id
TUGAS AKHIR
Oleh :
1. Achmad Nasikhin A. NIM : I0500008
2. Marjito NIM : I0598036
23
Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat
Dari Asam Akrilat dan N-Butanol
Kapasitas 60.000 ton/tahun
TUGAS AKHIR
PRARANCANGAN PABRIK N-BUTIL AKRILAT
DARI SIKLOHEKSANOL DAN ASAM NITRAT
KAPASITAS 10.000 TON/TAHUN
Disusun Oleh :
Achmad Nasikhin A.
NIM. I 0500008
Marjito
NIM. I0598036
Disetujui
Dosen Pembimbing
Mengetahui
a.n. Dekan FT UNS Disahkan
Pembantu Dekan I, Ketua Jurusan Teknik Kimia,
24
Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat
Dari Asam Akrilat dan N-Butanol
Kapasitas 60.000 ton/tahun
MOTTO
PERSEMBAHAN
25
Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat
Dari Asam Akrilat dan N-Butanol
Kapasitas 60.000 ton/tahun
26
Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat
Dari Asam Akrilat dan N-Butanol
Kapasitas 60.000 ton/tahun
27
Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat
Dari Asam Akrilat dan N-Butanol
Kapasitas 60.000 ton/tahun
KATA PENGANTAR
Akrilat dan N-Butanol Kapasitas 60.000 ton/tahun, yang berarti segera berakhir
pula studi kami di Teknik Kimia UNS. Atas pertolongan dan kemurahan-Nya
Sarjana Teknik selama menempuh studi di Jurusan Teknik Kimia UNS. Pada
1. Ibu Ir. Nunik Sri Wahjuni, M.Si sebagai Ketua Jurusan Teknik Kimia
UNS.
2. Ibu Ir. Nunik Sri Wahjuni, M.Si, atas bimbingan dan arahan selama
3. Segenap pihak yang membantu terselesaikannya tugas akhir ini yang tidak
Tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kritik dan saran
yang bersifat konstruktif sangat kami harapkan untuk kesempurnaan tugas akhir
ini.
Penulis
28
Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat
Dari Asam Akrilat dan N-Butanol
Kapasitas 60.000 ton/tahun
DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................... i
Lembar Pengesahan ........................................................................................... ii
Motto dan Persembahan..................................................................................... iii
Kata Pengantar ................................................................................................... vi
Daftar Isi ............................................................................................................ vii
Daftar Tabel ....................................................................................................... xi
Daftar Gambar....................................................................................................xiii
Intisari ................................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik ........................................... 1
1.2. Penentuan Kapasitas Rancangan Pabrik ................................ 4
1.3. Lokasi Pabrik ......................................................................... 8
1.4. Tinjauan Pustaka .................................................................. 11
1.4.1. Tinjauan Proses ........................................................ 11
1.4.2. Kegunaan Produk ..................................................... 14
1.4.3. Sifat Fisik dan Kimia Bahan Baku dan Produk ..........
15
BAB II DESKRIPSI PROSES
2.1. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk .................................... 22
2.1.1. Sifat Fisis dan Kimia Bahan Baku ............................ 22
2.1.2. Sifat Fisis dan Kimia Produk ..................................... 23
2.1.3. Sifat Fisis dan Kimia Bahan Pembantu .................... 24
2.2. Konsep Proses ...................................................................... 25
2.2.1. Dasar Reaksi ........................................................... 25
2.2.2. Mekanisme Reaksi ................................................... 26
2.2.3. Tinjauan Kinetika ...................................................... 27
2.2.4. Tinjauan Thermodinamika ....................................... 27
2.3 Diagram Alir Proses ............................................................. 33
29
Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat
Dari Asam Akrilat dan N-Butanol
Kapasitas 60.000 ton/tahun
30
Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat
Dari Asam Akrilat dan N-Butanol
Kapasitas 60.000 ton/tahun
31
Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat
Dari Asam Akrilat dan N-Butanol
Kapasitas 60.000 ton/tahun
32
Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat
Dari Asam Akrilat dan N-Butanol
Kapasitas 60.000 ton/tahun
DAFTAR TABEL
33
Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat
Dari Asam Akrilat dan N-Butanol
Kapasitas 60.000 ton/tahun
DAFTAR GAMBAR
34
Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat
Dari Asam Akrilat dan N-Butanol
Kapasitas 60.000 ton/tahun
INTISARI
Achmad Nasikhin A, Marjito 2006, Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat dari Asam
Akrilat dan n-butanol Kapasitas 60.000 ton/tahun, Jurusan Teknik Kimia, Fakultas
Teknik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
N-Butil Akrilat dibuat dengan cara mereaksikan Asam Akrilat dan n-butanol
dengan larutan katalis Asam sulfat pada suhu 80 oC dan tekanan 1 atm di dalam Reaktor
Alir Tangki Berpengaduk. Perbandingan mol asam akrilat dengan n-butanol yang
digunakan adalah 1 : 5. Konversi reaksi pembentukan n-butil akrilat dari asam akrilat
adalah sebesar 90 % Reaksi yang terjadi bersifat eksotermis, sehingga untuk
mempertahankan suhu reaktor digunakan pendingin. Pendingin yang digunakan adalah
model koil dengan media pendingin berupa air. N-Butil Akrilat kemudian dipisahkan dari
sisa-sisa bahan baku dan katalis meggunakan dekanter dan Menara Distilasi. N-Butil
Akrilat kemudian disimpan dalam tangki penyimpanan.
Pabrik N-Butil Akrilat ini dirancang dengan kapasitas 60.000 ton/tahun. Bahan
baku yang dibutuhkan adalah Asam akrilat 98% sebanyak 36.141,269 ton/tahun, n-
butanol 99% sebanyak 38.252,547 ton/tahun, katalis asam sulfat sebanyak 11.515,69
ton/tahun dan bahan inhibitor MEHQ sebanyak 80,361 ton/tahun. Produk yang dihasilkan
berupa N-Butil Akrilat 99,5 % sebanyak 60.000 ton/tahun.
Lokasi pabrik direncanakan di Cilegon, Banten dan dibangun di atas tanah
dengan luas 30.000 m2. Pemilihan lokasi tersebut didasari pertimbangan penyediaan
bahan baku, pemasaran, transportasi, tenaga kerja, dan ketersediaan sarana pendukung
yang lain. Pabrik beroperasi selama 24 jam per hari dan 330 hari per tahun dengan asumsi
waktu shut down satu bulan.
Unit pendukung proses pabrik meliputi unit penyedia air, steam, udara tekan,
tenaga listrik, bahan bakar dan unit pengolahan limbah. Kebutuhan air sebanyak 46,5
m3/hari diperoleh dengan cara mengolah air sungai Cidanau, steam sebesar 417,161
kg/hari, listrik sebesar 313,0567 kW dan kebutuhan bahan bakar (solar) sebanyak
52869,089 L/hari. Pabrik juga didukung laboratorium yang mengontrol mutu bahan baku
dan produk.
Bentuk perusahaan yang dipilih adalah Perseroan Terbatas (PT), dengan struktur
organisasi line and staff, dengan pertimbangan kemudahan dalam mendapatkan modal,
pengelolaan, dan prospek pengembangan yang lebih menguntungkan. Sistem kerja
karyawan berdasarkan pembagian jam kerja yang terdiri dari karyawan shift dan non-
shift. Jumlah kebutuhan tenaga kerja sebanyak 145 orang.
Pabrik direncanakan mulai dibangun tahun 2012 dan bisa beroperasi pada awal
tahun 2012. Modal tetap pabrik sebesar Rp. 324.661.798.850 sedangkan modal kerjanya
sebesar Rp1.608.387.920.867, dan biaya produksi total per tahun adalah sebesar Rp.
6.269.621.293.236. Evaluasi ekonomi menunjukkan bahwa Keuntungan sebelum pajak
Rp. 618.378.706.764, sesudah pajak Rp. 494.702.965.411. Percent Return on Investment
(ROI) sebelum pajak 190,47 %, setelah pajak 152,37 %. Pay Out Time (POT) sebelum
pajak 0,5 tahun, setelah pajak 0,62 tahun. Break Event Point (BEP) 40,58 %, Shut Down
Point (SDP) 36,80 % dan Discounted Cash Flow (DCF) 16,65 %.
35
Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat
Dari Asam Akrilat dan N-Butanol
Kapasitas 60.000 ton/tahun
Dari hasil evaluasi ekonomi tersebut, pabrik N-Butil Akrilat dari Asam Akrilat
dan n-butanol kapasitas 60.000 ton/tahun dinilai layak untuk didirikan karena telah
memenuhi standar persyaratan pendirian suatu pabrik.
DAFTAR PUSTAKA
Agra, S.W., 1992, Perpindahan Panas Konduksi dan Radiasi, PAU-Ilmu Teknik
UGM, Yogyakarta.
Branan, C.R., 1994, Rules of Thumb for Chemical Engineering, Gulf Publishing
Company, Texas.
Brown, G.G. 1978. Unit Operation. 3rd edtion. McGraw Hill International Book
Company. Tokyo.
Brownell, L.E. and Young, E.H, 1959, Process Equipment Design. 1st edtion,
Wiley Eastern Limited, New York.
Kern, D.Q., 1965, Process Heat Transfer, McGraw Hill International Book
Company, New York.
Ludwig, E.E 1964, Design for Chemical and Petrochemical Plants, Volume II.
Gulf Publishing Inc., Texas.
36
Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat
Dari Asam Akrilat dan N-Butanol
Kapasitas 60.000 ton/tahun
McCabe, W.I and Smith, J.C. 1987. Unit Operation of Chemical Engineering. 4th
edition. McGraw Hill Book Company. Singapore.
Perry, R.H. and Green, D.W. 1984. Perry’s Chemical Engineer’s Handbook 6th
edition. McGraw Hill Book Company, Singapore.
Perry, R.H. and Green, D.W., 1999, Perry’s Chemical Engineer’s Handbook 7th
edition, McGraw Hill Book Company, Singapore.
Rase, Howard F, 1977, Chemical Reactor Design for Process Plant 3th edtion,
John Willey and Sons Inc., Canada.
Sherwood and Reid. 1981. Property of Gas and Liquids 3ed edtion. McGraw Hill
International Book Company, Tokyo.
Smith, J.M and Van Ness, H.C., 1975, Introduction to Chemical Engineering
Thermodynamics 3th edition. McGraw Hill International Book Co., New
York.
Timmerhauss, K.D. and Peters, M.S. 2003, Plant Design and Economics for
Chemical Engineering 5th edtion, McGraw Hill International Book
Company, New York.
Treyball, R.E. 1985, Mass Transfer Operation 3rd edition, McGraw Hill
International Book Company, New York.
Yaws, C.L., 1999, Chemical Properties Handbook, McGraw Hill Company, New
York.
Wallas, S.M. 1988. Chemical Process Equipment (Selection and Design) 3th
edition, Butterworths, United States of America.
www.the-innovation-group.com
www.pupukkujang.com
INTISARI
37
Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat
Dari Asam Akrilat dan N-Butanol
Kapasitas 60.000 ton/tahun
Achmad Nasikhin A, Marjito 2006, Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat dari Asam Akrilat dan n-butanol Kapasitas 60.000
ton/tahun, Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Pabrik N-Butil Akrilat ini dirancang dengan kapasitas 60.000 ton/tahun. Bahan baku yang dibutuhkan adalah Asam akrilat 98%
sebanyak 36.141,269 ton/tahun, n-butanol 99% sebanyak 38.252,547 ton/tahun, katalis asam sulfat sebanyak 11.515,69 ton/tahun dan bahan
inhibitor MEHQ sebanyak 80,361 ton/tahun. Produk yang dihasilkan berupa N-Butil Akrilat 99,5 % sebanyak 60.000 ton/tahun.
2
Lokasi pabrik direncanakan di Cilegon, Banten dan dibangun di atas tanah dengan luas 30.000 m . Pemilihan lokasi tersebut
didasari pertimbangan penyediaan bahan baku, pemasaran, transportasi, tenaga kerja, dan ketersediaan sarana pendukung yang lain. Pabrik
beroperasi selama 24 jam per hari dan 330 hari per tahun dengan asumsi waktu shut down satu bulan.
N-Butil Akrilat dibuat dengan cara mereaksikan Asam Akrilat dan n-butanol dengan larutan katalis Asam sulfat pada suhu 80
o
C dan tekanan 1 atm di dalam Reaktor Alir Tangki Berpengaduk. Perbandingan mol asam akrilat dengan n-butanol yang digunakan adalah
1 : 5. Konversi reaksi pembentukan n-butil akrilat dari asam akrilat adalah sebesar 90 % Reaksi yang terjadi bersifat eksotermis, sehingga
untuk mempertahankan suhu reaktor digunakan pendingin. Pendingin yang digunakan adalah model koil dengan media pendingin berupa air.
N-Butil Akrilat kemudian dipisahkan dari sisa-sisa bahan baku dan katalis meggunakan dekanter dan Menara Distilasi. N-Butil Akrilat
kemudian disimpan dalam tangki penyimpanan.
Unit pendukung proses pabrik meliputi unit penyedia air, steam, udara tekan, tenaga listrik, bahan bakar dan unit pengolahan
3
limbah. Kebutuhan air sebanyak 46,5 m /hari diperoleh dengan cara mengolah air sungai Cidanau, steam sebesar 417,161 kg/hari, listrik
sebesar 313,0567 kW dan kebutuhan bahan bakar (solar) sebanyak 52869,089 L/hari. Pabrik juga didukung laboratorium yang mengontrol
mutu bahan baku dan produk.
Bentuk perusahaan yang dipilih adalah Perseroan Terbatas (PT), dengan struktur organisasi line and staff, dengan pertimbangan
kemudahan dalam mendapatkan modal, pengelolaan, dan prospek pengembangan yang lebih menguntungkan. Sistem kerja karyawan
berdasarkan pembagian jam kerja yang terdiri dari karyawan shift dan non-shift. Jumlah kebutuhan tenaga kerja sebanyak 145 orang.
Pabrik direncanakan mulai dibangun tahun 2008 dan bisa beroperasi pada awal tahun 2010. Modal tetap pabrik sebesar Rp.
324.661.798.850 sedangkan modal kerjanya sebesar Rp1.608.387.920.867, dan biaya produksi total per tahun adalah sebesar Rp.
6.269.621.293.236. Evaluasi ekonomi menunjukkan bahwa keuntungan sebelum pajak Rp. 618.378.706.764 dan sesudah pajak Rp.
494.702.965.411. Percent Return on Investment (ROI) sebelum pajak 190,47 % dan setelah pajak 152,37 %. Pay Out Time (POT) sebelum
pajak 0,5 tahun dan setelah pajak 0,62 tahun. Break Event Point (BEP) 40,58 %, Shut Down Point (SDP) 36,80 % dan Discounted Cash
Flow (DCF) 16,65 %.
