Anda di halaman 1dari 4

Reaksi Pembentukan Sabun (Saponifikasi)

Oleh : Aegis Zaldrin A

Universitas Darussalam Gontor Mantingan

ABSTRAK

Minya goreng adalah minyak nabati yang dimana memiliki masa penggunaan
yang terbatas dalam pemakaiannya. Oleh karena itu, minyak goreng yang melewati
masa penggunaannya harus digantikan dengan minyak goreng yang baru. Minyak
goreng yang tidak bias dipakai lagi inilahh yang biasa disebut minyak jelantah. Akan
tetapi apabila minyak jelantah tetap digunakan, maka akan terjadi beberapa hal yang
merugikan bagi kesehatan. Maka dilakukan pemanfaatan minyak goreng bekas
dengan cara mengolahnya kembali untuk pembuatan sabun padat. Sabun padat dapat
dihasilkan dari proses saponifikasi, factor yang mempengaruhi proses saponifikasi,
yaotu suhu, kecepatan pengadukan, waktu pengadukan, konsentrasi basa dan jumlah
basa yang digunakan.

Kata kunci : kinetika reaksi, minyak goreng bekas, saponifikasi

Abstact

Cooking oil is a vegetable oil which has a limited usage period in it use.
Therefore, cooking oil that passes through its use should be replaced with new
cooking oil. Unusable cooking oil is commonly reffered to as jelantah oil, however, if
the cooking oil is still used, there will be some things that are detrimental to health.
So do the utilization of used cooking oil by way of processing it again to make solid
soap. Solid soal is produced from the saponification process. Factors affecting the
saponification process, is temperature, stirring speed, stirring time, base
concentration, and amount of base used.

Keywords : reaction kinetics, used cooking oil, saponification

LATAR BELAKANG partikel dalam suspense, mudah


dibawa oleh air bersih.
Minyak jelantah adalah minyak
limbah yang berasal dari jenis-jenis Saponifikasi adalah reaksi
minyak goreng seperti halnya minyak pembentukan sabun, biasanya dengan
jagung, minyak sayur, minyak samin, bahan awal lemak dan basa. Nama lain
dan sebagainya. Minyak ini merupakan reaksi saponifikasi adalah reaksi
minyak bekas pemakaian kebutuhan penyabunan. Produknya, sabun yang
rumah tangga pada umumnya, dapat terdiri dari asa-asam lemak, fungsi
digunakan kembali untuk kebutuhan sabun dalam keaanekaragaman cara
kuliner akan tetapi bila ditinjau dari adalah sebagai bahan pembersih.
komposisi kimianya, minyak jelantah Sabun menurunkan tegangan
mengandung senyawa- senyawa yang permukaan air, sehingga
bersifat karsinogenik, yang terjadi memungkinkan air untuk membasahi
selamam proses penggorengan. Jadi bahan yang dicuci dengan lebih
jelas bahwa minyak jelantah yang efektif.
berkelanjutan dapat merusak kesehatan
TINJAUAN PUSTAKA
manusia, menimbulkan penyakit
kanker, dan mengurangi tingkat Minyak jelantah mempunyai

kecerdasan generasi berikutnya . kegunaan lain adalah sebagai bahan


bakar biodiesel. Pemanfaatan minyak
Sabun adalah surfaktan yang
jelantah ini dapat dilakukan pemurnian
digunakan dengan air untuk mencuci
agar dapat digunakan kembali sebagai
dan membersihkan nod ajika
media penggorengan atau digunakan
diterapkan pada suatu permukaan, air
sebagai bahan baku produk berbasis
bersabun secara efektif mengikat
minyak seperti sabun (Susinggih,
2005)
Pemurnian merupakan tahap c. Sabun mempunyai sifat
pertama dari proses pemanfaatan membersihkan. Sifat ini
minyak goreng bekas, yang hasilnya disebabkan proses kimia
dapat digunakan sebagai minyak koloid, sabun digunakan
goreng kembali atau sebagai bahan mencuci kotoran yang bersifat
baku produk untuk pembuatan sabun polar maupun non polar.
padat. Tujuan utama pemurnian Molekul sabun mempunyai
minyak goreng ini adalah rantai hydrogen yang bertindak
menghilangkan rasa serta bau yang sebagai ekor yang bersifat
tidak enak, warna ynag kurang hidrofobik dan larut dalam zat
menarik dan memperpanjang daya organik sedangkan COONa
simpan sebelum digunakan kembali. sebagai kepala yang hidrofilik
(Wijana, 2005) dan larut dalam air. (Mufida,
2014)
Sifat- sifat sabun yaitu :
Perbedaan sabun dan detergen
a. Sabun bersifat basa. Sabun
adalah sabun merupakan garam
adalah garam alkali dari asam
logamalkali dari asam-asam lemak.
lemak suku tinggi sehingga
Secara umum dibuat dengan
dapat dihidrolisis parisal oleh
mencampur alkali (basa) dengan
air. Karena itu larutan sabun
asam. Sabun merupakan pembersih
dalam air bersifat basa.
ringan dan bereaksi dengan air
b. Sabun menghasilkan buih atau
sadah. Dan detergen merupakan
busa. Jika larutan sabun dalam
campuran zat kimia dari sintetik
air diaduk maka akan
maupun alam yang memiliki sifat
menghasilkan buih, peristiwa
dapat menarik zat pengotor dari
ini tidak akan terjadi pada air
media, memiliki sifat daya
sadah. Dalam hal ini sabun
pembersih seperti sabun.
dapat menghasilkan buih
Pembersih keras dan tidak bereaksi
setelah garam-garam Mg atau
Ca dalam air mengendap.
dengan air sadah. (RIswiyanto, labolatorium kimia. NaOH murni
2012) berbentuk putih padat dan tersedia
dalam bentuk pellet, serpihan,
Saponifikasi juga dapat dikatakan
butiran ataupun larutan jenuh 50%.
suatu reaksi karena pencampuran
Ia bersifat lembab cair dan secara
atau hidrolisis lemak atau minyak
spontan menyerap karbon dioksida
dengan larutan yang bersifat alkali
dari udara bebas. NaOH juga
atau basa. Produk yang dihasilkan
sangat larut dalam air dan akan
dari pencampuran ini biasnaya
melepaskan panas jika dilarutkan.
berupa sabun atau gliserin. Sabun
Larutan NaOH akan meninggalkan
adalah produk utamannya
noda kuning pada kain dan kertas
sedangkan gliserin adalah produk
(Anonim, 2012)
sampingan dari sabun. Dalam
pencampurannya dengan minyak,
biasanya menggunakan Larutan
alkali. (Nigam, 2007)

Salah satu bahan yang dipakai pada


percobaan ini adalah NaOH atau
natrium hidroksida, NaOH adalah
sejenis basa logam kaustik.
Natrium hidroksida terbentuk dari
oksida basa Natrium oksida
dilarutkan dalam air, NaOH
digunakan di berbagai macam
bidang industry, kebanyakan
digunakan sebagai basa dalam
proses produksi bubur kayu kertas,
tektil, air minum, sabun dan
deterjen. NaOH adalah basa yang
paling umum digunakan dalam

Anda mungkin juga menyukai