Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM I

Judul Praktikum:
“Pemeriksaan kimia darah: Glukosa Darah, Kolesterol dan Asam Urat”

Tujuan:
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari praktikum uji gula darah, asam urat dann
kolestrol sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui teknik uji kualitas gula darah, kolestrol dan asam urat.
2. Untuk mengetahui jumlah kadar gula darah, kolestrol dan asam urat.

Dasar Teori:
1. Glukosa
Glukosa (suatu monosakarida), adalah salah satu karbohidrat terpenting yang
digunakan sebagai sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan. Glukosa merupakan
salah satu hasil selama fotosintesi dari awal bagi respirasi. Bentuk alami glukosa
disebut juga dekstrosa, terutama dalam industri pangan. Glukosa (C6H12O6) memiliki
berat molekul 180.18), termasuk dalam heksosa yaitu monosakarida yang
mengandung enam atom karbon (Lehninger 1982).
Glukosa merupakan sumber tenaga yang terdapat di mana-mana dalam biologi.
Hal itu terjadi karena glukosa dibentuk dari fomaldehida pada keadaan abiotik,
sehingga akan mudah tersedia bagi sistem biokimia primitif. Hal yang lebih penting
bagi organisme tingkat ata adalah kecenderungan glukosa dibandingkan dengan gula
heksosa lainnya yang tidak mudah bereaksi secara nonspesifik dengan gugus amino
suatu protein. Reaksi ini (glikosilasi) mereduksi atau bahkan merusak fungsi berbagai
enzim (Lehninger 1982).
Glukosa dibentuk dari senyawa-senyawa glukogenik yang mengalami
glukogenesis (Murray 2006). Glukoneogenesis memenuhi kebutuhan akan glukosa
pada saat karbohidrat tidak tersedia dalam jumlah yang cukup dalam makanan.
Pasokan glukosa yang terus menerus diperlukan sebagai sumber energi, khususnya
bagi sistem saraf dan eritrosit Glukosa juga diperlukan di dalam jaringan adiposa
sebagai sumber gliseralida-gliserol dan mungkin glukosa juga mempunyai peran di
dalam mempertahankan kadar intermediet pada siklus asam sitrat di seluruh jaringan
tubuh. Selain itu, glukosa merupakan satu-satunya bahan bakar yang memasok energi
bagi otot rangka pada keadaan anaerob (Murray 2006).
2. Hormone pengatur kadar glukosa darah
Hormon yang mengatur kadar glukosa darah ialah insulin dan glukagon.
Insulin merupakan suatu hormon anabolik yang merangsang sintesis komponen
makromolekuler sel dan mengakibatkan terjadinya pengimpanan glukosa. Glukagon
merupakan suatu katabolik yang membatasi sintesis makromolekuler dan
menyebabkan terjadinya pengeluaran glukosa yang disimpan (Wirahadikusumah
1985). Peningkatan glukosa dalam sirkulasi mengakibatkan peningkatan konsentrasi
glukosa dalam sirkulasi mengakibatkan peningkatan sekresi insulin serta pengurangan
glukagon dan sebaliknya (Winarno 1984). Kadar glukosa darah yang diketahui dapat
membantu memprediksi metabolisme yang mungkin terjadi dalam sel dengan
kandungan gula yang tersedia. Jika kandungan glukosa dalam tubuh sangat berlebihan
maka glukosa tersebut akan mengalami reaksi katabolisme secara enzimatik untuk
menghasilkan energy. Namun jika kandungan glukosa tersebut di bawah batas
minimum, maka asam piruvat yang dihasilkan dari proses katabolisme bisa mengalami
proses enzimatik secara anabolisme melalui glukoneogenesi untuk mensintesis
glukosa dan memenuhi kadar normal glukosa dalam darah ( plasma darah ) yaitu 65 –
110 mg/dl ( 3,6 – 6,1 mmol/ L ). (Murray, 2006 )
3. Kolestrol
Kolesterol adalah suatu molekul lemak di dalam sel dibagi menjadi LDL, HDL,
total kolesterol dan trigliserida. Kolesterol sebenarnya merupakan salah satu
komponen lemak. Seperti kita ketahui, lemak merupakan salah satu zat gizi yang
sangat diperlukan oleh tubuh kita disamping zat gizi lain seperti karbohidrat, protein,
vitamin dan mineral. Lemak merupakan salah satu sumber energi yang memberikan
kalori paling tinggi. Disamping sebagai salah satu sumber energi, sebenarnya lemak
atau khususnya kolesterol memang merupakan zat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh
kita terutama untuk membentuk dinding sel-sel dalam tubuh (Cory, 2008).
Kadar kolesterol yang terlalu tinggi dalam darah disebut hiperkolesterolemia.
Ada beberapa jenis kolesterol. Pertama, low densitas lipoprotein (LDL) yang disebut
pula kolesterol jahat. LDL mengandung 75 persen kolesterol dan hanya sedikit protein.
LDL berperan untuk mengalirkan kolesterol ke seluruh tubuh. Kadar LDL yang
berlebihan dapat menyebabkan penumpukan lemak di dinding arteri. Jenis kolesterol
berikutnya adalah high-density lipoprotein (HDL), dikenal sebagai kolesterol baik.
HDL mengandung banyak protein dan mengalirkan 20-30 persen kolesterol ke seluruh
tubuh. HDL berperan untuk membuang kelebihan kolesterol dari sel dan dinding arteri
serta membawa kolesterol kembali ke hati untuk dibuang. Ada pula yang disebut
trigliserida, yang berperan dalam penyimpanan lemak dan berpengaruh dalam
pembentukan lipoprotein kaya kolesterol. Lipoprotein kaya kolesterol inilah yang
menyebabkan kolesterol tinggi serta meningkatkan pembentukan gumpalan darah
(Cory, 2008).
4. Asam Urat
Penyakit asam urat merupakan penyakit yang diakibatkan dari konsumzi zat
purin secara berlebihan. Purin diolah tubuh menjadi asam urat, tapi jika kadar asam
urat berlebih, ginjal tidak mampu mengeluarkan sehingga kristal asam urat menumpuk
di persendian. Akibatnya sendi terasa nyeri, bengkak dan meradang (Darwin, 2000).

Alat dan Bahan:


1. Uji Glukosa Darah
a. Alat b. Bahan
1) Selotip 1) Plasma darah (0.01ml)
2) Mikropipet 2) Reagen glukosa
3) Tabung reaksi
4) Fotometri
5) Rak tabung
6) Inkubator

2. Uji Kolesterol
a. Alat b. Bahan:
1) Beaker glass 1. Alkohol absolut
2) Tabung reaksi 2. Aseton
3) Tabung sentrifuge 3. Kloroform
4) Penggerus porselin 4. Asam sulfat pekat
(mortal) 5. Asetat anhidrat
5) Batang pengaduk 6. Sampel (otak, kulit,
6) Pipet ukur daging , dan hati ayam)
7) Filler
8) Waterbath Pipet
9) Kompor listrik/kompor
gas
10) Sentrifuge
11) Timbangan elektrik
12) Spektrofotometer
13) Tabung cuvet
14) Rak tabung reaksi
15) Vortex
3. Uji Asam Urat
a. Alat b. Bahan
1) Selotip 1) Plasma darah (0,01 ml)
2) Mikropipet 2) Reagen asam urat 1 ml
3) Tabung reaksi
4) Fotometer
5) Rak tabung
6) Inkubator

Prosedur Kerja:
1. Uji Glukosa Darah
a. 0,01 ml ( 10 µ ) sampel plasma darah
b. Tambah 1 ml reagen glukosa
c. Inkubasi 10 menit pada suhu 37 0C
d. Baca pada fotometer. λ = 546 nm dan f = 405.
e. Nilai Normal glukosa darah :
- Sesaat = 60 – 120 mg/dl
- Puasa = 50 – 100 mg/dl
2. Uji Kolesterol
a. Sampel 1 mL/1 gr dimasukkan ke dalam tabung sentrifuge yang telah
berisi 10 mL aseton:alkohol (1:1) kemudian diaduk sampai rata.
b. Tabung yang berisi bahan tadi dipanaskan pada waterbath sampai
mendidih. Tabung kemudian diangkat dan didinginkan dalam
temperatur kamar, setelah dingin disentrifuge pada kecepatan 1750 rpm
selama 15 menit.
c. Supernatan (bagian bening) yang terbentuk dimasukkan ke dalam
tabung reaksi kemudian diuapkan dengan dipanaskan dalam waterbath
sampai kering dan akan terbentuk pasta (residu).
d. Residu dilarutkan dalam kloroform dan dihomogenisasi (langkah ini
merupakan langkah pengenceran yang disesuaikan dengan volume
pengenceran dari masing-msaing sampel yang diperiksa. Setelah
diencerkan sampel ditambah dengan 2 mL campuran asam sulfat dan
asetat anhidrat (1:30)).
e. Larutan residu yang telah diencerkan tadi ditempatkan pada ruang
gelap selama 5 menit hingga terbentuk warna hijau. Hasil warna yang
diperoleh dibaca dengan spektrofotometer dengan panjang gelombang
680 nm.
f. Membuat larutan blanko yang berisi 2 mL kloroform dan 2 mL
campuran asam sulfat dan asetat anhidrat (1:30)
g. Hasil pembacaan dimasukkan ke dalam persamaan regresi dari kadar
kolesterol standart.
3. Uji asam Urat
a. Darah didentrifuge ( ± 2 mL )
b. Pipet plasma darah sebanyak 10 µ ( 0,01mL )
c. Ditambah reagen asam urat 1 mL ( 1000 µ )
d. Inkubasi 10 menit pada suhu 37 0C
e. Baca pada fotometer. λ = 546 nm dan f = 52,3.
f. Nilai Normal kadar asam urat 2 -6 mg/dl.
g. C = 7,8,9
Hasil:
1. Hasil Uji Glukosa Darah
2. No Perlakuan Pengamatan
1 Plasma darah 10 µ Plasma darah berwarna putih
agak kekuningan.

2 Ditambah 1 ml reagen Berwarna merah muda (pink


asam urat muda)
3 Diinkubasi selama 10 Berwarna merah muda (pink
menit dengan suhu muda )
370C.Baca fotometer
 Hasil pemeriksaan glukosa darah
Kelompo Samp Kadar asam urat ( mg/dl ) Keterangan
k el I II Rata – rata
1 A 2,96 mg/dl 2,81 mg/dl 2,88 mg/dl Normal
2 A 3,53 mg/dl 3,45 mg/dl 3,49 mg/dl Normal
3 A 3,07 mg/dl 2,40 mg/dl 2,73 mg/dl Normal
4 A 3,22 mg/dl 3,67 mg/dl 3,44 mg/dl Normal
5 C 4,93 mg/dl 5,09 mg/dl 5,01 mg/dl Normal
6 A 4,83 mg/dl 4,54 mg/dl 4,68 mg/dl Normal
7 C 4,50 mg/dl 4,63 mg/dl 4,5 mg/dl Normal
8 C 5,20 mg/dl 5,72 mg/dl 5,46 mg/dl Normal
9 C 5,19 mg/dl 5,90 mg/dl 5,46 mg/dl Normal
10 B 5,04 mg/dl 5,11 mg/dl 5,07 mg/dl Normal
11 B 3,5 mg/dl 3,9 mg/dl 3,7 mg/dl Normal
2. Hasil Uji Kolesterol
No. Sampel Absorbansi (nm)
1 Otak 0,045
2 Kulit 0,231
3 Hati 0,023
4 Daging 0,195

1. Kurva standar kolesterol

Larutan B (ml) Kloroform (ml) Konsentrasi (mg/ml) Absorbansi 680


9 1 0,18 1,2
7 3 0,14 0,9
6 4 0,12 0,7
5 5 0,10 0,4
4 6 0,08 0,3
3 7 0,06 0,2
2 8 0,04 0,1
1.

Larutan A (ml) Kloroform (ml) Konsentrasi (mg/ml) Absorbansi 650


7 3 0,28 1,6
6 4 0,24 1,1
5 5 0,20 1,4
4 6 0,16 0,7

3. Analisis

Y= 6,313 X – 0,136
X= Y + 0,136
6,313
Karena ada faktor pengenceran sehingga rumusnya Y x n = 6,313 X – 0,136
Y= absorbansi
X= kadar kolesterol
n= Pengenceran
Sehingga kadar kolesterol pada sampel:
Sampel Otak
Y x n = 6,313 X – 0,136
0,045 x 60 = 6,313 X – 0,136
2,7 + 0,136 = 6,313 X
2,836 = 6,313 X
X = 0,449 mg/ml
1. Hati
Sampel Hati
Y x n = 6,313 X – 0,136
0,023 x 40 = 6,313 X – 0,136
0,92 + 0,136= 6,313 X
1,056= 6,313 X
X = 0,167 mg/ml
Daging dan kulit
Sampel daging
Y x n = 6,313 X – 0,136
0,195 x 10 = 6,313 X – 0,136
1,95 + 0,136= 06,313 X
2, 086= 6,313 X
X = 0,330 mg/ml
Sampel kulit
Y x n = 6,313 X – 0,136
0,231 x 10 = 6,313 X – 0,136
2,31 + 0,136 = 6,313 X
2,446 = 6,313 X
X = 0,387 mg/ml

3. Hasil Uji Asam Urat


4. No Perlakuan Pengamatan
1 Plasma darah 10 µ Plasma darah berwarna putih
agak kekuningan.

2 Ditambah 1 ml reagen Berwarna merah muda (pink


asam urat muda)
3 Diinkubasi selama 10 Berwarna merah muda (pink
menit dengan suhu muda )
370C.Baca fotometer

 Hasil pemeriksaan glukosa darah


Kelompo Samp Kadar asam urat ( mg/dl ) Keterangan
k el I II Rata – rata
1 A 2,96 mg/dl 2,81 mg/dl 2,88 mg/dl Normal
2 A 3,53 mg/dl 3,45 mg/dl 3,49 mg/dl Normal
3 A 3,07 mg/dl 2,40 mg/dl 2,73 mg/dl Normal
4 A 3,22 mg/dl 3,67 mg/dl 3,44 mg/dl Normal
5 C 4,93 mg/dl 5,09 mg/dl 5,01 mg/dl Normal
6 A 4,83 mg/dl 4,54 mg/dl 4,68 mg/dl Normal
7 C 4,50 mg/dl 4,63 mg/dl 4,5 mg/dl Normal
8 C 5,20 mg/dl 5,72 mg/dl 5,46 mg/dl Normal
9 C 5,19 mg/dl 5,90 mg/dl 5,46 mg/dl Normal
10 B 5,04 mg/dl 5,11 mg/dl 5,07 mg/dl Normal
11 B 3,5 mg/dl 3,9 mg/dl 3,7 mg/dl Normal

Pembahasan:
1. Pembahasan Uji Glukosa Darah
Pada pratikum kali ini, pemeriksaan glukosa darah yang menggunakan metode
spektofotometri. Menurut Syabatini ( 2010 ), spektofotometri merupakan suatu metode
analisa yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur
larutan berwarna pada panjang gelombang spesifik dengan menggunakan
monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detektor fototube. Spektofotometri
dapat dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual dengan studi yang lebih
mendalam dari absorbsi energi.
Dari pemeriksaan kadar glukosa darah dengan menggunakan metode
spektofotometri, hasil pemeriksaan kadar glukosa darah pada kelompok sembilan
sebesar 16 mg/dl dan 132 mg/dl dengan rata – rata 74 mg/dl untuk sampel C (
perempuan ). Berdasarkan nilai normalnya 60 – 120 mg/dl pada sesaat dan 50 – 100
mg/dl saat puasa. Dari data tersebut, pada pemeriksaan sampel darah C ( perempuan )
tergolong normal. Hanya saja pada percobaan pertama kadar nilai glukosa dalam darah
terlalu rendah. Nilai kadar glukosa dalam darah ini bisa sangat rendah terjadi karena
saat pengambilan serum darah kurang atau sangat sedikit yang digunakan dalam
percobaan.
Glukosa dapat ditentukan kadarnya secara enzimatik, misalnya dengan
penambahan enzim glukosa oksidase ( GOD ). Prinsip metode kerja pada pratikum ini
adalah metode enzimatik yang dibantu enzim – enzim contohnya katalase ( reaksi
Hantz ) dan peroksidase ( reaksi trinder ). Pereagen yang digunakan menggunakan
pereagen GOP – PAP. Absorbansi λ dan warna absorbansi metode enzimatik
intensitasnya pada λ= 546 nm dengan warna merah ( dari H2O2 yang terbentuk +
peroksidase ). Dengan prinsip dasar glukosa dioksidasi oleh oksigen dengan katalis
enzim glukosa oxidase (GOD) akan membentuk asam glukonik dan hidrogen
peroksida (H2O2 ). Dengan adanya oksigen, glukosa dioksidasi oleh enzim menjadi
asam glukuromat disertai pembentukan H2O2. Enzim peroksidase ( POD )
mengakibatkan H2O2 membebaskan O2 yang mengoksidasi akseptor kromogen yang
sesuai serta memberikan warna yang sesuai pula. Kadar glukosa darah ditentukan
berdasarkan intensitas warna yang terjadi, diukur secara spektofotometri. Hidrogen
peroksida akan bereaksi dengan 4-amino antipyrin dan fenol dengan katalis
peroksidase ( POD ) membentuk quinoneimine dan air. Quinoneimine ini merupakan
indikator yang menunjukkan kadar glukosa dalam darah.
Bila kadar glukosa dalam darah melebihi atau kurang dari batas normal maka
sistem metabolisme dalam tubuh akan terganggu. Glukosa darah dapat bertambah
setelah kita makan makanan sumber karbohidrat, namun kira – kira 2 jam setelah itu,
jumlah glukosa darah akan kembali pada keadaan semula. Salah satu contoh penyakit
yang disebabkan oleh kelainan kadar glukosa darah, yaitu diabetes melitus. Diabetes
melitus merupakan penyakit yang timbul karena suatu gangguan dari penkreas, yaitu
organ tubuh yang biasa menghasilkan insulin dan sangat berperan dalam metabolisme
glukosa bagi sel tubuh. Seseorang yang terkena diabetes melitus selalu ditandai oleh
naiknya kadar gula darah ( hiperglikemia ) dan tingginya kadar gula dalam urine. Pada
orang yang menderita diabetes melitus, jumlah glukosa darah lebih besar dari 130 mg
per 100 mL darah.
2. Pembahasan Uji Kolesterol
Dari perhitungan dengan memasukan nilai absorbansi sampel maka diperoleh
kadar kolesterol pada otak 0,449 mg/ml, pada daging 0,330 mg/ml, pada kulit 0,387
mg/ml dan pada hati sebesar 0,167 mg/ml. Dari data ini dapat kita lihat bahwa kadar
kolesterol terbesar adalah pada sampel otak yaitu 0,449 mg/ml dan terendah pada
sampel hati sebesar 0,167 mg/ml.
Kadar kolesterol dalam setiap jenis bahan makanan cukup bervariasi
tergantung pada jenis dan macam produknya, bahkan kandungan kolesterol pada setiap
bagian/organ tubuh hewan pun berbeda- beda. Secara fisiologi kolesterol penting bagi
tubuh, karena merupakan bahan penyusun membran sel, sintesis garam empedu dan
prasat (precursor) hormon khususnya kelompok hormon steroid.
Kolesterol disintesis dalam keadaan normal oleh tubuh sejumlah 2 kali dari
kadar kolesterol di dalam makanan yang dimakan. Kolesterol yang disintesis diubah
menjadi jaringan, hormon dan vitamin yang kemudian beredar ke dalam tubuh melalui
darah. Tetapi ada pula kolesterol yang kembali ke dalam hati untuk diubah menjadi
garam empedu dan garamnya. Hasil sintesis kolesterol disimpan dalam jaringan tubuh.
Tubuh dalam keadaan normal, bila terjadi gangguan dalam konsumsi kolesterol maka
akan terjadi mekanisme untuk mempertahankan balance atau keseimbangan kolesterol
sebagai mekanisme pertahanan. Namun bila terjadi gangguan dapat berupa
penimbunan kolesterol atau derivatnya di arteri menimbulkan penghambatan aliran
darah, menyebabkan tekanan darah tinggi dan menyebabkan beberapa penyakit
kardiovascular (Linstromberg, 1996 : 409).
3. Pembahasan Uji Asam Urat
Dalam pratikum ini, dilakukan pemeriksaan asam urat dalam darah dengan
sampel darah, serta hasil dari pembacaannya menggunakan fotometri akan diperoleh
rata – rata dari kelompok kami ( sembilan ) sebesar 5,46 mg/dl untuk sampel darah C
( perempuan ), jika dilihat pada nilai rujukan dari hasil pemeriksaan kadar asam urat
tersebut normal. Sedangkan dari hasil percobaan seluruh kelompok menunjukkan
normal dengan sampel perempuan berkisar 2,8 – 7,3 mg/dl dan sampel laki – laki 3,4
– 8,5 mg/dl.
Berdasarkan tinjauan pustaka, asam urat adalah asam yang berbentuk kristal –
kristal yang merupakan hasil akhir dari metabolisme purin ( bentuk turunan
nukleoprotein), yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat pada inti sel –
sel tubuh.(Indriawan, 2009 ). Dalam keadaan normalnya 90 % dan hasil metabolit
nukleotida adenine, guanine, dan hipoxantin akan digunakan kembali sehingga akan
terbentuk kembali masing – masing menjadi adenosine monophosphate ( AMP ),
inosine monophospate ( IMP ) dan guanosine monophosphate ( GMP ) oleh adenine
phosribosyl transferase ( APRT ) dan tipoksantin guanne phosphoribosyl transferase (
HPGAT ). Hanya sisanya akan diubah manjadi xantin dan selanjutnya akan diubah
menjadi asam urat oleh enzim xantin oksidase. ( Sustrani, 2007 )
Bila senyawa purin pada asam urat dalam jumlah besar di dalam darah, maka
akan memicu pembentukan yang berbentuk jarum. Ini biasanya terkonsentrasi pada
sendi – sendi ( kaki, lutut, siku atau tangan ) sedemikian rupa sehingga mengakibatkan
radang sendi ( artritis ). Sendi – sendi tempat asam urat dalam darah secara kronis
melebihi batas normal. Umumnya gejala ini ditemui pada pria berumur lebih 30 tahun
dan wanita setelah menopause peningkatan asam urat dalam darah terjadi akibat
percepatan biosentesis purine dari asam amino atau degradasi purin berlebihan, akibat
adanya kematian sel dan melalui makanan atau eksresi asam urat melalui ginjal yang
tidak sempurna. (Lehninger, 1981 )
Eksresi asam urat bukan saja ditentukan oleh aliran darah dalam glomeruli dan
proses filtrasi, tetapi juga oleh fungsi epitel. Asam urat sukar larut, sehingga batu asam
urat mudah terbentuk dalam urin dengan konsentrasi yang tinggi disebut
hiperurisemia. Ekresi oleh ginjal berpengaruh pada asam urat dalam serum.
(Lehninger, 1981 )
Hiperurisemia adalah keadaan meningkatnya asam urat dalam darah akibat
gangguan metabolisme purin. Secara biokimiawi akan terjadi hipersaturasi yaitu
kelarutan asam urat di serum yang melewati hiperurisemia primer, hiperurisemia
sekunder dan idopatik. Hyperurisemia primer berhubungan dengan faktor genetik
sementara hypersemia sekunder disebabkan oleh kondisi atau faktor – faktor lain
selain faktor genetik, seperti konsumsi purin tinggi, penyakit ginjal kronis, obat –
obatan tertentu, alkohol dan hipertensi. ( Riswanto, 2010 )
Asam urat merupakan metabolisme di dalam tubuh yang kadarnya tidak boleh
berlebih. Setiap orang memiliki asam urat di dalam tubuh. Tubuh menyediakan 85%
senyawa purin untuk kebutuhan setiap hari. Ini berarti bahwa kebutuhan purin dari
makanan hanya sekitar 15 %.
Pemeriksaan kadar asam urat dilakukan dengan plasma darah dapat diukur
dengan metode kolorimetri menggunakan fotometer atau analyzerkimia. Kadar asam
urat dalam darah tergantung usia dan jenis kelamin, yaitu dengan nilai normal laki –
laki 2,5 – 8 mg/dl, perempuan 1,5 – 6 mg/dl, dan anak – anak 2,5 – 5,5 mg/dl. Kadar
asam urat berdasarkan standart WHO, nilai normal kadar laki – laki 2,5 – 8 mg/dl,
sedangkan perempuan 1,5 – 6 mg/dl. Sedangkan menurut di daerah Indonesia
standartnya, laki – laki 3,4 – 8,5 mg/dl ; perempuan 2,8 – 7,3 mg/dl ; anak – anak 2,5
– 5,5 mg/dl dan lansia 3,5 – 8,5 mg/dl. Faktor yang dapat mempengaruhi hasil analisis
percobaan pratikum ini antara lain terjadinya hemolisis pada plasma darah yang
digunakan, konsumsi makanan tinggi purin atau obat – obatan yang mempengaruhi
kadar asam urat. Perbedaan ini terlihat pada masing – masing kelompok yang memiliki
nilai kadar asam urat yang berbeda namun semua kelompok tergolong normal.
Gejala asam urat ditandai dengan nyeri sendi. Sendi merupakan bagian yang
paling mudah dihinggapi kristal asam urat selain juga pada bagian kulit dan ginjal yang
merupakan akibat dari penambahan kadar asam urat dalam darah. Penyakit asam urat
dapat dicegah dengan makanan yang rendah purin, memperbanyak minum air putih
dan rajin berolahraga.
Kesimpulan:
1. Kesimpulan Uji Glukosa Darah
Pemeriksaan kadar glukosa dalam darah dilakukan dengan uji spektofometri.
Hasil pemeriksaan kadar gula dalam darah sampel C yaitu 16 mg/dl dan 132 mg/dl,
dengan rata – rata 74 mg/dl dan termasuk kategori normal. Pengetahuan tentang kadar
gula dalam darah sangat penting untuk metabolisme tubuh.
2. Kesimpulan Uji Kolesterol
Prinsip pengukuran kadar kolesterol adalah dengan metode Liberman-
Burchards di mana pada prinsipnya menggunakan asal spesifik berupa
spektrofotometer di mana sampel telah mengalami pengenceran sesuai volume
pengencerannnya masing-masing.
Dari praktikum yang dilakukan diperoleh kadar kolesterol dalam otak 0,449
mg/ml, dalam hati 0,167 mg/ml, dalam daging 0,330 mg/ml dan dalam kulit 0,387
mg/ml, sehingga kadar kolesterol tertinggi ada dalam otak dan kadar kolesterol
terendah ada dalam hati.
3. Kesimpulan Uji Asam Urat
Penentuan kadar asam urat dalam darah dapat ditentukan dengan reagen asam
urat. Hasil dari percobaan tersebut didapat kadar asam urat sampel C ( perempuan )
sebesar 5,19 mg/dl dan 5,90 mg/dl dengan rata – rata 5,46 mg/dl. Kadar asam urat
sampel tersebut tergolong normal.
Daftar Pustaka:
Marks, Dawn B. 2000. Biokimia Kedokteran Dasar: Sebuah Pendekatan
Klinis.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Wirahadikusumah M. 1985. Biokomia: Metabolisme Energi, Karbohidrat,
dan Lipid. Bandung: ITB Press
Santi, 2001. Gula Monosakarida. Dikutip dari tulisan Handri Putra. Gula Darah Alami.
2003. Universitas Airlangga. Surabaya.
Susisno. 2000. Analisis Penyakit. Dikutip dari tulisan Ardiansyah. Glukosa Darah.
2005. Universitas Padjajaran. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai