Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL

PRAKTIK KERJA LAPANGAN

ANALISIS ELEKTROKIMIA ANODA LITHIUM TITANIUM OXIDE


(LTO) DI-DOPING ION LOGAM DENGAN METODE CYCLIC
VOLTAMMETRY (CV) DAN ELECTROCHEMICAL IMPEDANCE
SPECTROSCOPY (EIS) PADA BATERAI LITHIUM-ION
(Pusat Penelitian Fisika – LIPI)

Oleh :
Anisatul Asiyah 24030116120047

DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018

i
LEMBAR PENGESAHAN
USULAN PKL
Judul : Analisis Elektrokimia Anoda Lithium Titanium Oxide
(LTO) di-Doping Ion Logam dengan Metode Cyclic
Voltammetry (CV) dan Electrochemical Impedance
Spectroscopy (EIS) pada Baterai Lithium-ion
Nama/NIM : Anisatul Asiyah/24030116120047
Departemen : Kimia
Fakultas : Sains dan Matematika
Instansi/Perusahaan : Pusat Penelitian Fisika – LIPI
Lokasi PKL : Jl. Kawasan Puspitek No. 441-442, Setu, Bnaten 15314,
Indonesia
Waktu Kegiatan : Januari 2019
Lama Kegiatan : ± 1 (satu) Bulan
Semarang, 03 Oktober 2018

Menyetujui
Dosen Pembimbing PKL Pengusul

(Dra. Sriyanti, M.Si) (Anisatul Asiyah)


NIP. 196902051994032002 NIM. 24030116120047

Mengetahui
Koordinator PKL

(Dra. Sriyanti, M.Si)


NIP. 196902051994032002

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 4
BAB III
METODE KEGIATAN ........................................................................................ 10
BAB IV
WAKTU DAN RENCANA KEGIATAN ............................................................ 11
DAFTRA PUSTAKA ........................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1Latar Belakang
Pada era globalisasi saat ini, perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK) di berbagai negara semakin meningkat, baik berupa
penemuan-penemuan baru maupun pengembangan dari yang sudah ada.
Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berusaha
mengembangkan IPTEK tersebut, maka perlu dilakukan penyeimbangan
antara dunia pendidikan dengan instansi pemerintah untuk menciptakan
lulusan sarjana yang memiliki pemahaman serta keterampilan, sehingga
nantinya menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dapat turut
serta dalam mengembangkan teknologi beserta penerapannya.
IPTEK sangat berperan penting dalam kemajuan bangsa dan
membangun masyarakat yang mandiri. Pengembangan IPTEK bertujuan
untuk meningkatkan kualitas SDM serta kesejahteraannya, memperluas
lapangan pekerjaan, meningkatkan harkat dan martabat bangsa dan negara,
menciptakan pembaharuan, dan meningkatkan produktivitas.
Pengembangan IPTEK tak lepas dari 2 pihak yang sangat
berkaitan, yaitu akademisi pendidikan dan praktisi dunia industri Sistem
pendidikan nasional yang dibina dan dikembangkan untuk mempersiapkan
mahasiswa menjadi SDM yang berkualitas dan profesional sehingga dapat
menjadi bekal dalam pengabdian masyarakat. Kerjasama yang dibangun
antara perguruan tinggi dengan suatu instansi/perusahaan/industri harus
senantiasa ditingkatkan dan diperluas sehingga dapat dijadikan sebagai
sarana penunjang dan pendukung untuk pengembangan skill mahasiswa.
Salah satu IPTEK yang sedang dikembangkan di Indonesia yaitu
terkait dengan energi. Energi yang digunakan terus-menerus pasti lama-
kelamaan akan habis, sehingga diperlukan suatu penyimpan energi atau
pengganti energi yang lebih ramah lingkungan namun tetap mempunyai
fungsi dan manfaat yang sama. Baterai merupakan salah satu bentuk
pengembangannya. Perkembangan zaman menuntut penggunaan baterai
yang awet, tahan lama, efektif dan efisien, sehingga perlu dilakukan
penelitian dan pengembangan lebih lanjut untuk menghasilkan baterai
yang benar-benar awet, tahan lama, dan ramah lingkungan.

I.2Tujuan Kegiatan
Tujuan Praktik Kerja Lapangan mahasiswa kimia ditekankan pada
penerapan kemampuan akademik pada masalah-masalah analisis kimia

1
yang memerlukan pemecahan. Tujuan-tujuan ini dijabarkan dalam Tujuan
Instruksional Umum dan Tujuan Instruksional Khusus.
I.2.1 Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Dapat menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh dari
perkuliahan pada masalah yang terjadi di lapangan atau industri
Kimia.
I.2.2 Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
1. Mengenalkan mahasiswa pada aspek-aspek usaha potensial dalam
lapangan pekerjaan, antara lain struktur organisasi perusahaan,
jenjang karier, dan manjemen instansi.
2. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk
memasyarakatkan diri pada suasana lingkungan kerja yang
sesungguhnya, baik sebagai karyawan maupun pekerja mandiri,
terutama yang berkenaan dengan disiplin kerja.
3. Memperoleh masukan, pengalaman, dan umpan balik untuk
memperbanyak serta mengembangkan ilmu sesuai dengan bidang
yang dipelajari.
4. Menambah wawasan ilmu Kimia terapan yang ada di lingkungan
Pusat Penelitian Fisika-LIPI.
5. Mengetahui prinsip kerja dan penggunaan instrumen yang
digunakan dalam proses kerja sesuai izin yang diberikan oleh
instansi.
6. Mengetahui proses Kimia yang ada dalam proses kerja di Pusat
Penelitian Fisika-LIPI.
7. Memberikan peluang untuk penempatan kelulusan dan kerjasama
antara Perguruan Tinggi dengan instansi.

I.3Manfaat
Manfaat dari pelaksanaan Kerja Praktik di Pusat Penelitian Fisika-
LIPI antara lain :
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat mengetahui secara langsung kondisi dunia
kerja khususnya di bidang kimia, sehingga nantinya diharapkan siap
terjun dalam dunia kerja dan mampu menerapkan ilmu yang telah
diperoleh di perkuliahan.

2
2. Bagi Perguruan Tinggi
Sebagai tambahan referensi khususnya perkembangan industri
di Indonesia, baik proses maupu teknologi yang mutakhir dan dapat
digunakan oleh civitas akademik perguruan tinggi. Perbaikan materi
perkuliahan untuk waktu yang akan datang.
3. Bagi Balai/Instansi
Terbentuknya jaringan hubungan antara perguruan tinggi dan
instansi untuk masa yang akan datang, dimana perusahaan
membutuhkan sumber daya manusia dari perguruan tinggi demi
kemajuan industri.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1Baterai
Baterai merupakan sebuah material penyimpan energi, konversi
antara energi kimia dan energi listrik, yang disebabkan karena adanya
reaksi oksidasi-reduksi (redoks) elektrokimia antara bahan aktif yang
tersusun dalam ruang selnya, dipisahkan dengan sebuah elektrolit yang
mengkonsuksikan ion. Baterai diklasifikasikan menjadi 2, yaitu baterai
primer dan sekunder. Baterai primer tidak mampu diisi kembali, karena
konversi energinya berlangsung secara irreversible sehingga ketika energi
yang terkandung dalam bahan aktif melemah atau habis tidak dapat
digunakan lagi. Sedangkan baterai sekunder dapat diisi secara elektrik
dengan men-supply arus listrik dalam arah berlawanan, sehingga terjadi
reaksi pembalikan dari oksidasi-reduksi menjadi reaksi reduksi-oksidasi
pada kedua elektroda (Menictas et al, 2015).

II.2Prinsip Kerja Baterai


a. Proses discharge berlangsung apabila sel dihubungkan dengan beban
maka elektron mengalir dari anoda melewati beban menuju ke katoda.
Selanjutnya ion negatif akan mengalir ke anoda diikuti dengan ion-ion
positif mengalir ke katoda.
b. Proses charge terjadi apabila sel dihubungkan dengan catu daya
sehingga elektroda positif menjadi anoda dan elektroda negatif menjadi
katoda. Oleh karena itu proses kimia yang berlangsung yaitu :
1) Aliran elektron terbalik
2) Ion negatif akan mengalir dari katoda ke anoda
3) Ion positif mnegalir dari anoda ke katoda (Putra, 2015).

II.3Baterai Lithium-ion
Baterai litium meupakan salah satu baterai sekunder/rechargeable
battery yang dapat diisi ulang dan merupakan baterai ramah lingkungan
karena tidak mengandung bahan berbahaya seperti baterai yang
berkembang sebelumnya yaitu NI-Cd dan Ni-MH. Baterai litium memiliki
kelebihan dibandingkan baterai sekunder lain, yaitu memiliki stabilitas
penyimpanan energi yang sangat baik (daya tahan sampai 10 tahun atau
lebih), energi densitas tinggi, tidak ada memori efek, dan berat realtif lebih
ringan sehingga dengan berat yang sama dihasilkan baterai litium 2 kali
lipat dari baetrai jenis lain (Lawrence et al, 1992).

4
Baterai Li-ion (LIB) pertama kali diperkenalkan pada tahun 1970
oleh peneliti dari Exxon yang bernama M. S. Whittingham yang
melakukan penelitian dengan judul “Electrical Energy Storage and
Intercalation Chemistry”. Beliau menjelaskan mengenai proses interkalasi
pada LIB menggunakan katoda titanium (II) sulfida dan anoda logam
litium. Proses interkalasi merupakan proses perpindahan ion litium dari
anoda ke katoda dan sebaliknya pada LIB.
Dalam beberapa tahun terakhir pada 1990-an, tingginya harga
bahan bakar minyak membuat para peneliti menemukan teknologi baterai
terbaru yang dapat digunakan dalam aplikasi kendaraan listrik sebagai
pengganti minyak, yaitu baterai litium. Baterai litium dibagi menjadi 3
kategori, yaitu litium metal, litium polimer, dan litium ion (Whittingham,
1976).
Li-ion yang dirakit ke dalam model sel baterai memiliki 3
komponen utama, yaitu :
1. Katoda (Elektroda Positif)
Pada katoda terjadi reaksi setengah sel yaitu reaksi reduksi
yang menerima elektron dari sirkuit luar, sehingga reaksi kimia
reduksi terjadi pada elekroda ini (Subhan, 2011). Pada dasarnya,
katoda memiliki fungsi yang sama dengan anoda yaitu sebagai tenpat
pengumpulan ion litium serta tempat bagi material aktif, yang mana
lembaran pada katoda biasanya alumunium (Al foil).
Beberapa karakteristik yang harus dipenuhi suatu material agar
dapat digunakan sebagai katoda yaitu material tersebut terdiri dari ion
yang mudah melakukan reaksi redoks, memiliki konduktivitas tinggi
seperti logam, memiliki kapasitas energi yang tinggi, memiliki
kestabilan yang tinggi (tidak mudah berubah strukturnya/terdegradasi
baik saat pemakaian maupun isi ulang), harganya murah dan ramah
lingkungan. Material yang sedang dikembangkan sebagai katoda yaitu
LiMPO4 (M = Fe, Mn, Ni, Co) (Subhan, 2011).
2. Anoda (Elektroda Negatif)
Pada anoda berlangsung reaksi oksidasi yang mengakibatkan
terlepasnya elektron ke dalam sirkuit eksteral (Subhan, 2011). Pada
awalnya, anoda tersusun oleh karbon (seperti grafit dan karbon berat)
sebagai bahan dasar (90%) dan bahan pengikat (10%). Untuk
mencegah paduan litium pada kondisi reduksi rendah maka digunakan
Cu-foil sebagai pengganti kolektor arus dari Al-foil.
Beberapa karakteristik material yang dapat dipakai sebagai
anoda antara lain memiliki kapasitas energi yang besar, memiliki

5
profil kemampuan menyimpan dan melepas muatan/ion yang baik,
memiliki tingkat siklus pemakaian yang lama, mudah untuk diproses,
aman dalam pemakaian (tidak mengandung racun) dan harganya
murah. Litium metal merupakan bahan anoda ideal untuk baterai isi
ulang karena secara teoritis memiliki kapasitas spesifik sangat tinggi
sebesar 3,86 Ah/g dan memiliki tegangan kerja rendah. Keuntungan
lain menggunakan anoda logam litium yaitu merupakan pereduksi
yang baik, sangat elektropositif, stabilitas mekanik yang baik, dan
mudah fabrikasi (Wakihara et al, 1998).
3. Separator
Separator adalah material berpori yang terletak di antara
katoda dan anoda dan diaplikasikan sebagai penjamin faktor
keamanan baterai. Karakteristik material yang dapat dijadikan
separator antara lain bersifat insulator, memiliki hambatan listrik yang
kecil, kestabilan mekanik (tidak mudah rusak), memiliki sifat
hambatan kimiawi agar tidak mudah terdegradasi dengan elektrolit
serta memiliki ketebalan lapisan yang seragam atau sama diseluruh
permukaan. Material yang dapat digunakan sebagai separator seperti
polylefins (PE dan PP), polyvinylidene fluoride (PVDF), PTFE
(teflon), PVC, dan polyethylene oxide (Subhan, 2011).
Susunan baterai Li-ion sebagai berikut.

II.4Prinsip Kerja Baterai Lithium-ion


Baterai lithium-ion bekerja secara interkalasi, yaitu proses
melepaskan ion lithium dari tempatnya di struktur kristal suatu bahan
elektroda dan menyisipkan ion lithium pada tempat di struktur kristal
bahan elektroda yang lain (Prihandoko, 2010).
Proses interkalasi pada baterai lithium-ion saat charge dan
discharge dapat dilihat pada gambar berikut.

6
Pergerakan ion lithium terjadi ketika proses charge baterai, yang
bergerak dari elektroda positif (katoda) menuju elektroda negatif (anoda)
melalui separator dan elektrolit, sehingga menghasilkan densitas daya
pada baterai.

II.5LTO (dalam Li4Ti5O12)


Lithium Titanium Oxide (LTO) merupakan salah satu bahan anoda
terbaik untuk memproduksi baterai jenis Li-ion dibandingkan anoda grafit,
dikarenakan LTO bersifat tidak teregang partikel berukuran nano, tidak
ada pembentukan film solid electrolyte interphase (SEI), tidak terjadi
lithium plating ketika fast charging dan charge pada suhu rendah,
kestabilan termal pada saat di-charge pada suhu tinggi. Oleh sebab itu,
baterai Li-ion dengan anoda LTO menunjukkan siklus hidup yang sangat
panjang (Han et al, 2014). Penggunaan LTO sebagai pengganti grafit
dalam aplikasi dayanya tinggi karena potensial kerjanya 1,55 V
mengurangi resiko pembentukan dendrit dibandingkan dengan grafit.
Potensial tinggi pada LTO memungkinkan penggunaan alumunium
foil (Al foil) sebagai kolektor anoda yang mengandung tembaga, sehingga
mengurangi biaya produksi pembuatan baterai dan meningkatkan
keamanan baterai.
Salah satu keuntungan dari bahan LTO yaitu sangat cocok untuk
kendaraan hybrid yang siklus baterainya sangat banyak, dan sifat bahan
tak teregang (nol regangan) membuat LTO memiliki kemampuan tingkat
tertinggi yang ada (Priyono, 2015).
Bahan anoda LTO memiliki tegangan kerja yang tinggi, maka
penambahan Na dilakukan untuk mengurangi tegangan kerja dan
meningkatkan stabilitas siklus. LTO murni memiliki konduktivitas ionik
dan elektronik yang rendah, tegangan kerjanya tinggi sebagai bahan
anoda, serta stabilits siklik yang buruk (Priyono, 2015). Dengan men-

7
doping bahan LTO dengan ion logam merupakan cara terbaik untuk
mengatasi masalah LTO.

II.6Cyclic Voltammetry (CV)


CV merupakan teknik yang banyak digunakan untuk mendapatkan
informasi tentang reaksi elektrokimia. CV diperoleh dari scan potensial
melaan densitas arus dengan berbagai kecepatan scan. Dari CV didapatkan
beberapa nilai parameter penting seperti potensial puncak anoda (Epa),
potensial puncak katoda (Epc), puncak arus anoda (ipa), puncak arus katoda
(ipc), dan potensial setengah gelombang (E1/2).
Uji CV dilakukan dengan sel baterai diberikan tegangan atau
potensila dan mengamati perubahan arus atau kapasitas yang timbul.
Dalam pengujian, karena potensial melewati potensial reduksi, fasa
teroksidasi diubah menjadi fasa terduksi dalam proporsi konsisten dengan
persamaan Nernst. Potensial menyapu cepat, bagian yang teroksidasi habis
di dekat elektroda. Sebagai konsekuensi dari penipisan ini,
cyclicvoltammograms memilik bentuk puncak, berbeda dengan
gelombang polarografi sigmodial yang familiar. CV sigmodial dapat
menjadi indikasi regenerasi katalitik reaktan dekat elektroda puncak yang
dihasilkan dari proses reduksi disebut arus puncak katodik; menurut
konvensi 28,5 mV negatif ke E° (pada 25̊C). Pada saat potensial switching,
arah potensial sweep dibalik. Arus puncak anodik negatif diamati karena
potensial tersapu melewati E° (transfer elektron berada dalam arah yang
berlawanan). Akurasi puncak anodik sekitar 28,5 mV positif dari E° (nilai
yang tepat sangat sedikit bergantung pada potensial switching). Perhatikan
bahwa petrubasi utama pada konsentrasi awal oksidasi dan reduksi terletak
dalam rata-rata difusi persegi panjang XD = (2D x waktu)1/2, yaitu sekitar
45 µm untuk eksperimen ini – besar berkenaan dengan ketebalan lapisan
ganda (Gosser, 1993).

II.7Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS)


EIS merupakan metode untuk mengetahu proses yang terjadi pada
elektroda dengan mengukur perubahan impedansi dan memplot fungsi
tersebut ke dalam bentuk kmpleks. EIS dapat mengukur nilai arus dan
mengetahui respon lain yang terjadi ketika diterapkan potensial tertentu.
Respon elektrik akan memberikan perubahan impedansi pada permukaan
antara elektrolit dan elektroda. Ketika elektroda (permukaan logam)
dimasukkan ke dalam elektrolit, muatan listrik pada elektroda menarik ion
muatan yang berlawanan dari elektrolit sehingga terjadi penyerahan
(polarisasi) muatan. Terjadi polarisasi menyebabkan adanya lapisan antara
elektroda dan elektrolit disebut electrical double layer (Leiden D, 2002).

8
Pengukuran menggunakan spektroskopi impedansi dilakukan
menggunakan sinyal AC dengan frekuensi tertentu.
Rct adalah resistansi saat elektroda mulai merespon arus dan Rtot
adalah resisntansi maksimal untuk elektroda menyimpan muatan. Untuk
menentukan besar konduktivitas menggunakan persamaan :
σ = t / (A.Rtot)
dimana σ konduktivitas, t ketebalan elektroda, A luas permukaan
elektroda, Rtot resistansi total atau hambatan dalam pada baterai.

9
BAB III
METODE KEGIATAN

Untuk mencapai tujuan kegiatan seperti yang telah disebutkan di atas,


maka dilakukan beberapa metode antara lain :
1. Wawancara
2. Studi pustaka
3. Pengoperasian alat-alat, percobaan, dan proses kerja
4. Diskusi
5. Evaluasi

10
BAB IV
WAKTU DAN RENCANA KEGIATAN

Waktu : Januari 2019


Tempat : Pusat Penelitian Fisika - LIPI
Lama waktu : ± 1 (satu) bulan

IV.1 Jadwal PKL

No. Uraian Tahun 2018-2019


Kegiatan
Bulan

Oktober November Januari Februari Maret

1 Survey tempat
PKL

2 Pembuatan
Proposal PKL

3 Pelaksanaan
PKL

4 Pembuatan
Laporan Akhir
PKL

IV.2 Perincian Biaya

No. Perihal Jumlah Biaya

1 Pembuatan Proposal Rp 30.000

2 Tempat Tinggal dan Transportasi (survey Rp 1.700.000


dan pelaksanaan)

3 Pembuatan Laporan Rp 50.000

Total Rp 1.780.000

11
DAFTRA PUSTAKA

Gosser, David K. 1993. Cyclic Voltammetry : Simulation and Analysis of Reaction


Mechanisms. New York : VCH Publisher.
Lawrencen, H. Van Vlack. 1992. Ilmu dan Teknologi Edisi 5. Jakarta : Erlangga.
Leiden, D. 2002. Primary Batteries-Introduction. Handbook of Batteries 3Ed.
USA : The McGraw-Hill Companies Inc. 164-200p.
Menictas, C. Skyllas-Kazacos, M dan Lim T.M (eds). 2015. Advances in Batter
Ies for Medium and Large-scale Energy Storage. Sawston, Britania raya,
Cambridge : Woodhead Publishing.
Prihandoko, B. 2010. Pemanfaatan Soda Lime Silica dalam Pembuatan Komposit
Elektrolit Baterai Litium. Jakarta : Universitas Indonesia.
Priyono, S., Prihandoko, B dan Syahrial AZ. 2015. Synthesis and
Characterization of Li4Ti5O12 Doped by Na and Al as Anodes Material for Li-Ion
Batteries. Advanced Materials Research Vol 1112, p.241-244.
Putra, B.S., Rusdinar, A dan Kurniawan E. 2015. Desain dan Implementasi Sistem
Monitoring dan Manajemen Baterai Mobil Listrik. E-proceeding of Engineering :
Vol 2 Agustus 2015, hal 1909-1916.
Subhan, A. 2011. Fabrikasi dan Karakterisasi Li4Ti5O12 untuk Bahan Anoda
Baterai Lithium Keramik. Tesis. Jakarta : Universitas Indonesia.
Subhan, A., Prihandoko, B. 2011. Pembuatan Komposit Anoda Li4Ti5O12 dan
Soda Lime Silica. Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Telaah Volume 29,
Mei 2011.
Wakihara, M., Yamamoto, O. 1998. Lithium Ion Batteries. Tokyo : Wiley/VCH,
Weinheim p.181.
Whittingham, M.S. 1976. Electrical Energy Storage and Intercalation Chemistry.
Science Vol 192 No. 4244 pp. 1126-1127.

12

Anda mungkin juga menyukai