Anda di halaman 1dari 22

TUGAS PRAKTIK DASAR KONVERSI ENERGI

LISTRIK
(Desain Solar Home System)

Disusun Oleh
Penyusun : Farras Tamim
NIM : 5193230008
Dosen Pengampu : Arwadi Sinuraya ST, MT/
Denny Haryanto Sinaga, S.Pd.,
M.Eng.

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya
kepada setiap manusia. Sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini dalam waktu
yang ditentukan

Makalah ini saya kerjakan demi memenuhi tugas dari dosen pengampu mata kuliah
Praktik Dasar Konversi Energi Listrik dengan tujuan menyelesaikan tugas yang diberikan
untuk lebih menambah wawasan saya dalam merancang sistem pembangkit listrik tenaga
surya dalam arti sempit dan luas.

Dalam penulisan makalah ini saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan
dengan ini saya mengucapkan terima kasih kepada : kedua orang tua saya dan dosen
pengampu mata kuliah Praktik Dasar Konversi Energi Listrik yaitu bapak Arwadi Sinuraya
ST, MT/ Denny Haryanto Sinaga, S.Pd., M.Eng.

Saya mengharap kritik dan saran untuk membantu memperbaiki tugas makalah saya
agar lebih baik lagi. Akhir kata saya mengucapkan selamat membaca.

Medan, 27-12-2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
BAB 1.........................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Tujuan..........................................................................................................................1
1.3 Manfaat........................................................................................................................1
BAB 2.........................................................................................................................................2
2.1 Solar Energy.....................................................................................................................2
2.2 Sel Surya (Fotovoltaik)....................................................................................................2
2.2.1 Struktur Panel Surya.................................................................................................4
2.2.2 Prinsip Kerja Panel Surya.........................................................................................5
2.3 Solar Charge Controller..................................................................................................6
2.4 Solar Inverter...................................................................................................................8
BAB 3.......................................................................................................................................11
3.1 Profil Beban...................................................................................................................11
3.2 Perhitungan Kapasitas Modul Surya..............................................................................13
3.3 Perhitungan Kapasitas Baterai.......................................................................................13
3.4 Perhitungan Rating Inverter...........................................................................................13
3.5 Perhitungan Rating SCC(Solar Charge Controller)......................................................14
3.6 Komponen Pelengkap....................................................................................................14
3.7 Estimasi Biaya................................................................................................................14
3.8 Gambar Desain Solar Home System..............................................................................15
BAB 4.......................................................................................................................................17
4.1 Kesimpulan....................................................................................................................17
4.2 Saran...............................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................18

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Krisis energi yang terjadi pada saat ini khususnya di Indonesia merupakan masalah yang
fundamental, ditandai dengan menurunnya cadangan bahan bakar fosil yaitu minyak bumi
gas alam, dan batu bara. Karena bahan bakar fosil tergolong energi tak terbarukan maka cepat
atau lambat energi ini akan habis. Oleh sebab itu diperlukan suatu pilihan baru untuk
menjawab permasalahan tersebut. Energi terbarukan merupakan pilihan yang handal, ramah
lingkungan, dan semakin murah.
Energi merupakan salah satu kebutuhan utama dalam kehidupan manusia. Peningkatan
kebutuhan energi dapat merupakan indikator peningkatan kemakmuran, namun bersamaan
dengan itu juga menimbulkan masalah dalam usaha penyediaannya.
Pemakaian energi surya di Indonesia mempunyai prospek yang sangat baik, mengingat
bahwa secara geografis sebagai negara tropis, melintang garis katulistiwa berpotensi energi
surya yang cukup baik. Pemanfaatan Tenaga Surya melalui konversi Photovoltaic telah
banyak diterapkan antara lain, penerapan sistem individu dan sistem hybrid yaitu sistem
penggabungan antara sumber energi konvensional dengan sumber energi terbarukan. Pada
makalah ini akan dibahas mengenai solar power system dan rancangan atau desain dari solar
home system.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui apa itu solar power system
2. Mengetahui rancangan atau desain dari solar home system

1.3 Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah dapat menambah wawasan pada solar energy
system dan mengetahui bagaimana cara merancang atau mendesain solar home system.

1
BAB 2
Kajian Teori

2.1 Solar Energy


Energi surya adalah energi yang berupa sinar dan panas dari matahari. Energi ini dapat
dimanfaatkan dengan menggunakan serangkaian teknologi seperti pemanas surya, fotovoltaik
surya, listrik panas surya, arsitektur surya, dan fotosintesis buatan. Bumi menerima 174
petawatt (PW) radiasi surya yang datang (insolasi) di bagian atas dari atmosfer. Sekitar 30%
dipantulkan kembali ke luar angkasa, sedangkan sisanya diserap oleh awan, lautan, dan
daratan. Sebagian besar spektrum cahaya matahari yang sampai di permukaan Bumi berada
pada jangkauan spektrum sinar tampak dan inframerah dekat. Sebagian kecil berada pada
rentang ultraviolet dekat.
Total energi surya yang diserap oleh atmosfer, lautan, dan daratan Bumi sekitar 3.850.000
eksajoule (EJ) per tahun. Pada tahun 2002, jumlah energi ini dalam waktu satu jam lebih
besar dibandingkan jumlah energi yang digunakan dunia selama satu tahun. Fotosintesis
menyerap sekitar 3.000 EJ per tahun dalam bentuk biomassa. Potensi teknis yang tersedia
dari biomassa adalah 100-300 EJ per tahun. Jumlah energi surya yang mencapai permukaan
planet Bumi dalam waktu satu tahun sangatlah besar. Jumlah ini diperkirakan dua kali lebih
banyak dibandingkan dengan semua sumber daya alam Bumi yang tidak terbarukan yang bisa
diperoleh digabungkan, seperti batubara, minyak bumi, gas alam, dan uranium. Energi Surya
dapat dimanfaatkan pada berbagai tingkatan di seluruh dunia, yang utamanya bergantung
pada jarak dari khatulistiwa.
Teknologi surya dikategorikan secara umum menjadi: teknologi pasif dan teknologi aktif,
tergantung pada cara penyerapan, konversi, dan penyaluran cahaya matahari. Teknologi aktif
meliputi penggunaan panel fotovoltaik, pompa, dan kipas untuk mengubah energi surya ke
bentuk yang berguna. Teknologi pasif meliputi pemilihan bahan konstruksi yang memiliki
sifat termal yang bagus, perancangan ruangan dengan sirkulasi udara secara alami, dan
menghadapkan bangunan ke matahari. Teknologi aktif meningkatkan persediaan listrik dan
disebut sebagai teknologi sisi penawaran, sedangkan teknologi pasif mengurangi kebutuhan
sumber daya alam lain dan disebut sebagai teknologi sisi permintaan.
2.2 Sel Surya (Fotovoltaik)
Solar cell atau Sel Surya atau sering pula disebut Sel Fotovoltaik adalah suatu alat (Device)
elektronika yang dibuat dari bahan semikonduktor tempat terjadinya efek fotovoltaik yaitu
proses fisika yang dapat menghasilkan arus listrik ketika bahan semikonduktor tersebut
dikenai cahaya. Terdapat banyak bahan semikonduktor yang saat ini digunakan dalam
pembuatan solar cell antara lain Silikon (Si), Gallium Arsenide (GaAs), Gallium Indium
Phosphor (GaIn P), Germanium (Ge), Copper Indium Gallium Selenide (Cu(InGa)Se) dan
Cadmium Telluride ( CdTe), akan tetapi hampir 85 % solar cell yang terpasang saat ini
menggunakan Silikon sebagai bahan dasarnya.

2
Hal ini karena ketersediaan bahan baku  yang melimpah dan teknologi prosesnya sudah
mature karena seiring dengan perkembangan teknologi proses pembuatan komponen
mikroelektronika Dioda, Transistor dan IC. Solar cell yang ada di pasaran umumnya
berukuran 125 x 125 mm dan 156 x 156 mm. Solar cell ini jarang digunakan secara
individual. Pada prakteknya, solar cell ini diinterkoneksi dan dienkapsulasi menjadi sebuah
solar panel atau panel / modul surya sehingga menghasilkan daya listrik yang sesuai untuk
kebutuhan praktis.
Panel polikristalin terbuat dari kristal silikon block cast. Hal ini menciptakan efek logam
serpihan pada panel. Elektron dapat terjebak dalam batas butir kristal antara kristal individu
dalam sebuah panel polykristal, ini menyebabkan lebih rendah rating efesiensi. Peringkat
efesiensi khas untuk panel polykristalin adalah sekitar 13.5 % pada 25 celsius. Tipe ini
mmerlukan luas penampang yang lebih besar dibandingkan dengan jenis monokristalin untuk
menghasilkan daya listrik yang sama. Kelebihan tipe poly ini adalah penal surya masih dapat
mengkonversikan energi yang lebih tinggi pada cuaca yang berawan jika dibandingkan
dengan tipe panel Monokristalin.
Panel monokristalin terbuat dari kristal silikon tunggal, baik yang ditemukan secara alami
atau tumbuh dilaboratorium. Proses ini disebut recystallising, sehingga membuat panel
monokristal lebih mahal untuk diproduksi. panel Monokristalin memiliki efesiensi khas
sekitar 12 sampai 25% dengan suhu 50%. panel Monokristalin dirancang untuk penggunaan
yang memerlukan konsumsi daya listrik besar pada tempat beriklim tropis. Kelemahan panel
ini adalah tidak berfungsi dengan baik jika tempat cahaya matahari kurang.

Gambar 1. Pnael Surya silikon

3
Gambar 2. Modul Surya

2.2.1 Struktur Panel Surya


Solar cell standard yang ada di pasaran saat ini biasa disebut Solar cell Al-BSF  (Alumunium
Back Surface Field) dengan struktur bahan  ditunjukkan pada Gambar 3 yang   terdiri dari :

Gambar 3. Struktur Panel Surya

1. Lapisan Kristal Silikon Tipe-N


Lapisan ini terbuat dari bahan silikon dengan tingkat kemurnian tinggi dan telah mengalami
proses Doping yaitu proses memasukkan atom lain (biasanya atom Phosphor) yang jumlah
elektron terluarnya lebih banyak ke dalam struktur kristal atom silikon dengan cara difusi.
Oleh karenanya di dalam bahan silikon tipe-N ini terdapat cukup elektron bebas sebagai
pembawa muatan listrik negatif. Lapisan ini biasa juga disebut Emiter dan dibuat sangat tipis
( 0,35 μm sampai 1 μm ) agar transparan terhadap cahaya yang masuk dan dengan dosis
doping tinggi (1 x 1020 atom per cm3) sehingga diberi simbol n+.
2. Lapisan Kristal Silikon Tipe-P
Lapisan ini juga terbuat dari bahan silikon murni tetapi sebagai bahan dopingnya adalah atom
yang jumlah elektron terluarnya lebih sedikit ( biasanya atom Boron) dibanding atom silikon
sehingga dalam struktur kristalnya terdapat lubang (Hole) sebagai pembawa muatan listrik
positif. Lapisan ini dibuat sangat tebal ( 180 – 300 μm) dengan dosis doping rendah (1 x 1015
atom/ cm3). Lapisan tipe-P ini merupakan tempat utama terjadinya tumbukan antara partikel
cahaya ( foton) dengan elektron yang terikat pada atom silikon.

3. Lapisan P-N Junction


Lapisan P-N Junction adalah daerah antar muka yang terbentuk ketika bahan semikonduktor
tipe-N terhubung secara metalurgi dengan bahan tipe-P melalui proses difusi. Kelebihan
elektron dari tipe-N akan mengalir menuju tipe-P dan sebaliknya hole dari tipe-P mengalir ke
tipe-N. Pergerakan elektron dan hole ini akan berhenti setelah terbentuknya medan listrik
akibat adanya muatan listrik negatif di dekat lapisan tipe-P dan muatan positif di dekat tipe-
N. Daerah dimana terjadinya medan listrik ini kosong dari elektron dan hole sehingga biasa

4
disebut daerah deplesi (Depletion region). Medan listrik inilah yang menyebabkan elektron
dan hole yang terbentuk oleh cahaya dapat terpisah dan bergerak ke arah berlawanan. Medan
listrik ini menyebabkan terbentuknya beda potensial listrik “ built in” (Vbi) yang khas untuk
tiap semikonduktor dan untuk silikon besarnya di sekitar 650 mVolt. Dengan demikian P-N
junction merupakan jantung dari semua jenis solar cell. Lihat Gambar 4.

Gambar 4. Pembentukan medan listrik pada P-N Junction Solar Cell.

4. Lapisan Jalur Kontak Depan


Lapisan ini disebut juga “contact finger” terbuat dari bahan logam Perak (Ag) yang berfungsi
sebagai penampung elektron yang terbentuk dalam solar cell menuju busbar sebagai terminal
negatif dan akhirnya menuju rangkaian luar (beban). Lapisan ini dibentuk melalui proses
sreen printing pasta logam perak.
5. Lapisan Anti Reflective Coating ( ARC)
ARC adalah lapisan bahan yang berfungsi meningkatkan jumlah cahaya yang diserap dan
ditransmisikan ke dalam solar cell. Umumnya terbuat dari bahan Silikon nitride yang
dibentuk dengan proses Plasma- Enhanced Chemical Vapor Deposition (PE-CVD).
6. Lapisan Kontak Belakang
Lapisan ini terbuat dari bahan logam Aluminium yang berfungsi sebagai terminal positif dari
solar cell dan dibentuk dengan proses printing pasta aluminium.

7. Lapisan Al-BSF
Lapisan ini merupakan daerah tipe P dosis tinggi (P+) yang membentuk medan listrik
dengan lapisan Alumunium pada kontak belakang yang berfungsi menahan elektron, yang
terbentuk di daerah tipe-P oleh partikel cahaya merah, agar cukup jauh dengan kontak
belakang sehingga tidak terjadi rekombinasi dengan hole sebelum elektron mengalir
menyebrangi P-N junction.

5
2.2.2 Prinsip Kerja Panel Surya
Ketika partikel cahaya (foton) diserap dan menembus lapisan tipe-N dan P-N junction dan
sampai di lapisan tipe-P maka energi foton tersebut digunakan untuk melepaskan elektron
yang terikat pada atom silikon dan berada pada tingkat energi pita valensi untuk berpindah
(tereksitasi) ke tingkat energi pita konduksi sehingga dapat bergerak bebas. Karena elektron
berpindah maka tempat elektron tersebut menjadi kosong atau dengan kata lain terbentuk
hole yang akan bergerak menuju kontak belakang solar cell. Elektron yang terlepas dari
ikatan dengan atomnya tersebut kemudian bergerak mendekati lapisan P-N junction dan
kemudian disapu menyebrang ke lapisan tipe-N oleh medan listrik yang ada di lapisan P-N
junction. Setelah berada di lapisan tipe-N, elektron kemudian bergerak ke lapisan jalur kontak
depan (finger) lalu dikumpulkan di busbar dan terus mengalir melewati beban dan akhirnya
menuju kontak belakang solar cell untuk bergabung dengan hole yang ada di kontak
belakang. Siklus aliran elektron inilah yang menimbulkan listrik searah ( DC) yang
dihasilkan solar cell.
2.3 Solar Charge Controller
Solar Charger Controller pada sistem panel surya (atau sering kali disebut SCC atau Battery
Control Unit (BCU) atau Battery Control Regulator (BCR) ) adalah bagian yang cukup
penting. Peran utama SCC adalah melindungi dan melakukan otomatisasi pada pengisian
baterai. Hal ini bertujuan untuk mengoptimalkan sistem dan menjaga agar masa pakai baterai
dapat dimaksimalkan. Ada beberapa kondisi yang dapat dilakukan oleh Solar Charger
Controller pada sistem panel surya :
1. Mengendalikan tegangan panel surya
Tanpa fungsi kontrol pengendali antara panel surya dan baterai, panel akan melakukan
pengisian baterai melebihi tegangan daya yang dapat ditampung baterai, sehingga dapat
merusak sel yang terdapat di dalam baterai. Mengisi daya baterai secara berlebihan dapat
mengakibatkan baterai rusak.
2. Mengawasi tegangan baterai anda
SCC dapat mendeteksi saat tegangan baterai anda terlalu rendah. Bila tegangan baterai turun
di bawah tingkat tegangan tertentu, SCC akan memutus beban dari baterai agar daya baterai
tidak habis. Penggunaan baterai dengan kapasitas daya yang habis, akan merusak baterai.
Bahkan baterai dapat menjadi tidak dapat digunakan kembali.
3. Menghentikan arus balik pada saat malam hari
Pada malam hari, panel surya tidak menghasilkan arus, karena tidak terdapat lagi sumber
energi, yaitu matahari. Alih-alih arus berhenti mengalir, arus yang terdapat dalam baterai
dapat mengalir terbalik ke panel surya, dan hal ini dapat merusak sistem panel surya . SCC
berfungsi untuk menghentikan kondisi arus balik ini.
Ada dua jenis teknologi yang umum digunakan oleh solar charge controller:
1. PWM (Pulse Width Mdulation)

6
Seperti namanya menggunakan 'lebar' pulse dari on dan off elektrikal, sehingga menciptakan
seakan-akan sine wave electrical form. Kelebihan PWM adalah PWM dibangun berdasarkan
teknologi yang telah teruji waktu. Mereka telah digunakan selama bertahun-tahun dalam
sistem Solar, dan sudah mapan Kontroler ini memiliki harga yang tidak mahal, Pengontrol
PWM tersedia dalam ukuran hingga 60 Amps, Pengontrol PWM tahan lama, sebagian besar
dengan pendingin gaya pendingin pasif, Kontroler ini tersedia dalam berbagai ukuran untuk
berbagai aplikasi.
Kekurangan PWM adalah Tegangan nominal input surya harus cocok dengan tegangan
nominal bank baterai jika Anda akan menggunakan PWM, Belum ada kontroler tunggal
berukuran lebih dari 60 amp DC, Banyak unit pengontrol PWM yang lebih kecil tidak
terdaftar dalam UL, Banyak unit pengontrol PWM yang lebih kecil datang tanpa alat
kelengkapan untuk saluran, Pengontrol PWM memiliki kapasitas terbatas untuk pertumbuhan
sistem, Tidak dapat digunakan pada modul koneksi jaringan tegangan tinggi.

Gambar 5. SCC PWM

2. MPPT (Maximun Power Point Tracker)


MPPT lebih efisien konversi DC to DC (Direct Current). MPPT dapat mengambil maximun
daya dari PV. MPPT charge controller dapat menyimpan kelebihan daya yang tidak
digunakan oleh beban ke dalam baterai, dan apabila daya yang dibutuhkan beban lebih besar
dari daya yang dihasilkan oleh PV, maka daya dapat diambil dari baterai.
Kelebihan MPPT adalah Kontroler MPPT menawarkan potensi peningkatan efisiensi
pengisian daya hingga 30% – Kontroler ini juga menawarkan kemampuan potensial untuk
memiliki array dengan tegangan input lebih tinggi daripada bank baterai, MPPT bisa
mendapatkan ukuran hingga 80 Amps, Jaminan pengontrol MPPT biasanya lebih panjang
dari unit PWM, MPPT menawarkan fleksibilitas besar untuk pertumbuhan sistem, MPPT
adalah satu-satunya cara untuk mengatur modul grid connect untuk pengisian baterai.
Kelemahan MPPT adalah Pengontrol MPPT lebih mahal, kadang-kadang harganya dua kali
lipat dari pengontrol PWM, Unit MPPT umumnya lebih besar dalam ukuran fisik, Unit

7
MPPT umumnya lebih besar dalam ukuran fisik, Mengukur susunan Solar yang tepat bisa
jadi menantang tanpa panduan produsen pengontrol MPPT, Menggunakan pengontrol MPPT
memaksa array Surya terdiri dari modul fotovoltaik seperti dalam string serupa.

Gambar 6. SCC MPPT

2.4 Solar Inverter


Sebuah inverter surya atau PV inverter , adalah jenis listrik converter yang mengubah
variabel arus searah (DC) keluaran dari photovoltaic (PV) panel surya menjadi frekuensi
utilitas arus bolak-balik (AC) yang dapat dimasukkan ke dalam listrik komersial jaringan atau
digunakan oleh jaringan listrik lokal di luar jaringan. Ini adalah keseimbangan kritis dari
sistem, komponen dalam sistem fotovoltaik , memungkinkan penggunaan peralatan bertenaga
AC biasa. Inverter tenaga surya memiliki fungsi khusus yang disesuaikan untuk digunakan
dengan susunan fotovoltaik, termasuk pelacakan titik daya maksimum.
Inverter surya dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis besar:
1. Stand-Alone Solar Inverter
Inverter ini adalah jenis solar inverter yang difungsikan untuk merubah arus DC, yang berasal
dari panel surya atau baterai, menjadi arus AC. Jenis inverter ini banyak digunakan untuk
sistem Off Grid dan dapat berfungsi tanpa harus terkoneksi dengan jaringan listrik lainnya.
Walaupun juga terdapat opsi pilihan untuk dapat bekerja bersamaan atau bergantian,
berdasarkan prioritas, dengan sumber pembangkit lain, seperti genset atau pembangkit tenaga
air.
Untuk dapat berfungsi secara optimal, jenis inverter ini harus digunakan berdampingan
dengan Solar Charger controller (SCC), baik tipe PWM ataupun MPPT, sebuah alat yang
berfungsi untuk mengatur charge dan discharge sebuah sistem listrik surya.

8
Cara kerjanya adalah panel surya menghasilka listrik yang kemudian di regulasi oleh SCC
untuk di alirkan ke baterai atau pengguna. Listrik dari baterai atau ke pengguna langsung
dapat dimanfaatka melalui fungsi inverter, yang merubah listrik DC menjadi AC.

Gambar 7. Stand-Alone Solar Inverter

2. Grid-Tie Solar Inverter


Inverter ini memiliki fungsi yang sama dengan Stand-Alone Solar Inverter, namun sumber
utama arus DC nya adalah hanya solar panel dan hanya dapat berfungsi hanya jika terhubung
dengan jaringan listrik utama (PLN). Inverter jenis ini harus memiliki proteksi anti-islanding
dan tidak didesain untuk terkoneksi dengan baterai secara langsung.
Cara kerjanya adalah panel surya memproduksi daya listrik yang kemudian diteruskan
langsung ke inverter ini, untuk kemudian dapat dialirkan kembali ke jaringan pengguna.
Listrik tersebut langsung dapat dikonsumsi pengguna atau jika ada kelebihan, maka kelebihan
tersebut akan dikembalikan ke jaringan. Untuk dapat digunakan pengguna pada lain waktu.
Di Indonesia, sistem ini dapat dimanfaatkan dengan sistem net metering.
Untuk kondisi dimana grid tie membutuhkan inverter, maka dibutuhkan komponen charger
terpisah yang memiliki fungsi mencatu daya baterai dari listrik AC. Komponen terpisah ini
sering disebut inverter charger, dan memiliki fungsi yang mirip dengan uninterruptible
power source (UPS).

9
Gambar 8. Grid-Tie Solar Inverter

3. Battery Backup Solar Inverter


Inverter ini memiliki kemampuan untuk melakukan charge dan discharge baterai dalam
sebuah komponen yang sama. Secara fungsi, tidak ada perbedaan dengan dua tipe inverter
diatas (merubah DC ke AC untuk mensuplai daya ke beban), namun jenis inverter ini sudah
dilengkapi komponen charger yang berfungsi mencatu daya baterai dari panel surya. Cara
kerjanya mirip dengan stand-alone inverter, namun dengan tambahan komponen SCC di
dalam produknya. Jenis inverter ini banyak disebut sebagai smart inverter atau hybrid
inverter.

Gambar 9.Battery Backup Solar Inverter

10
BAB 3
PERANCANGAN SOLAR HOME SYSTEM

3.1 Profil Beban


Profil beban yang akan di suplai oleh PLTS adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Profil Beban Listrik

Rata-Rata Pemakaian
Daya
No Jenis Beban Unit Pemakaian Energi Listrik
(Watt)
per-hari(Jam) per-hari(Wh)
Lampu 28 2 4 224
1 Lampu 18 3 4 216
Lampu 10 3 1 30
2 TV 20” 110 1 6 660
3 Kipas Angin 103 3 6 1854
4 AC 1/2 PK 400 1 4 1600
5 Mesin Cuci 150 1 1 150
6 Pompa air 500 1 3 1500
Kulkas(standby) 6 12 72
7 1
Kulkas(menyala) 50 12 600
Dispenser(standby) 6 1 6 36
8
Dispenser(Menyala) 250 2 500
Rice Cooker(standby) 77 4 308
9 1
Rice Cooker(menyala) 350 2 700
Total (Wh) 8540
Total (Kwh) 8,540

Perkiraan pemakaian energi listrik berdasarkan rentang waktu dalam satu hari sebagai
berikut:
Tabel 2. Perkiraan pemakaian energi listrik berdasarkan rentang waktu dalam satu hari

Rentang Pemakaian Keterangan


Waktu Energi
Listrik(Wh)
06.00-08.00 564 Rice
cooker,Dispenser,

11
Kulkas,
08.00-10.00 512 Kipas
angin,TV,kulkas,r
ice cooker
10.00-12.00 539 Rice
cooker,dispenser,
kipas
angin,kulkas
12.00-14.00 406 kulkas,AC,
14.00-16.00 506 kulkas, pompa air
16.00-18.00 556 Kipas,Rice
cooker, kulkas
18.00-20.00 690 Lampu,TV,Kipas,
kulkas,
20.00-22.00 804 Lampu,kulkas,AC
,kipas,TV
22.00-24.00 556 Pompa air,
lampu,kulkas
00.00-02.00 112 Kulkas
02.00-04.00 112 kulkas
04.00-06.00 512 Kulkas,rice
cooker, mesin
cuci

Dari data di tabel 2 maka jumlah pemakaian listrik berdasarkan selang waktu dalam 1 hari
ditunjukkan pada grafik di gambar 10.

12
Energi Listrik(Wh)
900
800
700
600
500
400
300
200
100
0
00.06- 00.08- 10.00- 12.00- 14.00- 16.00- 18.00- 20.00- 22.00- 24.00- 02.00- 04.00-
00.08 10.00 12.00 14.00 16.00 18.00 20.00 22.00 24.00 02.00 04.00 06.00

Selang Waktu (hours)

Energi Listrik(Wh)

Gambar 10. Grafik pemakaian energi listrik

3.2 Perhitungan Kapasitas Modul Surya


Dari data beban listrik, maka dapat diketahui besar energi yang harus di suplai oleh PLTS
atau solar home system adalah sebesar 804 Wh namun pada desain solar home system ini
dibuat 1000 Wh untuk berjaga-jaga hal ini dilihat dari beban puncak pemakaian energi
listrik. Dengan mengambil data insolasi matahari yang terendah dikarenakan agar PLTS
dapat memenuhi kebutuhan beban setiap saat. Nilai solar radiation atau radiasi matahari yang
terendah adalah 52. Maka untuk mendapatkan nilai insolasi matahari adalah dengan membagi
nilai radiasi matahari dengan lama penyinaranan matahari selama sehari atau sama dengan 8
jam. Yaitu : 6,5 W/m2/hari.
Faktor penyesuaian pada kebanyakan instalasi PLTS adalah 1,1 menurut Mark Hankins, 1991
Small Solar Electric System for Africa .Kapasitas daya modul surya yang dihasilkan adalah:
Kapasitas daya modul surya = ET/Insolasi Matahari x Faktor Penyesuaian
Dimana:
ET= Total Energi yang dibutuhkan
1000
Kapasitas daya modul surya = x 1,1 = 169,23 Watt peak
6,5
Maka kapasitas modul surya yang dibutuhkan adalah 169,23 Watt Peak. Pada desain ini
menggunakan modul surya dengan kapasitas 100 Wp, maka dibutuhkan jumlah modul surya
yang diperlukan adalah 169,23 : 100 = 1,7 atau dengan kata lain dibutuhkan 2 modul surya.

13
3.3 Perhitungan Kapasitas Baterai
Satuan energi (dalam Wh) dikonversikan menjadi Ah yang sesuai dengan satuan kapasitas
baterai untuk cadangan selama 3 hari adalah sebagai berikut:
1000
BC = ET / (Battery lost x DOD x Vs) x Days os autonomy = .3 = 490,2 Ah
(0,85 x 0,6 x 12)

Dimana:
Bc = Kapasitas baterai
ET= Total Energi yang dibutuhkan
DoD = Depth os Discharge
Total Ampere-hour yang dibutuhkan adalah 490,2 Ah. Maka rating baterai yang dibutuhkan
adalah 12 volt 500 Ah. Karena pada desain ini menggunakan baterai jenisVRLA dengan
rating 12 V 70 Ah maka dibutuhkan baterai sebanyak 500 : 70 = 7,142 dengan kata lain
dibutuhkan 8 baterai yang disusun secara paralel.
3.4 Perhitungan Rating Inverter
Total Daya yang dibutuhkan adalah 1000 W Untuk keamanan maka besar rating inverter
harus lebih besar 25-30% dari besar daya yang dibutuhkan (1000 x 30% = 300) maka rating
inverter yang dibutuhkan sebesar 1300 watt atau bisa lebih besar. Pada desain solar home
system ini menggunakan inverter jenis Stand-Alone Solar Inverter dengan rating 1300 W 220
V output
3.5 Perhitungan Rating SCC(Solar Charge Controller)
Solar Charge Controller di tentukan berdasarkan kapasitas arus dan tegangan. SCC yang
digunakan harus bisa menangani besar arus pada sistem, dan tegangan pada SCC harus sesuai
dengan baterai yang digunakan apakah itu 12 V,24 V,48 V. Pada desain ini menggunakan
baterai dengan rating 12 volt. Rating SCC dapat di tentukan dengan rumus berikut
Solar charge controller rating = Total short circuit current of PV array x 1.3
Spesifikasi Potofoltaik yang digunakan:

Pm = 110 Wp
Vm = 16.7 Vdc
Im = 6.6 A

Voc = 20.7 A
Isc = 7.5 A

Besar rating Solar Charge Controller adalah: (2 panel x 7,5 A) x 1,3 = 19,5 A

Maka besar rating SCC yang digunakan harus mempunyai rating 20 A di 12 volt atau lebih
besar. Pada desain ini akan menggunakan SCC jenis PWM dengan rating 12 volt da 20 A.

14
3.6 Komponen Pelengkap
Selain empat komponen utama yang telah di jelaskan, terdapat beberapa komponen
pelengkap seperti MCB dan kabel, yang akan digunakan di dalam instalasi sistem PLTS.
MCB yang digunakan adalah MCB arus DC dan MCB arus AC. Pada MCB arus DC
menggunakan rating 12 V dan 50 A hal ini di sebabkan oleh arus short-circuit pada
potofoltaik yang sebesar 20 A. Untuk MCB arus AC rating yang digunakan adalah sebesar
220 volt 10 A.
Untuk kabel yang digunakan ketentuannya adalah sebagai berikut:
1. Untuk PV ke SCC ke Baterai ke Inverter menggunakan kabel dengan ukuran 3,31 mm 2
,karena dapat menahan arus maksimal hingga 20 A
2. Untuk Inverter ke Load kabel yang digunakan memiliki ukuran 2,5 mm2
3.7 Estimasi Biaya
Estimasi biaya Solar Home System rinciannya sebagai berikut:
Tebel 3. Estimasi biaya Solar Home System

No Komponen Jumlah Estimasi Harga


1 Potovoltaic 100 Wp 2 Rp. 1.240.000,00
2 PWM SCC 1 Rp. 432.200,00
3 Inverter 1300 W 220 V 1 Rp. 1.940.000,00
4 MCB DC 12 V 50 A 1 Rp. 50.000,00
5 MCB AC 10 A 1 Rp.45.000,00
6 Kabel Eterna NYA 1 x 2,5 100 meter(panjang) Rp. 230.000,00
7 Kabel Eterna NYA 1 x 4 100 meter(panjang) Rp. 360.000,00
8 Baterai VRLA 12 V 70 Ah 8 Rp. 16.000.000,00
TOTAL Rp. 20.297.200,00

Maka besar biaya yang dibutuhkan untuk membangun Solar Home System yang telah di
rancang adalah sekitar Rp. 20.297.200,00

15
3.8 Gambar Desain Solar Home System
Photovoltaic Monocrystalline

SOLAR HOME SYSTEM


BOBBY HERNANDO

MCB DC CURRENT

Stand-Alone Inverter

PWM SCC

AC CURRENT
Box Panel

LOAD

BATTERY

Gambar 11. Desain Solar Home System

16
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dalam membangun Solar Home System dibutuhkan komponen – komponen utama
yaitu potofoltaik, solar charge controller, inverter, dan baterai. Langkah pertama yang
dilakukan ketika mendesain solar home system adalah, menghitung jumlah energi yang
digunakan dalam satu hari, kemudian dilanjutkan dengan menghitung kebutuhan potofoltaik,
SCC, inverter serta komponen tambahan seperti MCB dan kabel.

4.2 Saran
Dalam merancang Solar Home System sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan
pemakaian energi berdasarkan waktu pemakaian agar dapat menekan modal biaya. Selain itu
untuk penggunaan potofoltaik saran pribadi saya adalah dengan menggunakan jenis
monokristalik karena lebih cocok digunakan di Indonesia.

17
DAFTAR PUSTAKA

Kunaifi, Nuryadi D. 2011. Rumah Mandiri Energi Menggunakan Tenaga Surya dan Biogas.
Bacjtiar M. PROSEDUR PERANCANGAN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA
SURYA UNTUK PERUMAHAN (SOLAR HOME SYSTEM).
Abdul Hafid, Zainal Abidin, Saddam Husain, Rahmat Umar.2017. ANALISA
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA PULAU BALANG LOMPO. 14(1) 6-12
LEONICS. HOW TO DESIGN SOLAR HOME SYSTEM.
http://www.leonics.com/support/article2_12j/articles2_12j_en.php
"Solar Energy Perspectives: Executive Summary". International Energy Agency. 2011.
Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-12-03. Diakses pada tanggal 26 Desember 2020
Solar Fuels and Artificial Photosynthesis. Royal Society of Chemistry 2012
http://www.rsc.org/ScienceAndTechnology/Policy/Documents/solar-fuels.asp. Diakses pada
tanggal 25 Desember 2020
Smil (1991), hal. 240
"Natural Forcing of the Climate System". Intergovernmental Panel on Climate
Change.Diakses pada tanggal 25 Desember 2020
Asep Sopandi. 2020. Perkembangan Teknologi Fotovoltaik (Bagian I).
https://www.len.co.id/perkembangan-teknologi-fotovoltaik/. Diakses pada tanggal 26
Desember 2020
Janaloka.2017. Fungsi Solar Charge Controller Pada Sistem Panel Surya.
https://janaloka.com/fungsi-solar-charger-controller-pada-sistem-panel-surya/. Diakses pada
tanggal 26 Desember 2020
Builder indonesia.2019.Kelebihan dan Kekurangan MPPT dan PWM.
https://www.builder.id/mppt-vs-pwm/. Diakses pada tanggal 26 Desember 2020
Cara Memilih Kabel Instalasi Listrik Rumah Yang Benar.2020. Link:
https://www.plcdroid.com/2020/02/cara-memilih-kabel-instalasi-listrik.html. /. Diakses pada
tanggal 27 Desember 2020

18
Tokopedia.https:Link://www.tokopedia.com/find/solar-100wp?page=2. Diakses pada tanggal
27 Desember 2020
Tokopedia.Link:https://www.tokopedia.com/search?st=product&q=Inverter
%201300%20watt%20220%20V. . Diakses pada tanggal 27 Desember 2020
Tokopedia.Link:https://www.tokopedia.com/search?q=scc%20pwm
%2050a&source=universe&st=product. . Diakses pada tanggal 27 Desember 2020

Tokopedia.Link:https://www.tokopedia.com/search?st=product&q=baterai%20VRLA
%2012%2070%20ah. . Diakses pada tanggal 27 Desember 2020
Tokopedia.Link:https://www.tokopedia.com/search?q=mcb
%2010%20ampere&source=universe&st=product. Diakses pada tanggal 27 Desember 2020
Tokopedia.Link.https://www.tokopedia.com/search?q=mcb%20dc
%2050a&source=universe&st=product
Sejasa. Daftar Harga Kabel Desember 2020. Link: https://www.sejasa.com/blog/daftar-harga-
kabel-listrik-terbaru/. Diakses pada tanggal 27 Desember 2020

19

Anda mungkin juga menyukai