PERCOBAAN III :
IDENTIFIKASI SENYAWA DALAM URINE
Disusun oleh:
Kelompok IV
Ade Arkhamuddin (24030117130054)
Layla Syafira Ningrum (24030117130055)
Nur Hanna Mardhiyyah (24030117130056)
Nadya Devira I. (24030117130060)
Muhammad Haqian Nazili (24030117130089)
Muhammad Daffa Fauzan (24030117140028)
LABORATORIUM BIOKIMIA
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
LEMBAR PENGESAHAN Commented [L1]: Bawahnya : LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA
Praktikan V Praktikan VI
Mengetahui
Asisten
Sri Handayani
NIM.24030116120036
DAFTAR ISI Commented [L4]: Halaman nya jangan lupa pake Times New
Roman
I. TUJUAN PERCOBAAN
Mengetahui unsur-unsur yang terkandung dalam urine.
Percobaan JAFFE
5 mL Urine
Tabung Reaksi I
- Penambahan 1 mL asam pikrat jenuh
- Penambahan 1 mL NaOH 2M
- Pengamatan
Hasil
5 mL Akuades
Tabung Reaksi II
- Penambahan 1 mL asam pikrat jenuh
- Penambahan 1 mL NaOH 2M
- Pengamatan
Hasil
Percobaan WEYL
5 mL Urine
Tabung Reaksi 1
- Penambahan 5 tetes sodium nitroprusid
- Penambahan NaOH hingga basa
- Penambahan tetes demi tetes asam asetat
- Pengamatan
Hasil
-
0,5 mL Urine
Cawan Porselin
- Penambahan 3 tetes HNO3 pekat
- Pemanasan di atas penangas air hingga
kering
- Pengamatan
Hasil
5 mL Urine
Tabung Reaksi
- Penambahan (NH4)2SO4 padat hingga
larutan jenuh (sambil dikocok)
- Penambahan 2 tetes nitroprusid 5%
- Penambahan NH4OH jenuh
- Pengocokan hingga rata
- Pendiaman selama 30 menit
- Pengamatan
Hasil
10 mL Urine
Gelas Beker
- Penyaringan dengan kertas saring
5 mL filtrat
Tabung Reaksi
- Pemanasan di penangas air
- Penambahan 5 tetes asam asetat 2N
- Pengamatan
Hasil
III.2.2. Senyawa Anorganik dalam Urine
III.2.2.1. Tes Adanya Amoniak
3 mL Urine + 2 tetes Indikator PP
Tabung Reaksi 3
- Penambahan 2-3 tetes Na2CO3 2%
hingga berwarna merah muda
- Pemanasan di penangas air hingga
mendidih
- Peletakkan kertas saring (yang sudah
ditetesi indikator PP) di mulut tabung
reaksi
- Pengamatan
Hasil
Endapan Putih
Tabung Reaksi
- Pelarutan endapan dengan 1 mL
CH3COOH 2%
Larutan Larutan
Tabung Reaksi I Tabung Reaksi II
Larutan
Tabung Reaksi I
- Penambahan 1 tetes HNO3 pekat
- Penambahan 3 tetes Amonium Molibdat
- Pemanasan
- Pengamatan
Hasil
Larutan
Tabung Reaksi II
- Penambahan 3 tetes Kalium Oksalat
- Pengamatan
Hasil
III.2.2.4. Tes Adanya Sulfat
2 mL Urine + 1 tetes HCl pekat
Tabung Reaksi
- Penambahan 3 tetes BaCl2 0,1M
- Pengamatan
Hasil
IV. DATA PENGAMATAN
-penambahan CH3COOH
-pengocokan, pendiaman
Aquades
Tabung 2:
-
-3 mL akuades + 4 tetes fenol
Aquadest berwarna putih
merah + Na2CO3 2%
keruh
-penambahan CH3COOH
-pengocokan, pendiaman
2. Tes Gula Pereduksi
- 1 mL urine + 3 mL larutan Urine berwarna biru
Benedict -
kehijauan, tidak terdapat
- Pemanasan dan pendinginan endapan merah bata
3. Tes Kreatinin
(Percobaan JAFFE)
a. 5 mL urine + 1 mL asam pikrat Tabung 1 (sampel urine) : +
jenuh + 1 mL NaOH 2M Larutan berwarna jingga -
b. 5 mL aquades + 1 mL asam Tabung 2 (akuades) :
pikrat jenuh + 1 mL NaOH 2M Larutan berwarna kuning
(Percobaan WEYL)
5 mL urine + 5 tetes sodium Larutan berwarna jingga saat
nitroprussid + NaOH hingga basa + ditambahkan NaOH dan +
asam asetat berubah menjadi warna awal
saat ditambahkan asam asetat
4. Tes Asam Urat dan Garamnya
(Percobaan Muroksid)
- 0,5 mL urine + 3 tetes HNO3
pekat
- Pemanasan sampai kering
(Percobaan SCHIFF)
- 5 teter urine + 5 tetes Na2CO3 2%
- Penetesan larutan campuran ke
kertas saring yang dibasahi
AgNO3
5. Tes Senyawa Ketone (Uji Rhotern)
- 5 mL urine + Na2SO4 serbuk
- 3 tetes nitroprusid 5% + 2 mL
NH4OH jenuh
- Pengocokan dan pendiaman 15
menit
6. Tes Protein
- Penyaringan 5 mL urine
- Pemanasan filtrat pada penangas
air
- Penambahan 3-5 tetes CH3COOH
2N Commented [L5]: lengkapi
7. Tes amoniak
- 2 mL urine + 2 tetes PP + 2-3 Urine yang dipanaskan
tetes Na2CO3 2% menimbulkan warna merah
- Pemanasan di atas penangas air
muda pada kertas saring +
hingga mendidih
- Peletakkan sepotong kertas saring
(sudah ditetesi indikator PP) di
mulut tabung
8. Tes Klorida
- 2 mL urine + 2 tetes HNO3 pekat Larutan keruh dan terdapat
+
+ 2 tetes AgNO3 endapan, dan larut setelah
penambahan NH4OH berlebih
9. Tes Sulfat
- 2 mL urine + 1 tetes HCl pekat +
3 tetes BaCl2 0,1M
10. Tes Fosfat dan Kalsium
- 5 mL urine + 1 mL NH4OH
- Pemanasan pada penangas air
- Penyaringan
- Pelarutan endapan dengan 1 mL
CH3COOH 2%
- Pembagian menjadi 2 larutan (A Commented [L6]: lengkapi
dan B)
Larutan A (Uji Fosfat)
- Larutan A + 1 tetes HNO3 pekat +
3 tetes amonium molibdat dan
pemanasan
Larutan B (Uji Kalsium)
- Larutan B + 3 tetes kalium
oksalat
Kelompok
No. Jenis Uji
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Pemecahan ureum oleh urease + + + + + +
2. Gula pereduksi + - - - - -
3. Tes adanya kreatinin
a. JAFFE + + + + + +
b. WEYL + + + + + +
4. Tes adanya asam urat dan garamnya
a. Muroksid + - + + + +
b. SCHIFF + + + + + +
5. Tes adanya keton - - - - - -
6. Tes adanya protein - - - - - -
7. Tes adanya amonia - - + - - -
8. Tes adanya klorida + + + + + +
9. Tes fosfat / kalsium - - -/+ -/+ + -/+
10. Tes sulfat + + + + + +
HIn In-
Suasana asam suasana basa
(kuning) (merah)
(Underwood, 1986)
(Kusnawidjaya, 1987)
Setelah ditambahkan reagen benedict menghasilkan Commented [L20]: Sampel ditambahkan benedict, warnanya
??
warna biru, sampel kemudian dipanaskan. Pemanasan yang Lampirkan foto
Glukosuria dapat terjadi karena peningkatan kadar glukosa Commented [L24]: Apaabila hasil yang diperoleh menunjukan
adanya endapan merah bata (positif gula pereduksi), artinya…
dalam darah yang melebihi kapasitas maksimum tubulus untuk
mereabsorpsi glukosa. Hal ini dapat ditemukan pada kondisi
diabetes mellitus, tirotoksikosis, sindroma Cushing,
phaeochromocytoma, peningkatan tekanan intrakranial atau
karena ambang rangsang ginjal yang menurun seperti pada
renal glukosuria, kehamilan dan sindroma Fanconi (Wirawan
dkk, tt). Orang yang mempunyai urine jenis ini menderita
penyakit diabetes melitus. Diabetes Melitus adalah suatu
penyakit yang ditandai dengan adanya peningkatan kadar gula
darah dalam tubuh (Heppy, 2013). Diabetes Melitus
merupakan penyakit metabolik dengan adanya peningkatan
gula darah (hiperglikemia) yang disebabkan oleh kelainan
sekresi insulin dan kerja insulin (Septiyanti, 2013).
V.1.3. Tes Adanya Kreatinin
Dalam penambahan asam pikrat, yang bertujuan Commented [L26]: sampel ditambahkan asam pikrat jenuh,
tujuannya adalah
untuk mereaksikan kreatinin agar terbentuk kompleks
berwarna kuning. Hal ini sesuai dengan prinsip dari test
kreatinin, yaitu berdasarkan reaksi antara kreatinin
dengan asam pikrat yang membentuk larutan kuning.
Sampel urine ditambah dengan asam pikrat jenuh yang
menghasilkan warna kuning pekat pada dan warna
kuning terang pada akuades.
H OH
N H
N
C O O2N NO 2
C HN C O
C NH2 +
N CH 2
N CH 2
CH3 NO 2
CH 3
NH2 OH
H2N NO 2
C NH
N CH3
NO 2
CH2COOH
(Martoharsono 1993)
V.1.3.2 Percobaan WEYL
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui adanya
kreatinin dalam urine. Prinsip percobaan ini adalah
penambahan larutan basa. Penambahan Sodium
Nitroprusid dan NaOH bertujuan agar kreatinin dapat
bereaksi dengan basa dan menunjukkan warna kuning
cerah. Setelah ditambahkan NaOH, larutan berubah
warna menjadi warna jingga.
H H
N N
C O C O
C HN C HN
Na2Fe(CN) 5NO .2H2O +
H
N CH 2 N CH2
CH 3 CH 3
HN Fe(CN)5NO.2H2O
C NH 2Na+
NH
CH2COOH
(Martoharsono 1993).
HN C O
H
O C C N
C O
HN C N
H
(asam urat)
(Martoharsono, 1993
V.1.4.2 Percobaan Reduksi Perak (SCHIFF)
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui adanya asam
urat dan garamnya dalam urine. Prinsip percobaan ini
adalah reduksi ion Ag+ menjadi Ag. Uji positif pada
percobaan ini adalah adanya lapisan seperti cermin perak
yang menempel pada kertas saring.
Penambahan larutan Na2CO3 bertujuan untuk
membentuk garam dari asan urat ketika Na2CO3 bereaksi
dengan asam urat. Penambahan AgNO3 bertujuan untuk
mereaksikan AgNO3 tersebut dengan garam dari asam urat
dan membentuk lapisan warna perak pada kertas saring
akibat adanya reduksi Ag+ menjadi Ag oleh garam sodium
(Na+) dari asam urat tersebut.
Reaksi yang terjadi adalah:
2AgNO3 + Na2CO3 Ag + 2NaNO3 + CO3 + O2
(Kusnawidjaya, 1987)
Uji ini menandakan uji positif yang ditandai dengan
adanya lapisan cermin perak / ada bercak kotoran kehitam
hitaman pada kertas saring. Hal ini menandakan bahwa Commented [L31]: letakkan sebelum mekanisme reaksi,
tambahkan fotonya
dalam sampel urine tersebut mengandung asam urat.
V.1.5 Tes Adanya Keton
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan
protein di dalam urine. Prinsip yang mendasari percobaan ini
ialah reaksi pembentukan senyawa kompleks. Penambahan
amonium sulfat padat bertujuan untuk mengkondisikan larutan
urine yang bersifat asam menjadi netral. Sedangkan
penambahan sodium nitroprusid dan amonium hidroksida
bertujuan sebagai pereaksi. Reaksi yang terjadi:
Pada larutan sampel tidak terbentuk cincin jingga,
sehingga dapat diketahui di dalam sampel urine tidak terdapat
ketone. Ketone banyak terdapat pada urine penderita demam
tifoid, kanker, dan diabetes (Gupta, 1932).
Pertanyaan :
1. Tuliskan rumus umum keton Commented [L32]: tuliskan di kalimat pembahasan, bukan
seperti ini . ok
Jawab :
(Gupta, 1932).
2. Berapa nilai kadar keton dalam urine normal
Jawab :
Tingkat keton dalam urin yang normal adalah kurang dari
0,6 milimol per liter (mmol/L) (Gupta, 1932).
3. Buatkan skema jalur metabolisme terbentuknya senyawa
keton dalam tubuh manusia Commented [L33]: cari mekanisme reaksinya juga
Jawab :
Pada saat tubuh mengalami kelaparan dimana jumlah
karbohidrat tidak mencukupi sebagai energi, asam lemak
akan diubah menjadi badan keton yang kemudian beredar
dalam darah, proses pembentukan keton disebut sebagai
ketogenesis. Suatu keadaan dimana jumlah keton yang
diproduksi melebihi jumlah normal disebut sebagai ketosis,
yang kemudian dapat ditemukan dalam darah yang dikenal
sebagai ketonemia atau dalam urin sebagai ketonuria
(Gupta, 1932).
4. Tuliskan reaksi yang terjadi pada percobaan diatas
Jawab :
(Gupta, 1932)
V.1.6 Tes Adanya Protein Commented [L34]: lihat ppercobaan tes kreatinin, buat sperti
itu .. lampirkan foto setiap kali penambahan reagen
Percobaan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
keberadaan protein dalam urine. Prinsip yang mendasari
percobaan ini denaturasi protein. Sampel urine yang digunakan
merupakan urine orang sakit. Penyaringan sampel berguna
untuk memisahkan urine dari padatan pengotornya. Kemudian,
dilakukan penambahan asam asetat dan pemanasan yang
berguna untuk mempercepat proses denaturasi protein dalam
urine. Penambahan asam, garam, maupun panas dapat
membuat struktur pecah. Keberadaan protein ditandai dengan
terbentuknya koagulan putih dengan reaksi:
(Winarno, 1996)
Pada hasil percobaan, larutan sampel urine tetap berwarna
kuning bening dan tidak terbentuk koagulan sama sekali. Hal
ini menunjukkan bahwa di dalam urin tidak mengandung
protein. Keberadaan protein dalam urine salah satu penyakit
terparahnya yaitu gangguan pada ginjal (Gupta, 1932). Commented [L35]: jelaskan sebabnya
Pertanyaan : Commented [L36]: masukkan di kalimat pembahasan
C OH H 2O C OH H3O+
O OH
C C O
O O
Fenolftalein
O-
H3O+
C O
C O
O
In2-, merah
(Underwood, 1986)
(Martoharsono, 1993)
(Martoharsono, 1993)
+ 12H2O
(Kusnawidjaya, 1987)
(Kusnawidjaya, 1987)
Dari hasil percobaan didapat hasil bahwa pada sampel urine
mengandung sulfat yang ditandai dengan terbentuknya endapan
putih.
VI. PENUTUP
VI.1. KESIMPULAN
Pada sampel urine orang sakit terdapat beberapa senyawa kimia
yaitu kreatinin, klorida, fosfat, kalsium, dan sulfat. Sedangkan untuk
senyawa gula pereduksi, asam urat dan garamnya, keton, protein,
dan amoniak tidak terdapat di dalam sampel urine tersebut.
VI.2. SARAN
- Pemanasan pada saat uji protein harus diperlama
- Tepung kedelai yang digunakan pada uji pemecahan ureum oleh
urease harus yang terbaru agar enzim urease di dalamnya masih
terjaga baik.
DAFTAR PUSTAKA Commented [L41]: lengkapi