Anda di halaman 1dari 9

“PEMERIKSAAN URIN TES KEHAMILAN”

Hari/Tanggal Praktikum : Rabu, 19 September 2018

A. Tujuan

Menganalisis kadar HCG (Hormon Chorionic Gonadotropin) dengan menggunakan


teknik imunokromatografi melalui tes kehamilan.

B. Prinsip

Test Strip

Reaksi antara HCG dalam urin dengan anti HCG yang dilekatkan berupa garis pada
membran tertentu akan membentuk garis berwarna baik pada kontrol maupun tes. Bila
sampel tidak mengandung HCG, hanya akan terbentuk satu garis berwarna pada kontrol saja.

Test Pack

Urin pada tempat sampel (sampel well) akan bermigrasi melalui membran sampai
mencapai jendela akhir kira l-kira kurang lebih selama 5 menit. Saat urin melalui membran,
akan menggerakkan anti-alpha HCG (komplek) dan akan melalui daerah penangkapan yaitu
anti-beta HCG yang tidak bergerak pada membran. Tanda negatif (-) yang akan muncul
menandakan Reagen masih baik dan bekerja secara aktif. Positif ditandai dengan
terbentuknya tanda positif (+).

1
C. Dasar Teori

HCG adalah hormon yang mendukung perkembangan telur dalam ovarium dan
merangsang telur dalam pelepasan telur dalam ovulasi. Hormon HCG tersusun atas
glikoprotein yang dihasilkan oleh protoblast dan bakal plasenta. Pembentukan HCG
maksimal pada 60-90 hari, kemudian turun ke kadar rendah yang menetap selama kehamilan.
Kadar HCG yang terus menerus rendah berkaitan dengan gangguan perkembangan plasenta
atau kehamilan. Kadar HCG memiliki struktur yang sangat mirip dengan yang bekerja pada
reseptor LH sehingga usia korpus luteum memanjang. HCG mula-mula di produksi oleh sel
lapisan luar blastokista. Sel ini berdiferensiasi menjadi sel tropoblast, sinsitiotropoblast yang
berkembang dari tropoblast, terus menghasilkan HCG yang disekresikan dan dapat dideteksi
disekresi vagina sebelum inplantasi. biasanya HCG dapat dideteksi di darah ibu 8-10 minggu
(Frandson, 1993).

HCG (Human Chorionic Gonadotropin) merupakan suatu hormon yang dihasilkan oleh
jaringan plasenta yang masih muda dan dikeluarkan lewat urin. Hormon ini juga dihasilkan
bila terdapat proliferasi yang abnormal dari jaringan epitel korion seperti mola hidatidosa
(hamil anggur) atau suatu choriocarsinoma (kanker ganas). Kehamilan akan ditandai dengan
meningkatnya kadar HCG dalam urin pada trimester I, HCG disekresikan 7 hari setelah
ovulasi. Pemeriksaan HCG dengan metode immunokromatografi merupakan cara yang
paling efektif untuk mendeteksi kehamilan dini (Harti, 2013). Penggunaan strip HCG urine
test merupakan suatu metode immunoassay untuk memastikan secara kualitatif adanya
Human Chorionic Gonadotropin (HCG) didalam urine sebagai deteksi dini adanya
kehamilan. Human Chorionic Gonadotropin merupakan sebuah hormon glikoprotein yang
dihasilkan oleh plasenta selama kehamilan. Konsentrasi HCG terus meningkat pesat dan
memuncak pada 10-12 minggu masa kehamilan dengan kisaran 30-200.000 mIU/mL.
Adanya HCG dan peningkatan konsentrasinya secara cepat didalam urin ibu membuatnya
sebagai penanda untuk memastikan kehamilan (Prawirohardjo, 1976).

Alat uji kehamilan untuk dipakai di rumah (home pregnancy test, HPT) yang biasa
dikenal dengan test pack merupakan alat praktis yang cukup akurat untuk mendeteksi
kehamilan pada tahap awal yang menggunakan urin. Urin yang digunakan yaitu air seni
pertama setelah bangun pagi, karena konsentrasi hormon HCG tinggi pada saat itu. HCG urin
2
akan terdeteksi pada kadar di atas 25 mIU/mL. Bentuk alat tes kehamilan (test pack) ada dua
macam, yaitu strip dan compact. Bedanya, bentuk strip harus dicelupkan ke urin yang telah
ditampung atau disentuhkan pada urin waktu buang air kecil sedangkan compact sudah ada
tempat untuk menampung urin yang akan diteteskan. Test slide ini sangat tergantung pada
kerja sama antibodi dan antigen. Antibodi ini zat kimia yang dihasilkan oleh limfosit dan
struktur lain di dalam tubuh. Sedangkan antigen, zat asing yang masuk dan merangsang
reaksi kimia tubuh. Jika antigen masuk ke dalam jaringan tubuh, antibodi bereaksi sehingga
antigen tidak berbahaya lagi. Tiap antibodi hanya bereaksi terhadap antigen tertentu.
Antibodi-antibodi itulah yang “ditambatkan” pada media test, yang mempunyai dua strip
(garis) indikator (Pearce, 1997).

D. Alat dan Bahan

a. Alat yang digunakan :


1. Tampung penampung urin
2. Pipet tetes
3. Test Strip HCG/ test pack
4. Sarung Tangan
b. Bahan yang digunakan :
1. Sampel urin (Kontrol positif)
2. Sampel urin (Kontrol negatif)

E. Prosedur

3
F. Hasil Pengamatan

No. Identitas Relawan Hasil Pengamatan

1. Nama : Ratna Terdapat garis pada C dan T

Umur : 18 tahun Kesimpulan : (+) Hamil

Usia Kehamilan : 8 bulan

2. Nama : Eka Sri R. Terdapat garis pada C saja

Umur : 22 tahun Kesimpulan : (-) Hamil

G. Pembahasan

4
Pada praktikum kali ini mengenai tes atau pemeriksaan urin tes kehamilan dengan
menganalisis kadar HCG dalam sampel dengan metode imunokromatografi. HCG (Human
Chorionic Gonadotropin) merupakan hormon glikoprotein yang disekresikan oleh plasenta
segera setelah pembuahan. Kadar HCG minimal agar dapat terdeteksi adalah diatas 25 mIU/mL
dan kadarya bisa memuncak pada 10-12 minggu kehamilan dengan kadar HCG mencapai 30-
200.000 mIU/mL, fungsi dari hormon HCG ini sangat berguna untuk perkembangan janin,
dimana sering berjalannya waktu kadar HCG akan semakin menurun bila usia kandungannya
sudah mencapai waktu kelahiran.

HCG juga bisa terdapat pada laki-laki apabila HCG ini terdeteksi pada laki-laki maka
didiagnosis terkena kanker, khususnya kanker prostat. HCG ini berfungsi untuk perkembangan
janin pada ibu hamil, namun pada laki-laki terdapat pertumbuhan sel yang abnormal dan harus
segera ditangani.

Pada pengecekan kehamilan ini menggunakan test strip dengan metode


imunokromatografi, imunokromatografi adalah Prinsip tes imunologik ini adalah berdasarkan
terjadinya reaksi imunologis kimiawi antara HCG dalam urin dengan antobodi HCG (anti HCG).
Suspensi lateks mengandung antibody monoclonal anti HCG dengan natrium azida sebagai
pengawet sebagai anti HCG dan hormon HCG yang terkandung dalam urin sebagai antigen.
Ketika anti HCG (antibodi) bertemu dengan antigen (hormon HCG) maka terbentuklah
kompleks imun(kompleks antigen-antibody /immunoassay).

Mekanisme immunokromatografi Tes:

Pada daerah sampel berisi anti alpha HCG berlebih. Garis control (C) berisi anti beta dan alpha
beta HCG. Garis test (T) berisi anti beta HCG. Urine wanita hamil mengandung alpha dan beta
HCG

Bila urin tidak mengandung HCG, maka saat dicelupkan pada urin yang bergerak hanya
anti alpha HCG menuju garis C dan bereaksi dengan anti beta-alpha beta HCG dan akan
membentuk garis merah pada C dan tidak pada T. Bila urin mengandung HCG, maka saat
dicelupkan pada urin, yang bergerak anti alpha HCG dan alpha beta HCG urin menuju anti beta
menuju garis T yang berikatan membentuk garis merah

5
Terdapat 3 antibodi anti HCG pada strip antibodi tersebut adalah antibodi anti HCG yang
pertama (kita sebut saja anti HCG-1), antibodi anti HCG yang kedua (anti HCG-2) dan anti-anti
HCG-1 (antibodi dengan anti HCG-1 sebagai antigen). Ketiga antibodi itu terletak di lokasi yang
berbeda dengan sifat yang berbeda pula. Anti HCG-1 bersifat mobile sehingga bisa ikut
berpindah ke area Test (T) dan Control (C) melalui gerakan kapilaritas. Anti HCG-1 merupakan
antibodi monoklonal sedangkan anti HCG-2 bersifat poliklonal. Anti HCG-2 di area T dan anti-
anti HCG-1 di area C bersifat fixed atau tertanam, artinya tidak dapat berpindah sehingga tidak
ikut mengalir/berpindah tempat.

Bila urin mengandung HCG. HCG sebagai antigen, akan berikatan dengan anti HCG.
Gaya kapilaritas membawa senyawa ikatan HCG dan anti HCG-1 menuju daerah T. Di daerah T,
anti HCG-2 akan berikatan dengan HCG yang telah berikatan dengan anti HCG-1 namun pada
epitop yang berbeda. Terbentuklah kompleks anti HCG-1, HCG, dan anti HCG-2. Enzim
menjadi aktif dan daerah T berwarna merah. Selanjutnya, sisa anti HCG-1 yang belum berikatan
dengan HCG akan menuju daerah C dan berikatan dengan anti-anti HCG-1. Kompleks ini akan
mengaktifkan enzin sehingga daerah T berwarna merah. Pada akhirnya, akan terlihat dua strip
merah yaitu pada daerah T dan daerah C dan diintepretasikan sebagai hasil positif hamil.

Bila urin tidak mengandung HCG. Urin tidak mengandung HCG sehingga tidak terjadi
kompleks anti HCG-1 dengan HCG. anti HCG-1 yang bebas kemudian menuju ke area T tempat
anti HCG-2. Karena tidak ada HCG maka tidak akan terjadi interaksi antara anti HCG1 dan anti
HCG-2 melalui perlekatan dengan HCG pada epitop berbeda. Enzim pada anti HCG-1 tetap
inaktif dan reaksi enzimatis pembentukan warna tidak terjadi. Akibatnya anti HCG-1 akan terus
ikut gaya kapilaritas menuju daerah C. Di daerah ini terjadi kompleks antigen antibodi yaitu anti
HCG-1 (sebagai antigen) dengan anti anti HCG-1 (sebagai antibodi terhadap anti-HCG-1).
Kompleks ini membuat enzim aktif sehingga terbentuk warna merah. Warna merah hanya pada
area C sehingga hanya ada satu garis dan diintepretasikan sebagai hasil negatif hamil (tidak
hamil).

Reaksi pembentukan kompleks antigen antibodi antara HCG sebagai antigen dan anti
HCG sebagai antibody bersifat spesifik. Antibodi akan mengenali antigen pada lokasi tertentu
yang disebut epitop. Antibodi poliklonal adalah antibodi yang mengenali suatu antigen melalui
ikatan dengan epitop yang bervariasi karena berasal dari sel B yang berbeda-beda. Sedangkan
6
antibodi monoklonal lebih spesifik mengenali antigen pada satu epitop tertentu karena berasal
dari satu sel B yang dibiakan.

H. Kesimpulan

Dari praktikum ini maka dapat disimpulkan bahwa tes kehamilan dengan metode
imunokromatografi adalah dengan adanya interaksi antara HCG dalam urin dengan HCG-1, anti
HCG-1, anti HCG-2, dan anti-anti HCG-1, yang apabila sampel mengandung HCG maka hasil
yang ditampilkan pada tes strip akan berwarna merah (bentuk garis) pada daerah C dan daerah T.
Namun pada sampel yang negatif mengandug HCG maka strip test akan berwarna merah (bentuk
garis) hanya pada daerah C saja.

DAFTAR PUSTAKA

Frandson, R.D. 1993. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press.

7
Pearce, E. 1997. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Prawirohardjo, S. 1976. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Lampiran

8
Gambar 1.2. Alat Test Strip
Gambar 1.1.Urin Kontrol Positif Gambar 1.3. Pernyataan Hasil

Gambar 1.4. Test Strip Gambar 1.5. Proses Pencelupan Gambar 1.6. Pengeringan Urin
Test Strip pada Urin dari Test Pack

Gambar 1.7. Hasil Test (+) Hamil

Anda mungkin juga menyukai