Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA DASAR ACARA VI DARAH

Disusun oleh : Kelompok XXXVI Qorina PT/06257 Shellyn Melvina PT/06277 Numan Firdaus PT/06281 Aziz Setyadi PT/06311 Indah Hidayanti PT/06377 Asisten :Dianestu Putra LABORATORIUM BIOKIMIA NUTRISI BAGIAN NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2013

ACARA VI DARAH

Tujuan Praktikum

Praktikum darah bertujuan untuk mengetahui adanya protein (albumin dan globulin) dalam serum darah dan karakteristiknya, zat-zat bukan protein dalam serum darah (khlorida, fosfat, kalsium, dan glukosa) dan pigmen darah (Hb).

Tinjauan Pustaka

Darah adalah jaringan terspesialisasi yang mencakup cairan kekuningan, disebut plasma darah yang didalamnya terkandung sel-sel darah. Sel-sel darah terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit) (Pratiwi, et al., 2006). Secara umum darah berfungsi untuk alat transportasi yang berkaitan dengan nutrisi, respirasi, ekskresi dan regulasi, mengatur keseimbangan antara darah dengan cairan jaringan (osmoregulasi),mengatur keseimbangan asam-basa cairan tubuh, mengatur suhu tubuh (termoregulasi), sebagai alat pertahanan tubuh dengan adanya antibodi, mencegah pendarahan yang terus-menerus dengan adanya trombosit. Darah dapat dikategorikan menjadi dua yaitu plasma darah dan sel-sel darah. Plasma darah mengandung zat-zat yaitu fibrinogen (protein pembekuan darah), serum ( cairan bening atau kuning muda yang di dalamnya terkandung zat antibodi yaitu senyawa gamma globulin. Saat darah terkena udara atau saat pembuluh darah pecah, globulin plasma (fibrinogen) mengendap

membentuk jalinan fibrin, meninggalkan cairan berwarna kuning yang dikenal sebagai serum. Benda darah akan terkait pada jalinan fibrin dan terbentuklah bekuan darah. Bekuan darah akan mencegah perdarahan lebih lanjut (Tillman et al., 1998). Reaksi utama yang terjadi pada proses

pembekuan darah adalah perubahan fibrinogen (protein yang larut) menjadi fibrin (protein yang tidak larut). Perubahan fibrinogen menjadi fibrin dipengaruhi oleh suatu enzim yang disebut trombin. Sebagai pigmen respirasi, hemoglobin merupakan protein konjugasi dengan berat molekul 68.000. Hemoglobin terdiri atas protein globin yang berkombinasi dengan heme. Heme merupakan porfirin tertentu (porfirintipe III atau protoporfirin III) yang mengandung Fe. Porfirin III sendiriterdiriatas 4 molekul pirol yang dihubungkan satu antara lain oleh jembatan metilen (=CH-) (Suripto, 1998). Menurut Yusiati et al, (2008) jenis-jenis protein diklasifikasikan

berdasarkan kelarutan adalah albumin, globulin, dan prolamin. Albumin adalah protein yang larut dalam air dan larutan garam.Globulin adalah protein yang larut dalam garam serta sedikit larut dalam air. Prolamin adalah protein yang larut dalam etanol 79-80%, tidak larut dalam air maupun larutan garam. Darah vertebrata merupakan suatu jenis jaringan ikat yang terdiri atas beberapa jenis sel yang tersuspensi dalam suatu matriks cairan yang disebut plasma. Tubuh manusia pada umumnya mengandung kurang lebih 4 sampai 6 liter darah. (Campbell et al., 1999)

Materi dan Metode Materi

Alat. Alat yang digunakan pada praktikum darah adalah tabung reaksi, vortek, kertas saring, corong, arloji, dan pembakar spiritus. Bahan. Bahan yang digunakan pada praktikum darah adalah serum, (NH4)2SO4, darah oksalat, CaCl2, darah non-fibrin, ammonium molibdat, air, darah, CH3COOH 2 %, indikator klorofenol red, HNO3 pekat, larutan AgNO3, NH4OH, kalium oksalat, gliserol, bubuk Na2CO3, larutan CuSO4 2,5%, larutan benzidin, larutan H2O2 3%, larutan KCl 0,1%, asetat glasial, reagen.

Metode PenggumpalanDarah Pengaruh ion Ca. Dua tabung reaksi ditambahkan masing-masing 2 ml darah oksalat dan darah non-fibrin. Tiap tabung ditambahkah 5 tetes 5% CaCl2. Tabung-tabung tersebut lalu digojok dan diamati terjadinya pembekuan. Waktu pembekuan dicatat. Serum Darah Pengendapan Globulin. Tabung reaksi ditambahkan 3 ml larutan (NH4)2SO4 jenuh kedalam tabung sebelumnya yang telah diisi dengan 3 ml serum. Tabung digojok dan endapan globulin yang terjadi dipisahkan dengan cara disaring. Filtrat (P.1a) disimpan untuk percobaan kedua. Endapan dipindahkan ke tabung, kemudian dituangkan sedikit air dan digojok. Diencerkan dengan air dibiarkan dan dicatat yang terjadi. Pengendapan Albumin. Filtrat (P.1a) ditambahkan ammonium sulfat padat berlebihan, digojok dan akan terdapat endapan. Larutan disaring, endapannya dipindahkan ke dalam tabung, ditambahkan air dan digojok. Endapan akan larut dan diencerkan lagi. Diamati dan dicatat ada tidaknya endapan.

Za-zat Bukan Protein dalam Serum Darah Deproteinasi serum darah. Dimasukkan lima ml darah dan sepuluh ml air, dididihkan. Ditambahkan setetes demi setetes larutan asam asetat 2%, dididihkan sehingga terjadi endapan. Endapan disaring, diteteskan indikator klorofenol merah. Diasamkan hingga pH menunjukkan 5,4 (warna indicator tepat hilang). Dididihkan dan bila perlu disaring.

Filtrat (P.2a) digunakan untuk percobaan berikutnya. Uji Khlorida. Filtrat (P.2a) dituang sedikit ke dalam tabung, lalu ditambahkan 1 tetes HNO3 pekat dan beberapa tetes larutan AgNO3. Bila terjadi endapan putih ditambahkan NH4OH agar larut kembali. Perubahan diamati dan dicatat. Uji Fosfat. Filtrat (P.2a) dituang sedikit ke dalam tabung, lalu ditambahkan beberapa tetes ammonium molibdat, satu tetes HNO3 pekat, dan dipanaskan. Perubahan yang terjadi diamati dan dicatat. Uji Kalsium. Filtrat (P.2a) dituangkan sedikit ke dalam tabung ditambahkan beberapa tetes larutan kalium oksalat. Perubahan yang terjadi diamati dan dicatat. Uji Glukosa. Dua ml Filtrate (P.2a) ditambahkan dengan dua tetes gliserol, sedikit bubuk Na2CO3 bebas air dan dua tetes 2,5% larutan CuSO4. Dididihkan selama beberapa menit. Diamati perubahan yang terjadi. Pigmen Darah Uji Benzidin. Diencerkan 1 tetes darah dengan 10 ml air. Diambil 1 ml campuran. Ditambahkan 1,5 ml larutan benzidin dan 0,5 larutan H2O2 3%. Diamati perubahan warna yang terjadi.

Hasil dan Pembahasan

Pengendapan Pengendapan globulin. Uji pengendapan globulin menggunakan satu buah tabung yang diisi dengan tiga ml plasma, lima ml (NH4)2SO4 jenuh lalu dijolok lalu disaring. Filtrat (P.1a) dipisahkan dengan endapan. Tidak ditemukan endapan pada penyaringan sehingga tidak perlu dilakukan penetesan tiga sampai empat tetes air terhadap endapan. Globulin merupakan senyawa protein yang tidak larut dalamgaram setenagah jenuh. Hasil praktikum tidak sesuai dengan teori karena tidak terjadi endapan. Menurut Poedjiadi (2010), bahwa larutan albumin dalam air dapat diendapkan dengan penambahan amoniumsulfat ((NH4)2SO4). Pengendapan albumin. Uji pengendapan albumin menggunakan satu buah tabung yang diisi dengan filtrat (P.1a), (NH4)2SO4 padat berlebih lalu digojlok dan disaring. Filtrat dan endapan dipisahkan. Tidak ditemukan endapan sehingga tidak perlu dilakukan penambahan air pada endapan. Albumin merupakan senyawa protein yang tidak larut dalam garam jenuh jenuh. Menurut Talwar (2006) albumin dapat diendapkan dengan penjenuhan oleh ammonium sulfate. Hasil praktikum tidak sesuai dengan teori karena tidak terjadi endapan. Zat-zat bukan protein dalam serum darah Deproteinasi serum darah. Plasma darah dua ml ditambah sepuluh ml air kemudian setelah dididihkan dan ditambah dengan setetes demi setetes asam asetat 2%, sehingga terjadi endapan. Endapan disaring. Filtrat ditetesi dua tetes khlorofenol merah hingga warna menjadi kuning (pH sekitar 5,4). Filtrat (P.2a.) yang dihasilkan pada deproteinasi plasma darah dibagi menjadi ke dalam empat tabung. Dari hasil pecobaan ini dapat disimpulkan bahwa protein mengalami denaturasi, denatutasi terjadi karena pH dan suhu yang melebihi kemampuan protein. Pada uji ini digunakan penambahan asam asetat dan adanya pemanasan. Hal ini berarti protein strukturnya akan rusak sehingga terbentuk endapan.

