Anda di halaman 1dari 23

PEMERIKSAAN FISIK DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kimia klinik adalah salah satu ilmu yang mempelajari tentang
cara mengetahui fungsi organ melalui analisis terhadap darah, urin,
sputum (ludah, dahak), cairan otak, ginjal,yang dikeluarkan. Terdapat
banyak pemeriksaan kimia darah di dalam laboratorium klinik antara
lain uji fungsi hati, otot jantung, ginjal, lemak darah, gula darah, fungsi
pancreas dan lain-lain.
Salah satu analisis yang sering dilakukan adalah pemeriksaan
terhadap urin. Dimana dengan menganalisis komponen urin, maka
dapat diperoleh informasi mengenai fungsi ginjal. Diantaranya
dengan melakukan pemeriksaan fisika (pH, bobot jenis,
sedimen,warna, bau) dan zat organic (glukosa) dalam urin.
Ginjal memiliki fungsi dalam mengekskresikan zat-zat sisa yang
tidak dibutuhkan lagi seperti racun atau obat-obatan dari dalam tubuh
melalui urin. Urin dapat menunjukan dengan tepat apa yang telah kita
makan atau minum, berapa banyak air yang kita minum, dan penyakit
apa yang kita miliki.
Urin dapat menjadi parameter yang digunakan untuk
mendiagnosa adanya gangguan fisiologi pada sistem ekskresi.
Sehingga dapat dilakukan beberapa prosedur tertentu dalam
pengujian pada urin. Pengujian ini dapat berupa pengujian warna, BJ,
derajat keasaman dan bau. Hal inilah yang melatarbelakangi
dilakukannya praktikum pemeriksaan fisika dan zat organic dalam
urin, agar dapat memberikan keterampilan bagi mahasiswa untuk
melakukan pemeriksaan urin, sehingga dapat menginterpretasikan
hasil percobaan.

NUR REZKY RAMADHANI R. RAHMAWATI S.Si., M.Sc., Apt


15020160109
PEMERIKSAAN FISIK DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

1.2 Maksud Praktikum


Adapun maksud praktikum ini yaitu untuk mengetahui dan
memahami cara penentuan sifat fisika dan pemeriksaan zat organic
pada specimen urin serta menginterpretasikan data yang diperoleh.
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu untuk
menentukan sifat fisik dari urin (warna, bau, pH, bobot jenis dan
sedimen) dan untuk menentukan zat organik yang terdapat dalam urin.

NUR REZKY RAMADHANI R. RAHMAWATI S.Si., M.Sc., Apt


15020160109
PEMERIKSAAN FISIK DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum


Setiap hari tubuh kita menghasilkan sampah bahan kimia sebagai
produk metabolisme bahan makanan. Sampah ini dapat berupa zat
yang terlarut, gas, uap air, atau zat toksik yang harus segera dibuang
keluar tubuh. Ekskresi atau pengeluaran sampah bahan kimia yang
sudah tidak dipergunakan lagi ini dapat melalui kulit, paru-paru, atau
ginjal (Sumardjo, 2009 h. 22)
Urine atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang
dieksresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam
tubuh melalui proses urinasi. Bersama-sama dengan urin
dieksreksikan juga air dan senyawa-senyawa yang larut dalam air.
Jumlah dan komposisi urin sangat berubah-ubah dan tergantung
pemasukan bahan makanan, berat jenis, usia, jenis kelamin dan
lingkungan hidup seperti temperature, kelembaban, aktivitas tubuh dan
keadaan kesehatan (Ferdhyanti, 2019 h. 16)
Urin normal yang baru selalu jernih, pH4,8-7,4 dan berat jenis
1,008-1,030 warna kekuning-kuningan karena pengaruh pigmen yang
berwarna kuning dan baunya tidak enak. Air merupakan komponen
terbesar dari urin yang didalamnya terkandung garam-garam
anorganik dan senyawa-senyawa organik (Sumardjo, 2009 h. 19)
Urinalisis adalah pemeriksaan urine (Air seni) untuk mendeteksi
dan mengatur berbagai macam zat yang keluar melalui urin.
Bentuknya bisa berupa urinalisis rutin (wet urinalysis), urinarisis khusus
(sitology), atau reagen dipstick (Nuari, 2017 h. 58)
Urinarisis adalah tes yang dilakukan pada sampel urin pasien untuk
tujuan diagnosis infeksi saluran kemih, batu ginjal, skrining dan
evaluasi berbagai jenis penyakit ginjal, memantau perkembangan

NUR REZKY RAMADHANI R. RAHMAWATI S.Si., M.Sc., Apt


15020160109
PEMERIKSAAN FISIK DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

penyakit seperti diabetes mellitus dan tekanan darah tinggi (hipertensi),


dan skrining terhadap status kesehatan umum (Nuari, 2017 h. 58)
Berat jenis spesifik. Urinalisis dapat dilakukan sewaktu atau pada
pagi hari. Pemeriksaan berat jenis urin dapat digunakan untuk
mengavaluasi penyakit ginjal pasien. Berat jenis normal adalah 1,001-
1,030 dan menunjukkan kemampuan pemekatan yang baik, hal ini
dipengaruhi oleh status hidrasi pasien dan konsentrasi urin. Berat jenis
meningkat pada diabetes (glukosuria), proteinuria . 2 g/24 jam), radio
kontras, manitol, dekstran, diuretic. Nilai berat jenis menurun dengan
meningkatnya umur (seiring dengan menurunnya kemampuan ginjal
memekatkan urin) dan preginjal azotemia (Kemenkes RI, 2011 h. 48)
Warna urin dipengaruhi oleh konsentrasi, adanya obat, senyawa
eksogen dan endogen, dan pH (Kemenkes RI, 2011 h. 48)
 warna merah coklat menunjukkan urin mengandung hemoglobin,
myoglobin, pigmen empedu, darah atau pewarna. Dapat juga
karena pemakaian klorpromazin, haloperidol, rifampisin,
doksorubisin, fenitoin, ibuprofen. Warna merah coklat dapat berarti
urin bersifat asam (karena metronidazole) atau alkali (karena
laksatif, metildopa)
 warna kuning merah (pink) menunjukkan adanya sayuran, bit,
bakteri Pseudomonas, pigmen empedu, amitriptilin
 warna hitam menunjukkan adanya, alkaptouria
 warna gelap menunjukkan porfiria, malignat melanoma (Sangat
jarang)
 urin yang keruh merupakan tanda adanya urat, fosfat atau sel
darah putih (pyuria), polymorphonuclear (PMNs), bakteriuria, obat
kontras radiografi
 urin yang berbusa mengandung protein atau asam empedu
 kuning kecoklatan menunjukkan primakuin, sulfametoksazol,
bilirubin, urobilin

