Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH KELOMPOK

PROSES PEMBANGKIT ENERGI PADA REAKTOR FISI


MATA KULIAH FISIKA INTI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika Inti
Sarjana Pendidikan pada Jurusan/Program Studi Pendidikan Fisika

OLEH :

Kelompok I

SULASRI : A1K119016
SYUKURULLAH : A1K115109
NURSITINA : A1K119054

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas


limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan makalah yang berjudul
Reaktor Fisi dapat diselesaikan dengan tepat pada waktunya dan tidak
mengalami hambatan yang berarti. Tidak lupa pula penyusun mengucapkan
terimah kasih kepada dosen pengajar, teman-teman mahasiswa, dan juga semua
pihak yang telah membantu baik berupa dukungan motivasi, material maupun
dengan tenaga selama penyusunan makalah ini. Semoga bantuan tersebut tercatat
sebagai amal yang baik disisi Allah SWT.

Dalam makalah ini, disajikan beberapa materi yang akan penyusun bahas.
Adapun materi-materi yang akan dibahas tersebut adalah reaktor fisi, siklus
neutron pada reaksi fisi, desain reaktor fisi, komponen pada reaktor fisi, serta
jenis-jenis reaktor fisi. Selama penyusunan makalah, penyusun telah
menyelesaikan makalah berdasarkan prosedur dengan sebaik-baiknya dan sesuai
dengan arahan dosen pengajar.

Makalah ini disusun dan diajukan sebagai syarat kelulusan selama


mengikuti mata kuliah Fisika Inti. Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa
makalah ini masih banyak memiliki kekurangan dan masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karenanya penyusun sangat mengharapkan masukan berupa
kritik dan saran yang positif dan sifatnya membangun kreaktifitas untuk lebih
menyempurnakan makalah ini.

Kendari, Juni 2022


Penyusun,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................ 2
C. Tujuan ............................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3

A. Reaktor Fisi ....................................................................................... 3


B. Siklus Neutron dalam Reaksi Fisi ................................................... 5
C. Desain Reaktor Fisi .......................................................................... 6
D. Komponen Reaktor Fisi ................................................................... 9
E. Jenis Reaktor Fisi ........................................................................... 14

BAB III PENUTUP ...................................................................................... 22

A. Kesimpulan ..................................................................................... 22
B. Saran ................................................................................................ 23

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 24

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Reaksi Fisi ....................................................................................... 3

Gambar 2. Diagram dari Susunan Elemen Bahan Bakar dalam Sebuah Inti
Reaktor Nuklir dan Penampang Elemen Bahan Bakar ............ 8

Gambar 3. Bagan komponen Reaktor Nuklir.................................................... 9

Gambar 4. Teras sebuah reactor kecil yang digunakan untuk Penelitian ...... 9

Gambar 5. Gambar sketsa sederhana reaktor G.A. Siwabessy yang ada di


Serpong .......................................................................................... 15

Gambar 6. Gambar Prinsip Kerja Reaktor Nuklir ........................................ 17

Gambar 7. Konsep Konsruksi Reaktor Ait Tekan (PWR) ........................... 18

Gambar 8. Konsep Konsruksi Reaktor Ait Didih (BWR) ............................ 19

Gambar 9. Konsep Konsruksi Reaktor Pendingin ........................................ 20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebutuhan energi diperkirakan terus mengalami peningkatan sebagai
konsekuensi dari pertumbuhan ekonomi dan pertambahan jumlah penduduk.
Oleh karena itu, pengelolaan energi dilaksanakan dengan sebaik-baiknya agar
dapat memenuhi jaminan pasokan energi baik untuk kebutuhan saat ini
maupun di masa mendatang. Seiring perubahan zaman dan perkembangan
teknologi, para ahli dan penemu menciptakan inovasi energi baru dengan
kelebihan yang diharapkan dapat menyempurnakan energi sebelumnya dan
dapat sesuai dengan konsep pembangunan berkelanjutan. Kelebihan yang
dimaksud seperti tingkat emisi yang lebih rendah dan lebih efisien. Salah satu
energi baru yang diciptakan tersebut diantaranya. Dengan adanya energi
nuklir tersebut, pertumbuhan ekonomi yang terjadi diharapkan tidak akan
merusak lingkungan (Mega & Jaka, 2020).
Pemanfaatan energi nuklir dilakukan dalam suatu instalasi nuklir,
seperti reaktor nuklir, baik reaktor untuk keperluan menghasilkan listrik
maupun untuk tujuan riset dan produksi isotop untuk memenuhi kebutuhan
rumah sakit, fasilitas pemurnian, fasilitas fabrikasi bahan bakar nuklir,
fasilitas penyimpanan bahan bakar nuklir dan bahan bakar bekas nuklir.
Instalasi nuklir didesain, dibangun, dan dioperasikan sedemikian rupa
sehingga pemanfaatan tenaga nuklir selamat dan aman (Putro, 2020).
Reaktor nuklir terjadi berdasarkan proses reaksi pembelahan inti atau
biasa disebut reaksi fisi yang terjadi secara berantai dan tak terkendali. Reaksi
berantai tersebut berasal dari peritiwa tumbukan antara neutron dengan
nuklida di dalam reaksi nuklir yang menyebabkan terjadinya berbagai reaksi
(Isnaini, dkk., 2019). Dalam reaksi pembelahan, neutron ditangkap oleh inti
atom dan menghasilkan suatu inti atom majemuk yang bersifat sangat tidak
stabil. Dalam waktu yang sangat singkat, inti atom majemuk ini akan
membelah menghasilkan 2 bagian utama dan kira-kira 2 sampai 3 neutron

1
baru. Dalam reactor, jumlah neutron hasil reaksi fisi harus dibatasi sehingga
hanya sattu neutron saja yang akan diserap untuk reaksi fisi selanjutnya
(Fatkhiyatul, dkk. 2014).
Dalam reaktor nuklir, selain mengetahui reaksi fisi yang terjadi
didalamnya penting juga untuk mengetahui lebih lanjut mengenai desain,
komponen, serta jenis-jenis reaktor nuklir tersebut. Sehingga dibuatlah
makalah ini yang berjudul Rektor Fisi untuk menambah wawasan dan
pengetahuan mendalam terkait reaktor nuklir tersebut.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan reaktor fisi?
2. Bagaimana siklus neutron pada reaksi fisi?
3. Bagaimana desain reaktor nuklir?
4. Apa saja komponen reaktor nuklir?
5. Apa saja jenis-jenis reaktor nuklir?

C. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui tentang reaktor fisi.
2. Mengetahui siklus neutron pada reaksi fisi.
3. Mengetahui desai reaktor nuklir.
4. Mengetahui komponen reaktor nuklir.
5. Mengetahui jenis-jenis reaktor nuklir.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Reaktor Fisi
Fisi nuklir merupakan proses pemecahan atom berat menjadi dua
bagian, biasanya terjadi karena adanya tabrakan neutron. Proses ini
menghasilkan panas dan juga melepaskan neutron. Neutron ini dapat terus
menyebabkan fisi lebih lanjut, yang memungkinkan terdapat reaksi berantai.

Gambar 1. Reaksi Fisi

Fragmen fisi, juga disebut produk fisi, memiliki energi kinetik sangat
tinggi yang menyebabkan bahan di sekitarnya memanas akibat bertabrakan
dengan atom tetangga. Di stasiun tenaga nuklir, energi panas ini kemudian
ditransfer dari bahan bakar ke turbin dengan menggunakan cairan pendingin.
Produk fisi juga termasuk radioaktif dan radioaktivitas ini menghasilkan panas
yang cukup besar. Meskipun panas ini hanya sebagian kecil yang dihasilkan
relatif terhadap daya, namun masih dapat menyebabkan kerusakan parah pada
reaktor jika tidak dikelola dengan hati-hati (Maemunah, 2019:474).
Reaktor Nuklir adalah alat tempat terjadinya reaksi berantai yang
menyangkut fisi nuklir yang terkendali. Sebuah reaktor merupakan sumber
energi yang sangat efisien: fissi 1 gram nuklida yang memadai per hari,
melepaskan energi dengan laju sekitar 1 MW yang setara dengan pembakaran
2,6 ton batu bara per hari. Energi yang dilepaskan dalam sebuah reaktor nuklir

3
timbul sebagai kalor, dan dapat diambil dengan mengalirkan zat cair atau gas
sebagai pendingin, melalui bagian dalam reaktor itu.
Dua aspek penting yang membedakan reaksi fisi dengan reaksi inti
lainnya adalah : (1) Pada setiap reaksi fisi dihasilkan lebih dari satu neutron
dihasilkan untuk setiap neutron yang diserap. Pada reaksi fisi U 235 misalnya
dihasilkan rata-rata 2,5 neutron. Dengan demikian dimungkinkan dapat
terjadinya reaksi berantai yang berkelanjutan. (2) Pada setiap reaksi fisi
dilepaskan sekitar 200 Mev dimana lebih kurang 165 Mev dibawa oleh
pecahan fisi . Energi ini tersedia dalam bentuk kalor dan dapat digunakan
sebagai sumber energi. Pembangunan sebuah reaktor mengacu kepada dua
karakteristik ini. Suatu reaksi berantai yang berkelanjutan adalah mungkin
terjadi apabila jumlah neutron yang dihasilkan pada setiap generasi adalah
lebih atau sama dengan jumlah neutron generasi sebelumnya. Sebuah kuantitas
penting k yang disebut sebagai faktor reproduksi atau faktor multiflikasi
didefiniskan sebagai:
jumlah neutron pada generasi ke (n  1)
k
jumlah neutron pada generasi ke n

Jika jumlah neutron yang dihasilkan pada suatu generasi sama dengan
jumlah neutron pada generasi sebelumnya, atau jika k = 1 , sistem disebut
dalam kondisi kritis. Jika jumlah neutron yang dihasilkan pada suatu generasi
kurang dari jumlah neutron pada generasi sebelumnya, atau jika k < 1 , sistem
disebut dalam kondisi subkritis atau konvergen. Jika jumlah neutron yang
dihasilkan pada suatu generasi lebih dari jumlah neutron pada generasi
sebelumnya, atau jika k >1 , sistem disebut dalam kondisi superkritis atau
divergen. Untuk memperoleh supply energi yang tetap dan kontinu dari reaktor
fisi maka sistem harus dalam kondisi kritis. Jika reaktor dalam kondisi
superkritis akan terjadi pelepasan energi yang terus menerus meningkat dan
tidak terkendali seperti yang terjadi pada bom nuklir. Jika sistem dalam kondisi
subkritis energi akan terus menerus berkurang menuju nol. Pada reaktor nuklir
harga awal k dibuat sedikit lebih besar dari satu dan sesudah tercapai tingkat
energi yang diinginkan harga k kemudian dibuat bernilai satu.

4
Hanya inti U235 yang terdapat di alam yang dapat berfissi dengan
neutron termal. Uranium alamiah merupakan kombinasi dari isotop U235 dan
U238 dalam ratio 1:138, yang berarti kelimpahan U235 dalam uranium alamiah
hanya 0,71 % berat. Karena sifat kimia yang identik dari kedua isotop,
memisahkan U235 dari U238 membutuhkan biaya tinggi. Hal ini dilakukan
dengan memanfaatkan perbedaan kecil dalam tingkat difusi kedua isotop.
Adalah tidak mungkin untuk mencapai suatu sistem kritis jika menggunakan
uranium alamiah untuk fisi, sebab neutron akan diserap dalam proses non fisi
baik oleh U235 maupun U238 .

B. Siklus Neutron pada Reaksi Fisi


Fisi Neutron yang dihasilkan pada suatu reaksi fisi memiliki energi
berkisar dari nilai energi thermal sampai sekitar 18 Mev. Reaksi fisi dengan
bahan fisi U235 hanya dapat berlangsung dengan neutron thermal. Untuk itu
perlu memperlambat neutron cepat ini menjadi neutron termal dengan
menggunakan moderator seperti air, air berat, atau karbon.
Siklus dari neutron cepat adalah:
1. Fisi cepat ()
U238.dapat berfisi dengan neutron cepat, maka ada kemungkinan
bahwa neutron cepat dapat menghasilkan fisi. Kemungkinan ini dinyatakan
dengan , yang disebut dengan faktor fisi cepat. Dimulai dengan 1 neutron,
dengan demikian kita memiliki ( > 1) neutron.

2. Neutron cepat tidak bocor (Pf)


Dalam proses perlambatan ada kesempatan neutron meninggalkan
sistem. Jika Pf adalah kemungkinan neutron cepat tidak bocor, kita akan
memperoleh Pf pada akhir proses sementara (1-Pf) neutron meninggalkan
sistem.

5
3. Lolos resonansi (p)
U238 memiliki puncak resonansi yang amat kuat dalam range energi
mulai dari 5 ev sampai 200 ev. Dengan demikian sebelum mencapai energi
termal beberapa Pf neutron akan diserap oleh absorpsi resonansi. Diambil p
adalah probabilitas resonansi. Pada rata-rata Pfp neutron akan mencapai
energi termal lolos dari absorpsi resonansi. Fraksi yang diserap pada puncak
resonansi adalah Pf(1-p).

4. Tidak kebocoran Termal (Pt)


Pada rata-rata, kita memiliki sekarang Pfp energi termal. Sebelum
neutron ini diserap dalam proses yang dapat berfisi dan tidak dapat berfisi,
ada beberapa kemungkinan beberapa fraksi akan meninggalkan sistem. Jika
kita Pfmenyatakan probabilitas ketidakbocoran termal dengan Pt, kita akan
ditinggalkan dengan PfpPt neutron yang tersedia untuk diserap. Jumlah
neutron yang meninggalkan sistem pada Pf p(1-Pt).
5. Pemanfaatan termal (f).
Tidak semua fraksi akan hilang karena penyerapan oleh material
moderator, dinding, atau bahan lainnya. Fraksi yang tidak hilang dinyatakan
dengan f dan disebut dengan faktor pemanfaatan termal. Pf pPtf, sementara
itu rata-rata jumlah neutron yang diserap oleh material lain selain uranium
adalah Pf pPt(1-f).
6. Fissi, neutron sebanyak Pf pPtf diserap oleh uranium.

C. Desain Reaktor Nuklir


Jika sebuah reaktor menggunakan uranium alamiah sebagai bahan bakar
adalah tidak mungkin memperoleh reaksi berantai dengan menggunakan
neutron berenergi tinggi atau menengah sebab penampang absorbsi resonansi
yang tinggi oleh U238. Jika neutron cepat diperlambat sehingga melewati
resonansi tanpa penyerapan, reaksi berantai dengan neutron termal dapat
terjadi. Untuk mencapai perlambatan yang cepat dari sebuah neutron cepat,

6
bahan dengan nomor massa yang rendah digunakan sebagai moderator dengan
uranium. Mungkin kita berfikir bahwa jika uranium dicampur secara seragam
dengan moderator akan diperoleh perlambatan dengan tingkat yang tinggi. Ini
akan menyebabkan sebuah reaksi berantai yang divergen tidak akan diperoleh
karena penyerapan resonansi oleh U238 masih sangat tinggi. Campuran yang
homogen antara moderator dengan bahan bakar akan meningkatkan
penyerapan oleh moderator. Karena itu suatu reaksi berantai yang divergen
tidak akan tercapai di dalam sebuah reaktor termal homogen yang
menggunakan uranium alamiah.
Suatu reaksi berantai yang divergen akan mungkin dengan
menggunakan uranium alamiah hanya apabila reaktor itu merupakan jenis
reaktor termal heterogen. Dalam reaktor jenis ini uranium dalam bentuk batang
ditempatkan dalam suatu kisi matrik dari material moderator seperti dapat
dilihat pada Gambar 2. Susunan ini memiliki keuntungan yaitu neutron cepat
yang dihasilkan pada fisi di dalam batang akan meninggalkan batang dan
diperlambat di dalam material moderator yang mengelilinginya. Penyerapan
resonansi dalam U238 akan sangat banyak dikurangi karena hanya U238 pada
permukaan batang tersedia. Sesudah diperlambat neutron dengan mudah akan
masuk ke dalam bahan bakar dan menghasilkan fisi dan reaksi berantai yang
divergen dapat berlangsung.
Reaktor termal homogen hanya mungkin beroperasi bila mana uranium
diperkaya dengan U235. Hal ini dapat terjadi jika peningkatan ukuran reaktor
akan memiliki keuntungan karena menyebabkan nilai P menjadi 1. Keuntungan
ini dibatasi oleh fakta bahwa ukuran meningkatkan penyerapan dalam material
yang tidak berfisi dan mereduksi nilai f. Variasi f secara pasti berlawanan
dengan nilai P yang berkaitan dengan ukuran dan ruang bahan bakar. Nilai
yang kompromis adalah untuk nilai P = f = 0,95 sesuai untuk reaktor yang
menggunakan uranium alamiah dengan air berat sebagai moderator.

7
Gambar 2. Diagram dari Susunan Elemen Bahan Bakar
dalam Sebuah Inti Reaktor Nuklir dan Penampang
Elemen Bahan Bakar

Jumlah energi yang tersedia pada reaktor nuklir besar sekali. Misalnya
setiap fisi U235 menghasilkan 200 Mev energi secara rata-rata atau 3,2 x 10-11
watt second. Satu gram U235 akan menghasilkan 8,2 x 1010 watt sec  1 MWD
(mega watt days).
Sebagai perbandingan satu ton batubara akan menghasilkan  0,36
MWD kalor. Kita dapat menyimpulkan bahwa 1 ton uranium  2,7 x 106 ton
batu bara. Panas yang dihasilkan dalam teras reaktor diserap oleh pendingin
yang kemudian digunakan untuk menghasilkan uap. Uap ini memutar turbin
yang kemudian menghasilkan listrik.

8
D. Komponen Reaktor
Untuk dapat mengendalikan laju pembelahan, suatu reaktor nuklir harus
didukung dengan beberapa fasilitas yang disebut sebagai komponen reaktor.
Mereka dirancang untuk menghasilkan listrik dengan memulihkan dan
mengangkut panas yang dihasilkan oleh reaksi fisi ke turbin dan alternator.

Gambar 3. Bagan komponen Reaktor Nuklir


(sumber: Santiani, 2011)
Komponen utama khusus untuk reaktor terletak di teras nuklir. Di
sinilah reaksi fisi terjadi dan termasuk ketel nuklir dan sistem bahan bakar,
serta peralatan yang diperlukan untuk mengoperasikan dan menjamin
keselamatan seluruh fasilitas (CEA, 2016).

Gambar 4. Teras sebuah reactor kecil yang digunakan untuk


Penelitian
(sumber: Santiani, 2011)

9
1. Bahan Bakar Nuklir
Bahan bakar nuklir adalah komponen utama yang memegang
peranan penting untuk berlangsungnya reaksi nuklir. Bahan bakar nuklir
dibuat dari isotop alam seperti Uranium dan Thorium yang mempunyai sifat
dapat membelah apabila bereaksi dengan neutron (Adiwardojo, dkk., 2014).
Terdapat dua jenis bahan bakar nuklir, yaitu BAHAN FISIL dan BAHAN
FERTIL (Santiani, 2011).
a. Bahan Fisil ialah: suatu unsur/ atom yang langsung dapat memberikan
233
reaksi pembelahan apabila dirinya menangkap neutron. Contoh: 92U ,
235
92U , 94Pu239, 94Pu241.
b. Bahan Fertil ialah : suatu unsur /atom yang setelah menangkap neutron
tidak dapat langsung membelah, tetapi membentuk bahan fisil. Contoh:
232 238
90Th , 92U .
Pada kenyataannya sebagian besar bahan bakar nuklir yang berada di
alam adalah bahan fertil, sebagai contoh isotop Thorium di alam adalah
100% Th-232, sedangkan isotop Uranium hanya 0,7% saja yang merupakan
bahan fisil (U-235), selebihnya sebesar 99,35% adalah bahan fertil (U-238).
Karena alasan fisis, elemen bakar suatu reaktor dibuat dengan kadar
isotop fisilnya lebih besar dari kondisi alamnya, isotop yang demikian
disebut sebagai isotop yang diperkaya, sedangkan sebaliknya untuk kadar
isotop fisil yang lebih kecil dari kondisi alamnya disebut sebagai isotop
yang susut kadar, biasanya ditemui pada elemen bakar bekas. Selain
perubahan kadar bahan fisilnya, elemen bakar biasanya dibuat dalam bentuk
oksida atau paduan logam dan bahkan pada dasawarsa terakhir ini sudah
banyak dikembangkan dalam bentuk silisida. Contoh komposisi elemen
bakar yang banyak dipakai: UO2, U3O8-Al, UzrH, U3Si2-Al. Tujuan utama
dibuatnya campuran tersebut adalah agar diperoleh elemen bakar yang nilai
bakarnya tinggi, titik lelehnya tinggi, penghantaran panasnya baik, tahan
korosi, tidak mudah retak serta mampu menahan produk fisi yang terlepas.

10
2. Bahan Moderator
Dalam reaksi fisi, neutron yang dapat menyebabkan reaksi
pembelahan adalah neutron termal. Neutron tersebut memiliki energi sekitar
0,025 eV pada suhu 270C. Sementara neutron yang lahir dari reaksi
pembelahan memiliki energi rata-rata 2 MeV, jauh lebih besar dari energi
termalnya.
Syarat bahan moderator adalah atom dengan nomor massa kecil.
Syarat lainnya memiliki tampang lintang serapan neutron (keboleh-jadian
menyerap neutron) yang kecil, memiliki tampang lintang hamburan yang
besar dan memiliki daya hantara panas yang baik, serta tidak korosif.
Contoh bahan moderator : H2O, D2O (Grafit), Berilium (Be).

3. Pendingin Reaktor
Energi yang dilepaskan sebagai panas selama fisi inti bahan bakar
harus ditransfer dari teras reaktor ke sistem yang dirancang untuk mengubah
panas menjadi listrik, yaitu turbin dan alternator. Peran ini dijamin oleh
pendingin, cairan yang digunakan untuk menghilangkan panas yang
dihasilkan oleh bahan bakar nuklir (CEA, 2016).
Pendingin reaktor berfungsi sebagai sarana pengambilan panas hasil
fisi dari dalam elemen bakar untuk dipindahkan/dibuang ke tempat
lain/lingkungan melalui perangkat penukar panas (H.E.). Sesuai dengan
fungsinya maka bahan yang baik sebagai pendingin adalah fluida yang
koefisien perpindahan panasnya sangat bagus. Persyaratan lain yang harus
dipenuhi agar tidak mengganggu kelancaran proses fisi pada elemen bakar
adalah pendingin iuga harus memiliki tampang lintan serapan neutron yang
kecil, dan tampang lintang hamburan yang besar serta tidak korosif. Contoh
fluida-fluida yang biasa dipakai sebagai pendingin adalah: H2O, D2O, Na
cair, Gas He dan lain-lain.

11
4. Batang Kendali Reaktor
Batang kendali berfungsi sebagai pengendali jalannya operasi
reaktor agar laju pembelahan/populasi neutron di dalam teras reaktor dapat
diatur sesuai dengan kondisi operasi yang dikehendaki. Selain itu batang
kendali juga berfungsi untuk memadamkan reaktor/menghentikan reaksi
pembelahan. Sesuai dengan fungsinya, bahan batang kendali adalah material
yang mempunyai tampang lintang serapan neutron yang sangat besar, dan
tampang lintang hamburan yang kecil. Bahan-bahan yang sering dipakai
adalah: Borory cadmium, gadolinium dan lain-lain. Bahan-bahan tersebut
biasanya dicampur dengan bahan lain agar diperoleh sifat yang tahan
radiasi, titik leleh yang tinggi dan tidak korosif.
Prinsip kerja pengaturan operasi adalah dengan ialan memasukkan
dan mengeluarkan batang kendali dari teras reaktor. Jika batang kendali
dimasukkan, maka sebagian besar neutron akan tertangkap olehnya, yang
berarti populasi neutron di dalam teaktor akan berkurang dan kemudian
padam. Sebaliknya iika batang kendali dikeluarkan dari teras, maka populasi
neutron akan bertambah, dan akan mencapai tingkat jumlah tertentu.
Pertambahan/penurunan populasi neutron berkait langsung dengan
perubahan daya reaktor.

5. Perangkat Detektor
Detektor adalah komponen penunjang yang mutlak diperlukan di
dalam reaktor nuklir. Semua insformasi tentang kejadian fisis di dalam teras
reaktor, yang meliputi popularitas neutron, laju pembelahan, suhu dan lain-
lain hanya dapat dilihat melalui detektor yang dipasang didalam teras.

6. Reflektor
Neutron yang keluar dari pembelahan bahan fisil, berialan dengan
kecepatan tinggi ke segala arah. Karena sifatnya yag tidak bermuatan listrik
maka gerakannya bebas menembus medium dan tidak berkurang bila tidak
menumbuk suatu inti atom medium. Karena sifat itu, sebagian neutron dapat

12
lolos keluar teras reaktor, atau hilang dari sistem. Keadaan ini secara
ekonomi berati kerugian, karena netron tidak dapat digunakan untuk proses
fisi berikutnya.
Untuk mengurangi kejadian ini, maka sekeliling teras reaktor
dipasang bahan pemantul neutron yang disebut reflektor, sehingga nutron-
neutron yang lolos akan bertahan dan dikembalikan ke dalam teras untuk
dimanfaatkan lagi pada proses fisi berikutnya.
Bahan-bahan reflektor yang baik adalah unsur-unsur yang
mempunyai tarnpang lintang hamburan neutron yang besar, dan tampang
lintang serapan yang sekecil mungkin serta tidak korosif. Bahan-bahan yang
sering digunakan antara lain: Berilium, Grafit, Parafin, Air, D2O.

7. Bejana dan Perisai Reaktor


Bejana/tangki reaktor berfungsi untuk menampung fluida pendingin
agar teras reaktor selalu terendam didalamnya. Beiana tersebut selain harus
kuat menahan beban, juga harus tidak korosif bila berinteraksi dengan
pendingin atau benda lain di dalam teras. Bahan yang bisa digunakan
adalah; aluminium, dan stainless stell.
Perisai reaktor berfungsi untuk menahan/menghambat/menyerap
radiasi yang lolos dari teras reaktor agar tidak menerobos keluar sistem
reaktor. Karena reaktor adalah sumber radiasi yang sangat potensial, maka
diperlukan suatu sistem perisai yang mampu menahan semua jenis radiasi.
Umumnya perisai yang digunakan adalah lapisan beton berat.

8. Perangkat Penukar Panas (Heat Exchanger/H.E)


Perangkat penukar panas (Heat exchanger) merupakan komponen
penunjang yang berfungsi sebagai sarana pengalihan panas dari pendingin
primer, yang menerima panas dari elemen bakar untuk diberikan pada fluida
pendingin yang lain (sekunder).

13
Dengan sistem pengambilan panas tersebut maka integritas
komponen teras akan selalu terjamin. Pada jenis reaktor tertentu, terutama
jenis PLTN, H.E. juga berfungsi sebagai fasilitas pembangkit uap.

E. Jenis Reaktor Fisi


Jenis-jenis reaktor fisi, yaitu reaktor riset dan reaktor daya.
1. Reaktor Riset
Reaksi fisi adalah fenomena penting dalam reaktor nuklir. Dari
reaksi fisi U-235 dihasilkan energi 202 MeV dan lebih kurang 3 buah
neutron. Perbedaan utama dari reaktor riset dan reaktor daya adalah pada
pemanfaatan neutron dari hasil reaksi fisi yang terjadi di dalamnya. Dalam
reaktor riset, energy hasil reaksi fisi tidak dimanfaatkan tetapi dibuang ke
lingkungan.
Dalam perancangan reaktor riset, efisiensi termodinamika sistem
tidak menjadi fokus utama, sehingga temperatur pendingin tidak perlu
tinggi, cukup pada rentang 40 – 500C. Fokus utama perancangan reaktor
riset adalah kuantitas dan kualitas partikel neutron. Neutron digunakan
untuk berbagai manfaat baik yang bersifat riset ilmu pengetahuan maupun
untuk tujuan komersial. Pemanfaatan neutron antara lain adalah untuk
produksi radiosiotop yang dapat dimanfaatkan di bidang kesehatan,
pertanian dan industri, analisis material melalui teknik Analisis Pengaktivan
Neutron (APN), spectrometer neutron, difraktometer neutron, silicon
dopping (bahan semikonduktor), riset pengembangan material baru dan lain
sebagainya.

14
Gambar 5. Gambar sketsa sederhana reaktor G.A. Siwabessy yang ada
di Serpong

Panas yang diambil oleh pendingin air (berlaku juga sebagai


moderator) dibuang ke lingkungan melalui Menara pendingin. Pada reaktor
ini terdapat tabung berkas neutron (neutron beam tube) untuk menyalurkan
partikel neutron keluar dari teras sehingga mudah untuk dimanfaatkan.
Reaktor riset di Yogyakarta dan Bandung sangat identik dengan reaktor
G.A. Siwabessy. Bahan bakar reaktor G.A. Siwabessy berbentuk
lempeng/plat, sedangkan reaktor Kartini di Yogyakarta dan TRIGA 2000 di
Bandung berbentuk silinder (batang).
a. Reaktor Triga 2000 Bandung
Nama TRIGA berasal dari singkatan “Training, Research, Isotop
production, by General Atomic” menunjukan fungsi reaktor sebagai
reaktor penelitian. Reaktor Triga Bandung mulai dibangun pada tanggal
1 Januari 1961 dan mencapai kektritisan pada 16 Oktober 1964 dan
secara resmi mulai dioperasikan pada tanggal 20 Februari 1965 dengan
daya sebesar 259 kW. Pada tahun 1974, daya reaktor ditingkatkan
menjadi1 MW dan kemudian diupgrade lagi menjadi 2 MW pada 24 Juni
2000. Bahan bakar yang digunakan adalah uranium diperkaya yang
dicampur secara homogen dengan zirconium hidrida (UZrH), air (H2O)

15
sebagai moderator dan pendingin, reflektor grafit dan H2O sebanyak 4
buah dan batang kendali B4C sebanyak 5 buah.

b. Reaktor Kartini Yogyakarta


Reaktor Kartini di Yogyakarta adalah reaktor TRIGA kedua yang
dibangun di Indonesia. Pembangunannya dimulai pada tanggal 1 April
1975 dan mencapai kekritisan pada 25 Januari 1979. Reaktor yang
dioperasikan pada daya 100 kW ini menggunakan bahan bakar,
moderator, pendingin dan reflektor yang sama dengan reaktor Bandung,
tetapi jumlah batang kendali hanya 3 buah.

c. Reaktor Serba Guna G.A.


Siwabessy Serpong Reaktor Serba Guna G.A. Siwabessy (RSG-
GAS) mulai dibangun di Kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi (PUSPIPTEK) Serpong pada tanggal 1 Januari 1983 dan
mencapai kekritisan pada tanggal 29 Juli 1987. Reaktor ini dapat
dioperasikan pada daya maksimal 30 MW. Bahan bakar yang digunakan
adalah U3Si2Alx, moderator dan pendingin air ringan, reflector Be dan
H2O, batang kendali Ag, In, Cd (8 buah). Pertahanan berlapis RSG-GAS
dimulai dari desain elemen bakar reaktor, sistem pendingin reaktor dan
pengungkung reaktor yang dilengkapi dengan sistem ventilasi.
Penggunaan sistem redundansi pada seluruh system keselamatan
bertujuan untuk meningkatkan keandalan sistem keselamatan sehingga
resiko kegagalan dapat diperkecil untuk melindungi keselamatan
pekerja, masyarakat dan lingkungan.

2. Reaktor daya
Reaktor daya (power reactor) adalah reaktor nuklir yang
memanfaatkan energy hasil reaksi fisi untuk pembangkitan daya (listrik).
Energi reaksi sebesar 202 MeV biasanya berbentuk energi kinetik fragmen
fisi, dan gerakan fragmen fisi ini akan bertumbukan dengan inti di

16
sekitarnya sehingga timbul panas. Kemudian energi termal dari reaksi fisi
tersebut akan dimanfaatkan untuk berbagai kegunaan, misalnya memutar
generator listrik, menggerakkan baling-baling penggerak kapal,
memanaskan air yang dibutuhkan selama musim dingin atau untuk
menyuling air laut (membuat air minum dari air laut yang kadar garamnya
tinggi). Secara umum prinsip kerja dari reactor daya dapat digambarkan
dengan ilustrasi pada gambar berikut ini.

Gambar 6. Gambar Prinsip Kerja Reaktor Nuklir

Sebagaimana digambarkan pada ilustrasi di atas, energi panas dari


reactor daya dibangkitkan pada teras reaktor karena di dalam terjadi reaksi
antara inti uranium dengan neutron. Panas yang terjadi kemudian akan
ditransfer oleh air pendingin ke pambangkit uap. Pada reaktor jenis ini,
meskipun suhu air pendingin di dalam tabung reaktor sangat tinggi tidak
akan terjadi proses penguapan karena diberikan tekanan yang sangat tinggi
(+/-150 atm) sedangkan di pembangkit uap akan terjadi penguapan karena
tekanannya rendah (1 atm). Uap air yang terjadi kemudian digunakan untuk
menggerakan turbin yang di kapal dengan generator sehingga dihasilkan
energy listrik.
Reaktor daya dapat menghasilkan daya listrik berkisar antara 600
sampai 1600 MWe. Jika daya listrik yang dihasilkan adalah sebesar 600

17
MW, maka daya termal yang harus dibangkitkan dalam teras reaktor lebih
kurang tiga kalinya, yaitu 1800 MWe termal. Sebagai contoh PLTN yang
sedang dibangun di Finlandia akan mempunyai kemampuan
membangkitkan listrik hingga 1600 MWe. Berdasarkan jenis pendingin
yang digunakan, reaktor daya dapat digolongkan menjadi reaktor
berpendingin air, reactor berpendingin gas, reaktor berpendingin logam cair,
dan reaktor berpendingin garam cair. Pada saat ini reaktor berpendingin air
sangat populer dan banyak beroperasi di dunia. Dua tipe reaktor pendingin
air yang sangat populer adalah reaktor air tekan dan reaktor air didih.
a. Reaktor Air Tekan (Pressurized Water Reactor, PWR)
Pada kondisi tekanan rendah, misalnya satu atmosfer, air akan
mendidih pada temperatur lebih-kurang 100oC. Temperatur serendah ini
secara termodinamika tidak efisien untuk dimanfaatkan sebagai media
kerja suatu sistem pembangkit daya listrik. Untuk meningkatkan efisiensi
termodinamika, temperatur air harus dinaikkan setinggi kira-kira 300oC.
Jika tekanan air satu atmosfir, maka air bertemperatur 300oC akan
mendidih hebat. Untuk mencegah pendidihan maka air di dalam bejana
reactor ditekan dengan tekanan yang cukup tinggi untuk menjaga agar air
di dalamnya tidak mendidih. Tipe reaktor seperti ini terkenal dengan
sebutan PWR (Pressurized Water Reactor : Reaktor Air Tekan). Prinsip
kerja reaktor nuklir tipe PWR diperlihatkan pada Gambar 3 berikut ini.

Gambar 7. Konsep Konsruksi Reaktor Ait Tekan (PWR)

18
Air yang bersirkulasi dari bejana reaktor menuju pembangkit uap
dan kemudian dipompakan kembali ke bejana reaktor adalah air
bertekanan tinggi dan tidak mendidih. Jalur ini disebut “untai primer”.
Sedangkan jalur air-uap dari pembangit uap, kemudian menuju turbin
dan selanjutnya dipompakan kembali ke pembangkit uap disebut “untai
sekunder”.

b. Reaktor Air Didih (Boiling Water Reactor, BWR)


Pada reaktor PLTN tipe air didih, air digunakan sebagai moderator
dan pendingin. Pada reaktor tipe ini, untai sekunder dihilangkan, dan air
dalam untai primer dibiarkan mendidih. Disain reaktor seperti ini akan
meningkatkan efisiensi termal, walaupun dalam mendisainnya harus
lebih berhati-hati karena tingkat risikonya lebih tinggi jika terdapat air
mendidih yang bocor. Gambar 4 memberikan ilustrasi tentang prinsip
kerja reaktor tipe BWR.

Gambar 8. Konsep Konsruksi Reaktor Ait Didih (BWR)

19
Air sebagai pendingin akan mengambil panas dari teras reactor
hingga mendidih dan menjadi uap. Uap yang dihasilkan langsung di
transfer ke turbin untuk menggerakkan generator listrik. Jelas dalam
reaktor tipe ini tidak diperlukan pembangkit uap, karena proses
penguapan langsung terjadi pada teras reaktor. Dalam bahasa Inggris
reaktor didih terkenal dengan nama BWR (Boiling Water Reactor).

c. Reaktor Pendingin Gas (Gas-Cooled Reactor, GCR)


Dari sudut pandang teori termodinamika, semakin tinggi
temperature pendingin maka akan diperoleh efisiensi yang tinggi pula.
Dalam hal kemampuan pencapaian temperature tinggi, air mempunyai
keterbatasan. Temperatur air akan sangat sulit untuk dapat ditingkatkan
hingga melebihi 400oC. Untuk mengatasi keterbatasan ini, para ilmuwan
melirik pada gas sebagai pendingin, dengan demikian temperature
pendingin dapat ditingkatkan hingga mencapai 1000oC. Gas yang
digunakan biasanya helium (He) atau karbondioksida (CO2). Dengan
pendingin gas, persoalan peningkatan efisiensi termal teratasi. Tetapi gas
adalah bukan bahan moderator yang baik, jadi kontinuitas reaksi fisi jadi
terancam. Untuk mengatasi masalah ini digunakan moderator grafit (blok
karbon) yang disusun sedemikian rupa sehingga reaksi fisi tetap
berlangsung secara kontinu. Konsep konstruksi reaktor berpendingin gas
ditunjukkan pada gambar 5.

Gambar 9. Konsep Konsruksi Reaktor Pendingin


20
Oleh karena kemampuan pendingin reaktor yang dapat mencapai
temperatur tinggi, maka terbuka kemungkinan untuk memanfaatkan
reactor berpendingin gas sebagai sumber pemasok energi termal untuk
produksi hidrogen, pencairan dan gasifikasi batu bara, pengambilan
minyak tersier dan desalinasi air laut. Jepang dan Perancis bahkan
membuat konsep reactor kogenerasi yang dipergunakan untuk produksi
hidrogen, pembangkit listrik dan produksi air bersih (desalinasi) secara
bersamaan.

21
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari pembuatan makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Fisi nuklir (reaktor fisi) merupakan proses pemecahan atom berat menjadi
dua bagian, biasanya terjadi karena adanya tabrakan neutron. Proses ini
menghasilkan panas dan juga melepaskan neutron. Neutron ini dapat terus
menyebabkan fisi lebih lanjut, yang memungkinkan terdapat reaksi
berantai.
2. Fisi Neutron yang dihasilkan pada suatu reaksi fisi memiliki energi
berkisar dari nilai energi thermal sampai sekitar 18 Mev. Reaksi fisi
dengan bahan fisi U235 hanya dapat berlangsung dengan neutron thermal.
3. Suatu reaksi berantai yang divergen akan mungkin dengan menggunakan
uranium alamiah hanya apabila reaktor itu merupakan jenis reaktor termal
heterogen. Dalam reaktor jenis ini uranium dalam bentuk batang
ditempatkan dalam suatu kisi matrik dari material moderator. Susunan ini
memiliki keuntungan yaitu neutron cepat yang dihasilkan pada fisi di
dalam batang akan meninggalkan batang dan diperlambat di dalam
material moderator yang mengelilinginya.
4. Komponen-komponen reaktor nuklir antara lain: Bahan bakar nuklir,
Bahan moderator, Pendingin reaktor, Perangkat batang kendali, Perangkat
detektor, Reflektor, Perangkat bejana dan perisai reaktor, dan Perangkat
penukar panas.
5. Jenis-jenis reaktor fisi, yaitu reaktor riset dan reaktor daya. Fokus utama
perancangan reaktor riset adalah kuantitas dan kualitas partikel neutron.
Sedangkan Reaktor daya (power reactor) adalah reaktor nuklir yang
memanfaatkan energy hasil reaksi fisi untuk pembangkitan daya (listrik).

22
B. Saran
Saran yang dapat penyusun sampaikan pada penyususnan makalah
ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk pembaca: makalah ini dibaca secara seksama serta ditanyakan
hal-hal yang kurang dimengerti, agar isi pembahasan dalam makalah
ini dapat dipahami.
2. Untuk rekan mahasiswa: agar mengambil referensi yang jelas untuk
keperluan penyusunan isi makalah.

23
DAFTAR PUSTAKA

Adiwardojo, dkk. 2014. Mengenal Reaktor Nuklir dan Manfaatnya. Pusat


Diseminasi dan Iptek Nuklir. Jakarta.
Alatas, Zubaidah, dkk. 2016. Buku pintar Nuklir. Batam Press. Jakarta.
CEA. 2016. Nuclear Reactors. Agence Gimmik. Perancis.
Fatkhiyatul, dkk. 2014. Distribusi Fluks Neutron sebagai Fungsi Burn-Up Bahan
Bakar pada Reaktor Kartini. Youngster Physics Journal, Volume 3,
Nomor 2, April 2014, Halaman 107 – 112. ISSN: 2303 – 7371. Universitas
Diponegoro. Semarang.
Isnaeni, dkk. 2019. Studi Distribusi Neutronik pada Reaktor Nuklir Sederhana.
Wahana Fisika, Volime 4, Nomor 1, 35 – 46, 2019. E-ISSN: 2549 - 1989.
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung. Bandung.
Maemunah R., dkk. 2019. Studi Komparasi Reaksi Fisi dan Fusi pada Pembangkit
Listrik Tenaga Nuklir Masa Depan. Prosiding Seminar Nasional Fisika
5.0. Vol.1 (1), ISBN: 978-602-74598-3-0: (473-481).
Mega & Jaka. 2020. Peran Energi Terbarukan dan Energi Nuklir: Analisis
Empiris Environmental Kuznets Curve Di Negara Brics Periode 1996-
2016. Diponegoro Journal of Economics, Volume 9, Nomor 1, Tahun
2020, Halaman 142/155. ISSN (Print): 2337-3814. Universitas
Diponegoro. Semarang.
Putro, Ledis H. S. 2020. Perkembangan dan Program Energi Nuklir: Alternatif
Energi Baru yang Aman dan Bersih?. CV. Amanah. Palembang.
Santiani. 2011. Nuklir, Fisika Inti, dan Politik Energi Nuklir. Intimedia. Malang.

24

Anda mungkin juga menyukai