Anda di halaman 1dari 15

Selasa, 16 April 2019

ACARA 5
UJI BIOKIMIA HORMON

A. LATAR BELAKANG
Hormon Human Chorionic Gonadotropin (HCG) adalah hormon yang ada
dalam darah dan dikeluarkan oleh sel plasenta/embrio/bakal janin, sebagai hasil
pembuahan sel telur oleh sperma. Karena kehadirannya yang spesifik sebagai hasil
pembuahan itulah, maka HCG dapat dijadikan penanda kehamilan. Namun
biasanya dibutuhkan 3-4 minggu sejak hari pertama menstruasi terakhir (biasanya
dokter menyebutnya HPHT : Hari Pertama Haid Terakhir) agar jumlah HCG dapat
dideteksi oleh uji kehamilan. Ini adalah waktu yang dianjurkan.
Hormon seks merupakan zat yang dikeluarkan oleh kelenjar pada organ
seks dan kelenjar adrenalin langsung kedalam aliran darah. Hormon seks yang
bertanggung jawab dalam menentukan jenis kelamin janin dan bagi perkembangan
organ seks yang normal. HCG atau Hormon Chorionic Gonadotropin merupakan
suatu hormon seks yang dapat digunakan untuk penentuan kehamilan secara
sederhana. Hormon ini dieksresikan melalui urin ibu yang sedang hamil.
Galli manini merupakan metode penentuan kehamilan secara biologik
dengan memanfaatkan HCG yang terkandung dalam urin wanita hamil. Metode ini
masih digunakan sampai sekarang meskipun di laboratorium-laboratorium paling
sering digunakan metode-metode imunologik.
Jumlah HCG yang dieksresikan dalam urine wanita hamil berbeda–beda
untuk setiap wanita tergantung dari usia kehamilan. HCG dapat ditemukan dengan
mudah pada usia kandungan 1-3 bulan. Oleh sebab itu, metode Galli Manini kurang
tepat digunakan untuk menentukan kehamilan usia diatas 3 bulan. Berdasarkan
permasalahan diatas, maka praktikum Galli Manini perlu dilakukan untuk
menentukan ada atau tidaknya hormon choriogonadotropin dalam urin wanita
hamil. dan untuk menentukan apakah seorang wanita tersebut hamil atau tidak
karena meningkatnya hormon HCG bukan hanya akibat wanita tersebut hamil
namun dapat pula adanya beberapa keadaan patologis tertentu, sehingga dapat
diusahakan praktikum ini dilakukan dengan sebaik-baiknya.

1
B. TUJUAN
Tujuan dari praktikum hormon ini adalah:
1. Untuk memahami peran hormon dalam regulasi yang terjadi didalam tubuh
2. Membuktikan adanya hormon sebagai suatu penanda atau marker
3. Melakukan uji hormon HCG dengan menggunakan katak jantan.

C. WAKTU dan TEMPAT PELAKSANAAN


Pada praktikum BIOKIMIA dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Selasa, 16 April 2019
Waktu : 13:00 s/d 17:10 WIB
Tempat : Laboratorium Zoologi Dan Biologi Lingkungan Gedung
Laboratorium Terpadu, Universitas Muhammadiyah
Purwokerto

2
D. TINJAUAN PUSTAKA
Hormon adalah suatu substansi yang dihasilkan oleh kelenjar yang tidak
tersalurkan, akan tetapi langsung masuk ke dalam darah menuju alat-alat lain dari
bagian tubuh dan berpengaruh di bagian tersebut. Kelenjar penghasil hormon
dengan hormon-hormon di antaranya yaitu kelenjar pituitari atau hipofisis
mensekresikan hormon somatik, hormon myotropik, hormon adrenotropik dan
hormon gonadotropik meliputi FSH (Folikel Stimulating Hormon), atau hormon
prolaktin yang mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan gonad, yaitu
ovarium pada wanita dan testis pada pria (Frandson,1991).
Human Chorionic Gonadotropin (HCG) adalah hormon yang disekresikan
oleh sel-sel tropoblas ke dalam cairan ibu segera setelah setelah nidasi terjadi. HCG
yang dihasilkan dapat ditemukan dalam dalam serum dan urine. Adanya HCG
dalam urine dapat digunakan untuk penentuan kehamilan dengan cara sederhana
(Siti, 1984).
Penentuan kehamilan dengan menggunakan urine dapat dilakukan dengan
dua cara yaitu secara biologik dan dengan imunologik. Percobaan biologik dapat
dilakukan dengan tiga cara yaitu cara ascheim, zondek, Friedman, dan Galli
manini; masing-masing cara biologik ini menggunakan binatang uji. Sedangkan
pemeriksaan secara imunologik dapat dilakukan dengan cara Direct Latex
Agglutination (DLA) atau secara tidak langsung dengan cara Latex Agglutination
Inhibition (LAI) serta cara Hemaglutination Inhibition (HAI) (Siti,1984).
Mengingat pentingnya anti HCG untuk tes kehamilan secara imunologis,
HCG dapat diperoleh dari ekstraksi urin wanita hamil karena hormon yang
diproduksi oleh plasenta ini dieksresikan dalam jumlah besar melalui urin. HCG
mempunyai sifat seperti LH pada wanita dengan produksi gonadotropin yang
rendah atau non siklis. Hormon ini juga digunakan pada wanita dengan ovulasi
pada fase luteal sehingga terjadi infertilitas atau abortus habitualis (Siti,1984).
Kadar HCG dalam darah ibu sedemikian tinggi sehingga sebagian
disekresikan di dalam urine dan dapat dideteksi dalam uji kehamilan. Puncak
produksi hormon tersebut dicapai dalam bulan kedua kehamilan. Jika telur telah
dibuahi dan tertanam di dalam endometrium, sel-sel tropoblas dalam plasenta yang
sedang berkembang mensekresi gonadotropin chorion (Imam dan Fahriyan, 1992;
Ville, 1984).

3
Pada hewan betina, FSH dan LH akan mempengaruhi indung telur
(ovarium). FSH, LH, dan estrogen bersama-sama akan terlibat dalam siklus ovulasi
dan sekaligus mempersiapkan uterus berkembang pada mamalia. Sedangkan pada
jantan, FSH dan LH akan mempengaruhi testis untuk mulai memproduksi hormon
testosteron dan sperma. Sekresi FSH diatur juga oleh suatu faktor yang dihasilkan
oleh hipotalamus yang disebut faktor pelepas gonadotropin atau GnRF (Fried, dkk.,
2006 ; Sumarmin, 2008).
Pada wanita ada 3 macam hormon gonadotropin yang berperan yaitu
(Wheeler, 2000):
1. FSH (Folikel Stimulating Hormon): pada wanita, merangsang
perkembangan ovarium dan mengurangi sekresi estrogen.
2. LH (Luteinzing Hormon): Pada wanita, bersama-sama dengan estrogen
menstimulasi ovulasi dan pembentukan progesteron.
3. LTH (Luteotropic Hormon): berguna untuk menstimulasi sekresi air susu
oleh kelenjar susu.
Jika telur telah dibuahi dan tertanam dalam endometrium, sel-sel trofoblas
dalam plasenta yang sedang berkembang mensekresi gonadotropin korion.
Aktivitas lutein dan luteotrofiknya yang kuat mempertahankan korpus luteum dan
merangsang sekresi progesteron selanjutnya. Salah satu gejala pertama kehamilan
adalah adanya gonadotropin korion dalam darah dan urin. Puncak produksi hormon
tersebut dicapai dalam bulan kehamilan kedua. Setelah itu kadarnya dalam darah
dan urin menurun (Hafez, E, S.E.2000.).
Dalam beberapa hari setelah penanaman blastosis, sel-sel yang akan
berkembang manjadi plasenta mulai menyekresikan gonadotropin korionik manusia
(choriogonadotropin (HCG)). Aksi hormon ini sama dengan aksi FSH dan LH,
tetapi berlawanan dengan hormon-hormon ini, sekresi HCG tidak dihambat oleh
tingginya kadar progesteron dan estrogen. Jadi HCG dalam air seni wanita hamil
merupakan dasar bagi uji kehamilan yang paling sering digunakan (Hafez, E,
S.E.2000.).
Suatu uji radioimunosasi yang peka untuk hormone gonadotropinkorion
dapat menentukan kehamilan hanya beberapa hari setelah tertanamnya embrio.
Pada manusia kira-kira minggu ke-16 kehamilan, plasenta dengan sendirinya
menghasilkan cukup progesterone sehingga korpus luteum tidak lagi diperlukan

