Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM URINALISA & CAIRAN TUBUH

PEMERIKSAAN BENDA KETON METODE ROTHERA

Disusun oleh:

Abdul Rasyid

P07134121050

D3 Teknologi Laboratorium Medik

Dosen Pengampu :

Subrata Tri Widada, S.KM,M.Sc.

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

2022/2023
I. HARI, TANGGAL
Senin, 8 Agustus 2022
II. PEMERIKSAAN
Pemeriksaan benda keton
III. METODE
Rothera
IV. PRINSIP
Natrium nitroprusid akan bereaksi dengan asam aseto asetat dan aseton dalam
suasana basa akan membentuk senyawa berwarna ungu.
V. DASAR TEORI
Benda keton terdiri dari 3 senyawa yaitu aseton, asam eseto asetat dan asm β-
hidroksibutirat yang merupakan produk metabolisme lemak dan asam lemak yang
berlebihan. Benda keton diproduksi  ketika karbohidrat tidak dapat digunakan
untuk maenghasilkan energi yang disebabkan oleh : gangguan metabolisme
karbohirat (misalnya Diabetes Mellitus), kurangnya asupan karbohidrat
(kelaparan, diet tidak seimbang : tinggi lemak rendah karbohidrat), gangguan
absorbsi karbohidrat, gangguan mobilisasi glukoma, sehingga tubuh mengambil
simpanan asam lemak untuk dibakar.
Peningkatn kadar keton dalam darah akan menimbulkan ketosis sehingga
dapat menghabiskan cadangan basa (misal bikarbonat, HCO3) dalam tubuh dan
menyebabkan asidosis. Pada ketoasidosis diabetik keton serum meningkat hingga
mencapai lebih dari 50 mg/dL. Keton memiliki struktur kecil dan dapat
diekskresikan kedalam urin. Namun kenaikan kadarnya pertama kali tampak pada
plasma atau serum, kemudian baru urin. Ketonuria terjadi akibat ketosis. Benda
keton yang dijumpai di urin terutama adalah aseton dan asam aseto asetat. Faktor
yang mempengaruhi hasil laborat :
a. Diet rendah karbohidrat atau tinggi lemak dapat menyebabkan temuan positif
palsu.
b. Urin disimpan pada temperature ruangan dalm waktu yang lama
dapatmenyebabkan hasil uji negative palsu.
c. Adanya bakteri dalam urin dapat menyebabkan kehilangan asam aseto asetat.
d. Anak penderita Diabetes cenderung mengalami ketonuria daari pada dewasa.
Pemeriksaan benda keton dengan metode carik celup mempunyai prinsip tes
ini didasarkan pada prinsip tes Legal dan lebih sensitif terhadap asam asetoasetat
daripada aceton (kit insert combur). Prinsip pemeriksaan benda keton
menggunakan metode rothera adalah reaksi antara nitroprussida dan asam aceto-
acetat atau aceton yang menyusun suatu zat berwarna ungu. Metode carik celup
mempunyai keuntungan tidak membutuhkan waktu yang lama, tidak perlu
mencampur reagen sendiri. Sedangkan kerugiannya adalah membutuhkan biaya
yang agak mahal.
VI. ALAT DAN BAHAN
1. Sampel urine
2. Tube urine
3. Pipet volume
4. Push ball
5. Tabung reaksi
6. Lampu spiritus/ water bath
7. Rak tabung reaksi
8. Penjepit tabung reaksi
9. Natrium nitroprusid
10. NH4OH pekat 18%
VII. CARA KERJA
1. Tabung reaksi diisi 5 ml urin
2. Ditambah 1 gram (sepucuk pisau) reagen Rothera dan dicampur sampai larut.
3. Ditambahkan 1-2 ml NH4OH pekat (18%) melalui dinding tabung secara hati-
hati sehingga menyusun lapisan atas dari cairan didalam tabung.
4. Letakkan tabung dalam sikap tegak lurus, diamkan 5 menit 5) Diamati
perbatasan kedua larutan
VIII. INTREPETASI HASIL
 Positif (+) bila timbul cincin ungu kemerahan pada perbatasan kedua
lapisan cairan.
 Negatif (-) tidak terjadi cincin ungu pada perbatasan kedua lapisan cairan
IX. HASIL PEMERIKSAAN

Pemeriksaan Metode Rothera

Note :

Didapatkan hasil yang negative (-) karena tidak adanya cincin ungu kemerahan
pada perbatasan kedua lapisan cairan

X. PEMBAHASAN
Dari hasil uji badan keton dengan metode tersebut yang sudah dilakukan,
tidak menunjukkan perubahan warna pada sampel urin. pembentukan benda keton
secara normal terjadi di dalam hepar (ketogenesis). Keton itu sebenarnya adalah
hasil pemecahan protein, disaat tubuh sudah kehilangan glukosa, disaat lemak
sudah tidak ada (gangguan metabolisme karbohirat, misalnya Diabetes Mellitus.
kurangnya asupan karbohidrat/ kelaparan , diet tidak seimbang : tinggi lemak
rendah karbohidrat. Gangguan absorbsi karbohidrat. Gangguan mobilisasi
glukoma, sehingga tubuh mengambil simpanan asam lemak untuk dibakar). Maka
protein akan di bongkar oleh tubuh menjadi asam amino dan bendabenda keton,
keton tinggi biasanya kita temukan pada pasien Diabetes melitus, karena pada DM
(diabetes melitus) itu gula/glukosa tidak dapat masuk sel, sehingga sel akan
kelaparan (tidak dapat menghasilkan energi), sehingga yang jadi korban adalah
protein yang dibongkar (untuk menghasilkan energi) jadilah keton, bahaya keton
tinggi adalah dapat menyebabkan ketoasidosis metabolik (salah satu komplikasi
DM yang berbahaya) yaitu pembongkaran protein besarbesaran yang
menyebabkan kadar keton sangat tinggi. Pasien akan shock berat, PH darah akan
menjadi sangat asam (asidosis).
Gejala-gejala adanya senyawa keton dengan pemeriksaan urin: Ketika
pengujian gula darah lebih tinggi dari 250 mg / dL (ketika tes lebih dari sekali).
Bila Anda merasakan penyakit atau tekanan. Ketika rasa gangguan di perut Anda.
Jika Anda menderita infeksi Jika seseorang menderita diabetes (tipe I). Jika
seseorang menderita diabetes (Type II) dan dokter memintanya untuk melakukan
tes badan keton. Ketonuria juga dapat terjadi pada keadaan : Kekurangan hormone
insulin Metabolisme asam lemak dan asam amino banyak Kekurangan karbohidrat
Kelaparan Diare hebat Muntah hebat
XI. KESIMPULAN
Uji rothera merupakan pengujian kandungan aceton atau badan keton di daam
urin. Hasil positif pada uji ini adalah terbentuknya warna ungu pada larutan. Hasil
pengujian menunjukan bahwa pada sampel urin normal dengan metode rothera
menunjukkan hasil (-) hal ini menandakan bahwa tidak ada badan keton pada urin
probandus. Sedangkan pada sampel urin patologis dengan metode Rothere
menunjukkan hasil (+) Adanya badan keton pada urin biasanya diakibatkan oleh
puasa berkepanjangan dan penyakit diabetes melitus yang tidak terkontrol. 2
Adanya benda keton dalam urin dikarenakan metabolisme lemak dan asam lemak
secara berlebihan, kurangnya karbohidrat dalam tubuh sehingga simpanan asam
lemak digunakan sebagai sumber energi. Tes Rothera pada urin patologis
menunjukan hasil negative (-) yang artinya urin pasien tidak terdapat badan keton
yang dapat dilihat dari tidak adanya cincin berwarna ungu antara perbatasan
cairan

Praktikan,

Yogyakarta, 19 Agustus 2022

Abdul Rasyid
LAPORAN PRAKTIKUM URINALISA & CAIRAN TUBUH

PEMERIKSAAN BENDA KETON METODE GERHARD

Disusun oleh:

Abdul Rasyid

P07134121050

D3 Teknologi Laboratorium Medik

Dosen Pengampu :

Subrata Tri Widada, S.KM,M.Sc.

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

2022/2023

I. HARI, TANGGAL
Senin, 15 Agustus 2022
II. PEMERIKSAAN
Pemeriksaan benda keton
III. METODE
Gerhardt
IV. PRINSIP
FeC13 dengan asam aceto asetat akan menimbulkan zat warna merah anggur.
V. DASAR TEORI
Benda keton terdiri dari 3 senyawa yaitu aseton, asam eseto asetat dan asm β-
hidroksibutirat yang merupakan produk metabolisme lemak dan asam lemak yang
berlebihan. Benda keton diproduksi  ketika karbohidrat tidak dapat digunakan
untuk maenghasilkan energi yang disebabkan oleh : gangguan metabolisme
karbohirat (misalnya Diabetes Mellitus), kurangnya asupan karbohidrat
(kelaparan, diet tidak seimbang : tinggi lemak rendah karbohidrat), gangguan
absorbsi karbohidrat, gangguan mobilisasi glukoma, sehingga tubuh mengambil
simpanan asam lemak untuk dibakar.
Metode ini berdasarkan pada reaksi antara asam aceto asetat dan ferrichlorida
yang menyusun zat berwarna seperti anggur port (warna merah-coklat). Asam
asetoasetat sampai pengencaran 1 : 1000 dapat dinyatakan oleh reaksi ini, namun
reaksi ini kurang peka daripada reaksi pada metode rothera). Pada metode ini
aseton dan asam β-hidroksibutirat tidak bereaksi. (R. GANDASOEBRATA,
2011). Warna yang dicari mungkin samar-samar oleh presipitat ferrifosfat yang
selalu terbentuk; maka dari itu dianjurkan supaya menyaring cairan dan mencari
warna itu di dalam filtrate. Warna merah anggur itu tidak hanya dapat ditimbulkan
oleh asam acetoacetat.fenol, salicylat-salicylat, antipyrin dan natriumbikarbonat
juga memberi warna serupa, hasil tes itu menjadi positif palsu. Jarang-jarang
terjadi warna hijau, disebabkan fenilalanin.
VI. ALAT DAN BAHAN
a. Sampel urine
b. Tube urine
c. Pipet volume
d. Push ball
e. Tabung reaksi
f. Lampu spiritus/ water bath
g. Rak tabung reaksi
h. Penjepit tabung reaksi
i. FeC13 10%
VII. CARA KERJA
1). Tabung reaksi diisi 5 ml urin
2). Ditambah beberapa tetes FeC13 10%, dicampur
3). Diamati perubahan warna yang terjadi
VIII. INTREPETASI HASIL
 Positif (+) bila terjadi warna merah anggur.
 Negatif (-) tidak terdapat warna merah anggur.
IX. HASIL PEMERIKSAAN

Metode Gerhadt
Nb : tidak tejadi warna merah anggur (-)
X. PEMBAHASAN
Dari hasil uji badan keton dengan metode tersebut yang kami lakukan, tidak
menunjukkan perubahan warna pada sampel urin secara normal pembentukan
benda keton terjadi di dalam hepar (ketogenesis). Namun, terdapat endapan putih
dibawahnya yang menandakan bahwa urin pasien terdapat banyak kotoran. Benda
keton ini ikut dengan darah menuju jaringan ekstra hepatal (mengalami ketolisis)
menjadi H2O+CO2+energy yang dibutuhkan tubuh Jadi ketogenesis seimbang
dengan ketolisis Terbentuknya ketonuria: Terjadi karena ketogenesis lebih besar
dari ketolisis, sehingga menyebabkan hiperketonemia, selanjutnya benda keton
dalam darah sampai ginjal dan keluar bersama urin(ketonuria).
Ketonuria terjadi pada keadaan :
1. Kekurangan hormone insulin
2. Metabolisme asam lemak dan asam amino banyak
3. Kekurangan karbohidrat
4. Kelaparan
5. Diare hebat
6. Muntah hebat

Jika pemeriksaan benda keton menggunakan urin lama maka asam beta
hidroksi butirat akan segera berubah menjadi asam aseto asetat dan asam aseto
asetat akan segera berubah menjadi aseton.

XI. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa keton dalam keadaan normal
diproduksi oleh hati sebagai metabolisme asam lemak. Hati akan mengubah lemak
menjadi aseton sebagai bahan oleh otot ketika tubuh tidak memiliki cukup
glukosa. Peningkatan keton didalam urin dan darah menyebabkan asam lemak
bekerja sebagai pengganti metabolisme karbohidrat karena kurangnya asupan
glukosa sebagai pembentukan energi didalam tubuh.
Pada praktikum yang dilakukan dengan menggunakan metode gerhard yaitu
dengan memekatkan keton dalam urin diatas kertas saring. Kemudian keton yang
telah dikumpulkan menjadi warna merah anggur jika ditambahkan dengan reagen
FeCl3 10% pada presipitat tersebut tidak terjadi perubahan warna sama sekali (-)
negatif. Namun, terdapat endapan putih dibawahnya yang menandakan bahwa
urin pasien terdapat banyak kotoran.

Praktikan,

Yogyakarta, 19 Agustus 2022


Abdul Rasyid

LAPORAN PRAKTIKUM URINALISA & CAIRAN TUBUH

PEMERIKSAAN UROBILINOGEN METODE EHRILICH

Disusun oleh:

Abdul Rasyid

P07134121050

D3 Teknologi Laboratorium Medik

Dosen Pengampu :

Subrata Tri Widada, S.KM,M.Sc.


KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

2022/2023

I. HARI, TANGGAL
Senin, 15 Agustus 2022
II. PEMERIKSAAN
Pemeriksaan Urobilinogen
III. METODE
Ehrilich
IV. PRINSIP
Adanya urobilinogen dalam urin akan mengoksidasi reagen Ehrlich membentuk
warna merah.
V. DASAR TEORI
Urin merupakan keluaran akhir yang dihasilkan ginjal sebagai akibat
kelebihan urine dari penyaringan unsur-unsur plasma (Frandson, 1992). Urine
atau urin merupakan cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal kemudian
dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urine diperlukan
untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan
untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Urine disaring di dalam ginjal, dibawa
melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui
uretra (Ningsih, 2012). Proses pembentukan urin di dalam ginjal melalui tiga
tahapan yaitu filtrasi (penyaringan), reabsorpsi (penyerapan kembali), dan
augmentasi (penambahan) (Budiyanto, 2013).
Bilirubin adalah senyawa pigmen berwarna kuning yang merupakan produk
katabolisme enzimatik biliverdin reduktase (wikipedia). Urobilin adalah pigmen
alami dalam urine yang menghasilkan warna kuning. Ketika urine kental, urobilin
dapat membenuk warna orange kemerahan yang intensitasnya bervariasi dengan
drajat oksidasi (kamus kesehatan).
Bilirubin adalah produk perombakan hemoglobin oleh sel-sel retikuloendotel
yang tersebar diseluruh tubuh. Bilirubin bersifat tidak larut air,
kemudiandikonjugasi oleh hati sehingga dapat larut air. Bilirubin akan dirubah
oleh bakteri dalam usus halus menjadi urobilinogen. Karena proses oksidasi
urobilinogen akan berubah menjadi urobilin, yaitu zat yang memberi warna khas
pada urine (kiana, 2013).
Pada pemeriksaan manual Pemeriksaan urobilinogen sendiri menggunakan
reaksi dengan reagen Ehelich yang kemudian akan merubah sampel urin jika
positif urobinogen maka akan berubah menjadi merah. Perlu diingat juga bahwa
pemeriksaan ini tidak boleh adanya billirubin layaknya pemeriksaan urobilin.
Maka alahkan baiknya billirubin diabuang terlebih dahulu dengan menmbahkan
calciumhidroxsida kemudian kocok dan saringlah. Setelah disarih pakailah filtrat
untuk pemeriksaan urobilinogen.
VI. ALAT DAN BAHAN
1. Sampel urine
2. Tube urine
3. Pipet volume
4. Push ball
5. Tabung reaksi
6. Lampu spiritus/ water bath
7. Rak tabung reaksi
8. Penjepit tabung reaksi
9. Reagen Ehrlich (paradimethyl aminobenzaldehyde 2% dalam HCL 50%)
VII. CARA KERJA
1. Ambil sebanyak 5 ml urine, masukkan ke dalam sebuah tabung reaksi
2. Tambahkan ke dalamnya 3 tetes reagen Ehrlich
3. Kocok, tunggu selama 5 menit
VIII. INTERPRETASI HASIL
 Positif (+) Terbentuk warna merah
 Negatif (-) Tidak terbentuk warna merah, seperti urine biasa
IX. HASIL PEMERIKSAAN
Urobilinogen
Nb : (tidak terjadi perubahan warna, hasil negative (-)

X. PEMBAHASAN
Urobilinogen adalah larut dalam air dan transparan produk yang merupakan
produk dengan pengurangan bilirubin dilakukan oleh interstinal bakteri . Hal ini
dibentuk oleh pemecahan hemoglobin. Sementara setengah dari Urobilinogen
beredar kembali ke hati, setengah lainnya diekskresikan melalui feses sebagai
urobilin. Ketika pernah ada kerusakan hati, kelebihan itu akan dibuang keluar
melalui ginjal. Ini siklus ini dikenal sebagai Urobilinogen enterohepatik siklus.
Ada dapat berbagai faktor yang dapat menghambat ini siklus.
Pada kondisi normal, urine tidak mengandung bilirubin. Adanya bilirubin
dalam urine dalam urine mengidentifikasikan adanya kerusakan sel hati atau
adanya sumbatan pada saluran empedu.peningkatan urobilin dalam urine
menggambarkan adanya kerusakan sel hati atauperombakan hemoglobin yang
meningkat. Sedangkan ketika terjadi endapan pada saluran empedu, urobilin tidak
dijumpai dalam urine
Salah satu alasan menjadi gangguan lebih dari hemoglobin (hemolisis) karena
malfungsi hati berbagai seperti hepatitis, sirosis. Ketika ini terjadi, Urobilinogen
lebih diproduksi dan diekskresikan dalam urin. Pada saat seseorang menderita
penyakit kuning, itu didiagnosa oleh warna kulit yang sedikit kuning dan warna
kuning dari urin.Namun bila ada obstruksi pada saluran empedu, hal itu akan
menyebabkan penurunan jumlah Urobilinogen dan ada lebih sedikit urobilin
dalam urin. Syarat sampel untuk pemeriksaan urobilinogen adalah urin segar
karena urobilinogen dapat dioksidasi oleh udara, terutama jika terkena sinar
matahari, menjadi urobilin yang tidak dapat bereaksi dengan reagen Ehrlich.
XI. KESIMPULAN
Pada praktikum kali ini yaitu pemeriksaan urobilinogen dengan metode
erhlich, pada sampel atas nama Agnes Fery Faulinda, jenis kelamin perempuan,
tidak terjadi perubahan warna dari kuning jernih menjadi marna merah, dari hal
tersebut dapat dinyatakan urobilinogen pada sampel mendapatkan hasil (-)
negative.

Praktikan,

Yogyakarta, 19 Agustus 2022

Abdul Rasyid

LAPORAN PRAKTIKUM URINALISA & CAIRAN TUBUH

PEMERIKSAAN KALSIUM METODE SULKOWITCH

Disusun oleh:

Abdul Rasyid

P07134121050
D3 Teknologi Laboratorium Medik

Dosen Pengampu :

Subrata Tri Widada, S.KM,M.Sc.

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

2022/2023

I. HARI, TANGGAL
Senin, 15 Agustus 2022
II. PEMERIKSAAN
Pemeriksaan kalsium
III. METODE
Sulkowitch
IV. PRINSIP
Reagen Sulkowitch mengendapkan calsium dalam bentuk calsiumoksalat
tanpa calsiumfosfat oleh pH reagen.
V. DASAR TEORI
Pemeriksaan urine merupakan pemeriksaan yang sering diminati dalam
membantu menegakkan diagnosa berbagai macampenyakit. Ada kementakan
(probality) bahwa urin alisis adalah pemeriksaan laboratoriumyang paling
tua.Pakar-pakar dahulu kala mencari korelasi antara penyakit tertentu dengan
penampilan urine yang sangat tepat. (Frances K. Widmann, 1995).
Urine yang normal jumlahnya rata-rata 1 – 2 liter sehari, tetapi berbeda-beda
sesuai dengan jumlah cairan yang dimasukkan. (Evelin C. Pearce,2006).
Kekurangan minum menyebabkan kepekatan urin meningkat (konsentrasi semua
substansi dalamurin meningkat), sehingga mempermudah pembentukan
batu.Sehingga air minumjenuh mineral, terutama kalsium, berpengaruh besar
terhadap pembentukan batu. Komposisi batu kalsiumyang terdapat di dalamurine
sebesar (80%) dengan bentuk terbesar yaitu kalsium oksalat dan terkecil kalsium
fosfat. (Andrean, Chrisye, Dhedy,2008).
Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh
manusia. Kira-kira 99% kalsium terdapat di dalam jaringan keras yaitu pada
tulang dan gigi. 1% kalsium terdapat pada darah, dan jaringan lunak. Tanpa
kalsium yang 1% ini, otot akan mengalami gangguan kontraksi, darah akan
sulit membeku, transmisi saraf terganggu, dan sebagainya.
(Herisman.blogspot.com, 2008).
Urinalisis merupakan salah satu tes yang biasanya digunakan untuk
mendiagnosa suatu penyakit atau menggambarkan keadaan patologik didalam
tubuh. Pemeriksaan urin tidak hanya dapat memberikan fakta-fakta tentang ginjal
dan saluran urin, tapi juga mengenaianatomi berbagai organ dalam tubuh seperti
hati, saluran empedu, pankreas, kortex adrenal,dan lain-lain. Lalau kita
mengadakan pemeriksaan dengan sampel-sampel urin dari seseorangdengan tidak
menentukan waktu siang atau malam, maka akan kita lihat bahwa susunan sampel
urin dapat berbeda jauh dari sampel lain. Salah satu pemeriksaan urinalisis adalah
pemeriksaan kalsium, salah satunya menggunakan metode Sulkowitch.
VI. ALAT DAN BAHAN
1. Sampel urine
2. Tube urine
3. Pipet volume
4. Push ball
5. Tabung reaksi
6. reagen sulkowitch
VII. CARA KERJA

1). Tabung reaksi diisi 3 ml urin

2). Ditambah 3 ml reagen Sulkowitch, dicampur didiamkan selama 2-3 menit

3). Dibaca, dibandingkan dengan blanko yang berisi 3 ml urin tanpa ditambah

reagen.

VIII. INTERPRETASI HASIL


 Negatif (-) tidak terjadi kekeruhan
 Positif 1 (+) : terjadi kekeruhan halus
 Positif 2 (++) kekeruhan sedang
 Positif 3 (+++) kekeruhan agak berat, timbul dalam waktu beberapa detik
 Positif 4 (++++): kekeruhan berat yang terjadi seketika
 Normal: Positif 1 (+) urin 24 jam
IX. HASIL PEMERIKSAAN

Kalsium (Sulkowitch)
Nb : Tidak terjadi kekeruhan (jernih), negative (-)
X. PEMBAHASAN
Percobaan yang dilakukan pada percobaan ini adalah analisa kalsium dalam
urin. Analisa yang dilakukan merupakan analisa kualitatif yang artinya analisa
yang berhubungan dengan identifikasi suatu zat /campuran yang tidak diketahui
dalam suatu sampel. Percobaan ini di identifikasi dengan metode sulkowitch. Hail
dari percobaan ini, dapat dikatakan bahwa sampel negatif kalsium. Dimana tidak
terlihat kekeruhan pada sampel urine tersebut.
Air seni atau urin adalah cairan sisa metabolisme yang diekresikan oleh ginjal
yang kemudian dikeluarkan oleh tubuh melalui proses urinisasi. Dalam percobaan
ini digunakan metode sulkowitch untuk mengetahui ada tidaknya
kalsium.identifikasi ada tidaknya ion kalsium dilakukan dengan cara
menambahkan reagen sulkowitch kedalam urin setelah dilakukan identifikasi
dalam sampel urin negatif mengandung ion kalsium dikarenakan urine tersebut
tidak berwarna.Dari hasil praktikum ini didapatkan hasil terdapat kekeruhan halus
pada sampel urin positif 1 (+).Kalsium di butuhkan dalam proses metabolisme
tubuh, transmisi saraf, pengaturan detak jantung, kontraksi otot, membantu proses
pembuahan, mempercepat pembentukan darah, mengaktifkan sistem pertahanan
tubuh dan masih banyak lagi lainnya.
XI. KESIMPULAN
Uji kalsium urine dengan menggunakan metode Sulkowitch menunjukkan
bahwa urine yang di uji terdapat kandungan kalsium sehingga terjadi perubahan
warna atau terjadinya kekeruhan halus. Menurut praktikum yang telah
dilaksanakan oleh praktikan dapat disimpulkan bahwa urine pasien megatif dari
kalium, karena sampel urine dalam kondisi yang jernih setelah dilakukan
pemeriksaan.

Praktikan

Yogyakarta, 19 Agustus 2022

Abdul Rasyid

Anda mungkin juga menyukai