Anda di halaman 1dari 12

Tugas KIR

Mendaur ulang minyak jelantah menjadi sabun


Daftar Isi
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ……….......................................................................................

1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................................

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian. ..........................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Sabun..................................................................................................................

2.2 Pembuatan Sabun………………………………………………………………………

2.3 Minyak Jelatah ……………………………………………………………………….

2.4 Soda Api………………………………………………………………………………

2.5 Arang ………………..………………………………………………………………

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu.................................................................................................

3.2 Pendekatan Penelitian..........................................................................................

3.3 Alat dan Bahan …………….................................................................................

3.4 Prosedur Kegiatan ……………………………………………………………….

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan .........................................................................................................

4.2 Saran ...................................................................................................................


KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih karunia-Nya sehingga penulis mampu
menyelesaikan penulisan karya tulis ilmiah yang berjudul “Mendaur Ulang Minyak Jelatah
Menjadi Sabun”

Penyusunan karya tulis ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya bantuan dari pihak pihak
terkait baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab itu perkenankan saya
sebagai penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak
untuk dukungan dan bantuannya. Semoga segala kebaikan Bapak/Ibu dan rekan-rekan semua
mendapatkan balasan setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa. Semogakarya tulis ini dapat
bermanfaat khususnya bagi pribadi penulis dan para pembaca padaumumnya.
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Minyak jelantah adalah minyak limbah yang bisa berasal dari jenis-jenis minyak
goreng seperti halnya minyak jagung, minyak sayur, minyak samin dan
sebagainya, minyak ini merupakan minyak bekas pemakaian kebutuhan rumah
tangga umumnya, dapat digunakan kembali untuk keperluaran kuliner akan
tetapi bila ditinjau dari komposisi kimianya, minyak jelantah mengandung
senyawa-senyawa yang bersifat karsinogenik, yang terjadi selama proses
penggorengan.
Berkembangnya restoran dan usaha fastfood yang terus bertambah
mengakibatkan minyak jelantah yang dihasilkan cukup banyak. Apabila minyak
jelantah dikonsumsi dapat mengakibatkan tubuh kita kurang sehat dan stamina
menurun. Oleh karena itu, perlu dilakukan usaha agar minyak jelantah dapat
dimanfaatkan kembali.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapatdirumuskan sebagai
berikut :

1. Berapa perbandingan optimum antara minyak jelantah dengan Karbon Aktifagar


diperoleh tekstur sabun mandi padat yang bagus ?
2. Bagaimana perbandingan kualitas sabun mandi antara sabun mandi padatyang dibuat
dari bahan baku minyak jelantah dengan sabun mandi yangumum berada di pasaran ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bahwa minyak jelantah dapat dijadikan sebagai bahan bakusabun
mandi padat.
2. Mengetahui komposisi karbon aktif yang tepat untuk menyaring minyak jelantah agar
dihasilkan minyak goreng yang murni yang dapat digunakanuntuk pembuatan sabun
mandi padat.
3. Mengetahui kualitas dari sabun mandi padat dari bahan baku minyak jelantahini
melalui beberapa parameter uji sabun mandi

1.4 Manfaat
Manfaat dari pengolahan minyak jelantah menjadi sabun adalah masyarakat
menjadi lebih terampil dalam mendaur ulang minyak jelantah.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah Sabun

Sabun adalah salah satu senyawa kimia tertua yang pernah dikenal. Sabunsendiri tidak pernah
secara aktual ditemukan, namun berasal dari pengembangancampuran antara senyawa alkali
dan lemak/minyak. Bahan pembuatan sabun terdiridari dua jenis, yaitu bahan baku dan bahan
pendukung. Bahan baku dalam pembuatan sabun adalah minyak atau lemak dan senyawa
alkali (basa). Bahan pendukung dalam pembuatan sabun digunakan untuk menambah kualitas
produksabun, baik dari nilai guna maupun dari daya tarik. Bahan pendukung yang
umumdipakai dalam proses pembuatan sabun di antaranya natrium klorida, natriumkarbonat,
natrium fosfat, parfum, dan pewarna. (Fauzan Suheri, 2010)

2.2 Pembuatan Sabun

Sabun dibuat dengan cara mencampurkan larutan NaOH / KOH denganminyak atau lemak.
Melalui reaksi kimia, NaOH / KOH mengubah Minyak / Lemakmenjadi Sabun. Proses ini
disebut Saponifikasi.Reaksi penyabunan (saponifikasi) dengan menggunakan alkali adalah
adalahreaksi trigliserida dengan alkali (NaOH atau KOH) yang menghasilkan sabun
dangliserin. Reaksi penyabunan dapat ditulis sebagai berikut :

C3H5(OOCR)3+ 3 NaOH → C3H5(OH)3+ 3 NaOOCR

Reaksi pembuatan sabun atau saponifikasi menghasilkan sabun sebagai produkutama dan
gliserin sebagai produk samping. Gliserin sebagai produk samping jugamemiliki nilai jual.
Sabun merupakan garam yang terbentuk dari asam lemak danalkali. Sabun dengan berat
molekul rendah akan lebih mudah larut dan memilikistruktur sabun yang lebih keras. Sabun
memiliki kelarutan yang tinggi dalam air,tetapi sabun tidak larut menjadi partikel yang lebih
kecil, melainkan larut dalam bentuk ion.

Sabun pada umumnya dikenal dalam dua wujud, sabun cair dan sabun padat.Perbedaan utama
dari kedua wujud sabun ini adalah alkali yang digunakan dalamreaksi pembuatan sabun.
Sabun padat menggunakan natrium hidroksida/sodakaustik (NaOH), sedangkan sabun cair
menggunakan kalium hidroksida (KOH)sebagai alkali. Selain itu, jenis minyak yang
digunakan juga mempengaruhi wujudsabun yang dihasilkan. Minyak kelapa akan
menghasilkan sabun yang lebih kerasdaripada minyak kedelai, minyak kacang, dan minyak
biji katun.Adapun keunggulan sabun padat di banding sabun jenis lain adalah sabun padat
memiliki kandungan gliserin yang bagus untuk mereka yang punya masalahkulit eksim. Tapi
sabun padat memiliki kadar pH yang lebih tinggi. Karena itu,sabun padat lebih mudah
membuat kulit kering. Kulit kering ini menjadikan penyembuhan lambat ketika kulit terluka.
Meski begitu, belakangan ini ada sabun padat yang mulai diproduksi dengan kandngan pH
netral sehingga takmengeringkan kulit lagi. Dan juga sabun padat memiliki tingkat
pencemaran yanglebih rendah sehingga tidak akan terlalu membahayakan hewan lain yang
berada diselokan. Sebenarnya air-air di selokan ini sebagian besar akan mengalir ke
satutempat kemudian airnya dipakai oleh pdam untuk dijernihkan kemudian digunakanuntuk
dijual kembali ke konsumen. Hal ini lah sebenarnya yang menyebabkan pdam mengalami
kesulitan untuk menjernihkan air sehingga pada akhirnya banyakair di banyak kota sekarang
menjadi tidak layak untuk diminum.Sabun dibuat dari lemak (hewan), minyak (nabati) atau
asam lemak (fattyacid) yang direaksikan dengan basa anorganik yang bersifat water soluble.
Biasanyadigunakan caustic soda/soda api (NaOH) atau KOH (kalium hidroksida)
adalahalternatif yang sering digunakan, tergantung spesifik sabun yang diinginkan.
Sabunhasil reaksi dengan sodium hidroksida (NaOH) biasanya lebih keras
dibandingkandengan penggunaan Potasium Hidroksida (KOH).Reaksi ini biasa disebut reaksi
penyabunan (saponifikasi) / (saponificationreaction).

