Anda di halaman 1dari 10

PEMANFAATAN MINYAK GORENG BEKAS UNTUK PEMBUATAN SABUN

CAIR HERBAL

Mulyawati
11140162000043

Progam Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan IPA


Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2017
E-mail: Mulyawatishyla@gmail.com

Abstrak

Banyaknya minyak goreng bekas dari sisa industri maupun rumah tangga dalam jumlah
tinggi dan menyadari adanya bahaya konsumsi minyak goreng bekas, maka perlu dilakukan
upaya-upaya untuk memanfaatkan minyak goreng bekas tersebut agar tidak terbuang dan
mencemari lingkungan. Pemanfaatan minyak goreng bekas ini digunakan sebagai bahan baku
produk berbasis minyak seperti sabun cair melalui proses saponifikasi lemak minyak dengan
larutan alkali NaOH. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu sabun cair herbal ekstrak jeruk
lemon yang memiliki warna kekuningan, berbentuk kental namun agak cair, bau khas lemon,
dengan pH-7,6.

Kata kunci: Minyak goreng, Sabun cair, Jeruk lemon.

Abstract

The high amount of used cooking oil from the remaining industries and households in high
quantities and aware of the danger of consumption of used cooking oil, it is necessary to
make efforts to utilize the used cooking oil so as not to waste and pollute the environment.
Utilization of used cooking oil is used as raw material for oil based products such as liquid
soap through oil saponification process with alkaline NaOH solution. The results obtained
were herbal lemon extract of lemon extract which has a yellowish color, viscous but slightly
liquid, distinctive lemon odor, with pH-7,6.

Keywords: Cooking Oil, Liquid Soap, Lemon Orange

Pemanfaatan Minyak Goreng Bekas Untuk Pembuatan Sabun Cair Herbal | 1


PENDAHULUAN komponen tersebut diantaranya minyak
kelapa, minyak dan asam sitrat dapat
Minyak goreng memegang peranan
mempengaruhi sifat fisika dan kimia
yang sangat penting dalam pengolahan
sediaan sabun cair. Untuk itu, perlu
produk pangan. Hal ini mengakibatkan
dilakukan optimasi sediaan sabun cair
konsumsi minyak goreng meningkat dari
sehingga diperoleh formula yang optimum
tahun ke tahun. Konsumen minyak goreng
(Irmayandi dkk, 2014).
terbesar adalah industri makanan, restoran,
dan hotel. Setelah digunakan berulang- Sabun
ulang selanjutnya minyak goreng tersebut
Sabun merupakan garam alkali
menjadi minyak goreng bekas. Sebenarnya
karboksilat (RCOONa). Gugus R bersifat
minyak goreng bekas tersebut masih dapat
hidrofobik karena bersifat nonpolar dan
dimanfaatkan kembali setelah dilakukan
COONa bersifat hidrofilik (polar). Proses
proses pemurnian ulang (reprosesing),
yang terjadi dalam pembuatan sabun
namun karena keamanan pangan
disebut sebagai saponifikasi (Girgis, 2003
mengkonsumsi minyak goreng hasil
dalam Idrus dkk, 2013). Alkali yang
reprosesing masih menjadi perdebatan
digunakan yaitu NaOH, bahan lain yang
sengit akibat adanya dugaan senyawa
digunakan pada pembuatan sabun mandi
akrolein yang bisa menyebabkan
yaitu tigliserida berupa minyak atau lemak,
keracunan bagi manusia, maka alternatif
misalnya digunakan minyak kelapa sawit,
lainnya adalah dengan memanfaatkannya
minyak biji katun dan minyak kacang
sebagai bahan baku industri non pangan
(Oluwatoyin, 2012).
seperti sabun lunak (Naomi dkk, 2013).
Sabun dibuat melalui proses
Minyak digunakan dalam pembuatan
saponifikasi lemak minyak dengan larutan
sabun karena memiliki kelarutan yang
alkali membebaskan gliserol. Lemak
tinggi, penampakan yang sangat jernih,
minyak yang digunakan dapat berupa
menghasilkan busa yang lembut dapat
lemak hewani, minyak nabati, lilin,
melembabkan dan melembutkan kulit
ataupun minyak ikan laut. Pada saat ini
(Karo, 2011 dalam Irmayandi dkk, 2014).
teknologi sabun telah berkembang pesat.
Asam sitrat dapat mengikat logam-logam
Sabun dengan jenis dan bentuk yang
yang dapat menimbulkan bau tengik pada
bervariasi dapat diperoleh dengan mudah
sabun,dan dapat berfungsi mengatur pH
dipasaran seperti sabun mandi, sabun cuci
dan bahan pengawet. Dari ketiga
baik untuk pakaian maupun untuk

Pemanfaatan Minyak Goreng Bekas Untuk Pembuatan Sabun Cair Herbal | 2


perkakas rumah tangga, hingga sabun yang 2. Sabun menghasilkan buih atau busa.
digunakan dalam industri. Kandungan zat- Jika larutan sabun dalam air diaduk
zat yang terdapat pada sabun juga maka akan menghasilkan buih,
bervariasi sesuai dengan sifat dan jenis peristiwa ini tidak akan terjadi pada
sabun. Larutan alkali yang digunakan air sadah. Dalam hal ini sabun dapat
dalam pembuatan abun bergantung pada menghasilkan buih setelah garam-
jenis sabun tersebut (Naomi dkk, 2013). garam Mg atau Ca dalam air
mengendap.
Salah satu jenis sabun yang sangat
CH3(CH2)16COONa + CaSO4
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari
Na2SO4 + Ca(CH3(CH2)16COO)2
adalah sabun cuci piring. Sabun cuci piring
berfungsi untuk membersihkan peralatan 3. Sabun mempunyai sifat
makan seperti piring, sendok, garpu, gelas membersihkan. Sifat ini disebabkan
dan peralatan dapur lainnya dari kotoran proses kimia koloid, sabun (garam
dan lemak-lemak sisa makanan. Dulu, natrium dari asam lemak) digunakan
untuk mencuci piring masyarakat untuk mencuci kotoran yang bersifat
tradisioanal menggunakan sabut kelapa polar maupun non polar, karena sabun
dan juga abu gosok. Namun seiring mempunyai gugus polar dan non
perkembangan zaman, masyarakat masa polar. Molekul sabun mempunyai
kini sudah menggunakan spons dan sabun rantai hidrogen CH3(CH2)16 yang
cuci siap pakai dengan berbagai bentuk bertindak sebagai ekor yang bersifat
dan keunggulan masing-masing (Hakim hidrofobik (tidak suka air) dan larut
dkk, 2014). dalam zat organic sedangkan COONa+
sebagai kepala yang bersifat hidrofilik
Sifat-Sifat Sabun
(suka air) dan larut dalam air (Naomi

Sifat sifat sabun yaitu : dkk, 2013).

1. Sabun bersifat basa. Sabun adalah


Minyak Goreng Bekas
garamcalkali dari asam lemak suku
tinggi sehingga akan dihidrolisis Minyak goreng bekas atau yang
parsial oleh air. Karena ituclarutan biasa disebut dengan minyak jelantah
sabun dalam air bersifat basa. adalah minyak limbah yang bisa berasal
CH3(CH2)16COONa + H2 O dari jenis-jenis minyak goreng seperti
CH3(CH2)16COOH + NaOH halnya minyak jagung, minyak sayur,
minyak samin dan sebagainya, minyak ini

Pemanfaatan Minyak Goreng Bekas Untuk Pembuatan Sabun Cair Herbal | 3


merupakan minyak bekas pemakaian ditimbulkan, usaha yang dapat dilakukan
kebutuhan rumah tangga umumnya. adalah metode recycle minyak jelantah
Sehubungan dengan banyaknya minyak dapat dilakukan dengan mengolah kembali
goreng bekas dari sisa industri maupun minyak jelantah menjadi barang yang tetap
rumah tangga dalam jumlah tinggi dan memilki nilai ekonomis (Susanti, 2015).
menyadari adanya bahaya konsumsi
Jeruk Lemon
minyak goreng bekas, maka perlu
dilakukan upaya-upaya untuk Jeruk sitrun asli atau lemon (Citrus
memanfaatkan minyak goreng bekas medical var lemon) berbentuk bulat telur
tersebut agar tidak terbuang dan dan mempunyai puting pada ujungnya. Di
mencemari lingkungan. Pemanfaatan Indonesia lebih dikenal dengan sebutan
minyak goreng bekas ini dapat dilakukan lemon susu dari pada jeruk sitrun. Minyak
pemurnian agar dapat digunakan kembali atsiri kulit jeruk lemon bersumber dari
sebagai media penggorengan atau kantong minyak yang berbentuk oval
digunakan sebagai bahan baku produk dengan diameter yang bervariasi dari 0.4-
berbasis minyak seperti sabun (Susinggih, 0.6 mm. Kantong minyak tidak
dkk, 2015). mempunyai saluran dan tidak berhubungan
dengan sel sekitarnya atau dengan dinding
Solusi dari pelarangan penggunaan
luar sel. Kantong-kantong minyak
minyak jelantah ternyata bukan dengan
terdistribusi tidak merata pada bagian kulit
cara membuangnya karena dengan
jeruk yang berwarna atau flavedo (Arifin,
membuang minyak jelantah dapat
2016). Minyak dari kulit jeruk lemon dapat
menimbulkan masalah baru bagi
digunakan untuk perasa dan aroma, seperti
lingkungan. Membuang minyak jelantah
pada deterjen, shampoo, sabun, dan
ternyata dapat menyumbat saluran air dan
parfum.
dapat menjadi polusi bagi lingkungan.
Dalam upaya menyelamatkan lingkungan METODOLOGI PENELITIAN
berkaitan dengan barang bekas pakai ada
tiga metode yang dapat dilakukan yaitu, 1. Waktu dan Tempat

Reduce (mengurangi), Reuse


Penelitian ini dilakukan di daerah
(menggunakan kembali), dan Recycle
Tangerang Selatan, yang dilakukan pada
(pengolahan kembali). Proses reuse tidak
hari selasa tanggal 20 Juni 2017, dan
mungkin dilakukan untuk masalah minyak
dilakukan penelitian sabun cair selama
jelantah mengingat efek negatif yang
satu minggu.
Pemanfaatan Minyak Goreng Bekas Untuk Pembuatan Sabun Cair Herbal | 4
2. Alat dan Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam Pemanasan Minyak


Goreng 80 C +
penelitian ini adalah minyak goreng bekas, NaOH
NaOH, asam sitrat, lemon, dan air.
Sedangkan alat-alat yang digunakan dalam
penelitian ini adalah wajan, kompor, pisau, Pengadukan +
wadah, dan sendok. Larutan Asam Sitrat

3. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang pertama Pengadukan + Ekstrak


adalah memanaskan minyak goreng bekas Lemon
100 mL hingga mendidih. Setelah
mendidih, minyak goreng dituangkan
kedalam wadah (gelas) kemudian
ditambahkan NaOH 5 g. NaOH yang
Pendinginan
digunakan adalah soda api berbentuk
padatan. Setelah itu, menambahkan asam
sitrat 2 g yang telah diencerkan.
Kemudian aduk hingga homogen. Setelah Sabun Cair Herbal
homogen, tambahkan dengan ekstrak
lemon dan aduk kembali hingga homogen. Gambar 1. Diagram Alur
Tutup rapat gelas dan amati setiap
perubahan yang terjadi.

4. Variabel Penelitian bau, daya busa dan warna dari sabun cair
tersebut.
Uji Organoleptik
Uji organoleptik dilakukan dengan Uji Hedonik

mengamati fisik dari sabun cair herbal Uji hedonik dilakukan dengan

ekstrak lemon selama 7 hari dengan cara menyebarkan angket kepada 20 orang

menilai mutu produk sabun cair responden dengan pertanyaan seputar suka

berdasarkan kepekaan indera manusia. atau tidaknya responden dengan sabun cair

Sabun cair herbal diamati dari segi tekstur, herbal tersebut.

Pemanfaatan Minyak Goreng Bekas Untuk Pembuatan Sabun Cair Herbal | 5


Uji pH Diperoleh hasil sabun cair dengan aroma
Pengukuran pH pada sabun cair khas lemon. Sabun cair herbal ini
herbal dilakukan dengan menggunakan dilakukan dengan tiga buah uji, yaitu uji
indikator pH. pH, uji organoleptik, dan uji hidronik.
Pada penelitian ini menggunakan NaOH
PEMBAHASAN
sebagai alkali dalam pembuatan sabun.
Penelitian ini bertujuan untuk Dan Penggunaan asam sitrat sebagai bahan
membuat sabun cair herbal dengan baku akan menghasilkan sabun dengan
memanfaatkan minyak goreng bekas. kelarutan yang tinggi dan karakteristik
Pembuatan sabun cair dilakukan dengan busa yang baik. Dari pembuatan sabun
mencampurkan minyak goreng yang yang sudah dilakukan, apabila larutan
mendidih dengan NaOH kemudian diaduk. NaOH yang digunakan semakin banyak
Setelah homogen, ditambahkan Asam maka jumlah asam lemak yang terkandung
Sitrat yang sebelumnya dilarutkan dengan pada sabun semakin sedikit. Hal ini
air dan ekstrak jeruk lemon ditambahkan disebabkan semakin banyaknya NaOH
kemudian diaduk kembali dengan yang bereaksi dengan lemak untuk
pengadukan pada suhu kamar hingga membentuk sabun. Reaksi penyabunan
homogen dan dimasukkan kedalam wadah. ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Reaksi Penyabunan

Uji Organoleptik ditimbulkan dari minyak goreng dan


ekstrak jeruk lemon. Bentuk sabun cair
Hasil uji organoleptik dari sabun cair
herbal hasil formulasi memiliki bentuk
herbal yang telah diformulasi yaitu
kental namun agak cair. Dari segi bau, bau
memiliki warna kening kecoklatan yang

Pemanfaatan Minyak Goreng Bekas Untuk Pembuatan Sabun Cair Herbal | 6


yang ditimbulkan dari hasil formulasi yaitu
bau khas dari ekstrak jeruk lemon.

Gambar 2. Sabun Cair Herbal

Tabel 1. Hasil Pengamatan Uji Organoleptik

Uji Hari
Organoleptik
1 2 3 4 5 6 7

Bentuk Cair Cair Cair Cair Cair Cair agak Cair agak
Mengental Mengental

Kejernihan Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak


Jernih Jernih Jernih Jernih Jernih Jernih Jernih

Warna Kuning Kuning Kuning Kuning Kuning Kuning Kuning


Kecoklatan Kecoklatan

Bau Khas Khas Aroma Aroma Aroma Aroma Aroma


Sabun Sabun Lemon Lemon Lemon Lemon Lemon

Uji Hedonik uji hedonik yang dilakukan terhadap 20


orang responden.
Uji hedonik yang dilakukan pada
penelitian ini berguna untuk mengetahui Berdasarkan grafik uji hedoik bahwa
sejauh mana konsumen menerima sediaan sebagian besar dari persentase responden
yang telah diformulasi. Berdasarkan hasil menyukai sabun cair herbal, hal ini
ditandai dengan tingginya diagram sabun

Pemanfaatan Minyak Goreng Bekas Untuk Pembuatan Sabun Cair Herbal | 7


cair herbal pada blok suka yaitu 65% dari Derajat keasaman (pH) Standar
20 orang responden berarti 13 orang Nasional Indonesia (SNI) sabun cair yaitu
menyukai sabun cair herbal tersebut. pada rentang pH 7-10. Hasil pengukuran
pH sabun cair herbal dilakukan sebelum
penambahan ekstrak lemon dengan

Sabun Cair Herbal menggunakan indikator pH adalah 7,6.


Sehingga sabun cair herbal tersebut
70 berdasarkan derajat keasamannya (pH)
60 sudah layak untuk digunakan.
50
% responden

40 Pengaruh Waktu Pengadukan


30 Terhadap Busa Sabun Cair yang
20 Dihasilkan
10
0 Semakin lama waktu pengadukan
Tidak Suka Sangat
Suka Suka maka semakin banyak busa sabun cair
yang dihasilkan. Hal ini disebabkan karena
pada saat proses pengadukan, tumbukan
Gambar 3. Grafik Uji Hedonik Sabun Cair antar reaktan terjadi sehingga energi
Herbal aktivasi reaksi tercapai dengan cepat.

Uji pH Pengaruh Jumlah NaOH dan Waktu


Pengadukan terhadap Derajat
Derajat keasaman atau pH
merupakan salah satu syarat mutu sabun
cair. Hal tersebut karena sabun cair kontak
langsung dengan kulit dan dapat
menimbulkan masalah apabila pH-nya
tidak sesuai dengan pH kulit. Secara
umum, produk sabun cair memiliki pH
yang cenderung basa. Hal ini dikarenakan
oleh bahan dasar penyusun sabun cair
tersebut yaitu NaOH yang digunakan
untuk menghasilkan reaksi saponifikasi Gambar 4. Busa Sabun cair Herbal
dengan lemak atau minyak.

Pemanfaatan Minyak Goreng Bekas Untuk Pembuatan Sabun Cair Herbal | 8


Keasaman (pH) yang terdapat pada menyebabkan iritasi pada kulit dan kulit
Sabun Cair kering ketika sabun cair herbal tersebut
digunakan.

7,8 KESIMPULAN
7,6
Berdasarkan penelitian yang telah
7,4
dilakukan, maka dapat disimpulkan
7,2
pH

bahwa:
7 Pengaruh
Jumlah NaOH 1. Minyak goreng bekas yang
6,8 dan Waktu
Pengadukan digunakan untuk pembuatan sabun
6,6
adalah minyak limbah yang berasal
6,4
5 10 15 dari minyak sayur.
2. Sabun dibuat melalui proses
Gambar 3. Grafik Pengaruh Jumlah NaOH saponifikasi lemak minyak dengan
dan Waktu Pengadukan terhadap Derajat larutan alkali membebaskan gliserol.
Keasaman (pH) yang terdapat pada Sabun 3. Sabun cair herbal yang telah
Cair diformulasi yaitu memiliki warna
kekuningan, berbentuk kental namun
Hasil analisa menunjukkan pH pada agak cair, bau khas lemon. Dan
sabun lunak adalah 7,6. pH terendah
dengan pH akhir 7,6.
adalah 6,8 diperoleh dari waktu
pengadukan selama 5 menit dan DAFTAR PUSTAKA
penambahan jumlah NaOH 2 g. pH
Arifin, Zainul. (2016). Kajian Proses
tertinggi adalah 7,6 diperoleh dari waktu
Pembuatan Serbuk Kulit Jeruk
pengadukan selama 15 menit dan
Lemon (Citrus Medica Var Lemon).
penambahan jumlah NaOH 5 g.
Departemen Teknologi Industri
Berdasarkan SNI (1994) pH sabun cair
Pertanian, Fakultas Teknologi
umumnya adalah antara 7-10. Dan hasil
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
pH yang diperoleh dari sabun cair herbal
adalah 7,6, sehingga menunjukkan bahwa Hakim, Muh. Supwatul, dkk. (2014).
nilai pH sabun cair herbal tersebut cukup Penyuluhan dan Praktik Pembuatan
baik karena sesuai dengan standar SNI. pH Sabun Cuci Piring Cair. Jurnal
yang sangat tinggi atau rendah dapat Inovasi dan Kewirauahaan Vol. 3
meningkatkan daya absorbsi kulit sehingga No. 6 Halaman 155-158.
Pemanfaatan Minyak Goreng Bekas Untuk Pembuatan Sabun Cair Herbal | 9
Idrus, Ahmad, dkk. (2013). Pemanfaatan of Miicrobiology and Biotechnology
Kemangi (Ocimum sanctum) Research, 1 (1) 29-34
Sebagai Substitusi Aroma Pada
Susanti, Susi, dkk. (2015). Minyak
Pembuatan Sabun Herbal
Jelantah Sebagai Bahan Baku
Antioksidan. Simposium Nasional
Pembuatan Sabun Transparan.
Teknologi Terapan (SNTT) 2013
Jurnal Fakultas Farmasi dan Sains
ISSN 2339-028X.
Universitas Muhammadiyah Prof.
Naomi, Phatalin,. dkk. (2013). Pembuatan DR. HAMKA.
Sabun Lunak Dari Minyak Goreng
Wijana, Susinggih, dkk. (2015).
Bekas Ditinjau Dari Kinetika Reaksi
Utilization of Used Frying Oil in the
Kimia. Jurnal Teknik Kimia No. 2,
Making of Soap: Effect of
Vol. 19.
Saponification Time and a Dextrin
Oluwatoyin, SM, (2012). Quality Soaps Concentration. Jurnal Teknologi
Using Different Oil Blends. Journal Pertanian, Vol. 6 No. 3 193 202
194.

Pemanfaatan Minyak Goreng Bekas Untuk Pembuatan Sabun Cair Herbal | 10

Anda mungkin juga menyukai