Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Hemoglobin merupakan protein yang terdapat dalam sel darah merah atau
eritrosit, yang memberi warna merah pada darah. Hemoglobin terdiri atas zat besi
yang merupakan pembawa oksigen. Kadar hemoglobin dapat ditetapkan dengan
berbagai cara, antara lain metode Sahli, oksihemoglobin atau sianmethhemoglobin.1
Metode Sahli tidak dianjurkan karena memiliki kesalahan yang besar,
alatnya tidak dapat distandardisasi, dan tidak semua jenis hemoglobin dapat diukur,
seperti sulfhemoglobin, methemoglobin dan karboksihemoglobin. Dua metode yang
lain (oksihemoglobin dan sianmethemoglobin) dapat diterima dalam
hemoglobinometri klinik. Namun, dari dua metode tersebut, metode
sianmethemoglobin adalah metode yang dianjurkan oleh International Commitee
for Standardization in Hematology (ICSH) sebab selain mudah dilakukan juga
mempunyai standar yang stabil dan hampir semua hemoglobin dapat terukur,
kecuali sulfhemoglobin.1
Penetapan Hb metode Sahli didasarkan atas pembentukan hematin asam setelah
darah ditambah dengan larutan HCl 0.1N kemudian diencerkan dengan aquadest.
Pengukuran secara visual dengan mencocokkan warna larutan sampel dengan
warna batang gelas standar. Metode ini memiliki kesalahan sebesar 10-15%,
sehingga tidak dapat untuk menghitung indeks eritrosi.2
Anemia adalah suatu keadaan dengan kadar hemoglobin yang lebih rendah dari
normal. Anemia bisa juga berarti suatu kondisi ketika terdapat defisiensi ukuran
atau jumlah eritrosit atau kandungan hemoglobin. Anemia yang paling umum
ditemukan di masyarakat adalah anemia gizi besi. Terjadinya anemia gizi besi ini
dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya kandungan zat besi dalam
makanan sehari-hari, penyerapan zat besi dari makanan yang sangat rendah, adanya
parasit dalam tubuh seperti cacing tambang atau cacing pita, diare, kehilangan
banyak darah akibat kecelakaan atau operasi karena penyakit Anemia gizi besi
adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah. Artinya,

1
konsentrasi hemoglobin dalam darah berkurang karena terganggunya pembentukan
sel-sel darah merah akibat kurangnya kadar zat besi dalam darah. Semakin berat
kurangnya kadar zat besi yang terjadi, akan semakin berat anemia yang diderita.
Anemia gizi besi berakibat buruk bagi penderita terutama bagi golongan rawan gizi
yaitu anak balita, anak sekolah, remaja, ibu hamil dan ibu menyusui serta pekerja
terutama yang berpenghasilan rendah. Pada anak dan remaja yang terkena anemia
gizi akan terganggu 2 pertumbuhan fisik dan perkembangan. Selain itu, aktivitas
fisiknya juga akan menurun.2

1.2. Tujuan
Untuk mengetahui kadar hemoglobin (Hb) darah dan mengetahui berapa jumlah
eritrosit seseorang dalam 1 mm3 darah.

1.3 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang dipergunakan
a. Hemoglobinometer (hemometer), Sahli terdiri dari :
1) Gelas berwarna sebagai warna standard
2) Tabung hemometer dengan pembagian skala putih 2 sampai dengan
Skla merah untuk hematokrit.
3) Pengaduk dari gelas
4) Pipet Sahli yang merupakan kapiler dan mempunyai volume 20/ul
5) Pipet pasteur.
6) Kertas saring/tissue/kain kassa kering
b. Reagen
1) Larutan HCL 0,1 N
2) Aquades

2
1.4 Cara Kerja
Teknik Pemeriksaan:

Siapkan tabung dan isilah dengan HCl 0,1 N hingga garis yang
terendah (pada angka 2).

Kemudian buatlah luka kapiler pada jari sedemikian rupa hingga


darah keluar dengan baik tanpa memijat-mijat jari.

Masukkan hemoglobin darah perifer dengan pipet kapiler. Hingga


garis batas 20 mm.

Bersihkan, disapu dengan kertas saring, darah yang terdapat dibagian


luar ujung pipet. Hati-hati jangan sampai darah dalam kapiler turut
keluar.

Masukkan pipet kapiler tersebut. Kedalam tabung pengukur hingga


tercelup didalam HCl 0,1 N dan hembuskan perlahan-lahan. Isap
dan hembuskan lagi supaya isi tabung tercampur dengan baik.
Letakkan tabung pengukur tersebut. Diantara dua telapak tangan
dan kocoklah beberapa saat, Tunggulah 1-2 menit. Terjadi warna
coklat tua.

Ambilah Aquadest dengan pasteur pipet dan teteskan tetes demi tetes
kedalam larutan Hematin chlorida yang berwrna coklat tua itu dan
aduk dengan batang gelas pengaduk. Dengan melatakkan kedalam
celah diantara cylinder warna standart kita samakan isi tabung
perngukur itu. Bila masih terlalu tua warnanya tetesi lagi aquadest.
Bila terlampau banyak aquadest dan warna menjadi lebih muda maka
pemeriksaanharus diulang dari awal.

Setelah tercapai warna yang sama, kita perhatikan garis batas mana
yang dicapai oleh permukaan larutan, menumjukan skala atau kadar
Hb. dalam gr%.

Nilai normal dewasa : Laki-laki : 13-16g% Perempuan : 12-14g%

3
Catatan:
 Tidak semua jenis Hb dapat dirubah menjadi asam hematin pada
percobaan Hb cara Sahli.
 Kadar Hb cara Sahli ini masih banyak di pakai di Indonesia.
 Sebenarnya kadar Hb ini berhubungan dengan jumlah eritrosit dan nilai Ht
dalam hal nulai MC (Mean Corpuscular). Secara kasar juga digunakan
hubungan nilai kadar Hb = 3 kali jumlah eritrosit permililiter kubik.

Kesalahan yang sering terjadi


1. Alat/reagen kurang sempurna, yaitu:
a. Volume pipet Hb tidak selalu tepat 20 ul
b. Warna standard sering sudah pucat.
c. Kadar larutan HCL sering tidak dikontrol.

2. Orang yang melakukan pemeriksaan:


a. Pengambilan darah kurang baik.
b. Penglihatan pemeriksa tidak normal atau sudah lelah.
c. Intensitas sinar/penerangan kurang.
d. Pada waktu waktu membaca hsil dipermukaan terdapat gelembung udara.
e. Pipet tidak dibilas dengan HCL

4
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Penetapan Kadar Hemoglobin
Hemoglobin (kependekan: Hb) merupakan molekul protin di dalam sel
darah merah yang bergabung dengan oksigen dan karbon dioksida untuk diangkut
melalui sistem peredaran darah ke tisu-tisu dalam badan. ion besi dalam bentuk
Fe+2 dalam hemoglobin memberikan warna merah pada darah. Dalam keadaan
normal 100 ml darah mengandungi 15 gram hemoglobin yang mampu mengangkut
0.03 gram oksigen.4
Hemoglobin adalah molekul yang terdiri dari 4 kandungan haem (berisi zat
besi) dan 4 rantai globin, berada didalam eritrosit dan berfungsi untuk mengangkut
02. Kualitas darah dan warna darah ditentukan oleh kadar hemoglobin.4

2.2 Kadar Hemoglobin Normal


Kadar hemoglobin biasanya ditentukan sebagai jumlah hemoglobin dalam gram
(gm) bagi setiap dekaliter (100 mililiter). Aras hemoglobin normal bergantung
kepada usia, awal remaja, dan jenis kelamin seseorang. Kadar normal adalah
sebagai berikut :5
1) Bayi Baru lahir : 17-22 gm/dl.
2) Bayi Usia seminggu : 15-20 gm/dl.
3) Bayi Usia sebulan : 11-15gm/dl.
4) Kanak-kanak: 11-13 gm/dl.
5) Lelaki dewasa: 14-18 gm/dl.
6) Wanita dewasa: 12-16 gm/dl.
7) Lelaki separuh usia: 12.4-14.9 gm/dl.
8) Wanita separuh usia: 11.7-13.8 gm/dl.
2.3 Pemeriksaan Hemoglobin
Penetapan kadar hemoglobin dapat ditentukan dengan bermacam-macam
cara yang banyak dipakai di laboratorium klinik ialah cara fotoelektrik dan
kalorimetrik visual. Kadar hemoglobin dinyatakan dalam gr/dl darah. Pada pria
memiliki rata-rata sedikit lebih tinggi dari pada wanita. Kadar hemoglobin dapat

5
diukur dengan menggunakan dua cara terbaik ialah dengan teknik kalorimetri atau
fotometri.6
Macam-macam cara penetapan kadar hemoglobin:6
1. Cara Tallquist
Prinsip: Membandingkan darah asli dengan suatu skala warna yang bertingkat-
tingkat mulai dad warna merah muda sampai warna merah tua. Cara
ini hanya mendapat kesan dari kadar hemoglobin saja, sebagai dasar
diambil adalah 100%=15,8 gram hemoglobin per 100 ml darah.
Tallquist mempergunakan skala warna dalam satu buku mulai dari
merah muda 10%. Ditengah-tengah ada lowong di mana darah yang
akan dibandingkan secara langsung sehingga kesalahan dalam
melakukan pemeriksaan antara 25-50%.
2. Cara Sahli
Prinsip: Hemoglobin diubah menjadi hematin asam, kemudian warna yang
terjadi dibandingkan secara visual dengan standar dalam alat. Cara
sahli ini banyak dipakai di Indonesia, walaupun cara ini tidak tepat
100%, akan tetapi masih dianggap cukup baik untuk mengetahui
apakah seseorang kekurangan darah. Kesalahan dalam melakukan
pemeriksaan ini kira-kira 10%. Kelemahan cara sahli ini adalah
hematrin asam itu bukan merupakan larutan sejati dan juga alat
hemoglobinometer sukar distandarisasi. Selain itu, tidak semua macam
hemoglobin dapat di ubah menjadi hematin, misalnya karboxy
hemoglobin, methemoglobin dan suffhemoglobin.
3. Cara cupri sulfat
Prinsip: Cara ini hanya dipakai untuk menetapkan kadar hemoglobin dari
donor yang diperlukan untuk transfuse darah. Hasil metode ini adalah
persen hemoglobin. Kadar hemoglobin dari seorang donor cukup
kira-kira 80% hemoglobin. Kadar minimum ini ditentukan dengan
setetes darah yang tenggelam dalam larutan cupri sulfat dengan berat
jenis 1,053.

6
4. Cara Photo Elektrik kalorimetri
Prinsip: Hemoglobin diubah menjadi sianmethemoglobin dalam larutan
drabkin yang berisi kalium sianida dan kalium ferisianida. Absorbansi
larutan diukur pada panjang gelombang 540 nm. Larutan drabkin
dipakai untuk mengubah hemoglobin. Cara ini sangat bagus untuk
laboratorium rutin dan sangat dianjurkan untuk penetapan kadar
hemoglobin dengan teliti karena standar sianmethemoglobin kadamya
stabil dan dapat dibeli. Larutan drabkin terdiri dari natrium
biokarbonat 1 gram, kalium sianida 50 mg, kalium ferisianida 200
mg, aquadest 1000 ml.

2.4 Penetapan Hb cara Sahli


Prinsip Sahli-Hellige adalah hemoglobin dikonversi menjadi hematin asam oleh
larutan HCl (asam hidroklorida). Hematin asam ini kemudian dilarutkan pada
tabung kalibrasi sampai warnanya sama dengan standar warna pada alat
hemometer. Konsentrasi hemoglobin pada gram/100 ml dibaca setinggi meniscus
pada tabung kalibrasi.8
Metode Sahli merupakan pemeriksaan kadar hemoglobin yang menggunakan
teknik kimia dengan membandingkan senyawa akhir secara visual terhadap standar
gelas warna. Hemoglobin dihidrolisis dengan HCl menjadi globin ferroheme.
Ferroheme dioksidasi oleh oksigane yang ada di udara dan segera bereaksi dengan
ion Cl membentuk ferrihemeclorid yang disebut hematin atau hemin yang berwarna
coklat. Warna ini dibandingkan dengan warna standar dan dilihat dengan mata
telanjang. Agar memudahkan perbandingan, warna standar dibuat konstan dan yang
diubah adalah warna hemin yang terbentuk. Perubahan warna hemin dibuat
pengenceran sedemikian rupa sehingga warnanya sama dengan warna standar.
Metode sahli ini banyak digunakan di daerah yang belum mempunyai alat canggih.8
Pemeriksaan Hb menurut Sahli digolongkan kepada metoda colorimetri.
Prinsipnya, Hb darah diubah menjadi Hematin chlorida, yang warnanya menjadi
coklat tua (tengguli). warna yang terjadi diencerkan dengan aquadest sampai
dengan warna standart Hematin chlorida.7

7
BAB III
HASIL dan PEMBAHASAN

Kadar Hb dilaporkan dalam satuan gram per 100 mL, atau gr/dL, sesuai
pembacaan akhir pengenceran. Berdasarkan hasil praktikum kami didapatkan kadar
hemoglobin pada praktikum ini adalah 7 gr/dL yang berarti pasien anemia.
Kadar hemoglobin dinyatakan dalam gram tiap 100 mL total darah (gr/dL).
Berikut merupakan kadar hemoglobin normal pada kelompok populasi yang
berbeda.
Kadar normal
Kelompok Populasi
(gram tiap 100 mL total darah)
Bayi pada saat lahir 18 - 27 gram
Anak-anak 10 - 15 gram
Laki-laki (dewasa) 14 - 17 gram
Wanita (dewasa) 12 - 16 gram

8
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Cara Sahli ini bukanlah cara yang teliti. Kelemahan metode ini berdasarkan
kenyataan bahwa kolorimetri visual tidak teliti; bahwa hematin asam bukanlah
merupakan larutan sejati dan bahwa alat itu tidak dapat distandarkan.
Untuk menghitung eritrosit diperlukan pengalaman serta kemahiran dan
ketelitian agar kesalahn kecil sekali. Larutan yang dipakai adalah larutan Hayem
yang berfungsi untuk menghancurkan leukosit sehingga yang terlihat hanya eritrosit
saja.
4.2 SARAN
1. Pada saat melakukan percobaan sebaiknya mahasiswa berhati-hati agar tidak
terjadi kesalahan.
2. Pada saat pengambilan darah sebaiknya darah yang diambil melalui pipet jangan
sampai terputus, dan harus sesuai dengan ukuran yang ada. Dan pada saat
pengambilan sampel hendaknya berhati-hati dalam melihat warna, karen harus
sama dengan tabung yang ada didalam alat Sahli.

9
DAFTAR PUSTAKA

1. Riswanto. Penetapan Kadar Hemoglobin. [online] Available From:


http://www.scribd.com/doc/70634173/Penetapan-Kadar-Hemoglobin
2. Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI. 1991
3. Harper, V. W Rodwell, P. A Mayes. Biokimia. Jakarta: EGC. 1979
4. Sadikin, M. Biokimia Darah. Jakarta: Widya Medika. 2001
5. Amrullah A. Hemoglobin (Kadar, Struktur, Cara Mengukur Hemoglobin).
[online] Available From:
http://www.scribd.com/doc/83920617/Hemoglobin
6. Ramdan KRB. Laporan Praktikum Kimia Klinik Pemeriksaan Hematokrit.
Tasikmalaya: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Tunas Husada. 2011
7. Frida ME. Metode Penatapan Kadar Hemoglobin. Surakarta: FK-UNS. 2009
8. Laboratory Procedures in Clinical Hematology. Department of the Army,
Washington.

10

Anda mungkin juga menyukai