Anda di halaman 1dari 19

REAKSI PEMBENTUKAN SABUN (SAPONIFIKASI)

Salmaa Arifah Chofsoh

Jurusan Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universita Darussalam Gontor Putri,

Mantingan Ngawi, Jawa Timur

e-mail : arsalmaach18@gmail.com

ABSTRACT

Cooking oil is a vegetable oil which has a limited usage period in its use. Therefore, cooking oil
that passes through its use should be replaced with new cooking oil. Unusable cooking oil is
commonly referred to as jelantah oil. However, if the cooking oil is still used, there will be some
things that are detrimental to health. So do the utilization of used cooking oil by way of
processing it again to make solid soap. Solid soap is produced from the saponification process,
which is the hydrolysis of fat into fatty acids and glycerol. Factors affecting the saponification
process, ie temperature, stirring speed, stirring time, base concentration, and amount of base
used. The variables of this study were the amount of NaOH (20 ml, 25 ml, 30 ml and 35 ml) and
stirring time (25 min, 30 min, 35 min)

Keywords: NaOH, reaction kinetics, used cooking oil, saponificatio

ABSTRAK

Minyak goreng adalah minyak nabati yang dimana memiliki masa penggunaan yang terbatas
dalam pemakaiannya.Oleh karena itu, minyak goreng yang melewati masa pengunaannya harus
digantikan dengan minyak goreng yang baru.Minyak goreng yang tidak bisa dipakai inilah yang
biasa disebut dengan minyak jelantah. Akan tetapi apabila minyak jelantah tetap digunakan,
maka akan terjadi beberapa hal yang merugikan bagi kesehatan. Maka dilakukan pemanfaatan
minyak goreng bekas dengan cara mengolahnya kembali untuk pembuatan sabun padat. Sabun
padat dihasilkan dari proses saponifikasi, yaitu hidrolisis lemak menjadi asam lemak dan
gliserol. Faktor yang mempengaruhi proses saponifikasi, yaitu suhu, kecepatan pengadukan,
waktu pengadukan, konsentrasi basa, dan jumlah basa yang digunakan. Variabel penelitian ini
adalah jumlah NaOH (20 ml, 25 ml,30 ml dan 35 ml) dan waktu pengadukan (25 menit, 30
menit, 35 menit)

Kata kunci : NaOH, kinetika reaksi, minyak goreng bekas, saponifikasi


PENDAHULUAN minyak nabati, lilin, ataupun minyak ikan

Minyak goreng merupakan salah satu laut. Pada saat ini teknologi sabun telah

bahan pangan yang sangat dibutuhkan oleh berkembang pesat. Sabun dengan jenis dan

manusia dalam kehidupan sehari-hari.Baik bentuk yang bervariasi dapat diperoleh

sebagai media penggorengan dan untuk dengan mudah dipasaran seperti sabun

memasak makanan sehari hari.Minyak mandi, sabun cuci baik untuk pakaian

goreng yang digunakan pada masyarakat maupun untuk perkakas rumah tangga,

umumnya ialah minyak yang dihasilkan dari hingga sabun yang digunakan dalam

tanaman kelapa sawit.Konsumen minyak industri. [ CITATION Izh09 \l 1057 ]

goreng terbesar adalah industri makanan, Sabun merupakan produk kimia yang
restoran, dan hotel. [ CITATION Ina11 \l 1057 ] sering dijumpai dalam kehidupan sehari-

Setelah digunakan berulang-ulang hari. Pembuatan sabun telah dilakukan sejak

selanjutnya minyak goreng tersebut menjadi ribuan tahun yang lalu. Metode pembuatan

minyak goreng bekas. Sebenarnya minyak sabun pada zaman dahulu tidak berbeda jauh

goreng bekas tersebut masih dapat dengan metode yang digunakan saat ini,

dimanfaatkan kembali etelah dilakukan walaupun tentunya kualitas produk yang

proses pemurnian ulang (reprosesing), dihasilkan saat ini jauh lebih baik. Sabun

namun karena keamanan pangan dibuat dengan metode saponifikasi yaitu

mengkonsumsi minyak goreng hasil mereaksikan trigliserida dengan soda kaustik

reprosesing masih menjadi perdebatan sengit (NaOH) sehingga menghasilkan sabun dan

akibat adanya dugaan senyawa akrolein produk samping berupa gliserin.

