Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN OBSERVASI PSTNT BATAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah


Dasar Konversi Energi

Disusun oleh :
Fawwaz Razan Hakiim 2202302
Fizal Dwi Mulyono 2202173
Muqsit Muhammad Hanif 2202318
Nuke Athahirah 2202846
Salman Al-Farisi 2202477

PENDIDIKAN TEKNIK OTOMASI INDUSTRI DAN ROBOTIKA


FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur atas kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan karunia-Nya sehingga
penyusun dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Laporan Observasi Pusat Sains dan Teknologi
Nuklir Terapan Badan Tenaga Nuklir Nasional”.
Laporan ini sebagai perwujudan hasil dari kunjungan ke Pusat Sains dan Teknologi Nuklir
Terapan BATAN yang berada di jl. Tamansari No. 71, Lb. Siliwangi, Kec. Coblong, Kota Bandung,
Jawa Barat Kunjungan ini dilaksanakan pada 24 November 2022.
Pada kesempatan kali ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang
terkait dalam kunjungan dan penyusunan laporan ini.
Penyusun mengharapkan agar laporan ini dapat memberikan manfaat serta menambah
wawasan kepada pembaca mengenai Riset Reaktor Nuklir di Pusat Sains dan Teknologi Nuklir
Terapan BATAN.
Dalam penyusunan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan sehingga penyusun
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................................iii
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
LATAR BELAKANG..............................................................................................................................4
PERUMUSAN MASALAH.....................................................................................................................4
TUJUAN KUNJUNGAN.......................................................................................................................4
Sejarah Singkat Berdirinya PSTNT Batan............................................................................................5
BAB 2.....................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................6
PENDINGIN UTAMA RSG GAS............................................................................................................6
KELEMAHAN PENDINGIN UTAMA RSG GAS.......................................................................................7
Power Supply.................................................................................................................................7
Delay Chamber..................................................................................................................................7
Indikator Motor Blower Sekunder................................................................................................8
Kontrol Level Oli............................................................................................................................8
SOLUSI...........................................................................................................................................8
BAB III....................................................................................................................................................9
PENUTUP...............................................................................................................................................9
KESIMPULAN.....................................................................................................................................9
KESAN DAN SARAN............................................................................................................................9
KESAN............................................................................................................................................9
SARAN............................................................................................................................................9
LAMPIRAN.......................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Pada saat ini mahasiswa/i Pendidikan Teknik Otomasi Industri dan Robotika sedang
mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan penerapan Konversi Energi dalam kehidupan
sehari-hari. Di era globalisasi saat ini perkembangan teknologi meningkat dengan cukup
pesat sehingga pembelajaran tidak hanya dilakukan secara teori, namun diperlukan juga
pembelajaran secara langsung yaitu dengan melaksanakan kunjungan ke Badan Riset Inovasi
Nasional. Seperti telah diketahui daya sebuah reaktor dibatasi oleh kemampuan sistem pendingin
dalam mengambil panas yang dibangkitkan oleh teras reaktor selama operasi. Di samping itu sistem
pendingin reaktor nuklir dituntut untuk dapat memcnuhi ketentuan-ketentuan yang disyaratkan.
Secara umum dapat dituliskan bahwa sistem pendingin reaktor nuklir dalam operasinya harus mampu
menanggulangi kemungkinan terlepasnya air pendingin primer yang aktiv ke lingkungan. mcmberikan
data operasi yang tepat/akurat untuk dapat dipergunakan dalam berbagai penelilian, kalibrasi daya
reaktor dan mampu mengambil panas yang dibangkitkan di teras reaktor. sehingga integritas
komponen teras tetap terjaga. Sistem pendingin RSG-GAS sejauh ini sudah terbukti dapat beroperasi
dengan baik, tetapi ada beberapa hal yang masih dapat ditingkatkan untuk meningkatkan kinerja
reactor nuklir.

PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dibuat perumusan masalah yaitu
bagaimana cara mengatasi kelemahan pada system pendingin reactor nuklir

TUJUAN KUNJUNGAN
Adanya beberapa tujuan dari kunjungan ke Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan
adalah :
1. Memperluas Pengetahuan Mahasiswa/i mengenai penerapan Konversi Energi dalam
Riset Reaktor Nuklir
2. Memberikan informasi terkait pemanfaatan reaktor nuklir
3. Agar mahasiswa/i mengetahui bagaimana pemanfaatan nuklir dalam kehidupan
sehari-hari
4. Mengetahui cara kerja Reaktor Nuklir untuk keperluan riset

4
Sejarah Singkat Berdirinya PSTNT Batan
Lembaga Tenaga Nuklir Atom (LTA) secara resmi berdiri pada tahun 1958. Pemerintah
mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 1958 tentang Dewan Tenaga Atom dan
Lembaga Tenaga Atom yang ditandatangani oleh Presiden RI Soekarno pada tanggal 5 Desember
1958. Lembaga ini merupakan lembaga resmi pemerintah yang meangani masalah atom di Indonesia.
       LTA dikepalai oleh seorang Direktur Jendral (Drijrn) yang diangkat oleh presiden RI atas usul
Perdana Menteri. Pemerintah kemudian menunjuk Prof. Dr. G. A. Siwabessy menjadi Drijen Pertama.
Kantor pusat pada saat itu menempati sebuah gedung di jalan Fatahelah E26 Blok M, Kebayoran
Baru, Jakarta Selatan.
      Setelah disahkannya UU No. 31 tahun 1964, tanggal 12 November 1964 mengenai ketentuan-
ketentuan pokok tentang atom, yaitu disebut UU Pokok Tenaga Atom, pada tanggal 5 Juli 19965,
tentang penunjukan LTA menjadi BATAN. Karena dianggap satu-satunya instansi yang memenuhi
syarat untuk ditunjuk sebagai BATAN sesuai dengan pasal 4 UU No. 31 Tahun 1964.
    berbicara tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir, tidak bisa dipisahkan dari
sejarah pembangunan reaktor riset pertama di Indonesia, yaitu Reaktor TRIGA 2000 Bandung.
Dikutip dari buku Nyukcruk Galur BATAN Bandung, pembangunan Rekator TRIGA ini diawali
dengan penandatanganan perjanjian kerja sama antara Pemerinta Republik Indonesia dengan
pemerintah Amerika Serikat pada tanggal 11 Maret 1960. Peletakan batu pertama pembangunan
Reakor TRIGA Mark II dilakukan pada tanggal 09 April 1961. Tanggal 20 Februari 1965,
merupakan  peresmian Pusat Reaktor Atom Bandung (PRAB) dengan Reaktor TRIGA Mark II yang
beroperasi pada daya 250kW, sejak saat itu Indonesia telah memasuki era nuklir.
Sejarah mencatat, bahwa untuk memenuhi kebutuhan radioisotop yang semakin meningkat,
maka Reaktor TRIGA Mark II perlu ditingkatkan daya dari 250 kW menjadi 1000kW (1MW).
Hingga akhirnya pada 4 Desember 1971, Reaktor TRIGA Mark II dengan daya 1000kW (1MW)
diresmikan oleh Presiden kedua Republik Indonesia, Soeharto. Setelah daya reaktor ditingkatkan
menjadi 1000kW (1MW), daya reaktor TRIGA Mark II kembali dinaikan menjadi 2000 kW (2 MW)
dan diresmikan oleh Wakil Presiden Megawati Soekarno Putri sekaligus mengubah nama Reaktor
TRIGA Mark II menjadi Reaktor TRIGA 2000 Bandung. Pada tahun 2015, dilakukan modifikasi
batang kendali dari FFCR ke BKRTTBB berkat kerja sama dengan PTBBN – BATAN. Sehingga
pada 7 Mei 2015, Reaktor TRIGA 2000 berhasil beroperasi dengan menggunakan batang kendali,
hingga BATAN Bandung memperoleh perpanjangan izin operasi reaktor dengan diterbitkannya
Keputusan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) Nomor 500/IO/Ka-BAPETEN/29-
V-2017 tentang Perpanjangan Izin Operasi Reaktor TRIGA 2000 Bandung pada 29 Mei 2017 yang
berlaku hingga Juli 2027, dengan daya 1000 kW.

5
BAB 2
PEMBAHASAN

PENDINGIN UTAMA RSG GAS


Bahan pendingin digunakan untuk mencegah agar tidak terjadi akumulasi panas yang
berlebihan pada teras reaktor, maka dapat dipergunakan bahan pendingin untuk pertukaran
panasnya. Bahan pendingin ini bisa berupa air atau gas. Pendingin utama RSG-GAS terdiri dari
sistem pendingin primer dan sistem pendingin sekunder. Sistem pendingin primer mengambil
panas dari teras reaktor, untuk kemudian dipinciahkan ke pendingin sekunder melalui alat
penukar panas, dan panas tersebut dibuang ke lingkungan melalui menara-menara pendingin
sekunder. Sistem pendingin primer mempunyai 1 pompa, pada operasi normal terdiri dari 2
pompa beroperasi dan 1 sebagai cadangan. Air mengalir melewati teras reaktor dari atas ke bawah
terus ke kamar tunda (delay chamber), dan selanjutnya, air melewati penukar panas (heal
exchanger) dan kembali lagi ke kolam reaklor. Kamar tunda dimaksudkan untuk memperlambat
laju aliran air pada kamar tersebut sehingga aktivitas isotop N-16 dapat direduksi. Waktu alir pada
kamar tunda sekitar 50 detik Volume kamar tunda 80 m". Selain kamar tunda, pompa-pompa,
komponen penting lainnya adalah penukar panas (Heal Exchanger). Terdapat 2 buah penukar
panas type shell and tube masing -masing berkapasitas 50% dipasang vertikal. Air pendingin
sekunder melewati pipa kecil sedang air primer lewat ruangan di luar pipa-pipa kecil/shell.
Untuk menjaga kebersihan bagian daiam pipa-pipa kecil pada heat exchanger, dipasangkan
bola-bola spon dengan unit sistem bola-bola spon PAH01 yang terpasang pada sistem pendingin
sekunder. Pada sistem pendingin primer juga dipasang alat-alat ukur laju alir, temperatur, tekanan
dan indikator kecepatan putaran motor-motor pompa. Beberapa parameter pada sistem pendingin
primer dimasukkan sebagai besaran RPS antara lain :
- Kontrol laju alir (JEO1 CF811/821/83 1)
- Kontrol temperatur (JEOI CT811/821/831)
- Kontrol tekanan (JEOI CP811/821/831)
- Kontrol posisi katup (JEOI CG811/821/831)
Sistem pendingin sekunder terdiri dari 2 jalur paralel yang masing-masing jalur melayani 1
heat exchanger. Pada operasi normal, beroperasi 2 buah pompa dan 1 buah pompa sebagai
atianyan Tiap jalur pendingin sekunder terdiri dari pompa penukar panas (heat exchanger).
Pada sistem sekunder juga dipasang kontrol radiasi (PAO1/02 CR002) yang dipasang pada
sisi tekan masing-masing jalur sekunder. Apabila PAO1/02 CR001 melewati harga batas yang
ditentukan (5 x 10-6 Ci/m3) maka katup-katup isolasi sekunder (PA0I AA14/AAI6; PA02 A

6
A14/AA l()) akan menutup secara otomatis. Hal ini untuk mencegah air yang aktif
(terkontaminasi) ke luar ke lingkungan.

KELEMAHAN PENDINGIN UTAMA RSG GAS


Power Supply
Catu daya (power supply) untuk sistem pendingin utama tidak ideal, tidak cukup leluasa
untuk melayani sistem tersebut. Untuk alasan keselamatan, dalam mengoperasikan pendingin
reaktor haruslah sistem pendingin sekunder dioperasikan dahulu, kemudian dioperasikan
sistem pendingin primer. Hal ini tidak bisa dilakukan pada sistem pendingin utama RSG-
GAS, karena apabila hal itu dilakukan maka akan ada kemungkinan BHTOl/02/03 GH02
akan drop. Apabila terjadi fault pada modul power supply motor - motor pompa sekunder,
tidak dapat direset. Hal ini sangat menyulitkan pada saat ingin mengoperasikan sistem
sekunder setelah ada gangguan (misalnya sistem sekunder mati karena tiba-tiba PLN mati
atau tegangan PLN menurun untuk sesaat).

Tekanan Kerja

Tekanan kerja penukar panas (HE) sisi primer = 1,1 bar


Tekanan kerja penukar panas (HE) sisi sekunder = 0,2 bar
Schingga apabila ada kebocoran pada penukar panas maka air primer (yang aktif) akan keluar
ke lingkungan melalui pendingin sekunder. Meskipun pada sistem pendingin sekunder RSG-
GAS dipasang PAOI/02 CR00I untuk memantau keluarnya air primer yang aktiv ke
lingkungan, tetapi terbukti alat ini tidak selalu dapat stand-by (sejak Pebruari 1998 liingga
sekarang alat tersebut dalam perbaikan/tidak beroperasi).

Delay Chamber
Delay chamber merupakan salah satu bagian sistem tangki penunda yang penting pada sistem
jaringan pendinginyangberada di sisihisap pompa pendingin primer. Kegunaan delay chamber
ini adalah untuk menurida waktu tempuh isotop N-16 dari teras reaktor sampai meluruh
sampai batas waktu (detik) tertentu. Pada operasi reaktor daya tinggi dan dalam waktu yang
lama, selalu terbentuk ruangan yang berisi udara di dalam delay chamber. Hal ini akan
mengganggu efektivitas dari delay chamber itu sendiri.

7
Indikator Motor Blower Sekunder
Indikator motor blower ON/OFF pada pendingin tidak berfungsi dengan benar. Pada saat
operasi normal, menara-menara pendingin beroperasi normal (6 menara pendingin), apabila
tiba-tiba ada gangguan pada salah satu atau lebih menara pendingin yang menyebabkan
menara pendingin tersebut tidak beroperasi, maka hal itu tidak diikuti dengan perubahan
indikator ON/OFF pada panel tegak di RKU. Sehingga sering terjadi keadaan dimana
indikator pada panel tegak RKU "ON" tetapi keadaan di lapangan motor blower menara
pendingin tersebut tidak beroperasi atau "OFF".

Kontrol Level Oli


Gelas penduga level oli pompa - pompa primer tidak "checkable". Pada saat reaktor
beroperasi pada daya tinggi, ruang cell primer paparan radiasinya tinggi. Akan sangat
berbahaya bagi petugas yang akan mengecek keadaan pompa-pompa primer pada saat itu
Alangkah baiknya apabila pengecekan oli dan penambahan oli pada pompa-pompa primer
dapat dilakukan dari luar ruangan cell primer, untuk selanjutnya perlu dipasang peralatan
tambahan yang memungkinkan hal tersebut dapat dilaksanakan.

SOLUSI
untuk memperkecil beberapa kelemahan di atas, dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Pada saatnya dilakukan penggantian kontaktor BHTOI/02/03 GHC02, diusahakan
kapasitasnya sedikit lebih besar. Tetapi harus melalui pembahasan/perhitungan.
2. Melakukan riset untuk membahas kemungkinan penggantian motor/pompa sekunder untuk
memperoleh tekanan kerja yang lebih besar dari 2,6 bar.
3. Realisasi pemasangan system perangkap udara (delay chamber)
4. Perlunya melakukan kalibrasi control temperature yang terpasang pada system pendingin
terutama pada RSG.
5. Melakukan pengecekan pada setiap gelas penduga tingkat oli pada pompa – pompa primer

8
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pada Kunjungan Ilmiah pada kali ini kami bayak sekali mendapatkan ilmu
pengetahuan baru mengenai nuklir. Bahwa BATAN tidak hanya bergerak  pada
penelitian dan pengembangan energy nuklir saja, tetapi juga melakukan aplikasi
teknik nuklir untuk kesejaterahan masyarakat, baik di idang kesehatan, peternakan
dan pertanian. Akan tetapi BATAN belum “diizinkan” untuk memproduksi nuklir untuk
tingkat yang lebih tinggi dikarenakan bahaya radiasi nuklir yang sangat berbahaya.
       Demikian laporan ini penulis buat berdasarkan hasil kunjungan dan juga suber –
sumber yang berkaiatan dengan BATAN Bandung , terimakash atas segala
dukungan yang telah diberikan kepda kami sehingga kegiatan ini dapat berlangsung
dengan lancer dan selesai tepat waktu serta dapat dicapai hasil yang diharapkan.
Penulis menyadari dalam menulis laporan kunjungan ini masih banyak terdapat
kesalahan, maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari berbagi pihak demi peningkatan kualitas pada kegiatan selanjutya.

KESAN DAN SARAN


KESAN
Pada saat kunjungan terdapat beberapa kesan yaitu sebagai berikut:
a. Sambutan yang diberikan oleh karyawan sangat sopan dan ramah
b. Pembimbing dari pihak PSTNT BATAN mengarahkan dengan baik dan ramah serta
meemaparkan informasi secara jelas
c. Adanya pengalaman yang didapat dari kunjungan tersebut
d. Kunjungan yang bermanfaat karena banyak memberikan ilmu dan informasi yang
bermanfaat terutama hal-hal yang berkaitan dengan konversi energi nuklir
SARAN
Adapun saran dari penyusun yaitu sebaiknya karyawan atau pembimbing lebih rinci dalam
menerangkan hal-hal terkait serta menyampaikan materi dikemas dengan tampilan yang
menarik. Misalnya menggunakan alat peraga agar dapat mengetahui sistem kerjanya secara
langsung

9
LAMPIRAN

10
DAFTAR PUSTAKA

Sumarno, Y., Unggul Hartoyo, U. H., Rohidi, R., & Fahmi Alfa Muslimu, F. A. M. (2009).
PENGENDALIAN AIR PENDINGIN PRIMER TERAS 66 DI REAKTOR SERBA GUNA GA.
SIWABESSY. In Prosiding Seminar Nasional Teknologi dan Aplikasi Reaktor Nuklir. PRSG-
BATAN.
Abdullah, A. G., Ardiansyah, N. P., & Purnama, W. (2014).
Peningkatan kinerja sistem keselamatan pasif pada reaktor nuklir dengan penambahan
komponen RVACS. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 10(2), 168-177.

11

Anda mungkin juga menyukai