Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

Nama : Septi Handayani


NIM : 4301418103
Jurusan / Prodi : Kimia / Pendidikan Kimia
Kelompok : 04
Tanggal Praktikum : 02 April 2021
Nama Praktikum : Darah

A. Tujuan

Setelah mengikuti eksperimen ini, mahasiswa diharapkan dapat :

1. Memahami komponen utama yang terdapat dalam darah.


2. Terampil membuat plasma darah dan serum darah.
3. Terampil melakukan uji terhadap plasma darah, Uji Fe dalam hemoglobin, Uji
albumin dan globulin dalam serum darah dan uji zat-zat non protein dalam serum
darah.

B. Pendahuluan

Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah dan
sel darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit, dan trombosit.
Volume darah secara keseluruhan adalah satu per dua belas berat badan arau kira-kira
lima liter. Sekitar 55% adalah plasma darah sedangkan 45% sisanya terdiri dari sel
darah. Sifat darah diantaranya memiliki tekanan osmotik sebesar 28mmHg, viskositas
sebesar 1,7 pada suhu 37oC dan pH sebesar 7,0 sampai 7,8 (Pearce, 2006).

Darah tersusun atas sel-sel darah dan plasma darah. sel-sel darah tersusun dari
sel-sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan kepingan darah. Plasma
darah terdiri dari fibrinogen dan serum darah. Pengangkutan oksigen dalam darah
dilakukan oleh hemoglobin yang tersusun dari gugus prostetik dan kofaktor Fe2+ dan
senyawa organik non protein yang disebut protoheme adalah turunan dari protofirin
yang tengahnya terdapat Fe2+ (Tim Dosen, 2010)

Fungsi utama darah dalam sirkulasi adalah sebagai media transportasi,


pengatur suhu tubuh, pemeliharaan keseimbangan cairan, serta keseimbangan basa
eritrosit selama hidupnya tetap berada dalam tubuh. Sel darah merah mampu
mengangkut secara efektif tanpa meninggalkan fungsinya di dalam jaringan serta
keberadaannya dalam darah hanya melintas saja. Darah juga memiliki keping darah
atau biasa disebut trombosit yang berperan dalam proses penggumpalan darah
(Hilman et al., 2005).
Albumin, globulin merupakan komponen protein darah yang penting.
Albumin, selain berfungsi sebagai zat pengangkut bermacam-macam molekul yang
lebih kecil di dalam darah, misalnya asam-asam lemak, pigmen-pigmen empedu.
Selain sebagai zat pengangkut juga berperan sebagai prekursor sel-sel darah putih
sebagai zat imun. Globulin komponen darah sangat penting karena antibodi
merupakan globulin gamma (Hicks et al., 1998).

Hemoglobin disingkat Hb atau Hgb adalah konsekuensi utama dari rbcs.


Hemoglobin menjalankan fungsi penting yaitu pengangkutan oksigen dari paru-paru
ke berbagai bagian tubuh. Satu molekul hemoglobin adalah tetramer metaloprotein
terkonjugasi globular dengan struktur kuartener yang terdiri dari dua pasang
polipeptida rantai globin yang mengandung besi terpasang kelompok heme yang
merupakan kompleks besi dan proto-phorpyrin. Berikut adalah struktur kimia dari
suatu heme.

Gambar. Satu kelompok heme prostetik

Dapat dilihat bahwa heme adalah koordinasi kompleks yang terdiri dari ion
besi yang dikoordinasikan menjadi proto-prophyrin yang bertindak sebagai ligan
tetradentat yang dapat dibawa oleh atom besi dari gugus heme. Satu molekul oksigen
pada suatu waktu yang berarti oksigen maksimum yang dibawa kapasitas satu
molekul hemoglobin adalah empat molekul oksigen dalam satu waktu.
Gambar. Molekul Hemin

Gugus heme dengan ligan klorida terkoordinasi yang terikat pada atom besi tersebut
disebut hemin atau heming atau feri klorida heme. Besi yang terdapat pada heming
adalah ion besi ditambah tiga bilangan oksidasi.

Gambar. Reaksi heme sampai menjadi hemin

Heming dapat diisolasi dari heme yang mengandung hemoglobin dalam


bentuk kristal mikroskopis dengan memperlakukan sampel darah dengan asam asetat
dan asam natrium klorida mengoksidasi kelompok heme dari hemoglobin untuk
membentuk hematin asam dengan ion hidroksida sebagai ligan koordinasi. Hematin
kemudian diubah menjadi manusia dengan penggantian ligan hidroksida dengan
klorida dari natrium klorida.

Kristal manusia juga dikenal sebagai kristal teichman, karena mereka pertama
kali diisolasi dari darah oleh seorang ahli anatomi medis bernama Ludwig Carol
Teichman pada tahun 1853. Pembentukan kristal manusia digunakan sebagai tes
konfirmasi untuk darah, dan dengan demikian digunakan untuk membedakan noda
darah dan non-darah di TKP. Maka dari itu dilakukan uji ini yang dikenal sebagai uji
teichman.

C. Alat dan Bahan

Alat : Bahan :
1. Mikroskop 1. Darah
2. Gelas objek 2. Asam Asetat Glasial
3. pemanas spiritus 3. NaCl encer (NaCl 0,9%)
4. kaki tiga 4. Zn(OH)2 5%
5. kasa 5. CaCl2 20%
6. Kuvet centrifuge 6. HCl encer
7. Centrifuge 7. Kalium ferosianida
8. Tabung Reaksi 8. kalium rodanida encer
9. kertas saring 9. asam nitrat pekat.
10. Cawan porselin 10.Amonium sulfat jenuh
11. Pengaduk gelas 11.amonium sulfat padatan.
12.Gliserol
13. natrium karbonat padat
14. CH3COOH 2%
15. HNO3 encer
16. AgNO3 encer
17. CuSO4 encer
18. BaCl2 encer
19. NH4 oksalat encer 10%
20. indikator klor phenol merah

D. Metode

A. Pembuatan Plasma darah dan Serum Darah

1. Pembuatan Plasma Darah

a. Ambil 10 ml darah segar masukkan ke dalam kuvet centrifuge,


tambahkan 1 ml Zn(OH)2 5%

b. Sentrifuge selama 10 -15 menit hingga timbul endapan

c. Saring endapan yang terjadi. Filtrat yang diperoleh adalah plasma,


endapannya adalah packed cell

2. Pembuatan Serum darah

a. Ambil 2 ml plasma darah masukkan kedalam tabung reaksi

b. Encerkan dengan larutan NaCl 0,9% 30 ml

c. Tambahkan 2 tetes CaCl2 20% sehingga timbul endapan gel

d. Saring dengan kertas saring

e. Filtrat yang diperoleh adalah serum sedangkan endapannya adalah


fibrinogen
B. Uji Plasma Darah

1. Uji Kristal Darah (Teichman)

a. Ambil setetes darah, letakkan di atas gelas objek

b. Tetesi dengan setetes campuran asam asetat glasial dan larutan NaCl
encer

c. Tutup dengan gelas penutup, kemudian panaskan gelas objek dengan


hati-hati di atas nyala api kecil sampai cairannya mendidih

d. Amati perubahan yang terjadi

e. Biarkan gelas objek dingin, kemudian amati kristal-kristal haemin


dibawah mikroskop

f. Gambar bentuk kristal yang anda amati dengan cermat

2. Uji Fe dalam Hemoglobin

a. Ambil 10 tetes darah, letakkan pada cawan porselin

b. Panaskan dengan hati-hati, kemudian dipanaskan hingga terbakar


semua

c. Siapkan tabung reaksi berisi campuran asam klorida encer dan sedikit
asam nitrat pekat

d. Tuangkan campuran tersebut ke dalam cawan porselin, dipanaskan


sambil diaduk dengan gelas pengaduk hingga semua abu terlarut

e. Ambil cairan yang bersih, masukkan ke dalam 2 tabung reaksi yang


bersih

f. Uji tabung reaksi 1 dengan larutan kalium ferosianida

g. Uji tabung reaksi 2 dengan larutan kalium rodanida

h. Amati yang terjadi dan catat hasilnya

C. Uji Senyawa dalam Serum darah

1. Uji Albumin dan Globulin

1.1. Uji Albumin


a. Masukkan 2 ml serum darah ke dalam tabung reaksi, tambahkan 2 ml
amonium sulfat jenuh

b. Kocok tabung reaksi kuat-kuat, biarkan hingga endapan putih albumin


mengendap

c. Saring dengan kertas saring untuk memperoleh filtrat dan endapan

d. Cuci endapan yang diperoleh dengan amonium sulfat setengah jenuh

e. Ambil endapan yang diperoleh, masukkan ke tabung reaksi yang bersih

f. Tambahkan aquades, kocok baik-baik kemudian encerkan

g. Amati apakah endapan larut atau tidak

1.2. Uji Globulin

h. Selanjutnya filtrat yang diperoleh pada tahap (c) masukkan kedalam


tabung reaksi yang bersih

i. Tambahkan amonium sulfat padat berlebih, kocok kuat-kuat sampai


larutan jenuh dengan amonium sulfat (sampai timbul endapan)

