel tersebut terdapat kolesterol, maka lapisan
kolesterol di bagian atas (berwarna merah) dan as
sulfat terlihat berubah menjadi kuning dgn warna
fluoresens hijau
Uji Lieberman Buchard untuk uji kolesterol
• Prinsip : Sampel (kolesterol) + as sulfat ke dalam
campuran + 10 tetes as setat + kloroform (dari
percobaan Salkowski) + as sulfat pekat, tabung
dikocok perlahan dan dibiarkan beberapa menit.
• Mekanisme yg terjadi : ketika pe+an as sulfat 
molekul air berpindah dari gugus C3 kolesterol,
kolesterol kemudian teroksidasi membentuk 3,5-
kolestadiena. Produk ini dikonversi menjadi polimer
yg mengandung kromofor  warna hijau (+). Rx
positif ditandai adanya perubahan warna dari
terbentuknya warna pink kemudian menjadi biru-
ungu dan akhirnya menjadi hijau tua.
Tugas dikumpul
1. Jelaskan Apa yg dimaksud dgn lipida besera
klasifikasinya !
2. Jelaskan sifat fisik dan kimia lipida !
3. jelaskan hal-hal yg perlu diperhatikan dlm analisis
lipida terkait dgn sifat fisik & kimianya !
4. jelaskan metode analisis lipida secara kuantitatif
beserta prinsipnya !
5. jelaskan analisis lipida secara kualitatif !
6. Setiap analisis spesifik untuk bahan2 tertentu.
Berdasarkan metode analisis lipida yg telah
diketahui jelaskan untuk bahan-bahan apa saja
metode tersebut ?
7. a) Apakah semua jenis lipid terdeteksi sebagai
lemak pada analisis lemak dgn metode soxhlet?
b) Pelarut apa yg dpt digunakan untuk mengganti
dietil eter atau petroleum eter? Apa kelebihan &
kekurangan dar imasing2 pelarut tsb?
c) Apa tindakan yg akan dilakukan jika lemak dlm
bahan pangan membentuk kompleks dgn
komponen pangan lain sehingga sulit terekstrak
oleh pelarut lemak?
8. Jelaskan prinsip kerja dari analisis lemak/minyak
selain metode yg telah dijelaskan.
JUDUL –FUDUL UNTU BAHAN MAKANAN
1. STUDI KOMPOSISI PROKSIMAT DAN MINERAL MASAKAN
TRADISIONAL BERKUAH DI KALIMANTAN SELATAN
2. KARAKTERISASI SIFAT FISIK-KIMIA, KOMPOSISI ASAM AMINO, SIFAT
DAN FUNGSI ANTIOKSIDAN KONSENTRAT PROTEIN DARI TELUR
IKAN HARUAN SUNGAI MARTAPURA
3. PENENTUAN KOMPOSISI ASAM LEMAK IKAN DI SUNGAI
MARTAPURA DENGAN GC-MS.
4. PENENTUAN NIALI GIZI DAN KOMPOSISI ASAM AMINO DARI IKAN
HARUAN, PAPUYU, SELUANG, DAN SEPAT KALIMANTAN SELATAN
5. PENENTUAN LOGAM Al, Cu, Cr DAN Ni, DARI BERBAGAI MINUMAN
RINGAN (SOFT DRINK) YANG DIKEMAS DALAM BERBAGAI BAHAN
DENGAN ICP.
6. PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM Fe, Pb, Mn, Cu, Cd, As, DAN Hg
DARI IKAN SUNGAI MARTAPURA
7. ANALISIS KANDUNGAN LOGAM As BERAS PRODUKSI LOKAL
KALIMANTAN SELATAN
8. DLL
JUDUL –JUDUL LINGKUNGAN
1. Analsisi kandungan Fe. Mn, Pb, dan As pada air dari aliran sungai
yang bermuara dari buangan air asam tambang batu bara.
2. Analsisi kandungan Mn, Pb, dan As pada sedimen sungai yang
bermuara dari buangan limbah pertambangan batu bara.
3. Analsisi kandungan Fe, Mn, Pb, dan As pada tumbuhan air dari
sungai ......
4. Phytoaccumulation Potential and Toxicity of Arsenic Ions by
Eichhornia Crassipes in Hydroponic System Phytoaccumulation
5. Potensi fitoakumulasi dan toksisitas ion As , Pb, Fe, dan Mn oleh
Eceng gondok pada sistem hidroponik.
6. Potensi fitoakumulasi dan toksisitas ion As , Pb, Fe, dan Mn oleh
Purung tikus
7. Biosorpsi Fe, Pb, Mn, As dan Cr dari air limbah oleh Eceng gondok
dengan H2O2 / MgCl2
8. Biosorpsi Fe dan Mn dari Air asam Tambang Batu Bara dengan
biomassa eceng gondok dan purung tikus.
9. dll

Anda mungkin juga menyukai