NUR REZKY RAMADHANI R. RAHMAWATI S.Si., M.Sc., Apt


15020160109
PEMERIKSAAN FISIK DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

pH urin yang normal 5,0 - 7,5. pH dipengaruhi oleh diet dan


vegetarian dimana asupan asam sangat rendah sehingga membuat
urin menjadi alkali. pH urin mempengaruhi terbentuknya Kristal.
Misalnya pada pH urin asam dan peningkatan specific gravity akan
mempermudah terbentuknya Kristal asam urat (Kemenkes RI, 2011 h.
49)
Jenis-jenis urin yang biasa digunakan: (Ferdhyanti, 2019 h. 17)
a. Urin sewaktu
Untuk bermacam-macam pemeriksaan dapatdigunakan urin
sewaktu, yaitu urin yang dikeluarkan pada satu waktu yang tidak
ditentukan dengan khusus. Urin sewaktu ini biasanya cukup baik untuk
pemeriksaan rutin
b. Urin pagi
Urin pagi ialah urin yang pertama-tama dikeluarkan pada pagi hari
setelah bangun tidur. Urin ini lebih pekat dari urin yang dikeluarkan
siang hari, jadi baik untuk pemeriksaan sedimen, berat jenis, protein,dll
c. Urin postprandial
Sampel urin ini berguna untuk pemeriksaan terhadap glukosariak.
Urin ini merupakan urin pertama kali dilepaskan 1½ – 3 jam sehabis
makan. Urin pagi tidak baik untuk pemeriksaan penyaringan terhadap
adanya glukosariak
d. Urin 24 jam
Apabila diperlukan penetapan kuantitatif sesuatu zat dalam urin.
Urin sewaktu tidak bermakna dalam menafsirkan proses-proses
metabolic dalam badan. Hanya jika urin itu dikumpulkan selama waktu
yang diketahui dapat diberikan suatu kesimpulan agar angka analisa
dapat di andali khususnya dipakai urin 24 jam
Pemeriksaan urine lengkap pada urinalisis ruitn terdapat beberapa
pemeriksaan : (a) Evaluasi specimen; (b) Pemeriksaan makroskopik;
(c) Pemeriksaan konvensional; (d) Pemeriksaan kimia stick; (e)

NUR REZKY RAMADHANI R. RAHMAWATI S.Si., M.Sc., Apt


15020160109
PEMERIKSAAN FISIK DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

Pemeriksaan mikroskopik. Sedangkan urinalisis sitology adalah


pemeriksaan urine untuk adanya sel kanker pada ginjal dan pada
saluran kencing. Pemeriksaan ini berguna sebagai skrining pada orang
beresiko besar terkena kanker dan sebagai follow up setelah dilakukan
pembedahan tumor ginjal. Terakhir, reagen dipstick merupakan
pemeriksaan urine skrining dengan menggunakan semacam kertas
kecil yang akan berubah warna bila terkena zat yang terkandung
dalam urin (Nuari, 2017 h. 59)
Pemeriksaan urine meliputi: (Bijanti dkk, 2010 h 95)
a. Pemeriksaan fisik : volume urine meliputi anuria, oliguria, polyuria ;
warna, buih, kekeruhan,, bau ; berat jenis (osmolaitas): bila tanpa
adanya protein, glukosa dalam urine, maka BJ sejajar dengan nilai
osmolaritas ; dan derajat keasaman (pH): dapat mencerminkan
keadaan asam basa plasma dan fungsi tubulus ginjal, infeksi
bakteri di traktus urinarius
b. Pemeriksaan kimia meliputi:
Urine normal tidak mengandung protein, bila ditemukan
protein dalam urine dapat berasal dari protein plasma. Penyebab
proteinuria disebabkan oleh adanya hipertensi esensial, anemia
hemolitik, protein dengan BM kecil (albumin). Glomerular
proteinuria disebabkan karena kebocoran melalui glomerulus,
terjadi perubahan pori glomerulus, sehingga permiabilitas terhadap
protein meningkat, sedangkan Tubular proteinuria terjadi gangguan
reabsorbsi protein dapat disebabkan oleh obat-obatan,
hemogobinuria, infeksi traktus urinaria bagian bawah, penyakit
keganasan, batu diureter pada sapi
Adanya glukosa dalam urine pada ginjal yang sehat dapat
disebabkan karena kadar glukosa darah melebihi nilai ambang
ginjal terhadap glukosa. Sedangkan pada Renal glikosuria yaitu
adanya glukosuria yang disebabkan kelainan sel tubulus

NUR REZKY RAMADHANI R. RAHMAWATI S.Si., M.Sc., Apt


15020160109
PEMERIKSAAN FISIK DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

(reabsorbsi glukosa menurun/rendah) karena bernilai ambang ginjal


terhadap glukosa menurun
c. Pemeriksaan mikroskopis meliputi : sel darah merah, sel darah
putih, sel epitel
2.2 Uraian Bahan
Larutan Benedict CuSO4 (FI ed. III h. 731)
Nama resmi : TEMBAGA II SULFAT
Nama lain : Kupri Sulfat
Rumus Molekul : CuSO4
Rumus Struktur :

Pemerian : Prisma tri klinik, serbuk hablur, biru


Kelarutan : Larut dalam 3 bagian air dan 3 bagian
gliserol,
sangat sukar larut dalam etanol.
Kegunaan : Komposisi Benedict
2.3 Uraian Sampel
Pemeriksaan Urinalisis (Nuari, 2017 hh. 58-59)
Komposisi normal urine secara umum adalah:
a. Kimiawi :
1) Ureum . 1000 mg/dl (35Xsreum)
2) Keratin . 50 mg/dl(70Xserum)
3) NaCl
4) As. Urat
5) Sedikit : Protein, Fosfat, Sitrat
b. Seluler : Sedikit Eritrosit, Lekosit, Epitel, Silinder fisiologi, Kristal
2.4 Prosedur Kerja (Anonim, 2019 h 2-7)

NUR REZKY RAMADHANI R. RAHMAWATI S.Si., M.Sc., Apt


15020160109
PEMERIKSAAN FISIK DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

a. Pemeriksaan Bobot Jenis Urin


1) Ditimbang piknometer kosong
2) Dipipet urin ke dalam piknometer hingga mencapai mulut
piknometer
3) Didinginkan hingga 25̊C dalam wadah yang berisi es batu
4) Dipantau suhu dengan menggunakan termometer
5) Ditimbang berat piknometer + urin 25̊C
6) Dicatat masing-masing bobotnya
b. Pemeriksaan Warna Urin
Dipipet 5 mL urin kedalam tabung reaksi. Tinjaulah dalam
sikap serong pada cahaya tembus. Hasil pengamatan dinyatakan
tidak berwarna, kuning, kuning muda, kuning tua, kuning
bercampur merah, merah beercampur kuning, merah, coklat,
kuning bercampur hijau, putih serupa susu, dan lain-lain.
c. Pemeriksaan Bau Urin
Dipipet kurang lebih 5 mL urin ke dalam tabung reaksi,
kemudian cium bau yang ditimbulkan oleh urin tersebut. Nyatakan
hasil pengamatan dengan perkataan bau makanan, obat-obatan,
bau amoniak, bau ketonuria, bau busuk. Normal bila bau asam-
asam organic yang mudah menguap.
d. Pemeriksaan pH Urin
1) Disiapkan alat dan bahan
2) Dipipet urin ± ½ tabung reaksi
3) Dipipet urin ke plat tetes
4) Dicelupkan kertas lakmus biru dan merah
5) Diamati perubahan warna lakmus
6) Dilakukan pengujian dengan menggunakan pH universal
7) Diamati pHnya dan dicatat
e. Pemeriksaan sedimen urin
1) Disiapkan alat dan bahan

NUR REZKY RAMADHANI R. RAHMAWATI S.Si., M.Sc., Apt


15020160109
PEMERIKSAAN FISIK DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

2) Urin disentrifuge selama 10 menit dengan kecepatan 3000


rpm
3) Supernatannya dibuang, diambil endapannya
4) Diteteskan di atas objek glass
5) Diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 40x
6) Digambar (Eritrosit, leukosit, dan Kristal asam urat)
f. Pemeriksaan Glukosa urin
1) Masukkan 5 mL reagen benedict ke dalam tabung reaksi
kemudian teteskan 8 tetes urin
2) Celupkan tabung ke dalam air mendidih selama kurang lebih 5
menit atau panaskan di atas api selama kurang lebih 2 menit
3) Angkat dan kocok perlahan-lahan setelah itu amati warnanya.
Nilai normal adalah negative. Nilai normal adalah negative.
a. Hasil negative (-) : larutan tetap biru jernih atau
sedikit kehijau-hijauan agak keruh
tanpa endapan
b. Positif + (1+) : hijau kekuning-kuningan keruh
c. Positif ++(2+) : kuning keruh
d. Positif +++(3+) : Jingga atau warna lumpur
e. Positif ++++(4+) : merah keruh

NUR REZKY RAMADHANI R. RAHMAWATI S.Si., M.Sc., Apt


15020160109
PEMERIKSAAN FISIK DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

BAB 3 METODE KERJA

3.1 Alat yang digunakan


Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu
bunsen, dek gelas, gegep kayu, mikroskop, objek gelas, pipet tetes,
piknometer, rak tabung, sentrifuge, tabung sentrifuge, tabung reaksi,
dan timbangan analitik.
3.2 Bahan yang digunakan
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu
aluminium foil, kertas pH universal, reagen benedict dan urin.
3.3 Cara Kerja
1. Pemeriksaan bobot jenis
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Kemudian ditimbang piknometer kosong.
c. Setelah itu dipipet urin kedalam piknometer hingga mencapai
mulut piknometer.
d. Setelah itu didinginkan hingga 25oC dalam wadah yang berisi es
batu.
e. Lalu dipantau suhu dengan menggunakan piknometer
f. Dan ditimbang piknometer yang telah berisi urin yang telah
didinginkan pada es batu.
g. Dihitung dan catat masing – masing bobotnya.
2. Pemeriksaan warna urin
a. pertama – tama dipipet urin sebanyak 3 mL ke dalam tabung
reaksi

NUR REZKY RAMADHANI R. RAHMAWATI S.Si., M.Sc., Apt


15020160109
PEMERIKSAAN FISIK DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

b. Setelah itu ditinjau dalam sikap serong pada cahaya tembus


c. Kemudian diamati pengamatan dinyatakan tidak berwarna,
kuning, kuning muda, kuning tua, kuning bercampur merah,
merah bercampur kuning,, merah, coklat, kuning bercampur
hijau, putih serupa susu , dll.

3. Pemeriksaan bau urin


a. Pertama – tama dipipet urin sebanyak 3 mL kedalam tabung
reaksi
b. Kemudian dicium bau yang ditimbulkan.
c. Hasil pengamatan dinyatakab bau makanan, obat – obatan, bau
amoniak, bau ketonuria dan bau busuk.
4. Pemeriksaan pH urin
a. Dipipet urin kurang lebih ½ tabung reaksi
b. Lalu dicelupkan kertas lakmus biru dan merah
c. kemudian diamati perubahan warna dan catat pHnya.
5. Pemeriksaan Sedimen Urin
a. Disiapkan alat dan bahan.
b. Lalu diambil urin dan dimasukkan dalam tabung sentrifuge,
selanjutnya disentrifuge selama 10 menit dengan kecepatan
3000 rpm.
c. Setelah itu supernatant dibuang.
d. Endapan diambil dan diteteskan diatan objek glass.
e. Lalu diamati pada mikroskop dengan perbesaran 40x.
6. Pemeriksaan Glukosa urin
a. Disiapkan alat dan bahan.
b. Dimasukkan 2 mL reagen Benedict ke dalam tabung reaksi dan
ditambahkan 8 tetes urin.

NUR REZKY RAMADHANI R. RAHMAWATI S.Si., M.Sc., Apt


15020160109
PEMERIKSAAN FISIK DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

c. Selanjutnya dipanaskan diatas api bunsen kurang lebih 2 menit


sambil dikocok perlahan-lahan dan diamati perubahan
warnanya.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktikum


a. Pemeriksaan fisik urin
Urin Warna Bau pH Bobot Jenis

Urin pagi Kuning Pesing 6 1,012869 g/mL

Urin sewaktu Bening Pesing 7 0,9955364 g/mL

b. Pemeriksaan glukosa urin

Urin Warna Hasil

Sedikit kehijau-hijauan agak


Urin pagi Negatif (-)
keruh tanpa endapan

Urin sewaktu Biru bening Negatif (-)

c. Pemeriksaan sedimen urin

Urin Eritrosit Leukosit Asam urat

Urin pagi Negatif (-) Negatif (-) Positif (+)

NUR REZKY RAMADHANI R. RAHMAWATI S.Si., M.Sc., Apt


15020160109
PEMERIKSAAN FISIK DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

Urin sewaktu Negatif (-) Negatif (-) Positif (+)

4.2 Pembahasan
Urin merupakan hasil filtrasi ginjal, berupa larutan yang kompleks
dan mengandung bermacam-macam bahan organik dan anorganik.
Yang susunannya tergantung dari bahan-bahan yang dimakan,
keadaan metabolisme tubuh, dan kemampuan ginjal untuk
mengadakan seleksi.
Urin dapat menjadi parameter yang digunakan untuk
mendiagnosa adanya gangguan fisiologi pada sistem ekskresi.
Sehingga dapat dilakukan beberapa prosedur tertentu dalam pengujian
pada urin
Adapun tujuan dilakukan praktikum ini yaitu untuk menentukan
kepekatan urine dengan mengukur bobot jenisnya, pemeriksaan
warna dan bau urin, pemeriksaan derajat keasaman urin, pemeriksaan
sedimen urin dan pemeriksaan zat organik urin.
Pada pemeriksaan bobot jenis, dilakukan pengukuran bobot
jenis urin dengan menggunakan piknometer pada suhu kamar 25 oC.
Alasannya adalah karena pada suhu yang tinggi, massa larutan (urin)
akan berkurang karena terdapat kemungkinan penguapan.
Sebaliknya, pada suhu rendah, massa larutan (urin) akan bertambah
karena terdapat kemungkinan pembekuan. Oleh karena itu,
pengukuran bobot jenis akan lebih baik jika dihitung pada kondisi suhu
kamar yaitu sekitar 25oC.
Pengukuran bobot jenis bertujuan untuk mengetahui tingkat
kepekatan urin. Semakin kecil bobot jenis urin, semakin besar
diuresis. Dimana bobot jenis normal pada urin adalah 1,005-1,026. BJ
yang rendah dapat dimiliki pada penderita penyakit ginjal seperti
glomerulonefritis, pielonefritis, defisiensi ADH, gangguan metabolit
seperti diuretic osmotic pada DM, atau hidrasi berat berkepanjangan.

NUR REZKY RAMADHANI R. RAHMAWATI S.Si., M.Sc., Apt


15020160109
PEMERIKSAAN FISIK DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

Sedangkan BJ tinggi dapat dijumpai pada keadaan puasa atau


glukosuria.
Dari hasil praktikum diperoleh urin pagi memiliki bobot jenis
1,012869 dan urin sewaktu adalah 0,9955364. Hasil yang diperoleh
masuk dalam range urin normal. Sehingga kemungkinan tidak ada
penyakit yang di derita seperti glomerulonefritis, pielonefritis, defisiensi
ADH, gangguan metabolit seperti diuretic osmotic pada DM, atau
hidrasi berat berkepanjangan.
Pada pemeriksaan warna, dilakukan pengamatan warna urin
secara langsung dengan bantuan cahaya matahari. Urin yang normal
biasanya memiliki warna antara kuning muda dan kuning tua. Warna
urin yang abnormal dapat disebabkan karena hasil metabolism yang
abnormal. Dari hasil praktikum, diperoleh urin pagi berwarna kuning
dan urin sewaktu tidak berwarna atau bening
Pada pemeriksaan bau, dilakukan pemeriksaan bau secara
langsung dengan penggunakan indera penciuman. Bau urin normal
dapat disebabkan karena peruraian dari zat organic dalam tubuh, atau
karena makanan, obat, atau bau amoniak. Dari hasil praktikum,
diperoleh hasil kedua sampel urin berbau amoniak / pesing yang
menandakan urin tersebut normal.
Pada pemeriksaan pH, dilakukan pemeriksaan menggunakan
kertas pH universal. Tujuannya untuk mengetahui derajat keasaman
urin. Bila terjadi kelainan pada pH urin, maka dapat diperkirakan
terjadi infeksi saluran kemih. pH urin normal berkisar antara 4,8-8,0.
Dari hasil praktikum diperoleh hasil urin pagi memiliki pH 6 dan urin
sewaktu memiliki pH 7. Hal ini menunjukkan pH urin tersebut berada
pada range yang normal.
Pada pemeriksaan sedimen urin, dilakukan pengamatan
terhadap komponen dalam urin pagi, yakni eritrosit, leukosit, sel epitel
dan kristal asam urat. Pada urin pagi, tidak ditemukan eritrosit,

NUR REZKY RAMADHANI R. RAHMAWATI S.Si., M.Sc., Apt


15020160109
PEMERIKSAAN FISIK DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

leukosit, tetapi ditemukan asam urat dan sel epitel, sedangkan pada
urin sewaktu tidak ditemukan eritrosit, leukosit, sel epitel. Dari hasil
praktikum, diperoleh hasil bahwa kedua sampel urin mengandung
komponen Kristal asam urat dan satu sampel memiliki sel epitel,
namun jumlahnya dalam batas yang normal.
Pada pemeriksaan zat organik, dilakukan pemeriksaan secara
kualitatif adanya glukosa dalam urin. Pemeriksaan dilakukan
berdasarkan reaksi reduksi urin terhadap reagen Benedict.
Alasan digunakan reagen benedict adalah karena glukosa
dapat mereduksi ion kupri dalam larutan alkalis menjadi ion kupri dan
mengendap dalam bentuk CuO dan Cu2O berwarna kuning hingga
merah bata. Terjadinya perubahan tersebut setelah urin diteteskan
pada reagen benedict menunjukkan bahwa urin mengandung glukosa,
yang mengindikasikan bahwa fungsi ginjal yang tidak normal. Dari
hasil praktikum, diperoleh hasil kedua sampel urin berwarna jernih dan
kehijau-hijauan agak keruh tanpa endapan yang menandakan bahwa
urin tidak mengandung glukosa karena tidak terjadi perubahan pada
reagen Benedict.
Dari hasil setiap pemeriksaan, dapat diinterpretasikan bahwa
urin yang dianalisis masih dalam keadaan yang normal dan
menunjukkan bahwa fisiologis ginjal dari kedua probandus masih
normal.

NUR REZKY RAMADHANI R. RAHMAWATI S.Si., M.Sc., Apt


15020160109
PEMERIKSAAN FISIK DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa dari
data klinis pemeriksaan fisika dan zat organic urin menunjukkan urin
yang dianalisis masih dalam keadaan yang normal. Dimana probandus
dengan urin pagi dan sewaktu memiliki berat jenis 1,012869 dan
0,9955364, pH urin berturut-turut 6 dan 7, memiliki warna urin kuning
dan bening, bau urin berupa bau amoniak/pesing, dan terdapat Kristal
asam urat pada kedua urin tersebut yang masih dalam range
berdasarkan literature sehingga menunjukkan bahwa fisiologis ginjal
dari probandus masih normal.
5.2 Saran
Disarankan kepada pihak laboratorium untuk melengkapi alat
dan bahan laboratorium agar praktikum berjalan dengan lancar.

NUR REZKY RAMADHANI R. RAHMAWATI S.Si., M.Sc., Apt


15020160109
PEMERIKSAAN FISIK DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2019, Penuntun Praktikum Kimia Klinik Dasar, Fakultas Farmasi


UMI, Makassar.

Bijanti Retno,dkk., 2010, Buku Ajar Patologi Klinik Veteriner edisi I, Pusat
Penerbitan dan Percetakan Unair, Surabaya.

Ditjen POM., 1979, Farmakope Indonesia edisi III, Departemen


Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Ferdhyanti Ulfa, 2019., Teknik Hitung Leukosit dan Eritrosit Urine, Uwais
Inspirasi Indonesia, Sidoarjo.

Kemenkes RI, 2011., Pedoman Interpretasi Data Klinik, Kementrian


Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Nuari Nian A, Dhina W, 2017., Gangguan Pada Sistem Perkemihan &


Penatalaksanaan Keperawatan, Penerbit Deepublish CV Budi
Utama, Yogyakarta.

NUR REZKY RAMADHANI R. RAHMAWATI S.Si., M.Sc., Apt


15020160109
PEMERIKSAAN FISIK DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

Sumardjo Damin, 2009., Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah


Mahasiswa Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

LAMPIRAN
1. Skema Kerja
a. Pemeriksaan Bobot jenis urin

Disiapkan alat dan bahan

Ditimbang piknometer kosong

Dipipet urin ke dalam piknometer hingga mencapai mulut piknometer

Ditimbang piknometer yang berisi urin (25o C )

NUR REZKY RAMADHANI R. RAHMAWATI S.Si., M.Sc., Apt


15020160109
PEMERIKSAAN FISIK DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

Dicatat masing-masing bobotnya

b. Pemeriksaan pH Urin

Dipipet 5 mL urin ke dalam tabung reaksi

Dicelupkan kertas pH universal

Diamati dan dicatat hasilnya


c. Pemeriksaan Bau urin
Dipipet 2 mL urin ke dalam tabung reaksi

Dicium bau yang ditimbulkan oleh urin

Di nyatakan hasil pengamatan

d. Pemeriksaan warna urin


Dipipet kurang lebih 5 mL urin kedalam tabung reaksi.

Ditinjaulah dalam sikap serong pada cahaya tembus.

dinyatakan hasil pengamatan


e. Pemeriksaan sedimen urin
Dimasukkan urin dalam tabung sentrifuge

Disentrifuge urin selama 10 menit dengan kecepatan 3000 rpm

Dibuang supernatant dan diambil endapan

NUR REZKY RAMADHANI R. RAHMAWATI S.Si., M.Sc., Apt


15020160109
PEMERIKSAAN FISIK DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

Diteteskan di objek glass

Diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 40x

f. Pemeriksaan zat organik urine


Dipipet kurang lebih 5 mL benedict kedalam tabung reaksi.

Ditetetskan 8 tetes urin

Dipanaskan tabung dengan penangas air kurang lebih 5 meit atau


dipanaskaan diatas api selama 2 menit

Di kocok dan diamati warnanya

2. Perhitungan :

Bobot Jenis

1. Urin pagi
Diketahui :
Pikno kosong = 29,8414 gram
Pikno + urin = 80,4849 gram
Volume urin = 50 mL
Dit : Bobot jenis urin ……?
Penyelesaian :
BJ = (berat pikno kosong + urine) – ( pikno kosong)

NUR REZKY RAMADHANI R. RAHMAWATI S.Si., M.Sc., Apt


15020160109
PEMERIKSAAN FISIK DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

Volume piknometer
=80,4849 gram – 29,8414 gram
50 mL
= 1,012869 g/mL

2. Urin sewaktu
Dik : Pikno kosong = 32,3002 gram
Pikno + urin = 82,0771 gram
Volume urin = 50 mL
Dit : Bobot jenis urin ……?
Penyelesaian :
BJ = (berat pikno kosong + urine) – ( pikno kosong)
Volume piknometer
= 82,0771 gram – 32,3002 gram
50 mL
= 0,9955364 g/mL

3. Gambar
1. Pemeriksaan pH Urin

Urin pagi (pH 6)

Urin sewaktu (pH 7)

NUR REZKY RAMADHANI R. RAHMAWATI S.Si., M.Sc., Apt


15020160109
PEMERIKSAAN FISIK DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

2. Pemeriksaan bobot jenis urin


a) Urin Pagi

b) Urin Sewaktu

3. Pemeriksaan glukosa urin


a) Sebelum ditambahkan sampel

Urin pagi Urin sewaktu

NUR REZKY RAMADHANI R. RAHMAWATI S.Si., M.Sc., Apt


15020160109
PEMERIKSAAN FISIK DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

b) Sesudah ditambahkan sampel

Urin pagi Urin sewaktu


(Kehijau-hijauan agak (Biru jernih)
keruh tanpa endapan)

4. Pemeriksaan sedimen urin

(a) Urin pagi (b) Urin sewaktu

NUR REZKY RAMADHANI R. RAHMAWATI S.Si., M.Sc., Apt


15020160109

Anda mungkin juga menyukai