yang bisa menyebabkan keracunan bagi Penggunaan sabun dalam kehidupan sehari-

manusia, maka alternatif lainnya adalah hari sudah tidak asing lagi, terutama sesuai

dengan memanfaatkannya sebagai bahan dengan fungsi utamanya yaitu

baku industri non pangan seperti sabun membersihkan. Berbagai jenis sabun

padat . [ CITATION Wij09 \l 1057 ] ditawarkan dengan beragam bentuk mulai


dari sabun cuci (krim dan bubuk), sabun
Sabun dibuat melalui proses mandi (padat dan cair), sabun tangan (cair)
saponifikasi lemak minyak dengan larutan serta sabun pembersih peralatan rumah
alkali membebaskan gliserol. Lemak minyak tangga (krim dan cair). Maka dari itu,
yang digunakan dapat berupa lemak hewani, dengan melakukan percobaan safonifikasi
ini dapat kita lakukan proses pembuatan TINJAUAN PUSTAKA
sabun dan mempelajari bagaimana reaksi
Kandungan zat-zat yang terdapat
yang terjadi dalam proses pembuatan sabun
pada sabun juga bervariasi sesuai dengan
dari reaksi safonifikasi tersebut serta
sifat dan jenis sabun. Larutan alkali yang
mengetahui banyaknya sabun yang
digunakan dalam pembuatan abun
diperoleh
bergantung pada jenis sabun tersebut.
Semakin meningkatnya teknologi, Larutan alkali yang biasa yang digunakan
semakin banyak produk-produk dari pabrik pada sabun keras adalah Natrium Hidroksida
dipasaran dalam berbagai bentuk guna (NaOH) dan alkali yang biasa digunakan
memenuhi kebutuhan konsumen. Sebagai pada sabun lunak adalah Kalium Hidroksida
contoh banyak produk sabun yang muncul. (KOH). [ CITATION Rah14 \l 1057 ]
Oleh karena itu, sebagai alternatif baru pada
Minyak goreng adalah minyak yang
minyak limbah industri kelapa sawit untuk
berasal dari lemak tumbuhan atau lemak
dijadikan bahan dasar pembuatan sabun.
hewan yang dimurnikan dan berbentuk cair
Sebenarnya minyak limbah industri kelapa
dalam suhu kamar dan biasanya digunakan
sawit tersebut masih dapat dimanfaatkan
untuk mengoreng bahan makanan. Minyak
kembali setelah dilakukan proses pemurnian
goreng berfungsi sebagai penghantar panas,
ulang (reprocessing), namun karena
penambah rasa gurih, menambah nilai kalori
keamanan pangan mengkonsumsi minyak
bahan pangan. Minyak goreng ditentukan
olahan dari limbah industri kelapa sawit
oleh titik asapnya, yaitu suhu pemanasan
hasil reprocessing masih menjadi perdebatan
minyak sampai terbentuk akrolein yang
sengit dan adanya kadar ALB pada minyak
tidak diinginkan dan dapat menimbulkan
limbah industri kelapa sawit yang sangat
rasa gatal pada tengorokan.Minyak goreng
tinggi maka alternatif lainnya adalah dengan
umumnya berasal dari minyak kelapa
memanfaatkannya sebagai bahan baku
sawit.Minyak kelapa dapat digunakan untuk
industri non pangan seperti sabun.
menggoreng karena struktur minyaknya
yang memiliki ikatan rangkap sehingga
minyaknya termasuk lemak tak jenuh yang
sifatnya stabil.Selain itu pada minyak kelapa
terdapat asam lemak esensial yang tidak
dapat disintesis oleh tubuh. Asam lemak [ CITATION Sus09 \l 1057 ]
tersebut adalah asam palmiat, stereat, oleat,
Sabun merupakan campuran dari
dan linoelat. [ CITATION Qis09 \l 1057 ]
senyawa natrium dengan asam lemak yang
Minyak goreng bekas Minyak digunakan sebagai bahan pembersih tubuh,
jelantah dalam (bahasa inggris : waste berbentuk padat, busa, dengan atau tanpa zat
cooking oil) adalah minyak limbah yang tambahan lain serta tidak menimbulkan
bisa berasal dari jenis-jenis minyak goreng iritasi pada kulit .Sabun dibuat dengan dua
seperti halnya minyak jagung, minyak sayur, cara, yaitu proses saponifikasi dan proses
minyak samin, dan sebagainya. Minyak ini netralisasi minyak. Proses saponifikasi
merupakan minyak bekas pemakaian minyak akan diperoleh produk sampingan
kebutuhan rumah tangga umumnya, dapat yaitu gliserol, sedangkan proses netralisasi
digunakan kembali untuk kebutuhan kuliner tidak akan memperoleh gliserol. Proses
akan tetapi bila ditinjau dari komposisi saponifikasi terjadi karena reaksi antara
kimianya, minyak jelantah mengandung trigliserida dengan alkali, sedangkan proses
senyawasenyawa yang bersifat karsinogenik, netralisasi terjadi karena reaksi asam lemak
yang terjadi selama proses pengorengan. bebas dengan alkali. [ CITATION Ros08 \l
Jadi jelas bahwa pemakaian minyak jelantah 1057 ]

