Anda di halaman 1dari 8

Laporan Biokimia Pangan Vitamin (Uji Vitamin E)

I PENDAHULUAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar
Belakang Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip
Percobaan, dan (4) Reaksi Percobaan.

1.1. Latar Belakang Percobaan
Hampir semua vitamin yang kita kenal sekarang telah
berhasil diidentifikasi sejak 1930. Vitamin tersebut pada
umumnya dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan
utama yaitu vitamin yang larut dalam lemak yang meliputi
vitamin A, D, E, dan K dan vitamin yang larut dalam air yang
terdiri dari vitamin C dan vitamin B.

1.2. Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui adanya vitamin E dalam bahan
pangan.

1.3. Prinsip Percobaan
Berdasarkan reaksi antara vitamin E dengan alkohol
absolute dan HNO
3
pekat disertai dengan pemanasan
sehingga membentuk senyawa kompleks berwarna merah.














Gambar 1. Reaksi Percobaan Uji Vitamin E
Laporan Biokimia Pangan Vitamin (Uji Vitamin E)

II METODE PERCOBAAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Bahan yang
digunakan, (2) Pereaksi yang digunakan, (3) Alat yang
digunakan, dan (4) Metode percobaan.

2.1. Bahan yang digunakan
Bahan yang digunakan dalam Uji vitamin E adalah
alkohol absolute dan HNO
3
pekat.

2.2. Pereaksi yang digunakan
Pereaksi yang digunakan dalam Uji vitamin E adalah
alkohol absolute dan HNO
3
pekat.

2.3. Alat yang digunakan
Alat-alat yang digunakan adalah tabung reaksi, rak
tabung, pipet tetes, penangas air.

2.4. Metode Percobaan













Gambar 2. Meode Percobaan Uji Vitamin E
Laporan Biokimia Pangan Vitamin (Uji Vitamin E)


III HASIL PENGAMATAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Hasil
Pengamatan, (2) Pembahasan.

3.1. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil Pengamatan Uji Vitamin E

Sampel Pereaksi
Suhu
Warna
Ha
sil
Sebelum
pemanasan

Sesudah
pemanasan
Pear
alkohol
absolute
dan
HNO
3

pekat
75
0
Kuning
keruh
Kuning
keruh
-
Chitato Putih keruh Putih keruh -
Sari
kedelai
Putih Kuning -
Nature E Bening Bening -
Floridina Kuning Kuning -
Sumber : Hani dan Miftah, Kelompok D, Meja 7, 2014.
Keterangan :
(+) mengandung vitamin E
(-) tidak mengandung vitamin E








Gambar 3. Hasil Pengamatan Uji Vitamin E
Laporan Biokimia Pangan Vitamin (Uji Vitamin E)

3.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan di dapat bahwa sampel
pear, chitato, sari kedelai, nature E, floridina tidak
mengandung vitamin E.
Vitamin E merupakan salah satu yang larut dalam lemak,
dan diperlukan dalam proses reproduksi oleh tikus. Karena
vitamin E juga disebut suatu senyawa antisterilitas.
Keaktifan vitamin E pada beberapa senyawa tokoferol
berbeda-beda. Vitamin E than terhadap suhu tinggi seperti
asam, tetapi karena bersifat antioksidan, vitamin E mudah
teroksidasi terutama bila ada lemak yang tengik, timah, dan
garam besi, serta mudah rusk oleh sinar ultraviolet.
Peranana vitamin E terutama karena sifatnya sebagai zat
antioksidan. Dengan menerima oksigen, vitamin E dapat
membantu mencegah oksidasi terhadap vitamin A dalam
saluran pencernaan. Dalam jaringan vitamin E menelan
terjadinya oksidasi asam lemak tidak jenuh, dengan demikian
membantu dan mempertahankan fungsi membran sel. Vitamin
E mungkin juga terlibat dalam proses sintesis, khususnya
dalam proses pemasangan pirimidina ke dalam asam nukleat,
serta dalam pembentukan sel darah merah dalam sumsum
tulang. Vitamin E juga diperlukan dalam sintesis koenzim A,
yang penting dalam proses pernafasan (Winarno : 1992).
Sumber vitamin E terutama berasal dari jaringan tumbuhan
seperti minyak tumbuhan, sayuran hijau, kacang-kacangan
(Poedjiadi : 2005).
Untuk kebutuhan diet :
Pria dewasa 15 IU
Wanita dewasa 12 IU
Wanita mengandung 15 IU
Bayi 4-5 IU
1 IU vitamin E diukur dari :
Aktivitas 1/1,36 mg tokoferol asetat.
Aktivitas 1/1,49 mg tokoferol.
Tokoferol adalah turunan tokol, dan adanya sejumlah
senyawa sejenis dalam produk hewan dan sayur telah
ditunjukkan. Minyak biji kapas diketahui mengandung -, -,
dan -tokoferol, diisolasi dari minyak kedelai. Beberapa
tokoferol lain ditemukan dalam produk lain dan Morton
Laporan Biokimia Pangan Vitamin (Uji Vitamin E)

menyarankan bahwa terdapat empat tokoferol dan empat
tokotrienol. Senyawa tokotrienol mempunyai gugus isoprenoid
tak jenuh pada rantai samping.
Jika dioksidasi, tokoferol dapat membentuk epoksida
menstabil yang dapat diubah tidak bolak-balik menjadi
tokoferolkuinon.
Reduksi kuinon menjadi kuinol. Tokoferolkuinon terdapat
di alam. Oksidasi dengan asam nitrat menghasilkan 0-kuinon
atau merah tokoferol, yang tidak ditemukan di alam. Asam -
tokoferonat dan tokoferonolakton adalah beberapa hasil
metabolism tokoferol. Banyak aktivitas biologi tokoferol
berkaitan dengan aktivitas antioksidan. Karena -tokoferol
merupakan tokoferol terbanyak, dan karena tampaknya
mempunyai aktivitas biologi terkuat, kandungan -tokoferol
makanan biasanya dianggap paling penting.
Tokoferol penting sebagai antioksidan dalam makanan,
terutama dalam minyak tumbuhan. Aras tokoferol dalam
berbagai lemak dan makanan yang mengandunglemak dapat
sangat beragam seperti yang ditunjukkan angka-angka tabel
2.
Tabel 2. Aktivitas tokoferol

Tokoferol SI per mg
dl--Tokoferilasetat 1
dl--Tokoferol 1,1
d--Tokoferilasetat 1,36
d--Tokoferol 1,49
d--Tokoferol 0,4
dl--Tokoferol 0,3
d--Tokoferol 0,2
dl--Tokoferol 0,15
Sumber : Brubacher dan Weiser (1967)

Dengan beberapa kekecualian, produk hewan dan sayur
mengandung tokoferol mulai dari sekitar 0,5 sampai 1,5
mg/100mg, minyak nabati mulai dari 10 samapai 60 mg/100
mg, dan minyak kecambah serelia, yang merupakan sumber
yang sangat baik, mulai dari 150 samapi 500 mg/100g. Minyak
Laporan Biokimia Pangan Vitamin (Uji Vitamin E)

nabati mempunyai perbandingan -tokoferol tertinggi, yang
berjumlah sekitar 60 persen dari tokoferol total.
Pemrosesan dan penyimpanan makananan dapat
mengakibatkan kehilangan tokoferol secara berarti. Setelah
penyimpanan keripik hanya 2 minggu pada suhu kamar,
hamper setengahnya dari tokoferol hilang. Kehilangan itu
hanya lebih kecil sedikit saja jika disimpan dalam suhu lemari
pendingin. Perebusan sayur dalam air sampai 30 menit hanya
kehilangan tokoferol sedikit saja. Pemanggangan roti putih
mengakibatkan kehilangan 5 persen tokoferol pada bagian roti
yang lunak. (deMan : 1997).
HNO
3
dapat diganti dengan asam pekat lainnya yang
memiliki sifat sama dengan asam nitrat salah satunya adalah
asam sulfat.
Pada praktikum uji vitamin E, warna merah tidak terlihat
dikarenakan vitamin E dalam makanan yang telah dicampur
dengan komposisi lain seperti protein, lemak, sulit dideteksi
sehingga warna merah tidak terbentuk.





















Laporan Biokimia Pangan Vitamin (Uji Vitamin E)

IV KESIMPULAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Kesimpulan,
dan (2) Saran.

4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan di dapat bahwa sampel
pear, chitato, sari kedelai, nature E, floridina tidak
mengandung vitamin E.

42. Saran
Tidak ada saran karena yang telah dilakukan asisten
sudah sangat baik, membantu dan membimbing saya sebagai
praktikan.





















Laporan Biokimia Pangan Vitamin (Uji Vitamin E)


DAFTAR PUSTAKA

Poedjiadi, Anna. 2005. Dasar-Dasar Biokimia. Universitas
Indonesia : Jakarta.

Winarno. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramdia :
Jakarta.
deMan. 1997. Kimia Makanan. Penerbit ITB : Bandung.

Anda mungkin juga menyukai