Anda di halaman 1dari 32

PEMANFAATAN PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI CAHAYA

MATAHARI TERHADAP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


DAERAH TERPENCIL

Oleh :

RIZKY FIRMANSYAH / 41155040170079


TE-UNLA 2017
MEIGY FERDIANSYAH / 41155040170078
TE-UNLA 2017
AMRAN SUPANJI / 41155040170002
TE-UNLA 2017
Ajjmansah75@gmail.com / 081214270926

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LANGLANGBUANA
BANDUNG
2018
LEMBAR PENGESAHAN

PEMANFAATAN PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI CAHAYA


MATAHARI TERHADAP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
DAERAH TERPENCIL

Oleh :

RIZKY FIRMANSYAH/ 41155040170079/ TE-UNLA 2017


Ajjmansah75@gmail.com/ 081214270926
MEIGY FERDIANSYAH/ 41155040170078/ TE-UNLA 2017
Meigy19@gmail.com/ 087820239217
AMRAN SUPANJI/ 41155040170002/ TE-UNLA 2017
Amransupanji1507@gmail.com/ 082176029009

Bandung, 20 September 2018

Dosen Pembimbing Ketua Prodi Teknik Elektro

Andriana, S.T., M.T. Riyanto Setiyono ST.,MT

i
ii

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-
Nya, sehingga dapat menyelesaikan karya ilmiah ini dengan baik.

Dalam proses penyusunan karya ilmiah ini penulis banyak mendapat bantuan,
motivasi, serta bimbingan. Maka pada kesempatan ini kami ingin meyampaikan ucapan
terima kasih kepada:

1. Ibu Andriana, S.T., M.T. selaku Dosen pembimbing Materi Teknik.


2. Ibu Dr.Hj. Lisdawati Wahyudin, Dra., M.Si. selaku Dosen pembimbing Tata Tulis.
3. Bapak Baran Subaran selaku teknisi dari Tritama Mitra Lestari Energy (TMLE)
yang bersedia kami wawancarai.
4. Orang Tua tercinta yang senantiasa mendo’akan dan memberi dukungan
5. Staff pengajar dosen program studi elektro yang mengajar kami sehingga kami
memiliki landasan yang kuat dalam manfaat ilmu listrik.
6. Berito Aziz dan Rio Darwin serta teman-teman mahasiswa teknik elektro yang
tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, atas bantuan dan saran yang membangun.
7. Dan semua yang terlibat dalam penyusunan karya ilmiah ini.
Semoga partisipasinya menjadi amal ibadah yang diberi balasan berlipat –lipat,
kami harap karya ilmiah ini menjadi bahan rujukan untuk mendapat pemahaman yang
lebih baik tentang potensi yang ada di sekitar kita.

Bandung, 20 September 2018

Penulis
iii

ABSTRAK

Meningkatnya kebutuhan energi global mengakibatkan terjadinya krisis energi.


Minimnya infrastruktur dan rendahnya pembangkit listrik di daerah menyebabkan
masyarakat bergantung pada bahan bakar fosil, Salah satu alternatif pengganti energi
fosil adalah energi terbarukan yaitu energi matahari. Indonesia memiliki potensi energi
matahari yang sangat tinggi, rata-rata 1700 KWh/m2 per-tahun. Sel surya (solar cell)
merupakan alat yang mampu mengkonversi energi matahari menjadi energi listrik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hasil pembangkit listrik energy
matahari terhadap pemberdayaan masyarakat daerah terpencil yang berbasis sel surya
(fotovoltaik) guna meningkatkan kualitas hidup. Berdasarkan hasil observasi, metode
yang digunakan dalam membangun Pembangkit Listrik Tenaga Matahari menggunakan
metode rancang bangun yang terdiri dari beberapa tahap yaitu: (1) Identifikasi
kebutuhan, (2) Analisis kebutuhan, (3) Konsep rancangan, (4) Pemasangan dan (5)
Pengujian. Sinar Matahari terdiri dari partikel sangat kecil yang disebut dengan
foton, dalam satu solar cell setidaknya terdapat dua lapisan semikonduktor, yaitu
lapisan semikonduktor type P dan N. Saat solar cell bekerja, maka ia akan menangkap
sinar matahari yang berupa partikel kecil dari energi foton matahari. Saat energi foton
yang diserap oleh lapisan negatif dari solar sel telah cukup, maka elektron akan
dibebaskan dari lapisan negatif menuju ke lapisan positif, sehingga timbul beda
potensial yang menghasilkan arus listrik. Dari situlah akan timbul energi listrik yang
nantinya dapat disimpan ke dalam sebuah baterai. Dengan adanya listrik di daerah
terpencil masyarakat dapat mengakses informasi dan berita dengan mudah sehingga
akan meningkatkan pertumbuhan perekonomian warga sekitar baik disektor rumahan
,pertanian,perindustri, dan pariwisata.

Kata kunci : energi matahari, fotovoltaik, solar cell.


iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................... ii

ABSTRAK........................................................................................................ iii

DAFTAR ISI…................................................................................................ iv

DAFTAR GAMBAR...................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN…............................................................................ 1

1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1

1.2 Perumusan Masalah…................................................................................. 2

1.3 Ruang Lingkup Kajian…........................................................................... 2

1.4 Tujuan dan Manfaat…................................................................................ 2

1.5 Keaslian Gagasan….................................................................................... 3

BAB II LANDASAN TEORI........................................................................ 4

2.1 Energi Alternatif.......................................................................................... 4

2.2 Pengertian Dasar Listrik.............................................................................. 5

2.3 Pengertian Energi Matahari…..................................................................... 5

2.4 Pembangkit Listrik Energi Cahaya Matahari.............................................. 6

2.5 Potensi Sinar Matahari di Indonesia…........................................................ 7

2.6 Kebutuhan Listrik di Indonesia................................................................... 8

2.7 Pemberdayaan Masyarakat Desa di Indonesia............................................ 9

BAB III METODE PENELITIAN................................................................ 10


3.1 Objek penelitian.......................................................................................... 10

3.2 Waktu dan tempat penelitian....................................................................... 10

3.3 Teknik pengumpulan data........................................................................... 10


v

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................... 12


4.1 Gambaran Umum........................................................................................ 12

4.2 Sumber Energi Listrik Dari Matahari.......................................................... 12

4.3 Sosialisai Perencanaan Instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Matahari...... 13

4.4 Proses Instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Matahari................................ 16

4.5 Dampak Pembangkit Listrik Tenaga Matahari Terhadap Masyarakat........ 19

BAB V PENUTUP........................................................................................... 20
5.1 Kesimpulan.................................................................................................. 20

5.2 Saran............................................................................................................ 20

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 21

LAMPIRAN..................................................................................................... 23
vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sell Surya komponen pengubah energi surya menjadi energi listrik 4
Gambar 2.2 Inti atom dan elektron yang sedang berputar mengitari inti
5
atom
Gambar 2.3 Stuktur sell surya atau fotovoltaik 7
Gambar 2.4 Weather Research and Forecasting sistem simulasi cuaca
8
numeric
Gambar 4.1 Solar cell (Panel Surya) 15
Gambar 4.2 Instalasi solar cell 16
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Listrik telah menjadi kebutuhan yang begitu penting dalam kehidupan


manusia, karena semua kegiatan mulai dari rumah tangga, pendidikan, medis, dan
pemerintahan menggunakan listrik.

Indonesia adalah Negara kepualauan dan memiliki populasi terbanyak ke-


empat di dunia sehingga kebutuhan listrik di Indonesia sangat tinggi. Mahalnya
pembangunan pembangkit listrik skala besar serta minimnya infrastruktur menjadi
kendala dalam transmisi dan pendistribusian listrik ke daerah-daerah terpencil,
akhirnya masyarakat daerah bergantung pada penggunaan bahan bakar fosil yang
cadangannya semakin hari semakin menipis dan harganya yang semakin mahal.

PT PLN (Persero) mengakui komponen dalam negeri atau komponen


lokal pada pembangkit listrik berkapasitas besar masih rendah. Untuk mendorong
penggunaan komponen lokal. PLN terus melakukan peningkatan Tingkat
Kandungan Dalam Negeri (TKDN) dalam setiap proposal tender. (Liputan6.com,
Jakarta , 22/11/2017)

Pembangunan pembangkit listrik lokal menjadi solusi yang efektif untuk


memenuhi kebutuhan listrik yang semakin tinggi di daerah, namun pembangunan
pembangkit listrik lokal tidak diimbangi dengan jumlah tenaga ahli di daerah,
tenaga ahli sering kali harus didatangkan langsung dari pusat hanya untuk proses
pengoperasian dan perawatan.

SDM lokal masih belum memiliki kompetensi yang memadai untuk


menjadi operator pembangkit listrik lokal tersebut. Dengan adanya pelatihan serta
pemberdayaan SDM lokal diharapkan kompetensi dan kemampuannya akan sesuai
dengan spesifikasi tenaga ahli yang dibutuhkan.

1
2

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan fakta yang terjadi di lapangan menjadi latar belakang


permasalahan yang telah diuraikan di atas, yang dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana memperkenalkan cara pemasangan, pengoperasian dan
pemeliharaan PLTS ke masyarakat setempat ?
2. Bagaimana memberdayakan masyarakat setempat untuk dijadikan operator
PLTS ?
3. Pelatihan apa saja yang perlu diberikan kepada masyarakat setempat yang
menjadi operator PLTS ?

1.3 Ruang Lingkup Kajian

Karya ilmiah ini berfokus pada penelitian tentang pemberdayaan


masyarakat lokal yang memiliki kompetensi untuk mengoprasikan teknologi
pembangkit listrik tenaga surya di daerah terpencil di Indonesia.

1.4 Tujuan dan Manfaat

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) menjadi salah satu alternatif


untuk daerah-daerah yang tidak terjangkau oleh Pemerintah dalam penyediaan
listrik serta dapat memenuhi kebutuhan listrik yang lebih murah tanpa
membutuhkan biaya yang sangat besar untuk pembangunannya. Pemberdayaan
masyarakat lokal dapat menjadi solusi untuk penyediaan SDM yang memiliki
kompetensi untuk mengoprasikan PLTS.
Manfaat yang diharapkan masyarakat mendapat wawasan tentang sumber
daya lokal yang dapat menjadi potensi untuk menghasilkan energi listrik sehingga
dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari dan juga digunakan sebagai salah
satu sarana penunjang untuk kegiatan ekonomi, pendidikan, kesehatan dan
pemerintahan. Terciptanya lapangan pekerjaan baru yang meningkatkan
kesejahteraan masyarakat setempat.
3

1.5 Keaslian Gagasan

Gagasan ini muncul karena keprihatinan kami terhadap kurangnya tenaga


ahli yang mau di tempatkan di daerah pinggiran serta untuk mendukung program
pemerintah dalam mewujudkan Indonesia terang tahun 2020. Mengajak
masyarakat untuk mengubah cara pandangnya agar hemat energi dan beralih ke
energi ramah lingkungan serta meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan
masyarakat pinggiran.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Energi Alternatif

Energi listrik telah menjadi sumber energi penting dalam hidup kita.
Beberapa pusat pembangkit listrik menggunakan bahan bakar seperti batu bara,
minyak bumi, dan gas alam. Keberadaan bahan bakar tersebut sangat terbatas.
Belum lagi dengan polusi yang diakibatkannya. Suatu saat nanti dapat saja
kekayaan alam ini akan habis keberadaannya. Oleh karenanya, diperlukan energi
lain yang dapat mengganti energi listrik atau yang disebut energi alternatif.
Para ilmuwan telah menemukan cara mengambil manfaat dari Matahari.
Energi ini dinamakan energi surya. Jika zaman dulu orang memanfaatkan kayu
bakar untuk memanaskan air dirumah. Kemudian setelah listrik ditemukan, air
dapat dihangatkan oleh pemanas listrik. Maka untuk waktu sekarang dan yang
akan datang, kita dapat memanfaatkan panas dari matahari untuk memanaskan air
dirumah.1

Gambar 2.1: Sell Surya komponen pengubah energi surya menjadi energi listrik
Sumber:http://valefab.com/product/view/142/POLYCRISTALINO+DOBLE+VIDRIO+PARA+TE
CHO+Y+VENTANAS+270W.+

1
Hidayat Noer Aida D , Listrik (Bekasi:Ganeca exact,2007), 42

4
5

2.2 Pengertian Dasar Listrik

Listrik adalah rangkaian fenomena fisika yang berhubungan dengan


kehadiran dan aliran muatan listrik. Bagian yang paling kecil dari sebuah benda
dinamakan atom. Di dalam atom terdapat inti atom dan elektron. Dari elektron
inilah listrik datang.
Inti atom terletak pada pusat atom dan ukurannya 10.000 kali lebih kecil
dari atom itu sendiri. Sedangkan elektron bergerak mengitari inti atom dan
ukurannya masih lebih kecil dibandingkan inti atom. Sulit untuk membayangkan
betapa kecilnya ukuran elektron.
Semua benda yang ada di dunia tersusun dari atom-atom. Hal ini berarti
ada listrik di dalam semua benda. Buku, kursi, bahkan tubuh kita tersusun dari
atom-atom yang sudah tentu banyak listrik di dalamnya. Listrik dihasilkan ketika
elektron berpindah dari suatu tempat ke tempat lainnya, diantaranya akibat
gesekan.2

Gambar 2.2 : Inti atom dan elektron yang sedang berputar mengitari inti atom

Sumber :https://cdn.thinglink.me/api/image/719221188345200641/1240/10/scaletowidth

2.3 Pengertian Energi Matahari

Energi matahari merupakan salah satu sumber energi alternatif yang


potensial untuk dikelola dan dikembangkan lebih lanjut, terutama bagi negara-
negara tropis seperti indonesia. Indonesia diuntungkan dengan intensitas harian
rata-rata sekitar 4,8 KWh/m2. Pembangkit listrik surya ini sudah diterapkan di
2
Hidayat Noer Aida D , Listrik (Bekasi:Ganeca exact,2007), 3
6

berbagai negara maju serta terus mendapat perhatian serius dari kalangan ilmuwan
untuk meminimalkan kendala yang ada. Di Indonesia, pengembangannya sudah
dilakukan sejak tahun 1980-an. Penerapan pertama pemanfaatan energi surya oleh
Lembaga Elektronika Nasional (LEN).3
Ika Hartika Ismet (2010) seorang Profesor Riset Sel Surya di Indonesia
mengungkapkan, sel surya sebagai teknologi ramah lingkungan pada era 1994
mulai marak di dunia. Saat itu, Jepang mengimplementasikannya untuk program
One Million Roof, sejuta atap rumah dengan sel surya. Pada 1997, The European
Commision menyusul dengan One Million Solar Residential System, dan Presiden
Amerika Serikat Bill Clinton menempuh One Million Roof. Pada 1997, Presiden
Soeharto mencanangkan program “Listrik Tenaga Surya untuk Sejuta Rumah” di
pedesaan terisolasi dengan setiap rumah 50 wattpeak (Wp). Dananya dari utang
lunak luar negeri. Hitung-hitungan Hartika, program itu akan
mengimplementasikan sejuta kali 50 Wp sel surya menjadi 50 megawattpeak
(MWp). Ini ditargetkan selesai pada 2004. Namun, sampai kini diketahui hanya
terlaksana sebesar 9 MWp.”( Kompas, Jakarta, 07/02/2010)

2.4 Pembangkit Listrik Tenaga Cahaya Matahari

Sinar Matahari terdiri dari partikel sangat kecil yang disebut dengan Foton.
Ketika terkena sinar matahari, foton yang merupakan partikel sinar matahari
tersebut menghantam atom semikonduktor silikon Sel Surya atau fotovoltaik
sehingga menimbulkan energi yang cukup besar untuk memisahkan elektron dari
struktur atomnya. Elektron yang bermuatan Negatif (-) tersebut akan terpisah dan
bebas bergerak pada daerah pita konduksi dari material semikonduktor. Atom yang
kehilangan elektron mengalami kekosongan pada strukturnya, kekosongan tersebut
dinamakan dengan “hole” dengan muatan Positif (+).

3
Kandi-Yamin Winduono , Energi dan Perubahan (Bandung:PPPPTK IPA,2009), 45-46
7

Daerah semikonduktor dengan elektron bebas ini bersifat negatif dan


bertindak sebagai Pendonor elektron, daerah semikonduktor ini disebut dengan
semikonduktor tipe N (N-type). Sedangkan daerah semikonduktor dengan Hole
bersifat Positif dan bertindak sebagai Penerima (Acceptor) elektron yang
dinamakan dengan semikonduktor tipe P (P-type).
Elektron akan bergerak menjauhi daerah Negatif sedangkan Hole akan
bergerak menjauhi daerah Positif. Ketika diberikan sebuah beban berupa lampu
maupun perangkat listrik lainnya di Persimpangan Positif dan Negatif (PN
Junction) , maka akan menimbulkan Arus Listrik.4

Gambar 2.3 : Struktur sell surya atau solar cell


Sumber :https://teknikelektronika.com/wp-content/uploads/2017/02/Pengertian-Sel-Surya-Solar-
Cell-dan-Prinsip-Kerjanya.jpg?x22079

2.5 Potensi Sinar Matahari Di Indonesia

Peta Tematik Energi Surya sumber datanya adalah data satelit global
radiasi surya rata-rata per jam untuk periode 10 tahun dengan resolusi 1 derajat
(+/- 121 km). Data di-downscaling menggunakan software WRF (Weather
Research and Forecasting) untuk memperoleh resolusi 27 km. Data
diklasifikasikan kedalam 3 (tiga) zona waktu WIB, WITA, dan WIT untuk
memperoleh hasil yang lebih akurat. Selanjutnya ditentukan waktu yang potensial
4
Teknik Elektronika.com. “Pengertian Sel Surya (Solar Cell) dan Prinsip Kerjanya”
8

untuk energi surya pada umumnya yaitu pukul 09.00 sd 15.00 sehingga dapat
dihitung potensi energi surya rata-rata harian Indonesia. Dengan asumsi 10% luas
wilayah Indonesia dapat dimanfaatkan untuk PLT Surya dan asumsi efisiensi
peralatan PLTS sebesar 15%, maka diperoleh informasi peta potensi energi surya
untuk pembangkit tenaga listrik seperti yang disajikan dalam Peta Tematik Potensi
Energi Surya Indonesia.5

Gambar 2.4 : Weather Research and Forecasting sistem simulasi cuaca numeric

Sumber : http://jonsharing.blogspot.com/2016/07/wrf-inisialisasi-wrf-menggunakan-wps.html

2.6 Kebutuhan Listrik Di Indonesia

Menteri ESDM Ignasius Jonan (2017) mengatakan, pemerintah tengah


bekerja keras agar seluruh masyarakat Indonesia menikmati listrik secara merata.
Jonan menyebutkan, masih terdapat 2.500 desa yang belum teraliri listrik, serta
terdapat 10.000 desa yang kapasitas listriknya masih kurang.(Detik.com, Jakarta ,
13/09/2017)
Jaringan listrik di Indonesia baru menjangkau 85 persen dari 82.190 desa.
Sebanyak 2.519 desa bahkan belum merasakan layanan listrik sama sekali, 2.376
di antaranya ada di Papua. Sisanya belum mendapat layanan secara penuh dalam
24 jam. 6

5
www.p3tkebt.esdm.go.id, “Peta Tematik Potensi Energi Terbarukan Indonesia.”
6
katadata.co.id, “2.519 Desa Belum Teraliri Listrik.”
9

2.7 Pemberdayaan Masyarakat Desa Di Indonesia

Upaya mengurangi kemiskinan dan ketidaksetaraan di negara yang luas


dan beragam seperti Indonesia membutuhkan masyarakat, desa, penyedia layanan,
dan pemerintahan yang mampu mengidentifikasi dan menerapkan solusi lokal
untuk memecahkan permasalahan tersebut.
Pemerintahan desa dan masyarakat adalah pemangku kepentingan utama
dalam mencapai sebagian besar tujuan pembangunan Nasional. Selama lebih dari
15 tahun, Bank Dunia telah bermitra dengan Pemerintah Indonesia dalam inisiatif-
inisiatif pembangunan desa dan masyarakat berskala besar, untuk mengurangi
kemiskinan dengan memberdayakan masyarakat untuk memainkan peran sentral
dalam meningkatkan layanan dan mata pencaharian lokal.

Kerja sama ini telah melewati tiga fase:

1. Kecamatan Development Program (KDP) 1998-2002 yang telah


mendukung kurang lebih 20.000 desa dan memperkenalkan pendekatan
berbasis masyarakat untuk melakukan perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, dan pemantauan proyek-proyek infrastuktur di tingkat lokal.
KDP menyediakan dana hibah, program peningkatan kapasitas melalui
fasilitator terlatih serta sistem pemantauan dan evaluasi kepada masyarakat
yang terlibat.
2. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri)
2007-2014 yang meningkatkan skala metodologi berbasis masyarakat ke
lebih dari 65.000 desa.
3. Undang-Undang Desa, disahkan pada 2014, yang memasukkan prinsip dan
praktik dari KDP dan PNPM ke dalam pemerintahan dan tata kelola desa.7

7
Local Solutions To Povert.org. ” Undang-Undang Desa dan Pemberdayaan Masyarakat”
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek

Objek dalam penelitian ini adalah masyarakat daerah terpencil yang belum
terakses listrik secara merata. Penelitian ini diharapkan kedepannya mampu
memberi solusi untuk masyarakat daerah-daerah terpencil yang tak terjangkau oleh
sumber listrik agar segera mendapatkan energi listrik yang memadai seperti kota-
kota besar lainnya.

3.2 Waktu Dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kantor PT.Tritama Mitra Lestari Energy


(TMLE) dan kampus Universitas Langlangbuana dimulai dari bulan July 2018
sampai selesai.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendukung penelitian ini, penulis menggunakan teknik


pengumpulan data melalui :

1. Studi lapangan ( Field Research ) merupakan jenis penelitian yang


dilakukan untuk mendapatkan data primer, yakni dengan mengumpulkan
data dengan cara mengadakan pengamatan langsung terhadap objek
penelitian yaitu di PT.Tritama Mitra Lestari Energy atau TMLE Bandung
dalam studi dilapangan ini dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
a. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan tanya –
jawab dengan pihak-pihak yang pernah berhubungan dengan objek
yang diteliti serta pernah melakukan kegiatan dengan objek.
b. Observasi yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan
serta pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang

10
11

tejadi dilapangan dengan memanfaatkan media informasi elektronik


serta cetak, pada saat penelitian berlangsung baik itu pada objek orang
maupun objek yang berkaitan dengan pelaksanaan Pembangkit Listrik
Tenaga Matahari.
2. Studi pustaka adalah mengumpulkan informasi dan data dengan bantuan
berbagai macam material yang ada di perpustakaan seperti dokumen, buku,
catatan, majalah, kisah-kisah sejarah dan sebagainya. (Mardalis:1999)
Mempelajari berbagai buku referensi serta hasil penelitian sebelumnya
yang sejenis yang berguna untuk mendapat landasan teori mengenai
masalah yang akan diteliti. (Sarwono:2006)

Beberapa buku telah menjadi landasan teori dari penelitian ini diantaranya
adalah buku “Teknis Membangun Sarana dan Prasarana Elektrifikasi Desa
(Listrik Desa)” yang di terbitkan tahun 2016 oleh Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia lalu
buku redaksi “Aneka EBT (Energi Baru dan Terbarukan) Satu Tahun Langkah
Membangun Negeri” serta buku “Panduan Pengoperasian dan Pemeliharaan
PLTS Off-Grind” yang diterbitkan tahun 2017 oleh Kementeian ESDM (Energi
dan Sumber Daya Mineral) . Buku-buku tersebut telah memberikan informasi
yang diperlukan penulis sebagai landasan teori dan sumber referensi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

4.1.1 Profil Perusahaan

PT.Tritama Mitra Lestari Energy atau disingkat TMLE berlokasi di Jalan


Soekarno Hatta No.541 C Bandung. Perusahaan ini didirikan oleh Ibu Nani
Wardani seorang pelopor energi surya di Indonesia, bergerak dibidang
penyediaan Sel Surya dan telah menjalankan usahanya, baik secara langsung
maupun melalui media online.
Visi
Menciptakan kemandirian Energi dan produk yang berguna untuk
meningkatkan kesejahteeraan masyarakat Indonesia
Misi
Dengan memanfaatkan letak geografis Indonesia, kami mengembangkan
Energi listrik dari matahari dengan konsep terbarukan dan mandiri.

4.1.2 Mekanisme Wawancara

Wawancara dilakukan langsung dengan teknisi dari TMLE Bapak Baran


Subaran berupa tanya jawab yang mendeskripsikan dan menjelaskan daerah-
daerah terpencil yang telah memanfaatkan energi surya sebagai pembangkit
listrik. Narasumber menjelaskan secara teknis lokasi pemasangan, proses
pemasangan, serta manfaat yang didapat oleh masyarakat.

4.2 Sumber Energi Listrik Dari Matahari

Daerah yang tidak terjangkau oleh jaringan listrik PLN dapat memanfaatkan
sinar matahari sebagai energi listrik. Sinar matahari dapat diubah menjadi energi
listrik dengan menggunakan alat yang disebut sell surya (solar cell).

12
13

Desa-desa yang akan menggunakan energi listrik dari sinar matahari harus
memiliki intensitas sinar matahari yang cukup. Dalam penelitian ini penulis
mendapat informasi melalui proses wawancara dengan narasumber yang pernah
terjun langsung ke lapangan. Tepatnya di Desa Nongme Distrik Oksibil kabupaten
pegunungan bintang, Papua.

4.2.1 Keunggulan Dan Kekurangan PLTS


1. keunggulan menggunakan sumber energi listrik dari sinar matahari
- Murah, menggunakan sinar matahari sebagai sumber energi tanpa biaya
- Praktis, tidak memakan banyak tempat karena dapat digunakan diatap
rumah atau di lahan pertanian warga setempat
- Merupakan energi terbarukan atau tidak pernah habis
- Umur panel surya panjang atau investasi jangka panjang
- Bersih, ramah lingkungan
- Tidak memerlukan perawatan khusus, cukup dibersihkan secara berkala
- Sangat cocok digunakan didaerah tropis seperti Indonesia
2. Kekurangan menggunakan sumber energi listrik dari sinar matahari
- Ketergantungan terhadap cahaya matahari, tetapi untuk hal ini diatasi
dengan menggunakan aki/baterai
- Biaya investasi diawal cukup mahal

4.3 Sosialisai Perencanaan Instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Matahari

Untuk sosialisasi perencanaan penggunaan sumber energi listrik dari sinar


matahari ada beberapa langkah yang harus diperhatikan, antara lain :
4.3.1 Survei Lapangan bersama masyarakat

Berdasarkan data yang diperoleh dari narasumber proses paling awal dalam
melakukan sosialisasi perencanaan instalasi PLTS adalah survei lokasi dan
kondisi lapangan bersama masyarakat meliputi survei lahan, rumah, dan tiang
listrik yang ada karena dengan mengetahui lokasi serta kondisi lapangan teknisi
14

dapat mempersiapkan alat dan perlengkapan yang diperlukan saat akan


melakukan instalasi.

4.3.2 Penyediaan Alat dan Bahan


1. Alat yang diperlukan tergantung dari lokasi dan kondisi lapangan,
terkadang diperlukan alat-alat khusus untuk memperlancar proses
instalasi seperti GPS untuk menentukan lokasi dan letak instalasi sel
surya. Bantuan masyarakat setempat yang lebih memahami kondisi
lapangan sangat membantu dalam mengetahuai alat apa saja yang
diperlukan. Lux meter (Alat Pengukur Cahaya) merupakan alat untuk
mengukur besarnya intensitas cahaya di suatu tempat. Besarnya
intensitas cahaya ini perlu diketahui karena sell surya memerlukan
penerangan yang cukup, serta alat-alat bantu lain seperti meteran untuk
mengukur luas lahan, alat tulis untuk mencatat data yang diperlukan
dan alat penunjang lain.
2. Bahan disini misalnya semen, bata, batu, dan sebagainya yang
diperlukan untuk membangun tempat yang akan digunakan sebagai
pusat pengontrol PLTS nantinya. Survei bahan dan material diperlukan
untuk memperlancar proses instalasi. Masyarakat setempat memandu
teknisi dalam mencari bahan yang murah serta jarak tempuh yang dekat
karena untuk jumlah dan harga bahan di setiap daerahnya berbeda
misalnya di Papua harga satu sak semen dapat dihargai 1 juta serta sulit
untuk didapat, hanya daerah-daerah tertentu yang menyediakannya.
Jauh berbeda jika dibawa dari Jawa yang harganya lebih murah serta
mudah untuk didapat, namun dari data yang didapat harga tersebut
belum termasuk ongkos dari Jawa ke Papua, yang harga nya bisa lebih
mahal karena di angkut menggunakan pesawat yang jadwal
penerbangannya jarang ke lokasi tersebut sehingga perlu adanya
perencanaan agar dapat memperlancar dan menghemat biaya instalasi.
15

4.3.3 Perhitungan Beban


Menghitung jumlah beban (untuk satu rumah tangga) dengan kebutuhan
listrik 250 KWh. Jika lampu dan peralatan lain menyala dalam 12 jam maka
jumlah beban yang dibutuhkan dalam sehari adalah 12 jam x 250 KWh = 3.000
Watt. Jumlah total 3.000 Watt perlu ditambahkan sebesar 20%, adalah listrik yang
digunakan oleh selain perangkat selain panel surya: 20% x 3.000 Watt = 3.600
Watt.
Jumlah baterai yang dibutuhkan dari 3.600 Watt jika tiap baterai 12 Volt 65
Ah maka kebutuhan baterai adalah 12 x 65 x 5 = 3.900 watt, jadi diperlukan 5
baterai.
Komponen utama pembangkit listrik tenaga matahari ( PLTS ) adalah sell
surya, alat yang dapat mengubah cahaya menjadi energi listrik.

Gambar 4.1 : Solar cell ( panel surya )

Sumber : https://statik.tempo.co/data/2016/04/07/id_496127/496127_620.jpg

Instalasi pembangkit listrik tenaga listrik matahari terdiri atas empat


komponen. Selain komponen utama di atas, tiga komponen yang lain adalah :

1) Solar regulator
2) Battery DC storage
3) Inverter DC to AC
16

Gambar 4.2 : Instalasi solar cell

Sumber : https://www.keminter.com/plts-rumah-tangga/#jp-carousel-193
https://www.oliytechsolar.com/image-basket/solar-power-plant-1458555845.jpg

4.4 Proses Instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Matahari Bersama Warga

Proses pemasangan normalnya berlangsung selama 3 bulan untuk


Pembangkit Listrik yang diperuntukan bagi desa namun bisa berjalan hingga 6
bulan jika akses dan kondisinya tidak mendukung seperti di desa Nongme.
Infrastruktur yang terbatas menjadi kendala karena alat dan bahan hanya bisa di
distribusikan melalui jalur udara karena akses darat yang sulit dan tidak memadai.
17

Memerlukan waktu 5 hari untuk orang papua bahkan lebih untuk yang bukan
orang papua jika berjalan kaki melalui jalur darat hanya untuk menuju desa
tetangga.
Kendala yang dihadapi tersebut tidak serta merta menjadi hambatan, bantuan
masyarakat setempat memperlancar dalam proses pemasangan Pembangkit Listrik.
Masyarakat menyambut baik adanya pemasangan Pembangkit Listrik tersebut ke
daerahnya sehingga kendala tidak terlalu banyak karena dibantu masyarakat
Setelah instalasi selesai semua proses pengoperasian dan perawatan dikerjakan
oleh operator yang berasal dari warga setempat yang diperdayakan dengan diberi
pelatihan dan ikut membantu proses pembangunan PLTS dari awal proses
survei,instalasi hingga pengoperasian. Operator diambil dari warga setempat yang
paham sedikitnya tentang listrik dan berani serta diberi pelatihan dan pemahaman
berupa persiapan pengoperasian, pemeriksaan awal, pemeriksaan tegangan
keluaran, pengoperasian dan pemeliharaan.

4.4.1 Persiapan pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Matahari

Sebelum melakukan pengoperasian, operator harus memahami keselamatan


ketenagalistrikan, kondisi dan kesiapan semua komponen sistem harus diperiksa
terlebih dahulu.

4.4.2 Pemeriksaan awal Pembangkit Listrik Tenaga Matahari

Pemeriksaan awal terdiri dari pemeriksaan grounding, array modul surya,


solar charge controller atau inverter grid-tied, sistem baterai, dan inverter baterai
namun sebelum pemeriksaan operator harus menggunakan alat pengaman diri.

4.4.3 Pemeriksaan tegangan keluaran Pembangkit Listrik Tenaga Matahari

Ada dua bagian yang harus diperiksa pada tegangan keluaran yaitu sisi
jaringan dan sisi arus searah (DC). Pemeriksaan sisi jaringan melakukan
pemeriksaan phasa dan netral pada jaringan yang berkisar 220 Volt AC dan
terminal inverter, sedangkan pemeriksaan sisi arus searah melakukan pemeriksaan
18

tegangan DC agar tidak melebihi tegangan maksimum, polaritas tegangan,


sambungan kabel dan starting up solar charge regulator/grid-tied inverter.

4.4.1 Pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Matahari

Operator harus selalu menggunakan alat pelindung diri sebelum


mengoperasikan PLTS, langkah pertama untuk mengoperasikan PLTS adalah
memastikan semua MCB di dalam combiner box menuju beban di panel distribusi
AC dalam keadaan mati dan memastikan tidak ada perbaikan atau pekerjaan di
PLTS. Langkah berikutnya starting sistem baterai dengan memeriksa tegangan
baterai apakah sudah sesuai spesifikasi, mengatur circuit breaker yang ada di
panel DC ke posisi ON, menyalakan saklar utaman pada posisi ON, dan
memperhatikan indikator LED berwarna hijau serta mengikuti buku panduan
pengoperasian PLTS yang telah diberikan.

4.4.1 Pemeliharaan Pembangkit Listrik Tenaga Matahari

Pada umumnya panel surya tidak membutuhkan pemeliharaan rutin, namun


pemeliharaan panel surya perlu dilakukan dalam periode berkala untuk masing –
masing komponen agar keberlangsungan sistem pembangkit yang handal dan
berkelanjutan. Pemeliharaan dapat dilakukan dengan cara berikut :
1) dibersihkan berkala agar tidak megurangi penyerapan intensitas cahaya
matahari
2) mengatur letak panel surya supaya mendapatkan sinar matahari langsung
agar tidak menghalangi objek (pohon, jemuran, bangunan, dan lain-lain)
3) baterai dapat lebih cepat rusak jika diberi beban kerja di luar batas
spesifikasinya. Baterai digunakan dan diberi muatan secara perlahan-lahan
bahkan hingga periode beberapa hari bahkan satu minggu. Kondisi ini
berbeda dengan cara kerja baterai yang umumnya langsung diisi segera
setelah digunakan. Pemakaian langsung dapat menyebabkan baterai pada
system panel surya cepat rusak, terlebih jika menggunakan tipe baterai
yang tidak sesuai dengan karakteristik ini.
19

4) Berbagai kasus dalam permasalahan panel surya yang paling banyak


dijumpai dikarenakan buruknya cara pemasangan serta tidak rapihnya
proses instalasi. Kasus yang sering dijumpai antara lain koneksi yang tidak
baik, ukuran kabel yang tidak tepat, ataupun komponen yang tidak sesuai
untuk aliran DC.
Selain itu, Kesalahan sering terjadi pada tidak seimbangnya sistem (Balance Of
System, BOS) bagian-bagian yang dipasang yaitu kontroler, inverter, serta proteksi
komponen.
Biaya gaji operator dan perawatan diambil dari iuran desa yang didapat dari
musyawarah warga desa setempat. Kepala desa harus melapor ke pusat secara
berkala berkembangan dan kendala Pembangkit Listrik Tenaga Surya.

4.5 Dampak Pembangkit Listrik Tenaga Matahari Terhadap Masyarakat

Mimpi masyarakat desa Nongme selama 71 tahun akhirnya terwujud


karena untuk pertama kalinya pada tahun 2016, pembangkit listrik lokal berdiri di
desa tersebut. Pembangkit Listrik Tenaga Surya yang berkapasitas 30 KWp
memasok listrik bagi 131 rumah warga dengan jatah listrik yang sama sebesar 300
Wh per hari dan mampu mencukupi kebutuhan listrik. PLTS di desa Nongme
dilengkapi oleh komponen baterai untuk menyalakan penerangan jalan umum
(PJU) mulai dari pukul 17.00 sore hingga 05.00 pagi, serta sebuah televisi yang
diletakkan di balai desa agar dapat diakses warga bersama-sama karena setiap
rumah warga dipasang perangkat energy limiter untuk membatasi pemakaian
listrik di setiap rumah agar tidak terjadi kerusakan pada instalasi dan over capacity
yang dapat menyebabkan sistem komponen PLTS tidak berfungsi untuk
menghasilkan listrik
Dengan adanya fasilitas televisi di balai desa diharapkan membawa
dampak positif bagi warga untuk mendapat informasi dan mengetahui
perkembangan di luar desa sehingga meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
masyarakat serta meningkatkan pertumbuhan perekonomian warga sekitar baik
disektor rumahan ,pertanian,perindustri, dan pariwisata.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, Pembangkit Listrik Tenaga Surya


merupakan alternatif yang sangat efektif untuk menyediakan kebutuhan listrik di daerah
terpencil. Energi matahari yang bersifat universal dan mudah digunakan menjadi
kelebihan dari energi matahari. Energi ini sangat ramah lingkungan dan tidak
menimbulkan polusi sedikit pun sehingga perlu penelitian lebih lanjut terhadap energi
ini agar pemanfaatannya dapat dilakukan secara maksimal untuk kesejahteraan
masyarakat serta dapat meningkatkan pemberdayaan masyarakat lokal dalam bidang
informasi dan teknologi.

5.2 Saran

Penulis berharap Indonesia bisa terang di setiap daerahnya sehingga masyarakat


yang berada di daerah terpencil dapat menikmati listrik dan pendidikan. Pemerintah dan
pihak PLN sebagai penyedia listrik berkomitmen untuk menerangi negeri, masyarakat
harus lebih aktif dan ikut berperan dalam mendukung setiap kegiatan pembangunan.
Namun dampak pada saat proses kontruksi dirasa tidak selalu berpihak kepada
masyarakat, lahan masyarakat yang terpakai diganti rugi dengan harga yang tidak layak
serta pembelian tanah secara sepihak oleh pengembang, seharusnya pihak terkait lebih
menjalin komunikasi dengan masyarakat agar hal tersebut tidak terjadi di waktu yang
akan datang. Meningkatkan pelayanan publik terhadap masyarakat dan memberdayakan
masyarakat lokal agar memiliki kompetensi di berbagai bidangnya.

20
21

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Noer Aida D. 2007. Listrik. Jakarta: Ganeca Exact

Kandi, dan Yamin Winduono. 2009. Energi dan Perubahannya.Bandung:PPPPTK IPA.

Kusuma, Hendra.2017.Jonan Ingin Semua Desa di RI Teraliri Listrik Mulai 2019.


Melalui: https://finance.detik.com/energi/d-3641182/jonan-ingin-semua-
desa-di-ri-teraliri-listrik-mulai-
2019?_ga=2.145655479.2044987149.1531345827-
901746544.1531345827,(28/06/18).

Local Solutions To Povert.org. ” Undang-Undang Desa dan Pemberdayaan Masyarakat”

Melalui: https://localsolutionstopoverty.org/id/engagemenarea/undang-
undang-desa-dan-pemberdayaan-masyarakat.html(26/09/2018).

Teknik Elektronika.com. “Pengertian Sel Surya (Solar Cell) dan Prinsip Kerjanya”

Melalui: https://teknikelektronika.com/pengertian-sel-surya-solar-cell-
prinsip-kerja-sel-surya/,(28/06/18).

Tunggal, Nawa. 2010. Laboratorium Sel Surya Hartika.

Melalui: https://indonesiaproud.wordpress.com/2010/02/07/ika-hartika-
ismet-profesor-riset-sel-surya/, (28/06/18).

Wicaksono, Pebrianto Eko.2017. Komponen Lokal Pembangkit Listrik Kapasitas Besar


Masih Rendah.

Melalui: https://m.liputan6.com/bisnis/read/3171697/komponen-lokal-
pembangkit-listrik-kapasitas-besar-masih-rendah, (30/05/18).

2003.Listrik untuk Kehidupan yang Lebih Baik.Jakarta: PT PLN (Persero)

2014. “Peta Tematik Potensi Energi Terbarukan Indonesia”.


22

Melalui:http://www.p3tkebt.esdm.go.id/index.php?option=com_content&vi
ew=article&id=789:peta-tematik-potensi-energi-terbarukan-
indonesia&catid=146:umum&Itemid=542&lang=en, (03/07/18).

2016. “2.519 Desa Belum Teraliri Listrik”.

Melalui: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2016/11/18/2519-desa-
belum-teraliri-listrik, (04/07/2018)

2016.Sarana dan Prasarana Elektrifikasi Desa.Jakarta:Kementerian Desa, Pembangunan


Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

2017.Aneka EBT (Energi Baru dan Terbarukan). Jakarta:Kementerian ESDM

2017. Panduan Pengoperasian dan Pemeliharaan PLTS Off-Grind. Jakarta :Kementerian


ESDM
23

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama : RIZKY FIRMANSYAH


2. Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 08 November 1997
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Agama : Islam
5. Kewarganegaraan : Warga Negara Indonesia
6. Status : Belum Menikah
7. Alamat : Jl.A.H.Nasution No. 38 Rt /Rw 03/02,
Kelurahan Cipadung Wetan, Kecamatan
Panyileukan, Bandung
8. No Telepon/ HP : 081214270926
9 . E-mail : Ajjmansah75@gmail.com

No Tingkat Pendidikan Jurusan Tahun (Lulus)

1 SDN Cipadung 1 - 2004-2010

2 SMP Triyasa Bandung - 2010-2013

3 SMKN 6 Bandung Elektro 2013-2016


24

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama : MEIGY FERDIANSYAH


2. Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 31 Mei 1997
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Agama : Islam
5. Kewarganegaraan : Warga Negara Indonesia
6. Status : Belum Menikah
7. Alamat : Kp.Palasari Rt /Rw 02/02, Desa
Bojongmanggu, Kecamatan Pameungpeuk,
Kabupaten Bandung
8. No Telepon/ HP : 087820239217
9 . E-mail : Meigy19@gmail.com

No Tingkat Pendidikan Jurusan Tahun (Lulus)

1 SDN Adetex - 2003-2009

2 SMP Handayani 2 Pameungpeuk - 2009-2012

3 SMKN 6 Bandung Listrik 2012-2015


25

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama : AMRAN SUPANJI


2. Tempat, Tanggal Lahir : Pulau Duku, 15 Juli 1998
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Agama : Islam
5. Kewarganegaraan : Warga Negara Indonesia
6. Status : Belum Menikah
7. Alamat : Dusun 1 Rt/Rw 00/00 Desa Tanjung Besar
Kecamatan Mekakau Ilir , Ogan Komering Ulu
Selatan
8. No Telepon/ HP : 082176029009
9 . E-mail : Amransupanji1507@gmail.com

No Tingkat Pendidikan Jurusan Tahun (Lulus)

1 SDN TJ Besar - 2004-2010

2 SMPN 1 Mekakau Ilir - 2014-2013

3 SMK Sentosa Bakti Baturaja Otomotif 2013-2016

Anda mungkin juga menyukai