Anda di halaman 1dari 10

RANCANGAN PEMBUATAN SABUN

(SAPONIFIKASI)

Nama : Ilma Lathifah Rahayuningsih


Kelas : XII MIA 1

SMA NEGERI 1 TARUMAJAYA


2020/2021
BAB I PENDAHULUAN

1. Landasan Teori

A. Reaksi saponifikasi

Sejatinya sabun adalah garam yang merupakan hasil reaksi


saponifikasi antara asam lemak dengan alkali/basa. Reaksi asam dan
basa disebut juga dengan penetralan, sedangkan nilai pH nya
bergantung pada jenis asam atau basa yang digunakan dalam reaksi :

 Jika asam atau basa bersifat sama lemah atau sama kuat maka
garam yang dihasilkan akan ber pH netral (sekitar 7).
 Jika asam kuat dan basa lemah yang digunakan maka garam yang
dihasilkan akan memiliki pH di bawah tujuh (cenderung asam)
 Jika asam lemah dan basa kuat yang digunakan, maka akan
dihasilkan garam yang memiliki nilai pH di atas 7 (cenderung
basa)

B. Asam lemak
Dalam kasus pembuatan sabun, jenis asam yang digunakan adalah
asam lemak, baik hewani maupun nabati. Asam lemak tersebut
umumnya dikategorikan sebagai asam yang bersifat lemah. Anda
dapat menjumpai asam lemak tersebut dalam minyak goreng (frying
oil), minyak kelapa (coconut oil), minyak sawit (palm oil), minyak
jarak (ricinnus oil), lemak sapi, lemak babi (haram bagi umat Islam),
dll. Minyak merupakan bahan alami dalam pembuatan sabun.
C. Alkali
Untuk basa/alkali yang digunakan dalam pembuatan sabun adalah
bahan kimia berupa NaOH (Natrium atau Sodium hidroksida) atau
KOH (Potassium or Kalium Hidroksida) yang bersifat kuat (pH nya
diatas 10). Bahan kimia ini bersifat higroskopis (mudah menyerap air
dan korosif (menyebabkan karat). Oleh karenanya perlu berhati-hati
menggunakan bahan kimia ini.

KOH dan NaOH


Sabun hasil reaksi antara asam lemak dengan NaOH dan KOH
berbeda. Jika menggunakan NaOH akan dihasilkan sabun yang
teksturnya keras, lazim dikenal dengan sebutan sabun padat atau
sabun batang. Jika menggunakan KOH akan dihasilkan sabun
cair/krim, tergantung tingkat pengenceran yang digunakan.

D. Air Suling (Aquades)


Aquades merupakan air dari hasil distilasi atau air hasil
penyulingan. H2O ini hampir tak mengandung mineral di dalamnya.
Sementara itu, air mineral merupakan suatu bentuk pelarut yang
universal, mudah menyerap atau melarutkan untuk berbagai macam
partikel mineral anorganik, mikroorganisme, logam berat yang
ditemuinya.

E. Teknik/Metode Pembuatan Sabun


Ada 3 teknik/metode pembuatan sabun yang umumnya dikenal, yaitu:

 Proses dingin (Cold Process)


Metode pembuatan sabun ini tidak memerlukan tambahan
panas dari luar reaktor seperti dari kompor. Bahkan terkadang
suhu tinggi dihindari dalam reaksi saponifikasi. Caranya dengan
dengan menggunakan reaktor dngin (dibalut dengan es). Proses
dingin digunakan dalam proses pembuatan sabun susu.

 Proses panas (Hot Process)


Penambahan panas dari luar reaktor dilakukan dalam proses
ini. Terutama, jika menggunakan bahan yang memerlukan suhu
dalam pelelehan dan penyempurnaan reaksi seperti asam stearat.
 Lelehkan dan tuang (Melt and Pour)
Metode termurah dalam pembuatan sabun. Sabun setengah
jadi dilelehkan, tambahkan pewarna atau pewangi, dan cetak.
Jadilah sabun.

2. Alat dan Bahan.

A. Alat.
 Pelindung mata
 Sarung tangan
 Baju kerja lengan panjang
 Penutup rambut, bagi wanita
 Timbangan/Neraca
 Panci/reaktor
 Gelas takar
 Gelas transparan
 Pengaduk/mixer
 Spatula
 Cetakan
 Kain

B. Bahan.
 Minyak zaitun
 Minyak kelapa sawit
 NaOH
 Air Distilasi
BAB II PEMBAHASAN

1. Langkah Kerja.

 Pertama-tama gunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan,


pelindung mata, menggunakan baju lengan panjang, dan penutup
rambut bagi wanita

 Timbang NaOH dan gunakan sebanyak 122 gram. Lalu ukur air
distilasi dan gunakan sebanyak 250 mL. Tuangkan NaOH / KOH ke
dalam air sedikit demi sedikit. Aduk higga larut. Awalnya larutan akan
panas dan berwarna keputihan. Setelah larut semuanya, simpan di
tempat aman untuk didinginkan sampai suhu ruangan. Akan
didapatkan larutan yang jernih.

 Timbang minyak kelapa sawit dan minyak zaitun, gunakan sebanyak


450 gram.

 Lalu tuang minyak kelapa sawit dan minyak zaitun ke dalam satu
wadah, kemudian tuang larutan NaOH ke dalam wadah dengan hati-
hati.

 Lalu campur bahan dengan menggunakan mixer selama kurang lebih


20 menit. Hindari jangan sampai menciprat ke muka atau badan anda.
Hentikan blender dan periksa sabun untuk melihat tahap “trace”.
*“Trace” adalah kondisi dimana sabun sudah terbentuk dan
merupakan akhir dari proses pengadukan. Tandanya adalah ketika
campuran sabun mulai mengental. Apabila disentuh dengan sendok,
maka beberapa detik bekas sendok tadi masih membekas, itulah
mengapa dinamakan “trace”.

 Tuang hasil sabun ini ke dalam cetakan. Tutup dengan kain untuk
insulasi. Simpan sabun dalam cetakan tadi selama lima hingga tujuh
hari. Kemudian keluarkan dari cetakan, potong sesuai selera. Simpan
sekurang-kurangnya 2 minggu sebelum dipakai.
2. Hasil Pengamatan.
Adanya sabun dan gliserin yang terpisah menandakan bahwa
pembuatan sabun telah berhasil. Proses saponifikasi menghasilkan sabun
sebagai produk utama dan gliserin sebagai produk samping.
Proses saponifikasi dikatakan telah berlangsung sempurna dengan cara
menguji larutan ke dalam air. Apabila ketika sabun dimasukkan ke dalam
air dan tidak terdapat minyak/lemak pada air itu berarti saponifikasi telah
berhasil.
BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan.

Sabun mandi adalah surfaktan yang digunakan untuk mencuci dan


membersihkan tubuh dari kotoran-kotoran yang menempel.
Berdasarkan jenisnya, sabun mandi digolongkan menjadi dua, yaitu
sabun padat dan sabun cair.

Sabun termasuk salah satu jenis surfaktan yang terbuat dari


minyak atau lemak alami. Surfaktan mempunyai struktur bipolar.
Bagian kepala bersifat hidrofilik dan bagian ekor bersifat hidrofobik.
Karena sifat inilah, sabun mampu mengangkat kotoran (biasanya
lemak) dari badan dan pakaian. Jika diterapkan pada suatu
permukaan, air bersabun secara efektif mengikat partikel pengotor
dalam suspensi air.

Banyak sabun merupakan campuran garam natrium atau kalium


dari asam lemak yang dapat diturunkan dari minyak atau lemak
dengan direaksikan dengan alkali (seperti natrium atau kalium
hidroksida) pada suhu 80–100 °C melalui suatu proses yang dikenal
dengan saponifikasi. Lemak akan terhidrolisis oleh basa,
menghasilkan gliserol dan sabun mentah.

Secara singkat, reaksinya :

Garam asam lemak (sabun) = Asam lemak (minyak) + larutan alkali


(Soda api+Aquades)
Daftar Pustaka

https://adevnatural.com/pembuatan-sabun-bahan-cara-dan-proses-saponifikasi/
https://www.google.com/m?q=aquades+adalah&client=ms-
operamobile&channel=new&espv=1
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Reaksi_penetralan
https://youtu.be/ETKXG7VVES0
http://otaksainsku.blogspot.com/2012/03/sabun-mandi.html
https://www.kholilmedia.id/2014/03/makalah-pembuatan-sabun.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai