SIDANG TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Teknik
(M.T)
Teguh Wibowo
0906579355
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
DEPOK
JUNI 2011
Segala puji bagi Alloh SWT yang selalu memberikan taufik dan hidayah-
Nya sehingga proposal tesis ini dapat saya selesaikan. Penyusunan proposal tesis
ini dilakukan dalam rangka memenuhi persyaratan untuk dapat maju ke sidang
tesis, sebagai syarat untuk mencapai gelar Magister Teknik pada Departemen
Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Penulis menyadari
bahwasanya tulisan ini masih banyak kekurangan oleh karena itu kritik dan saran
yang bersifat konstruktif sangat penulis harapkan dari berbagai pihak.
Dalam kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah banyak membatu:
1. Prof. Dr-Ing Nandy Putra, selaku dosen pembimbing I yang telah
menyediakan banyak waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan
penulis dalam penyusunan proposal seminar tesis ini.
2. DR. Ir. Harun Al Rosyid, MT., selaku dosen pembimbing II yang telah
menyediakan banyak waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan
penulis dalam penyusunan proposal seminar tesis ini.
3. Istri dan seluruh anggota keluarga yang telah memberikan bantuan dan
dukungan moril.
4. Para sahabat yang telah banyak membantu dalam proses penyusunan dan
penyelesaian proposal seminar tesis ini.
Akhir kata, semoga Alloh SWT berkenan membalas, segala kebaikan semua
pihak yang telah membantu saya, dengan yang lebih baik dan lebih banyak.
iv
vi
vii
The research was projected at Kupang area, formulate each parameter (corelation
between radius and temperature production) including sun position and storage
thermal concept will be applied to enhance high temperature efficiency
viii
ix
LAMPIRAN ............................................................................................. 74
xi
xii
PENDAHULUAN
1.2 Permasalahan
Bertitik tolak dari latar belakang diatas, maka timbul beberapa
permasalahan, antara lain:
1. Berapakah besaran dari masing-masing parameter yang harus dipenuhi
pada setiap komponen penyusun pembangkit agar target produksi daya
listrik sebesar 6,6 kW dapat dicapai (dengan catatan menggunakan
produk-produk yang ada dipasaran).
2. Bagaimana menjaga kapasitas panas yang dihasilkan oleh sistem surya
agar diperoleh kontinyuitas aliran panas sesuai dengan parameter
penukar kalor yang digunakan.
3. Kesulitan dalam mensimulasikan besaran masukan agar limbah
termalnya memenuhi peraturan pemerintah tentang pelaksanaan
pemantauan dampak lingkungan.
2 Universitas Indonesia
3 Universitas Indonesia
Bentuk-bentuk energi:
Didalam analysis termodinamika, kita perlu mempertimbangkan berbagai
bentuk energi yang secara keseluruhan menyusun sebuah sistem. Ada dua
kelompok energi yang menyusun sebuah sistem, yakni kelompok makroskopik
dan mikroskopik. Bentuk energi makroskopik merupakan sebuah sistem yang
secara keseluruhan mempunyai respek terhadap beberapa kerangka acuan luar,
seperti energi kinetik dan energi potensial.
Bentuk energi mikroskopik merupakan sebuah sistem yang berhubungan
erat dengan struktur molekulnya dan derajat aktifitas molekul serta tidak
tergantung kepada kerangka acuan luar. Jumlah keseluruhan bentuk energi
mikroskopik dikenal dengan energi dalam ( Internal energy ) sebuah sistem dan
dinotasikan dengan U.
