Pembuatan
Pembuatan Sabun
Sabun, Kelompok 3 / Kimia B 2009
I.
JUDUL PERCOBAAN
: PEMBUATAN SABUN
II.
TANGGAL
: 18 Oktober 2011
III.
TUJUAN PERCOBAAN
:
1. Dapat membuat langkah kerja pembuatan sabun
2. Dapat membuat emulsi sabun
3. Dapat meramalkan reaksi pembuatan sabun
4. Dapat menjelaskan perbedaan produk sabun antara sabun
yang terbuat dari alkali dengan menggunakan NaOH dan
KOH
5. Dapat membuat sabun mandi yang mengandung susu
IV.
TINJAUAN PUSTAKA
Sabun adalah salah satu senyawa kimia tertua yang pernah dikenal. Sabun sendiri
tidak pernah secara aktual ditemukan, namun berasal dari pengembangan campuran
antara senyawa alkali dan lemak/minyak.
Bahan pembuatan sabun terdiri dari dua jenis, yaitu bahan baku dan bahan
pendukung. Bahan baku dalam pembuatan sabun adalah minyak atau lemak dan senyawa
alkali (basa). Bahan pendukung dalam pembuatan sabun digunakan untuk menambah
kualitas produk sabun, baik dari nilai guna maupun dari daya tarik. Bahan pendukung
yang umum dipakai dalam proses pembuatan sabun di antaranya natrium klorida, natrium
karbonat, natrium fosfat, parfum, dan pewarna.
Sabun dibuat dengan reaksi penyabunan sebagai berikut:
Reaksi penyabunan (saponifikasi) dengan menggunakan alkali adalah adalah
reaksi trigliserida dengan alkali (NaOH atau KOH) yang menghasilkan sabun dan
gliserin. Reaksi penyabunan dapat ditulis sebagai berikut :
C3H5(OOCR)3 + 3 NaOH -> C3H5(OH)3 + 3 NaOOCR
[ 1 ]
[ 2 ]
[ 3 ]
[ 4 ]
[ 6 ]
HASIL
[ 7 ]
Tabung 2
- Ditambah 3mL
- Ditambah 3mL
aquades
- Ditambah 5 tetes
minyak
Tabung 3
aquades
- Ditambah 3mL
aquades
- Ditambah 5 tetes
- Ditambah 5 tetes
minyak sawit
minyak kelapa
- Ditambah 2mL
- Ditambah 2mL
[ 8 ]
Perlakuan
Pengamatan
Sebelum
1.
Pembuatan Sabun I:
Minyak
goring:
kimia
orenye
stearat
Dipanaskan sampai suhu
70 C
Setelah dipanaskan
Asam stearat:
serbuk putih
putih
NaOH:
Setelah ditambahkan
serpihan putih
Etanol: jernih
encer
tidak
Diaduk
berwarna
Ditambahkan 12 gram
Gliseril:
alcohol
cairan kental
homogen: larutan
Ditambahkan 4 gram
putih jernih
bening+gumpalan
Essence:
gliserin
Setelah ditambah
Diaduk
parfum bibit
Didinginkan
berwarna
kuning (++)
harum
essence
2.
Sesudah
Setelah ditambah
Sabun tidak
homogen(++)
[ 9 ]
stearat
Asam stearat:
Setelah dipanaskan
putih
Setelah ditambahkan
Etanol: jernih
tidak
berwarna
Diaduk
Setelah ditambah
Gliseril:
Ditambahkan 12 gram
cairan kental
alcohol
putih jernih
homogen: larutan
Essence:
bening+gumpalan
gliserin
parfum bibit
Diaduk
berwarna
Didinginkan
kuning(++)
Ditambahkan 4 gram
Setelah ditambah
essence: tercium bau
harum
essence
3.
NaOH:
Didinginkan sampai 50 C
stearat larutan
70oC: larutan kental
serbuk putih
serpihan putih
70oC
kelapa: putih
kimia
Minyak
Sabun tidak
homogen(+)
Dimasukkan 3 mL
Aquades:
jernih tidak
goreng terdapat 2
berwarna
tabung reaksi
Aquades+minyak
Ditambahkan 2 mL larutan
air)
Minyak
[ 10 ]
Setelah ditambah
goreng:
oranye
dikocok: larutan
Larutan
keruh, terjadi
sabun: putih
pemisahan antara
emulsi
keruh
aquades panas)
Didiamkan
larutan mengemulsi
Tabung B
Dimasukkan 3 mL
Aquades+minyak
goreng terdapat 2
tabung reaksi
air)
Setelah dikocok
emulsi
terdapat gelembung
Didiamkan
menyatu
(emulsi (-))
Waktu yang
diperlukan 1 menit 10
detik
[ 11 ]
Dimasukkan 3 mL
jernih tidak
kelapa terdapat 2
berwarna
Minyak
air)
reaksi
Aquades:
kelapa: putih
Ditambahkan 2 mL larutan
Aquades+minyak
Setelah ditambah
Larutan
sabun: putih
keruh
keruh (+),terjadi
pemisahan antara
emulsi
Didiamkan
larutan mengemulsi
Tabung B
Dimasukkan 3 mL
Aquades+minyak
goreng terdapat 2
reaksi
air)
Setelah dikocok
terdapat gelembung
[ 12 ]
Didiamkan
menyatu
Larutan minyak+air
tidak mengemulsi
Waktu yang
diperlukan yaitu 1
menit
[ 13 ]
H2C
R1
OH
O
HC
O
R2
3 NaOH
HC
OH
H2C
OH
3 Na
O
H2C
R3
sabun
gliserol
minyak/lemak
OH
stearic acid
Dari percobaan yang telah dilakukan, yaitu pembuatan sabun. Reaksi pembentukkan
sabun dari minyak dilakukan dengan mereaksikannya suatu alkali (NaOH), Reaksi ini
disebut dengan Reakisi Saponifikasi (penyabunan). Pertama-tama disiapkan semua bahan
yang diperlukan seperti minyak kelapa sawit dan minyak kelapa, asam stearat, NaOH,
gliserin, alcohol, dan minyak zaitun.
Dimulai dengan mencampurkan minyak goreng (kelapa sawit) dan NaOH larutan
(yang diperoleh dengan melarutkan NaOH padatan ini ke dalam 3.3 mL air). Ke dalam
minyak kelapa sawit kemudian ditambahkan asam stearat 1 gram, dimana fungsi dari
asam stearat adalah untuk mengeraskan sabun dan menstabilkan busa. Setelah itu
[ 14 ]
pemanasan ini jangan panas karena dengan suhu terlalu panas akan mengoksidasi minyak
yang menyebabkan warnanya menjadi cokelat, hal ini behubungan erat dengan bilangan
peroksida yaitu nilai untuk menentukan derajat kerusakan pada minyak atau lemak yang
disebabkan oleh autooksidasi. Setelah itu dimasukkan Larutan NaOH dan diaduk
perlahan secara terus menerus agar larutan tersebut bercampur secara merata,
penambahan NaOH ini dilakukan setelah campuran didinginkan pada suhu 50C.
Penambahan Larutan NaOH berfungsi sebagai penetralisir asam karena NaOH bersifat
basa. Basa yang digunakan adalah NaOH agar diperoleh sabun yang padat, tetapi jika
digunakan basa KOH maka yang diperoleh adalah sabun cair (lunak).
Kemudian
ditambah dengan 12 gram alcohol dan 4 gram gliserin, setelah penambahan ini campuran
dipanaskan dan diaduk hingga terbentuk larutan jernih. Fungsi dari penambahan alcohol
dan gliserin, yaitu alcohol berfungsi sebagai pelarut pada proses pembuatan sabun
transparan karena sifatnya yang mudah larut dalam air dan lemak. Sedangkan gliserin
merupakan humektan sehingga dapat berfungsi sebagai pelembap pada kulit. Glycerin
berbentuk cairan jernih, tidak berbau dan memiliki rasa manis. Kemudian membiarkan
campuran agak dingin kemudian ditambah dengan minyak zaitun yang fungsinya sebagai
pewangi pada sabun, dan selanjutnya dituangkan ke dalam cetakan sebelum campuran
memadat.
Selanjutnya yaitu pembuatan sabun dari minyak kelapa dimana cara, bahan, serta
perlakuannya sama seperti pada pembuatan sabun dengan menggunakan minyak kelapa
sawit.