4
dan mengalami involusi. Plasenta juga menghasilkan estrogen. Plasenta manusia,
dan mungkin plasenta mamalia lain, memproduksi hormone protein lain, yaitu
laktogen plasenta dengan sifat yang agak mirip dengan hormone pertumbuhan
pituitari dan prolaktin (Villee, 1988).
Hormon LH dapat mendorong pertumbuhan folikel menjadi folikel
praovulasi dan diikuti terjadinya ovulasi. Peningkatan progesteron pada lapisan
theka menyebabkan lapisan granulosa menjadi lebih responsif terhadap LH pada
saat folikel mendekati ovulasi. Folikel ovari dan kadar estrogen di atas ambang
akan memberi respon terhadapa hipotalamus untuk menekan pelepasan FSH dan
selanjutnya memfasilitasi pelepasan LH untuk menandai proses ovulasi.
(Thoelihere.1979).
Kira-kira sepuluh hari setelah sel telur dibuahi sel sperma di saluran Tuba
falopi, telur yang telah dibuahi itu bergerak menuju rahim dan melekat pada
dindingnya. Sejak saat itulah plasenta mulai berkembang dan memproduksi HCG
yang dapat ditemukan dalam darah serta air seni. Keberadaan hormon protein ini
sudah dapat dideteksi dalam darah sejak hari pertama keterlambatan haid, kira-kira
hari keenam sejak pelekatan janin pada dinding rahim. Kadar hormon ini terus
bertambah hingga minggu ke 14-16 kehamilan, terhitung sejak hari terakhir
menstruasi. Sebagian besar ibu hamil mengalami penambahan kadar hormon HCG
sebanyak dua kali lipat setiap 3 hari. Peningkatan kadar hormon ini biasanya
ditandai dengan mual dan pusing yang sering dirasakan para ibu hamil. Setelah itu
kadarnya menurun terus secara perlahan, dan hampir mencapai kadar normal
beberapa saat setelah persalinan. Tetapi ada kalanya kadar hormon ini masih di atas
normal sampai 4 minggu setelah persalinan atau keguguran. (Siti,B.K.1984)
Kadar HCG yang lebih tinggi pada ibu hamil biasa ditemui pada kehamilan
kembar dan kasus hamil anggur (mola). Sementara pada perempuan yang tidak
hamil dan juga laki-laki, kadar HCG di atas normal bisa mengindikasikan adanya
tumor pada alat reproduksi. Tak hanya itu, kadar HCG yang terlalu rendah pada ibu
hamil pun patut diwaspadai, karena dapat berarti kehamilan terjadi di luar rahim
(ektopik) atau kematian janin yang biasa disebut aborsi spontan. (Siti,B.K.1984)
Uji kehamilan yang paling sering ditemui adalah dengan pemeriksaan urin.
Kadar minimal beta-HCG dalam urin untuk menghasilkan hasil yang positif,
sepanjang pengetahuan saya, berkisar antara 20-100 mIU/mL (meskipun tespek
tersebut mengatakan mempunyai batas deteksi minimal 5 mIU/mL). Padahal,

