LAPORAN
diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Praktikum Zat Pembantu Tekstil
oleh
NPM 18020002
2K1
2019
ANALISA LEMAK/MINYAK
CH = CH + IBr C–C
I Br
Br2 + 2 KI KBr + I2
- Buret
- Buret
- Neraca
- Buret - Chloroform
- Neraca analitik - Larutan Tio Sulfat 0,1000 N
- Kalium Iodida 10 %
- Air suling
- Oven/pengering listrik
- Eksikator
- Neraca analitik
- Batu didih
V. LANGKAH KERJA
a. Bilangan Asam (BA)
- Timbang dengan teliti 1-2 gram lemak/mimyak.
- Larutkan dalam 25 ml pelarut eter alkohol netral.
- Bubuhi 2 tetes indikator PP (harus tidak berwarna)
- Titar cepat dengan Alkohol KOH 0,1000 N sampai warna merah
jambu muda.
- Sisa larutan jangan dibuang, dilanjutkan untuk penetapan
bilangan ester.
- Penetapan dilakukan duplo (dua kali percobaan).
c. BilanganPenyabunan (BP)
- Timbang teliti 1-2 gram contoh minyak/lemak yang sudah bebas
air dan asam mineral.
- Tambahkan 10 ml Alkohol KOH 0,5000 N dan batu didih,
kemudian refluks selama 15-30 menit.
- Akhir pendidihan bubuhi 2-3 tetes indikator PP dan harus
berwarna merah, berarti penambahan Alkohol KOH 0,5000 sudah
cukup/masih berlebih, jika belum/tidak merah tambahkan lagi 10
ml Alkohol KOH 0,5000 N dan refluks kembali selama 15-30
menit.
- Angkat dan dinginkan sebentar, lalu dititar dengan HCl 0,5000 N
sampai tepat warna larutan merah hilang.
- Lakukan titrasi banko terhadap 10 ml Alkohol KOH 0,5000 N
dengan pelaksanaan sama dengan contoh.
̅ BA
𝒙 = 2,88 + 2,39 / 2 = 2,63
Bobot contoh
1,1643
= 50,50
1,1675
= 55,16
̅ BE
𝒙 = 50,50 + 55,16 / 2 = 52,83
c. Bilangan Penyabunan(BP)
- Bobot contoh 1 = 1,0446 gr
- Titrasi 1 = 4,3 ml
- Bobot contoh 2 = 1,0786 gr
- Titrasi 2 = 4,1 ml
- Titrasi blanko = 11,41 ml
- N HCl = 0,5000N
- BE HCl = 56
Bobot contoh
1,0446
= 190,31
1,0786
= 189,50
̅ BP
𝒙 = 190,31 + 189,50 / 2 = 189,905
Bilangan Iodium (BI) = (ml blanko–ml titrasi) x N Tio sulfat x BE Tio sulfat
Bobot contoh
0,1571 1000
0,1571 1000
= 103,47
0,1452 1000
0,1452 1000
= 103,20
̅ BI
𝒙 = 103,47 + 103,20 / 2 = 103,335
2. Bilangan Iodium
Cara penetapan Bilangan Iodium (BI) dengan cara titrasi
Yodometri setelah proses adisi selesai atau sempurna. Bilangan
Iodium (BI) merupakan ukuran bagi banyaknya ikatan rangkap
(tidak jenuh) dalam lemak/minyak. Larutan Hanus 0,1000 N pada
penetapan Bilangan Iodium (BI) berfungsi sebagai pengadisi ikatan
rangkap pada lemak/minyak dan dapat membebaskan I2 setelah
bereaksi dengan KI.
Dalam praktikum bilangan iodium memakai Erlenmeyer
tutup asah yang berguna supaya larutan tidak mudah terhidrolisa
dan Erlenmeyer tutup asah ini harus dalam keadaan kering karena
apabila terdapat air maka akan mengganggu proses sebab minyak
ini tidak larut dalam air. Selain itu juga dalam proses ini harus
dilakukan proses penggelapan atau disimpan ditempat gelap karena
supaya reaksi yang terjadi tidak mudah menguap akibat sinar
matahari.