yang berkelanjutan dapat merusak kesehatan


Minyak kelapa sawit merupakan
manusia, menimbulkan penyakit kanker, dan
minyak yang mengandung asam palmitat
mengurangi tingkat kecerdasan generasi
(C16H32O2) yang cukup tinggi, yaitu
berikutnya. Untuk itu perlu penangannan
sebesar 44,3% Fungsi dari asam palmitat ini
yang tepat agar limbah minyak jelantah ini
dalam pembuatan sabun adalah untuk
dapat bermanfaat dan tidak dapat
kekerasan sabun dan menghasilkan busa
menimbulkan kerugian dari aspek kesehatan
yang stabil. Konsumen beranggapan bahwa
manusia dan lingkungan, kegunaan lain dari
sabun dengan busa yang melimpah
minyak jelantah adalah bahan bakar
mempunyai kemampuan membersihkan
biodiesel. Pemanfaatan minyak goreng
kotoran dengan baik. [ CITATION Yul09 \l 1057
bekas ini dapat dilakukan pemurnian agar
]
dapat digunakan kembali sebagai media
penggorengan atau digunakan sebagai bahan
baku produk berbasis minyak seperti sabun.
Banyak sabun merupakan campuran kulit halus dan sensitive.[ CITATION Sus14 \l
garam natrium atau kalium dari asam lemak 1057 ]
yang dapat diturunkan dari minyak atau
lemak yang direaksikan dengan alkali
(seperti natrium atau kalium hidroksida) Sifat – sifat sabun yaitu :
pada suhu 800C-1000C melalui suatu proses
a) Sabun bersifat basa. Sabun adalah
yang dikenal dengan saponifikasi. Lemak
garam alkali dari asam lemak suku
akan terhidrolisis oleh basa, menghasilkan
tinggi sehingga akan dihidrolisis
gliserol dan sabun mentah. Secara
parisal oleh air. Karena itu larutan
tradisional, alkali yang digunakan adalah
sabun dalam air bersifat basa.
kalium yang di hasilkan dari pembakaran
CH3(CH2)16COONa + H2O →
tumbuhan, atau dari arang kayu. Sabun
CH3(CH2)16COOH + NaOH
dapat dibuat pula dari minyak tumbuhan,
b) Sabun menghasilkan buih atau busa.
seperti minyak zaitun. Sabun gliserlin
Jika larutan sabun dalam air diaduk
disebut juga sabun transparan. Sabun
makan akan menghasilkan buih,
gliserin ini terbuat dari pengolahan lemak
peristiwa ini tidak akan terjadi pada
baik dari lemak hewan seperti butter ataupun
air sadah. Dalam hal ini sabun dapat
lemak nabati seperti minyak zaitun dan bisa
menghasilkan buih setelah garam-
juga dari minyak kelapa. Oleh sebab itu,
garam Mg atau Ca dalam air
sabun gliserin adalah sabun pelambab yang
mengendap. CH3(CH2)16COONa +
paling baik dan bermanfaat bagi orang yang
CaSO4→Na2SO4 +
memiliki kulit yang kering atau kulit
Ca(CH3(CH2)16COO)2
bersisik. Sabun ini mudah larut sehingga
c) Sabun mempunyai sifat
tidak meninggalkan flim di kulit seperti
membersihkan. Sifat ini disebabkan
sabun lainnya. Sabun gliserin dapat
proses kimia koloid, sabun (garam
mengurangi gejala dari penyakit kulit,
natrium dari asam lemak) digunakan
seperti eksim dan psoriasis. Gliserin ini
mencuci kotoran yang bersifat polar
menyerap air dan udara dan merupakan
maupun non polar. Molekul sabun
factor kunci dalam menjaga kulit lembut dan
mempunyai rantai hidrogen
sehat, dan salah satu sabun terbaik untuk
CH3(CH2)16 yang bertindak sebagai
ekor yang bersifat hidrofobik (tidak
suka air) dan larut dalam zat organic gelap dan aroma menjadi kurang enak,
sedangkan COONa sebagai kepala sedangkan perubahan kimia ditandai dengan
yang hidrofilik. [ CITATION Pra10 \l adanya proses hidrolisis, oksidasi,
1057 ] polimerisasi, dan reaksi pencoklatan yang
disebabkan karena pemanasan pada suhu
Reaksi penyabunan merupakan reaksi
tinggi. Proses oksidasi dan polimerisasi
yang pada awalnya berjalan lambat karena
dapat merusak sebagian vitamin dan asam
minyak dan larutan alkali merupakan larutan
lemak esensial yang terdapat dalam minyak
yang tidak saling larut (Immiscible). Setelah
sehingga memberikan dampak yang
terbentuk sabun maka kecepatan reaksi akan
berbahaya bagi kesehatan yang dapat
meningkat, sehingga reaksi penyabunan