j. Saring dan pindahkan endapan yang diperoleh kedalam tabung reaksi


kemudian larutkan dengan aquades

k. Amati apakah endapan larut atau tidak

2. Uji Zat-zat Non Protein

a. Ambil 5 ml serum darah masukkan ke dalam tabung reaksi

b. Tambahkan 10 tetes aquades, kemudian panaskan

c. Tambahkan CH3COOH 2% tetes demi tetes hingga terjadi endapan


suspensi yang kasar

d. Saring dan tampung filtrat dalam tabung reaksi yang bersih

e. Aturlah pH filtrat menjadi 5,4 (gunakan indikator klor phenol


merah, amati hingga warna merah muda menjadi tidak berwarna)

f. Panaskan dan saring lagi jika perlu

2.1. Uji Ca2+ (Ion kalsium)


g. Ambil 1 ml filtrat pada langkah (f) masukkan kedalam tabung reaksi
tambahkan 1 ml larutan ammonium oksalat 10%. Amati dan catat apa
yang terjadi

2.2. Uji Cl- (Ion Klorida)

h. Ambil 1 ml filtrat pada langkah (f) masukkan kedalam tabung reaksi


tambahkan 1 ml campuran perak nitrat encer dengan asam nitrat encer.
Amati dan catat apa yang terjadi (uji Cl- )

2.3. Uji Glukosa

i. Ambil 1 ml filtrat pada langkah (f) masukkan kedalam tabung reaksi


tambahkan 2 tetes gliserol dan sedikit natrium karbonat padat.
Tambahkan 2 tetes larutan cupri sulfat encer, panaskan selama
beberapa menit (dapat juga menggunakan pereaksi fehling). Amati dan
catat pada yang terjadi

2.4. Uji SO4 2- (ion sulfat)

j. Ambil 1 ml filtrat pada langkah (f) masukkan kedalam tabung reaksi


tambahkan beberapa tetes larutan barium klorida encer, amati dan catat
apa yang terjadi

E. Hasil dan Pembahasan


a. Pembuatan Plasma Darah dan Serum Darah

Plasma adalah bagian cair dari darah yang tidak mengandung sel-sel darah
tetapi masih mengandung faktor-faktor pembekuan darah. Plasma diperoleh dengan
cara memisahkan sel-sel darah dari darah (whole blood) dengan cara sentrifugasi.
Plasma yang terbentuk memiliki komposisi faktor pembekuan yang berbeda sesuai
dengan jenis antikoagulan yang ditambahkan (Nugraha, 2015). Penambahan 1 ml
Zn(OH)2 5% berfungsi membentuk partikel nano yang lebih besar dengan
mengendapkan [Zn (OH)4]2− pada permukaan yang bermuatan positif. Selanjutnya
disentrifugasi selama 10 -15 menit hingga timbul endapan. Fungsi sentrifugasi untuk
memisahkan partikel atau sel darah dari whole blood, untuk memperoleh plasma
darah. Kemudian disaring endapan yang diperoleh. Filtrat yang diperoleh adalah
plasma, endapannya adalah packed cell.
Gambar 1. Zat sebelum Terkoagulasi

Gambar 2. Zat Setelah Terkoagulasi

Cara mendapatkan serum adalah dengan mengambil 2 ml plasma darah


dimasukkan ke dalam sebuah wadah (tabung). Pengenceran dilakukan dengan
menambahkan larutan NaCl 0,9% 30 ml. Menurut Novara (2009), NaCl 0,9%
merupakan cairan sebagai pengencer sel darah merah sebelum transfusi.
Menambahkan 2 tetes CaCl2 20% sehingga timbul endapan gel. Fungsi penambahan
CaCl2 untuk membekukan kembali darah yang telh diberi antikoagulan. Lalu disaring,
maka selang waktu beberapa menit kemudian darah tersebut membeku dan
selanjutnya mengalami retraksi akibat terperasnya cairan dari dalam bekuan. Darah
biasanya sudah membeku dalam jangka waktu 10 menit dan retraksi terjadi setengah
jam sampai 2 jam, retraksi sempurna terjadi dalam waktu 24 jam. Cairan yang
terperas dari bekuan berwarna kuning muda. Oleh karena itu proses bekuan darah,
fibrinogen diubah menjadi fibrin, maka serum tidak mengandung fibrinogen lagi
tetapi zat lain masih tetap terdapat didalamnya (Rahayu, 2015 dalam Khasanah).

Gambar 3. Hasil Uji Pembuatan Serum Darah


b. Uji Plasma Darah
1. Uji Kristal Darah (Teichman)

Tes Teichmann merupakan tes konfirmatif untuk pemeriksaan bercak


darah dengan menggunakan larutan asam asetat glasial dan natrium klorida
sebagai reagen, pemanasan bercak darah menggunakan larutan tersebut akan
menghasilkan kristal berwarna coklat dan berbentuk belah ketupat yang disebut
kristal hemin (feriprotoporfirin klorida).

Dalam percobaan ini diperlukan sampel darah. Pada kaca bersih dan
kering ambil beberapa tetes sampel darah baik segar maupun kering.
Tambahkan sejumput kristal natrium klorida ke dalam darah. Fungsi larutan
NaCl encer pada percobaan ini agar terbentuk haemin klorida dan mempercepat
reaksi. Lalu tambahkan beberapa tetes asam glasial ke dalam darah dan diaduk
rata. Setelah itu panaskan campuran tersebut di atas api sampai mendidih.
Pemanasan asam asetat glacial pada percobaan ini bertujuan untuk
menghilangkan kandungan air, menguraikan globulin, dari ikatannya dan
protein bersama NaCl membentuk ikatan hematin klorida. lalu biarkan dingin.
Setelah itu kita tutupi sampel darah dengan penutup dan pastikan tidak ada
gelembung udara. Amati sampel pada mikroskop pada daya rendah dan tinggi.
Dalam uji ini akan menghasilkan gambar sebagai berikut

Gambar. Hasil Uji Kristal Darah

Kemungkinan pembentukan kristal ini terjadi karena elektron Fe


merupakan senyawa yang mudah teroksidasi sehingga akan berikatan dengan
klorida dan membentuk suatu ikatan kimia yang pada saat dilakukan
pemeriksaan secara mikroskopis akan tampak suatu formasi yang disebut kristal
hemin (feriprotoporfirin klorida) seperti pada Gambar
Gambar. Reaksi kimia pada pemeriksaan teichmann

Ikatan yang mungkin terbentuk dari asam asetat glasial (CH3COOH) dan
klorida saat berikatan dengan elektron Fe yang teroksidasi adalah ikatan
kovalen. Ikatan kovalen terbentuk karena adanya pemakaian elektron bersama
(sharing) antara atom-atom klorida dari reagen Teichmann dengan Fe pada
heme. Ikatan ini merupakan ikatan kimia yang kuat sehingga perlu reaksi reaksi
kimia yang kuat pula untuk dapat memisahkan atom atom dalam ikatan kovalen.

Hasil dari pemeriksaan masih terbentuk kristal hemin pada seluruh


preparat bercak darah yang diperiksa. Hasil positif pada tes Teichmann
kemungkinan didasari oleh surfaktan tidak bisa merusak ikatan kovalen pada
heme yang menjadi dasar penting pemeriksaan bercak darah, kemungkinan
kedua surfaktan tidak dapat merusak ikatan kovalen yang terbentuk dari klorida
dan Fe sehingga masih membentuk formasi kristal hemin pada saat
pemeriksaan. Heme yang keluar akan berkontak langsung dengan reagen
sehingga akan memudahkan reaksi pembentukan kristal.

2. Uji Fe dalam Hemoglobin

Uji Fe pada hemoglobin bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya Fe


dalam hemoglobin. Terdapat 2 panduan dalam melakukan percobaan ini. Pada
sampel darah yang hanya dipanaskan dan dilihat dalam mikroskop akan dapat
dilihat bentuk sampel seperti berikut.
Gambar. Sampel Darah Uji Fe dalam Hemoglobin menggunakan Mikroskop

Sedangkan pada panduan sampel dilakukan pembakaran dengan proses


seperti berikut. Sampel darah dibakar hingga menjadi abu dimana proses ini
berfungsi untuk menghilangkan senyawa molekul organik di dalam darah,
sehingga hanya menyisakan unsur organik berupa Fe²⁺ yang kemudian
mengalami oksidasi menjadi Fe³⁺. Kemudian fungsi penambahan campuran
larutan HCl:HNO₃ (disebut air raja) adalah untuk mengetahui ada tidaknya ion
Fe (mendestruksi darah). Fungsi HCl sendiri adalah untuk melarutkan besi,
dengan reaksi sebagai berikut:

Fe + 2HCl → Fe²⁺ + Cl⁻ + H₂

Sedangkan fungsi HNO₃ adalah mengubah Fe²⁺ menjadi Fe³⁺ dengan reaksi

Fe²⁺ + HNO₃ → Fe³⁺ + O + 2H₂O

Selanjutnya larutan dibagi menjadi dua tabung. Dimana tabung satu


ditambahkan larutan kalium ferosianida Penambahan larutan ini berfungsi untuk
mengikat ion Fe²⁺. Larutan kalium ferosianida ini adalah larutan komplek
sehingga apabila direaksikan akan menghasilkan perubahan warna, yang
menunjukkan pada sampel darah terdapat ion Fe²⁺. Reaksi yang terjadi adalah:

Fe²⁺ + [Fe(CN)₆] + 4K⁺ → Fe³⁺ + [Fe(CN)₆]⁴⁺

4 Fe³⁺ + [Fe(CN)₆] → Fe₄[Fe(CN)₆]³

Sedangkan pada tabung kedua, sampel yang diuji dicampur dengan kalium
rodanida yang bertujuan untuk mengikat ion Fe³⁺ dalam darah.

Kalium rodanida merupakan senyawa kompleks yang apabila bereaksi


menghasilkan larutan berwarna, yang menunjukkan bahwa sampel terdapat ion
Fe³⁺. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
Fe³⁺ + 5CN⁻ → Fe (5CN)₃

c. Uji Senyawa dalam Serum Darah


1. Uji Albumin dan Globulin

1.1 Uji Albumin

Protein sederhana terutama protein globular bila dilarutkan dalam air


membentuk larutan koloid. Stabilitas larutan koloid liofobik bergantung pada muatan
listrik pada permukaan partikel yang mencegah koagulasi dan pengendapannya.
Dalam kasus koloid liofilik di atas dan di atas permukaan, tingkat hidrasi (kulit
molekul air di sekitar partikel) juga berkontribusi pada stabilitas. Gugus polar dari
protein (gugus -NH2, COO-, -OH) cenderung menarik molekul air ke arahnya untuk
menghasilkan selubung hidrasi. Albumin memiliki derajat hidrasi yang lebih tinggi
daripada globulin. Pemurnian enzim dan protein lain biasanya dimulai dengan
mengendapkannya dalam bentuk larutan. Setiap faktor yang menetralkan muatan atau
menghilangkan air hidrasi akan menyebabkan pengendapan protein. Ketika garam
anorganik seperti amonium sulfat ditambahkan ke larutan protein, itu menurunkan
konsentrasi molekul air yang tersedia untuk menstabilkan larutan protein dan protein
diendapkan sebagai konsekuensinya. Prosesnya dikenal sebagai penggaraman.
Albumin menahan sejumlah besar molekul air dan oleh karena itu membutuhkan
konsentrasi garam yang jauh lebih tinggi daripada globulin untuk mengendap
Pada percobaan kali ini dihasilkan warna larutan kuning keruh dan terdapat
sedikit endapan yang melayang. Larutan menjadi berwarna kuning dan
mengendap akibat penambahan amonium sulfat. Penambahan garam
(NH4)2SO4 (amonium sulfat) ini bertujuan untuk mengikat air pada protein
karena garam bersifat hidroskopis. Amonium sulfat jenuh yang ditambahkan
dengan serum menyebabkan larutan campuran tersebut tidak jenuh lagi
melainkan menjadi setengah jenuh. Globulin dapat diendapkan pada larutan
setengah jenuh maka terbentuk endapan globulin. Larutan globulin dapat
diendapkan oleh penambahan garam amonium sulfat hingga setengah jenuh.
Pada percobaan ini, protein albumin tidak ikut mengendap karena protein
albumin mengendap pada larutan yang bersifat jenuh sehingga filtrat yang
disaring endapannya masih mengandung protein albumin dan dapat digunakan
pada percobaan pengendapan albumin. Endapan globulin yang telah disaring
tadi ditambahkan aquades maka endapan protein globulin tersebut tidak larut
(ditandai dengan larutan masih keruh) karena protein globulin sedikit atau tidak
larut dalam air sehingga dalam larutan tersebut masih mengandung protein
globulin.

1.2 Uji Globulin

Pada percobaan ini, filtrat yang digunakan adalah filtrat dari percobaan
globulin. Filtrat tersebut ditambahkan dengan (NH4)2SO-4 padat berlebih
sehingga terdapat sedikit endapan yang melayang. Penambahan garam
(NH4)2SO4 (amonium sulfat) yang berlebih ini bertujuan untuk mengikat air
pada protein karena garam bersifat hidroskopis sehingga protein albumin
tersebut dapat mengendap karena protein albumin dapat mengendap pada
amonium sulfat jenuh. Menurut Sloane (2004), albumin adalah protein yang
dapat larut serta dapat terkoagulasi oleh panas dan dapat diendapkan dengan
penambahan amonium sulfat hingga jenuh. Endapan tersebut disaring dan
ditambahkan aquades lalu digojok tetapi dalam larutan tersebut masih terdapat
sedikit endapan yang berwarna merah yang bukan merupakan endapan dari
protein albumin. Endapan dari protein albumin sendiri sudah ikut larut dalam
air (ditandai dengan larutan berwarna bening) karena protein albumin dapat
larut dalam air.

