Anda di halaman 1dari 7

PENGERTIAN SAPONIFIKASI

Pengertian Saponifikasi adalah reaksi yang terjadi ketika minyak / lemak dicampur dengan larutan
alkali. Ada dua produk yang dihasilkan dalam proses ini, yaitu Sabun dan Gliserin.

Istilah saponifikasi dalam literatur berarti soap making. Akar kata sapo dalam bahasa Latin yang
artinya soap.

Dalam sejarah pembuatan sabun, masing masing negara memiliki sejarah sendiri sendiri serta
teknik pembuatannya. Namun dari sekian banyak versi penemuan, saya akan mengambil satu
contoh penemuan sabun yang ditemukan oleh bangsa Romawi Kuno.

Nama Sapo/soap/sabun menurut legenda Romawi kuno (2800 SM) berasal dari Gunung Sapo, di
mana binatang dikorbankan untuk acara keagamaan. Lemak yang berasal dari binatang tersebut
(kambing) dicampur dengan abu kayu untuk menghasilkan sabun atau sapo, pada masa itu.

Ketika hujan, sisa lemak dan abu kayu tersebut mengalir ke Sungai Tiber yang berada di bawah
Gunung Sapo. Ketika orang orang mencuci pakaian di sungai Tiber mereka mendapati air tersebut
berbusa dan pakaian mereka lebih bersih. Sejak saat itulah asal usul sabun dimulai.

REAKSI SAPONIFIKASI
Reaksi pembuatan sabun atau saponifikasi menghasilkan sabun sebagai produk utama dan gliserin
sebagai produk samping. Gliserin sebagai produk samping juga memiliki nilai jual. Sabun merupakan
garam yang terbentuk dari asam lemak dan alkali. Sabun dengan berat molekul rendah akan lebih
mudah larut dan memiliki struktur sabun yang lebih keras. Sabun memiliki kelarutan yang tinggi
dalam air, tetapi sabun tidak larut menjadi partikel yang lebih kecil, melainkan larut dalam bentuk
ion.

Bahan pembuatan sabun terdiri dari dua jenis, yaitu bahan baku dan bahan pendukung. Bahan baku
dalam pembuatan sabun adalah minyak atau lemak dan senyawa alkali (basa). Bahan pendukung
dalam pembuatan sabun digunakan untukmenambah kualitas produk sabun, baik dari nilai guna
maupun dari daya tarik. Bahan pendukung yang umum dipakai dalam proses pembuatan sabun di
antaranya natrium klorida, natrium karbonat, natrium fosfat, parfum, dan pewarna.

PERBEDAAN SAPONIFIKASI dengan ESTERIFIKASI


hanya ada 3 perbedaan

1 saponifikasi berarti proses persiapan sabun dan esterifikasi berarti proses persiapan ester.

2 saponifikasi melibatkan reaksi antara asam karboksilat dan basa sedangkan esterifikasi melibatkan
reaksi antara alkohol dan asam karboksilat.

3.esterification membutuhkan katalis sedangkan saponifikasi tidak perlu katalis.


REAKSI SAPONIFIKASI
Sabun dibuat dengan reaksi penyabunan sebagai berikut:

Reaksi penyabunan (saponifikasi) dengan menggunakan alkali adalah adalah reaksi trigliserida
dengan alkali (NaOH atau KOH) yang menghasilkan sabun dan gliserin. Reaksi penyabunan dapat
ditulis sebagai berikut :

C3H5(OOCR)3 + 3 NaOH -> C3H5(OH)3 + 3 NaOOCR

Reaksi pembuatan sabun atau saponifikasi menghasilkan sabun sebagai produk utama dan gliserin
sebagai produk samping. Gliserin sebagai produk samping juga memiliki nilai jual. Sabun merupakan
garam yang terbentuk dari asam lemak dan alkali. Sabun dengan berat molekul rendah akan lebih
mudah larut dan memiliki struktur sabun yang lebih keras. Sabun memiliki kelarutan yang tinggi
dalam air, tetapi sabun tidak larut menjadi partikel yang lebih kecil, melainkan larut dalam bentuk
ion.