Energi Macroscopik
• Energi Kenetik,
E = mV (2.1)
e = v (2.2)
• Energi Potensial
E
= mgz (2.3)
e
= gz (2.4)
4 Universitas Indonesia
Energi Mikroskopik
Efek magnet, listrik dan efek tegangan permukaan akan menjadi signifikan
hanya pada kasus dan pada umumnya diabaikan. Energi total sebuah system
terdiri atas energi kenetik, energi potensial, dan energi internal (dalam) yang
dirumuskan sebagai:
E = U + KE + PE = U + m + mgzkJ2.5
e = u + ke + pe = u + + gzkJ2.6
• Kekekalan energi
Q = ∆U + PdV2.7
5 Universitas Indonesia
• Siklus Rankine
• Siklus Brayton
• Siklus Otto
• Siklus Diesel
6 Universitas Indonesia
Dimana:
Efisiensi termal:
sehingga: h3 = h4 (2.12)
7 Universitas Indonesia
8 Universitas Indonesia
Tabel berikut adalah sifat-sifat fisik beberapa refrigerant sebagai fluida kerja
organic,
Nomor Rumus Massa Titik Titik Cp
Titik Kritis
Refrig. Kimia Molekul Didih Beku kJ/(kg.K)
(kg) (oC) (oC) Temp Tekanan Vol. Spes
(oC) (bar) kJ/(kg. K)
-
R-12 CCl2F2 54.43 -29.44 157.78 112.22 41.16 0,0018 0.618
Prinsip kerja dari ORC tersebut sama dengan prinsip kerja pada siklus
rankine, dimana fluida kerja dipompakan kedalam sebuah boiler (heat exchanger)
kemudian cairan diuapkan dan dilewatkan melalui turbine dan selanjutnya
dikondensasikan.
Didalam siklus yang ideal, langkah ekspansi terjadi secara isentropic, dan
proses evaporasi dan kondensasinya terjadi secara isobaric.
9 Universitas Indonesia
10 Universitas Indonesia
1. Jarak matahari.
Panjang hari adalah jarak dan lamanya antara matahari terbit dan matahari
terbenam.
4. Pengaruh atmosfer.
Sinar yang melalui atmosfer sebagian akan diadsorbsi oleh gas-gas, debu
dan uap air, dipantulkan kembali, dipancarkan dan sisanya diteruskan ke
11 Universitas Indonesia
Dimana:
12 Universitas Indonesia
Latitude (lintang) adalah sudut yang dibentuk oleh bidang ekuator bumi dan
vector “pusat bumi – titik lokal” dan untuk Indonesia berada pada posisi 90 LU
(lintang utara) s/d 110 LS (lintang selatan)
Longitude (bujur) adalah sudut yang dibentuk oleh referensi meridian ( meridian
Greenwich ) dan meridian titik local. Sudutnya negative kearah barat dan positif
kearah timur, dan untuk Indonesia berada pada posisi 950 BT (bujur timur) s/d
1410 BT (bujur timur).Berhubung bumi memerlukan waktu 24 jam untuk
berotasi(berputar pada porosnya) 1 putaran (3600), maka setiap jam menyatakan
150 longitude atau setiap derajat longitude memerlukan waktu 4 menit.
13 Universitas Indonesia
I = hari ke
14 Universitas Indonesia
3M VM2000 adalah bahan pelapis reflektor yang termasuk jenis lapisan polimer
yang multi layer dan lapisan terluarnya adalah bahan polyethylene yang terbuat
dari bahan non logam, sehingga bahan tersebut bersifat non-corrosive (tahan
terhadap karat) dan non-conducting (bukan merupakan penghantar). Mempunyai
sifat termal yang stabil pada temperature 1250C. Kelebihan lain dari bahan ini
adalah tidak mudah susut (keriput), namun tidak tahan terhadap sinar ultraviolet
15 Universitas Indonesia
Bahan ini adalah alumunium yang dilapisi bahan acrylic dan biasa digunakan
untuk keperluan pemanas dalam rumah tangga.
Bahan ini sangat sesuai untuk keperluan yang sifatnya diluar ruangan karena tidak
mempunyai sifat melindungi terhadap sinar ultra violet. Daya refleksi totalnya
mencapai 90%. Disamping itu bahan ini dilapisi acrylic (agar tahan terhadap
oksinadi/korosi) polyester (untuk melindungi dari sinar ultraviolet). Berikut
adalah spesifikasi produknya:
1. Kekuatan tariknya : 45 lbs. tiap inci lebar
2. Perpanjangan putus : 100%
3. Specular Silver Reflectors
a. Daya pantul cahaya : 95% pada sudut medan 1,5 derajat dengan
menggunakan Reflectometer; 92% pada sudut medan 0,5 derajat (ASTM E
430)
b. Pantulan balik : 2%
c. Total Pantulan : 97%
e. Masa Pantul (ASTM G 53): 3% maksimum kehilangan pantulan asalnya
setelah 1000 jam.
4. Specular Aluminum Reflector
a. Daya pantul cahaya: 85%
b. Pantulan balik: 2%
16 Universitas Indonesia
Alat penukar kalor adalah alat yang digunakan untuk memindahkan energi
termal (enthalpy) antara dua fluida atau lebih, antara permukaan solid dan fluida,
atau antara partikel solid dan fluida, pada kondisi temperatur yang berbeda dalam
keadaan kontak thermal. Pada alat penukar kalor biasanya tidak terjadi interaksi
panas dan kerja terhadap lingkungan luarnya.
Aplikasi alat penukar kalor pada umumnya digunakan sebagai sistem
pemanasan atau pendinginan baik tanpa disertai perubahan fase dari aliran fluida
maupun disertai dengan perubahan fase yakni penguapan atau pengembunan
aliran fluida. Pada aplikasi khusus, alat penukar kalor banyak digunakan pada
proses sterilisasi, pasteurisasi, fraksionasi, penyulingan, konsentrasi, kristalisasi,
maupun sebagai pengontrol fluida kerja.
Alat penukar kalor tipe regenerator yang banyak ditemukan di industri
adalah shell-and-tube, radiator kendaraan, kondenser, evaporator, preheater udara,
dan menara pendingin. Alat penukar kalor tak langsung cenderung mengalami
masalah kebocoran fluida kerjanya, akibat dari perbedaan tekanan dan aliran.
Komponen utama alat penukar kalor terdiri dari elemen perpindahan kalor
(seperti core atau matrix yang merupakan permukaan perpindahan panas), dan
elemen distribusi fluida (seperti header, manifold, tanki, pipa, nozzle atau seal).
Di dalam alat penukar kalor, biasanya tidak banyak bagian mekanis yang
bergerak.
Penukar kalor tipe ini umumnya dibuat dari pipa profil bulat, elip, kotak,
atau pilin. Dalam perancangannya terdapat tingkat fleksibilitas yang cukup tinggi
dikarenakan geometri inti dapat divariasikan dengan mudah yaitu dengan
perubahan diameter pipa, panjang dan susunannya.
Penukar kalor tubular dapat didesain untuk tekanan tinggi relatif terhadap
lingkungan maupun relatif terhadap fluida-fluidanya. Penukar kalor tubular
17 Universitas Indonesia
Alat penukar kalor Pipa Ganda( Double pipe ) seperti pada gambar 2.9
terdiri dari satu pipa berada di dalam pipa lain yang memiliki diameter lebih besar
yang ditempatkan konsentris dengan penyusunan yang tepat untuk mengalirkan
fluida dari bagian satu ke bagian yang lain. Double pipe dapat disusun dalam
berbagai susunan seri dan paralel untuk mencocokkan dengan kebutuhan pressure
drop (jatuh tekanan) dan Mean temperature difference (beda temperatur rata-rata).
Penggunaan utama dari Double pipe adalah untuk proses pemanasan (sensible
heating) dan pendinginan (cooling) pada fluida dengan kebutuhan luas permukaan
panas yang kecil (sampai 50 m2). Konfigurasi ini juga cocok digunakan ketika
fluidanya memiliki tekanan yang tinggi kira-kira sampai 4500 psia pada pipa luar
(shell side) dan 21000 psia pada pipa dalam (tube side). Namun kerugian
menggunakan alat penukar kalor ini adalah memerlukan tempat yang besar dan
mahal tiap satuan permukaan perpindahan panas. Jumlah tube yang ada di dalam
dapat berupa tunggal atau banyak, jika terlalu banyak maka jenis ini bisa menjadi
jenis shell and tube. Jika koefesien pertukaran kalor sangat kecil di dalam annulus
atau shell maka dapat digunakan fins (sirip-sirip).
18 Universitas Indonesia
(b) Alat penukar kalor Shell and tube (selongsong dan pipa)
Alat penukar kalor selongsong dan pipa terdiri dari pipa-pipa yang
tersusun melingkar yang berada di dalam satu pipa yang lebih besar yang
dinamakan selongsong di mana susunan pipa-pipa (tube bundle) tersebut sejajar
terhadap selongsong tersebut. Alat penukar kalor inilah yang paling banyak
digunakan.
19 Universitas Indonesia
Gambar 2.10 (a) Alat penukar kalor shell-and-tube (BEM); (b) shell-and-
tube (BEU).
20 Universitas Indonesia
Tipe ini terdiri dari gulungan koil-koil yang berbentuk spiral dan
ditempatkan di dalam sebuah selongsong (shell) dan biasa digunakan dalam
sistem refrigerasi. Koefesien perpindahan kalor dalam pipa spiral ini lebih tinggi
dari pada pipa yang lurus. Alat penukar kalor ini cocok untuk ekspansi termal dan
digunakan pada fluida yang bersih, karena hampir tidak mungkin untuk
pengerjaaan pembersihan.
21 Universitas Indonesia
Hal Komentar
menggunakan air.
udara.
22 Universitas Indonesia
dalam tube.
Ruang – hanya untuk Pendingin udara menempati space yang lebih luas,
sebagainya.
23 Universitas Indonesia
24 Universitas Indonesia
25 Universitas Indonesia
26 Universitas Indonesia
Prinsip Kerja
Secara umum turbin uap dapat digolongkan menjadi tiga macam yaitu
turbin impuls, reaksi dan gabungan. Penggolongan ini berdasarkan cara
mendapatkan perubahan energi potensial menjadi energi kinetik dari semburan
uapnya.
Bagian dalam turbine pada umumnya terdiri atas beberapa pasang sudu,
yakni satu pasang(set) sudu stasioner yang terhubung dengan rumah (casing) dan
satu pasang lagi berupa sudu putar yang terhubung pada porosnya. Kedua pasang
tersebut tersusun dengan minimum kelonggaran (clearance), dengan ukuran dan
konfigurasi pasangan yang bervariasi terhadap peningkatan ekspansi uap pada
setiap tingkatnya.
Pengaturan poros dan rumah (casing) nya mencakup single casing, tandem
compound dan cross compound turbines. Single casing adalah jenis standard
dimana rumah dan poros dihubungkan pada sebuah generator, tandem compound
digunakan untuk menghubungkan langsung dua casing atau lebih secara
bersamaan untuk menggerakkan generator tunggal. dan turbine cross compound
digunakan dimana dua poros atau lebih yang tidak selaras (inline) disusun untuk
27 Universitas Indonesia
28 Universitas Indonesia
2.2.4 Generator
Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari
sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik.
Proses ini dikenal sebagai pembangkit listrik. Walau generator dan motor punya
banyak kesamaan, tapi motor adalah alat yang mengubah energi listrik menjadi
29 Universitas Indonesia
30 Universitas Indonesia
d e
c = S fg ℎGJ`h (2.16)
Untuk generator sinkron tiga fasa, harus ada tiga belitan yang masing-
masing terpisah sebesar 120 derajat listrik dalam ruang sekitar keliling celah udara
seperti diperlihatkan pada kumparan a – a’, b – b’ dan c – c’ pada gambar 2.16
Masing-masing lilitan akan menghasilkan gelombang Fluksi sinus satu dengan
lainnya berbeda 120 derajat listrik. Dalam keadaan seimbang besarnya fluksi
sesaat :
31 Universitas Indonesia
Besarnya fluks resultan adalah jumlah vektor ketiga fluks tersebut adalah:
yang merupakan fungsi tempat (Φ) dan waktu (t), maka besar- besarnya fluks total
adalah:
½.Φm. (2.23)
Dari persamaan diatas, bila diuraikan maka suku kesatu, ketiga, dan
kelima akan saling menghilangkan. Dengan demikian dari persamaan akan
didapat fluksi total sebesar,
32 Universitas Indonesia
Dimana :
Dalam keadaan tanpa beban arus jangkar tidak mengalir pada stator,
sehingga tidak terdapat pengaruh reaksi jangkar. Fluks hanya dihasilkan oleh arus
medan (If). Bila besarnya arus medan dinaikkan, maka tegangan keluaran juga
akan naik sampai titik saturasi (jenuh), seperti diperlihatkan pada gambar 2.17a
dan 2.17b. Kondisi generator tanpa beban bisa digambarkan rangkaian
ekuivalennya seperti diperlihatkan pada gambar 2.17b
33 Universitas Indonesia
a. Resistansi Jangkar
Resistansi jangkar/fasa Ra menyebabkan terjadinya kerugian tegang/fasa
(tegangan jatuh/fasa) dan I.Ra yang sefasa dengan arus jangkar.
34 Universitas Indonesia
Interaksi antara kedua fluksi ini disebut sebagai reaksi jangkar, seperti
35 Universitas Indonesia
= I {Ra + j (Xs)}
= I.Zs
36 Universitas Indonesia
37 Universitas Indonesia
Dari hasil kedua test diatas, maka dapat digambar dalam bentuk kurva
Gambar 2.22. Kurva Karakteristik Tanpa Beban dan Hubung Singkat sebuah
Generator.
38 Universitas Indonesia
Pompa
Pompa kalor adalah mesin yang memindahkan panas dari satu lokasi (atau
sumber) ke lokasi lainnya menggunakan kerja mekanis. Sebagian besar teknologi
pompa kalor memindahkan panas dari sumber panas yang bertemperatur rendah
ke lokasi bertemperatur lebih tinggi. Contoh yang paling umum adalah lemari es,
freezer, pendingin ruangan, dan sebagainya.
Pompa kalor bisa disamakan dengan mesin kalor yang beroperasi dengan
cara terbalik. Satu tipe yang paling umum dari pompa kalor dengan menggunakan
sifat fisik penguapan dan pengembunan suatu fluida yang disebut refrigeran. Pada
39 Universitas Indonesia
Prinsip Kerja
40 Universitas Indonesia
Dalam sistem seperti ini, sangat penting bagi refrigeran untuk mencapai
suhu tinggi ketika diberi tekanan, karena panas sulit bertukar dari fluida dingin ke
lokasi yang lebih panas secara spontan. Dalam hal ini, refrigeran harus bersuhu
lebih tinggi dari temperatur penukar panas. Dengan kata lain, fluida harus
bertekanan rendah jika ingin mengambil kalor dari suatu sistem dan menguap, dan
fluida harus bertekanan tinggi jika ingin membuang kalor dan mengembun. Hal
ini sesuai dengan persamaan gas ideal yang menyatakan bahwa temperatur
berbanding lurus dengan tekanan. Jika hal ini tercapai, efisiensi tertinggi akan
tercapai.
41 Universitas Indonesia
42 Universitas Indonesia
43 Universitas Indonesia
44 Universitas Indonesia
45 Universitas Indonesia
Data Radiasi
1020
1000
980
960
940
920
900
1000
800
600
I Total (W/m2)
400
200
Waktu Pengambilan
47 Universitas Indonesia
3.3 Pertimbangan penggunaan R 113
Dari hasil simulasi pembangkit (seperti yang tertera pada gambar 4.1)
dapat diketahui bahwa komponen nomor 37 (sink/source) mempersyaratkan,
bahwa target daya 6,6 kW akan dapat dicapai bila fluida yang keluar dari
komponen tersebut harus mempunyai parameter : temperature (T) 1630C; tekanan
(p) 6 bar; enthalpy (h) 2766,33 kJ/kg dan laju aliran massa (Φ) sebesar 0,025 kgs.
49 Universitas Indonesia
Permasalahan baru yang dapat diketahui dari hasil simulasi pada gambar
4.1 tersebut adalah, bahwa pembangkit akan membuang limbah panas sebesar
6,36 0C (33,36 0C - 27 0C) kealam bebas (seperti yang diperlihatkan pada
komponen nomor 1 (heatsink) dan hal tersebut akan melanggar peraturan
pemerintah tentang pelestarian lingkungan hidup.
50 Universitas Indonesia
51 Universitas Indonesia
52 Universitas Indonesia
53 Universitas Indonesia
- Kondensasi Hidrokarbon
54 Universitas Indonesia
- Kondensasi Air
55 Universitas Indonesia
xyz{| z∆}
I= (4.1)
q
0,025S1241,71S163 − 25
I=
1106,918
= 3,87 m2
56 Universitas Indonesia
Q = myxC
x∆T (4.3)
berikut:
??