5
sampai 5 minggu dari hari pertama menstruasi terakhir, kadar beta-hCG dalam urin
kadang masih dibawah 20 mIU/mL (meskipun pada beberapa wanita 4 minggu
setelah hari pertama menstruasi terakhir sudah lebih dari ratusan mIU/mL).
(Siti,B.K.1984)
HCG merupakan hormon glikoprotein yang unik untuk plasenta yang
sedang tumbuh. Sebelum immunoassay tersedia pada tahun 1960-an uji–uji
kehamilan menggunakan bioassay yang memerlukan hewan (kelinci, tikus, dan
katak) untuk membuktkan adanya HCG dalam serum atau urine. Tes yang
menggunakan kelinci, tikus, dan katak pada waktu ini telah diganti oleh tes
imunologik yang menggunakan antibody terhadap HCG. (Siti,B.K.1984)
Fungsi dari Hormone gonadotropin chronik (HCG):
1. HCG berinteraksi dengan reseptor LHCG dan mempromosikan
pemeliharan korpus luteum selama awal kehamilan, hingga
menyebabkan mensekresikan hormon progesteron. Progesteron
memperkaya rahim dengantebal lapisan dari pembuluhdarah dan kapiler
sehingga dapat menopang pertumbuhan janin Karena sangat negatif
dengan sendirinya, HCG dapat mengusir sel-sel kekebalan ibu,
melindungi janin selama trimester pertama. Ini juga telah dihipotesiskan
bahwa HCG juga bisa merupakan link plasenta untuk pengembangan
immunotolerance ibu lokal. Sebagai contoh, HCGdiperlakukan sel
endometrium menginduksi peningkatan apoptosis sel T (pembubaran T-
sel).
2. Hasil ini menunjukkan bahwa HCG juga bisa merupakan link dalam
pengembangan toleransi kekebalan peritrophoblastic, dan dapat
memfasilitasi invasi trofoblas, yang dikenal untuk mempercepat
perkembangan janin di endometrium. Hal ini juga telah menyarankan
bahwa kadar hCG terkait dengan keparahan mual pagi hari pada wanita
hamil.
3. Karena kemiripannya dengan LH, HCG juga dapat digunakan secara
klinisuntukmenginduksi ovulasi dalam ovarium serta testosteron produk
si di testis. Sebagai sumber biologis yang paling berlimpah adalah
perempuan yang saat ini hamil, beberapa organisasi mengumpulkan urin
dari wanita hamil untuk mengekstrak HCG untuk digunakan

6
dalam perawatan kesuburan . HCG juga memainkan peran
dalam diferensiasi selular/proliferasi dan dapat mengaktifkan apoptosis .
Perkiraan Kadar HCG dalam Darah kehamilan trimester kedua
Kurang dari 5 IU/l
Perempuan yang tidak hamil dan laki-laki (international units per
liter)
24-28 hari setelah haid terakhir 5–100 IU/L
4-5 minggu (1 bulan) setelah haid
50–500 IU/L
terakhir
Ibu 5-6 minggu setelah haid terakhir 100–10.000 IU/L
hamil: 14-16 minggu (4 bulan) setelah haid
12.000–270.000 IU/L
terakhir

kehamilan trimester ketiga 1.000-50.000 IU/L


Perempuan pasca menopause Kurang dari 10 IU/l

Pembentukan HCG (Human Chorionik Gonatropin)


Pembentukan HCG maksimal pada 60-90 hari, kemudian turun ke kadar
rendah yang menetap selama kehamilan. Kadar HCG yang terus menerus rendah
berkaitan dengan gangguan perkembangan plasenta atau kehamilan. Kadar HCG
memiliki struktur yang sangat mirip dengan yang bekerja pada reseptor LH
sehingga usia korpus luteum memanjang.
Dari mana HCG diproduksi dan kapan HCG dapat di deteksi
HCG mula-mula di produksi oleh sel lapisan luar blastokista.sel in
berdiperensiasi menjadi sel trofoblash, sinsitiotrofoblash,yang berkembang dari
trofoblash,terus menghasilkan hcg disekresikan dapat dideteksi disekresi vagina
sebelum inflantasi. biasanya hcg dapat dideteksi didarah ibu 8-10minggu. Di urin
saat ini dapat di ukur dalam dua minggu stelah pembuahan.
Faktor – Faktor Hormonal Dalam Kehamilan
1. Humon Chorionic Gonadotropin (HCG)
a. Intinya fungsi dari hormone ini adalah untuk mempertahankan korpus
luteum dan mencegah menstruasi.

7
b. HCG merupakan glikoprotein dengan berat molekul 39.000 dan memiliki
struktur dan fungsi yang sama dengan LH yang disekresi oleh kelenjer
hipofisis.
c. HCG juga menyebabkan sekresi hormone seks, progesterone, dan estrogen
dalam jumlah besar oleh corpus luteum untuk beberapa bulan kedepan.
d. HCG juga mempengaruhi testis janin dengan merangsang sel-sel interstisial
leyding untuk menghasilkan testosterone dalam jumlah sedikit.
2. Sekresi estrogen oleh plasenta
Kadar estrogen yang tinggi selama kehamilan menyebabkan pembesaran uterus,
pembesaran payudara dan pertumbuhan duktus payudara, serta pembesaran
genitalia eksterna wanita.
3. Sekresi progesterone oleh plasenta
4. Human chorionic somatomammotropin (HCS)
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan
1. Faktor fisik yang dipengaruhi oleh status kesehatan dan status gizi ibu.
Tujuan dari pemeriksaan kehamilan atau Ante Natal Care (ANC):
a. Memantau kemajuan kehamilan.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental ibu
c. Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi.
d. Mempersiapkan ibu agar dapat melahirkan dengan selamat.
2. Faktor psikologis terdiri dari :
a. Stress
b. Dukungan keluarga
3. Faktor lingkungan sosial, budaya dan ekonomi
Hormone Yang Berperan Dalam Kehamilan
Hormon adalah zat yang dibentuk oleh bagian tubuh tertentu dalam jumlah
kecil dan dibawa kejaringan tubuh lainnya. Hormone berpengaruh untuk
merangsang dan menggiatkan kerja organ-organ tubuh.
Jenis – jenis hormon :
1. Progestron
Berfungsi membngun lapisan di dinding rahim untuk menyangga.

8
2. Esterogen
Hormone ini membuat putting payudara membesar dan merangsang
pertumbuhan kelejar susu,estrogen juga membantu memperkuat dinding rahim
untuk mengatasi kontraksi pada saat persalinan.
3. HCG
Hanya ada di dalam darah dan urine wanita hamil yang berfungsi dalam
mempertahankan jaringan berwarna kuning dalam indung telur yang terbentuk
ketika indung telur yang baru saja melepaskan( corpus uteum ), yang membuat
esterogen ,progesterone dan plasenta terbentuk sepenuhnya.
4. Human plasenta lactogen (HPL)
Hormone yang di produksi plasenta dan merupakan hormone yang merangsang
pertumbuhan.
5. Prolaktin
Di hasilkan oleh kelenjar pituitary bertanggung jawab peningkatan HCG yang
memproduksi ASI dalam payudara.
6. Oksitosin
Terlibat dalam proses reproduksi pada pria dan wanita,serta merangsang
kontraksi pada saat kehamilan dan persalinan ,dan juga berperan penting pada
terjadinya efek pengalihan susu pada saat ibu menyusui bayinya.
7. Relaksin
Muncul pada awal kehamilan dan bertanggung jawab membantu mengatasi
aktivitas rahim dan melembutkan leher rahim dalam rangka persiapan proses
persalinan.

9
E. METODE
1. ALAT
a. Spuite
b. Beaker glass
c. Objek glass
d. Pipet tetes
e. Cover glass
f. Mikroskop
2. BAHAN
a. Urine ibu hamil
b. Katak jantan
c. Testpack
3. CARA KERJA
1) Uji dengan test pack
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Mencelupkan test pack kedalam urine ibu hamil selama 10 detik sampai
tanda max yang ada
c. Membaca hasil dari test pack
d. Mencatat hasil di log book
2) Uji dengan katak jantan
a. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan
b. Mengambil katak dari tempatnya
c. Megambil urine dengan menggunakan spuite sebanyak 1 mL,
d. Menyuntikannya kedalam kelenjar getah bening bawah kulit katak jantan
e. Mengurung katak jantan dalam beaker glass yang ditutup selama kurang
lebih 30 menit, mengambil caitran yang ada pada tempat untuk mengurung
katak tersebut dan meneteskannya pada objek glass dan menutupnya dengan
cover glass
f. Melihat preparat dibawah mikroskop,
g. Mengamati ada atau tidaknya spermatozoa
h. Mencatat hasil yang terjadi di log book.

10
F. HASIL DAN PEMBAHASAN
1) Hasil Pengamatan
Katak Tes Kehamilan Adanya Spermatozoa
Instan
Disuntik urine hamil (+) garis merah 2 (+) adanya spermatozoa
Disuntik urine hamil (+) garis merah 2 (-) tidak ada spermatozoa
Disuntik urine hamil (+) garis merah 2 (-) tidak ada spermatozoa
Disuntik urine hamil (+) garis merah 2 (-) tidak ada spermatozoa
Disuntik urine hamil (+) garis merah 2 (+) adanya spermatozoa
Disuntik urine hamil (+) garis merah 2 (+) adanya spermatozoa
Disuntik urine tidak hamil (-) garis merah 1 (-) tidak ada spermatozoa
Disuntik urine tidak hamil (-) garis merah 1 (-) tidak ada spermatozoa

2) Pembahasan
Metode alat test pack ini akan bereaksi jika didalam urin wanita hamil ada
hCG, dan tanda pada uji ini menunjukkan dua garis. Yang artinya wanita ini hamil.
Pada wanita hamil akan terdeteksi kadar hCG yang cukup tinggi dalam urinenya
(sedikitnya akan mencapai 25 mlU/ml). Namun, kadar sensitivitas setiap alat tes
kehamilan berbeda-beda. Semakin sensitif tentu semakin baik. Ada alat tes yang
mampu mendeteksi kadar hCG sebanyak 5 mlU/ml saja.
Pada garis yang pertama mengisyaratkan bahwa tes dilakukan dengan benar,
yang biasa disebut dengan garis kontrol. Garis kontrol akan tampak bila test
packmendapatkan cukup air seni untuk diuji. Sementara garis kedua menunjukkan
hasil tes, yang merupakan bagian alat yang memiliki antibodi yang bereaksi dengan
hCG dan dapat berubah warna bila hormon ini terdeteksi.
Hasil percobaan ini menunjukkan bahwa urine yang digunakan tidak
semuanya mengandung HCG ini dibuktikan dengan adanya hasil negatif pada
beberapa sampel urine yang ada. Perlakuan dengan konsentrasi urine murni
menghasilkan jumlah sperma yang dihasilkan lebih banyak daripada konsentrasi
urine yang memiliki hasil negatif. Urine murni dari usia kehamilan 5 bulan yang
disuntikkan ke dalam jaringan kodok merangsang pengeluaran sperma kodok lebih
banyak daripada urine yang negatif. Perbedaan banyak atau sedikitnya ditemukan
sperma kodok tersebut bergantung pada konsentrasi urine yang disuntikkan. Pada
konsentrasi urine murni lebih besar memicu pengeluaran sperma kodok karena di
dalam urine murni lebih banyak mengandung hormon choriogonadotropin. Hormon
tersebut saat disuntikkan pada kodok merangsang sperma kodok berkembang

11
sehingga kodok tersebut mengalami estrus (birahi). Hal ini dikarenakan HCG
mempunyai sifat seperti LH. Menurut muhayat (1998), LH dan HCG pada laki-laki
memberitahu testis untuk memproduksi hormon seks laki-laki (testosteron). HCG
menyebabkan pelepasan spermatozoa apabila diberikan kepada vertebrata rendah.
Hormon ini disekresikan oleh embrio untuk memberikan sinyal kehadirannya dan
mengontrol sistem reproduksi wanita hamil. Produksi HCG akan meningkat hingga
sekitar hari ke 70 dan akan menurun selama sisa kehamilan.
Hormon-hormon kehamilan ini bertujuan guna mendukung kehamilan yang
berlangsung khususnya agar janin dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dan
sehat. Jumlah atas banyaknya HCG di dalam urine tergantung pada faktor fisiologis
wanita hamil dan konsentrasi HCG pada darah.
Jika HCG orang hamil rendah:
a. Kesalahan perhitungan umur kahamilan
b. Keguguran
c. Kehamilan etropik (di luar rahim )
Jika hCG orang hamil tinggi:
a. Kesalahan perhitungan umur kehamilan
b. Kehamilan molar ( hamil anggur )
c. Multiple pregnancy
Pada percobaan yanag telah kami lakukan yakni pertama-tama kami
memilih katak jantan dan mengambil pipet yang disediakan, dan kemudian
merangsang pada kloaka katak menggunakan pipet tetes tersebut. Setelah
dirangsang, kemudian akan keluar sesuatu berwarna putih bening seperti
sperma dan kemudian kami mengambil dan menaruhnya pada kaca preparat
dan mengamatinya di bawah mikroskop dengan perbesaran 4 x 10, dan saat
kami amati kami menemukan banyak sperma di dalam cairan tersebut.
Berdasarkan praktikum yang kami lakukakn kami melakukan
beberapa kesalahan yaitu:
1. Kurang tepat dalam melakukan injeksi urine kedalam kelenjar
getah bening pada katak jantan,
2. Terlalu sedikit dalam menyuntikan urine
3. Salah dlam melakukan rangsangan pada katak

12
Beberapa hal yang terjadi setelah katak kami suntik dengan urine ibu
hamil adalah:
1. Kodok jantan melepaskan sperma
2. Pada bagian kelenjar getah bening katak mengalami
pembesaran
3. Katak lebih diam daripada awalnya
Penyebab tidak didapatkannya sperma dapat terjadi karena:
1. Tidak didapatkan urin (katak tidak pipis)
2. Katak yang diinjeksikan urin ibu hamil tersebut bukan katak
jantan.
3. Kurag tepat dalam menyuntikan jumlah urin, sehingga jumlah
urin yang masuk kurang banyak atu berlebihan, sebaiknya
jumlah urin yang di suntikan pada katak disesuaikan dengan
besarnya kodok. Atau bahkan dikarenakan cara penyuntikan
yang salah.
4. Pemilihan urin ibu hamil yang melewati standar (seharusnya urin
ibu hamil kurang dari 3 bulan). Karena hCG akan berkurang
selama meningkatnya usia kehamilan, hingga hCG tidak dapat
merangsang katak.

13
G. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Dalam praktikum hormon dapat disimpulkan bahwa :
a. Hormon Human Chorionic Gonadotropin (HCG) adalah hormon yang ada
dalam darah dan dikeluarkan oleh sel plasenta/embrio/bakal janin, sebagai
hasil pembuahan sel telur oleh sperma.
b. Meningkatnya hormon HCG digunakan bukan hanya untuk membuktikan
adanya kehamilan pada seorang wanita namun dapat juga diindikasikan
sebagai adanya kelainan patologis, apabila dalam pemeriksaan jumlah
hormon terus meningkat.
c. Uji kehamilan dengan katak jantan ini melibatkan urine wanita dan apabila
wanita tersebut hamil muda maka cairan yang dikeluarkan oleh katak jantan
tersebut adalah sperma.

2. Saran
Berdasarkan praktikum hormon ini semuanya sudah bagus, namun ada
beberapa hal yang perlu ditingkatkan lagi, mengenai sampel yang digunakan,
mungkin hanya kekondusifan dari para praktikan sendiri yang perlu
ditingkatkan.

14
H. DAFTAR PUSTAKA

Frandson, R.D.1991. Anatomi dan Fisiologi Hewan Ternak, Penerjemah: B. Srigandono


dan K. Praseno,UGM Press: Yogyakarta
Fried, H dan George, J.H.2006. Schaums Outlines Biology, Edisi II, Penerjemah:
Damaningtyas, Erlangga: Jakarta
Hafez, E, S.E.2000. Reproduction In Farm Animal. 7th Edition, Lea and Febiger.
Philadelphia
Imam dan Fahriyan.1992. In Vitro Fertilisasi Transfer Embrio dan Perkembangan Embrio,
Pusat Antar Universitas Bioteknologi, IPB: Bogor
Sumarmin,R,dkk.2008. Perkembangan Folikel dan Viabilitas Oosit Domba Pasca
Transplantasi Ovarium Domba Intra utenin Pada Kelinci Bunting Semu, Jurnal
Veteriner, Vol 9, No.3: 115-121
Siti,B.K.1984. Imunologi: Diagnosis dan Prosedur Laboratorium, FKUI: Jakarta
Thoelihere.1979. Fisiologi Reproduksi Pada Ternak, Angkasa: Bandung
Ville, C.A., dkk.1984. Zoologi Umum, Edisi Keempat, Erlangga: Jakarta

15

Anda mungkin juga menyukai