Oil + 3 NaOH— > 3 Soap + Glycerol7

Selain dari reaksi diatas sabun juga bisa dihasilkan dari reaksi netralisasi Fatty Acid(FA),
namun disini hanya didapat sabun tanpa adanya Gliserin (Glycerol), karenasaat proses
pembuatan Fatty Acid, glycerol sudah dipisahkan tersendiri.

FA + NaOH— > Soap + Water

Pada awalnya, proses saponifikasi ini masih dilakukan dengan metoda pemasakan/pendidihan
per batch ketel (tidak berkesinambungan), namun setelah perang dunia II pengembangan
proses secara kontinyu terus dilakukan. Dan proseskontinyu ini sekarang lebih banyak
digunakan, karena selain lebih fleksibel, dancepat juga lebih ekonomis.Kedua proses diatas
masih menghasilkan sabun masih mentah berbentuk cair(panas), biasa disebut neat soap,
disamping menghasilkan produk samping lain berupa glycerol dalam bentuk spent lye yang
kemudian diolah lebih lanjut di unitglycerol. Glycerol adalah material utama dalam industri
makanan, kosmetik, obat-obatan dan lain sebagainya. Neat soap ini kemudian dikeringkan di
dryer unit sampai mencapai bentuk pellet (butiran padat), dimana besarnya kandungan air
dalam bentuk pellet ini diatursesuai kebutuhan spesifikasi sabun yang di inginkan. Butiran ini
kemudian dicampur di mixer (amalgamator) dengan bahan tambahan lainnya seperti
pewarna, perfume, softener, dll. Campuran kemudian di extrude (ditekan) melalui
ploddermenghasilkan padatan sabun yang kemudian di potong di mesin pemotong danmenuju
proses pencetakan di mesin stamping/press menjadi bentuk-bentuk tertentu, baru kemudian di
bungkus di unit packaging.Proses tersebut biasanya untuk jenis sabun toilet soap, namun
untuk laundrysoap tahapnya lebih singkat, hanya sampai mesin pemotong, dimana di cutter
unitini biasanya dilengkapi dengan cetakan untuk membuat brand sabun dan kemudiandi
pack.

2.3 Minyak Jelantah


Minyak jelantah adalah minyak yang telah digunakan lebih dari dua atau tiga kali
penggorengan, dan dikategorikan sebagai limbah karena dapat merusak lingkungan dan
merugikan kesehatan.
Minyak jelantah biasa ditemukan dalam industri pemrosesan makanan seperti rumah makan
dan restoran cepat saji, serta di rumah tangga sebagai hasil dari kebutuhan masak sehari-hari.
Minyak jelantah dapat berasal dari jenis-jenis minyak goreng seperti minyak jagung, minyak
sayur. Definisi mendasar dari minyak jelantah yaitu minyak bekas penggorengan yang
sebaiknya tidak digunakan berkali-kali.
2.4 Soda Api
Soda api adalah salah satu nama umum untuk senyawa natrium hidroksida
(NaOH), yang juga dikenal sebagai alkali. Nama umumnya berasal dari
senyawa kimia yaitu natrium hidrat, senyawa ini memiliki sifat yang kaustik
atau korosif. Dalam bentuk murni, soda api adalah padatan putih seperti lilin.

Padatan soda api mudah menyerap air dan juga mudah untuk dilarutkan. Soda
api atau natrium hidroksida yang tersedia secara komersial biasanya natrium
hidroksida monohidrat, NaOH · H2O.

2.5 Arang
Arang adalah residu hitam berisi karbon tidak murni yang dihasilkan dengan
menghilangkan kandungan air dan komponen volatil dari hewan atau tumbuhan.
Arang umumnya didapatkan dengan memanaskan kayu, gula, tulang, dan benda
lain. Arang yang hitam, ringan, mudah hancur, dan meyerupai batu bara ini
terdiri dari 85% sampai 98% karbon, sisanya adalah abu atau benda kimia
lainnya.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu

Penelitian ini akan dillakukan di Lab IPA SMPIT Ummul Quro Depok

3.2 Pendekatan Penelitian

Penelitian dilakukan dengan membuat sabun mandi padat denganmencampurkan basa kuat
NaOH dengan Minyak Jelantah dengan membuat beberapa variabel perbandingan karbon
aktif yaitu 7,5% , 8,5%, dan 10% dariminyak jelantah hasil dari proses netralisasi. Untuk
mengetahui kualitas dari sabun,kami melakukan beberapa parameter uji sabun mandi padat.
3.3 Bahan dan Alat

1. Beaker glass
2. Mortar dan alu
3. Pengaduk
4. Baskom
5. Cetakan
6. Arang
7. Minyak jelantah
8. Soda api
9. Pewangi
3.4 Prosedur Percobaan
1. Tuang minyak kedalam beaker glass
2. Masukan arang kedalam mortar kemudian haluskan dengan alu
3. Jika sudah halus, masukan arang kedalam beaker glass yang
sudah berisi minyak
4. Tunggu 1 hari
5. Jika sudah 1 hari, saring minyak untuk memisahkan arang
6. Siapkan
7. baskom, lalu tuang soda api
8. Kemudian masukan minyak, lalu aduk sampai tercampur
9. Masukan pewangi secukupnya, lalu aduk
10. Jika sudah tercampur semua, tuang kedalam cetakan
11. Tunggu selama 3 minggu
BAB IV. KESIMPULAN
4.1. Kesimpulan

Berdasarkan data dari penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Minyak jelantah dapat dijadikan sebagai bahan utama proses pembuatansabun mandi
padat.
2. Minyak jelantah yang disaring menggunakan arang aktif dapat menjadi jernih seperti
sediakala secara penampilan ataupun baunya.
3. Sabun yang dihasilkan tidak mengandung alkali bebas4.
4. Uji Minyak Pelikan memiliki hasil positif di setiap sampel minyak yangtelah
dijernihkan, ini menunjukkan bahwa minyak tersebut sudah tidak foodgrade lagi
(tidak dapat digunakan untuk memasak)..
5. Pada pembuatan sabun, sampel minyak jelantah yang digunakan adalahsampel dengan
penyaringan 10% arang aktif 500 mesh karena memilikinilai Uji Standard SNI yang
paling rendah dalam beberapa poin.\

Reaksi penyabunan (saponifikasi) dengan menggunakan alkali adalahadalah reaksi


trigliserida dengan alkali (NaOH atau KOH) yangmenghasilkan sabun dan gliserin. Reaksi
penyabunan dapat ditulis sebagai berikut :

C3H5(OOCR)3+ 3 NaOH → C3H5(OH)3+ 3 NaOOCR

Reaksi tersebut dapat berjalan dengan baik dan dapat dibuktikan bahwa sabuntersebut
mengeluarkan busa.

4.2. Saran

Adapun beberapa saran untuk penelitian ini adalah sebagai berikut :


1. Sebaiknya proses penyaringan minyak menggunakan kertas saring milipore,karena
penggunaan kertas saring whatman 42 hasilnya kurang bagus.
2. Pada saat pembuatan sabun, diberikan pewangi berupa parfum dengankandungan
ester, jika terlalu banyak maka pewangi tersebut dapatmenghancurkan sabun.
3. Sabun yang dihasilkan terlalu keras, kemungkinan bahan berupa lemak(minyak) yang
digunakan kurang.
4. Konsentrasi karbon aktif yang digunakan untuk proses pemurnian minyak jelantah
harus lebih dari 10%
5. Tingkat kehalusan sebaiknya diatas 500 mesh, karena semakin kecil mesh makaluas
permukaan akan semakin besar sehingga akan memberikan hasil yang lebih baik

Anda mungkin juga menyukai