Uji Khlorida. Filtrat (P.2a.) ditambah satu tetes HNO3 pekat dan tiga sampai lima tetes AgNO3. Didapatkan endapan AgCl bewarna putih. Endapan putih dituangi satu ml NH4OH, sehingga endapan larut kembali dan larutan menjadi ungu muda. Hasil tersebut membuktikan bahwa di dalam plasma darah terdapat khlorida. Menurit Ganong (2003) terbentuknya endapan AgCl (endapan putih) menunjukkan adanya ion Cldalam darah yang diikat oleh Ag+ dari AgNO3. Penambahan amonia akan mengurangi endapan AgCl Uji Fosfat. Filtrat (P.2a.) ditambah satu tetes HNO3 pekat dan tiga sampai lima tetes amonium molibdat. Fungsi dari amonium molibdat adalah untuk menangkap senyawa fosfat endapan bewarna kuning. Endapan di dalam darah. Didapatkan tersebut bernama amonium

fosfomolibdat. Hasil tersebut membuktikan bahwa di dalam plasma darah terdapat fosfat. Menurut Poedjiadi (2010) kandungan fosfat dalam suatu larutan dapat diketahui dengan menambahkan amonium molibdat dan HNO3 pekat pada larutan tersebut. Terbentuknya warna kuning/amonium fosfo molibdat menunjukkan bahwa larutan tersebut mengandung fosfat. Uji Kalsium. Filtrat (P.2a.) ditambah tiga sampai lima tetes kalium oksalat. Fungsi dari kalium oksalat adalah untuk menangkap senyawa kalsium di dalam darah. Tidak Didapatkan endapan bewarna putih, bila endapan tersebut bernama kalsium oksalat. Menurut Poedjiaji (2010)

hasil positif dari uji kalsium adalah terbentuknya endapan putih/kalsium oksalat. Ketidakanaan endapan tersebut juga membuktikan bahwa plasma darah tidak mengandung kalsium. Terdapat perbedaan antara data praktikum dan teori, hal ini disebabkan oleh plasma yang digunakan dalam praktikum sudah terkontaminas/rusak dapat ditunjukkan dengan terjadinya perubahan warna plasma sample menjadi hijau. Uji Glukosa. Filtrat (P.2a.) ditambah dua tetes gliserol, sedikit bubuk Na2CO3 bebas air, dua tetes larutan CuSO4 2,5% dan didihkan. Fungsi dari gliserol dan Na2CO3 adalah untuk mempercepat reaksi

(katalis), sedangkan larutan CuSO4 2,5% adalah untuk membuktikan bahwa dalam plasma darah terdapat glukosa yang dapat mereduksi Cu 2+ dalam CuSO4 2,5%. Didapatkan endapan merah bata. Endapan tersebut bernama CuO. Endapan tersebut juga membuktikan bahwa plasma darah mengandung glukosa. Menurut Poedjiaji (2010) reduksi Cu2+ oleh glukosa secara teori: 2 Cu+ + 2 OH- Cu2O + H2O. Cu2O adalah endapan merah bata.

Pigmen Darah Uji benzidin. Uji benzidin menggunakan dua buah tabung, tabung pertama digunakan untuk mengencerkan darah dengan cara mengisikan darah sebanyak satu tetes darah dan ditambahkan dengan sepuluh ml air. Tabung kedua diisi dengan satu ml darah yang telah diencerkan dan ditambahi dengan satu setengah ml larutan benzidin dan setengah ml H2O2 3%. Terjadi perubahan warna larutan pada tabung kedua menjadi warna biru. Hal ini terjadi karena H2O2 terdekomposisi dan menghasilkan O2 yang dapat mengoksidasi benzidin sehingga berubah menjadi benzidin blue. Menurut Stock (2005) H2O2 dapat didekompisisi oleh darah. Menurut Moudgil (2010) reaksi dekomposisi berlangsung sebagai berikut, H2O2 (aq) H2O + O2

Kesimpulan

Hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa di dalam plasma darah tidak terdat globulin dan albumin. Zat-zat non-protein yang terdapat dalam darah yaitu khlorida, fosfat, dan glukosa. Pigmen yang terdapat dalam darah berasal dari Hb

Daftar Pustaka

Campbell, N.A., Jane, B.R.,and Lawrence, G.M. 1999. Biologi. Erlangga, Jakarta. Ganong. 2003.Fisiologi Kedokteran.Gadjah Mada University Press, Yogyakarta Moudgil, Harish Kumar. 2010. The Text Book of Physical Chemistry. Prentice-Hall of India Private Limited. New Delhi Pratiwi, Sri Maryati, Srikini, Suharno, and Bambang S. 2006. Biologi. Erlangga.Jakarta Poedjiaji, Anna.2010.Dasar-Dasar Biokimia Edisi Revisi. UI Press. Jakarta Stock, Jhon T., James D. Stuart.2005. THE DECOMPOSITION OF HYDROGEN PEROXIDE BY BLOOD. GEORGE SENTERS DISCOVERY OF THE ENZYME INVOLVED. Bull. Hist. Chem., VOLUME 30 Suripto. 1998. Fisiologi Hewan. ITB, Bandung. Talwar, G. P., L. M. Srivastava.2006.Text of Biochemistry and Human Biology 3rd Ed. Prentice-Hall of India Private Limited. New Delhi Tillman.A.D, H.Hartadi, S. Reksohadiprojo, S. Prawirokusumo, S. lebdosoekojo. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University press, Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai