Anda di halaman 1dari 12

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Lengkap Praktikum Biokimia I dengan judul percobaan “Darah”


yang disusun oleh:
nama : 1. Amirah Mardhiyah Lestari
2. Zaifah Firayanti
3. Zaskia Dwi Utami
4. Zulvita Kawaroe
5. Potto Ekawati
kelompok : V (Lima)
kelas : Kimia Sains
telah diperiksa dan dikonsultasikan oleh Asisten dan Koordinator Asisten maka
laporan ini diterima.

Makassar, November 2018


Koordinator Asisten, Asisten,

Arin Dayu S., S.Pd Mohd. Sadzan Asram


NIM. 1514441010

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab

Prof. Dr. Sudding, M.Si


NIP.19571220 198602 2 001
A. JUDUL PERCOBAAN
Darah
B. TUJUAN PERCOBAAN
Pada akhir percobaan mahasiswa diharapkan mampu:
1. Menentukan kandungan Fe dalam darah (Hemoglobin).
2. Menguji daya katalitik darah.
3. Mengetahui uji komponen-komponen darah.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
a. Cawan porselin 2 buah
b. Tabung reaksi 6 buah
c. Rak tabung reaksi 1 buah
d. Pipet tetes 5 buah
e. Batang pengaduk 2 buah
f. Pembakar spritus 1 buah
g. Kasa dan kaki tiga 1 set
h. Penangas uap 1 buah
i. Gelas ukur 10 mL 2 buah
j. Gelas kimia 100 mL 1 buah
k. Gelas kimia 250 mL 1 buah
l. Gelas kimia 1000 mL 1 buah
m. Corong biasa 1 buah
n. Erlemenyer 100 mL 1 buah
o. Botol semprot 1 buah
p. Penjepit tabung 1 buah
q. Pisau 1 buah
r. Magnetik stir 2 buah
s. Lap kasar 1 buah
t. Lap halus 1 buah
2. Bahan
a. Darah ayam
b. Larutan asam klorida 0,1 N dan 1 M (HCl(aq))
c. Larutan asam nitrat encer (HNO3(aq))
d. Larutan kalium heksasianoferat(II) 0,2 M ([K4Fe(CN)6] (aq))
e. Larutan kalium tiosianat 0,2 M (KSCN(aq))
f. Larutan hidrogen peroksida 3 % (H2O2(aq))
g. Larutan perak nitrat 0,2 M (AgNO3(aq))
h. Larutan asam asetat 2 M (CH3COOH(aq))
i. Aquades (H2O(l))
j. Pereaksi Benedict (Cu2+ + 5OH-(aq))
k. Pereaksi Millon (HgNO3(aq))
l. Kertas saring biasa
m. Korek api
n. Tisu
o. Label
D. PROSEDUR KERJA
1. Penentuan Kandungan Fe dalam Hemoglobin
a. Sebanyak 10 tetes darah dimasukkan ke dalam cawan porselin, kemudian
dipanaskan sampai membara.
b. Setelah dingin, 10 mL HCl 0,1 N dan 10 mL HNO3 encer ditambahkan, HNO3
telah dipanaskan sebelumnya.
c. Campuran diaduk dan disaring filtratnya.
d. Filtrat yang diperoleh dimasukkan dalam tabung reaksi I dan ditambahkan
K4Fe(CN)6 0,2 M, tabung reaksi II ditambahkan KSCN 0,2 M.
e. Perubahan warna setiap penambahan diamati.
2. Tes Daya Katalitik Darah
a. Sebanyak 5 mL H2O2 3 % dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
b. Sebanyak 10 tetes darah ditambahkan ke dalam tabung reaksi.
c. Perubahan yang terjadi sebelum dan sesudah penambahan diamati.
3. Tes Komponen-komponen Darah
a. Sebanyak 50 mL aquades dicampurkan dengan 10 mL darah ke dalam cawan
porselin, lalu dipanaskan pada pembakar spritus.
b. Sebanyak 2 tetes asam asetat 2 M ditambahkan, lalu dipanaskan hingga
terbentuk koagulasi. Kemudian disaring.
c. Filtratnya dibagi ke dalam tiga tabung reaksi. 5 tetes pereaksi Benedict
ditambahkan pada tabung I, 5 tetes AgNO3 0,2 M ditambahkan pada tabung II
dan 5 tetes pereaksi Millon ditambahkan pada tabung reaksi III.
d. Endapan hasil koagulasi dipijarkan, kemudian 5 tets HCl 1 M dan 5 tetes
K4Fe(CN)6 0,2 M ditambahkan.
e. Perubahan pada setiap penambahan diamati.
E. HASIL PENGAMATAN
1. Penentuan Kandunag Fe dalam Hemoglobin
NO. Aktivitas Hasil Pengamatan
1. 10 tetes darah dipanaskan Gumpalan darah berwarna hitam
Larutan kuning kecoklatan dan
Ditambahkan 10 mL HCl 0,1 N +
2. terdapat padatan darah berwarna
10 mL HNO3 encer (panas)
hitam
3. Disaring Larutan kuning kecoklatan
 Tabung I + 15 tetes K4Fe(CN)6 Larutan berwarna biru muda
0,2 M
4.
 Tabung II + 15 tetes KSCN Larutan berwarna coklat bening
0,2 M
2. Tes Daya Katalitik Darah
NO. Aktivitas Hasil Pengamatan
1. 5 mL larutan H2O2 3 % Larutan bening
Larutan berwarna merah dan
2. Ditambahkan 10 tetes darah
terdapat gelembung
3. Tes Komponen-komponen Darah
NO. Aktivitas Hasil Pengamatan
1. 50 mL aquades + 10 mL darah Larutan berwarna merah
Larutan berwarna merah tua dan
Diapanaskan + 2 tetes CH3COOH
2. terdapat koagulasi berwarna coklat
2M
NO. Aktivitas Hasil Pengamatan
3. Disaring Filtrat: Larutan berwarna merah
Residu: gumpalan berwarna coklat
 Tabung I + 5 tetes pereaksi Larutan berwarna coklat dan tidak
Benedict terbentuk endapan merah bata
 Tabung II + 5 tetes AgNO3 0,2 Larutan berwarna merah, dan
4. M terdapat endapan coklat
 Tabung III + 5 tetes pereaksi Larutan berwarna merah
Millon kecorklatan dan terdapat endapan
coklat
5. Koagulasi dipijarkan Padatan darah berwarna coklat
6. + 5 tetes HCl 1 M Padatan berwarna coklat
7. + 5 tetes K4Fe(CN)6 0,2 M Padatan berwarna coklat

F. PEMBAHASAN
Darah terdiri atas cairan berupa plasma (55%) dan padatan (45%).
Bagian padatan terdiri dari eritrosit (sel darah merah), le ukosit (sel darah putih)
dan trombosit (keping darah). Plasma darah mengandung air, protein, zat lain
seperti gas, ion dan sisa metabolisme. Kandungan air dalam plasma darah sebesar
91 %. Air tersebut berfungsi sebagai termoregulasi (mempertahankan suhu).
Dalam darah juga terdiri atas fibrinogen (protein dalam darah) dan serum (bagian
plasma darah) (Tim Dosen Biokimia, 2018: 5). Fungsi utama darah yaitu sebagai
alat transportasi dan alat pertahanan tubuh. Pembentukan darah terjadi di sumsum
tulang belakang (Ulupi, 2014: 220).
Darah merupakan media transportasi dalam tubuh. Darah yang terdapat
dalam tubuh mencapai 90 % dari berat tubuh. Darah tergolong jaringan pada
tubuh. Zat-zat yang diangkut darah diantaranya: (a) Zat makanan seperti glukosa,
asam lemak dan vitamin. (b) Hasil-hasil metabolisme. (c) Gas-gas pernapasan dan
(d) Hormon (Karmana, 2008: 131).
Eritrosit (sel darah merah) mengandung hemoglobin yang berperan
sebagai alat transportasi O2 dari paru-paru ke sel dan membawa CO2 dari sel ke
paru-paru. Leukosit (sel darah putih) merupakan bagian dari pertahanan tubuh
yang dapat bergerak. Setelah pembentukannya, sel darah putih masuk ke dalam
peredaran darah dan menuju ke bagian tubuh yang membutuhkan peran sel darah
putih (Ulupi, 2014: 221). Trombosit (keping darah) berperan penting dalam proses
pembekuan darah. Trombosit mengeluarkan tromboplastin yaitu enzim yang
membuat polimeri dan fibrinogen yang berperan penting dalam proses pembekuan
darah (Azhar, 2013: 6).
Hemoglobin terdiri dari kata “haem” dan kata “ globin” dimana haem
adalah Fe dan protoforfirin adalah mitokondria. Globin adalah rantai asam amino
(1 pasang rantai 𝛼 dan 1 pasang non 𝛼). Hemoglobin adalah protein globular yang
mengandung besi. Terbentuk dari 4 rantai polipeptida (rantai asam amino), terdiri
dari rantai alfa dan beta 2 rantai (Annamisa, 2015: 107).
Unsur besi ini diserap melalui dinding usus dalam bentuk ion ferro.
Penyerapan besi ini dibantu oleh keasaman cairan lambung dan vitamin c. Besi
berperan dalam tubuh untuk melaksanakan transpor oksigen dari paru-paru ke
jaringan dan sel dalam proses resporasi sel (Halimah, dkk. 2010: 6.3.7). Selain
mengangkut O2, hemoglobin juga dapat berikatan dengan karbondioksida (CO2),
karbon monoksida (CO) dan bagian ion hidrogen asam (H+) dari asam askorbat
yang terbentuk dari CO2 pada tingkat jaringan (Sri Suciani, 2007: B.2).
Hemoglobin merupakan protein tertametrik, yaitu mengandung empat
rantai polipeptida. Hemoglobin dewasa (HbA) memiliki dua rantai 𝛼 dan 𝛽 dalam
strukturnya (𝛼 2𝛽 2) dan dengan demikian memiliki struktur kuartener heterogen
dalam hemoglobin (Armstrong, 1955: 82-83). Setiap rantai mengandung gugus
prostetik yang dikenal sebagai heme. Molekul heme mengandung cincin
prophirin. Pada tengahnya, atom besi bivalen dikoordinasikan. Molekul heme ini
dapat secara reversibel dikombinasikan dengan satu molekul oksigen (O2) atau
karbon dioksida (CO2) (Annamisa, 2015: 107).
Percobaan ini menggunakan darah ayam sebagai sampel yang kandungan
Fe nya dalam hemoglobin diuji, diuji daya katalitik darahnya dan diuji komponen-
komponen darahnya.
1. Penentuan Kandungan Fe dalam Hemoglobin
Percobaan ini bertujuan untuk menguji kandungan besi (Fe) dalam
hemoglobin. Darah yang sebelumnya sudah ditampung dalam gelas kimia
kemudian dipanaskan ke dalam cawan porselin. Sebelum dilakukan pemanasan,
magnetik stir dimasukkan ke dalam cawan porselin. Tujuan pemanasan ini untuk
menguapkan air dan zat-zat lain dalam darah sehingga diperoleh darah berbentuk
coklat sedikit padat. Sementara itu, magnetik stir dalam proses pemanasan
berfungsi melakukan pengadukan agar larutan darah tidak cepat menggumpal
karena sifat magnetik stir yang mudah bereaksi dengan larutan yang dipanaskan.