Sabun pada umumnya dikenal dalam dua wujud, sabun cair dan sabun padat. Perbedaan utama dari
kedua wujud sabun ini adalah alkali yang digunakan dalam reaksi pembuatan sabun. Sabun padat
menggunakan natrium hidroksida/soda kaustik (NaOH), sedangkan sabun cair menggunakan kalium
hidroksida (KOH) sebagai alkali. Selain itu, jenis minyak yang digunakan juga mempengaruhi wujud
sabun yang dihasilkan. Minyak kelapa akan menghasilkan sabun yang lebih keras daripada minyak
kedelai, minyak kacang, dan minyak biji katun.
Bahan Baku: Minyak/Lemak

Minyak/lemak merupakan senyawa lipid yang memiliki struktur berupa ester dari gliserol. Pada
proses pembuatan sabun, jenis minyak atau lemak yang digunakan adalah minyak nabati atau lemak
hewan. Perbedaan antara minyak dan lemak adalah wujud keduanya dalam keadaan ruang. Minyak
akan berwujud cair pada temperatur ruang ( 28C), sedangkan lemak akan berwujud padat.

Minyak tumbuhan maupun lemak hewan merupakan senyawa trigliserida. Trigliserida yang umum
digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun memiliki asam lemak dengan panjang rantai
karbon antara 12 sampai 18. Asam lemak dengan panjang rantai karbon kurang dari 12 akan
menimbulkan iritasi pada kulit, sedangkan rantai karbon lebih dari 18 akan membuat sabun menjadi
keras dan sulit terlarut dalam air. Kandungan asam lemak tak jenuh, seperti oleat, linoleat, dan
linolenat yang terlalu banyak akan menyebabkan sabun mudah teroksidasi pada keadaan atmosferik
sehingga sabun menjadi tengik. Asam lemak tak jenuh memiliki ikatan rangkap sehingga titik
lelehnya lebih rendah daripada asam lemak jenuh yang tak memiliki ikatan rangkap, sehingga sabun
yang dihasilkan juga akan lebih lembek dan mudah meleleh pada temperatur tinggi.

Palm Oil (minyak kelapa sawit).

Coconut Oil (minyak kelapa).

Palm Kernel Oil (minyak inti kelapa sawit).

Palm Oil Stearine (minyak sawit stearin).

Marine Oil.

Castor Oil (minyak jarak).

Olive oil (minyak zaitun).

Bahan Baku: Alkali


Jenis alkali yang umum digunakan dalam proses saponifikasi adalah NaOH, KOH, Na2CO3, NH4OH,
dan ethanolamines. NaOH, atau yang biasa dikenal dengan soda kaustik dalam industri sabun,
merupakan alkali yang paling banyak digunakan dalam pembuatan sabun keras. KOH banyak
digunakan dalam pembuatan sabun cair karena sifatnya yang mudah larut dalam air. Na2CO3 (abu
soda/natrium karbonat) merupakan alkali yang murah dan dapat menyabunkan asam lemak, tetapi
tidak dapat menyabunkan trigliserida (minyak atau lemak).

Bahan Pendukung
Bahan baku pendukung digunakan untuk membantu proses penyempurnaan sabun hasil saponifikasi
(pegendapan sabun dan pengambilan gliserin) sampai sabun menjadi produk yang siap dipasarkan.
Bahan-bahan tersebut adalah NaCl (garam) dan bahan-bahan aditif.

