Biokimia Umum
Waktu
: 15.00-18.00 WIB
PJP
Asisten
BIOFISIK II
KOLOID, BUFFER, DAN TEKANAN OSMOTIK
Kelompok 14
Resti Puspitaningsih
B04150011
Ikhwanul Khairia
B04150125
Olivia Kristal
B04150139
DEPARTEMEN BIOKIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2016
PENDAHULUAN
Larutan buffer adalah larutan yang terdiri dari (1) asam lemah atau basa
lemah dan (2) garamnya, kedua komponen itu harus ada. Larutan ini mampu
melawan perubahan pH ketika terjadi penambahan sedikit asam dan basa. Buffer
sangat penting dalam sistem kimia dan biologi. pH dalam tubuh manusia sangat
beragam dari satu cairan ke cairan lainnya, misalnya pH darah adalah 7,4
sedangkan pH dalam lambung sekitar 1,5. Nilai pH dalam enzim berperan penting
karna memengaruhi sistem kerjanya agar benar dan tekanan osmotik tetap
seimbang. (Chang 2004).
Tekanan osmotik merupakan salah satu dari jenis sifat koligatif. Tekanan
osmotik suatu larutan adalah tekanan yang diperlukan untuk menghentikan
osmosis. Definisi osmosis sendiri itu adalah gerakan bersih molekul pelarut
melewati membrane semipermeable dari pelarut murni atau dari larutan encer ke
larutan yang lebih pekat (Chang 2005). Tekanan osmotik berbanding lurus dengan
konsentrasi larutan. Jika kedua larutan memiliki konsentrasi yang sama, maka
kedua larutan tersebut dalam keadaan isotonik. Jika tidak sama maka larutan yg
lebih pekat disebut hipertonik dan larutan yang lebih encer disebut larutan
hipotonik.
METODE
Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum Biokimia Umum dengan judul BIOFISIK II dilaksanakan pada
hari Kamis tanggal 27 Februari 2016 pada pukul 09.00-12.00 WIB. Tempat
pelaksanaan di Laboratorium Biokimia lantai 4 Departemen Biokimia Institut
Pertanian Bogor.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan pada percobaan ini antara lain larutan gelatin 2%,
akuades, koloid pati 2%, kalium ferosianida (K 4Fe(CN)6 0,2 N, feriklorida FeCl3
0,02 N, ferihidroksida 33%, NaCl 10%, garam MgSO 4, CuSO4 5%, koloid biru
berlin, eosin, larutan giemsa, larutan 0,1 N asam asetat, dan Na-asetat, larutan 0,2
M Na2HPO4, NaCl 0,3%, NaCl 0,9%, NaCl 5% dan darah segar.
Sedangkan alat yang digunakan antara lain gelas piala 250 ml, gelas piala
100 ml, pipet tetes, pengaduk, tabung reaksi, dan mikroskop.
Prosedur
Prosedur Koloid
1) Koloid liofil
a) Koloid gelatin 2%
Mencampurkan 2g gelatin dan 25 ml akuades didalam gelas piala 250 ml.
Kemudian, dibiarkan sampai gelatin masuk air (liofil) dan mengembang. Lalu
mengaduknya dengan menambahkan 75 ml air mendidih.
b) Koloid pati 2%
Mencampurkan 2g gelatin dan 10 ml akuades didalam gelas piala 250 ml.
Kemudian, menuangkan 90 ml air mendidih dan mengaduknya.
2)
Koloid Liofob
a) Koloid Biru Berlin
Mencampurkan 10 ml kalium ferosianida K4Fe(CN)6 dengan feriklorida
FeCl 0,02 N dalam gelas piala 100 ml dan mengaduknya hingga homogen.
Lalu, mengambil 5 ml campuran tersebut dan memasukkan kedalam tabung
reaksi untuk diencerkan agar dapat mengetahui ada tidaknya endapan.
b) Koloid ferihidroksida
Mencampurkan 1 ml ferihidroksida 33% dengan 200 ml akuades dalam
gelas piala 100 ml. Mengaduknya sampai cairan homogen, lalu diamati
perubahan warna yang terjadi.
9.5
8.8
7.35
5.0
2.85
Larutan Bufer
Larutan bufer merupakan campuran dari asam lemah dan basa konjugasinya
maupun sebaliknya. Sebagai contoh dalam percobaan ini adalah larutan
Volume
CH3COOH
Na 0.1 N
(ml)
0.75
1.80
3.70
6.00
7.90
pH indikator
pH Teoritis Kapasitas
Buffer
3
4
4
5
6
3.664
3,898
4.523
4.930
5.329
0.7710
0.8614
0.9514
1.0370
1.1210
Contoh perhitungan :
pKa =-log Ka
[H+] = Ka CH3COOH x V CH3COOH
V
CH3COONa
[H+] = 1,76x10-5 x 9,25
0,75
[H+] = 2,17x10-4
pH teori = 4 - log [H+]
= 4 - log 2,17
= 3,664
= 5-log 1,76
= 4,754
kapasitas buffer = pH teori
pKa
= 3,664
4,75
= 0,771
0.5
1.2
2.65
5.0
7.25
pH Indikator
pH
Teoritis
Kapasitas
Buffer
5,5
6,5
6-7
7
7
5,516
5,93
6,352
6,795
7,20
1.177
1.120
1.061
1.000
0.943
Volume 0,2
M
NaH2PO4
(9,5 ml)
9.5
8.8
7.35
5.0
2.85
Contoh perhitungan :
[OH-] = Kb Na2HPO4 x V Na2HPO4
pKb = -log Kb
= - log [6,23 x
10-8]
= 8- log 6,23
=7,2
Na2H2PO4
9,5
7,2
=5,516
=1,178
Dari data pengamatan pH efektif untuk bufer fosfat adalah sekitar 6,0. Di
dalam tubuh sendiri sistem bufer bikarbonat mempertahankan pH darah sekitar
7.40 (Purba 2003). Terdapat perbedaan pengukuran antara perhitungan indikator
dengan teoritis. Hal ini dikerenakan kesalahan praktikan dalam pengamatan
maupun karena konsentrasi yang digunakan tidak sesuai. Kapasitas bufer dan pH
tertinggi dihasilkan oleh campuran larutan Na2HPO4 0,50 dan NaH2PO4 9,50 ml.
Sedangkan pH dan kapasitas bufer terendah dimiliki oleh Na2HPO4 7,15 dan
NaH2PO4 2,85
ml.
NaHPO4 dan semakin sedikit volume NaH 2PO4 pH dan kapasitas bufer semakin
tinggi.
Konsentrasi NaCl
Literatur
Gambar
Kondisi Sel
NaCl 0,3%
lisis
NaCl 0,9%
teramati
tidak berubah
NaCl 5%
krenasi
Pengamatan
Tidak teramati
Tidak
Teramati
Sel darah
sedikit (tidak
jelas)
Sumber literatur:
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/6/62/Hum
an_Erythrocytes_OsmoticPressure_PhaseContrast_Plain.svg/350pxHuman_Erythrocytes_OsmoticPressure_PhaseContrast_Plain.svg.pn
g
Integrasi sel darah merah dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi NaCl. Sel
darah merah yang dicampurkan dengan NaCl 0,3% mengalami lisis karena larutan
NaCl 0,3% bersifat hipotonik sehingga cairan akan masuk ke dalam sel darah
merah dan membuat sel pecah. Penggunaan NaCl 0,9% tidak memberikan
perubahan terhadap sel darah merah karena NaCl 0,9% bersifat isotonik.
Penambahan NaCl 5% membuat sel menjadi krenasi. Krenasi adalah keadaan sel
yang mengkerut dan akhirnya tidak berfungsi lagi (Chang 2005). Hal ini terjadi
karena larutan bersifar hipertonik sehingga memaksa cairan dalam sel untuk
keluar ke lingkungan. Larutan NaCl 0,9% adalah larutan fisiologis karena tekanan
osmotiknya sama dengan larutan osmotik larutan dalam sel. Larutan fisiologis
membuat tidak ada perpindahan cairan dari dalam maupun luar sel (Chang 2005).
SIMPULAN
Simpulan
Hasil pengukuran buffer fosfat standar terdapat kesalahan dalam
perhitungan karena nilai pH teoritis berbeda dengan pengukur pH. Pada bufer
standar, semakin banyak asam asetat maka nilai pH akan semakin tinggi. Pada
bufer asetat, semakin sedikit volume asam asetat dan semakin banyak volume Naasetat yang ditambahkan pH dan kapasitas bufernya semakin tinggi. Pada bufer
fosfat, semakin sedikit volume Na2HPO4 dan semakin banyak NaH2PO4 pH dan
kapasitas bufer semakin tinggi. Tekanan osmotik berbanding lurus dengan
konsentrasi larutan. Jika konsentrasi larutan tinggi maka tekanan osmotik juga
tinggi, sebaliknya jika konsentrasi larutan rendah maka tekanan osmotiknya juga
rendah.
DAFTAR PUSTAKA