Setelah dipanaskan, darah kemudian ditambahkan HCl untuk menguji ada
tidaknya Fe dalam darah (hemoglobin) dan ditandai dengan larutnya besi dalam
darah menghasilkan ion Fe2+ (ferro) dan gas hidrogen. Adapun reaksinya:
Fe(s) + 2 HCl(aq) Fe2+(aq) + 2 Cl-(aq) + H2(g)
besi asam ferro klorida gas
klorida hidrogen
Campuran kemudian ditambahkan HNO3 encer yang sudah dipanaskan
terlebih dahulu. Fungsi penambahan ini untuk mempercepat terjadinya reaksi ion
Fe2+ (ferro) menjadi ion Fe3+ (ferri). Adapun reaksinya:
Fe2+(aq) + HNO3(aq) Fe3+(aq) + NO(g) + H2O(l)
ferro asam nitrat ferri gas nitrogen air
dioksida
Campuran disaring untuk memisahkan filtratnya. Filtrat kemudian dibagi
ke dalam dua tabung reaksi. Tabung I ditambahkan K4Fe(CN)6, fungsi
penambahan ini adalah untuk mengikat ion Fe2+ (ferro) dalam darah. Hasil yang
diperoleh yaitu larutan berwarna kuning kecoklatan dan terdapat endapan biru
pirusi di dinding tabung reaksi. sesuai dengan teori, jika darah direaksikan dengan
K4Fe(CN)6 maka akan dihasilkan larutan berwarna biru pirusi yang menandakan
adanya ion Fe2+ (ferro) dalam darah (Svehla, 1985: 262). Adapun reaksinya:
Fe2+(aq) + 4K+(aq) + [Fe(CN)6] (aq) Fe3+(aq) + [Fe(CN)6]4-(aq)
ferro kalium besi ferri besi(II)
heksasianoferat heksasianoferat
4Fe3+(aq) + 3[Fe(CN)6]4-(aq) Fe4[Fe(CN)6]4-(aq)
ferri heksasianoferat(II) besi(II)
heksasianoferat
(Svehla, 1985: 262).
Tabung II ditambahkan KSCN, fungsi penambahan KSCN adalah
membebaskan ion SCN- yang kemudian berikatan dengan Fe3+(ferri) yang ada
dalam darah. Hasil yang diperoleh yaitu larutan berwarna kecoklatan. Sesuai
dengan teori, jika darah direaksikan dengan KSCN akan dihasilkan Fe(SCN)3
yang berwarna merah tua coklat karena pembentukan kompleks besi(III) tiosianat
yang tak berdisosiasi (Svehla, 1985: 263). Adapun reaksinya:
Fe3+(aq) + SCN-(aq) Fe(SCN)3(aq)
ferri tiosianat besi(II) tiosianat
(Svehla, 1985: 263).
2. Tes Daya Katalitik Darah
Percobaan ini bertujuan untuk menguji adanya enzim katalase dalam
darah yang mengurai H2O2 menjadi H2O dan gas O2. Larutan H2O2 dimasukkan
ke dalam tabung reaksi dan diamati kemudian ditambahkan larutan darah. Fungsi
dari H2O2 untuk menidentifikasi adanya enzim katalase dalam darah yang
mengubah H2O2 menjadi H2O dan gas O2. Hasil yang diperoleh yaitu larutan
merah dan terdapat gelembung gas O2. Hal ini sudah sesuai dengan teori jika
H2O2 direaksikan dengan darah maka akan terurai menjadi H2O dan gelembung
gas O2 yang menandakan dalam darah ada enzim katalase (Murray, 2003: 730).
Adapun reaksinya:
2H2O2(aq) 2 H2O(l) + O2(g)
hidrogen air gas
peroksida oksigen
Hb(s) + H2O2(aq) HbO2(s) + H2(g)
hemoglobin hidrogen hemoglobin gas
peroksida oksida hidrogen
3. Tes Komponen-komponen Darah
Percobaan ini bertujuan untuk menguji adanya gula pereduksi, ion Cl-,
dan protein dalam darah. Pada percobaan, aquades ditambahkan untuk
mengencerkan darah, kemudian dipanaskan untuk mempercepat pelarutan darah.
Setelah dipanaskan ditambahkan CH3COOH. Fungsi penambahan asam ini untuk
mempercepat terbentuknya koagulasi (penggumpalan protein) dalam darah.
Kemudian disaring untuk memisahkan residu koagulasi dan filtratnya. Filtrat yang
dihasilkan dibagi kedalam tiga tabung reaksi untuk diuji komponen-komponen
darah berupa uji gula pereduksi, uji ion Cl- dan uji adanya protein dalam darah.
Tabung I direaksikan dengan pereaksi Benedict, tujuannya untuk menguji
adanya gula pereduksi (glukosa) dalam darah yang ditandai dengan terbentuknya
endapan merah bata. Hasil yang diperoleh larutan merah kecoklatan dan terdapat
endapan merah bata. Hasil ini sudah sesuai dengan teori, jika pereaksi Benedict
direaksikan dengan darah maka akan dihasilkan Cu2O (gula pereduksi) yang
berwarna mulai dari hijau, kuning, orange, merah sampai endapan merah bata,
tergantung jumlah Cu2O yang terbentuk (Halimah, dkk. 2010: 1.6). Adapun
reaksinya:
CH 2OH CH 2OH

OH OH
OH + Cu 2+
+ 5OH-(aq) OH COO + Cu2O(s) + 3 H2O(l)

OH OH
pereaksi Benedict Endapan
OH OH
merah bata
Glukosa
Tabung II direaksikan dengan AgNO3 untuk menguji adanya ion Cl-
dalam darah yang ditandai dengan terbentuknya endapan putih. Hasil yang
diperoleh yaitu larutan berwarna bening kecoklatan. Hasil ini tidak sesuai dengan
teori. Jika dalam darah terdapat ion Cl- maka akan bereaksi dengan AgNO3
membentuk endapan AgCl berwarna putih (Djuma, 2015: 1088). Adapun
reaksinya:
Cl-(aq) + AgNO3(aq) AgCl(s) + NO3(aq)
klorida perak endapan nitrat
nirat perak klorida
Tabung reaksi III direaksikan dengan pereaksi Millon untuk menguji
adanya protein dalam darah yang ditandai dengan terbentuknya endapan putih.
Hasil yang diperoleh yaitu larutan bening kecoklaan dan terdapat endapan putih
dan sudah sesuai dengan teori. Uji Millon berfungsi untuk membuktikan adanya
asam amino berupa tirosin dalam suatu protein (Wulandari, dkk. 2015: 5).
Pereaksi Millon dibuat dari larutan Hg2+ (merkuro) dan HgNO2 (merkuri nitrat)
lalu dicampurkan dalam asam nitrat. Hasil positif membentuk endapan putih yang
dapat berubah menjadi kemerahan dengan adanya pemanasan (Nurlely, 2014: 77).
Adapun reaksinya:
O 2N
O
HO CH2 CH COOH + HgNO3(aq) HO CH2 CH C
- +
NH2 Pereaksi NH2 O Hg
Millon
Tirosin Endapan Putih
Endapan hasil koagulasi perlakuan sebelumnya dipijarkan sampai kering.
Kemudian ditambahkan HCl yang bertujuan untuk melarutkan besi yang
terkandung dalam koagulasi darah. Campuran kemudian ditambahkan K4Fe(CN)6
untuk mengikat ion Fe2+ (ferro) yang ada dalam darah dan dihasilkan larutan
berwarna coklat, hal ini tidak sesuai dengan teori. Jika darah direaksikan dengan
K4Fe(CN)6 maka akan dihasilkan larutan berwarna biru pirusi yang menandakan
adanya ion Fe2+ (ferro) dalam darah (Svehla, 1985: 262). Adapun reaksinya:
Penambahan HCl:
Fe(s) + 2 HCl(aq) Fe2+(aq) + 2 Cl-(aq) + H2(g)
besi asam ferro klorida gas
klorida hidrogen
Penambahan K4Fe(CN)6:
Fe2+(aq) + 4K+(aq) + [Fe(CN)6] (aq) Fe3+(aq) + [Fe(CN)6]4-(aq)
ferro kalium besi ferri besi(II)
heksasianoferat heksasianoferat
4Fe3+(aq) + 3[Fe(CN)6]4-(aq) Fe4[Fe(CN)6]4-(aq)
ferri heksasianoferat(II) besi(II)
heksasianoferat
(Svehla, 1985: 262).
G. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
a. Unsur besi (Fe) dalam hemoglobin dapat ditentukan dengan mereaksikannya
dengan K4Fe(CN)6 untuk mengikat ion Fe2+ (ferro) dan ditandai dengan
perubahan warna biru pirusi. KSCN untuk mengikat ion Fe3+ (ferri) yang
ditandai dengan perubahan warna menjadi coklat.
b. Daya katalitik darah dapat diketahui dengan mereaksikan darah dengan H2O2
untuk menguji adanya enzim katalase dalam darah yang ditandai dengan
terbentuknya gelembung-gelembung pada larutan.
c. Komponen-komponen yang terdapat di dalam darah yaitu gula pereduksi
(glukosa) dapat diketahui dengan mereaksikannya dengan pereaksi Benedict
menghasilkan endapan merah bata. Adanya ion Cl- dalam darah dapat
diketahui dengan mereaksikannya dengan AgNO3 menghasilkan endapan
putih. Dan adanya protein (tirosin) dalam darah dapat diketahui dengan
mereaksikannya dengan pereaksi Millon menghasillkan endapan putih.
2. Saran
Diharapkan kepada praktikan selanjutnya agar lebih teliti dan lebih
berhati-hati saat mereaksikan suatu bahan saat percobaan.
DAFTAR PUSTAKA

