Oleh :
Anisatul Asiyah 24030116120047
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
i
LEMBAR PENGESAHAN
USULAN PKL
Judul : Analisis Elektrokimia Anoda Lithium Titanium Oxide
(LTO) di-Doping Ion Logam dengan Metode Cyclic
Voltammetry (CV) dan Electrochemical Impedance
Spectroscopy (EIS) pada Baterai Lithium-ion
Nama/NIM : Anisatul Asiyah/24030116120047
Departemen : Kimia
Fakultas : Sains dan Matematika
Instansi/Perusahaan : Pusat Penelitian Fisika – LIPI
Lokasi PKL : Jl. Kawasan Puspitek No. 441-442, Setu, Bnaten 15314,
Indonesia
Waktu Kegiatan : Januari 2019
Lama Kegiatan : ± 1 (satu) Bulan
Semarang, 03 Oktober 2018
Menyetujui
Dosen Pembimbing PKL Pengusul
Mengetahui
Koordinator PKL
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
I.1Latar Belakang
Pada era globalisasi saat ini, perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK) di berbagai negara semakin meningkat, baik berupa
penemuan-penemuan baru maupun pengembangan dari yang sudah ada.
Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berusaha
mengembangkan IPTEK tersebut, maka perlu dilakukan penyeimbangan
antara dunia pendidikan dengan instansi pemerintah untuk menciptakan
lulusan sarjana yang memiliki pemahaman serta keterampilan, sehingga
nantinya menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dapat turut
serta dalam mengembangkan teknologi beserta penerapannya.
IPTEK sangat berperan penting dalam kemajuan bangsa dan
membangun masyarakat yang mandiri. Pengembangan IPTEK bertujuan
untuk meningkatkan kualitas SDM serta kesejahteraannya, memperluas
lapangan pekerjaan, meningkatkan harkat dan martabat bangsa dan negara,
menciptakan pembaharuan, dan meningkatkan produktivitas.
Pengembangan IPTEK tak lepas dari 2 pihak yang sangat
berkaitan, yaitu akademisi pendidikan dan praktisi dunia industri Sistem
pendidikan nasional yang dibina dan dikembangkan untuk mempersiapkan
mahasiswa menjadi SDM yang berkualitas dan profesional sehingga dapat
menjadi bekal dalam pengabdian masyarakat. Kerjasama yang dibangun
antara perguruan tinggi dengan suatu instansi/perusahaan/industri harus
senantiasa ditingkatkan dan diperluas sehingga dapat dijadikan sebagai
sarana penunjang dan pendukung untuk pengembangan skill mahasiswa.
Salah satu IPTEK yang sedang dikembangkan di Indonesia yaitu
terkait dengan energi. Energi yang digunakan terus-menerus pasti lama-
kelamaan akan habis, sehingga diperlukan suatu penyimpan energi atau
pengganti energi yang lebih ramah lingkungan namun tetap mempunyai
fungsi dan manfaat yang sama. Baterai merupakan salah satu bentuk
pengembangannya. Perkembangan zaman menuntut penggunaan baterai
yang awet, tahan lama, efektif dan efisien, sehingga perlu dilakukan
penelitian dan pengembangan lebih lanjut untuk menghasilkan baterai
yang benar-benar awet, tahan lama, dan ramah lingkungan.
I.2Tujuan Kegiatan
Tujuan Praktik Kerja Lapangan mahasiswa kimia ditekankan pada
penerapan kemampuan akademik pada masalah-masalah analisis kimia
1
yang memerlukan pemecahan. Tujuan-tujuan ini dijabarkan dalam Tujuan
Instruksional Umum dan Tujuan Instruksional Khusus.
I.2.1 Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Dapat menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh dari
perkuliahan pada masalah yang terjadi di lapangan atau industri
Kimia.
I.2.2 Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
1. Mengenalkan mahasiswa pada aspek-aspek usaha potensial dalam
lapangan pekerjaan, antara lain struktur organisasi perusahaan,
jenjang karier, dan manjemen instansi.
2. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk
memasyarakatkan diri pada suasana lingkungan kerja yang
sesungguhnya, baik sebagai karyawan maupun pekerja mandiri,
terutama yang berkenaan dengan disiplin kerja.
3. Memperoleh masukan, pengalaman, dan umpan balik untuk
memperbanyak serta mengembangkan ilmu sesuai dengan bidang
yang dipelajari.
4. Menambah wawasan ilmu Kimia terapan yang ada di lingkungan
Pusat Penelitian Fisika-LIPI.
5. Mengetahui prinsip kerja dan penggunaan instrumen yang
digunakan dalam proses kerja sesuai izin yang diberikan oleh
instansi.
6. Mengetahui proses Kimia yang ada dalam proses kerja di Pusat
Penelitian Fisika-LIPI.
7. Memberikan peluang untuk penempatan kelulusan dan kerjasama
antara Perguruan Tinggi dengan instansi.
I.3Manfaat
Manfaat dari pelaksanaan Kerja Praktik di Pusat Penelitian Fisika-
LIPI antara lain :
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat mengetahui secara langsung kondisi dunia
kerja khususnya di bidang kimia, sehingga nantinya diharapkan siap
terjun dalam dunia kerja dan mampu menerapkan ilmu yang telah
diperoleh di perkuliahan.
2
2. Bagi Perguruan Tinggi
Sebagai tambahan referensi khususnya perkembangan industri
di Indonesia, baik proses maupu teknologi yang mutakhir dan dapat
digunakan oleh civitas akademik perguruan tinggi. Perbaikan materi
perkuliahan untuk waktu yang akan datang.
3. Bagi Balai/Instansi
Terbentuknya jaringan hubungan antara perguruan tinggi dan
instansi untuk masa yang akan datang, dimana perusahaan
membutuhkan sumber daya manusia dari perguruan tinggi demi
kemajuan industri.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1Baterai
Baterai merupakan sebuah material penyimpan energi, konversi
antara energi kimia dan energi listrik, yang disebabkan karena adanya
reaksi oksidasi-reduksi (redoks) elektrokimia antara bahan aktif yang
tersusun dalam ruang selnya, dipisahkan dengan sebuah elektrolit yang
mengkonsuksikan ion. Baterai diklasifikasikan menjadi 2, yaitu baterai
primer dan sekunder. Baterai primer tidak mampu diisi kembali, karena
konversi energinya berlangsung secara irreversible sehingga ketika energi
yang terkandung dalam bahan aktif melemah atau habis tidak dapat
digunakan lagi. Sedangkan baterai sekunder dapat diisi secara elektrik
dengan men-supply arus listrik dalam arah berlawanan, sehingga terjadi
reaksi pembalikan dari oksidasi-reduksi menjadi reaksi reduksi-oksidasi
pada kedua elektroda (Menictas et al, 2015).
II.3Baterai Lithium-ion
Baterai litium meupakan salah satu baterai sekunder/rechargeable
battery yang dapat diisi ulang dan merupakan baterai ramah lingkungan
karena tidak mengandung bahan berbahaya seperti baterai yang
berkembang sebelumnya yaitu NI-Cd dan Ni-MH. Baterai litium memiliki
kelebihan dibandingkan baterai sekunder lain, yaitu memiliki stabilitas
penyimpanan energi yang sangat baik (daya tahan sampai 10 tahun atau
lebih), energi densitas tinggi, tidak ada memori efek, dan berat realtif lebih
ringan sehingga dengan berat yang sama dihasilkan baterai litium 2 kali
lipat dari baetrai jenis lain (Lawrence et al, 1992).
4
Baterai Li-ion (LIB) pertama kali diperkenalkan pada tahun 1970
oleh peneliti dari Exxon yang bernama M. S. Whittingham yang
melakukan penelitian dengan judul “Electrical Energy Storage and
Intercalation Chemistry”. Beliau menjelaskan mengenai proses interkalasi
pada LIB menggunakan katoda titanium (II) sulfida dan anoda logam
litium. Proses interkalasi merupakan proses perpindahan ion litium dari
anoda ke katoda dan sebaliknya pada LIB.
Dalam beberapa tahun terakhir pada 1990-an, tingginya harga
bahan bakar minyak membuat para peneliti menemukan teknologi baterai
terbaru yang dapat digunakan dalam aplikasi kendaraan listrik sebagai
pengganti minyak, yaitu baterai litium. Baterai litium dibagi menjadi 3
kategori, yaitu litium metal, litium polimer, dan litium ion (Whittingham,
1976).
Li-ion yang dirakit ke dalam model sel baterai memiliki 3
komponen utama, yaitu :
1. Katoda (Elektroda Positif)
Pada katoda terjadi reaksi setengah sel yaitu reaksi reduksi
yang menerima elektron dari sirkuit luar, sehingga reaksi kimia
reduksi terjadi pada elekroda ini (Subhan, 2011). Pada dasarnya,
katoda memiliki fungsi yang sama dengan anoda yaitu sebagai tenpat
pengumpulan ion litium serta tempat bagi material aktif, yang mana
lembaran pada katoda biasanya alumunium (Al foil).
Beberapa karakteristik yang harus dipenuhi suatu material agar
dapat digunakan sebagai katoda yaitu material tersebut terdiri dari ion
yang mudah melakukan reaksi redoks, memiliki konduktivitas tinggi
seperti logam, memiliki kapasitas energi yang tinggi, memiliki
kestabilan yang tinggi (tidak mudah berubah strukturnya/terdegradasi
baik saat pemakaian maupun isi ulang), harganya murah dan ramah
lingkungan. Material yang sedang dikembangkan sebagai katoda yaitu
LiMPO4 (M = Fe, Mn, Ni, Co) (Subhan, 2011).
2. Anoda (Elektroda Negatif)
Pada anoda berlangsung reaksi oksidasi yang mengakibatkan
terlepasnya elektron ke dalam sirkuit eksteral (Subhan, 2011). Pada
awalnya, anoda tersusun oleh karbon (seperti grafit dan karbon berat)
sebagai bahan dasar (90%) dan bahan pengikat (10%). Untuk
mencegah paduan litium pada kondisi reduksi rendah maka digunakan
Cu-foil sebagai pengganti kolektor arus dari Al-foil.
Beberapa karakteristik material yang dapat dipakai sebagai
anoda antara lain memiliki kapasitas energi yang besar, memiliki
5
profil kemampuan menyimpan dan melepas muatan/ion yang baik,
memiliki tingkat siklus pemakaian yang lama, mudah untuk diproses,
aman dalam pemakaian (tidak mengandung racun) dan harganya
murah. Litium metal merupakan bahan anoda ideal untuk baterai isi
ulang karena secara teoritis memiliki kapasitas spesifik sangat tinggi
sebesar 3,86 Ah/g dan memiliki tegangan kerja rendah. Keuntungan
lain menggunakan anoda logam litium yaitu merupakan pereduksi
yang baik, sangat elektropositif, stabilitas mekanik yang baik, dan
mudah fabrikasi (Wakihara et al, 1998).
3. Separator
Separator adalah material berpori yang terletak di antara
katoda dan anoda dan diaplikasikan sebagai penjamin faktor
keamanan baterai. Karakteristik material yang dapat dijadikan
separator antara lain bersifat insulator, memiliki hambatan listrik yang
kecil, kestabilan mekanik (tidak mudah rusak), memiliki sifat
hambatan kimiawi agar tidak mudah terdegradasi dengan elektrolit
serta memiliki ketebalan lapisan yang seragam atau sama diseluruh
permukaan. Material yang dapat digunakan sebagai separator seperti
polylefins (PE dan PP), polyvinylidene fluoride (PVDF), PTFE
(teflon), PVC, dan polyethylene oxide (Subhan, 2011).
Susunan baterai Li-ion sebagai berikut.
6
Pergerakan ion lithium terjadi ketika proses charge baterai, yang
bergerak dari elektroda positif (katoda) menuju elektroda negatif (anoda)
melalui separator dan elektrolit, sehingga menghasilkan densitas daya
pada baterai.
7
doping bahan LTO dengan ion logam merupakan cara terbaik untuk
mengatasi masalah LTO.
8
Pengukuran menggunakan spektroskopi impedansi dilakukan
menggunakan sinyal AC dengan frekuensi tertentu.
Rct adalah resistansi saat elektroda mulai merespon arus dan Rtot
adalah resisntansi maksimal untuk elektroda menyimpan muatan. Untuk
menentukan besar konduktivitas menggunakan persamaan :
σ = t / (A.Rtot)
dimana σ konduktivitas, t ketebalan elektroda, A luas permukaan
elektroda, Rtot resistansi total atau hambatan dalam pada baterai.
9
BAB III
METODE KEGIATAN
10
BAB IV
WAKTU DAN RENCANA KEGIATAN
1 Survey tempat
PKL
2 Pembuatan
Proposal PKL
3 Pelaksanaan
PKL
4 Pembuatan
Laporan Akhir
PKL
Total Rp 1.780.000
11
DAFTRA PUSTAKA
12