3. Bilangan Asam
Cara penetapan Bilangan Asam (BA) adalah dengan titrasi
Alkalimetri. Pada proses bilangan asam ini larutan harus tidak
berwarna setelah dititrasi menggunakan KOH alkohol untuk
membuktikan bahwa minyak telah berubah menjadi alkali. Selain
itu juga titrasi dilakukan cepat karena penitar dengan larutan
contoh yang sudah diproses mudah bereaksi dengan cepat.
4. Bilangan Ester
Dalam bilangan ester ini larutan contoh uji yang dipakai
yakni bekas penetapan bilangan asam ini berfungsi supaya asam
lemak/minyak yang sudah mengandung asam lemak yang bebas
air). Selanjutnya direfluks, fungsi dari refluks ini yaitu supaya
minyak dalam Erlenmeyer bisa larut dengan pelarut yang
digunakan tanpa harus dikocok-kocok. Cara penetapan Bilangan
Ester (BE) adalah dengan cara titrasi Asidimetri setelah proses
penyabunan sempurna.
Dalam penetapan Bilangan asam dan Bilangan ester ini hasil yang
didapat pada praktikum ini tidak sesuai. Nilai yang harus didapat
pada bilangan asam untuk minyak wijen seharusnya 9,8 dan untuk
bilangan ester seharusnya 178-184. Hasil yang didapat ini turun
ialah sebesar 2,63 pada bilangan asam dan 58,83 pada bilangan
ester. Mungkin hal ini disebabkan oleh pengaruh suhu.
5. Bilangan Penyabunan
Cara penetapan Bilangan Penyabunan (BP) adalah dengan cara
titrasi Asidimetri setelah proses penyabunan selesai. Bilangan
Penyabunan (BP) adalah Bilangan Asam (BA) + Bilangan Ester
(BE). Nilai bilangan penyabunan pada minyak wijen adalah
sekitaran 188-194.
VIII. KESIMPULAN
Setelah dilakukannya praktikum analisa minyak/lemak pada
minyak sawit didapatkan hasil :
III. REAKSI
RCOOH + Na/KOH RCOONa/K + H 2O
(sabun)
Alkali Total
RCOONa + H2O RCOOH + NaOH
- Buret - Indikator PP
- Buret - Indikator MO
- Pendingin tegak
- Oven
- Eksikator
e. Kadar Air
Alat Bahan (Pereaksi)
- Neraca analitik
-Eksikator
- Neraca Analitik
- Penangas air
- Tabung Soxhlet
- Oven
- Eksikator
V. CARA KERJA
a. Penetapan Asam Lemak Bebas
Timbang dengan teliti 2 – 3 gram contoh uji, masukkan ke dalam
erlenmeyer.
Larutkan dalam 25 ml alkohol netral.
Tambah batu didih, refluks selama 15 – 30 menit lalu dinginkan
Tambahkan 2 tetes indikator PP.
Titar dengan Alkohol KOH 0,1000 N sampai warna merah muda.
2077,6
= 0,38%
2059,3
= 0,29%
532,7
= 22,11%
667,4
= 19,33%
Bobot contoh
= 5,14%
Bobot contoh
= 4,03%
= 2,25%
̅ Fillers = 4,03 + 2,25 / 2 = 3,14%
𝒙
f. Kadar Air
- Berat sabun = 0,5795 gr
- A = 0,9718 gr
- B = 0,9943 gr
Berat sabun
= 4,33%
VII. DISKUSI
1. Zat Pemberat/Pengisi (Fillers)
3. Minyak/Logam Pelikan
5. Alkali Total
6. Kadar Air
Penetapan kadar air pada sabun ini dilakukan dengan cara
gravimetri. Dimana sabun dikeringkan pada suhu 105-110 oC.
Dengan itu kita dapat mengetahui kadar banyaknya kandungan air
yang terdapat pada sabun dengan membandingkan berat sabun
sebelum dikeringkan..
VIII. KESIMPULAN
Setelah dilakukan praktikum uji sabun, didapat hasil sebagai berikut :