mengakibatkan keracunan dalam tubuh dan
bersifat sebagai reaksi autokatalitik, dimana
berbagai penyakit, seperti diare,
pada akhirnya kecepatan reaksi akan
pengendapan lemak dalam pembuluh darah,
menurun lagi karena jumlah minyak yang
dan kanker. Dampak negatif dari minyak
sudah berkurang. Ada tiga cara pembuatan
goreng bekas jika dibuang begitu saja tanpa
sabun, yaitu proses dingin, proses panas dan
pengolahan akan menjadi limbah dan akan
proses pendidihan. Proses dingin berjalan
merusak lingkungan sekitar.[ CITATION
lambat karena trigliserida diaduk dengan
Wij09 \l 1057 ]
basa pada suhu ruang. Pada proses panas,
trigliserida dipanaskan sampai suhu 55 C Minyak jelantah dapat digunakan dalam
baru dicampur dengan basa sehingga reaksi pembuatan sabun karena merupakan turunan
berlangsung lebih cepat. [ CITATION Ina11 \l dari CPO. Minyak ini sebelumnya harus
1057 ] dijemihkan terlebih dahulu untuk
menghilangkan wama dan baunya. Dengan
Minyak goreng bekas atau minyak
meningkatnya produksi dan konsumsi
jelantah (waste cooking oil) adalah minyak
minyak goreng, ketersediaan minyakjelantah
yang telah digunakan secara berulang-ulang
kian hari kian melimpah. Menurut data
hingga 3-4 kali penggorengan. Minyak
Departemen Perindustrian 6 (2011),
goreng tersebut akan mengalami perubahan
produksi minyak goreng Indonesia pada
sifat fisika-kimia. Perubahan fisika
tahun 2011 meningkat hingga 12,3% atau
(penurunan kualitas) pada minyak goreng
sekitar 8,30 juta ton, sedangkan konsumsi
ditandai dengan perubahan warna menjadi
per kapita minyak goreng Indonesia
mencapai 16,5 kg per tahun dengan Akrolein adalah sejenis aldehida yang dapat
konsumsi per kapita khusus untuk minyak menimbulkan rasa gatal pada tenggorokan.
goreng sawit sebesar 12,7 kg per tahun Minyak yang telah digunakan untuk
Sementara pada minyak jelantah, angka menggoreng akan mengalami peruraian
asam lemak jenuh jauh lebih tinggi dari pada molekul-molekul, sehingga titik asapnya
angka asam lemak tidak jenuhnya, Asam turun. Bila minyak digunakan berulang kali,
lemak jenuh sangat berbahaya bagi tubuh semakin cepat terbentuk akrolein yang
karena dapat memicu berbagai penyakit membuat batuk orang yang memakan hasil
penyebab kematian, seperti penyakit gorengannya. Minyak jelantah juga mudah
jantung, stroke, dan kanker. Minyak yang mengalami reaksi oksidasi sehingga jika
telah dipakai untuk menggoreng menjadi disimpan cepat berbau tengik [ CITATION
lebih kental, mempunyai asam lemak bebas Uta09 \l 1057 ]
yang tinggi dan berwama kecokelatan.
Menurut [ CITATION ika12 \l 1057 ]
Selama menggoreng makanan, terjadi
macam-macam jenis sabun dapat dijelaskan
perubahan fisik dan kimia, baik pada
sebagai berikut:
makanan yang digoreng maupun minyak
yang dipakai sebagai media untuk a. Shaving Cream Shaving Cream
menggoreng [ CITATION Rah12 \l 1057 ] disebut juga dengan sabun kalium. Bahan
dasamya adalah campuran minyak kelapa
Umumnya minyak goreng digunakan
dan asam stearat dengan perbandingan 2:1.
untuk menggoreng dengan suhu minyak
mencapai 200 - 300 °C. Pada suhu ini, b. Sabun Cair Sabun cair dibuat melalui
ikatan rangkap pada asam lemak tidak jenuh proses saponifikasi dengan menggunakan
rusak, sehingga tinggal asam lemak jenuh minyak jarak serta menggunakan alkali
saja. Risiko terhadap meningkatnya (KOH). Untuk meningkatkan kejernihan
kolesterol darah tentu menjadi semakin sabun, dapat ditambahkan gliserin atau
tinggi. Selain itu, vitamin yang larut di alkohol.
dalamnya, seperti vitamin A, D, E, dan K
c. Sabun Kesehatan Sabun kesehatan
ikut rusak. Minyak goreng yang telah
pada dasamya merupakan sabun mandi
digunakan, akan mengalami beberapa reaksi
dengan kadar parfum yang rendah, tetapi
yang menurunkan mutunya. Pada suhu
mengandung bahan-bahan antiseptik.