NaCl. NaCl merupakan komponen kunci dalam proses pembuatan sabun. Kandungan NaCl pada
produk akhir sangat kecil karena kandungan NaCl yang terlalu tinggi di dalam sabun dapat
memperkeras struktur sabun. NaCl yang digunakan umumnya berbentuk air garam (brine) atau
padatan (kristal). NaCl digunakan untuk memisahkan produk sabun dan gliserin. Gliserin tidak
mengalami pengendapan dalam brine karena kelarutannya yang tinggi, sedangkan sabun akan
mengendap. NaCl harus bebas dari besi, kalsium, dan magnesium agar diperoleh sabun yang
berkualitas.

Cara Membuat Sabun Batang & Cair

Cara Membuat Sabun Mandi Padat:

Bahan-Bahan yang dibutuhkan :

Minyak atau Lemak Hampir semua minyak / lemak alami bisa dibuat menjadi sabun. Cari yang
mudah saja seperti: Minyak Kelapa, Minyak Sawit, Minyak Zaitun, Minyak Jagung, Minyak Kedelai

NaOH / KOH Untuk mengubah minyak / lemak menjadi sabun. Bisa beli di toko bahan kimia, ambil
yang teknis saja.

Air Sebagai katalis/pelarut. Pilih air sulingan atau air minum kemasan. Air dari pam tidak bagus,
banyak mengandung mineral.

Essential dan Fragrance Oils Sebagai pengharum. Beli di toko bahan kimia atau lainnya.

Pewarna Untuk mewarnai sabun. Bisa juga memakai pewarna makanan.

Zat Aditif Rempah, herbal, talk, tepung kanji/maizena dapat ditambahkan pada saat trace.

Alat-alat yang dibutuhkan :

Sebuah masker sederhana - Dipakai selama pembuatan larutan NaOH / KOH saja.

Kacamata - Dipakai selama pembuatan larutan NaOH / KOH saja.

Sepasang sarung tangan karet - Dipakai selama pembuatan sabun.

Botol plastik - Untuk wadah air.

Timbangan dapur (dengan skala terkecil 1 atau 5 gram).

Kantong plastik kecil - Untuk menimbang NaOH/KOH.

Sendok stainless steel atau plastik-polipropilen - Untuk menuangkan NaOH / KOH dan mengaduknya.

Wadah dari gelas atau plastik-polipropilene - Untuk tempat larutan NaOH/KOH dengan air.

Wadah dari plastik - Untuk menimbang serta tempat air dan minyak.

Kain - Untuk menutup cetakan setelah diisi sabun.


Plastik tipis - Untuk melapisi cetakan.

Cetakan.

Blender dengan tutupnya.

Kain - Untuk menutup blender.

Cara pembuatan :

Siapkan cetakan. Cetakan bisa apa saja. Bisa loyang yang diminyaki, baki plastik yang dialasi plastik
tipis atau pipa PVC yang diminyaki. Siapkan cetakan yang cukup untuk menampung semua hasil
pembuatan sabun.

Cetakan: Untuk cetakan anda bisa menggunakan kayu atau karton yang dilapisi plastik tipis, bahkan
pipa PVC bisa dipakai. Jika menggunakan pipa PVC tutup bagian bawah dengan plastik yang diikat
dengan karet gelang, semprotkan minyak ke dalamnya, tuangkan hasil sabun. Setelah mengeras
buka tutupnya, dorong lalu potong akan menghasilkan sabun yang bulat.

CARA MEMBUAT SABUN CAIR:


Resep#1 - sabun cair

340 g Minyak Sawit

170 g Minyak Kelapa

50 g Minyak Zaitun

122 g KOH Kalium hidroksida + 250 g Air

10 cc fragrance + pewarna

(Proses Pada Suhu ruangan)

2 (dua) Resep Sabun Padat :

Resep#1 - sabun padat235 g Minyak Zaitun

150 g Minyak Kelapa

100 g Minyak Sawit

74 g NaOH Natrium hidroksida + 210 g Air

10 cc fragrance + pewarna

(Proses Pada Suhu ruangan)


Resep#2 - sabun padat

250 g Minyak Sawit

140 g Minyak Kelapa

100 g Minyak Jagung

75.5 g NaOH Natrium hidroksida + 210 g Air

10 cc fragrance + pewarna

(Proses Pada Suhu ruangan)

Timbang air dan NaOH / KOH, sesuai dengan Resep. Larutkan NaOH / KOH ke dalam air sejuk / dingin
(Jangan menggunakan wadah aluminium. Gunakan stainless steel, gelas pyrex atau plastik-
poliproplen). Jangan menuangkan air ke NaOH / KOH. Tuangkan NaOH / KOH ke dalam air sedikit
demi sedikit. Aduk higga larut. Pertama-tama larutan akan panas dan berwarna keputihan. Setelah
larut semuanya, simpan di tempat aman untuk didinginkan sampai suhu ruangan. Akan didapatkan
larutan yang jernih.

Timbang minyak (Minyak Kelapa, Minyak Sawit, Minyak Zaitun, Minyak Jagung, Minyak Kedelai...)
sesuai dengan Resep.

Tuangkan minyak yang sudah ditimbang ke dalam blender.

Hati hati tuangkan larutan NaOH / KOH ke dalam minyak.

Pasang cover blender, taruh kain di atas cover tadi untuk menghindari cipratan dan proses

pada putaran terendah. Hindari jangan sampai menciprat ke muka atau badan anda. Hentikan
blender dan periksa sabun untuk melihat tahap trace. Trace adalah kondisi dimana sabun sudah
terbentuk dan merupakan akhir dari proses pengadukan. Tandanya adalah ketika campuran sabun
mulai mengental. Apabila disentuh dengan sendok, maka beberapa detik bekas sendok tadi masih
membekas, itulah mengapa dinamakan trace.

Pada saat trace tadi anda bisa menambahkan pengharum, pewarna atau aditif. Aduk beberapa
detik kemudian hentikan putaran blender.

Tuang hasil sabun ini ke dalam cetakan. Tutup dengan kain untuk insulasi. Simpan sabun dalam
cetakan tadi selama satu hingga dua hari. Kemudian keluarkan dari cetakan, potong sesuai selera.
Simpan sekurang-kurangnya 3 minggu sebelum dipakai.

Gliserin dan Kegunaannya


Gliserin adalah cairan kental yang tidak berwarna dan jika dicicipi terasa manis. Ia memiliki titik didih
tinggi dan membeku dalam bentuk pasta. Yang paling umum gliserin yang digunakan adalah dalam
sabun dan produk kecantikan lainnya seperti lotion, meskipun juga digunakan, dalam bentuk
nitrogliserin, untuk menciptakan dinamit.

Gliserin umum digunakan adalah dalam sabun dan produk kecantikan lainnya seperti lotion,
meskipun juga digunakan, dalam bentuk nitrogliserin, untuk menciptakan dinamit.

Cairan ini sangat populer dalam produk kecantikan karena merupakan humektan menyerap air
sekitarnya. Ini berarti bahwa gliserin dapat membantu melapisi dengan kelembaban. Tidak hanya itu
digunakan dalam proses pembuatan sabun, gliserin juga sebagai produk sampingan. Banyak
produsen sabun sebenarnya mengekstrak gliserin selama proses pembuatan sabun dan membuat
cadangan untuk digunakan dalam produk yang lebih mahal. Mengambil sejumlah tetap setiap
batang dari sabunnya, kemudian dapat ditambahkan untuk menghasilkan produk akhir yang bagus
dengan pelembab ekstra. Tambahan juga meningkatkan aspek pembersihan sabun.

Gliserin yang dapat dilarutkan dengan mudah ke dalam alkohol dan air tetapi tidak menjadi minyak.
Senyawa kimia murni disebut Gliserol, yang menunjukkan bahwa itu adalah alkohol.

Anda mungkin juga menyukai