Anda di halaman 1dari 26

UTILITAS

ENERGI NUKLIR

DISUSUN OLEH :

HARTINAH MELIYATI NIM : 40040118060003

VANNIA RISKY ISLAMI NIM : 40040118060007

OVIKA SITA WIDI ASTUTI NIM : 40040118060008

M.NAUFAL HAKIIM.P NIM : 40040118060016

ZAHRA RAHMA NAMIRA NIM : 40040118060031

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA


DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan karunia-Nya,
makalah yang berjudul Energi Nuklir ini dapat terselesaikan dengan baik. Meskipun banyak
hambatan yang dialami dalam proses pengerjaannya, namun makalah ini dapat selesai tepat
pada waktunya.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada banyak pihak terutama keluarga dan teman-
teman yang telah banyak memberikan bantuan, baik materi maupun non-materi demi
kelancaran penyusunan makalah ini.
Makalah yang berjudul “Energi Nuklir” ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata
kuliah Utilitas yang diampu oleh Ibu Rizka Amalia, S.T., M.T. Makalah ini akan
mendeskripsikan bagaimana mekanisme untuk menghasilkan energi nuklir yang banyak
digunakan dalam industri. Diharapkan makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan tentang energi nuklir.
Tiada hal yang sempurna di dunia ini, hanyalah Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki
segala kesempurnaan. Perlu disadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan.
Untuk itu diharapkan kritik dan saran yang membangun guna perbaikan di masa yang akan
datang.

Semarang, 1 September 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................ 1
1.3 Tujuan ............................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 4
2.1 Definisi Energi Nuklir ...................................................................................................... 4
2.2 Macam-Macam Energi Nuklir ........................................................................................ 4
2.2.1 Energi Nuklir di Bidang Kesehatan .......................................................................... 4
2.2.2 Energi Nuklir di Bidang Industri .............................................................................. 4
2.2.3 Energi Nuklir di Bidang Komersil ............................................................................ 4
2.2.4 Energi Nuklir di Bidang Pemrosesan dan Pertanian .............................................. 4
2.3 Mekanisme Pengolahan Energi Nuklir ......................................................................... 5
2.3.1 Reaksi Fisi.................................................................................................................... 5
2.3.1.1 Reaksi Fisi Berantai Tidak Terkendali............................................................... 6
2.3.1.2 Reaksi Fisi Berantai Terkendali .......................................................................... 6
2.3.2 Reaksi Fusi .................................................................................................................. 6
2.3.3 Perbedaan antara Reaksi Fusi dan Fisi nuklir ........................................................ 7
2.4 Komponen Alat Reaktor Nuklir .................................................................................... 8
2.5 Mekanisme Reaktor Nuklir.......................................................................................... 11
2.6 Macam – Macam Reaktor ............................................................................................ 12
2.6.1 Reaktor Thermal ..................................................................................................... 12
2.6.1.1 LWR (Light Water Reactor) ............................................................................ 12
2.6.1.2 Magnox ............................................................................................................... 13
2.6.1.3 AGR (Advanced Gas-Cooled Reactor) ............................................................ 14
2.6.1.4 HTGR (High Temperature Gas-Cooled Reactor) .......................................... 14
2.6.1.5 SSTAR (Small, Sealed, Trasnportable, Autonomous Reactor) ..................... 15
2.6.2 Reaktor Cepat ........................................................................................................... 16
2.6.2.1 Liquid Metal-Cooled Reactor ........................................................................... 16
2.6.3 Reaktor Subkritis...................................................................................................... 17
2.7 Tragedi Terkait Insiden Kebocoran Reaktor Nuklir .................................................. 17
BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 19
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................................... 19
iii
3.2 Saran ................................................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 20

iv
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Permasalahan menipisnya energi dijadikan sebagai topik yang banyak dibicarakan


sekarang. Pemanasan global yang diyakini sedang terjadi dan akan memasuki tahap yang
mengkhawatirkan disebut-sebut juga merupakan dampak penggunaan energi minyak bumi
yang merupakan sumber energi utama saat ini. Penggunaan sumber energi yang dari tahun
ke tahun semakin meningkat mengakibatkan kita untuk mencari dan mengembangkan
sumber energi baru agar sumber energi tidak habis.
Salah satu alternatif sumber energi baru yang potensial datang dari energi nuklir.
Meski dampak dan bahaya yang ditimbulkan sangat besar, tidak dapat dipungkiri bahwa
energi nuklir adalah salah satu alternatif sumber energi yang layak diperhitungkan.
Fakta-Fakta tentang bencana yang disebabkan karena radiasi nuklir mulai dari yang
terdahsyat yang terjadi di Chernobyl, Ukraina serta yang terjadi di Fukushima, Jepang baru
baru ini menunjukkan bahwa pemanfaatan energi nuklir perlu sebuah tinjauan ulang. Serta
Memerlukan sebuah mitigasi bencana dalam penanganan bencana tersebut. Padahal,
pemanfaatan yang bijaksana, bertanggung jawab, dan terkendali atas energi nuklir dapat
meningkatkan taraf hidup sekaligus memberikan solusi atas masalah kelangkaan energi.

I.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana definisi energi nuklir?

2. Bagaimana macam-macam dari energi nuklir?

3. Bagaimana mekanisme pengolahan energi nuklir?

4. Bagaimana komponen alat Reaktor Nuklir?

5. Bagaimana mekanisme alat Reaktor Nuklir?

6. Bagaimana macam-macam tipe Reaktor Nuklir?

7. Bagaimana dampak yang disebabkan oleh insiden kebocoran Reaktor Nuklir?

1
I.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui definisi energi nuklir
2. Mahasiswa dapat mengetahui macam-macam dari energi nuklir
3. Mahasiswa dapat mengetahui mekanisme pengolahan energi nuklir
4. Mahasiswa dapat mengetahui komponen alat Reaktor Nuklir
5. Mahasiswa dapat mengetahui mekanisme alat Reaktor Nuklir
6. Mahasiswa dapat mengetahui macam-macam tipe Reaktor Nuklir
7. Mahasiswa dapat mengetahui dampak yang disebabkan oleh insiden kebocoran
Reaktor Nuklir.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Energi Nuklir

Energi nuklir merupakan salah satu energi alternatif atas masalah yang
ditimbulkan oleh semakin berkurangnya sumber energi fosil serta dampak lingkungan
yang ditimbulkannya (Pranoto, 2009). Energi nuklir termasuk salah satu energi bersih
masa depan, karena tidak menghasilkan emisi (Duderstadt dan Hamilton, 1976).

2.2 Macam-Macam Energi Nuklir


2.2.1 Energi Nuklir di Bidang Kesehatan
Aplikasi medis dari teknologi nuklir dibagi menjadi diagnosa dan
terapi radiasi, perawatan yang efektif bagi penderita kanker. Pencitraan
(sinar X dan sebagainya), penggunaan Teknesium untuk diberikan pada
molekul organik, pencarian jejak radioaktif dalam tubuh sebelum
diekskresikan oleh ginjal, dan lain-lain.
2.2.2 Energi Nuklir di Bidang Industri
Pada eksplorasi minyak dan gas, penggunaan teknologi nuklir
berguna untuk menentukan sifat dari bebatuan sekitar seperti porositas dan
litografi. Teknologi ini melibatkan penggunaan neutron atau sumber energi
sinar gamma dan detektor radiasi yang ditanam dalam bebatuan yang akan
diperiksa.
2.2.3 Energi Nuklir di Bidang Komersil
Tritium digunakan bersama fosfor pada rifle untuk meningkatkan
akurasi penembakan pada malam hari.
2.2.4 Energi Nuklir di Bidang Pemrosesan dan Pertanian
Irradiasi makanan adalah proses memaparkan makanan dengan
ionisasi radiasi dengan tujuan menghancurkan mikroorganisme, bakteri,
virus, atau serangga yang diperkirakan berada dalam makanan.

4
2.3 Mekanisme Pengolahan Energi Nuklir
Energi nuklir dapat dihasilkan melalui dua macam mekanisme yaitu pembelahan
inti (reaksi fisi) dan penggabungan beberapa inti (reaksi fusi) (Konin, 2008).
2.3.1 Reaksi Fisi

Sesaat sebelum perang dunia kedua beberapa kelompok ilmuwan


mempelajari hasil reaksi yang diperoleh jika uranium ditembak dengan neutron.
Otto Hahn dan Strassman, berhasil mengisolasi suatu senyawa unsure golongan
IIA, yang diperoleh dari penembakan uranium dengan neutron. Mereka
menemukan jika uranium ditembak dengan neutron akan menghasilkan beberapa
unsure menengah yang bersifat radioaktif. Reaksi ini disebut reaksi fisi atau reaksi
pembelahan inti.

Contoh reaksi fisi adalah inti uranium yang ditumbuk oleh neutron. Saat
sebuah inti ditembakkan oleh sebuah neutron dengan presentasi tertentu, inti akan
mengalami pembelahan atau reaksi fisi (Zweifel, 1973). Berikut salah satu contoh
reaksi fisi dari uranium dapat dilihat pada persamaan (1).

(1)

Dari reaksi pembelahan inti dapat dilihat bahwa setiap pembelahan inti oleh
satu netron menghasilkan dua sampai empat netron. Setelah satu atom uranium-235
mengalami pembelahan, netron hasil pembelahan dapat digunakan untuk
pembelahan atom uranium-235 yang lain dan seterusnya sehingga dapat
menghasilkan reaksi rantai. Reaksi fisi berantai dapat dilihat pada Gambar 2 sebagai
berikut :

Gambar 2. Reaksi fisi Berantai (Net Sains, 2009)

Reaksi fisi berantai terbagi menjadi 2 yaitu reaksi fisi berantai terkendali
dan tidak terkendali.

5
2.3.1.1 Reaksi Fisi Berantai Tidak Terkendali
Reaksi ini melibatkan 1 inti induk dan neutron. 1 neutron
menumbuk inti induk membelah menjadi 2 inti baru dan 2 atau lebih
neutron bebas. Setelah itu, masing-masing neutron bebas menumbuk
inti atom lainnya menghasilkan 4 inti anak dan 4 neutron bebas dan
keempat neutron bebas akan saling menumbuk inti atom lainnya dan
seterusnya, sehingga reaksi fisi terjadi secara terus menerus, selama
neutron bebas masih ada untuk menumbuk inti atom lainnya.
Semakin banyak neutron bebas dihasilkan, maka semakin banyak
pula reaksi fisi yang akan terjadi.
2.3.1.2 Reaksi Fisi Berantai Terkendali
Reaksi ini hampir sama dengan Reaksi Fisi Berantai Tidak
Terkendali. Yang berbeda terletak pada kelebihan neutron bebas
yang mana setelah dihasilkan, kelebihan neutron bebas yang akan
diserap oleh suatu bahan, sehingga hanya disisakan neutron bebas
sesuai dengan jumlah reaksi fisi yang diinginkan dan diartikan
sebagai reaksi fisi yang terjadi secara terkendali.
2.3.2 Reaksi Fusi
Reaksi Fusi nuklir (reaksi termonuklir) adalah sebuah proses di
mana dua inti atom bergabung, membentuk inti atom yang lebih besar
dan melepaskan energi. Fusi kebalikan dari fisi, adalah penyatuan dua
inti ringan menjadi inti yang lebih berat dan menggunakan energi
pengikat yang dilepaskan. Namun, untuk mencapai hal ini secara
terkendali sangat tidak mudah. Ini karena inti bermuatan listrik positif
dan bertolakan satu sama lain dengan kuat jika dipaksa bersatu. Karena
itu, sebuah gaya yang cukup kuat diperlukan untuk mengatasi gaya
repulsif di antara mereka agar fusi terjadi. Energi kinetik yang
dibutuhkan ini setara dengan temperatur sekitar 20-30 juta 0C.
Temperatur ini luar biasa tinggi sehingga tidak ada satu pun benda padat
untuk menampung partikel-partikel yang akan terlibat dalam reaksi fusi
ini tahan terhadapnya. Jadi, tidak ada satu mekanisme pun di dunia yang
dapat merealisasikan fusi kecuali panas dari bom atom.

Proses ini membutuhkan energi yang besar untuk


menggabungkan inti nuklir, bahkan elemen yang paling ringan, hidrogen.
6
Tetapi fusi inti atom yang ringan, yang membentuk inti atom yang lebih
berat dan neutron bebas, akan menghasilkan energi yang lebih besar lagi
dari energi yang dibutuhkan untuk menggabungkan mereka — sebuah
reaksi eksotermik yang dapat menciptakan reaksi yang terjadi sendirinya.

Reaksi fusi terjadi di matahari sepanjang waktu. Panas dan sinar


yang datang dari matahari adalah hasil fusi antara hidrogen dan helium,
dan energi dilepaskan sebagai ganti materi yang hilang selama perubahan
ini. Setiap detik, matahari mengubah 564 juta ton hidrogen menjadi 560
juta ton helium. 4 juta ton sisa materi diubah menjadi energi.

Contoh dari reaksi fusi nuklir :

2.3.3 Perbedaan antara Reaksi Fusi dan Fisi nuklir


Definisi

 Reaksi fisi: Reaksi fisi adalah pembelahan inti menjadi partikel-


partikel yang lebih kecil, melepaskan sejumlah besar energi.

 Reaksi fusi: Reaksi fusi adalah kombinasi dua atom yang lebih kecil
untuk menciptakan atom besar yang melepaskan energi.

Kejadian Alami

 Reaksi fisi: Reaksi fisi tidak umum di alam.

 Reaksi fusi: Reaksi fusi umum terjadi di bintang seperti matahari.

7
Persyaratan

 Reaksi fisi: Reaksi fisi mungkin memerlukan neutron berkecepatan


tinggi.

 Reaksi fusi: Reaksi fusi membutuhkan suhu tinggi dan kondisi


tekanan tinggi.

Produksi energi

 Reaksi fisi: Reaksi fisi menghasilkan energi yang tinggi.

 Reaksi fusi: Reaksi fusi dari inti cahaya menghasilkan energi yang
sangat tinggi sedangkan reaksi fusi nuklir dari inti berat tidak dapat
melepaskan energi.

Contoh

 Reaksi fisi: Penembakan neutron Uranium-235 dan peluruhan


radioaktif dalam isotop yang tidak stabil adalah contoh dari Reaksi
fisi.

 Reaksi fusi: Reaksi fusi paling sering ditemukan sebagai fusi antara
Deuterium dan Tritium.

2.4 Komponen Alat Reaktor Nuklir

Komponen dasar reaktor nuklir merupakan komponen yang harus ada pada
sebuah reaktor nuklir untuk mengendalikan laju pembelahan (reaksi fisi). Adapun
komponen dasar dari sebuah reaktor nuklir adalah sebagai berikut.
a. Bahan Bakar (Fuel)
Bahan bakar merupakan sumber energi nuklir. Ada dua jenis bahan bakar nuklir
yaitu bahan fisil dan bahan fertil. Bahan fisil adalah unsur atau atom yang dapat
langsung membelah apabila ditumbuk oleh sebuah partikel neutron sedangkan bahan
fertil adalah unsur atau atom yang tidak dapat langsung membelah apabila ditumbuk
oleh sebuah partikel neutron tetapi akan membentuk bahan fisil. Bahan yang banyak
digunakan sebagai bahan bakar nuklir adalah uranium-233, uranium-235, plutonium-
239 dan thorium-232 (Benedict et al., 1981).
b. Moderator
Moderator merupakan lapisan kedua komponen luar yang berhubungan langsung
dengan bahan bakar. Moderator berfungsi untuk menurunkan energi neutron cepat

8
(200 MeV) menjadi energi neutron lambat (0,02 – 0,04 eV). Sehingga neutron dapat
menyebabkan reaksi fisi berikutnya.
Syarat bahan moderator adalah atom dengan nomor massa kecil, memiliki
tampang lintang serapan neutron yang kecil, memiliki tampang lintang hamburan yang
besar, sesuai jenis reaktor yang akan didesain dan memiliki daya hantar panas yang
baik serta tidak korosif misalnya adalah H, D, He, Be,U, H2O, grafit dan air berat
(D2O).

c. Batang Kendali (Control Rod)


Batang kendali merupakan komponen reaktor yang berfungsi untuk mengontrol
keluaran daya dari sebuah reaktor dengan cara mengendalikan jumlah neutron yang
dihasilkannya. Jika neutron yang dihasilkan selalu konstan dari waktu ke waktu (faktor
multiplikasinya bernilai 1), maka reaktor dikatakan berada pada kondisi kritis. Sebuah
reaktor normal bekerja pada kondisi kritis. Pada kondisi ini reaktor menghasilkan
keluaran daya yang stabil. Jika neutron yang dihasilkan semakin berkurang
(multiplikasinya kurang dari 1), maka reaktor dikatakan berada pada kondisi subcritis
dan daya yang dihasilkan semakin menurun. Sebaliknya jika netron yang dihasilkan
meningkat (multiplikasinya lebih besar dari 1), reaktor dikatakan dalam keadaan
supercritis.
Selama kondisi superkritis, daya yang dibebaskan oleh sebuah reaktor
meningkat. Jika kondisi ini tidak dikendalikan, meningkatnya daya dapat
mengakibatkan mencairkan sebagian atau seluruh teras reaktor, dan pelepasan bahan
radioaktif ke lingkungan sekitar. Kendali ini dilakukan oleh sejumlah batang kendali
yang dapat bergerak keluar-masuk teras reaktor.
Batang kendali terbuat dari bahan-bahan penyerap neutron, seperti boron (B) dan
cadmium (Cd). Jika reaktor menjadi supercritis, batang kendali secara otomatis
bergerak masuk lebih dalam ke dalam teras reaktor untuk menyerap kelebihan neutron
yang menyebabkan kondisi itu kembali ke kondisi kritis. Sebaliknya, jika reaktor
menjadi subcritis, batang kendali sebagian ditarik menjauhi teras reaktor sehingga
lebih sedikit netron yang diserap. Dengan demikian, lebih banyak neutron yang
tersedia untuk reaksi fisi dan reaktor kembali ke kondisi kritis. Untuk menghentikan
operasi reaktor (misal untuk perawatan), batang kendali turun penuh sehingga seluruh
netron diserap dan reaksi fisi berhenti.

d. Perisai Radiasi (Shielding)


9
Inti-inti atom hasil pembelahan dapat menghasilkan radiasi. Untuk menahan
radiasi agar tidak menyebar ke lingkungan luar sistem reaktor maka diperlukan suatu
sistem perisai. Pada umumnya perisai yang digunakan adalah lapisan beton berat dan
struktur baja (Lewis, 2008).
e. Turbin
Turbin merupakan bagian yang berfungsi untuk mengubah aliran air menjadi
energi mekanik. Perputaran turbin yang diakibatkan oleh aliran air ini dihubungkan ke
generator.
f. Generator
Generator listrik berfungsi untuk mengubah energi mekanik pada turbin menjadi
energi listrik. Agar generator bisa menghasilkan listrik, ada tiga hal yang harus
diperhatikan, yaitu :

1. Putaran
Putaran dari generator dipengaruhi oleh putaran dari turbin.
2. Kumparan
Banyak dan besarnya kumparan dari stator akan mempengaruhi besarnya daya
listrik yang dihasilkan.
3. Magnet
Magnet dihasilkan dari putaran rotor.

g. Kondensor (Pengembun Uap)


Kondensor merupakan pendinginan uap setelah uap melewati turbin. Uap
yang dingin akan berubah menjadi fase cair dan dialirkan menuju ke reaktor kembali
dengan pompa.

h. Generator Uap
Bagian dari reaktor nuklir di mana air panas dari inti reaktor digunakan un-
tuk membuat uap (mengubah air menjadi uap air) lalu dialirkan ke turbin.

10
Gambar : Komponen Alat Reaktor Nuklir

2.5 Mekanisme Reaktor Nuklir


Reaktor nuklir memiliki tiga komponen penting, yaitu fuel bundle atau bahan bakar,
coolant (cairan pendingin), control rod (tangki pengontrol). Mengapa pada reaktor nuklir
terdapat tangki pengontrol dan pendingin? karena apabila reaksi fisi tidak dikendalikan dan
fuel bundle tidak didinginkan, maka. dalam waktu singkat inti reaktor akan mencapai suhu
tinggi. Jadi, control rod dan coolant berperan penting sebagai komponen penting inti reaktor
selain fuel bundle.
Control rod berfungsi mengendalikan reaksi nuklir dengan cara menangkap
neutron–neutron bebas yang dihasilkan dari reaksi fisi. Semakin banyak neutron–neutron
bebas yang ditangkap maka semakin sedikit reaksi fisi yang terjadi. Sebaliknya, apabila
control rod ditarik penuh keatas secara maksimal maka neutron–neutron bebas akan semakin
banyak bergerak dan reaksi fisi akan semakin banyak terjadi yang mengakibatkan inti
Reaktor panas lalu fuel bundle didinginkan dengan coolant karena suhu pada Reaktor tinggi
mengakibatkan air di dalam Reaktor mendidih dan menjadi uap yang bertekanan tinggi, lalu
fungsi Reaktor mulai dijalankan.
1. Mula-mula uap yang bertekanan tinggi dihasilkan dari reaksi fisi nuklir dan dialirkan ke
turbin.
2. Kemudian tekanan uap yang sangat tinggi tadi menggerakkan turbin yang tersambung
dengan Reaktor, perputaran generator inilah yang menghasilkan energi listrik. Sementara
itu, uap yang keluar dari turbin akan masuk kedalam kondensor dimana didalam kondensor
terjadi perubahan wujud uap kembali menjadi air.
3. Kemudian air yang dihasilkan dalam kondensor dipompa kembali kedalam inti Reaktor.
4. Siklus inilah akan terus berjalan secara terus menerus seiring reaksi fisi nuklir terus
terjadi.

11
2.6 Macam – Macam Reaktor

Reaktor fisi adalah jenis reaktor nuklir yang pertama kali dikembangkan. Panas
dibangkitkan melalui reaksi fisi nuklir dari isotope uranium dan plutonium. Reaktor ini
memanfaatkan pemecahan atom berat menggunakan neutron yang dipercepat sehingga
menghasilkan panas yang sangat besar. Reaktor fisi dibedakan atas reaktor thermal,
reaktor cepat, dan reaktor subkritis.

2.6.1 Reaktor Thermal


Pada reaktor thermal, neutron yang dihasilkan dari reaksi fisi mempunyai
energi yang tinggi atau dalam keadaan cepat, sehingga harus diturunkan energinya
atau dapat dilambatkan oleh moderator. Tujuannya untuk menjamin kelangsungan
reaksi berantai.
Dengan demikian, reaktor thermal menggunakan bahan bakar yang lebih
memilih neutron lambat dari pada neutron cepat untuk melakukan reaksi fisi.
Ada beberapa macam reaktor thermal, diantaranya LWR (reaktor air biasa),
AGR (reaktor pendinginan gas maju), reaktor magnox, HTGR (Reaktor
pendinginan gas suhu tinggi), dan SSTAR. Reaktor SSTAR adalah reaktor untuk
jaringan kecil dan mirip PWR.

2.6.1.1 LWR (Light Water Reactor)


Light Water Reaktor (LWR) merupakan reaktor termal yang
menggunakan air ringan sebagai pendingin sekaligus moderator. Yang
dimaksud air ringan disini adalah H2O dengan isotop hidrogen H-1.
LWR merupakan tipe reaktor yang paling banyak digunakan di dunia.
Reaktor tipe LWR yang paling populer selama ini adalah Pressurized
Water Reaktor (PWR) dan Boiling Water Reaktor (BWR).

Pada BWR, hanya terdapat satu sirkuit aliran pendingin yang


bertekanan rendah (sekitar 75 atm) sehingga aliran pendingin tersebut
dapat mendidih di dalam teras mencapai suhu 285⁰C. Panas yang
dihasilkan oleh fisi mengubah air menjadi uap yang langsung dialirkan
untuk menggerakkan turbin pembangkit listrik. Lain halnya dengan
PWR, aliran pendingin utama yang berada di teras reaktor bersuhu
mencapai 325⁰C sehingga perlu diberi tekanan tertentu (sekitar 155 atm)

12
oleh perangkat pressurizer sehingga air tidak dapat mendidih. Pemindah
panas, generator uap, digunakan untuk memindahkan panas ke aliran
pendingin sekunder yang kemudian mendidih menjadi uap air dan
menggerakkan turbin untuk menghasilkan listrik. Uap kemudian
diembunkan di dalam kondenser menjadi aliran pendingin sekunder.
Aliran ini kembali memasuki generator uap dan menjadi uap kembali,
memasuki turbin, dan demikian seterusnya.Pada kedua reaktor ini,
setelah uap mengalir melalui turbin, uap berubah kembali menjadi air di
kondensor. Skema transfer panas untuk reaktor tipe BWR dan PWR bisa
dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar : Skema transfer panas reaktor tipe PWR (kiri) dan BWR (kanan)

2.6.1.2 Magnox
Reaktor Magnox merupakan reaktor tipe lama dengan siklus
bahan bakar yang sangat singkat (tidak ekonomis), dan dapat
menghasilkan plutonium untuk senjata nuklir.
Reaktor Magnox menggunakan CO2 bertekanan sebagai
pendingin, grafit sebagai moderator dan berbahan bakar Uranium
alam dengan logam Magnox sebagai pengungkung bahan bakarnya.
Magnox merupakan nama dari logam campuran yaitu dengan logam
utama Magnesium dengan sedikit Aluminium dan logam lainnya,
yang digunakan sebagai pengungkung bahan bakar logam Uranium
alam dengan penutup yang tidak mudah teroksidasi untuk
menampung hasil fisi.

13
Gambar : Skema transfer panas reaktor tipe Magnox

2.6.1.3 AGR (Advanced Gas-Cooled Reactor)


Advanced Gas-Cooled Reactor (AGR) merupakan reaktor
generasi kedua dari reaktor berpendingin gas yang dikembangkan
Inggris. AGR merupakan pengembangan dari reaktor Magnox.
Reaktor ini menggunakan grafit sebagai moderator neutron, CO2
sebagai pendingin dan bahan bakarnya adalah pelet Uranium oksida
yang diperkaya 2,5%-3,5% yang dikungkung di dalam tabung
stainless steel. Gas CO2 yang mengalir di teras mencapai suhu 650⁰
dan kemudian memasuki tabung generator uap. Kemudian uap yang
memasuki turbin akan diambil panasnya untuk menggerakkan turbin.
Gas telah kehilangan panas masuk kembali ke teras.

Gambar : Skema transfer panas reaktor tipe AGR


2.6.1.4 HTGR (High Temperature Gas-Cooled Reactor)
Sesuai dengan namanya reaktor HTGR merupakan reaktor suhu
tinggi yang menggunakan gas sebagai pendingin dan grafit sebagai
moderator, yang didesain dengan LEU (low-enriched uranium),
dirancang dengan daya 30 MW, dan dijaga keadaannya agar
temperatur pusat bahan bakar maksimum 1600 ˚C (Mardiansah dan
Zaki, 2008). Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) mulai
mengembangkan reaktor HTGR berupa Reaktor Daya Eksperimental
(RDE) . RDE yang akan dibuat menggunakan konsep reaktor HTGR
dengan rancangan seperti Gambar di bawah ini.
14
Gambar : Skema transfer panas reaktor tipe HTGR
RDE adalah reaktor nuklir yang dapat digunakan untuk
pembangkit listrik, pembangkit panas, dan memproduksi hidrogen.
Karena sifatnya yang eksperimental maka pengoperasian reaktor
nuklir tersebut lebih banyak untuk tujuan percobaan dalam
meningkatkan penguasaan teknologi. Produksi hidrogen dari RDE
dapat digunakan untuk bahan baku pembuatan pupuk tanaman yang
sampai saat ini masih sangat dibutuhkan dalam peningkatan
produktivitas pertanian, sedangkan energi panas sisa dari
pembangkitan listriknya dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan proses
industri.
2.6.1.5 SSTAR (Small, Sealed, Trasnportable, Autonomous Reactor)
(SSTAR) adalah reaktor nuklir (reaktor untuk jaringan kecil
dan mirip dengan Pressured Water Reaktor (PWR) ) berpendingin
timbal yang diusulkan, sedang diteliti dan dikembangkan di Amerika
Serikat oleh Lawrence Livermore National Laboratory. Reaktor ini
memiliki sumber bahan bakar mandiri yaitu uranium-235 dan
uranium-238 yang sebagian akan dikonsumsi oleh fisi neutron cepat
dan, yang lebih penting, dikonversi menjadi bahan yang lebih fisil
(plutonium "pembibitan") yang mana Reaktor ini memiliki masa
operasi 30 tahun, menyediakan sumber daya yang konstan antara 10
dan 100 megawatt.
Versi 100 megawatt diperkirakan akan setinggi 15 meter
dengan lebar 3 meter, dan beratnya 500 ton. Versi 10 megawatt
diperkirakan memiliki bobot kurang dari 200 ton. Untuk mendapatkan
rentang hidup 30 tahun yang diinginkan, desain membutuhkan
15
reflektor neutron bergerak yang ditempatkan di sekitar bagian kolom
bahan bakar.

Gambar : Skema transfer panas reaktor tipe SSTAR


2.6.2 Reaktor Cepat
Reaktor jenis ini menggunakan neutron cepat untuk menghasilkan fisi
dalam bahan bakar reaktor nuklir. Reaktor jenis ini tidak memiliki
moderator neutron, dan menggunakan bahan pendingin yang kurang
memoderasi neutron. Untuk tetap menjaga agar reaksi nuklir berantai tetap
berjalan maka diperlulan bahan bakar yang mempunyai bahan belah (fissile
material) dengan kandungan Uranium-235 yang lebih tinggi (lebih dari
20%). Reaktor cepat mempunyai potensi menghasilkan limbah transnuranic
yang lebih kecil karena semua aktinida dapat terbelah dengan menggunakan
neutron cepat, namun reaktor ini sulit untuk dibangun dan mahal dalam
pengoperasiannya.

2.6.2.1 Liquid Metal-Cooled Reactor


Reaktor berpendingin logam cair, pada reaktor nuklir
jenis reaktor cepat, air tidak dapat digunakan sebagai
pendingin reaktor karena air bersifat memoderasi neutron
sehingga neutron cepat menjadi neutron thermal, oleh karena
itu diperlukan pendingin yang mempunyai karakteristik yang
16
berbeda dengan air. Pendingin logam cair selama ini sudah
digunakan untuk reaktor cepat, diantaranya adalah Sodium,
NaK, timbal, lead-bismuth eutectic dan dalam waktu dekat
mercury juga akan digunakan sebagai pendingin reaktor jenis
ini. Beberapa reaktor berpendingin logam cair diantaranya
adalah Sodium-cooled fast Reaktor, lead-cooled fast Reaktor.

Gambar : Skema transfer panas reaktor tipe Sodium-cooled fast Reac


tor

2.6.3 Reaktor Subkritis


Reaktor subkritis adalah reaktor yang menggunakan sumber neutron
luar. Saat ini belum ada reaktor cepat yang digunakan untuk menghasilkan
listrik.

2.7 Tragedi Terkait Insiden Kebocoran Reaktor Nuklir


Sumber kebocoran reaktor nuklir terburuk dalam sejarah terjadi di Chernobyl,
Ukraina pada April 1986 dan Fukushima,Jepang pada 11 Maret tahun 2011 yang meledak,
bocor dan terbakar terkena gelombang Tsunami dan gempa 9 SR.
Selain memicu evakuasi 170 ribu warga di sekitar lokasi kejadian,160 orang terkena
radiasi. Sejumlah karyawan mengisahkan perjuangan keras para ahli meredam kekacauan di
pembangkit itu. Sesudah atap itu retak, karyawan sesungguhnya sudah berusaha keras.
Repotnya listrik mati. Akibatnya pendingin yang berguna menjaga batang bahan bakar (fuel
bundle) sama sekali tidak berfungsi.
Dilansir dari laman Associated Press, ledakan terjadi ketika petugas pembangkit
berusaha mendinginkan reaktor nomor satu dengan menggunakan air. Sayangnya air yang
mereka masukkan ke dalam reaktor, menciptakan hidrogen ketika terpapar dengan batang
bahan bakar. Tekanan hidrogen yang besar memaksa petugas mengeluarkan sebagian. Saat

17
dikeluarkan, hidrogen itu bercampur dengan oksigen. Percampuran hidrogen dengan oksigen
inilah kemudian meletupkan ledakan.
Secara alami, tubuh manusia memiliki mekanisme untuk melindungi diri dari
kerusakan sel akibat radiasi maupun dampak zat kimia berbahaya lainnya. Namun seperti
dikutip dari Foxnews, radiasi pada tingkatan tertentu tidak bisa ditoleransi oleh tubuh dengan
mekanisme tersebut. Radiasi yang tinggi bisa langsung memicu dampak sesaat yang
langsung bisa diketahui, sementara radiasi yang tidak disadari bisa memicu dampak jangka
panjang yang biasanya malah lebih berbahaya.
Dampak sesaat atau jangka pendek akibat radiasi tinggi di sekitar reaktor nuklir
antara lain sebagai berikut:
1. Mual muntah
2. Diare
3. Sakit kepala
4. Demam.
Sementara itu, dampak yang baru muncul setelah terpapar radiasi nuklir selama
beberapa hari di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Pusing, mata berkunang-kunang
2. Disorientasi atau bingung menentukan arah
3. Lemah, letih dan tampak lesu
4. Kerontokan rambut dan kebotakan
5. Muntah darah atau buang air besar mengeluarkan darah
6. Tekanan darah rendah
7. Luka susah sembuh.
Dampak kronis alias jangka panjang dari radiasi nuklir umumnya justru dipicu oleh
tingkat radiasi yang rendah sehingga tidak disadari dan tidak diantisipasi hingga bertahun-
tahun.
Beberapa dampak mematikan akibat paparan radiasi nuklir jangka panjang
antara lain sebagai berikut.
1. Kanker
2. Penuaan dini
3. Gangguan sistem saraf dan reproduksi
4. Mutasi genetik.

18
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Energi nuklir merupakan salah satu energi alternatif atas masalah yang ditimbulkan
oleh semakin berkurangnya sumber energi fosil serta dampak lingkungan yang
ditimbulkannya (Pranoto, 2009).
2. Macam-macam energi nuklir terbagi disesuaikan dengan bidang masing-masing yaitu
di bidang kesehatan, bidang industri, bidang komersil, bidang pemrosesan dan
pertanian.
3. Mekanisme pengolahan energi nuklir terbagi menjadi 2 yaitu reaksi fisi dan reaksi fusi.
4. Komponen alat reaktor nuklir yaitu bahan bakar, moderator, batang pengendali, perisai
radiasi, turbin, generator, kondensor, dan generator uap.
5. Pada mekanisme reaktor fisi nuklir, 3 komponen alat yang berperan paling penting
dalam alat reaktor nuklir yaitu fuel bundle, coolant, dan control rod.
6. Macam-macam reaktor fisi terbagi atas : reaktor thermal, reaktor cepat, dan reaktor
subkritis.

3.2 Saran
Sebelum mengenal lebih jauh tentang alat Reaktor Nuklir, kita harus mengenal apa itu
energi nuklir, macam-macam energi nuklir, dan mekanisme pengolahan energi nuklir.
Setelah mengenal 3 hal yang disebutkan, lalu mengenal komponen alat apa saja yang
terdapat pada Reaktor Nuklir, agar bisa membedakan komponen-komponen yang ada dan
tidak ada pada masing-masing jenis Reaktor Nuklir.

19
DAFTAR PUSTAKA

Duderstadt, J. and Hamilton, L. (1976) Nuclear Reactor Analysis. Wiley, New York
Pranoto, Alvini. 2009. Sains dan Teknologi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Page 79-82
https://www.academia.edu/12500820/Energi_Nuklir
http://digilib.unila.ac.id/12943/15/BAB%20II.pdf
https://www.academia.edu/34989087/Unsur_radioaktif
https://www.sridianti.com/perbedaan-reaksi-fisi-dan-fusi.html
https://perbedaan.budisma.net/perbedaan-reaksi-fisi-dan-reaksi-fusi.html
http://pembangkit-uap.blogspot.com/2015/03/reaktor-nuklir-sebagai-sumber-energi.html
https://www.academia.edu/17958596/bagian_bagian_reaktor_nuklir
http://www.ensikloblogia.com/2016/07/pengertian-reaktor-nuklir-dan-jenis.html
https://nuclearthinker.wordpress.com/2014/04/06/tipe-tipe-reaktor-nuklir/comment-page-1/
https://monitoringmedia.wordpress.com/2008/01/29/jenis-jenis-reaktor-pltn/
http://digilib.unila.ac.id/55238/3/SKRIPSI%20TANPA%20BAB%20PEMBAHASAN.pdf
https://www.revolvy.com/page/Small%2C-sealed%2C-transportable%2C-autonomous-reactor
https://www.nu.or.id/post/read/47508/jenis-jenis-reaktor-nuklir-bag-2
http://blog-info-unik.blogspot.com/2013/03/dampak-radiasi-kebocoran-reaktor-nuklir.html

20
PERTANYAAN

Sekar Langit Widya Putri (40040118060017)


Pertanyaan : Reaksi fisi terkendali bisa diserap oleh Boron dan Cadmium, Mengapa mereka
menyerap? Ada contoh lain tidak?
Jawaban : Karena isotop boron dan cadmium dapat menyerap dengan baik. Jadi dalam ilmu
kimia isotop boron dan cadmium digunakan dalam mengontrol reaktor nuklir (Batang
Pengendali)

Sri Aryati Januwardani (40040118060025)


Pertanyaan : Reaksi apa yang terjadi ketika nuklir dijadikan peledak ?
Jawaban : Reaksi fisi yang mana reaksi ini melibatkan pembelahan inti atom karena inti
atom bertubrukan dengan yang lain, sehingga menghasilkan energi dan atom baru.

Inas Tahani Muntaz (40040118060012)


Pertanyaan : Apakah dimungkinkan penggunaan Nuklir bisa diterapkan Indonesia dan
alasannya?
Jawaban : Ada beberapa kemungkinan Indonesia belum menerapkan penggunaan energi
nuklir sampai saat ini :
1. Mengharuskan Indonesia mengimpor uranium dari negara lain, karena uranium di
Indonesia tidak ekonomis.
2. Dana tidak akan mengizinkan Indonesia melakukan pengayaan uranium, karena di negara
Iran saja dilarang meski pemerintah disana melawan.
3. Indonesia merupakan Kawasan gempa sehingga risikonya tinggi apabila diterapkan energi
nuklir ini di Indonesia. Kalaupun dibangun dengan bangunan tahan gempa tentu biayanya
tidak murah, sehingga harga untuk nuklir pun juga tentu mahal bahkan perlu adanya subsidi.

21
22
23

Anda mungkin juga menyukai