Kalor pembakaran suatu zat adalah kalor yang dibebaskan apabila suatu zat dibakar
sempurna dengan menggunakan oksigen. Dalam hal pembakaran alkohol dengan oksigen maka
akan terjadi pemecahan alcohol membentuk CO2 dan air yang disertai dengan pembebasan kalor.
Besarnya kalor yang dibebaskan dapat ditentukan, misalnya pembakaran metanol, dapat
ditunjukkan oleh reaksi berikut:
Unsur-unsur karbon dan hidrogen, bila teroksidasi akan menghasilkan CO 2 dan air, dan
kalor pembentukannya adalah:
Kalor pembakaran negative berarti bahwa untuk membentuk zat tersebut disertai dengan
pembebasan energy atau kalor. Dengan demikian maka pada pembakaran alkohol akan banyak
dihasilkan energi atau kalor. Deret normal alcohol adalah deret alkohol yang tidak mempunyai
rantai cabang, jadi dengan kata lain semua alkohol jenis ini adalah alkohol primer yang tidak
memiliki rantai cabang. Sebagai contoh, metanol, etanol, n-propanol dan n-butanol. Makin
panjang rantai karbon makin besar kalor pembakarannya, dengan kenaikan energi yang
sebanding dengan kenaikan panjang rantainya (Chang, 1998).
Kalor pembakaran suatu zat yaitu jumlah kalor yang dihasilkan apabila suatu molekul zat
tersebut direaksikan dengan oksigen dalam suhu yang tinggi secara sempurna. Kalor pembakaran
zat organic dinyatakan sebagai banyaknya kalor yang dihasilkan untuk mengoksidasi zat organic
menjadi gas CO2 dan H2O untuk senyawa yang mengandung C, H dan O sedangkan untuk zat
organic yang mengandung N maka akan menghasilkan gas N2. Salah satu contoh senyawa
organic yang dapat dioksidasi dan menghasilkan kalor adalah senyawa golongan alcohol. Normal
alcohol dengan rantai alkil pendek sangat efektif sebagai bahan bakar alternative. Reaksi
oksidasi alcohol dengan oksigen menjadi air dan gas CO2 akan menghasilkan tenaga. Besarnya
kalor yang dihasilkan menjadi air dan gas CO2 akan menghasilkan tenaga. Besarnya kalor yang
dihasilkan pada pembakaran alcohol menjadi unsure-unsurnya dan kemudian dari unsure-unsur
tersebut dengan oksigen terbentuk H2O dan CO2 dapat ditentukan.
Deret normal alcohol adalah deret dari bentuk alcohol yang tidak mempunyai rantai
samping sama sekali, jadi semua alcohol ini merupakan alcohol primer yang tidak berantai
sampaing, misalnya methanol, etanol, propanol, butanol, pentanol, dan seterusnya. Kalor reaksi
pembakaran dapat ditentukan. Jika kalor pembakaran negative (delta H negative) berarti untuk
membentuk zat tersebut akan dikeluarkan tenaga atau panas sehingga pada pembakaran alcohol
akan menghasilkan banyak tenaga. Makin panjang rantai CH2 semakin besar kalor
pembakarannya, dengan satu kenaikan tenaga yang seimbang (Doga, 1990).
Metanol merupakan alkohol paling sederhana yang memiliki titik didih pada suhu 64,7 C.
Fungsi metanol yang telah banyak digunakan pada berbagai industri adalah untuk anti beku,
pelarut, bahan bakar, dan sebagai bahan baku etanol. Fungsi lainnya juga dapat ditemukan pada
prosesproduksi biodesel dengan reaksi Transesterifikasi. Metanol dan gliserol sebagai sacrifical
agent dalam produksi hidrogen telah diteliti oleh bebrapa penulis. Metanol adalah salah satu
yang terbaik dalam membanu produktivitas produksi Hidrogen, sementara Gliserol merupakan
sacrificial agent yang potensial untuk digunakan karena diprediksi kuantitasnya yang akan
semakin banyak dalam beberapa waktu kedepan secara lebih spesifik, penggunaan metanol
dalam produksi Hidrogen ditemukan hampir dua kali lebih besar dibandingkan dengan Gliserol
(Kustiningsih, dkk., 2015).
4. PEMBAHASAN
4.1 Tabel Pengamatan
No. Zat (alkohol) Ulangan Massa lampu Massa Massa lampu
percobaan kosong lampu+ zat + zat akhir
(gram) awal (gram) (gram)
1. Methanol 0 115,40 gram 190,02 gram 103,33 gram
2. Etanol 0 97,73 gram 172,86 gram 156,04 gram
3. n-Propanol 0 145,64 gram 239,48 gram 198,25 gram
4. n-Butanol 0 137,24 gram 229,10 gram 155,26 gram
4.2 Reaksi-Reaksi
n-propanol
C3H7OH(l) + 5O2(g) => 3CO2(g) + 4H2O(l)
methanol
2CH3OH(l) + 3O2(g) => 2CO2(g) + 4H2O(l)
etanol
C2H5OH(l) + 3O2(g) => 2CO2(g) + 3H2O(l)
n-butanol
C4H9OH(l) + 6O2(g) => 4CO2(g) + 5H2O(l)
4,3 Pembahasan
4.3.1 Perhitungan
n-Propanol
Dik : G1 = (239,48 - 198,25) = 41,23 gr
G2 = (413,27 – 133,15) = 280,12 gr
Mr = 60 gr/mol
W = -2,076 kkal/mol
CP = 3,6 x 10-3 kkal/mol
(T1-T2 )= 345o K
Dit : ∆Hc =….?
Sehingga :
(G1/Mr) ∆Hc = W (T1-T2 ) G2. CP(T1-T2 )
(41,23/ 60) ∆Hc = -2,076 x 345 x 280,12 x 3,6 .10-3 x 345
0,687 ∆Hc = -716,22 + 347,90
0,687 ∆Hc = -368,32
∆Hc = -368,32/0,687
∆Hc = -536,12 kkal/mol
n-Butanol
Dik : G1 = (229,18 - 155,26) = 73,84 gr
G2 = (390,28 – 110,16) = 280,12 gr
Mr = 74 gr/mol
W = -2,076 kkal/mol
CP = 3,6 x 10-3 kkal/mol
(T1-T2 )= 345o K
Dit : ∆Hc =….?
Sehingga :
(G1/Mr) ∆Hc = W (T1-T2 ) G2. CP(T1-T2 )
(73,84 /74) ∆Hc = -2,076 x 345 x 280,12 x 3,6 . 10-3 x 345
0,998 ∆Hc = -716,22 + 347,90
0,998 ∆Hc = -368,32
∆Hc = -368,32/0,998
∆Hc = - 369,05 kkal/mol
Methanol dalam percobaan ini berfungsi sebagai bahan pembakaran untuk memanaskan
air( media yg diamati)
Massa molar = 32,04g/mol
Titik lebur = -97 oC
o
Titik didih = 64,7 C
Etanol dalam percobaan ini berfungsi sebagai bahan pembakaran untuk memanaskan air(
media yg diamati).
n- Butanol dalam percobaan ini berfungsi sebagai bahan pembakaran untuk memanaskan
air( media yg diamati).
Kustiningsih, I., Haryadi, W., dan Slamet, (2015), Studi Produksi Hidrogen Menggunakan
Fotokatali Pt (1%) / Titania Nanotube Dengan Sactifical Agentmetanol Dan Gliseron,
Jurnal Konversi, 4(1), ISSN: 2252-7311.