Chambell. 2008. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta: Erlangga.

Djuma, Agustiana Wilhelmina., dan Marce Selvince Talaen. 2015. The Analysis
of Chloride In Argentometry On Dig Well Water In Kupang Regency of
Kupang Tengah District Oebello Village In 2014. Jurnal Info Kesehatan.
Vol. 14, No. 2.

Halimah., Ns. Endy Syahalam., Yenni Okfrianti., Sri Sulpha Siregar dan Agus
Mailiza. 2010. Buku Ajar Biokimia. Bengkulu: Politeknik Kesehatan
Bengkulu.

Handayani, Wiwik dan Andi Sulistyo Haribowo. 2008. Asuhan Keperawatan


pada Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta: Salemba
Medika.

Johari, S, Sutopo, E. Kurnianto dan E. Hasviara. 2008. Polimorfisme Protein


Darah Ayam Kedu. Journal Indonesia Trop. Anim. Agric. Vol. 33. No.4.

Kusnadi, Engkus. 2008. Pengaruh Temperatur Kandang Terhadap Konsumsi


Ransum dan Komponen Darah Ayam Broiler. Jurnal Sains dan Seni.
Vol. 5. No. 1. ISSN: 2337-3520.

Nurlely., Muslimah dan Liling Triyasmono. 2014. Pengujian Daya Cerna Protein
Ikan Haruan (Channa striata) Asal Kota Banjarmasin. Jurnal
Pharmascience. Vol. 1, No. 2.

Poedjiadi, Anna dan Titin Supriyanti. 2009. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI


Press.

Sloane, Ethel. 1994. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC.

Svehla, 1985. Analisis anorganik Kualitatif makro dan semimakro. Jakarta: PT.
Kalman Media Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai