Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH TEKNOLOGI PRODUK

DESIGN BAHAN BIO-SOAP

Disusun oleh :
1. Nurul Latifah 121190035
2. Arina Bintan Kamila 121190041
3. Lu’lu’ Halimatul Chasanah 121190046
4. Thalia Eza Qur’ani 121190080
5. Ricky Surya Pratama 121190121

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2022
BAB I
SPESIFIKASI UNIT

I.1 Latar Belakang


Peningkatan jumlah penduduk dari tahun ke tahun menyebabkan
meningkatnya juga kebutuhan sehari-hari. Salah satu kebutuhan yang
permintaannya meningkat adalah sabun. Saat ini produk sabun khususnya sabun
mandi telah berkembang menjadi salah satu kebutuhan primer di masyarakat
dunia. Sabun mandi merupakan sediaan pembersih kulit yang dibuat dengan
proses saponifikasi atau netralisasi dari lemak, minyak, asam organik atau
anorganik tanpa menimbulkan iritasi pada kulit (SNI, 2016). Bahkan di era
modern ini sabun bukan hanya digunakan untuk membersihkan diri saja, tetapi
juga digunakan untuk melembutkan kulit, memutihkan kulit, melembabkan
kulit, dan menjaga kesehatan kulit.
Berbagai jenis produk sabun yang beredar di pasaran mulai dari warna,
jenis, manfaat, dan wangi yang ditawarkan pada pengguna. Salah satu jenis
produk sabun yang banyak diproduksi adalah sabun cair, karena sabun cair lebih
mudah dibawa bepergian dan lebih higienis, mudah disimpan, tidak mudah rusak
atau kotor, dan penampilan kemasan yang eksklusif (Widyasanti dkk, 2017).
Selain itu, sabun cair efektif untuk mengangkat kotoran yang menempel pada
permukaan kulit baik yang larut air maupun larut lemak (Watkinson, 2000).
Berdasarkan fungsi sabun yaitu untuk membersihkan dari kotoran, kuman, dan
bakteri, maka dalam pembuatannya ditambah beberapa zat aktif, seperti
antioksidan dan antibakteri. Antioksidan dapat membantu melindungi tubuh dari
serangan radikal bebas penyebab kerusakan kulit, dan antibakteri dapat
melindungi tubuh dari bakteri dan kuman. Sumber antioksidan dan antibakteri
dapat berasal dari senyawa sintetis dan alami. Saat ini antioksidan dan
antibakteri yang banyak digunakan adalah senyawa sintetis, seperti Butylated
hydroxyanisole (BHA), Butylated hydroxytoluene (BHT), Propylgallate (PG),
Tert-Buthylhidroquinone (TBHQ), dan triclosan. Akan tetapi, senyawa tersebut
dapat menyebabkan keracunan dan bersifat karsiogenik, sehingga antioksidan
dan antibakteri alami direkomendasikan penggunaannya. Bahan yang
mengandung antioksidan dan antibakteri alami salah satunya adalah daun bidara
(Zizipus mauritiana). Ekstrak daun bidara mengandung flavonoid, polifenol, dan
bahan tambahan lainnya yang dapat digunakan menjadi sediaan sabun mandi
yang mampu digunakan untuk membersihkan kulit dari kotoran, sebagai
antioksidan dan antibakteri, serta mencegah penuaan dini.
Formulasi sabun cair terbentuk dari reaksi saponifikasi dari minyak dan
lemak dengan alkali. Asam lemak merupakan komponen utama penyusun lemak
dan minyak, sehingga pemilihan jenis minyak menjadi hal yang penting. Jenis
minyak yang digunakan adalah minyak kelapa, karena tahan terhadap oksidasi
yang menimbulkan bau tengik, menghaluskan dan melelmbabkan kulit
(Widyasanti dkk, 2017). Alkali yang dipilih adalah kalium hidroksida karena
KOH bersifat lebih mudah larut dalam air dan membuat tekstur sabun menjadi
lunak. Selain minyak dan alkali, bahan tambahan lainnya yang digunakan pada
sabun cair adalah surfaktan, penstabil busa, pengawet, dan pewangi yang dapat
digunakan untuk sabun mandi tanpa menyebabkan iritasi pada kulit (Mitsui,
1997).
I.2 Penentuan Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi sabun cair yang dirancang adalah 50 kg/hari.
Pemenuhan kapasitas tersebut dibutuhkan bahan-bahan dengan jumlah sebagai
berikut:
1. Minyak kelapa yang dibutuhkan sebanyak 40 kg/hari. Proses operasi
dijalankan selama 8 jam per hari, maka kebutuhan minyak kelapa per jam
adalah 5 kg.
2. Larutan KOH 36% sebanyak 1 kg/jam
3. Bonggol nanas 0,5 kg/jam
4. Ekstrak daun bidara sebanyak 0,5 kg/jam
5. Gliserin sebanyak 0,5 kg/jam
6. Parfum sebanyak 0,3 kg/jam
7. Asam Stearat 1 kg/jam
Kapasitas peralatan yang digunakan untuk memproduksi 40 kg sabun cair
per hari sebagai berikut :

1. Mesin penggerus kelapa 5-7 kg/jam.

2. Alat press santan kelapa manual 10-15 kg/jam.

3. Drum penampung minyak kelapa 50 liter.

4. Mixer saponifikasi 100 liter.


I.3 Detail Spesifikasi Bahan Baku
1. Minyak Kelapa
A. Sifat Fisika
● Angka penyabunan : 255,8 mg KOH/g
● Densitas : 0,996 g/cm3
● Titik beku : 70 °F atau 21,1 °C
● Titik leleh : 24.5-26.2 °C
● Nilai Iodin : 7-12
● Free Fatty Acid (FFA) : max 0,2
● Berat Molekul : 0,920 gr/mol
● Specific gravity : 0,920
● Kelembapan maksimal : 0,5 %
● Warna : Bening
B. Sifat Kimia
● Tidak larut dalam air, sedikit larut dalam alkohol dingin, sangat
larut dalam alkohol panas, eter.
● Hidrolisis
Dalam proses hidrolisis, minyak/lemak akan diubah menjadi
asam-asam lemak bebas. Proses hidrolisis dapat mengakibatkan
kerusakan pada minyak/lemak karena terdapatnya sejumlah air
pada minyak/lemak tersebut. Proses ini dapat menyebabkan
terjadinya Hydrolitic Rancidity yang menghasilkan aroma dan
rasa tengik pada minyak/lemak.
● Oksidasi
Reaksi ini menyebabkan ketengikan pada minyak/lemak.
terdapatnya sejumlah O2 Reaksi: serta logam-logam seperti
tembaga (Cu), seng (Zn) serta logam lainnya yang bersifat
sebagai katalisator oksidasi dari minyak/lemak. Proses oksidasi
ini akan bersifat sebagai katalisator pembentukan aldehid dan
keton serta asam-asam lemak bebas yang akan menimbulkan bau
yang tidak disenangi. Proses ini juga menyebabkan terbentuknya
peroksida. Untuk mengetahui tingkat ketengikan minyak/lemak
dapat ditentukan dengan menentukan jumlah peroksida yang
terbentuk pada minyak/lemak tersebut.

● Hidrogenasi
Proses hidrogenasi sebagai suatu proses industri bertujuan
untuk menjenuhkan ikatan rangkap dari rantai karbon asam
lemak pada minyak atau lemak. Reaksi hidrogenasi ini
dilakukan dengan menggunakan hidrogen murni dan
ditambahkan serbuk nikel sebagai katalisator. Setelah proses
hidrogenasi selesai, minyak didinginkan dan katalis dipisahkan
dengan cara penyaringan.
● Esterifikasi
Reaksi esterifikasi bertujuan untuk merubah asam-asam
lemak dari trigliserida dalam bentuk ester. Reaksi esterifikasi
dapat dilakukan melalui reaksi kimia yang disebut interestifikasi
atau pertukaran ester yang didasarkan atas prinsip
transesterifikasi friedel-craft. Dengan menggunakan prinsip ini,
hidrokarbon rantai pendek dalam asam lemak seperti asam
butirat dan asam kaproat yang menyebabkan bau tidak enak,
dapat ditukar dengan rantai panjang yang bersifat tidak
menguap.
(Ketaren, 1986)
2. KOH
A. Sifat Fisika
● Berat molekul : 56,11 gr/mol
● Titik lebur pada 1 atm : 360⁰C
● Titik didih pada 1 atm : 1320⁰C
● Densitas : 2,044 gr/cm³
● Kapasitas panas 0⁰C : 0,75 J/K.mol
● Kelarutan di dalam air 25⁰C : 1100 g/L
B. Sifat Kimia
● Sangat larut dalam air
● Bereaksi dengan asam membentuk garam
● Bereaksi dengan CO₂ di udara membentuk K₂CO3 dan air
● Bereaksi dengan Al2O3 membentuk AlO2 yang larut dalam air
● Bereaksi dengan halide (X) menghaislkan KOX dan asam halide
● Bereaksi dengan trigliserida membentuk sabun dan gliserol
● Bereaksi dengan ester mebentuk garam dan senyawa alcohol
(Perry, 1997)
3. Gliserin
Gliserin digunakan sebagai zat tambahan (additive) pada sabun dan
berfungsi sebagai pelembab (moisturizer) pada sabun. Penggunaan gliserin
dapat menghasilkan emulsi yang stabil tanpa meninggalkan bekas licin atau
berminyak. Gliserin bisa melembabkan dan melembutkan kulit,
menyejukan dan meminyaki sel-sel kulit juga.
A. Sifat Fisika
● Berat molekul : 92 gr/mol
● Titik lebur pada 1 atm : 18⁰C
● Titik didih pada 1 atm : 290⁰C
● Densitas : 1,26 gr/cm³
● Viskositas : 1,5 Pa.s
● Warna : Bening
B. Sifat Kimia
● Larut dalam air dan alcohol
● Tidak larut dalam eter, benzene, dan kloroform
● Bersifat higrokopis sehingga digunakan sebagai pelembab
● Bereaksi dengan kalsium bisulfat membentuk acrolein
(Kirk Ortmer, 1976)
4. Air/aquadest
Air digunakan untuk melarutkan KOH dan mengurangi viskositas sabun
cair yang terbentuk sehingga memudahkan sirkulasi hasil reaksi.
A. Sifat Fisika
● Berat molekul : 18 gr/mol
● Titik beku pada 1 atm : 0 ⁰C
● Titik didih pada 1 atm : 100⁰C
● Densitas pada 30⁰C : 995,68 kg/cm³
● Viskositas pada 30⁰C : 8,949 mP
● Bentuk : Cairan
● Warna : Tidak berwarna
● Bau : Tidak berbau
● Tekanan uap : 2,3 kPa
● pH :7
B. Sifat Kimia
● Air bersifat amfoter
● Air dapat berfungsi sebagai media reaksi atau katalis
● Bereaksi dengan karbon menghasilkan metana, hydrogen, dll
● Bereaksi dengan kalsium, magnesium, natrium, dan logam-
logam reaktif lain membebaskan H2
● Bereaksi dengan kalium oksida, sulfur dioksida membentuk basa
kalium dan asam sulfat
● Bereaksi dengan trigliserida mengahasilkan asam lemak dan
gliserol
(Kirk Ortmer, 1976)
5. Daun Bidara

1. Mengandung Flavonoid, polifenol, cyclopeptide alkaloid, glikosida,


minyak atsiri, saponin dammarane, mineral, vitamin dan asam lemak
tak jenuh.
2. Suhu maksimum : 37-48⁰C
3. Suhu minimum : 7-13⁰C
4. Tinggi : 15 m
5. Diameter batang : 40 cm
6. Jenis daun : Tunggal dan berseling-seling
7. Panjang daun : 4-6 cm
8. Lebar daun : 2,5-4,5 cm
(Goyal dkk, 2012)
6. Parfum
Parfum merupakan bahan yang ditambahkan dalam suatu produk
kosmetik dengan bertujuan untuk menutupi bau yang tidak enak dari bahan
lain dan untuk memberikan wangi yang menyenangkan terhadap
pemakainya. Jumlah yang ditambahkan tergantung kebutuhan tetapi
biasanya 0,05-2% untuk campuran sabun. Parfum yang biasa dipakai adalah
Essential Oils dan Fragrance Oils.

7. Asam Stearat

1. Titik lebur : 67-72⁰C

2. Titik nyala : >230⁰F

3. Boiling Point : 361⁰C

4. Kepadatan : 0,84

5. Tekanan uap : 1 mm Hg

6. Bentuk : Bubuk

7. Warna : Putih

8. Densitas pada 70⁰C : 0,847 gr/cm³

9. Massa molar : 284,48 g/mol

10. Indeks bias : 1,4299

11. Kelarutan : Sulit larut dalam air


I.4 Detail Spesifikasi Produk

1. Sabun cair dengan kemasan 1000 ml/botol dengan total produksi sebanyak
45 botol.

2. Sabun cair memiliki aroma yang berbeda-beda, seperti aroma bunga atau
buah-buahan.

3. Melembabkan kulit

4. Densitas sabun cair 1 – 1,1 gr/ml

5. pH 6-8
BAB II
RANGKAIAN ALAT

Keterangan :
1. Mesin Penggerus
2. Alat Pemisah
3. Drum
4. Alat Pemisah
5. Mesin penggiling
6. Alat Ekstraksi
7. Penyaring
8. Mixer + Pemanas
9. Separator
10. Tangki Pencampuran Berpengaduk
BAB III
DETAIL PROSES