η= x100% (4.4)
4283,77
η= x100% = 60,47%
7084
Dimana:
57 Universitas Indonesia
}\ = ℎ3 − ℎ2\BV
L2 − L2
v2\ =
L2
L2 = L3
Dari table superheated, seperti pada Tabel 4.1 dibawah ini, didapat
nilai S3=6,9683 kJ/kg.K, dan dimana h3= 2850,6 kJ/kg dan nilai S3
58 Universitas Indonesia
59 Universitas Indonesia
60 Universitas Indonesia
Dari table saturated, seperti pada Tabel 4.2 diatas, hanya didapat nilai-
nilai parameter untuk tekanan (P4) = 1 bar dan tekanan (P4) = 1,25
berikut:
61 Universitas Indonesia
ℎ2 = 433,62
ℎ2 = 2247,36
2 = 0,001046
2 = 1,50264
L2 = 1,3456
62 Universitas Indonesia
L2 = 5,9685
L2 − L2
v2\ =
L2
6,9683 − 1,3456
v2\ = = 0,9421
5,9685
ℎ3 = 59,25
}\ = ℎ3 − ℎ2\BV
ℎ2 = ℎ3 − }
} = }\ S − [aJ MN
63 Universitas Indonesia
Dimana:
¦§g,fB§2,2B¨,¦f
}£V = ¦§g,fBBf,¨
S100%
2796,19−2117,86
}£V =
2857,32
S100% = 23,74%
64 Universitas Indonesia
65 Universitas Indonesia
Dari hasil rancangan yang telah dilakukan maka diperoleh beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
66 Universitas Indonesia
Agar diperoleh hasil yang aplikatif, maka rancangan awal ini diharapkan dapat
dilakukan dengan beberapa langkah lanjutan sebagai berikut:
67 Universitas Indonesia
[2] L.E. Hayden, Jr., B.P. Halbrook, P. Stumpf, ASME Code for Pressure
Piping, B31.5 - 2001. An American National Standard, The American
Society of Mechanical Engineers.
[3] T.S. Jone, J.S. Brezizer, Jr., M. Carlos, C.V. Kropas-Hughes, ASME V
Boiler and Pressure Vessel Code 2004 An International Code, The
American Society of Mechanical Engineers.
[7] William F. Pickard, Nicholas J. Hansing, and Amy Q. Shen, Can large-
scale advanced-adiabatic compressed air energy storage be justified
68 Universitas Indonesia
[8] Futoshi Tanaka, Takashi Hibiki, Kaichiro Mishima, Correlation for Flow
Boiling Critical Heat Flux in Thin Rectangular Channels. Journal of Heat
Transfer, DECEMBER 2009, Vol. 131 / 121003-1
69 Universitas Indonesia
[18] J.B. Metson, K.E. Prince, A. Bittar and L.J. Tornquist, Sensitivity Analysis
XPS and SIMS Characterisation of Ti OXNY Solar Absorber Films,
Industrial Research Ltd, Lower Hutts, New Zealand, Ionics 7 (2001)
[19] Douglas Reindl , Sun Kuk Kim, Yong Tae Kang and Hiki Hong,
Experimental verification of a solar hot water heating system with a spiral-
jacketed storage tank., Journal of Mechanical Science and Technology 22
(2008) 2228~2235
70 Universitas Indonesia
[27] Igor J. Karassik, Joseph P. Messina, Paul Cooper, Charles C. Heald, Pump
Handbook, Third Edition, MacGrawHill, (2001).
71 Universitas Indonesia
[31] M.M.A. Sarker, E. Kim , C.G. Moon , J.I. Yoon, Performance characteristics
of the hybrid closed circuit cooling tower, Elsevier, Science Direct, Energy
and Building 40 (2008) 1529-1535
[32] Gabriele Centi , Siglinda Perathoner, Catalysis: Role and Challenges for a
Sustainable Energy, Springer Science+Business Media, DOI
10.1007/s11244-009-9245-x, LLC (2009).
[33] J.B. Metson, K.E. Prince, A. Bittar, and L.J. Tornquist, XPS and SIMS
Characterisation of TiOxNy Solar Absorber Films, Industrial Research
Ltd. Lower Hutt, New Zealand, Ionic (2001).
72 Universitas Indonesia
[36] Douglas Reindl , Sun Kuk Kim2, Yong Tae Kang and Hiki Hong,
Experimental verification of a solar hot water heating system with a spiral-
jacketed storage tank, Springer, Journal of Mechanical Science and
Technology 22 - 2228~2235 (2008)
[39] Different Regions of 2.25Cr-1Mo (T22) Boiler Tube Steel Weldment, ASM
International, JMEPEG 18:959–965 DOI: 10.1007/s11665-008-9309-2,
(2009)
[40] B.S. Mann, Vivek Arya, B.K. Pant, and Manish Agarwal, High Power
Diode Laser Surface Treatment to Minimize Droplet Erosion of Low
Pressure Steam Turbine Moving Blades, ASM International, JMEPEG
18:990–998, DOI: 10.1007/s11665-008-9329-y, (2009)
73 Universitas Indonesia
Dimensions: in
Shell
1 1 .8 1 1
2 8 .5
7 .5
Rear Head
0
Di m en s i on s : in
58.875
1 6 .5
2 8 .5
7 .5
SS1 CG SS2
(2 )
2.5 2.5
6 .875
1 0.25
6 .875
1 0.25
4 4
Nozzles Couplings / S upports Design S pecifications S hell Tube C ompany:U niversitas Indonesia
(1 ) (2 )
Location:Jakarta
La be l Si z e: Des c rip tio n Pro je c t. Lab el Si z e : De s c rip ti o n Proj e c t. De s i gn Pres s ure ps i g 6/1 7 /1 S ervice of U nit: H eat Transfer R G.
SS1 2 0.75 Bol t Ho les 12 Te s t Pres s ure ps i g 6 7 Item N o.: 02
SS2 2 0.75 x 1.5 Slots 12 De s i gn Tem p erature F 32 5 2 80 D ate: 01/06/11 R ev N o.: 0
Nu m be r o f Pa s s es 1 4
Co rros i on Al l owan c e in 0.06 25 0.06 25 Aspen Technology, Inc.
Ra di og ra phi n g Sp ot Spot
Midlothian, V irginia
Wt Em pty : 4 94 Ful l : 6 92 Bu nd le : 21 0 l b
Re v : Date: Des c rip tio n Dwg Ck d Ap pd ASM E VIII-1 2 00 4 A0 6
S etting P lan
TEM A Ty pe: BEM
Si z e : 1 1-35 Dwg No .: Re v :
TEM A Cl a s s : C Tesis01 01
74 Universitas Indonesia
60
45
11 18 60 16 45 61
21 28 26 71
31 36 81
60
45
12 45
18 17 45 61
22
28 27 71
32
37 81
45
15
25
35
C ompany:Universitas Indonesia
Notes :
Location:Jakarta
A ll D imensions In Inches S ervice of Unit: Heat Transfer RG.
W elding in accordance w ith C ode Item No.: 02
D ate: 01/06/11 Rev N o.: 0
1.188
OD
125
ID
17 Fr H d Flng TubS h
C ompany:Universitas Indonesia
Notes :
Location:Jakarta
A ll D imensions In Inches S ervice of Unit: Heat Transfer RG.
B olt holes to straddle centerlines Item No.: 02
D ate: 01/06/11 Rev N o.: 0
75 Universitas Indonesia
15.188 O D
11.026 Dia 90 270
180
1.375 Thk . 14 R ear TubS h R ear E nd V iew
0.188 1.188 C ompany:Universitas Indonesia
Notes :
Location:Jakarta
A ll D imensions In Inches S ervice of Unit: Heat Transfer RG.
B olt holes to straddle centerlines Item No.: 02
D ate: 01/06/11 Rev N o.: 0
125
Aspen Technology, Inc.
Midlothian, V irginia
Sc ale: 1: 3.8
Rev : Date: Des c ripti on Dwg Ck d Appd ASM E VIII-1 2004 A06
0.640 Tubesheet D etail
TEM A Ty pe: BEM
Si z e: 11-35 Dwg No.: Rev :
TEM A Clas s : C Tesis01 15
0
0.0
7.188
12.313
0.330
O.D.
24
22
270 90
11.811
6
18
1.188
11.311
76 Universitas Indonesia
5.906 R adi us
48 B
12.000
0.250
8.563
3.250 0.250
5.563
48 D
0.750 0.750
1.500
48 A
3.438 3.438 1.50 2.50
0.500
5.125 5.125
4.000
10.250
C ompany:Universitas Indonesia
Notes :
Location:Jakarta
A ll D imens ions In Inc hes S ervice of Unit: Heat Transfer RG.
Item No.: 02
D ate: 01/06/11 Rev N o.: 0
90 27 0
5.906 R adius
47 B
12.000
0.250
8.563
0.250 3.250
5.563
47 D
0.750 0.750
0.750
47 A
3.438 3.438
2.50 1.50
0.500
5.125 5.125
4.000
10.250
C ompany:Universitas Indonesia
Notes :
Location:Jakarta
A ll D imensions In Inches S ervice of Unit: Heat Transfer RG.
Item No.: 02
D ate: 01/06/11 Rev N o.: 0
77 Universitas Indonesia
OD
16 0.625 D ia B olt H oles
15.188
13.938 Bolt Circ le
125
ID
0.250 A lloy O v erlay ed
11.938
18 R e H d Flng TubS h
C ompany:Universitas Indonesia
Notes :
Location:Jakarta
A ll D imensions In Inches S ervice of Unit: Heat Transfer RG.
B olt holes to straddle centerlines Item No.: 02
D ate: 01/06/11 Rev N o.: 0
12.938 O.D.
12.188 I.D.
0.250 R adius
32
R ear H ead G as k ets at Tbshts
0.063 Thk.
78 Universitas Indonesia
12.188 I.D.
0.250 R adius
1.000
11.311
31
Front H ead Gaskets at Tbshts
0.063 Thk.
C ompany:Universitas Indonesia
Notes :
Location:Jakarta
A ll D imensions In Inches S ervice of Unit: Heat Transfer RG.
B olt holes to straddle centerlines Item No.: 02
D ate: 01/06/11 Rev N o.: 0
5.750
1.000 1.000
0.000
-1.000
117A 1 1 7B
Radius
Radius
ID
117C
19.811
0.938 Radius
0.938 Radius
0.938
0.938
0.313
ID
11.151
1.000 1.000
C ompany:Universitas Indonesia
Notes :
Location:Jakarta
A ll D imensions In Inches S ervice of Unit: Heat Transfer RG.
B olt holes to straddle centerlines Item No.: 02
D ate: 01/06/11 Rev N o.: 0
79 Universitas Indonesia
Front Rear
7.8346
5.8858 7.8543
Side View
C ompany:Universitas Indonesia
Notes :
Location:Jakarta
S ervice of Unit: Heat Transfer RG.
Item No.: 02
D ate: 01/06/11 Rev N o.: 0
0
0.000
32.000
18.875
13.125
0.330
1
O.D.
270 90 12
11.811
19
12
117
26.500
5.500
1 80
Front E nd V iew S ide V iew
C ompany:Universitas Indonesia
Notes :
Location:Jakarta
A ll D imensions In Inches S ervice of Unit: Heat Transfer RG.
B olt holes to straddle centerlines Item No.: 02
W eld joint details per draw ing 20 D ate: 01/06/11 Rev N o.: 0
80 Universitas Indonesia
5 8 .8 7 5
1 1 .3 7 5 3 5 .1 8 7 5 1 2 .3 1 2 5
1 .1 8 7 5
4 .1 8 7 5 7 .1 8 7 5 2 32 7 .1 8 7 5 5 .1 2 5
2 2
1 .1 8 7 5 7 .7 5 1 .1 8 7 5
0 .2 5 0 .1 8 7 5 0 .1 8 7 5 0 .2 5
101 102
0 .3 3
0 .3 3
0 .3 3 0 .3 1 2 5
OD 1 2 . 9 3 7 5 I D 1 2 . 1 8 7 5 0 . 0 6 2 5
OD 1 2 . 9 3 7 5 I D 1 2 . 1 8 7 5 0 . 0 6 2 5
OD 1 5 . 1 8 7 5
OD 1 5 . 1 8 7 5
ID 1 1 .1 5 1
ID 1 7 .1 8 6
ID 1 1 .1 5 1
ID 1 1 .1 5 1
0 .3 1 2 5 0 .3 1 2 5
T o rr. El l i p . (2 :1 )
0 .3 7 5
0 .3 7 5
OD 0 .6 2 9 9 T k 0 . 0 8 2 7 P i t c h 1 .1 8 1 1 Ro ta te d Sq r. 0 .0 3 9 4
2 .1 8 7 5 6 Ba f fl e s , Sp a c i n g 3 .9 3 7 (S . Se g .) 1 .3 7 5
0 .1 2 5 3 5 .1 8 3 1 0 .1 2 5
3 5 .4 3 3 1
81 Universitas Indonesia