Anda di halaman 1dari 14

ANALISA LEMAK

( Bilangan Asam, Bilangan Ester, Bilangan Penyabunan, Bilangan Iodium)

LAPORAN PRAKTIKUM ZAT PEMBANTU TEKSTIL

diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Praktikum Serat yang ditujukan oleh
Dosen :
1) Eka O., S.ST., MT.
2) Lestari W., S.Pd, M. Tr.
3) Anisa Intanika S. K., S.T

ditulis oleh

Gadi Dzikri Maulana

NPM 22420025

PROGRAM STUDI KIMIA TEKSTIL

POLITEKNIK STTT BANDUNG

2023
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Tanggal Praktikum


A. Bilangan asam dan ester 12/10/2023
B. Bilangan iodium 05/10/2023
C. Bilangan penyabunan 21/09/2023
I.2 Maksud dan Tujuan Prakikum
I.2.1 Maksud Praktikum
Setelah melakukan praktikum ini diharapkan mahasiswa mampu :
- Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh dalam lemak / minyak
- Mengetahui cara menganalisis kadar lemak / minyak dalam bahan tekstil
- Mengetahui kandungan zat-zat yang terkandung dalam lemak / minyak
- Memahami cara dan tujuan analisis lemak
- Mengevaluasi hasil proses analisis lemak
I.2.2 Tujuan Praktikum
 Bilangan asam dan bilangan ester
- Untuk mengetahui banyaknya asam lemak bebas dalam minyak/ lemak
- Untuk mengetahui banyaknya asam lemak teresterkan pada gliserol dalam
minyak/lemak
 Bilangan iodium
- Untuk menentukan kadar ikatan tidak jenuh (ikatan rangkap) dalam rantai
hidrokarbon pada lemak / minyak
 Bilangan penyabunan
- Untuk menentukan banyaknya total asam lemak yang bebas dan teresterkan dalam
lemak / minyak
I.3 Prinsip Kerja
I.3.1 Bilangan Asam Dan Ester
 Bilangan asam
Berdasarkan penimbangan 1-2 gram lemak lalu dilarutkan dalam eter alkohol
dan dibubuhi indikator PP hingga tidak berwarna kemudian dititrasi dengan
KOH alkohol hingga berwarna merah jambu lalu dilanjutkan dengan
penetapan bilangan ester.
 Bilangan ester
Sisa larutan penetapan bilangan asam yang berwarna merah jambu
ditambahkan KOH alkohol dan batu didih kemudian di refluks dan pada
akhir pendidihan ditetesi indikator PP hingga berwarna merah muda lalu
dititrasi dengan HCl hingga TA tidak berwarna dan lakukan titrasi blanko.

I.3.2 Bilangan Iodium


Berdasarkan penimbangan lemak/ minyak yang ditambahkan klorofoam, larutan
hanus, dan KI kemudian dibubuhi indikator kanji dan dititrasi dengan natrium
tiosulfat 0,1N hingga terjadi TA tidak berwarna dan didapatkan hasil BI.
I.3.3 Bilangan Penyabunan
Berdasarkan penimbangan lemak/ minyak yang ditambahkan alkohol KOH dan
batu didih, lalu direfluks dan pada akhir pendidihan ditambahkakn indikator PP
kemudian dititrasi dengan HCl hingga TA tidak berwarna dan didapatkan hasil
BP.
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Lemak Atau Minyak


Lemak dan minyak adalah ester dari gliserol (alcohol terhidrat) dengan asam lemak
dan berat molekul tinggi (C1-C24). Hasil hidrolisis lemak dan minyak adalam asam
karboksilat dan gliserol. Asam karboksilat ini juga disebut asam lemak yang
mempunyai rantai hidrokarbon yang panjang dan tidak bercabang. Sifat Lemak/minyak
dan Wax:
1. Penyabunan : lemak/minyak mudah tersabunkan oleh larutan alkali
2. Hidrolisa wax tidak tersabunkan oleh alkali, hanya terhidrolisa pada suhu tinggi dan
tekanan tinggi.
3. hidrolisa lemak lemak/minyak akan terhidrolisa oleh asam kuat pada suhu mendidih.
4. Oksidasi reduksi :
- Lemak jenuh tidak mudah terhidrolisda/reduksi
- Lemak tak jenuh mudah tereduksi membentuk lemak jenuh dan mudah terhidrolisa
membentuk keton-keton.
5. Pengsulfonan dan pengsulfatan
- Pengsulfonan lemak jenuh (yang mengandung gas stearat, palmitat, dll) dapat
disulfonkan oleh asam sulfat pekat dalam suhu tinggi dan tekanan tinggi.
- Pengsulfatan lemak tidak jenuh (oleatLinoleat, dll) dapat disulfatkan oleh asam sulfat
pekat dan suhu mendidih + tekanan tinggi.
6. Lemak/minyak yang mengandung asam lemak tak jenuh cenderung menjadi bau dalam
penyimpanan pada oksidasi dan dalam udara lembab dan suhu
2.2 Bilangan Asam
Bilangan asam adalah jumlah milligram KOH yang dibutuhkan untuk
menetralkan asam-asam lemak bebas dari satu gram minyak atau lemak. Bilangan asam
digunakan untuk mengukur jumlah asam lemak bebas yang terdapat dalam satu gram
minyak atau lemak. Caranya adalah dengan jalan melarutkan sejumlah minyak atau
lemak dalam alkohol eter kemudian diberi indikator phenolphthalein, kemudian dititrasi
dengan larutan KOH sampai terjadi perubahan warna merah jambu yang tetap. Besarnya
bilangan asam tergantung dari kemurnian dan umur minyak atau lemak tadi.
2.3 Bilangan Ester
Bilangan ester adalah bilangan yang menyatakan berapa miligram KOH yang
diperlukan untuk menyabunkan ester yang ada dalam 1 gram minyak/lemak. Metoda
yang dilakukan yaitu hidrolisa lemak dan penyabunan asam lemak dengan alkali. Cara
penetapannya dengan cara titrasi asidimetri (penitarnya asam) setelah proses
penyabunan sempurna. Penetapan BE dapat terganggu jika dalam lemak terdapat suatu
anhidrida atau suatu lakton. Teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi bilangan
ester adalah dengan cara merefluks campuran lemak atau minyak dengan KOH berlebih,
sampai terbentuk sabun. Kelebihan KOH yang ditambahkan selanjutnya dititrasi.
2.4 Bilangan Iodium
Bilangan lodium Bilangan iodium adalah bilangan yang menunjukkan perapa
miligram halogen (dinyatakan sebagai iodium) yang dapat diikat oleh 100 miligram
minyak/lemak. Jadi BI merupakan ukuran bagi banyaknya ikatan rangkap (tidak jenuh)
dalam minyak/lemak karena halogenida akan diadisi pada ikatan rangkap tersebut.
Metoda yang digunakan yaitu adisi ikatan rangkap dalam hidrokarbon dengan halogen.
Penetapannya dilakukan dengan cara titrasi yodometri (dititar dengan tio sulfat) setelah
proses adisi selesai. Senyawa hanus bereaksi dengan lemak melalui reaksi adisi pada
ikatan rangkap.
2.5 Bilangan Penyabunan
Bilangan penyabunan adalah bilangan yang menunjukkan berapa miligram KOH
yang diperlukan untuk menyabunkan sempurna 1 gram minyak / lemak. Metoda yang
dipakai yaitu hidrolisa lemak dan penyabunan asam lemak dengan alkali. Penetapan
dilakukan dengan cara titrasi asidimetri setelah proses penyabunan selesai. Larutan
alkali yang tertinggal ditentukan dengan titrasi menggunakan HCL sehingga KOH yang
bereaksi dapat diketahui. Dalam penetapan bilangan penyabunan, miasalnya larutan
alkali yang digunakan adalah larutan KOH, yang diukur dengan hati- hati kedalam
tabung dengan buret atau pipet. Gliserida dengantingkat ketidak jenuhan yang tinggi
akan mengikat iod dalam jumlah yang lebih besar. Bilangan penyabunan adalah jumlah
miligram KOH yang diperlukan 7 Untuk menyabunkan satu gram lemak atau minyak.
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Persamaan reaksi
A. Bilangan asam dan bilangan ester
 Bilangan asam
RCOOH + KOH RCOOK + H2O
 Bilangan ester
R(COO)3C3H5 + KOH RCOOK + C3H5(OH)3
KOH + HCl KCl + H2O
B. Bilangan iodium
H H
| |
CH = CH + I Br C–C
| |
I Br

Br2 + 2KI KBr + I2


I2 + 2Na2S2O3 Na2S4O8 + 2 Nal
C. Bilangan penyabunan
R(COO)3C3H5 + 3KOH 3 RCOOK + C3H (OH)3

3.2 Alat Dan Bahan


A. Bilangan asam dan ester
 Bilangan asam
Alat Jumlah alat Bahan
Timbangan analitik 1 buah Eter : alkohol = 1:2
Buret 1 buah KOH alkohol 0,1N
Labu erlenmeyer 1 buah Indikator PP
Klem dan statif 1 buah
Pipet volume 1 buah

 Bilangan ester
Alat Jumlah alat Bahan
Labu erlenmeyer 1 buah KOH alkohol
Statif dan klem 1 buah HCl 0,5N
Pipet volem 1 buah Indikator PP
Buret 1 buah Batu didih
Timbangan analitik 1 buah

B. Bilangan iodium
Alat Jumlah alat Bahan
Labu erlenmeyer tutup asah 1 buah Larutan hanus 0,1N
Pipet ukur 1 buah Klorofoam
Timbangan 1 buah Larutan tiosulfat 0,1 N
Piala gelas 1 buah Indikator kanji 0,5%
Buret 1 buah Kalium iodium 10%

C. Bilangan penyabunan
Alat Jumlah alat Bahan
Labu erlenmeyer 1 buah Alkohol KOH 0,5N
Pipet volume 1 buah HCl 0,5N
Timbangan analitik 1 buah Indikator PP
Buret 1 buah

3.3 Prosedur Dan Data Pengamatan


A. Bilangan asam dan ester
Prosedur Data Pengamatan
 Bilangan asam  Bilangan asam
Sampel - Lemak/minyak berwarna kuning seulas
- Ditimbang 1-2 gram dan dimasukkan - minyak + eter alkohol keruh
kedalam labu erlenmeyer - + indikator PP tidak berwarna
- Dilarutkan dalam 25 ml pelarut eter - dititrasi dengan KOH alkohol merah
alkohol netral muda seulas
- Ditambahkan indikator PP, sampai tidak - bobot lemak = 1 gram
berwarna - volume titrasi :
- Dititar dengan KOH alkohol 0,1N sampai
berwarna merah jambu V. awal V. akhir V.
Hasil penggunaan
1,30 ml 1,70 ml 0,4 ml

 Bilangan ester
Larutan BA  Bilangan ester
- Larutan BA berwarna merah muda seulas
- Ditambahkan 10 ml KOH alkohol 0,5N
- Larutan BA+ KOH alkohol merah
dan batu didih
muda
- Di refluks selama 15 menit
- Ditirasi dengan HCl kuning keruh
- Ditambahkan indikator PP pada akhir
- Bobot lemak = 1 gram
pendidihan hingga berwarna merah
- Volume titrasi :
- Diangkat dan didinginkan sebentar
- Dititar dengan HCl 0,5N hingga tidak V. awal V. akhir V.
berwarna penggunaan
Dilakukan titrasi blanko 4,9 ml 9,8 ml 4,9 ml
Hasil - titrasi blanko : 8,00 ml
B. Bilangan iodium
Prosedur Data Pengamatan

Sampel - Lemak/minyak berwarna kuning seulas


- Ditimbang 0,1- 0,2 gram dan dimasukkan - minyak + klorofoam tidak berwarna
kedalam labu erlenmeyer tutup asah - + hanus berwarna coklat
- Ditambahkan 5 ml klorofoam - +KI + aquades tetap berwarna coklat
- Ditambahkan 10 ml larutan hanus - dititrasi dengan natrium tiosulfat
- Dihomogenkan dan disimpan dalam kuning
tempat gelap 15-20 menit - + indikator kanji coklat gelap
- Ditambahkan 10 ml larutan KI 10%, - Dititrasi kembali tidak berwarna
encerkan dengan air suling - volume titrasi blanko = 10,85 ml
- Dititar dengan natrium tiosulfat 0,1N - bobot lemak = 1,01 gram
sampai warna kuning muda - volume titasi :
- Ditambahkan indikator kanji 2-3 tetes
- Dititrasi kembali sampai tidak berwarna V. awal V. akhir V.
Dilakukan titrasi blanko, 10ml larutan penggunaan
hanus 0,1N, (+) 5ml klorofoam, simpan 0 ml 8,50 ml 8,50 ml
ditempat gelap dan dititrasi dengan
larutan tiosulfat 0,1N
Hasil

C. Bilangan penyabunan
Prosedur Data Pengamatan

Sampel - Lemak/minyak berwarna kuning seulas


- Ditimbang 1-2 gram dan dimasukkan - minyak + alkohol KOH kuning
kedalam labu erlenmeyer seulas
- Ditambahkan 10 ml alkohol KOH 0,5N - di refluks tetap berwarna kuning
dan batu didih seulas
- Di refluks selama 15-30 menit - + indikator PP merah muda
- Ditambahkan indikator PP pada akhir - Dititrasi dengnan HCl keruh
penddihan - Volume titrasi blanko = 6,5 ml
- Diangkat dan didinginkan sebentar - Bobot lemak = 1,02 gram
- Dititrasi dengan HCl 0,5N hingga TA - Volume titrasi :
tidak berwarna
Dilakukakn titrasi blanko, 10ml KOH V. awal V. akhir V.
dititrasi dengan HCl 0,5N penggunaan
Dihitung bilangan penyabunan 4,00 ml 6,20 ml 2,20 ml
Hasil
3.4 Data Percobaan Dan Perhitungan
3.4.1 Data Percobaan
 Tabel individu
Sampel : minyak kelapa/sawit
Analisa Teoritik Praktikum
Kelapa Sawit
BA 2,5 – 10 10 2,24
BE 243 - 252 190 - 195 84
BI 6,2 – 10 49,2 – 58,9 29,5495
BP 176 - 206 205 - 208 Hitungan (BA+BE) Data percobaan
86,24 118,0392

3.4.2 Perhitungan
A. Bilangan asam dan bilangan ester
 Bilangan asam
ml titrasi × N KOH alkohol × BE KOH alkohol
Bilangan asam =
bobot lemak
0 , 4 ml × 0 , 1× 56
= =2 ,24 mg KOH / g sampel
1 gram
 Bilangan ester
( ml blanko−ml titrasi ) × N HCl × BE KOH
Bilangan ester =
bobot uji
( 7 , 9 ml−4 , 9 ml ) × 0 , 5× 56
=
1 gr
3× 0 , 5× 56
= =84 mg HCl/ g sampel
1
B. Bilangan iodium
( ml blanko−ml titrasi ) × N tiosulfat × BE KOH I 2
Bilangan iodium =
bobot uji
( 10 ,85 ml−8 ,5 ml ) × 0 ,1 ×127
=
1 , 01 gr
= 29,5495 mg tiosulfat/g sampel
C. Bilangan penyabunan
( ml blanko−ml titrasi ) × N HCl × BE KOH
Bilangan penyabunan =
bobot uji
( 6 , 5 ml−2 , 2 ml ) ×0 , 5 ×56
=
1 , 02 gr
= 118,0392 mg KOH / g sampel

BAB IV
PEMBAHASAN
a) Bilangan asam
Dari hasil praktikum bilangan asam diperoleh hasil bilangan asam 2,24 mg/KOH. Pada
literatur hasil SNI dari bilangan asam minyak kelapa yaitu 2,5-10 mg/KOH dan minyak
10 mg/KOH. Jika dibandingkan dengan hasil praktikum dengan hasil SNI maka hasil
bilangan asam minyak kelapa pada praktikum diperoleh angka yang mendekati.
Faktornya bisa saja konsentrasi zat yang dipakai sudah tidak sesuai lagi dengan yang
seharusnya dipakai untuk melakukan praktikum kali ini.

b) Bilangan Ester
Dari hasil praktikum hasil bilangan ester yang diperoleh yaitu 84 mg/KOH. Sedangkan
hasil SNI pada bilangan ester minyak sawit yaitu 190 – 195 dan minyak kelapa yaitu 243-
252. Hasil dari data praktikum dengan data pada SNI berbeda hal ini dapat di sebabkan
oleh factor alat-alat yang digunakan terutama Erlenmeyer telah terkontaminasi. Selain itu,
kualitas minyak dapat berpengaruh terhadap bilangan asam ester. Zat-zat yang digunakan
dalam percobaan telah terkontaminasi pun dapat mempengaruhi bilangan ester.

c) Bilangan iodium
Bilangan iodium yang didapat dari praktikum adalah lebih tinggi dari minyak kelapa dan
lebih rendah dari minyak sawit pada SNI. Bila bilangan iodium lebih tinggi dari normal
maka hal tersebut ada pemalsuan dengan jenis lemak lain yang mempunyai bilangan
iodium lebih tinggi. Sebaliknya bila bilangan iodium lebih rendah dari normal maka hal
ini berarti bahwa sampel telah mengalami perlakuan khusus. Perlakuan khusus kerap kali
berupa penguraian lemak untuk memisahkan asam oleat dari trigliserida.
Faktor-faktor yang mempengaruhi bilangan iodium:
o Tempat penyimpanan (teroksidasi oleh sinar atau tidak)
o Kandungan asam lemak jenuh dalam minyak tersebut
o Suhu (tempat/kondisi penyimpanan minyak)

d) Bilangan penyabunan
Bilangan penyabunan yang didapat dari praktikum lebih rendah dari data SNI. Ada 2
kemungkinan yang dapat terjadi:
1. Waktu refluks yang kurang lama dapat menyebabkan angka bilangan penyabunan
lebih kecil dari BP SNI karena mungkin ada KOH dan minyak sampel yang
belum tereaksikan
2. Kualitas minyak yang sudah menurun dikarenakan asam lemak yang besar

Faktor-faktor yang mempengaruhi bilangan saponifikasi:

1. Konsentrasi larutan alkali


Alkali terlalu pekat akan menyebabkan terpecahnya emulsi pada larutan sehingga
fasenya tidak homogen. Sedangkan jika terlalu encer maka reaksi akan
membutuhkan waktu yang lama.
2. Suhu
3. Pengadukan
4. Waktu
Semakin lama waktu reaksi menyebabkan semakin banyak pula minyak yang
dapat tersabunkan berarti hasil yang didapat juga semakin tinggi. Tetapi jika
reaksi telah mencapai kondisi setimbangnya, penambahan waktu tidak akan
meningkatkan jumlah minyak yang tersabunkan.

 Data kelompok:

Ananda: Minyak kelapa


Analisis Teoritik Praktikum
BA 2,5-10 2,67
BE 243-252 79,67
BI 6,2-10 24,56
BP 176-206 145,49

Nabilla: Minyak wijen


Analisis Teoritik Praktikum
BA 9,8 2,8
BE 243-252 42
BI 103-117 152,185
BP 188-193 70
 Perbandingan bilangan asam dan ester

Menurut literatur, jika bilangan asam pada minyak semakin tinggi, maka kualitas minyak
semakin rendah. Jika dilihat dari perbandingan yang dilakukan dengan minyak kelapa dan
minyak wijen, minyak kelapa sawit yang memiliki kualitas minyak lebih baik.

 Perbandingan bilangan penyabunan

Menurut literatur, semakin rendah bilangan penyabunan yang didapatkan maka asam lemak
yang dihasilkan besar dan kualitas minyak menurun. Jika dilihat dari perbandingan yang
dilakukan dengan minyak kelapa dan minyak wijen, minyak kelapa memiliki kualitas
minyak yang lebih baik.

 Perbandingan bilangan iodium

Menurut literatur, jika bilangan iodium semakin tinggi maka kualitas minyak semakin baik
dan layak dikonsumsi. Jika dilihat dari perbandingan, minyak wijen memiliki kualitas
minyak yang lebih baik.
BAB V

KESIMPULAN

- Dapat disimpulkan hasil yang akan didapat setelah melakukan praktikum akan tidak
sesuai jika tidak mengikuti prosedur yang ditentukan. Ada beberapa factor juga yang
dapat mempengaruhi hasil dari praktikum. Jadi hasil praktikum BA, BE, BI dan BP pada
minyak kelapa sawit tidak sesuai dengan teori.
- Hasil praktikum BA = 2,24 sedangkan SNI BA minyak kelapa = 2,5-10 minyak sawit =
10
- Hasil praktikum BE = 84 sedangkan SNI BE minyak kelapa = 243-252 minyak sawit =
190-195
- Hasil praktikum BI = 29,5495 sedangkan SNI BI minyak kelapa = 6,2-10 minyak sawit
= 49,2-58,9
- Hasil praktikum BP:
BA+BE = 86,24
Hasil percobaan = 118,0392
Hasil SNI minyak kelapa = 176-206
Hasil SNI minyak sawit = 49,2 – 58,9
DAFTAR PUSTAKA
Rahayu, Hariyanti. Sri Iriani. Juju Juhana. 2006. Bahan Ajar Praktikum Kimia Zat Pembantu
Tekstil. Bandung.

Purwaningsih, Indah. 2015. “Perbandingan Kadar Bilangan Asam Minyak Goreng Sawit Curah
Yang Ditambahkan Ekstrak Wortel Dengan Yang Tidak” . Pontianak: Poltekkkes Kemenkes
Pontianak

Anda mungkin juga menyukai