pemanasan sampai terbentuk akrolein.
Bahan-bahan yang digunakan dalam sabun minyak dan lemak yang terdiri dari
ini adalah trisalisil anilida, trichloro kombinasi berbagai macam asam lemak
carbanilyda dan sulfur. yang terikat dengan gugus gliserol disebut
asam lemak bebas .Asam lemak terdiri dari
d. Sabun Chip Pembutan sabun chip
dua bagian, yaitu yaitu gugus hidroksil dan
tergantung pada tujuan konsumen didalam
rantai hidrokarbon yang berikatan dengan
menggunakan sabun yaitu sebagai sabun
gugus karboksil. Asam lemak juga
cuci atau sabun mandi dengan beberapa
merupakan komponen minyak/lemak yang
pilihan komposisi tertentu. Sabun chip dapat
digunakan untuk pembuatan sabun.
dibuat dengan berbagai cara yaitu melalui
Umumnya asam lemak berfase cair atau
pengeringan, menggiling atau
padat pada suhu ruang (27°C)[ CITATION
menghancurkan sabun yang berbentuk
Zul10 \l 1057 ]. Semakin panjang rantai
batangan
karbon penyusunnya, semakin mudah
Reaksi pembuatan sabun atau membeku dan juga semakin sukar larut.
saponifikasi menghasilkan sabun sebagai Asam lemak dapat bereaksi dengan senyawa
produk utama dan gliserin sebagai produk lain membentuk persenyawaan lipida
samping. Sabun merupakan garam yang [ CITATION Kim10 \l 1057 ]
terbentuk dari asam lemak dan alkali. Sabun
Senyawa alkali merupakan garam
dengan berat molekul rendah akan lebih
terlarut dari logam alkali seperti kalium dan
mudah larut dan memiliki struktur sabun
natrium. Alkali digunakan sebagai bahan
yang lebih keras. Sabun memiliki kelarutan
kimia yang bersifat basa dan akan bereaksi
yang tinggi dalam air, tetapi sabun tidak
serta menetralisir asam. Alkali yang umum
larut menjadi partikel yang lebih kecil,
digunakan adalah NaOH atau KOH. NaOH
meiainkan larut dalam bentuk ion [ CITATION
banyak digunakan dalam pembuatan sabun
pri10 \l 1057 ]
padat karena sifatnya yang tidak mudah larut
Minyak dan lemak mengandung asam dalam air [ CITATION Roh09 \l 1057 ]
lemak dan trigiiserida yang dapat digunakan
METHODE PENELITIAN
dalam pembuatan sabun. Asam lemak
merupakan asam lemah, yang di dalam air Jenis penelitian
akan terdisosiasi sebagian. Sementara
trigiiserida merupakan komponen utama
Jenis penelitian ini adalah secara Adapun bahan yang di gunakan
deskriptif yaitu untuk mengetahui mahasiswi dalam percobaan ini adalah Kertas saring
UNIDA mampu mempraktikan prinsip dan (Q.s), Minyak jelantah 100 gr , Aquades
prosedur kerja dalam reaksi saponifikasi, 100ml, NaOH 40% = 40 gr, Pewangi aroma
serta mampu mengaplikasikan reaksi anggur (Q.s).
saponifikasi dalam pembentukan sabun.
Prosedur Kerja
Waktu dan Tempat
1. Pemurnian minyak jelantah
Penelitian ini dilakukan di ditimbang 100 gr minyak jelantah
Laboratorium Kimia Organik Universitas sawit, dimasukkan minyak jelantah
Darussalam Gontor Ngawi Jurusan Farmasi, sawit 100 ml, dipisahkan minyak
pada Februari 2021. dari kotorannya menggunakan kertas
saring, ditimbang kembali minyak
jelantah, hasil timbangan 79 gr.
2. Pembuatan sabun
Ditimbah NaOH dengan konsentrasi
Alat dan Bahan 40% atau 40 gr, di panaskan minyak
goreng yang telah di saring di atas
Alat yang di gunakan dalam
hot plate dengan suhu 55C,
percobaan ini ialah Gelas bekker 120 ml (1
dipanaskan NaOH 40% dengan suhu
buah), Corong (2 buah), Gelas ukur 100 ml
55C diatas hot plate, dicampurkan
(1 buah), Pipet tetes (1 buah), Gelas bekker
minyak jelantah dengan NaOH di
100 ml (1 buah), Sendok tanduk (1 buah),
atas hot plate, diaduk keduanya
Batang pengaduk (1 buah), Hot plate (1
menggunakan batang pengaduk,
buah), dan Stirer (1 buah), cetakan sabun (1
diaduk kembali dengan stirer, di
buah).
tetesi pewangi aroma anggur
secukupnya, diaduk selama 45 menit
hingga mengental, dimasukkan
kedalam cetakan sabun, di diamkan
selma 2 hari.
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, menggunakan kertas saring dan