III.1 Alat
1. Alat Penggerus
2. Alat Pemisah
3. Drum
4. Mesin Penggiling
5. Alat Ekstraksi
6. Penyaring
7. Mixer + Pemanas
8. Separator
9. Tangki Pencampuran Berpengaduk

III.2 Bahan

1. Daun Bidara
2. Etanol
3. Daging buah kelapa
4. Air
5. Bonggol Nanas
6. KOH 36%
7. Asam stearat
8. Parfume
9. Gliserin

III.3 Fungsi Bahan

1. Minyak kelapa berfungsi sebagai bahan utama.

2. KOH berfungsi sebagai pereaksi trigliserida (minyak kelapa) agar


mengalami reaksi saponifikasi sehingga menghasilkan sabun dan gliserol.

3. Air berfungsi bahan pencampur dalam pembuatan krim santan untuk


bahan pembuatan minyak kelapa.

4. Daun bidara berfungsi sebagai zat aditif antioksidan dan antibakteri.

5. Bonggol nanas berfungsi untuk memurnikan minyak VCO secara


enzimatis.

6. Asam stearat berfungsi untuk mengurangi kandungan KOH dan


menstabilkan busa.

7. Parfum berfungsi untuk memberi kesegaran dan keharuman pada sabun.

8. Gliserin berfungsi untuk melembabkan kulit.

9. Etanol berfungsi sebagai pelarut karena sifatnya yang mudah larut dalam
air dan lemak.
III.4 Proses Pembuatan

1. Tahap Ekstraksi Daun Bidara

Sebanyak 5 kg daun bidara dicuci menggunakan air mengalir dan


dikeringkan dibawah sinar matahari hingga kadar air kurang dari 10%.
Kemudian daun bidara yang sudah kering dihaluskan menggunakan mesin
penggiling hingga menyerupai serbuk. Ekstraksi dilakukan dengan
menggunakan metode maserasi. Daun bidara dimasukan kedalam wadah
maserasi, direndam dengan etanol 70% hingga seluruh bagian daun
terendam. Wadah maserasi ditutup dan disimpan selama 24 jam di tempat
terlindung dari sinar matahari sambil diaduk sekali-kali. Selanjutnya
disaring, dipisahkan antara ampas dan filtratnya. Ampas diekstraksi
kembali dengan etanol 70% dengan jumlah yang sama. Hal ini terus
dilakukan hingga cairan penyari tampak bening.

2. Tahap Pembuatan Minyak Kelapa dengan Metode Enzimatis

Daging buah kelapa diparut dan ditambah air dengan perbandingan 1:1,
kemudian diperas. Santan yang telah diperoleh dimasukkan kedalam
tangki dan tutup rapat selama 2 jam hingga terbentuk dua lapisan. Lapisan
atas dinamakan dengan krim, sedangkan lapisan bawah dinamakan dengan
skim (air santan). Lapisan tersebut kemudian dipisahkan. Sebanyak 5 kg
krim santan diambil untuk pembuatan minyak kelapa murni. Tambahkan
bonggol nanas 0,5 kg yang sudah diparut kedalam krim santan, aduk
hingga merata. Diamkan campuran tersebut selama waktu tertentu (± 22
jam) dalam drum tertutup. Setelah terbentuk tiga lapisan, pisahkan minyak
lalu saring.
3. Tahap Pembuatan Sabun
Minyak kelapa (Trigliserida) sebanyak 5 kg dan larutan asam
stearat sebanyak 1 kg dipanaskan pada suhu 60ºC menggunakan mixer
saponifikasi. Kemudian menambahkan kalium hidroksida (KOH) 36%.
Minyak kelapa (Trigliserida) dan larutan KOH 36% dari unit bahan baku
dialirkan masuk ke dalam mixer saponifikasi, reaktan dibiarkan bereaksi
tuntas membentuk sabun dengan cara memberikan waktu tinggal yang
cukup bagi reaktan untuk saling bereaksi membentuk sabun dan gliserol.
Selanjutnya dilakukan proses pemisahan antara sabun cair dengan gliserol
dengan menggunakan separator. Sabun cair yang sudah terpisah dari
separator kemudian dialirkan ke tangki pencampuran berpengaduk untuk
penambahan bahan pendukung (zat aditif). Zat aditif yang ditambahkan
kedalam sabun cair adalah gliserin, ekstrak daun bidara, dan parfum
(Essential). Sabun cair kemudian dikemas dengan menggunakan botol
yang dapat didaur ulang.
BAB IV
HARGA BAHAN DAN ONGKOS OPERASI

A. Harga Bahan
1. Daun Bidara : Rp 25.000,-/Kg x 4 Kg = Rp 125.000
2. Bonggol nanas : -
3. Kelapa : Rp 12.500,-/Kg x 5 Kg = Rp 62.500
4. Air suling : Rp 10.000,-/Liter x 30 Liter = Rp 300.000
5. KOH 36% : Rp 30.000,-/Kg x 8 Kg = Rp 240.000
6. Gula : Rp 14.500,-/Kg x 5 Kg = Rp 72.500
7. Gliserin : Rp 27.000,-/Liter x 4 Liter = Rp 108.000
8. Asam stearate : Rp 37.500,-/Kg x 8 Kg = Rp 300.000
9. Etanol 70% : Rp 24.000,-/Liter x 5 Liter = Rp 120.000
10. Pewangi : Rp 215.000,-/literl x 2 liter = Rp 430.000

B. Harga Alat
1. Mesin penggerus : Rp 1.000.000,-/Buah
2. Alat press : Rp 700.000,-/Buah
3. Drum : Rp 275.000,-/Buah
4. Penyaring : Rp 50.000,-/Buah
5. Alat ekstraksi : Rp 4.000.000,-/Buah
6. Mixer + pemanas : Rp 4.000.000,-/Buah
7. Pemanas : Rp 500.000,-/Buah
8. Tangki 50L : Rp 800.000,-/Buah

C. Biaya Operasi
1. Listrik : Rp 1.444,7,-/kWh x 80 kWh/hari x 30 hari = Rp
3.467.280,-/Bulan
2. Gas 12 kg : Rp 190.000,-/Buah x 3 buah = Rp 570.000,-/Bulan
3. Gaji : Rp 1.800.000,-/Bulan x 3 orang = Rp 5.400.000,-/Bulan

Total biaya per hari = Rp 9.407.280,-/Bulan : 30 hari = Rp 313.576,-/hari


D. Biaya Pengemasan (Pembuatan sabun 50 kg/hari)
1. Botol 1 L : Rp 8.000,-/botol x 45 botol = Rp 360.000
2. Label : Rp 400,-/lembar x 45 lembar = Rp 18.000

E. Total Biaya
Total Biaya Awal = Harga Bahan + Harga Alat + Biaya Operasi + Biaya
Kemasan = Rp 1.758.000 + Rp 11.325.000 + Rp 313.576 + Rp 376.000
= Rp 13.772.576
Total Biaya = Harga Bahan + Biaya Operasi + Biaya Kemasan
= Rp 1.758.000 + Rp 313.576 + Rp 415.000
= Rp 2.447.576

DAFTAR PUSTAKA
Goyal M, Nagori BP, Sasmal D. 2012. Review on Ethnomedicinal Uses,
Pharmacological Activity and Phytochemical Constituents of Ziziphus
mauritiana (Z. Jujuba Lam., Non Mill). Spatula DD 2:107-116.
Ketaren S. 1986. “Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan”. Edisi 1. UI
Press. Jakarta.
Kirk-Othmer. 1967. “Encyclopedia of Chemical Technology”. Edisi 2.International
Science. Dursion of John Wiley and Sons. New York.
Mitsui. 1997. New Cosmetic Science. New York: Elsevier.
Perry, R.H. and Green, D.W. 1997. Perry’s Chemical Engineers’ Handbook, 7th
ed., McGraw-Hill Book Company, New York.
Standar Nasional Indonesia. 2016. Sabun Mandi Padat. Badan Standarisasi
Nasional: Jakarta.
Watkinson C. 2000. Liquid Soap Cleaning Up in Market Share. Champaign: AOAC
Press.
Widyasanti, A., Anisa, Y., Sudaryanto, Z. 2017.Pembuatan Sabun Cair Berbasis
Virgin Coconut Oil (VCO) dengan Penambahan Minyak Melati
(Jasminum Sambac) Sebagai Essential Oil. Jurnal Teknotan. Vol. 11 No.
2.

Anda mungkin juga menyukai