-
[ 15 ]
[ 16 ]
VIII. DISKUSI
Hasil pembuatan sabun dari minyak kelapa sawit, tidak memadat secara
sempurna/tidak homogeny, sedangkan pada sabun dari minyak kelapa tidak dapat
memadat sama sekali. Walaupun telah didinginkan selama 1 minggu. Ada beberapa
factor yang menyebabkan hal demikian terjadi. Yang pertama dalam penambahan
alcohol mungkin kurang pelan atau tidak dengan sedikit demi sedikit, kemungkinan
kedua yaitu pada pengadukan, pengadukan yang dilakukan terlalu cepat sehingga
mempengaruhi terbentuknya campuran yang homogen. Dan kemungkinan yang
ketiga yaitu ada salah satu bahan pembuatan sabun ini yang sudah kadaluarsa atau
rusak sehingga mempengaruhi hasil akhir dari pembuatan sabun ini.
[ 17 ]
Sabun yang dihasilkan tidak jadi dalam artian campuran sabun tidak homogeny
yaitu disebabkan beberapa factor, diantaranya adalah penambahan alcohol yang tidak
perlahan-lahan, pengadukan yang terlalu keras dan salah satu bahan yang rusak.
Namun meski kurang berhasil, sabunnya minimal dapat mengalami emulsi,
walaupun tidak sempurna, terbukti karena 6 menit baru terjadi pemisahan antara
lapisan air dengan lapisan minyak (untuk sabun dari minyak kelapa sawit),
sedangakan pada sabun dari minyak kelapa baru terjadi pemisahan antara lapisan air
dengan lapisan minyak selama 3 menit.
[ 18 ]
1. Bagaimana cara membuat sabun keras dan lunak (dalam bentuk alur kerja/diagram
alir?
Pembuatan Sabun Keras
2.
Minyak sawit 10
gram
-
HASIL
[ 19 ]
HASIL
[ 20 ]
[ 21 ]
Tabung 1
Tabung 2
- Ditambah 3mL
- Ditambah 3mL
aquades
- Ditambah 5 tetes
minyak
Tabung 3
aquades
- Ditambah 3mL
aquades
- Ditambah 5 tetes
- Ditambah 5 tetes
minyak sawit
minyak kelapa
- Ditambah 2mL
- Ditambah 2mL
[ 22 ]
[ 23 ]
[ 24 ]
Jelaskan perbedaan produk sabun antara sabun dengan menggunakan alkali NaOH
dengan KOH!
Reaksi penyabunan (saponifikasi) dengan menggunakan alkali adalah adalah reaksi
trigliserida dengan alkali (NaOH atau KOH) yang menghasilkan sabun dan gliserin.
Reaksi penyabunan dapat ditulis sebagai berikut :
C3H5(OOCR)3 + 3 NaOH C3H5(OH)3 + 3 NaOOCR
Reaksi pembuatan sabun atau saponifikasi menghasilkan sabun sebagai produk
utama dan gliserin sebagai produk samping. Gliserin sebagai produk samping juga
memiliki nilai jual. Sabun merupakan garam yang terbentuk dari asam lemak dan
alkali. Sabun dengan berat molekul rendah akan lebih mudah larut dan memiliki
struktur sabun yang lebih keras. Sabun memiliki kelarutan yang tinggi dalam air,
tetapi sabun tidak larut menjadi partikel yang lebih kecil, melainkan larut dalam
bentuk ion.
Sabun pada umumnya dikenal dalam dua wujud, sabun cair dan sabun padat.
Perbedaan utama dari kedua wujud sabun ini adalah alkali yang digunakan dalam
reaksi pembuatan sabun. Sabun padat menggunakan natrium hidroksida/soda kaustik
(NaOH), sedangkan sabun cair menggunakan kalium hidroksida (KOH) sebagai
alkali. Selain itu, jenis minyak yang digunakan juga mempengaruhi wujud sabun
yang dihasilkan. Minyak kelapa akan menghasilkan sabun yang lebih keras daripada
minyak kedelai, minyak kacang, dan minyak biji katun.
[ 25 ]
[ 26 ]
Surabaya :
Minyak Sawit
Larutan NaOH
Asam
tearate
Minyak + As.Stearat
[ 27 ]
Waktu dipanaskan
Dipanaskan kembali
setelah dipanaskan
Setelah dipanaskan
[ 28 ]
Minyak Kelapa
Pengujian emulsi
[ 29 ]
[ 30 ]