praktikan melakukan uji coba corong, minyak jelantah yang
pembuatan sabun batang dari minyak sudah di saring di timbang
jelantah sawit, proses pembuatan ini kembali agar mendapatkan hasil
dilakukan dalam 2 tahap yaitu tahap paling murni, didapat kan hasil
pemurnian minyak jelantah dan murni minyak jelantah sebanyak
tahap pembuatan sabun 2. Pada tahap kedua yaitu
1. pada tahap pertama praktikan pembuatan sabun, praktikan
menimbang minyak jelantah menimbang bahan yaitu NaOH
yang akan di gunakan sebanyak dengan konsentrasi 40 % atau
100 gr, minyak jelantah ini sama saja dengan 40 gr, setelah
adalah minyak yang sudah di menimbang praktikan
gunakan untuk menggoreng atau memanaskan minyak jelantah
minyak yang sudah tidak layak yang sudah di saring dan telah di
pakai, minyak jelantah di dapatkan kemurniannya diatas
timbang menggunakan hot plate dengan suhu kurang
timbangan analisis yaitu dengan lebih 55C, Hotplate adalah alat di
cara penimbangan secara laboratorium kimia yang
langsung menggunakan gelas digunakan untuk memanaskan
bekker yang sudah ada di campuran/sampel. Sampel yang
dalamnya minyak jelantah akan dipanaskan ditempatkan ke
kemudian ditimbang minyak dalam erlenmeyer atau gelas
jelantah 100 gr apabila lebih, kimia. Kemudian
maka dikurangi menggunakan pada hotplate terdapat tombol
pipiet tetes, kemudian setelah di yang diputar untuk
timbang praktikan memisahkan menghidupkan dan
minyak jelantah dengan mematikannya. NaOH yang
kotorannya atau menyaring sudah ditimbang dengan
minyak jelantah untuk hasil dari konsentrasi 40% dipanaskan di
tahap pemurnian minyak atas hotplate dengan suhu 55C,
jelantah, minyak di saring kemudian praktikan
mencampurkan minyak jelantah sabun dapat memadat dan
dengan NaOH ke dalam 1 gelas mengeras.
bekker diatas hot plate, diaduk
pada percobaan ini Pemanfaatan minyak
keduanya menggunakan batang
goreng bekas ini dapat dilakukan pemurnian
pengaduk, kemudian praktikan
agar dapat digunakan kembali sebagai media
melanjutkan pengadukan
penggorengan atau digunakan sebagai bahan
menggunkan stirer. Hot Plate
baku produk berbasis minyak seperti sabun
Magnetic Stirrer adalah peralatan
(Susinggih, dkk, 2005). Pada penelitian ini,
laboratorium yang digunakan
dilakukan pencampuran NaOH harus
untuk memanaskan dan
disamakan suhunya terlebih dahulu, karena
mengaduk larutan satu dengan
suhu merupakan salah satu faktor yang
larutan lain yang bertujuan untuk
mempengaruhi laju reaksi. Jika suhu
membuat suatu larutan homogen
dinaikan maka laju reaksi semakin besar
dengan bantuan pengaduk batang
karena kalor yang diberikan akan menambah
magnet (stir bar). Salah satu
energi kinetik partikel pereaksi, akibatnya
pemanfaatan alat Hot Plate
jumlah dari energi tumbukan bertambah
Magnetic Stirrer adalah dalam
besar, begitupun sebaliknya. Larutan yang
pembuatan Gliserol dengan
telah sama suhunya kemudian dicampurkan.
mencampurkan minyak dan
Pada proses pengadukkan saat pencampuran
katalis.(Rukmini,2007),
NaOH dan minyak jelantah semakin lama
kemudian praktikan meneteskan
waktu pengadukan maka semakin banyak
pewangi dengan aroma anggur
jumlah sabun padat yang dihasilkan. Hal ini
dikit demi sedikit secukupnya
disebabkan karena pada saat proses
sampai aroma anggur dapat di
pengadukan, tumbukan antar reaktan terjadi
cium aromanya, diaduk kembali
sehingga energi aktivasi reaksi tercapai
selama 45 menit hingga
dengan cepat. Begitu pula dengan jumlah
mengental seperti krim,
NaOH yang ditambahkan ke dalam minyak
kemudian setelah mengental,
pada proses penyabunan. Semakin banyak
praktikan memasukkan cairan
jumlah NaOH yang ditambahkan, maka
sabun kedalam cetakkan sabun,
dan didiamkan selama 2 hari agar
semakin banyak pula jumlah sabun yang DAFTAR PUSTAKA
dihasilkan.( Lisa, dkk, 2009).