Dari hasil evaluasi ekonomi tersebut, pabrik N-Butil Akrilat dari Asam Akrilat dan n-butanol kapasitas 60.000 ton/tahun dinilai
layak untuk didirikan karena telah memenuhi standar persyaratan pendirian suatu pabrik.
KATA PENGANTAR
Tulus syukur kami haturkan ke hadirat Allah SWT mengiringi terselesaikannya Tugas Akhir Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat dari
Asam Akrilat dan N-Butanol Kapasitas 60.000 ton/tahun, yang berarti segera berakhir pula studi kami di Teknik Kimia UNS. Atas pertolongan dan
Tugas akhir ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar akademik Sarjana Teknik selama menempuh studi di Jurusan Teknik Kimia
UNS. Pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada :
4. Ibu Ir. Nunik Sri Wahjuni, M.Si sebagai Ketua Jurusan Teknik Kimia UNS.
5. Ibu Ir. Nunik Sri Wahjuni, M.Si, atas bimbingan dan arahan selama mengerjakan tugas akhir ini.
6. Bapak Adrian Nur, ST., MT. dan Bapak YC. Danarto, ST., MT. Selaku tim penguji tugas akhir.
7. Segenap pihak yang membantu terselesaikannya tugas akhir ini yang tidak mungkn disebutkan satu persatu.
38
Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat
Dari Asam Akrilat dan N-Butanol
Kapasitas 60.000 ton/tahun
Tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat kami harapkan untuk
Penulis
DAFTAR ISI
Intisari................................................................................................................................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.4.3. Sifat Fisik dan Kimia Bahan Baku dan Produk ......... ..................................................................... 15
39
Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat
Dari Asam Akrilat dan N-Butanol
Kapasitas 60.000 ton/tahun
40
Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat
Dari Asam Akrilat dan N-Butanol
Kapasitas 60.000 ton/tahun
41
Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat
Dari Asam Akrilat dan N-Butanol
Kapasitas 60.000 ton/tahun
Daftar Pustaka....................................................................................................................................................................................................... xv
Lampiran
DAFTAR TABEL
42
Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat
Dari Asam Akrilat dan N-Butanol
Kapasitas 60.000 ton/tahun
DAFTAR GAMBAR
43
Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat
Dari Asam Akrilat dan N-Butanol
Kapasitas 60.000 ton/tahun
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan industri sebagai bagian dari usaha pembangunan ekonomi jangka panjang diarahkan untuk menciptakan struktur ekonomi
yang lebih kokoh dan seimbang yaitu struktur ekonomi dengan titik berat industri maju yang didukung oleh sektor-sektor lain yang tangguh. Seiring
dengan perkembangan industri tersebut, terjadi pula peningkatan pada kebutuhan bahan baku dan bahan pembantu.
Dengan berkembangnya peradaban manusia, dunia industri dituntut untuk dapat lebih meningkatkan teknologinya, baik dengan
Industri kimia memegang peran penting dalam rangka turut meningkatkan kemajuan bangsa. Di Indonesia, industri kimia yang kini mulai
berkembang merupakan salah satu tulang punggung dalam mengisi dan menunjang pertumbuhan industri-industri lainnya. Dewasa ini industri kimia di
dalam negeri tumbuh dengan pesat. Salah satu Industri yang mempunyai kegunaan penting dan memiliki prospek cerah adalah polimer. Perkembangan
industri khususnya di bidang polimer sangat pesat mengingat kebutuhan akan bahan-bahan berbasis polimer sangat diperlukan baik bagi rumah tangga
maupun industri.
Untuk menghasilkan suatu produk polimer, tentunya diperlukan suatu bahan dasar yang memungkinkan sehingga bahan tersebut mampu
diolah menjadi produk polimer sesuai dengan yang kita inginkan. Salah satu bahan dasar pembuatan produk polimer adalah ester akrilat yang salah
N-Butil akrilat adalah jenis ester akrilat yang paling banyak dipakai. N-butil akrylat mempunyai kelebihan dibanding berbagai
jenis macam ester akrilat yang lain yang lebih rendah misalnya methyl akrylat dan ethyl akrylat, karena n-butil akrilat korosifitasnya
44
Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat
Dari Asam Akrilat dan N-Butanol
Kapasitas 60.000 ton/tahun
(UNEP PUBLICATIONS,2002)
bakunya masih didapatkan dari impor, sehingga adanya industri n-Butil Akrilat
monomer sebagai bahan produk intermediet mempunyai prospek yang cukup baik
negeri, industri ini juga dipersiapkan mampu bersaing di pasar bebas untuk
Produksi N-butil akrilat ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan di Indonesia. Selama ini untuk memenuhi kebutuhan N-butil akrilat di
Indonesia dilakukan dengan mengimpor dari luar negeri. Pendirian pabrik N-butil akrilat yang merupakan sub sektor industri padat modal dan padat
teknologi diharapkan dapat menstimulasi tumbuhnya industri-industri baru yang berhubungan dengan akrilat.
Berdasarkan beberapa pertimbangan tersebut, maka pabrik ini layak didirikan di Indonesia. Keuntungan pendirian pabrik N-butil akrilat antara
lain:
1. Menghemat devisa negara, karena untuk memenuhi kebutuhan n-butil akrilat tidak harus mengimpor lagi, dan memberikan imbas positif
2. Memenuhi kebutuhan n-butil akrilat dalam negeri, dan harganya juga akan lebih murah dari pada mengimpor, dengan demikian harga
produkpun juga akan lebih murah, sehingga akan memberikan andil untuk menekan laju inflasi.
3. Meningkatkan devisa negara, karena selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, sebagian produk juga bisa diekspor.
4. Memacu tumbuhnya industri baru baik industri yang menghasilkan bahan baku bagi n-butil akrilat seperti asam akrilat, n-butanol, asam
sulfat, sodium hidroksida, propilen dan lain-lain, maupun industri-industri yang memanfaatkan n-butil akrilat sebagai bahan bakunya
5. Membuka lapangan kerja baru dan mengurangi pengangguran bagi masyarakat , yang pada akhirnya akan meningkatkan GNP Indonesia.
Ada beberapa pertimbangan dalam pemilihan kapasitas pabrik n-Butil Akrilat. Penentuan kapasitas pabrik n-butil Akrilat dengan
45
Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat
Dari Asam Akrilat dan N-Butanol
Kapasitas 60.000 ton/tahun
Kebutuhan n-butil akrilat selama ini dipenuhi dari import yang sebagian besar berasal dari negara Thailand, China dan Jepang.
Berdasarkan data Departemen Perindustrian dan Perdagangan, perkembangan import n-butil akrilat Indonesia dapat dilihat pada Tabel
1.1.
2000 7.574.810
2001 8.888.190
2002 11.112.113
2003 15.430.074
2004 22.056.254
(www.dprindag.go.id, 2005)
Tabel 1.1. apabila diplotkan akan didapat grafik seperti pada Gambar 1.1.
2,50E+07
1,50E+07
1,00E+07
5,00E+06
0,00E+00
0 1 2 3 4 5 6
Tahun ke-
Dari Gambar 1.1. di atas, bila dilakukan pendekatan regresi linier, akan diperoleh persamaan : y = 3.550.477,2 x + 2.360.856,6
46
Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat
Dari Asam Akrilat dan N-Butanol
Kapasitas 60.000 ton/tahun
x = tahun ke -
Jadi untuk tahun 2010 (tahun ke-11) diperkirakan Indonesia membutuhkan n-butil akrilat kurang lebih sebesar 43.517.060 ton/tahun.
Adapun pendirian pabrik n-butil akrilat juga akan diproyeksikan untuk ekspor ke luar negeri. Kebutuhan n-butil akrilat dunia dapat
diperkirakan berdasarkan kapasitas pabrik yang membutuhkan n-butil akrilat. Beberapa industri di dunia yang menggunakan n-butil
akrilat sebagai salah satu bahan bakunya dapat dilihat dalam tabel 1.2.
(www.buyersguide.com)
(www.kellysearch.com)
(www.chemlink.com)
Bahan baku pembuatan n-Butil Akrilat adalah asam akrilat dan n-butanol. N-Butanol diperoleh dari PT. Petro Oxo Nusantara, Gresik
Jawa Timur yang memiliki kapasitas produksi 150.000 ton per tahun. (www.cathca.com). Kebutuhan asam akrilat diperoleh dari PT.
Nishoku Tripolyta Acrylindo yang mempunyai kapasitas produksi 60.000 ton per tahun . Sedangkan kebutuhan asam Sulfat sebagai
katalis diperoleh dari PT Indo Lysaght yang mempunyai kapasitas produksi sebesar 30.000 ton per tahun
Untuk memproduksi n-butil akrilat dengan kapasitas 60.000 ton per tahun diperlukan bahan baku asam akrilat kira-kira sebanyak 38.000
ton per tahun, n-butanol kira-kira sebanyak 40.000 ton per tahun dan katalis asam sulfat sebanyak 12.000 ton per tahun. Sehingga dengan
kapasitas rancangan 60.000 ton per tahun diperkirakan bahan baku akan dapat terpenuhi dari kapasitas pabrik di atas.
Penentuan kapasitas minimal berdasarkan pada kapasitas pabrik yang telah berproduksi dan layak untuk didirikan. Berikut ini adalah data
dari kapasitas beberapa pabrik n-butil akrilat di berbagai negara dan kapasitasnya yang telah berjalan. Ditunjukkan dalam Tabel 1.3
47
Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat
Dari Asam Akrilat dan N-Butanol
Kapasitas 60.000 ton/tahun
(www.buyersguide.com)
(www.buyersguide.com)
(www.kellysearch.com)
Sedangkan di Indonesia sendiri sampai saat ini belum ada pabrik yang memproduksi n-butil akrilat.
Berdasarkan pertimbangan di atas maka diambil keputusan bahwa kapasitas pabrik yang akan didirikan sebesar 60.000 ton/tahun dengan
harapan dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri dan juga untuk kepentingan ekspor.
hal ini berhubungan langsung dengan nilai ekonomis dari pabrik yang akan
Banten. Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan untuk menentukan lokasi
pabrik yang kita rancang agar secara teknis dan ekonomis menguntungkan.
1. Faktor Primer
Kriteria penilaian dititikberatkan pada kemudahan memperoleh bahan baku. Bahan baku utama yakni n-Butanol diperoleh dari PT.
Petro Oxo Nusantara yang berlokasi di Kawasan Industri Gresik, Jawa Timur. Sedangkan bahan baku asam akrilat diperoleh dari PT.
b. Pemasaran produk
48
Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat
Dari Asam Akrilat dan N-Butanol
Kapasitas 60.000 ton/tahun
Faktor yang perlu diperhatikan adalah letak wilayah pabrik yang membutuhkan n-butil akrilat dan jumlah kebutuhannya. Lokasi pabrik
di daerah Cilegon, Banten sangat strategis dengan adanya pelabuhan laut serta jalan-jalan darat sehingga daerah pemasaran produksi
dapat dijangkau.
c. Sarana transportasi
Tersedianya jalan raya dan pelabuhan memudahkan dalam distribusi produk baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun untuk tujuan
eksport. Dengan adanya fasilitas jalan raya, rel kereta api, dan pelabuhan laut yang memadai, maka pemilihan lokasi di Cilegon sangat
tepat.
d. Tenaga kerja
Tersedianya tenaga kerja yang terampil mutlak diperlukan untuk menjalankan mesin-mesin produksi. Banten, khususnya Cilegon
merupakan kawasan industri yang sudah mapan. Untuk mendapatkan tenaga kerja ahli maupun tenaga kerja biasa dari daerah sekitar
e. Penyediaan utilitas
Perlu diperhatikan sarana-sarana pendukung seperti tersedianya air, listrik, dan sarana lainnya sehingga proses produksi dapat berjalan
dengan baik. Cilegon dengan daerah pantai dialiri sungai Cidanau yang cukup besar sehingga kebutuhan air untuk proses produksi
maupun untuk karyawan akan mudah terpenuhi. Selain itu, sebagai suatu kawasan industri yang telah direncanakan dengan baik dan
tempat industri berskala besar (PT. Krakatau Steel dan PT. Chandra Asri Petrochemical Center), Cilegon telah mempunyai sarana-sarana
2. Faktor Sekunder
Cilegon memiliki kemungkinan untuk perluasan pabrik karena masih mempunyai areal yang cukup luas. Hal ini perlu diperhatikan
karena dengan semakin meningkatnya permintaan produk akan menuntut adanya perluasan pabrik.
b. Karakteristik lokasi
Karakteristik lokasi ini menyangkut iklim di daerah tersebut, kemungkinan terjadinya banjir, serta kondisi sosial masyarakatnya. Dalam
hal ini, Cilegon sebagai kawasan industri adalah daerah yang telah ditetapkan menjadi daerah industri sehingga pemerintah memberikan
c. Kebijaksanaan pemerintah
Dalam hal ini, pendirian pabrik juga perlu memperhatikan beberapa faktor kepentingan yang terkait di dalamnya, kebijaksanaan
pengembangan industri, dan hubungannya dengan pemerataan kesempatan kerja, kesejahteraan, dan hasil-hasil pembangunan.
49
Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat
Dari Asam Akrilat dan N-Butanol
Kapasitas 60.000 ton/tahun
Disamping itu, pabrik yang didirikan juga harus berwawasan lingkungan, artinya keberadaan pabrik tersebut tidak boleh mengganggu
d. Kemasyarakatan
Dengan masyarakat yang akomodatif tehadap perkembangan industri dan tersedianya fasilitas umum untuk hidup bermasyarakat, maka
Dari pertimbangan faktor-faktor di atas, maka dipilih daerah Cilegon, Propinsi Banten sebagai lokasi pendirian pabrik n-Butil Akrilat.
N-Butil Akrilat yang mempunyai nama kimia Butil 2-propeonate, Acrylic acid butyl ester, merupakan suatu senyawa yang berupa
cairan tak berwarna dan sedikit berbahaya. Rumus molekulnya adalah C7H12O3, dengan berat molekul 128.17gram/mol
Ada beberapa proses yang dikenal dalam pembutan N-butil akrilat, yaitu :
1. Proses Reppe
Bahan baku yang digunakan adalah Asetilen. Bahan ini direaksikan dengan CO dan senyawa alkohol dalam suasana asam. Reaksi berlangsung
o
pada suhu 40 C dan tekanan atmosfer.
Reaksi :
Proses ini ditinggalkan karena kesulitan dalam penanganan toxic dan mahalnya Nikel karbonil.
Etilen Sianohidrin dibuat terlebih dahulu dari Etilen oksida dan HCN kemudian dihidrolisa menjadi asam akrilat menggunakan asam sulfat.
Proses ini tidak digunakan lagi karena timbul masalah dalam penanganan HCN dan limbah NH4HSO4.
Pada proses ini bahan baku yang digunakan adalah asam akrilat yang di dehidrolisa membentuk Ketene. Ketene kemudian direaksikan dengan
formaldehid membentuk β-propialaktone, senyawa ini kemudian direaksikan dengan alkohol membentuk ester akrilat.
Reaksi :
-H2O +CH3O
50
Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat
Dari Asam Akrilat dan N-Butanol
Kapasitas 60.000 ton/tahun
CH2-O
ROH
CH2=CHCOOR + H2O
H2SO4
Ester Akrilat
Proses ini tidak begitu lama digunakan karena melalui banyak tahapan reaksi dan produk antara β-propialaktone merupakan bahan beracun.
(Ullman’s, 1985)
Pada proses ini Asam akrilat direaksikan dengan N-butanol dengan katalis Asam sulfat membentuk N-butil akrilat. Reaksi tersebut
Reaksi :
(Groggins , 1983)
esterifikasi asan akrilat dengan katalis asam sulfat dengan beberapa pertimbangan
sebagai berikut :
- katalis yang dipakai yaitu asam sulfat mudah didapat, murah serta mudah dalam penanganannya
51
Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat
Dari Asam Akrilat dan N-Butanol
Kapasitas 60.000 ton/tahun
N-butil akrilat monomer dipakai sebagai chemical intermediate pada produksi resin polimer (emulsion polymers). N-Butil akrilat juga
digunakan untuk menghasilkan homopolimer dan kopolimer bersama monomer-monomer yang lain misalnya asam akrilat dan garamnya, amida dan
ester; methakrilat, akrilonitril, asam maleat, ester, vinil asetat, vinil klorid, stiren, butadiene, unsaturated polyesters dan drying oils. Polimer dan
kopolimer ini digunakan dalam berbagai macam produk misalnya zat-zat pendispersi atau pelarut
(ECETOC, 1994).
N-Butil akrilat dipergunakan pula dalam industri pelapisan dan tinta, bahan perekat, seal, tekstil, plastik dan elastomer. Aplikasinya
dalam industri pelapisan antara lain pembentukan lateks, pendispersi terhadap air, dan dipakai pada pabrik peralatan otomotif original, serta dalam
refinishing material. Bahan-bahan perekat yang sensitif terhadap tekanan juga mengandung n-butil akrilat. Sebagai bahan perekat, n-butil akrilat
digunakan dalam industri-industri tekstil dan konstruksi. Produk-produk industri tekstil yang mengandung n-butil akrilat antara lain fiber, warp sizings,
thickener, dan back coat formulation (adhesives). Dalam industri plastik, n-butil akrilat merupakan bahan dasar bagi beberapa modifikasi PVC dan
(BAMM, 1993).
Penggunaan Persen
Tekstil 15%
Kertas 5%
Lain-lain 9%
(UNEP PUBLICATIONS,2002)
Asam Akrilat
52
Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat
Dari Asam Akrilat dan N-Butanol
Kapasitas 60.000 ton/tahun
Titik leleh : 13 ºC
o
Suhu kritis : 380 C
o
Berat jenis (25 C) : 1045 kg/m3
o
Viskositas(25 C) : 1,149 mPa.s
- Reaksi esterifikasi
Reaksi esterifikasi terjadi jika Asam akrilat direaksikan dengan suatu alkohol membentuk ester dari Asam akrilat dan air.
Reaksi :
- Reaksi addisi
Asam akrilat dapat diadisi dengan halogen, hydrogen, dan hydrogen sianida.
Reaksi :
CH2=CHCOOH + HX → H2CX-CH2COOH
N-Butanol
53
Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat
Dari Asam Akrilat dan N-Butanol
Kapasitas 60.000 ton/tahun
- Reaksi esterifikasi
Reaksi esterifikasi antara N-butanol dengan asam organik akan membentuk ester dan air.
Reaksi :
- Reaksi subsitusi
Reaksi substitusi antara N-butanol dengan HCl dengan bantuan katalis ZnCl2 menghasilkan Butil klorida.
Reaksi :
(Fessenden&Fessenden, 1982)
54
Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat
Dari Asam Akrilat dan N-Butanol
Kapasitas 60.000 ton/tahun
3. Bahan Pembantu
a. Asam Sulfat
Kemurnian : 93 %
Impuritas : air
1. HO4S- + H+ → H2O4S
(http://www.webbook.nist.gov)
Kemurnian : 100 %
55
Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat
Dari Asam Akrilat dan N-Butanol
Kapasitas 60.000 ton/tahun
Kenampakan : Cair, berwarna putih atau merah muda pucat, dengan sedikit bau phenol
2. C7H7O2- + H+ → C7H8O2
(http://www.webbook.nist.gov)
Esterifikasi adalah reaksi antara asam karboksilat dengan alkohol dengan persamaan reaksi sebagai berikut :
+
O H O
R-C + R'-OH → R C + H2O
O-H O-R'
As. Karboksilat Alkohol Ester akrilat Air
Reaksi esterifikasi ini adalah suatu reaksi substitusi gugus radikal organik dengan ion hidrogen yang berasal dari asam. Dengan putusnya
Dalam hal ini ikatan yang terputus adalah ikatan C-O dari asam karboksilat dan bukan ikatan O-H dari asam atau C-O dari alkohol.
(Fessenden&Fessenden, 1982)
N-butil akrilat yang mempunyai nama lain 2 propenoic acid, butil ester; acrylic acid,n-butil ester; butil 2-propenoate merupakan suatu
senyawa yang berupa cairan tak berwarna dan sedikit berbahaya. Rumus molekulnya adalah C2H3COOC4H9, dengan berat molekul 128 g/mol.
(www.Chemicalland.com)
Reaksi pembentukan n-Butil Akrilat adalah reaksi esterifikasi yang merupakan reaksi tidak dapat balik, eksotermal dengan persamaan
reaksi :
+
O H O
56
Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat
Dari Asam Akrilat dan N-Butanol
Kapasitas 60.000 ton/tahun
O-H O- C4H9
Untuk mempercepat laju reaksi maka digunakan katalis yang merupakan pemberi suasana asam. Katalis yang diperlukan dalam reaksi ini adalah katalis
asam kuat, seperti asam sulfat, toluene sulfonic acid, dodecyl benzene sulfonic acid, ataupun campuran toluene sulfonic acid dan xylene sulfonic acid.
Katalis yang digunakan adalah asam sulfat karena harganya cukup murah dan kekuatan asamnya tinggi
BAB II
DESKRIPSI PROSES
1. Asam Akrilat
Kenampakan/ bau : Cair dan bening (25 0C, 1 atm), bau menyengat
Kemurnian : 98 %
Inhibitor : 20 ppm
Impuritas : 2 % air
(www.chemicalland21.com)
57
Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat
Dari Asam Akrilat dan N-Butanol
Kapasitas 60.000 ton/tahun
2. n-Butanol
Kemurnian : 99 %
Impuritas : 1 % air
(www.chemicalland21.com)
1. n-Butil Akrilat
58
Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat
Dari Asam Akrilat dan N-Butanol
Kapasitas 60.000 ton/tahun
(www.Chemicalland21.com)
Kemurnian : 98 %
Impuritas : 2 % air
(www.Chemicalland21.com)
bau phenol
dan oksidator.
59
Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat
Dari Asam Akrilat dan N-Butanol
Kapasitas 60.000 ton/tahun
Kemurnian : 100 %
(www.ptcm.ox.ac.um/MSDS)
1 atmosfir dengan bantuan katalis Asam sulfat dengan perbandingan asam Akrilat banding n-butanol adalah 1:5, perbandingan mol ( US Patent No
3.875.212 ). Digunakan reaktor alir tangki berpengaduk karena reaksi merupakan reaksi cair-cair dengan katalis cair dan produk cair, sehingga dengan
menggunakan RATB dengan dilengkapi koil diharapkan terjadi pengadukan sempurna sehingga reaksi dapat berjalan isothermal dan komposisi
campuran sama.
Reaksi antara Asam Akrilat dengan n-Butanol adalah suatu reaksi substitusi
gugus radikal organik dengan ion hidrogen yang berasal dari asam. Dengan
putusnya ikatan karbonil-oksigen atau ikatan alkyl oksigen, maka terbentuklah air.
Reaksi di atas adalah reaksi esterifikasi antara alkohol dan asam dan
karbon positif, dan eliminasi air akan menghasilkan ester yang dimaksud.
O OH OH OH
60
Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat
Dari Asam Akrilat dan N-Butanol
Kapasitas 60.000 ton/tahun
+ +
H R’OH -H
RC – OH RC – OH RC – OH RC – OH
R’O+ - H R’O
+
O OH OH OH
+
-H +
-H -H2O
+
-H
OR
Dalam reaksi Esterifikasi ikatan yang terputus adalah ikatan C – O dari asam
Reaksi pembentukan n-butil Akrilat dari butanol dan asam Akrilat merupakan reaksi orde 2 total terhadap umpan. Dengan persamaan
reaksi :
A + B C + D
(-rA ) = k C AC B
61
Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat
Dari Asam Akrilat dan N-Butanol
Kapasitas 60.000 ton/tahun
(Levenspiel, 1975)
Dengan k merupakan konstanta kecepatan reaksi ke kanan dan C merupakan konsentrasi reaktan.
dengan harga nilai ΔHf untuk tiap komponen ditunjukan dalam Tabel 2.1.
n-Butanol -274,535
Air -285,84
= -70,129 J/mol.
62
Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat
Dari Asam Akrilat dan N-Butanol
Kapasitas 60.000 ton/tahun
Sedangkan nilai ΔHR saat suhu operasi yaitu 80 oC nilai masih negatif yang berarti
Sedang konstanta kesetimbangan reaksi pembentukan n-butil Akrilat dari Asam Akrilat dan n-Butanol dapat ditentukan berdasarkan
persamaan berikut :
d ln k DHr
=
dt RT 2
∆G = - RT ln K (Smith, 1981)
K1 DHr é 1 1 ù
ln = ê - ú (Smith,
K2 R ë T2 T1 û
1981)
n-Butanol -150,30
Air -228,59
= ((-286,06)+(-228,59) – ((-223,00)+(-150,30))
= -25,230 kJ/mol
K298 = 26.459,14
Bab II Deskripsi Proses
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
63
Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat
Dari Asam Akrilat dan N-Butanol
Kapasitas 60.000 ton/tahun
= (-70,129/8.314*10-3) (-0,00077838)
= 4,41021
searah (irreversible).
K=
[C 2 H 3 COOC 4 H 9 ][H 2 O]
[C 2 H 3 COOH][C 4 H 9 OH ]
(C Ao ´ X Ae )(C Ao ´ X Ae )
K =
C Ao (1 - X Ae )(C Bo - C Ao ´ X Ae )
dengan :
diketahui:
CAo = 1,6876
CBo = 5 CAo
K = 2,174 . 1006
Sehingga :
2 2
( C Ao X Ae )
K =
C Ao (1 - X Ae )(5C Ao - C Ao X Ae )
2
C Ao X Ae
K =
(1 - X Ae )(1 - 5 X Ae + X Ae
2
)
Manipulasi persamaan diatas, diperoleh :
64
Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat
Dari Asam Akrilat dan N-Butanol
Kapasitas 60.000 ton/tahun
2 2
K ( 1 - 5 XAe ) + XAe ( 5 K – K XAe – Cao XAe ) = 0
06 2 06 06 2
2,174.10 ( 1 – 5XAe ) + XAe ( 5 x 2,174.10 – 2,174 . 10 XAe – 1,578 x XAe ) = 0
Setelah dilakukan perhitungan diperoleh harga XAe = 0,999988 karena harga XAe mendekati atau sama dengan 1, maka terbukti reaksi pembuatan n-
65
Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat
Dari Asam Akrilat dan N-Butanol
Kapasitas 60.000 ton/tahun
Diagram alir proses pembuatan n-butil akrilat dapat dilihat pada Gambar
2.3.
Secara garis besar, proses pembuatan N-butil akrilat dari asam akrilat dan
2. Unit Reaksi
Bahan baku yang dimaksud adalah asam akrilat dan n- butanol. Adapun
berikut :
Bahan baku asam akrilat dan asam sulfat yang diperoleh dari PT.
sulfat dan MEHQ dari TP-02, TP-03 dan TP-04 dipompa dengan
66
Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat
Dari Asam Akrilat dan N-Butanol
Kapasitas 60.000 ton/tahun
pompa P-02, P-03 dan P-04 ke reaktor R-01 dan melalui HE-01 untuk
b. Penyiapan n-Butanol
Bahan baku n-Butanol yang diperoleh dari PT. Petro Oxo Nusantara
Kedua arus bahan ini bersama dengan arus recycle dari menara distilasi
2. Unit Reaksi
Campuran asam akrilat, asam sulfat, MEHQ, n-butanol dan arus recycle
masuk ke reaktor R-01. Reaktor R-01 beroperasi pada suhu 80oC dan tekanan
1 atm. Di dalam reaktor terjadi reaksi esterifikasi asam akrilat dan n-butanol
menjadi n-butil akrilat, dan reaksi yang terjadi adalah reaksi eksotermis.
Keluar dari reaktor R-01 campuran yang telah bereaksi sebagian dialirkan ke
mencampur dua reaktan dan katalis. Reaktan diumpankan dari atas reaktor
dan keluar dari bagian bawah reaktor. Sifat reaksi adalah eksotermis sehingga
67
Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat
Dari Asam Akrilat dan N-Butanol
Kapasitas 60.000 ton/tahun
Media pendingin yang digunakan adalah air yang dialirkan di dalam koil
Produk reaktor terdiri atas n-butil akrilat, sisa asam akrilat yang tidak
bereaksi, sisa butanol yang tidak bereaksi, air, MEHQ, dan asam sulfat.
dan asam sulfat). Pemisahan ini dapat terjadi karena sifat dari n-butil akrilat
n-nutanol dan asam akrilat yang sedikit larut dalam air. Hasil bawah dekanter
pengolahan limbah dengan pompa (P-08). Di sisi lain, hasil atas dekanter
(HE-02) untuk pemurnian lebih lanjut. Kondisi operasi keluar dekanter adalah
bagian bawah menara sedangkan asam akrilat akan terpisahkan pada bagian
atas menara. N-butil akrilat yang merupakan hasil bawah menara distilasi
(HE-03). Produk N-butil akrilat ini disimpan pada kondisi cair tekanan 1 atm
dan suhu sekitar 45 – 50 °C. Di sisi lain, asam akrilat dan n-butanol yang
Bab II Deskripsi Proses
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
68
Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat
Dari Asam Akrilat dan N-Butanol
Kapasitas 60.000 ton/tahun
Arus (1)
Arus (2)
P Arus (7)
R
O
Arus (3)
S Arus (10)
E
Arus (4)
S
69
Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat
Dari Asam Akrilat dan N-Butanol
Kapasitas 60.000 ton/tahun
Masuk Keluar
Komponen Arus (1) Arus (2) Arus (3) Arus (4) Arus (7) Arus (10)
(dalam kg/jam)
70
Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat
Dari Asam Akrilat dan N-Butanol
Kapasitas 60.000 ton/tahun
Masuk
Komponen
Keluar
Arus (1) Arus (2) Arus (3) Arus (4) Arus (9) Arus (5)
(dalam kg/jam)
Masuk Keluar
Komponen
Arus (5) Arus (6)
71
Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat
Dari Asam Akrilat dan N-Butanol
Kapasitas 60.000 ton/tahun
(dalam kg/jam)
Masuk Keluar
Komponen
Arus (6) Arus (7) Arus (8)
3389,0068 28217,5888
(dalam kg/jam)
Masuk Keluar
Komponen
Arus (8) Arus (9) Arus (10)
72
Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat
Dari Asam Akrilat dan N-Butanol
Kapasitas 60.000 ton/tahun
20642,1793 7575,4094
(dalam kg/jam)
Masuk Keluar
Komponen
Umpan Q reaksi Arus (5) Q pendingin
73
Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat
Dari Asam Akrilat dan N-Butanol
Kapasitas 60.000 ton/tahun
3159746,8441 3095912,3669
(dalam kJ/kg)
Masuk Keluar
Komponen
Arus (5) Q reaksi Arus (6) Q pendingin
1017910,9465 998064,7680
74
Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat
Dari Asam Akrilat dan N-Butanol
Kapasitas 60.000 ton/tahun
4929782,3482 4929782,3482
(dalam kJ/kg)
Masuk Keluar
Komponen
Arus (6) Arus (7) Arus (8)
461030,0176 3470687,5626
(dalam kJ/kg)
75
Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat
Dari Asam Akrilat dan N-Butanol
Kapasitas 60.000 ton/tahun
Masuk Keluar
Komponen
Arus (8) Q reboiler Arus (11) Arus (10) Q kondenser
31025575,99 30816528,67
(dalam kJ/jam)
76
Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat
Dari Asam Akrilat dan N-Butanol
Kapasitas 60.000 ton/tahun
Q1 48276,40 Q7 438824,53
QHE3 617748,65
(dalam kJ/jam)
C2H3COOH
H2O
30 oC
H2SO4 H2O
1 atm
H2O C4H9OH
C2H3COOH
30 oC
C2H3COOC4H9
1 atm
MEHQ 83,74 oC
o 0,25 atm
30 C
1 atm
C4H9OH
H2 O
30 oC
1 atm
60 oC 76 oC H2 O H2O H2 O
1 atm 1 atm C4H9OH
C4H9OH C4H9OH
C2H3COOH
C2H3COOH C2H3COOH
C2H3COOC4H9
C2H3COOC4H9 C2H3COOC4H9
H2SO4
H2SO4 H2SO4
MEHQ
Reaktor Reaktor MEHQ MEHQ
C2H3COOH + C4H9OH à C2H3COOC4H9 + H2O o C2H3COOH + C4H9OH à C2H3COOC4H9 + H2O
Dekanter MD
80 C 80 oC 82,55 oC
1 atm 1 atm 0,25 atm
80 oC C2H3COOH
1 atm H2O 102,66 oC C2H3COOC4H9
C4H9OH 0,25 atm H2SO4
C2H3COOH MEHQ
C2H3COOC4H9
H2SO4 50 oC
MEHQ 1 atm
78
Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat
Dari Asam Akrilat dan N-Butanol
Kapasitas 60.000 ton/tahun
C2 H 3COOH = 4648,4295
H 2O = 91,2658
4739,5834
H 2SO 4 = 1424,9213
H 2O = 29,0800
= 1454,0013
H 2O = 164,9758
C 4H 9OH = 19813,0609
C 2H 3COOH = 289,9825
C 2H 3COOC 4 H 9 = 7934,6093
MEHQ = 1,5220
H 2SO 4 = 13,4383
28327,6691
Reaktor Reaktor
C 2H 3COOH + C 4H 9OH à C 2H 3COOC 4H 9 + H 2O o C2H 3COOH + C 4H 9OH à C2H 3COOC4H 9 + H 2O
Dekanter MD
80 C 83,51 o C
1 atm 0,25 atm
H 2O = 1507,2659 H 2O = 1759,8717
C 4H 9 OH = 21003,1114 C 4H 9OH = 19963,7786
C 2H 3 COOH = 1483,8533 C 2H 3COOH = 473,3955
C 2H 3 COOC 4H 9 = 6177,2961 C 2H 3COOC 4H 9 = 7974,4817
MEHQ = 10,1467 MEHQ = 10,1467 H2O = 1594,8960
H 2SO 4 = 1424,9213 H 2SO 4 = 1424,9213 C 4 H 9OH = 150,7177 C 2 H 3COOH = 22,5703
31606,5956 31606,5956 C 2 H 3COOH = 183,4130 C 2 H 3COOC 4 H 9 = 7537,8788
C 2 H 3COOC 4 H 9 = 39,8724 MEHQ = 1,5220
MEHQ = 8,6247 H 2 SO 4 = 13,4383
H 2 SO 4 = 1411,4830 = 7575,4094
3389,0068
Gambar 2.1 Diagram Alir Kualitatif
79
Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat
Dari Asam Akrilat dan N-Butanol
Kapasitas 60.000 ton/tahun
Gambar PFD
Lay out pabrik adalah tempat kedudukan dan bagian – bagian pabrik yang meliputi tempat bekerja karyawan, tempat peralatan, tempat
penimbunan bahan baik bahan baku maupun produk, ditinjau dari hubungan satu dengan yang lainnya. Tata letak pabrik harus dirancang sedemikian
rupa sehingga penggunaan area pabrik effisien dan kelancaran proses produksi dapat terjamin. Jadi dalam penentuan tata letak pabrik harus dipikirkan
penempatan alat – alat produksi sehingga keamanan, keselamatan dan kenyamanan bagi karyawan dapat terpenuhi. Selain peralatan yang tercantum di
dalam flow sheet process, beberapa bangunan lain seperti kantor, bengkel, poliklinik, laboratorium, kantin, pengendali kebakaran (fire safety), pos
keamanan dan sebagainya hendaknya dapat ditempatkan pada bagian yang tidak mengganggu, ditinjau dari segi lalu lintas barang, kontrol, dan
keamanan.
Hal – hal yang harus diperhatikan dalam perancangan tata letak pabrik adalah :
1. Daerah Proses
Daerah proses adalah yang digunakan untuk menempatkan alat – alat yang berhubungan dengan proses produksi. Dimana daerah proses
ini diletakkan pada daerah yang terpisah dari bagian lain agar lebih mudah dalam pengontrolan, transportasi bahan baku dan produk.
2. Keamanan
Keamanan terhadap kemungkinan adanya kebakaran, ledakan, asap atau gas beracun benar – benar diperhatikan di dalam tata letak pabrik.
Untuk itu harus dilakukan penempatan alat – alat pengaman seperti hidran, penampung air yang cukup, penahan ledakan. Tangki
penyimpanan bahan baku ataupun produk berbahaya, harus diletakkan pada tempat yang khusus serta perlu adanya jarak antara bangunan
satu dengan yang lainnya guna memberikan pertolongan dan menyediakan jalan bagi karyawan untuk menyelamatkan diri.
Harga tanah menjadi hal yang membatasi kemampuan penyediaan area. Pemakaian tempat sesuai dengan area yang tersedia. Jika harga
tanah sangat tinggi, maka diperlukan efisiensi dalam pemakaian ruang hingga peralatan tertentu diletakkan diatas peralatan lain, ataupun
Pemasangan dan distribusi yang baik dari udara, steam dan listrik akan membantu kemudahan kerja dan perawatannya. Penempatan yang
Secara garis besar, lay out pabrik dapat dibagi dalam beberapa daerah utama yaitu :
Daerah administrasi merupakan pusat kegiatan administrasi pabrik yang mengatur kelancaran operasi. Laboratorium dan ruang kontrol
sebagai pusat pengendali proses, kualitas dan kuantitas bahan yang akan diproses serta produk yang akan dijual.
2. Daerah Proses
Merupakan daerah tempat alat – alat proses diletakkan dan proses berlangsung.
4. Daerah Utilitas
Lay out peralatan proses adalah metoda untuk meletakkan alat-alat proses sehingga diperoleh kinerja yang efisien. Dalam menentukan lay
out peralatan proses pada pabrik N-butil akrilat ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :
Pengaliran bahan baku dan produk yang tepat akan memberikan keuntungan ekonomis yang sangat besar serta menunjang kelancaran dan
keamanan produksi.
· Aliran udara
Aliran udara di dalam dan disekitar area proses perlu diperhatikan agar lancar. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya stagnasi
udara pada satu tempat yang dapat mengakibatkan akumulasi bahan kimia berbahaya yang membahayakan keselamatan kerja.
· Cahaya
Penerangan seluruh pabrik harus memenuhi pada tempat – tempat proses yang berbahaya atau berisiko tinggi perlu diberikan penerangan
tambahan.
Dalam perancangan lay out peralatan perlu diperhatikan agar pekerja dapat mencapai seluruh alat proses dengan cepat dan mudah,
sehingga jika terjadi gangguan pada alat proses dapat segera diperbaiki, dan juga keamanan pekerja selama bekerja perlu diperhatikan.
· Pertimbangan ekonomi
Dalam perancangan alat proses perlu diusahakan agar dapat menekan biaya operasi, menjamin kelancaran dan keamanan produksi pabrik
Untuk alat proses yang mempunyai suhu dan tekanan yang tinggi sebaiknya dipisahkan dari alat proses lainnya, sehingga jika terjadi
ledakan atau kebakaran pada alat tersebut tidak membahayakan alat – alat proses lainnya.
Tata letak pabrik maupun peralatan proses dapat dilihat pada gambar 2.4 dan gambar 2.5.
Skala 1 : 300
TP-05
TP-05
TP-05
TP.05
HE.03
D-01
R.02
R.01
HE.02
HE.01
TP.04
TP.03
TP.01
TP.01
TP.03
TP.01
TP.01
Skala: 1:200
TP.01
TP.01
U
BAB III
SPESIFIKASI PERALATAN PROSES
Kode : TP-01
Tipe : Tangki silinder tegak dengan dasar datar (flat bottom) dan bagian
atas conical.
Jumlah : 3 buah
Kondisi penyimpanan
· Suhu : 30 ° C
· Tekanan : 1 atm
3
Kapasitas : 5489,69 m
Diameter : 45 ft
Tinggi : 42 ft
Tebal shell
Kode : TP-02
Tipe : Tangki silinder tegak dengan dasar datar (flat bottom) dan bagian
atas conical.
Jumlah : 3 buah
Kondisi penyimpanan
· Suhu : 30 ° C
· Tekanan : 1 atm
3
Kapasitas : 4698,31 m
Diameter : 45 ft
Tinggi : 36 ft
Tebal shell
Kode : TP-03
Tipe : Tangki silinder tegak dengan dasar datar (flat bottom) dan bagian
atas conical.
Jumlah : 2 buah
Kondisi penyimpanan
· Suhu : 30 ° C
· Tekanan : 1 atm
3
Kapasitas : 723,46 m
Diameter : 30 ft
Tinggi : 18 ft
Tebal shell
Kode : TP-04
Tipe : Tangki silinder tegak dengan dasar datar (flat bottom) dan bagian
atas conical.
Jumlah : 1 buah
Kondisi penyimpanan
· Suhu : 30 ° C
· Tekanan : 1 atm
3
Kapasitas : 31,8259 m
Diameter : 10 ft
Tinggi : 18 ft
Tebal shell
Kode : TP-05
Tipe : Tangki silinder tegak dengan dasar datar (flat bottom) dan bagian
atas conical.
Jumlah : 4 buah
Kondisi penyimpanan
· Suhu : 30 ° C
· Tekanan : 1 atm
3
Kapasitas : 7810,66 m
Diameter : 70 ft
Tinggi : 18 ft
Tebal shell
3.6. Reaktor 01
Kode : R-01
O
· Suhu = 80 C
· Tekanan = 1 atm
Dimensi reaktor
· Diameter : 2,1758 m
· Tinggi : 4,3517 m
Koil Pendingin
· Diameter : 1,4143 m
Pengaduk
bafles
· Motor : 11 Hp
3.7. Reaktor 02
Kode : R-02
O
· Suhu = 80 C
· Tekanan = 1 atm
Dimensi reaktor
· Diameter : 2,1758 m
· Tinggi : 4,3517 m
Koil Pemanas
· Diameter : 1,4143 m
Pengaduk
bafles
· Motor : 11 Hp
Kode : D-01
Fungsi : Memisahkan fase anorganik (asam sulfat dan air) dari fase
organik (asam akrilat, n-butanol dan n-butil akrilat)
Tipe : Horizontal, Cylindrical Vessel
Jumlah : 1 buah
Kondisi operasi
· Tekanan : 1 atm
· Suhu : 80 °C
Spesifikasi :
Kode : MD-01
Fungsi : Memisahkan Asam Akrilat, n-butanol dari produk untuk direcycle reaktor 01 (R-01).
Jumlah : 1 buah
Kondisi operasi
Ukuran Packing : 75 mm
3.10. ACCUMULATOR 01
Kode : AC- 01
O
· Suhu = 81,3035 C
Dimensi
· Diameter : 2,4932 m
· Panjang : 7,4797 m
3.11. KONDENSOR 01
Kode : CD-01
Jumlah : 1 buah
Spesifikasi
2
· Luas area transfer : 96,8392 m
· Shell
o
§ Suhu : 82,74 C
§ Dimeter : 0,9906 m
· Tube
§ Suhu : 30 °C
L : 1,2192 m n : 290
3.12. REBOILER 01
Kode : RB-01
Jumlah : 1
Spesifikasi
2
· Luas area transfer : 136,7269 m
· Shell
o
§ Suhu : 102,66 C
§ Dimeter : 0,9398 m
· Tube
§ Fluida : Steam
§ Suhu : 176,67 °C
L : 2,7432 m n : 60
Kode : HE-01
Fungsi : Memanaskan umpan asam akrilat, asam sulfat dan MEHQ dari Tangki TP-02, TP-03 dan TP-04
Spesifikasi
2
· Luas area transfer : 5,393 m
· Hairpin
§ Jumlah hairpin : 4
§ Panjang : 2,4384 m
§ Suhu keluar : 60 °C
· Rd required : 0,001
Kode : HE-03
Spesifikasi
2
· Luas area transfer : 2,0225 m
· Hairpin
§ Jumlah hairpin : 2
§ Panjang : 1,8288 m
§ Suhu masuk : 80 °C
· Rd required : 0,001
Kode : HE 04
Fungsi : Mendinginkan hasil bawah Menara Distilasi MD –01 dari HE-01 sebelum disimpan di Tangki TP
05
Jumlah : 1
Spesifikasi
2
· Luas area transfer : 6,7410 m
· Hairpin
§ Jumlah hairpin : 4
§ Panjang : 3,048 m
§ Suhu keluar : 50 °C
§ Suhu masuk : 35 °C
§ Suhu keluar : 45 °C
· Rd required : 0,001
3.16. POMPA 01
Kode : P-01
Jumlah : 1 buah
3
Kapasitas : 5,9515 m /j
§ D nominal size : 6 in
§ No. Schedule : 40
§ ID : 6,065 in
§ OD : 6,625 in
3.17. POMPA 02
Kode : P-02
Fungsi : Memompa bahan baku Asam Akrilat dari Tangki TP-02 ke reaktor
Jumlah : 1 buah
3
Kapasitas : 5,6230 m /j
§ No. Schedule : 40
§ ID : 2,469 in
§ OD : 2,88 in
3.18. POMPA 03
Kode : P-03
Fungsi : Memompa bahan baku Asam Sulfat dari Tangki TP-03 ke reaktor
Jumlah : 1 buah
3
Kapasitas : 1,7917 m /j
§ D nominal size : 2 ½ in
§ No. Schedule : 40
§ ID : 2,469 in
§ OD : 2,88 in
3.19. POMPA 04
Kode : P-04
Jumlah : 1 buah
3
Kapasitas : 5,6230 m /j
§ No. Schedule : 40
§ ID : 2,469 in
§ OD : 2,88 in
3.20. POMPA 05
Kode : P-05
Jumlah : 1 buah
3
Kapasitas : 38,9497 m /j
§ D nominal size : 6 in
§ No. Schedule : 40
§ ID : 6,065 in
§ OD : 6,625 in
3.21. POMPA 06
Kode : P-06
Jumlah : 1 buah
3
Kapasitas : 38,9497 m /j
§ D nominal size : 6 in
§ No. Schedule : 40
§ ID : 6,065 in
§ OD : 6,625 in
3.22. POMPA 07
Kode : P-07
Jumlah : 1 buah
3
Kapasitas : 4,1993 m /j
§ D nominal size : 1 ¼ in
§ No. Schedule : 40
§ ID : 1,38 in
§ OD : 1,66 in
3.23. POMPA 08
Kode : P-08
Jumlah : 1 buah
3
Kapasitas : 3,1682 m /j
§ No. Schedule : 40
§ ID : 0,824 in
§ OD : 1,05 in
3.24. POMPA 09
Kode : P-09
Jumlah : 1 buah
3
Kapasitas : 65,0101 m /j
§ D nominal size : 6 in
§ No. Schedule : 40
§ ID : 6,065 in
§ OD : 6,625 in
3.25. POMPA 10
Kode : P-10
Fungsi : Memompa hasil bawah menara distilasi MD-01 ke tangki produk TP-05
Jumlah : 1 buah
3
Kapasitas : 538,9242 m /j
§ No. Schedule : 40
§ ID : 1,66 in
§ OD : 1,442 in
Kode : Ej-01
Jumlah : 1 buah
Diameter : 2 inch
BAB IV
Unit pendukung proses atau yang lebih dikenal dengan sebutan utilitas merupakan unit penunjang proses produksi yang merupakan bagian
penting untuk menunjang berlangsungnya proses suatu pabrik. Utilitas di pabrik N-Butil Akrilat dirancang antara lain meliputi unit pengadaaan air, unit
pengadaan steam, unit pengadaan udara tekan, unit pengadaan listrik, unit pengadaan bahan bakar dan unit pengolahan limbah.
Unit ini bertugas menyediakan dan mengolah air sungai untuk memenuhi
a. Air pendingin
Unit ini bertugas untuk menyediakan kebutuhan steam sebagai media pemanas untuk alat–alat heat exchanger dan reboiler
Unit ini bertugas untuk menyediakan udara tekan untuk kebutuhan instrumentasi pneumatic ,untuk penyediaan udara tekan di bengkel, dan
Unit ini bertugas menyediakan bahan bakar untuk kebutuhan boiler dan
generator.
6. Unit pengolahan limbah
Unit ini bertugas untuk pengolahan bahan-bahan buangan atau hasil
samping reaksi contohnya : Air, Asam Sulfat, Asam akrilat, N-Butil Akrilat, n-
Butanol, dan MEHQ.
serta material penyebab foaming, oksigen bebas dan kadang mengandung asam, sehingga harus menjalani proses pengolahan terlebih dahulu. Tahapan
padatan atau lumpur yang terdapat di dalam air dengan menggunakan gaya
Proses ini bertujuan untuk menghilangkan besi yang terlarut dalam air.
yang tidak larut. Proses aerasi dilakukan dalam suatu unit yang disebut
keadaan netral.
penginjeksian :
b. Kalsium hipoklorit yang berfungsi sebagai disinfektan. Konsentrasi kalsium hipoklorit dijaga sekitar 0,8 – 1 ppm.
Aerator ini sekaligus berfungsi sebagai clarifier untuk mengendapkan floc-floc yang terbentuk. Lumpur yang diendapkan di blow down,
4. Filtrasi, Air ini dilewatkan melalui sand filter (pada tangki penyaring),
Skema pengolahan air ditunjukan pada gambar 4.1 Jumlah air sungai
yang dibutuhkan sebagai media pendingin, kebutuhan umpan air boiler dan
Air Pendingin
dan
Air Konsumssi umum dan sanitasi
Alasan digunakannya air sebagai media pendingin adalah karena faktor-faktor sebagai berikut :
a. Air dapat diperoleh dalam jumlah yang besar dengan biaya murah.
d. Tidak terdekomposisi.
Air pendingin ini digunakan sebagai pendingin pada kondensor, heat exchanger dan cooler. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
Disini air pendingin dari tangki penampungan air pendingin dipompa ke cooler dan condenser, setelah terjadi transfer panas air
didinginkan kembali dengan menggunakan cooling tower. Pada saat pendinginan di cooling tower terjadi penguapan sehingga diperlukan make up
3
water sebesar 16,5812 m /jam.
2. Jumlah : 1 buah
3
3. Jumlah air yang didinginkan : 847,5910 m /jam
Untuk kebutuhan umpan boiler air yang digunakan air yang kualitasnya lebih baik dari pada air untuk pendingin. Beberapa hal yang perlu
Korosi yang terjadi di dalam boiler disebabkan karena air mengandung larutan-larutan asam dan gas-gas yang terlarut.
Pembentukan kerak disebabkan karena adanya kesadahan yang biasanya berupa garam-garam karbonat dan silikat.
Air yang digunakan pada proses pemanasan bisa menyebabkan foaming pada boiler karena adanya zat-zat organik, anorganik, dan zat-zat
yang tidak larut dalam jumlah besar. Efek pembusaan terjadi pada alkalinitas tinggi dan adanya gas CO2.
pada awal start up pabrik, untuk kebutuhan selanjutnya hanya air make up saja yang diperlukan. Jumlah air untuk keperluan make up air umpan boiler
3
adalah sebesar 3476,343 kg/jam atau laju alir 3,49745 m /jam. Air umpan boiler biasanya digunakan lagi setelah digunakan dan terkondensasi.
Air yang telah mengalami pengolahan tahap awal yang ditampung dalam TU-01 perlu mengalami pengolahan lebih lanjut agar dapat
digunakan sebagai air umpan boiler. Tahapan pengolahan air menjadi air umpan boiler meliputi :
a. Demineralisasi, merupakan unit penukar ion atau ion exchanger untuk menghilangkan kesadahan pada air yang akan memungkinkan
+ +
terjadinya kerak pada boiler. Kesadahan ini umumnya disebabkan adanya ion Ca dan Mg . Proses ini dilakukan dengan ion
+ +
exchanger yang berisi natrium resin (NaR), selama proses pelunakan ion Ca dan Mg dalam air diikat oleh natrium resin membentuk
+
CaR2 dan MgR2, dan digantikan oleh ion Na . Setelah digunakan untuk jangka waktu tertentu maka daya serap NaR akan turun
sehingga perlu diaktifkan lagi dengan menggunakan larutan NaCl, dan CaCl2 dan MgCl2 yang terbentuk dibuang. Sehingga perlu
digunakan 2 buah ion exchanger, agar pada saat salah satu diregenerasi ion exchanger lainya digunakan untuk proses.
b. Deaerator, merupakan unit untuk menghilangkan gas-gas yang terlarut terutama O2 yang dapat menyebabkan korosi dan CO2 yang dapat
· Dengan pemanasan awal, sehingga diharapkan kelarutan gas-gas dalam air akan berkurang.
beberapa syarat, yang meliputi syarat fisik, syarat kimia, dan syarat
bakteriologis.
Syarat fisik:
b. warna jernih
Syarat kimia:
b. tidak beracun
Syarat bakteriologis :
Jumlah yang dibutuhkan adalah sebesar 1925,81 kg/jam atau laju alir sebesar
1,9375 m3/jam.
Ke dalam air dari tangki TU-01 yang telah mengalami pengolahan air tahap
ppm. Untuk menjaga pH air minum, ditambah larutan Ca(OH)2 sehingga pH-
merupakan suatu kebutuhan yang tak terduga namun harus selalu siap. Air
diambil dari kolam penampungan air pendingin dan dari tangki air pendingin
kebakaran.
Suhu = 177 oC
Spesifikasi Boiler :
2. Jumlah : 2 buah
diperkirakan sebesar 200 m3/jam, tekanan 124 psi dan suhu 30 °C. Alat
pendingin untuk mengkondensasikan air yang masih terikut dan water trap
yang berisi silica gel untuk menyerap kandungan air sampai diperoleh
Suhu udara : 30 °C
Efisiensi : 80 %
Daya kompresor : 24 HP
Jumlah : 1 buah
PLN dan generator pabrik, hal ini bertujuan agar pasokan tenaga listrik dapat
transformer.
3. Listrik untuk AC = 15 kW
Jumlah kebutuhan listrik sebesar ini disuplai oleh PLN. Jika diasumsikan
Tipe : AC generator
Kapasitas : 400 kW
Efisiensi : 80 %
Jumlah : 1 buah
kebutuhan bahan bakar pada boiler dan generator. Jenis bahan bakar yang
1. mudah didapat
2. pasokan terjamin
- Efisiensi : 80 %
= 52869,089 L/hari
Limbah cair yang dibuang masih mengandung Asam Sulfat, Asam akrilat dan n-butanol dalam jumlah cukup besar, sehingga sebelum
dibuang ke lingkungan perlu dinetralkan terlebih dahulu dengan menggunakan NaOH dan diendapkan, air yang dipisahkan dapat dibuang ke
akrilat direaksikan dengan bahan lumpur aktif di dalam sebuah bak, selanjutnya hasil keluaran dari bak lumpur aktif dialirkan ke bak
pengendap untuk memisahkan limbah yang sudah diolah dengan lumpur aktif yang terikut, kemudian lumpur aktif yang terendapkan dipompa kembali
4.2. Laboratorium
Laboratorium merupakan bagian yang sangat penting dalam menunjang kelancaran proses produksi dan menjaga mutu produk. Dengan
data yang diperoleh dari laboratorium maka proses produksi akan selalu dapat dikontrol dan dijaga mutu produk sesuai dengan spesifikasi yang
Laboratorium berada dibawah bidang produksi yang mempunyai tugas pokok antara lain :
2. Sebagai pengontrol terhadap proses produksi dengan melakukan analisa terhadap pencemaran lingkungan.
3. Sebagai pengontrol terhadap mutu air pendingin, air umpan boiler dan lain-lain yang berkaitan langsung dengan proses produksi.
Laboratorium melaksanakan kerja 24 jam sehari dalam kelompok kerja shift dan non shift :
1. Kelompok shift
Kelompok ini melaksanakan tugas pemantauan dan analisa–analisa rutin terhadap proses produksi. Dalam melaksanakan tugasnya,
kelompok ini menggunakan sistem bergilir, yaitu sistem kerja shift selama 24 jam dengan dibagi menjadi 4 shift. Masing-masing shift
Kelompok ini mempunyai tugas melakukan analisa khusus yaitu analisa yang sifatnya tidak rutin dan menyediakan reagen kimia yang
diperlukan di laboratorium. Dalam rangka membantu kelancaran pekerjaan kelompok shift, kelompok ini melaksanakan tugasnya di
a. Laboratorium fisik
b. Laboratorium analitik
Bagian ini bertugas mengadakan pemeriksaan atau pengamatan terhadap sifat-sifat bahan baku dan produk. Pengamatan yang dilakukan
Bagian ini bertujuan untuk mengadakan penelitian, contohnya perlindungan terhadap lingkungan. Disamping mengadakan
penelitian rutin, laboratorium ini juga mengadakan penelitian yang sifatnya non rutin, misalnya penelitian terhadap produk di unit tertentu
yang tidak biasanya dilakukan penelitian guna mendapatkan alternatif lain terhadap penggunaan bahan baku.
4. Atomic Absorbtion Spectrophotometer (AAS), untuk menganalisa kadar bahan baku dan produk.
BAB V
MANAJEMEN PERUSAHAAN
Alasan dipilihnya bentuk perusahaan ini adalah didasarkan atas beberapa faktor berikut :
1. Mudah untuk mendapatkan modal, yaitu dengan menjual saham perusahaan kepada publik.
2. Tanggung jawab pemegang saham terbatas, sehingga kelancaran produksi hanya dipegang oleh pimpinan perusahaan.
3. Pemilik dan pengurus perusahaan terpisah satu sama lain, pemilik perusahaan adalah para pemegang saham dan pengurus perusahaan
a. pemegang saham
c. karyawan perusahaan.
Para pemegang saham dapat memilih orang yang ahli sebagai dewan
95
komisaris dan direktur utama yang cukup cakap dan berpengalaman.
6. Lapangan usaha lebih luas
Suatu Perseroan Terbatas dapat menarik modal yang sangat besar dari
masyarakat, sehingga dengan modal ini PT dapat memperluas usahanya.
Salah satu faktor yang menunjang kemajuan perusahaan adalah struktur organisasi yang terdapat dan dipergunakan oleh perusahaan
tersebut. Untuk mendapatkan suatu sistem yang terbaik, maka perlu diperhatikan beberapa pedoman antara lain :
· Pendelegasian wewenang
Dengan berpedoman pada pedoman tersebut maka dipilih struktur organisasi yang baik yaitu sistim line and staff. Pada sistem ini garis kekuasaan lebih
sederhana dan praktis. Demikian pula kebaikan dalam pembagian tugas kerja seperti yang terdapat dalam sistem, organisasi fungsional, sehingga
seorang karyawan hanya akan bertanggung jawab pada seorang atasan saja. Sedangkan untuk mencapai kelancaran produksi maka perlu dibentuk staf
ahli yang terdiri dari orang-orang ahli di bidangnya. Staf ahli akan memberi bantuan pemikiran dan nasehat kepada tingkat pengawas, demi tercapainya
tujuan perusahaan.
Ada 2 kelompok orang yang berpengaruh dalam menjalankan organisasi garis dan staf ini, yaitu:
1. Sebagai garis atau lini yaitu orang-orang yang melaksanakan tugas pokok organisasi dalam rangka mencapai tujuan.
2. Sebagai staf yaitu orang-orang yang melakukan tugas sesuai dengan keahliannya dalam hal ini berfungsi untuk memberi saran-saran kepada
unit operasional.
Pemegang saham sebagai pemilik perusahaan dalam pelaksanaan tugas sehari-harinya diwakili oleh dewan komisaris, sedangkan tugas
untuk menjalankan perusahaan dilaksanakan oleh direktur utama dibantu oleh direktur produksi dan teknik, direktur keuangan dan umum, selain itu
masih terdapat staff ahli dan litbang yang berada langsung dibawah (bertanggung jawab langsung) direktur utama. Direktur produksi dan teknik
membawahi bidang produksi, dan teknik, sedangkan direktur keuangan dan umum membawahi bidang keuangan dan umum., dan direktur pemasaran
dan logistik membawahi bidang pemasaran dan logistik. Direktur-direktur ini membawahi beberapa kepala bagian yang akan bertanggung jawab
membawahi atas bagian dalam perusahaan, sebagai bagian dari pendelegasian wewenang dan tanggung jawab. Masing-masing kepala bagian
membawahi beberapa seksi dan masing-masing seksi akan membawahi beberapa karyawan perusahaan pada masing-masing bidangnya. Karyawan
perusahaan akan dibagi dalam beberapa kelompok regu yang setiap kepala regu akan bertanggung jawab kepada pengawas masing-masing seksi. Bagan
5.3.1.Pemegang Saham
Pemegang saham adalah beberapa orang yang mengumpulkan modal untuk kepentingan pendirian dan berjalannya operasi perusahaan
tersebut. Kekuasaan tertinggi pada perusahaan yang mempunyai bentuk PT (Perseroan Terbatas) adalah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Pada
· Mengesahkan hasil-hasil usaha serta neraca perhitungan untung-rugi tahunan dari perusahaan.
5.3.2.Dewan Komisaris
Dewan komisaris merupakan pelaksana tugas sehari-hari dari pemilik saham, sehingga dewan komisaris akan bertanggung jawab kepada
pemilik saham.
· Menilai dan menyetujui rencana direksi tentang kebijakan umum, target perusahaan, alokasi sumber-sumber dana dan pengarahan
pemasaran.
5.3.3.Dewan Direksi
Direktur utama merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan dan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap maju mundurnya
perusahaan. Direktur utama bertanggung jawab terhadap dewan komisaris atas segala tindakan dan kebijaksanaan yang diambil sebagai pimpinan
perusahaan. Direktur utama membawahi direktur produksi dan teknik dan direktur keuangan dan umum.
· Melaksanakan kebijakan perusahaan dan mempertanggungjawabkan pekerjaannya pada pemegang saham pada akhir jabatannya.
· Menjaga stabilitas organisasi perusahaan dan membuat kontinuitas hubungan yang baik antara pemilik saham, pimpinan, konsumen dan
karyawan.
· Mengangkat dan memberhentikan kepala bagian dengan persetujuan rapat umum pemegang saham.
· Mengkoordinasikan kerja sama dengan direktur produksi dan teknik dan direktur keuangan dan umum.
· Bertanggung jawab kepada direktur utama dalam bidang produksi, teknik dan pemasaran.
· Mengkoordinasikan, mengatur dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan kepala-kepala bagian yang menjadi bawahannya.
· Bertanggung jawab kepada direktur utama dalam bidang keuangan, logistik dan pelayanan umum.
· Mengkoordinasikan, mengatur dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan kepala-kepala bagian yang menjadi bawahannya.
· Mengkoordinasikan, mengatur dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan kepala-kepala bagian yang menjadi bawahannya.
Staf ahli terdiri dari tenaga-tenaga ahli yang bertugas membantu direktur dalam menjalankan tugasnya baik yang berhubungan dengan
teknik maupun administrasi. Staf ahli bertanggung jawab kepada direktur utama sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing.
Penelitian dan pengembangan terdiri dari ahli-ahli atau sarjana-sarjana sebagai pembantu direksi dan bertanggung jawab kepada direksi.
1. Departemen penelitian
2. Departemen pengembangan
Secara umum tugas kepala bagian adalah mengkoordinasi, mengatur dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan dalam lingkungan bagiannya
sesuai dengan garis-garis yang diberikan oleh perusahaan. Kepala bagian bertanggung jawab kepada direktur utama yang terdiri dari:
Bertanggung jawab kepada direktur produksi dalam bidang mutu dan kelancaran produksi.
· Menjalankan tindakan seperlunya pada peralatan produksi yang mengalami kerusakan, sebelum diperbaiki oleh seksi yang berwenang.
· Menangani hal-hal yang dapat mengancam keselamatan kerja dan mengurangi potensi bahaya yang ada.
Bertanggung jawab kepada direktur produksi dan teknik dalam bidang pemeliharaan peralatan dan utilitas.
2. Seksi utilitas
· Melaksanakan dan mengatur sarana utilitas untuk memenuhi kebutuhan proses, kebutuhan uap, air dan tenaga listrik.
Kepala bagian keuangan bertanggung jawab kepada direktur keuangan dan umum dalam bidang administrasi dan keuangan.
· Menyelenggarakan pencatatan hutang piutang, administrasi persediaan kantor dan pembukuan serta masalah pajak.
· Menghitung penguanaan uang perusahaan, mengamankan uang dan membuat prediksi keuangan masa depan.
Bertanggung jawab kepada direktur keuangan dan umum dalam bidang personalia, hubungan masyarakat dan keamanan.
· Membina tenaga kerja dan menciptakan suasana kerja yang baik antara pekerja dan pekerjaannya serta lingkungannya supaya tidak
· Mengusahakan disiplin kerja yang tinggi dalam menciptakan kondisi kerja yang dinamis.
· Mengawasi keluar masuknya orang-orang, baik karyawan maupun yang bukan dari lingkungan perusahaan.
· Mengetahui harga pasaran dan mutu bahan baku serta mengatur keluar masuknya bahan dan alat dari gudang.
Bertanggung jawab kepada direktur pemasaran dalam bidang pemasaran hasil produksi.
Merupakan pelaksana pekerjaan dalam lingkungan bagiannya sesuai dengan rencana yang telah diatur oleh kepala bagian masing-masing,
agar diperoleh hasil yang maksimum dan efektif selama berlangsungnya proses produksi. Setiap kepala seksi bertanggung jawab terhadap kepala bagian
Pabrik n-butil akrilat direncanakan beroperasi selama 330 hari dalam satu tahun dan proses produksi berlangsung 24 jam per hari. Sisa
hari yang bukan hari libur digunakan untuk perbaikan dan perawatan (shut down pabrik). Sedangkan pembagian jam kerja karyawan digolongkan dalam
Karyawan non shift adalah para karyawan yang tidak menangani proses. Yang termasuk karyawan harian adalah direktur, staf ahli,
kepala bagian, kepala seksi serta bawahan yang ada di kantor. Karyawan harian dalam satu minggu akan bekerja selama 6 hari dengan jadwal
jam kerja :
jam istirahat:
2. Karyawan shift
Karyawan shift adalah karyawan yang secara langsung menangani proses produksi atau mangatur bagian-bagian tertentu dari pabrik yang
mempunyai hubungan dengan masalah keamanan dan kelancaran produksi. Yang termasuk karyawan shift antara lain: operator produksi, sebagian dari
Para karyawan shift akan bekerja bergantian sehari semalam, dengan pengaturan sebagai berikut:
Untuk karyawan shift ini dibagi dalam 4 regu (A, B, C, D) dimana 3 regu bekerja dan 1 regu istirahat dan dikenakan secara bergantian. Tiap
regu akan mendapat giliran 3 hari kerja dan 1 hari libur tiap-tiap shift dan masuk lagi untuk shift berikutnya. Jumlah karyawan shift sebanyak 56 orang.
Tiap regu terdiri dari 14 orang karyawan. Jadwal pembagian kelompok shift dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Kelancaran produksi dari suatu pabrik sangat dipengaruhi oleh faktor kedisiplinan karyawannya. Untuk itu kepada seluruh karyawan
diberlakukan absensi dan masalah absensi ini akan digunakan pimpinan perusahaan sebagai dasar dalam mengembangkan karier para karyawan dalam
perusahaan.
Pada pabrik n-butil akrilat ini sistim upah karyawan berbeda-beda tergantung pada status karyawan, kedudukan, tanggung jawab dan
keahlian.
1. Karyawan tetap
Yaitu karyawan yang diangkat dan diberhentikan dengan Surat Keputusan (SK) direksi dan mendapat gaji bulanan sesuai dengan kedudukan,
keahlian dan masa kerja.
2. Karyawan harian
Yaitu karyawan yang diangkat dan diberhentikan direksi tanpa Surat Keputusan (SK) direksi dan mendapat upah harian yang dibayar tiap akhir
pekan.
3. Karyawan borongan
Yaitu karyawan yang digunakan oleh pabrik bila diperlukan saja. Karyawan ini menerima upah borongan untuk suatu perusahaan.
Jumlah karyawan harus ditentukan secara tepat sehingga semua pekerjaan yang ada dapat diselesaikan dengan baik dan efisien. Perincian
5. Litbang 2 orang
6. Sekretaris 3 orang
1. Tunjangan
· Gaji pokok yang diberikan berdasarkan golongan karyawan yang bersangkutan dan bonus bagi karyawan berprestasi.
· Tunjangan lembur yang diberikan kepada karyawan yang bekerja di luar jam kerja berdasarkan jumlah jam kerja
2. Cuti
· Cuti tahunan diberikan kepada setiap karyawan selama 12 hari kerja dalam 1 tahun
· Cuti sakit diberikan pada karyawan yang menderita sakit berdasarkan keterangan dokter.
3. Pakaian kerja
Pakaian kerja diberikan pada setiap karyawan sejumlah 3 pasang untuk setiap tahunnya
4. Pengobatan
a. Biaya pengobatan bagi karyawan yang menderita sakit yang diakibatkan oleh kerja ditanggung oleh perusahaan sesuai dengan undang-
b. Biaya pengobatan bagi karyawan yang menderita sakit tidak disebabkan oleh kecelakaan kerja diatur berdasarkan kebijaksanaan
perusahaan.
BAB VI
ANALISA EKONOMI
Pada perancangan pabrik N-Butil Akrilat ini dilakukan evaluasi atau penilaian investasi dengan maksud untuk
mengetahui apakah pabrik yang dirancang ini dapat menguntungkan atau tidak. Yang terpenting dari perancangan ini
adalah estimasi harga dari alat – alat, karena harga ini dipakai sebagai dasar untuk melakukan analisa ekonomi. Analisa
ekonomi dipakai untuk mendapatkan perkiraaan/estimasi tentang kelayakan investasi modal dalam suatu kegiatan produksi
suatu pabrik dengan meninjau kebutuhan modal investasi, besarnya laba yang diperoleh, lamanya modal investasi dapat
dikembalikan dan terjadinya titik impas . Selain itu analisa ekonomi dimaksudkan untuk mengetahui apakah pabrik yang
Untuk itu pada perancangan pabrik N-Butil Akrilat ini, kelayakan investasi modal yang akan dianalisa meliputi
a. Profitability
Adalah selisih antara total penjualan produk dengan total biaya produksi yang dikeluarkan
Adalah titik dimana pabrik tersebut mengalami kerugian sebesar fixed cost.
a. Modal Tetap
b. Modal Kerja
a. Manufacturing cost
b. General Expense
Harga peralatan pabrik bisa diperkirakan dengan metode yang dikonversikan dengan keadaan yang ada sekarang
ini. Penentuan harga peralatan dilakukan dengan menggunakan data indeks harga.
1991 361.3
1992 358.2
1993 359.2
1994 368.1
1995 381.1
1996 381.7
1997 386.5
1998 389.5
1999 390.6
2000 394.1
2001 394.3
2002 390.4
Nx
Ex = Ey.
Ny
Dengan :
1. Pembangunan fisik pabrik akan dilaksanakan pada tahun 2012 dengan masa konstruksi dan instalasi selama 2
tahun dan pabrik dapat beroperasi secara komersial pada awal tahun 2014.
6. Shut down pabrik dilaksanakan selama 35 hari dalam satu tahun untuk perbaikan alat-alat pabrik.
7. Umur alat-alat pabrik diperkirakan 10 tahun kecuali alat-alat tertentu (umur pompa adalah 5 tahun).
7. Bangunan 3.370.182,73 0
= Rp. 1.933.049.719.737
3. Supervisi 0 1.200.000.000
4. Maintenance 973.985,40 0
7. Utilitas 0 2.892.382.545.871
2. Laboratory 0 378.000.000
1. Depresiasi 0 32.466.179.885
3. Asuransi 0 3.246.617.989
Rp 38.959.415.863
= Rp. 5.022.261.675.784
General Expense
1. Administrasi 0 5.326.800.000
2. Sales 0 753.339.251.368
3. Riset 0 401.780.934.063
4. Finance 0 86.912.632.021
= Rp. 6.269.621.293.236
Rp.618.378.706.764
= x100%
Rp. 324.661.798.850
= 190,47 %
Rp. 123.675.741.353
= x100%
Rp. 324.661.798.850
= 152,37 %
FCI
POT sebelum pajak =
Keuntungan Sebelum Pajak + Depresiasi
Rp. 324.661.798.850
=
Rp. 618.378.706.764 + Rp32.466.179.885
= 0,50 tahun
FCI
POT setelah pajak =
Keuntungan Setelah Pajak + Depresiasi
Rp. 324.661.798.850
=
Rp. 494.702.956.411 + Rp.32.466.179.885
= 0,62 tahun
Fa Rp. 38.959.415.862
Total Rp 4.969.266.427.861
BEP = Fa + 0 . 3 Ra
x100 %
Sa - Va - 0 . 7 Ra
= Rp.38.989.415.682 + 0,3xRp.1.266.375.449.512
Rp.6.888.000.000.000 - Rp.4.969.266.427.861 - 0,7 xRp. 1.266.375.449.512
= 40,58 %
SDP = 0 . 3 Ra
x100 %
Sa - Va - 0 . 7 Ra
= 0,3xRp.1.266.375.449.512
Rp. 6.888.000.000.000 - Rp.4.969.266.427.861 - 0,7Rp.2.266.375.449.512
= 36,80 %
FC I = Rp 324.661.798.850
WC = Rp. 1.608.387.920.887
SV = 0
= Rp. 527.169.145.297
n n-1 n-2
(FCI + WC) (1 + i) = Wc + Sv + C {(1+i) + (1+i) + …+ (1+i) + 1}
Hasil Kelayakan
Prarancangan
SDP 36,80 %
DCF 16,65 % 6%
Dari analisa ekonomi yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa pendirian pabrik N-Butil Akrilat
800
700
600
Error!
Nilai x Rp 1.000.000.000
Ra
500
Sa
400
BEP
300 SDP
Va
200
100
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Fa
kapasitas (%)
Keterangan :
Va = Variabel cost
Ra = Regulated cost
Sa = Penjualan ( sales )
DAFTAR PUSTAKA
Aries,R.S. and Newton, R.D. 1955. Chemical Engineering Cost Estimation. McGraw Hill International Book Company. New York
ed
Brown, G.G. 1978. Unit Operation. 3 edtions. McGraw Hill International Book Company. Tokyo
st
Brownell, L.E. and Young, E.H. 1959. Process Equipment Design. 1 edtions. John Wiley & Sons Inc. New York
Coulson, J.M. and Richardson, J.F. 1983. An Introduction to Chemical Engineering. Allyn and Bacon Inc. Massachusets
Evans, F.C. 1994. Equipment Design Handbook for Refineries and Chemical Plants. Gulf Publishing Inc. Houston
Geankoplis, C.J.and J.F. Richardson. Design Transport Process and Unit Operation. 1989. Pegamon Press. Singapore
Kern, D.Q. 1983. Process Heat Transfer. McGraw Hill International Book Company. Tokyo
rd
Kirk, R.E. & Othmer, D. F. 1983. Encyclopedia of Chemical Technology. Vol…3 edition. A Wiley Interscience Publisher Inc. New York
nd
Levenspiel, O. 1972. Chemical Reaction Engineering. 2 edition. John Wiley and Sons Inc. Singapore
th
Mc Cabe, W.I and Smith, J.C. 1985. Unit Operation of Chemical Engineering. 4 edition. McGraw Hill Book Company. Singapore
th
Morrison, R.T. and Boyd, R.N. , 1983, Organic Chemistry ,4 Edition, Allyn and Bacon Inc. Singapore
th
Perry, R.H. and Green, D.W. 1984. Perry’s Chemical Engineer’s Handbook. 3 edition. McGraw Hill Book Company. Singapore
th
Perry, R.H. and Green, D.W. 1984. Perry’s Chemical Engineer’s Handbook. 7 edition. McGraw Hill Book Company. Singapore
ed
Rase, Howard F. 1981. Chemical Reactor Design for Process Plant. 3 edtions. McGraw Hill International Book Company. Tokyo
ed
Sauselein, Theodore B. 1981. Boiler Operaotor’s Exam Preparation Guide. 3 edtions. McGraw Hill International Book Company. Tokyo
ed
Sherwood and Reid. 1981. Property of Gas and Liquids. 3 edtions. McGraw Hill International Book Company. Tokyo
th
Smith, J.M and Van Ness, H.C. 1987. Introduction to Chemical Engineering Thermodynamics. 4 edition. McGraw Hill International Book Company.
Tokyo
ed
Timmerhauss, K.D. and Peters, M.S. 1991. Plant Design and Economics for Chemical Engineering.3 edtions. McGraw Hill International Book
Company. Singapore
ed
Treyball, R.E. 1978. Mass Transfer Operation. 2 edition. McGraw Hill International Book Company. Singapore
Ulrich, G.D 1984. A Guide To Chemical Engineering Process Design and Economics. John Wiley and Sons Inc. Kanada
th
Vilbrandt, F.C and Dryden, C.E. 1959. Chemical Engineering Plant Design. 4 edition. McGraw Hill International Book Company. Kogakusha ltd.
Tokyo
ed
Wallas, S.M. 1988. Chemical Process Equipment (Selection and Design). 3 editions. Butterworths. United States of America
Winarto, F.G., 1986, Air Untuk industri pangan, P.T. Gramedia, Jakarta
Yaws, C.L. 1999. Chemical Properties Handbook. McGraw Hill Company. New York
NERACA MASSA
PRARANCANGAN PABRIK N-BUTIL AKRILAT
DARI ASAM AKRILAT DAN N-BUTANOL
DENGAN KATALIS ASAM SULFAT
kg
= 7575,4094
jam
(9) B
A
AA
AA
NBA
(1) MEHQ
A
AS
A (6) B
(2)
A
B
(3)
AA
NBA
AS Reaktor
MEHQ
MEHQ
(4) AS
Arus 1 : Merupakan umpan fresh feed Asam Akrilat yang mengandung
AA dan A.
Arus 2 : Merupakan umpan fresh feed N-Butanol yang mengandung B dan A.
Arus 3 : Merupakan umpan fresh feed Asam Sulfat yang mengandung AS dan A
Arus 4 : Merupakan umpan fresh feed MEHQ yang mengandung MEHQ.
Arus 6 : Merupakan Produk keluar reaktor yang terdiri dari A, B, AA,
NBA, SA, dan MEHQ.
Asumsi
Kandungan NBA dalam produk = 7575,4094 kg/jam x 99,5%
= 7537,8788 kg/jam
= 58,8113 kmol / jam
Dari US Patent 3.875.212 (1975), untuk dapat menjalankan reaksi tersebut diatas membutuhkan katalis Asam Sulfat sebanyak 5 % dari bahan baku
yang masuk reaktor.
SA(6) = SA(3)
= SAfresh feed
= 14,5291 kmol/jam
= 1424,9213 kg/jam
MEHQ(6) = MEHQ(4)
= MEHQfresh feed
= 0,0817 kmol/jam
= 10,1467 kg/jam
Dengan menyusun program komputer dapat diperoleh volum dan jumlah reactor yang optimum, yaitu 2 reaktor dengan konversi pada
reaktor pertama 0,6865509 dan masuk reaktor kedua sampai konversi 0,9.
A
A (6) (8) B
B AA
Decanter
AA NBA
NBA MEHQ
MEHQ A
AS
AS (7) B
AA
Data Kelarutan masing-masing dalam 100 g H2O : NBA
1. N-Butil akrilat = 2,5 g MEHQ
AS
2. N-Butanol = 9,5 g
5. MEHQ = 0,7 g
= 8,6247 kg/jam
MEHQ (8) = 10,1467 - 8,6247
=
LAMPIRAN
NERACA PANAS
= - 70,06 kJ/mol
0
Harga DHR negatif berarti reaksi esterifikasi ini bersifat eksotermis.
DH1 DH2
ΔHR 298 K
Total -2595598,5743
Total 2691421,861
Panas reaksi
= 1848209,376 kJ/jam
: 1957734,0489 kJ.jam
DH1 DH2
ΔHR 298 K
Total -2691421,861
ò
298
Cp dT
kJ/kmol
Total 2716742,453
Panas reaksi
= 488375,5969 kJ/jam
o
Panas yang ditambahkan : ΔH1 + ΔHR + ΔH2 + Panas yang hilang
: 527397.5738 kJ/jam
V =L +D
V, Y1 L0
Dengan R = = 2,3587
D
V = ( R + 1) D = 3,3587 D
L0 D, XD (R+1)DHV + QC = (R+1)DhD
QC = (R+1)(hD-HV)D
Dimana : R = 2.3587
D = 46,733 kmol/jam
Distilat berada pada kondisi buble point, ΣY=1, dengan menggunakan persamaan antoine didapat:
T = 343,5862 K
Komponen Po ki Xi Yi
Vapor berada pada kondisi dew point, ΣX=1, dengan menggunakan persamaan antoine didapat:
T = 363,7136 K
Komponen Po ki Yi Xi
ò CpdT
298
kj/kmol
MEHQ 10821,9457 0 0
Total 8489,3171
= 8,4893 MJ/kmol
ò CpdT
298
kj/kmol
MEHQ 9592,3985 0 0
Total 10932,9082
Total 42.59
= 52,53 MJ/kmol
QC = ( R+1) ( hD-HV ) D
= -7076,7741 MJ/jam
ò CpdT
298
kj/kmol
Total 9451,0307
= 9,4510 MJ/kmol
Hasil bawah berada pada kondisi buble point, ΣY=1, dengan menggunakan persamaan antoine didapat:
T = 343,5862 K
Komponen Po ki X Y
Total 1 1.000
348 , 5977 Xi ΔH
298
ò CpdT kj/kmol
Komponen
Total 16790.8897
= 16,7909 MJ/kmol
D = 46,7330 kmol/jam
B = 13,7807 kmol/jam
QC = -7076,7741 MJ/jam
hD = 8489,3171 kJ/kmol
hB = 16790,8897 kJ/kmol
hF = 9451,0307 kJ/kmol
= 7123,9943 MJ/jam
V =L +D
V, Y1 L0
Dengan R = = 1,2199
D
V = ( R + 1) D = 2,2199 D
L0 D, XD (R+1)DHV + QC = (R+1)DhD
QC = (R+1)(hD-HV)D
Dimana : R = 1,2199
D = 62,5888 kmol/jam
Distilat berada pada kondisi buble point, ΣY=1, dengan menggunakan persamaan antoine didapat:
T = 341,5673 K
Komponen Po ki X Y
Vapor berada pada kondisi dew point, ΣX=1, dengan menggunakan persamaan antoine didapat:
T = 361,2732 K
Komponen Po ki Y X
341, 5673
ò CpdT kJ/kmol
Total 7600.8304
= 7,6008 MJ/kmol
324 , 5830
ò CpdT kJ/kmol
Total 3926.8422
Total 42.5833
= 46,5102 MJ/kmol
QC = ( R+1) ( hD-HV ) D
= -5406,2050 MJ/jam
343, 5862
ò CpdT kj/kmol
Total 8489.3171
= 8,4893 MJ/kmol
Hasil bawah berada pada kondisi buble point, ΣY=1, dengan menggunakan persamaan antoine didapat:
T = 377,9761 K
Komponen Po Ki X Y
377 , 9761
ò CpdT kJ/kmol
Total 23058.8868
= 23,0589 MJ/kmol
D = 62,5888 kmol/jam
B = 7,5107 kmol/jam
QC = -5406,2050 MJ/jam
hD = 7600,8304 kJ/kmol
hB = 23058,8868 kJ/kmol
hF = 8489,3171 kJ/kmol
= 5460,02436 MJ/jam
V =L +D
V, Y1 L0
Dengan R = = 2,0086
D
V = ( R + 1) D = 3,0086 D
L0 D, XD (R+1)DHV + QC = (R+1)DhD
QC = (R+1)(hD-HV)D
Dimana : R = 3,0086
D = 71,5938 kmol/jam
Distilat berada pada kondisi buble point, ΣY=1, dengan menggunakan persamaan antoine didapat:
T = 339,8096 K
Komponen Po Ki X Y
Total 1 0.9999
Vapor berada pada kondisi dew point, ΣX=1, dengan menggunakan persamaan antoine didapat:
T = 343,7945 K
Komponen Po Ki Y X
339 ,8096
ò CpdT kJ/kmol
= 3,5826 MJ/kmol
324 , 5830
ò CpdT kJ/kmol
Total 41.5186
= 42,5794 MJ/kmol
QC = ( R+1) ( hD-HV ) D
= -8399,6746 MJ/jam
350 , 5163
ò CpdT kJ/kmol
Total 9193.986
= 9,0939 MJ/kmol
Hasil bawah berada pada kondisi buble point, ΣY=1, dengan menggunakan persamaan antoine didapat:
T = 387,4288 K
Komponen Po ki X Y
Total 1 1
350 , 5163
ò CpdT kJ/kmol
Total 26856.434
= 26,8564 MJ/kmol
D = 71,5938 kmol/jam
B = 53.5838 kmol/jam
QC = -8399,6746 MJ/jam
hD = 3582,6534 kJ/kmol
hB = 26856,4337 kJ/kmol
hF = 9193,9859 kJ/kmol
= 8944,3599 MJ/jam
V =L +D
V, Y1 L0
Dengan R = = 1,0773
D
V = ( R + 1) D = 2,0773 D
L0 D, XD (R+1)DHV + QC = (R+1)DhD
QC = (R+1)(hD-HV)D
Dimana : R = 2,0773
D = 58,3631 kmol/jam
Distilat berada pada kondisi buble point, ΣY=1, dengan menggunakan persamaan antoine didapat:
T = 338,4448 K
Komponen Po ki Yi Xi
Vapor berada pada kondisi dew point, ΣX=1, dengan menggunakan persamaan antoine didapat:
T = 338,5021 K
Komponen Po ki Y X
338 , 4448
ò CpdT kJ/kmol
Total 3051.5204
= 3,5826 MJ/kmol
338 , 5021
ò CpdT kJ/kmol
Total 1165.4388
Total 41.0567
= 42,2221 MJ/kmol
QC = ( R+1) ( hD-HV ) D
= -4749,0405 MJ/jam
339 ,8096
ò CpdT kJ/kmol
Total 3582.6545
= 3,5826 MJ/kmol
Hasil bawah berada pada kondisi buble point, ΣY=1, dengan menggunakan persamaan antoine didapat:
T = 346,9806 K
Komponen Po ki X Y
346 , 9806
ò CpdT kJ/kmol
as Sul 6427.6402
= 6,4276 MJ/kmol
D = 58,3631 kmol/jam
B = 13,2307 kmol/jam
QC = -4749,0405 MJ/jam
hD = 3051,5204 kJ/kmol
hB = 6427,6402 kJ/kmol
hF = 3582,6545 kJ/kmol
= 4755,6830 MJ/jam
P = 0,19 atm
Komponen Yi Ki xi = yi/Ki
ò CpdT kJ/kmol
385 ,8655
m
ò CpdT
385 ,8655
KOMPONEN kmol/jam
Total 4796.7269
= 86275,4048
a. Preheating
Tout = 350,5163 K
ò CpdT
347 , 6078
kJ/kmol m
ò CpdT
347 , 6078
Komponen kmol/hr
b. Vaporizing
=(88630,266+5321412,5614) kJ/jam
= 5410468,8495 kJ/jam
REAKTOR
4733,95542 kg/jam dan n-Butanol sebanyak 24346,07145 kg/jam menjadi n-Butil Akrilat dengan katalisator
Alasan Pemilihan : 1. Reaksi dijalankan dalam kondisi Isothermal sehingga suhu dan komposisi campuran yang harus selalu
sama dapat dipenuhi dengan pemakaian reactor RATB karena adanya pengadukan.
2. reaksi dijalankan dalam kondisi cair sehingga memungkinkan penggunaan jenis reactor RATB.
0
Kondisi Operasi : Isotermal pada suhu 80 C dan tekanan 1 atm
Reaksi :
H2SO4
CH2=CHCOOH + C4H9OH CH2CHCOOC4H9 + H2O
Reaksi di atas adalah reaksi esterifikasi antara alkohol dan asam dan merupakan reaksi yang berlangsung bolak-balik.
persamaan berikut :
d ln k DHr
=
dt RT 2
∆G = - RT ln K (Smith, 1981)
K1 DHr é 1 1 ù
ln = ê - ú (Smith,
K2 R ë T2 T1 û
1981)
Tabel 1. Harga ∆Gº untuk Beberapa Komponen
Komponen ∆GO298 (kJ/mol)
N-Butanol -150,30
= -25,230 kJ/mol
K298 = 26.459,14
= (-70,129/8.314*10-3) (-0,00077838)
= 4,41021
Karena harga K yang besar maka reaksi pembentukan n-Butil Akrilat dapat
P = 1 atm
Arus (1) Arus (2) Arus (3) Arus (4) Arus (9)
AS - - 1424,9213 - - 1424,9213
31609,2182 31609,2182
P operasi = 1 atm
o
T operasi = 80 C
F
FV = å- (1-i T TC ) n
r = A.B r i
Densitas (gr/cc atau kg/liter)
Komponen BM A B n
Tc
Komponen ρ, kg/liter Fi / ρ xi xi / ρ
Fv = 38926,3473 liter/jam
FA0
FA0 = FV .C A0 ¾
¾® C A0 =
FV
CA0 = 0,00169 kgmol/liter
= 1,6876 gmol/liter
H2SO4
CH2=CHCOOH + C4H9OH CH2CHCOOC4H9 + H2O
(-rA ) = k C A C B
Skema reaktor menghitung -rA :
CA0, FA0
CB0
R
-rA, τ , CA, V
CA, FA
Jika :
C A = C Ao (1 - X A )
C B = C Bo - C Ao X A
Maka
- rA = k .C A0 (1 - X A ).(C B 0 - C A0 X A )
Dengan:
Kondisi operasi :
P operasi = 1 atm
o
T operasi = 80 C
CB0 = 5 x CA0
k = 0,01254 L/gmol.menit
= 0,7524 L/gmoljam
XA = 0,9
( - rA ) = k C A0 (1 - x A ) C A0 (5 - x A )
( - rA ) = k (C A0 ) 2 (1 - x A ) (5 - x A )
diperoleh :
= 67295,77 liter
τ = 1,73 jam
= 1 jam 44 menit
Dari Tabel 8.8 Rase (1987) tidak dapat digunakan dengan satu vessel sehingga dilakukan optimasi untuk menentukan jumlah reaktor yang
digunakan.
Langkah-langkah :
4. Bila xN terhitung nilainya sama dengan xN diinginkan maka trial waktu tinggal (t) benar. Jika tidak, kembali trial waktu tinggal (t) dari
tahap no.2
==========================================================
JUMLAH VOL TIAP VOL TOTAL WAKTU HARGA
REAKTOR REAKTOR REAKTOR TINGGAL REAKTOR (BUAH)
(M3) (M3) (JAM) (RP*KONSTANTA)
==========================================================
1 67.29577 67.29577 1.73 15.33656
XA( 1 ) = .8999999
2 13.45246 26.90491 0.34624 12.93565
XA( 1 ) = .6865509
XA( 2 ) = .8999997
3 8.248267 24.74480 0.18374 13.26711
XA( 1 ) = .5417956
XA( 2 ) = .7867266
XA( 3 ) = .899999
4 5.00535 20.02142 0.12345 13.93440
XA( 1 ) = .4455003
XA( 2 ) = .6886155
XA( 3 ) = .8238915
XA( 4 ) = .8999977
5 3.60262 18.01310 0.09257 14.65462
XA( 1 ) = .3777865
XA( 2 ) = .6089177
XA( 3 ) = .752629
XA( 4 ) = .8429034
XA( 5 ) = .89998
Reaksi :
k
A + B C + D
(-rA ) = k C A C B
(-rA ) = k C A 0 (1 - x A )(C B 0 - C A 0 x A )
( - rA ) = k C A0 (1 - x A ) C A0 (5 - x A )
( - rA ) = k (C A0 ) 2 (1 - x A ) (5 - x A )
Fv.Ci-1 Fv.Ci
i i+1
( x i - x i -1 )
=
k C 0 (1 - x i )(5 - x i )
k C 0t (5 - 6 x i + x i ) = x i - x i -1
2
Diperoleh,
(6 kC 0t + 1) ± (6 kC 0t + 1) 2 - 4( kC 0t )(5kC 0t + x i -1 )
xi =
2 kC 0t
Konversi optimum ditentukan dengan mencari konversi optimum pada single reaktor, di mana dipilih konversi sebesar 0,9 dengan waktu tinggal
1.73 jam.
Dengan algoritma di atas maka dapat disusun program optimasi reaktor. Dari hasil optimasi didapat hasil sebagai berikut :
=============================================================
JUMLAH VOL TIAP VOL TOTAL WAKTU HARGA
REAKTOR REAKTOR REAKTOR TINGGAL REAKTOR
(BUAH) (M3) (M3) (JAM) (RP*KONSTANTA)
=============================================================
1 67.30682 67.30682 1.73 15.33656
XA( 1 ) = .9
2 22.45246 44.90491 0.34624 12.93565
XA( 1 ) = .6865509
XA( 2 ) = .8999999
3 11.91493 35.74480 0.18374 13.26711
XA( 1 ) = .5417906
XA( 2 ) = .7867266
XA( 3 ) = .899999
4 8.00535 32.02142 0.12345 13.93440
XA( 1 ) = .4455003
XA( 2 ) = .6886155
XA( 3 ) = .8238915
XA( 4 ) = .8999977
5 6.00262 30.01310 0.09257 14.65462
XA( 1 ) = .3777865
XA( 2 ) = .6089177
XA( 3 ) = .752629
XA( 4 ) = .8429036
XA( 5 ) = .89998
80000
Volum Total,
Liter 60000
40000
20000
0
0 1 2 3 4 5 6
Jumlah Reaktor
1.5
menit
0.5
0
0 1 2 3 4 5 6
Jumlah Reaktor
15
14
13
12
0 1 2 3 4 5 6
Jumlah Reaktor
Dari grafik didapat jumlah reaktor yang optimum adalah 2 (dua) pada konversi 90%.
komponen BM Input(kmol) Reaksi (kmol) Output (kmol) Input(kg/hr) Reaksi (kg/hr) Output(kg/hr
Tujun = Menentukan jumlah panas yang harus diambil pendingin sehingga reaktor beroperasi secara isotermal
DHReaktan
reaktan produk
80 C 80 C
DHReaktan
DHProduk
reaktan produk
25 C 25 C
D H Reaksi Standar
= -70.06 kJ/mol
= -16.8144 kcal/mol
Komponen A B C D
o
8. Menghitung Panas Reaksi standar Pada 298 K
o
Panas rekasi standar pada suhu 25 C ( 298 K)
MEHQ = 0 Joule/gmol
H2SO4 = 0 Joule/gmol
= -70.0600 J/gmol
DH1 DH2
ΔHR 298 K
Total 3766276.6733
Total -3828856.572
= 3054206.553 Btu/jam
DH1 DH2
ΔHR 298 K
Total 3826751.934
Total -3848311.876
= -1003895.437 kJ/jam
= -951509.2819 Btu/jam
Konversi = 0.6865578
Neraca Massa :
komponen BM Input(kmol) Reaksi (kmol) Output (kmol) Input(kg/hr) Reaksi (kg/hr) Output(kg/hr
Flow Rate
31612.33632 39695.61304
Volum = Flow rate*Waktu tinggal
22.96528068 m^3
811.0112333 ft^3
6066.785331 gallon
144.4472697 barrel
27.55833681 m^3
973.2134799 ft^3
7280.142397 gallon
173.3367237 barrel
Bentuk : Silinder tegak dengan alas dan head "torisperical dished head"
= 811.0112333 ft^3
= 6066.785331 gallon
P Operasi = 1 atm
= 7280.142397 gallon
perancangan, psia
E = effisiensi pengelasan
c = corrosion allowance , in
Dipilih bahan konstruksi Stainless Steel SA 240 Grade316 karena tahan korosi H2SO4
Maka
P = 17.64 psia
f = 17900 psia
E = 0.8
ri = 51.68 inch
c = 0.12500 inch
Sehingga diperoleh :
= 8.567963573 ft
t = p*rc*W/((2*f*E)-(0.2*p)) + c (Brownell,eq.7.77)
rc = radius of crown,in
Asumsi :
= 102.8155629 in
t = 0.375 in
icr = 6.5 in
= 1.7403 in
Sehingga t = 0.2343485 in
t head = 0.25 in
= 0.635 cm
Untuk tebal head 0,25 in maka standard straight flange (sf) = 1.5-3 in
Dipilih sf = 2 in
icr = 6.5 in
Dari gambar :
BC = r - icr = 95.5 in
AB = (IDs/2)-icr = 44.65778144 in
AC = (BC^2-AB^2)^0.5 = 84.41523889 in
b = r - AC = 17.58476 in
= 19.83476 in = 0.50380 m
= 6066.79 galon
Fv = 38929.5437 liter/jam
= 171.4203 galon/min
Komponen A B C D
31612.3363 1.2061
µ campuran = 1 / Σ (xi/µ)
Dari volume cairan dan viskositas cairan, dari fig. 8.4 dan Tabel 8.3 Rase diperoleh jenis pengaduk yang dapat digunakan adalah jenis flat
1. Range viskositas pengaduk jenis ini sesuai dengan viskositas bahan di reaktor (Rase, fig. 8.4)
Pertimbangan :
** Pengaduk jenis ini bisa digunakan untuk kapasitas > 2000 galon
Dari Brown p.507, untuk turbin dengan 6 blade diperoleh persamaan ; Dt/Di = 3
w/Dt = 0.1
L/Di = 0.25
w = lebar baffle
L = panjang blade
V cairan = 1/4*3.14^Dt^2*z+0.000049*(Dt/12)^3
Di = diameter pengaduk, ft
= 51.76690 lb/ft^3
N = 600(WELH/2*Di)^0.5/(3.14*Di)
= 98.08359 rpm
Bilangan Reynold ;
N .Di2 . r
N RE =
m
NRe = 1226424.17
(Rase, fig.8.8)
æ r ö æ N ö æ Di ö
3 5
dengan = daya, hp - 3
P :=P 3,52.10 . N P .ç ÷.ç ÷ .ç ÷
dens = densitas, lb/ft^3
è 62,4 ø è 60 ø è 12 ø
N = kecepatan putar, rpm
Di = diameter pengaduk, in
maka, P = 13.01081 hp
P= 15.3068315 = 16 hp
Misal :
Dia. Shaft = 4 in
V = 3.P.L.T
V = 218.09 in3
436.19 in3
b. Volume shaft
= 170.53 in
2
V = 1/4 π D t
3
V = 2141.81 in
Dengan demikian,
= 2577.99 in3
Dengan
52.24 lb/ft3
= 184.0021 ft3/jam
= 0.0511 ft3/s
= 1.7109 in
IPS = 2.0000 in
SN = 40
OD = 2.880 in
ID = 2.469 in
47.3478 lb/ft3
= 224.8598 ft3/jam
= 0.0625 ft3/s
= 1.8487 in
IPS = 2 in
SN = 40
OD = 2.880 in
ID = 2.469 in
110.1538 lb/ft3
= 31.3187 ft3/jam
= 0.0087 ft3/s
= 0.8498 in
IPS = 1 in
SN = 40
OD = 1.050 in
ID = 0.824 in
47.9631 lb/ft3
= 1079.0393 ft3/jam
= 0.2997 ft3/s
= 3.7507 in
IPS = 4 in
SN = 40
OD = 6.625 in
ID = 6.065 in
- Pipa keluaran
34323.0598 835.9856
52.1888 lb/ft3
= 1449.8931 ft3/jam
= 0.4027 ft3/s
= 4.3313 in
IPS = 5 in
SN = 40
OD = 8.625 in
ID = 7.981 in
3. Man Hole
D 24 inchi
t 0.25 inchi
1
1 Motor Pengaduk
2 Lubang Pemasukan Butanol
3 Lubang Pemasukan Asam Metakrilat
danAsam Sulfat
3 2 4 Lubang pemasukan air pendingin
6
5 Lubang Pengeluaran air pendingin
4 6 Man Hole
7 Koil pendingin
8 Bafle
9 Pengaduk
10 Penyangga Koil
11 Lubang Pengeluaran Hasil
7
Lampiran B – Neraca Masa
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
122
B-
Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat
Dari Asam Akrilat dan N-Butanol
Kapasitas 60.000 ton/tahun
T3 + Tu 113 + 86
Suhu film tf = = = 99.5 oF = 559.5 R
2 2
Sifat fisis udara pada tf :
3
ρ = 0.0719 lb/ft
o
cp = 0.2406 BTU/lb F
ω = 0.0467 lb/hr ft
2 o
k = 0.0152 BTU/ (hr ft ) ( F/ft)
æ æ T3 ö ö÷
( ) ( )
4 4
ö - æ Ta
0,173 x0.93æç 573 ö
4 4
0,173 e çç ç
100 ÷ø çè 100 ÷ø ÷ - 546
100 ÷ø
hr = èè ø = è 100
(T3 - Ta ) (573 - 546)
= 1.127825956 BTU/ (hr ft2 ) oF/ft)
3
X = ψ L Δt (MC Adams, fig 7-7)
Hubungan persamaan dimensional (X) dan Koefisien panas konveksi (hc) udara pada tekanan atmosfer
o
X hc (BTU/ hr ft F )
9 12 1/3
10 - 10 0,19 (td – ts)
4 9 0,25
10 - 10 0,29 ((td – ts) / L)
= 20.35838733 ft
3
X1 = ψ L1 Δt
= 1,2.106 x 8,79541783 x 27
= 2.73E+11
Dinding reaktor
k2 = konduktivitas panas isolator = 0.111 BTU/ (hr ft2) (oF/ft) (Kern tabel 2)
2p L(T1 - Tw )
R
Qloss = ln R2 ln 3 1
R1 R2
+ +
k1 k2 (hr + hc ) R3
1
Q loss = ( hr + hc )p 2 R3 L(Tw - Tu )
Qloss Q1loss
Pada keadaan ajeg :
=
2pL 2pL
(T1 - Tw )
= ( hr + hc ) R3 (Tw - Tu)
R R
ln 2 ln 3 1
R1 R2
+ +
k1 k2 ( hc + hr ) R3
= 6.879983438 in
= 17.47515793 cm
maka R3 = 4.86731512 ft
dt = 15.65391508
X1 = 1.59E+11
Qloss Q1loss
=
2pL 2pL
Q=
(hr + hc ) A(Tw - Tu )
A= Luas Silinder Dengan R=R3
= 74.38897534 ft2
Q = 2x
(hr + hc ) A(Tw - Tu )
= 3653.53006 Btu/jam
= 18935.05144 Btu/jam
DESIGN REAKTOR
3
1 volume reaktor, ft 973.2134799 973.2134799
AGIGATOR
1 Jenis AGIGATOR Turbin dengan 6 blade dan 4 baffle Turbin dengan 6 blade dan 4 baffle
O
8 Densitas air pada 80 C, lb/ft3 60.81228 60.81228
11 Jumlah turbin 2 2
14 daya MOTOR, hp 16 16