2. Uji Zat-zat Non Protein


2.1. Uji ion kalsium (Ca2+)
Dari hasil pengamatan, filtrat ditambahkan larutan (NH4)2C2O4
didapatkan endapan putih CaC2O4 dengan larutan keruh. Hal ini
menunjukkan uji adanya ion kalsium dalam darah hasilnya positif (+).
Reaksi yang terjadi :
Ca2+ + (NH4)2C2O4 → CaC2O4 + 2NH+.
2.2 Uji ion klorida (Cl–)
Dari hasil pengamatan, filtrat yang ditambah larutan AgNO3 encer
dan HNO3 didapatkan endapan putih AgCl dengan larutan keruh. Hal
ini menunjukkan uji adanya ion klorida dalam darah hasilnya positif
(+). Reaksi yang terjadi : Cl– + AgNO3 → AgCl + NO3–.
2.3. Uji glukosa
Dari hasil pengamatan, filtrat yang ditambah larutan gliserol, natrium
karbonat padat, dan larutan cupri sulfat menghasilkan endapan merah
bata Cu2O. Hal ini menunjukkan uji adanya glukosa dalam darah
hasilnya positif (+).
Reaksi yang terjadi :

+ 2Cu2+ + 4OH– →O + Cu2O + 2H2O


2.4. Uji ion sulfat (SO42–)
Dari hasil pengamatan, filtrat yang ditambah larutan BaCl2
didapatkan endapan putih BaSO4 dengan larutan keruh. Hal ini
menunjukkan uji adanya ion sulfat dalam darah hasilnya positif (+).

Reaksi yang terjadi :

SO42– + BaCl2 → BaSO4 + 2Cl-

F. Simpulan dan Saran

Simpulan

Pembuatan plasma darah menghasilkan filtrat berupa plasma dan endapannya


adalah packed cell. Pada pembuatan serum darah, filtrat yang diperoleh adalah serum
sedangkan endapannya adalah fibrinogen. Uji Fe dalam Hemoglobin menunjukkan
hasil positif dan menghasilkan kristal dengan bentuk belah ketupat yang disebut
kristal hemin (feriprotoporfirin klorida). Dalam uji kristal darah (Teichman)
menghasilkan bentuk kristal seperti jarum-jarum kecil yang memanjang yang
berwarna coklat. uji Albumin mendapatkan hasil bahwa albumin dapat larut dalam
air, uji Globulin mendapatkan hasil bahwa Globulin tidak dapat larut dalam air. Uji
zat-zat protein untuk bagian Uji adanya ion kalsium memberi hasil positif dengan
terbentuknya endapan putih kalsium oksalat, selanjutnya untuk uji adanya ion klorida
memberi hasil positif dengan terbentuknya endapan putih perak klorida. Kemudian
untuk uji adanya glukosa memberi hasil positif dengan terbentuknya endapan merah
bata. Sedangkan untuk uji adanya ion sulfat memberi hasil positif dengan
terbentuknya endapan putih barium sulfat

Saran

Praktikum sebaiknya dilakukan dengan teliti dan hati-hati. Agar hasil


percobaan yang diperoleh tepat dan kesalahan dalam praktikum kecil.

G. Referensi

Hicks, T. A. , J. J. McGlone , C. S. Whisnant , H. G. Kattesh , and R. L. Norman .


1998. Behavioral, endocrine, immune, and performance measures for pigs
exposed to acute stress. J. Anim. Sci. 76 : 474 – 483 .

Hilman, R.S., Ault K.A., and Rinder H.M. 2005. Hematology in Clinical Practice 4th
ed. The Washington Manual Hematology. New York.

Novara, T. 2009. Perbandingan Antara Laktat Hipertonik dan NaCl 0,9% sebagai
Cairan Pengganti Perdarahan pada Bedah Caesar: Kajian terhadap
Hemodinamik, dan Strong Ions Difference. Tesis. Universitas Diponegoro.
Semarang.

Nugraha, G. 2015. Panduan Pemeriksaan Laboratorium Hematologi Dasar. Jakarta:


CV. TRANS INFO MEDIA.

Pearce C.E. 2006. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedic. Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama.

Rahayu, T. 2015. Media Alternatif untuk Pertumbuhan Bakteri Menggunakan Sumber


Karbohidrat yang Berbeda

Sari, Y. G. 2015. Gambaran Kristal Hemoglobin pada Bercak Darah yang Terpapar
pada Beberapa Zat Pembersih Lantai Domestik Non Karbol. JOM FK. 2(2):
1-11.

Tim Dosen Biokim. 2010. Penuntun Praktikum Biokimia. Makassar : Jurusan Kimia

Widiyanti, Sulastri, P. S., Ditawati, F. 2015. Laporan Praktikum Biokimia Darah.


Jurusan Kimia: Universitas Negeri Semarang.

H. Lampiran
1. Data Pengamatan
No. Percobaan Sampel Perlakuan Hasil Pengamatan

1. Uji kristal Darah Darah + asam cuka menghasilkan


darah glasial + NaCl kristal berwarna
dipanaskan, dinginkan, coklat dan
diamati dengan
berbentuk belah
mikroskop
ketupat

2. Uji Fe dalam Darah Darah + dipanaskan + Menghasilkan


hemoglobin HCl + HNO3 kristal berwarna
dipanaskan, diamati coklat berbentuk
dengan mikroskop pipih panjang.

Darah + dibakar + HCl Filtrat berwarna


+ HNO3 dipanaskan, kuning kecoklatan
disaring
Filtrat + kalium Filtrat berwarna
ferosianida hijau pekat

Filtrat + kalium Filtrat berwarna


rodanida merah kecoklatan

3. Uji Albumin Serum Serum darah + larutan berwarna


darah ammonium sulfat kuning dan ada
jenuh kocok endapan endapan
putih mengendap
saring diperoleh filtrat
+ endapan
cuci endapan dengan
ammonium sulfat
jenuh
endapan + aquades
kocok

4. Uji Globulin filtrat filtrat + ammonium endapan larut


dari uji sulfat + kocok (timbul
globulin endapan)
saring diperoleh
endapan + aquades

5. Uji zat-zat Serum serum darah + aquades keruh, terbentuk


Non Protein darah + asam cuka suspensi

Uji ion Filtrat filtrat + ammonium terbentuk endapan


kalsium oksalat putih, larutan keruh

Uji ion klorida Filtrat filtrat + perak nitrat terbentuk endapan


encer + asam nitrat putih, larutan keruh
encer
Uji glukosa Filtrat filtrat + gliserol + terbentuk endapan
natrium karbonat + merah bata dan
cupri sulfat encer lalu larutan bewarna
dipanaskan biru

Uji ion sulfat Filtrat filtrat + barium klorida terbentuk endapan


encer putih, larutan keruh

2. Analisis Data
a. Uji Plasma Darah
1. Uji Kristal Darah (Teichman)

Reaksi kimia pada pemeriksaan teichmann

2. Uji Fe dalam Hemoglobin

Reaksi penambahan sampel dengan HCl

Fe + 2HCl → Fe²⁺ + Cl⁻ + H₂

Reaksi penambahan HNO₃ adalah mengubah Fe²⁺ menjadi Fe³⁺ dengan


reaksi

Fe²⁺ + HNO₃ → Fe³⁺ + O + 2H₂O

Reaksi setelah penambahan Kalium ferosianida

Fe²⁺ + [Fe(CN)₆] + 4K⁺ → Fe³⁺ + [Fe(CN)₆]⁴⁺

4 Fe³⁺ + [Fe(CN)₆] → Fe₄[Fe(CN)₆]³

Sedangkan pada tabung kedua, sampel yang diuji dicampur dengan kalium
rodanida yang bertujuan untuk mengikat ion Fe³⁺ dalam darah. Reaksi
yang terjadi adalah sebagai berikut:
Fe³⁺ + 5CN⁻ → Fe (5CN)₃

b. Uji zat-zat non protein


● Uji kalsium
Kalsium dalam darah akan mengikat oksalat dari kalium oksalat karena
kalsium bersifat lebih reaktif. Kalsium bermuatan +2 sedang kalium
bermuatan +1 sehingga akan merebut ikatan kalium oksalat dan
membentuk endapan kalsium oksalat bewarna putih.
Ca2+ + (NH4)2C2O4 → CaC2O4 + 2NH+
● Uji klorida
Khlor dalam darah yang mengendap dan dapat larut dalam kondisi
tertentu. Hal ini disebabkan oleh Cl dalam darah dapat diikat oleh Ag
dari AgNO3 dan AgCl dapat larut dalam penambahan NH4OH karena
Cl akan berikatan dengan NH4 membentuk NH4Cl yang larut.
Cl– + AgNO3 → AgCl + NO3–
● Uji glukosa
Glukosa dalam darah akan mereduksi CuSO4 membentuk CuO yang
bewarna merah bata.

+ 2Cu2+ + 4OH– →O + Cu2O + 2H2O


● Uji ion sulfat
Fosfat akan ditangkap oleh amonium molibdat membentuk endapan
amonium fosfomolibdat bewarna kuning.
SO42– + BaCl2 → BaSO4 + 2Cl–

3. Daftar Gambar
Hasil Uji Pembuatan Plasma Darah Hasil Uji Pembuatan Serum Darah

Hasil Uji Kristal Darah (Teichman) Hasil Uji Fe dalam Hemoglobin

Hasil Uji Albumin Hasil Uji Globulin

Hasil Uji ion Kalsium Hasil Uji ion Klorida


Hasil Uji Glukosa Hasil Uji ion Sulfat
I. Evaluasi

1. Apa tujuan dilakukan pemanasan dengan asam asetat glacial pada percobaan uji
Kristal darah?

Jawab:

Pemanasan asam asetat glacial pada percobaan uji kristal darah bertujuan untuk
menghilangkan kandungan air, menguraikan globulin, dari ikatannya dan protein
bersama NaCl membentuk ikatan hematin klorida.

2. Apa fungsi larutan NaCl encer pada percobaan uji kristal darah?

Jawab:

Fungsi larutan NaCl encer pada percobaan ini agar terbentuk haemin klorida dan
mempercepat reaksi.

3. Tuliskan reaksi-reaksi yang mungkin terjadi dari percobaan uji Fe dalam


haemoglobin.

Jawab :

Fe + 2HCl → Fe²⁺ + Cl⁻ + H₂

Fe²⁺ + HNO₃ → Fe³⁺ + O + 2H₂O

Fe²⁺ + [Fe(CN)₆] + 4K⁺ → Fe³⁺ + [Fe(CN)₆]⁴⁺

4 Fe³⁺ + [Fe(CN)₆] → Fe₄[Fe(CN)₆]³

Fe³⁺ + 5CN⁻ → Fe (5CN)₃

4. Apa tujuan dilakukan pemanasan darah sampai terbakar semua pada uji Fe dalam
haemoglobin?

Jawab :

Sampel darah dibakar hingga menjadi abu dimana proses ini berfungsi untuk
menghilangkan senyawa molekul organik di dalam darah, sehingga hanya
menyisakan unsur organik berupa Fe²⁺ yang kemudian mengalami oksidasi
menjadi Fe³⁺

5. Apakah fungsi campuran HCl encer dengan HNO3 pekat dalam percobaan uji Fe
dalam haemoglobin? Apa nama campuran tersebut?

Jawab :
Fungsi penambahan campuran larutan HCl:HNO₃ (disebut air raja) adalah untuk
mengetahui ada tidaknya ion Fe (mendestruksi darah).

6. Sebutkan komponen protein yang terdapat dalam serum darah.

Jawab:

globular protein, spheroprotein, albumin, globulin, lipoprotein, dan regulatory


protein yang hanya berjumlah 1% dari protein plasma, terdiri dari enzim, proenzim
dan hormon

7. Jelaskan secara singkat mengenai penggunaan larutan ammonium sulfat jenuh dan
ammonium sulfat padat pada uji albumin dan globulin serum darah

Jawab:

penggunaan larutan ammonium sulfat jenuh untuk mengendapkan globulin dan


ammonium sulfat padat untuk mengendapkan albumin.

8. Apa yang dimaksud dengan salting out

Jawab:

Salting out adalah proses penambahan larutan elektrolit ke dalam fase air yang
mengandung senyawa organik, penambahan larutan elektrolit ini difungsikan agar
kelarutan senyawa organik dalam air bisa menurun dan juga konsentrasi senyawa
organik dalam fasa organik akan lebih besar dari pada dalam fasa air.

9. Tuliskan reaksi yang mungkin terjadi pada percobaan uji zat non protein dalam
serum darah.

Jawab:

● Uji kalsium
Ca2+ + (NH4)2C2O4 → CaC2O4 + 2NH+
● Uji klorida
Cl– + AgNO3 → AgCl + NO3–
● Uji glukosa
+ 2Cu2+ + 4OH– →O + Cu2O + 2H2O
● Uji ion sulfat
SO42– + BaCl2 → BaSO4 + 2Cl–

10. Bagian serum darah manakah yang membentuk suspensi kasar?

Jawab :

Setelah penambahan tetesan larutan asam asetat encer

11. Mengapa dalam serum darah mengandung glukosa dan asam-asam amino?

Jawab :

Karena serum darah merupakan bagian dari darah, dimana darah merupakan
zat pengangkut yang mengangkut semua zat sisa sisa metabolisme tubuh
sehingga ketika darah dikeluarkan dari tubuh zat lainnya yang dapat larut
dalam darah akan ikut terbawa. Sedangkan, alasan mengapa serum darah
mengandung asam amino adalah karena serum darah terdiri atas protein-
protein.
Semarang, 08 April 2021

Mengetahui,

Dosen Praktikum Praktikan

Samuel Budi Wardhana Kusuma, S.Si., M.Sc., Ph.D. Septi Handayani

NIP. NIM.

Anda mungkin juga menyukai