Manfaat NaOH di campurkan pada minyak


jelantah yaitu agar proses pembuatan sabun
ini dapat mengeras, karena NaOH ini
memiliki kandungan agar minyak jelantah
yang di campurkan dpat mengeras,
pencampuran NaOH juga dapat
menambahkan konsentrasi sabun yang akan
di hasilkan.

KESIMPULAN

Setelah praktikan melakukan praktikum ini


dapat disimpulkan bahwa:

1. Penyaringan minyak jelantah


berfungsi untuk menjaga kebersihan
pada sabun yang akan di hasilakan
2. Pencampuran NaOH pada minyak
jelantah berpengaruh pada hasil
pemadatan dan pengerasan sabun
yang akan di hasilkan
3. Pengadukan dan pemanasan pada
saat pencampuran minyak jelantah
dengan NaOH berpengaruh pada
kekentalan dan banyak sabun yang
akan di hasilkan, semakin lama
pengadukan dan pemanasan yang
dilakukan semakin banyak sabun
yang akan di hasil kan.
ika. (2012). pemanfaatan lemak abdomen sapi dalam pembuatan sabun melalui saponifikasi
KOH. palembang: polri.

Inayah. (2011). “Pengaruhkonsentrasi NaOH dan KOH serta kecepatan pengadukan terhadap
pembuatan sabun dari minyak jelantah. yogyakarta: laporan penelitian jurursan teknik
kimia fakultas teknik industri universitas islam indonesia.

Izhar. (2009). Analisis Sikap Konsumen terhadap Atribut sabun mandi. Malang: Universitas
Brawijaya.

Kimikaze. (2010). Studi Awal Pembuatan Sabun Menggunakan lemak abdomen sapi dan curd
susu aktif. Bogor: IPB.

Prawira. (2010). Reaksi Saponifikasi Pada Proses Pembuatan Sabun. jakarta: penebaran swadya.

prima. (2010). pengaruh sabun terhadap kesehatan kulit. Online : https://


myhealing.wordpress.com/2009/16/03/pengaruh-sabun-terhadap-ph-kulit/, 21-22.

Qisty. (2009). Sifat Kimia Sabun dengan penambahan madu pada konsentrasi yang berbeda.
Bogor: Fakultas peternakan institut pertanian .

Rahadiana. (2014). pabrik sabun transparan beraoma terapi minyak jarak dengan saponifikasi.
Yogyakarta: Program studi D3 teknik kimia.

Rahayu. (2012). Pemanfaatan Lemak Abdomen Sapi (Tallow) dalam. palembang: polsri.

Rohman. (2009). Bahan pembuatan sabun. http://majarimagazine.com/2009/07/pembuatan-


bahan- sabun/, 30.

Rosita. (2008). Peningkatan Kualitas Minyak Goreng Bekas dari KFC dengan menggunakan
adsorobmen karbon aktif. semarang: Universitas diponegoro.

Susanti. (2014). Minyak Jelantah Sebagai Bahan Baku Pembuatan sabun transparan. jakarta:
UHAMKA.

Susinggih, d. (2009). Kajian Pengaruh Jenis minyak terhadap mutu sabun. Bogor: IPB.

Utami. (2009). proses pembuatan sabun dari pencampuran minyak goreng dan minyak kelapa.
palembang: polsri.

Wijana. (2009). “Studi Pembuatan Sabun Mandi Cair dari daur ulang minyak goreng. jakarta:
JTP.

Yulianti. (2009). Adsorbsi Peroksida dan Asam Lemak Bebas (FFA) dalam (Moringa oliefera
lamk) yang telah diaktivasi dengan pirolisis tahap satu. Malang: trubus agrisna.
Zulfikar. (2010). Asam lemak. Online http://www.chem-istrv.org/materi_kimia/kimia-
kesehatan^iomolekul/asam-lemak/ , 28-29.

LAMPIRAN

A. DIAGRAM ALIR
1. pemurnian minyak jelantah dan proses pemucatan

Ditimbang 100 gram minyak jelantah sawit

Disiapkan alat dan bahan.

Dimasukkan kedalam gelas beaker 200 ml

Dipisahkan minyak jelantah dari kotoran dengan menggunakan


kertas saring dan corong

Diambil hasil filtrat berupa minyak jelantah yang telah bebas


dari kotoran berupa zat padat

Dimurnikan dengan cara dipanaskan pada suhu 60 derajat

2. Pembuatan sabun

Disiapkan alat dan bahan.

Dibuat larutan NaOH dengan konsentrasi 40 gr


Diambil minyak goreng hasil pemurnian dipanaskan pada suhu
55 derajat celcius

Dipanaskan larutan NaOH dengan konsentrasi 40% pada suhu


55 derajat celsius

Dicampurkan minyak 70 gram : NaOH 35 gram

Diaduk hingga mengental menggunakan stirer dan


ditambahkan pewangi 4 tetes

Dimasukkan larutan kedalam cetakan setelah mengental

Dimasukkan larutan sabun yang telah mengental kedalam


cetakan

Disiapkan alat dan bahan.


B. HASIL GAMBARAN
C. TUGAS

1. Jelaskan fungsi NaOH dalam reaksi saponifikasi !


- Dasar teori pembuatan sabun (saponifikasi) berasal dari zat NaOH digunakan untuk
membuat sabun padat. Sabun memiliki sifat membersihkan melalui kimia koloid karena
itu sabun memiliki gugus polar dan non-polar. NaOH juga bersifat tidak mudah larut
dalam air. Molekul sabun mempunyai rantai hidrogen CH3(CH2)16 yang bersifat
hidrofobik, sedangkan COONa bersifat hidrofilik
- Non-polar : CH3(CH2)16 : larut dalam minyak hidrofobik memisahkan
kotoran
- Polar : COONa : larut dalam air hidrofilik

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan sabun, reaksi saponifikasi, dan katalis !
- Sabun : garam natrium atau kalium dari asam lemak yang berasal dari minyak nabati
ataupun lemak hewani, sabun digunakan sebagai pembersih berwujud padat, lunak, dan
cair.
- Saponifikasi : reaksi hidrolisis asam lemak atau minyak oleh adanya basa kuat (NaOH
atau KOH) atau dikenal dengan alkali
- Katalis : proses peningkatan laju reaksi kimia dengan menambahkan zat yang dikenal
sebagai katalis. Katalis tidak dikonsumsi dalam reaksi tetapi dapat bekerja berulang kali

3. Jelaskan bagaimana prinsip sabun dalam membersihkan noda !


- Prinsip sabun dalam membersihkan noda, yaitu :
a. Gaya tarik antar molekul kotoran sabun dan air, pada proses menghilangkan kotoran
campuran sabun dengan air akan kontak dengan kotoran (like dissolve like)
b. Bagian sabun yang larut dalam minyak akan masuk kedalam lapisan lemak, bagian
sabun yang larut dalam air akan larut dalam air (pembentukan misel)
c. Ekor sabun berupa rantai karbon mengikat kotoran berupa gugus noda minyak atau
lemak, sedangkan kepala sabun berupa gugus ionic akan terikat dengan air
d. Saat pencuciankotoran akan terangkat dari media yang terkena lemak dan akan
terlarut bersama air

4. Jelaskan perbedaan minyak dan lemak

Lemak Minyak
Wujudnya padat pada suhu ruang Wujudnya cair pada suhu ruang
Berasal dari hewan Berasal dari tumbuhan
Biasa disebut mentega Biasa disebut margarin
Umumnya jenuh Umumnya tidak jenuh
Tidak mudah rusak Mudah rusak
Titik lelehnya tinggi Titik lelehnya rendah

5. Gambarkan struktur dari trigliserida, NaOH, dan gliserol !


Trigliserida
Gliserol
NaOH

Anda mungkin juga menyukai