Anda di halaman 1dari 21

Isolasi DNA dari Bakteri, Darah, Tanaman, dan Kapang serta Amplifikasi

Gen 16S rRNA dan ITS

Isolation of DNA from Bacteria, Blood, Plants, and Molds with


Amplification of 16S rRNA gene and ITS

Piolinov Iskandar1*, Dinda Devia Pembriani1, Nanda Alifia Fatihah Hasyim1, Arina Findo
Sari2, Reno Fitri2
1
Mahasiswa Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
2
Dosen Praktikum Kimia Lingkungan Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
*Corresponding author: piolinov.iskandar19@mhs.uinjkt.ac.id

ABSTRAK

Deoxyribo Nucleic Acid (DNA) adalah polimer asam nukleat yang tersusun secara sistematis yang
merupakan materi pembawa informasi genetik yang diturunkan kepada keturunan. Isolasi DNA
merupakan langkah awal dalam rekayasa genetika degena maksud untuk memisahkan DNA dari
jaringan dan partikel-partikel lain seperti lipid, protein, polisakarida dan zat lainnya. Prinsip isolasi
DNA terdiri dari 3 tahapan, yaitu perusakan dinding sel (lisis), pemisahan atau purifikasi DNA
dan presipitasi DNA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mampu melakukan isolasi
DNA kromosomal bakteri, isolasi DNA leukosit, isolasi DNA tanaman sawi, isolasi DNA fungi,
uji kuantitatif DNA, dan uji kualitatif DNA, serta PCR. Metode yang digunakan untuk penelitian
yaitu menggunakan IstaGene Matrix pada isolasi DNA dan PCR untuk uji kualitatif dan kuantitatif
DNA. Isolasi DNA kromosomal bakteri terdapat 5 tahapan, diabntu dengan kit InstaGene Matrix.
Isolasi DNA darah menggunakan komponen leukosit sebagai sumber DNA karena memiliki inti,
serta meggunakan bahan garam untuk metode saltingout. Isolasi DNA sawi harus menggunakan
sawi berusia muda, untuk memperumudah pengamatan. Isolasi DNA kapang pengekstraksiaanya
menggunakan metode pemanasan, dibantu dengan kit GeneAid Genomic DNA. Uji kuantitatif
DNA digunakan untuk menentukan konsentrasi dan kemurnian DNA genom dengan alat
spektrofotometer dengan panjang gelombang 230, 260 dan 280. Uji kualiitatif DNA digunakan
untuk identifikasi, pemisahan, dan purifikasi fragmen DNA adalah menggunakan elektroforesis
gel agarose. Amplifikasi DNA dengan PCR digunakan untuk memperbanyak DNA yang terdiri
dari tiga langkah yang diulang untuk suatu siklus tertentu, yaitu proses denaturasi, annealing dan
extension. Dalam isolasi DNA menggunakan bahan dan alat tertentu yang disesuaikan berdasarkan
sumber DNA yang digunakan, dimana nantinya sebagai sediaan untuk dilakukan anilisis. Analsis
DNA dapat dilakukan dengan uji kuantitaif dan uji kualitatif, yang sebelumnya bisa dilakukan
PCR untuk memperbanyak DNA sampel.
Kata kunci: Amplifikasi; DNA; Isolasi; ITS; PCR

ABSTRACT

Deoxyribo Nucleic Acid (DNA) is a systematically arranged polymer of nucleic acids which is the
material that carries genetic information that is passed on to offspring. DNA isolation is the first
step in genetic engineering with the aim of separating DNA from tissues and other particles such
as lipids, proteins, polysaccharides and other substances. The principle of DNA isolation consists
of 3 stages, namely cell wall destruction (lysis), separation or DNA purification and DNA
precipitation. This study aims to identify and be able to isolate bacterial chromosomal DNA,
isolate leukocyte DNA, isolate mustard plant DNA, isolate fungal DNA, DNA quantitative test, and
DNA qualitative test, as well as PCR. The method used for this research is using IstaGene Matrix
for DNA isolation and PCR for qualitative and quantitative DNA testing. There are 5 stages of
bacterial chromosomal DNA isolation, assisted by the InstaGene Matrix kit. Blood DNA isolation
used leukocyte components as a source of DNA because it has a nucleus, and used salt for the
saltingout method. DNA isolation of mustard greens must use young mustard greens, to facilitate
observation. Isolation of fungal DNA was extracted using the heating method, assisted with the
GeneAid Genomic DNA kit. Quantitative DNA test was used to determine the concentration and
purity of genomic DNA using a spectrophotometer with wavelengths of 230, 260 and 280. DNA
qualitative test was used for identification, separation, and purification of DNA fragments using
agarose gel electrophoresis. DNA amplification with PCR is used to amplify DNA which consists
of three steps that are repeated for a certain cycle, namely the process of denaturation, annealing
and extension. In the isolation of DNA using certain materials and tools that are adapted based
on the source of the DNA used, which will be used as preparations for analysis. DNA analysis can
be done by quantitative and qualitative tests, which previously could be done by PCR to multiply
the sample DNA.
Keywords: Amplification; DNA; Isolation; ITS; PCR

PENDAHULUAN genom editing, transformasi dan PCR


Deoxyribo Nucleic Acid (DNA) adalah (Hariyadi et al, 2018). Prinsip isolasi DNA
polimer asam nukleat yang tersusun secara terdiri dari 3 tahapan, yaitu perusakan
sistematis yang merupakan materi pembawa dinding sel (lisis), pemisahan atau purifikasi
informasi genetik yang diturunkan kepada DNA dan presipitasi DNA (Rizko et al,
keturunan. Informasi genetik tersebut 2020). Isolasi DNA dapat dilakukan pada
disusun dalam bentuk kodon yang berupa semua makhluk hidup dan virus. Beberapa
tiga pasang nukleotida. DNA terdiri atas 2 hal yang harus diperhatikan dalam isolasi
untai berpilin dan membentuk struktur heliks DNA adalah menghasilkan DNA tanpa
ganda. Kedua untai tersebut disatukan oleh kontaminan seperti protein dan RNA; metode
ikatan hindrigen antara basa-basa nukleotida. harus efektif dan bisa dilakukan untuk semua
Empat basa yang terdapat pada DNA adalah spesies; metode yang dilakukan tidak boleh
adenine (A). cytosine (C), guanine (G) dan mengubah struktur dan fungsi molekul DNA;
thymin (T). adenine berikatan hidrogen dan metode harus sederhana serta cepat
dengan timin, sedangkan guanine berikatan (Puspitaningrum et al, 2018).
dengan sitosin (Ernawati et al, 2014). Pelisisan merupakan proses awal dari
Isolasi DNA merupakan langkah awal isolasi DNA yang sangat menentukan
dalam rekayasa genetika sebelum memasuki keberhasilannya. Tahap lisis DNA dapat
proses lebih lanjut. Tujuan isolasi DNA dilakukan secara kimia maupun mekanik,
adalah untuk memisahkan DNA dari jaringan cara kimia dengan menggunakan enzim
dan partikel-partikel lain seperti lipid, seperti proteinase-K dan SDS dan dengan
protein, polisakarida dan zat lainnya. Isolasi cara mekanik seperti penggerusan dengan
DNA digunakan untuk beberapa analisis menggunakan nitrogen cair (Ahari, 2012),
molekuler dan rekayasa genetika seperti dan inkubasi dengan menggunakan
perlakuan suhu (Hariyadi et al, 2018). Secara eletroforesis agarose (Puspitaningrum,
kimia, pelisisan sel dapat dilakukan dengan 2018).
buffer lisis yang berisi senyawa kimia yang Uji kuantitatif DNA merupakan
dapat merusak integritas barrier dinding sel, analisis yang digunakan untuk menentukan
seperti SDS (Sodium Dedocyl Sulfate) dan kandungan/ jumlah DNA yang terdapat
CTAB (Cetyltrimethylammonium bromide) dalam suatu zat yang sebelumnya sudah
(Murtiyaningsih, 2017). diketahui keberadaan DNA plasmidnya
Polymerase Chain Reaction (PCR) dalam larutan contoh dengan cara uji
merupakan salah satu metode untuk kualitatif (Larasati 2011). Uji kuantitatif
memperbanyak atau menggandakan DNA dilakukan dengan menggunakan
suatu organisme atau biasa disebut spektrofotometer Uv-Vis. Prinsip dari uji
amplifikasi DNA. Metode berbasis PCR kuantitatif DNA dengan spektrofotometer
seringkali digunakan di dalam identifikasi adalah iradiasi sinar ultraviolet dapat diserap
organisme, baik melalui DNA fingerprinting oleh nukleotida dan protein dalam larutan
maupun melalui DNA barcoding (Pertiwi, karena adanya basa purin dan pirimidin.
2015). Teknik PCR dapat digunakan untuk Penyerapan iradiasi sinar UV oleh DNA
mengamplifikasi segmen DNA dalam jumlah secara maksimal dapat dicapai pada panjang
jutaan kali hanya dalam waktu singkat. gelombang 260 nm sedangkan penyerapan
Proses PCR memiliki beberapa tahap, yaitu maksimal protein pada panjang gelombang
pra-denaturasi cetakan DNA, denaturasi 280 nm (Hidayati dan Aulawi, 2016).
cetakan DNA, penempelan primer pada Uji kualitatif DNA dengan metode
cetakan (annealing), pemanjangan primer elektroforesis horizontal gel agarose
(extension), dan pemantapan (post- merupakan metode standar untuk
extension) (Putri, 2020). Enzim DNA identifikasi, pemisahan dan purifikasi
polimerase yang digunakan dalam tahap fragmen DNA. Prinsip teknik elektroforesis
ekstensi adalah Taq DNA polymerase yang adalah berdasarkan migrasi partikel
diisolasi dari bakteri Thermus aquaticus BM bermuatan di bawah pengaruh medan
(Taq). Faktor-faktor yang mempengaruhi elektronik pada kondisi yang konstan
amplifikasi DNA dengan metode PCR adalah (Puspitaningrum et al, 2018). Migrasi
deoksiribonukleotida triphosphat (dNTP); elektroforesis DNA melalui gel agarosa, arus
oligonukleotida primer; DNA cetakan listrik, dan suhu. Molekul DNA yang
(template); komposisis larutan buffer; jumlah bermuatan negatif saat elektroforesis pada
siklus reaksi; enzim yang digunakan; dan gel agarosa berbanding terbalik dengan
faktor teknis dan non-teknis lainnya, seperti konsentrasi gelnya. Migrasi struktur molekul
kontaminasi (Feranisa, 2016). yang besar akan lebih lambat dibandingkan
Prinsip dasar metode PCR adalah struktur molekul yang kecil dalam proses
perbanyakan fragmen DNA menggunakan melewati pori-pori gel (Factiyah et al, 2011).
enzim polymerase pada temperatur yang Gel agarosa yaitu suatu bahan semi-padat
tinggi yang dilakukan secara berulang. Pada berupa polisakarida yang diekstraksi dari
proses PCR dibutuhkan oligonukleotida rumput laut. Gel agarosa dibuat dengan
pendek (primer DNA) yang berperan dalam melarutkannya dalam suatu buffer. Agar
mengawali proses ini. Primer akan menempel dapat larut dengan baik, pelarutannya dibantu
atau hybrid pada untai tunggal DNA saat dengan pemanasan (Hapsari, 2012).Pewarna
temperatur diturunkan setelah terjadi Ethidium bromide (EtBr) digunakan sebagai
pemisahan untai ganda DNA. Produk hasil alat identidikasi dan mengukur semi
PCR dapat diamati menggunakan teknik kualitatif fragmen DNA yang terpisah dalam
gel agarose. EtBr akan terikat diantara dua refrigrator. Sedangkan bahan yang
untai ganda DNA, sehingga pita DNA dalam digunakan dalam penelitian ini yaitu sampel
gel agarose akan berpendar karema EtBr darah, RBC lysis solution, RNAse A,
mengandung zat fluoresen. Ikatan DNA- NH4COOH, ethanol absolute, dan buffer TE.
EtbR akan terekspos pada sinar UV dengan Sampel darah dimasukkan 2 mL ke
panjang gelombang 300 nm (Factiyah et al, dalam EDTA-vacutainer kemudian
2011). digoyangkan membentuk angka delapan.
Pada praktikum ini dilakukan isolasi Darah dipindahkan ke tabung sentrifuga,
DNA kromosomal bakteri, leukosit, tanaman ditambah dengan akuadest 6mL RBC lysis
sawi dan kapang, amplifikasi DNA dengan solution kemudian diinkubasi suhu ruang
metode PCR dan dilakukan uji kualitatif selama 10 menit lalu disentrifus selama 10
DNA serta uji kuanitatif DNA dengan menit pada kecepatan 1500x g. Supernatan
metode elektroforesis horizontal gel agarose. dibuang, kemudian ditambahkan RBC lagi
sebanyak 750µL dan dihomogenisasi dengan
METODE teknik pipetting. Supernatan tadi
Isolasi DNA Kromosomal Bakteri E. coli ditambakhan 2µL RNAse A (10mg/mL),
Alat yang digunakan dalam penelitian kemudian dikocok sebanyak 25 kali dan
ini antara lain seperangkat peralatan gelas, diinkubasi selama 15 menit pada suhu 37oC.
mikropipet, blue tip, magnetics stirer, Setelah diinkubasi, ditambahkan larutan
microfuge tube, microcentrifuge, waterbath, presipitasi NH4COOH sebanyak 500µL
autoclave, vortex, incubator, dan freezer. kemudian divotrkes. Lalu kembali disentrifus
Sedangkan bahan yang digunakan dalam pada kecepatan 10.000x g dengan suhu 4oC
penelitian ini yaitu kultur bakteri E.coli, selama 15 menit. Supernatan DNA dipindah
IntaGene matrix, akuades ke tube baru yang berisi 1,5mL etanol
Kultur bakteri E. coli sebanyak 1mL absolut, kemudian dikocok dan diambil
diresuspensi dalam autoklaf air di dalam benang-benang DNA berwarna putih.
tabung microfuge, kemudia disentrifus Benang tersebut dipindahkan kedalam
selama 1 menit dengan kecepatan 10.000- tabung baru dan disentrifus pada kecepatan
12.000 rpm. Supernatan dibuang dan 10.000x g dengan suhu 4oC selama 10 menit
ditambah InstaGene Matrix sebanyak 200 untuk mengendapkan DNA. Supernatan
µL, kemudian dihomogenkan dengan dibuang, dan pellet ditambahkan etenol 70%
magnetic strirer. Larutan diinkubasi pada dan disentrifus kembali pada kecepatan
suhu 56˚C selama 15-30 menit, kemudian 10.000x g dengan suhu 4oC selama 15 menit.
divortex selama 10 detik. Larutan diinkubasi Supernatan dibuang kembali, kemudia pellet
pada air mendidih selama 8 menit pada suhu dikeringkan dalam incubator pada suhu 57oC.
100˚C, divortex kembali selama 10 detik. DNA direhidrasi dengan 50-100µL buffer
Larutan disentrifus pada kecepatan 10.000- TE, kemudian diinkubasi pada suhu 37oC
12.000 rpm selama 2-3 menit, kemudian selama 2 jam untuk mendapatkan DNA
supernatant dipindahkan ke tabung baru dan terlarut. Kemudian, disimpan pada suhu -
disimpan di freezer pada suhu -20oC. 20oC
Isolasi DNA Darah (Leukosit) Dengan Isolasi DNA Tanaman Sawi (Brassica
Metode Salting Out juncea) Dengan Metode CTAB (Cetyl
Alat yang digunakan dalam penelitian Trimethylammonium Bromide)
ini antara lain seperangkat peralatan gelas, Alat yang digunakan adalah neraca
mikropipet, refrigrated microtube, analitik, refrigerator centrifuge, mikropipet,
microcentrifuge, waterbath, incubator, dan vortex, waterbath, tabung mikro 1,5 mL, blue
tips, yellow tips dan white tips. Bahan yang plate, DNA extraction kit, GD column, Glass
digunakan adalah daun sawi (Brassica sp.), beads dan marker permanen. Bahan yang
buffer ekstraksi (0,25 M Tris HCl, 250 mL digunakan adalah isolat kapang, medium
NaCl, 25 mM EDTA,10 % CTAB (Cetyl PDA atau PDB dan MiliQ/ double distilled
Trimethylammonium Bromide), 0,5% SDS), water (ddH2O).
β merkaptoetanol, kloroform, Isolasi DNA kapang dengan
isoamilalkohol, isopropanol dan buffer TE. menggunakan GeneAid genomic DNA mini
Daun sawi muda dicuci dan kit diawali dengan pengambilan kapang pada
dikeringkan dengan tisu, ditimbang sebanyak medium PDB sebanyak setengah atau seluruh
300 mg, lalu dimasukkan ke dalam tabung miselium, lalu dimasukkan ke dalam tabung
mikro steril, daun dihaluskan dengan mikro 1,5 mL yang sudah terisi 200-300 μL
menggunakan tip tanpa penambahan buffer, miliQ steril, biakan yang berada dalam
setelah daun halus ditambahkan 250 tabung mikro ditumbuk dengan tip, lalu
μLbuffer ekstraksi dengan suhu 60⁰C dan 100 ditambahkan RBC lysis buffer sebanyak 600
μL β merkaptoetanol, kemudian divortex μL, kemudian campuran dibolak balik dan
selama 5 detik. Lalu tabung sampel diinkubasi selama 10 menit dan
diinkubasi dalam waterbath pada suhu 60⁰C disentrifugasi pada jecepatan 4.600 rpm
selama 30 menit, divortex setiap 10 menit. selama 5 menit. Setelah itu supernatant
Ditambahkan CIAA (Chloroform Isoamil dibuang dan ditambahkan 100 μL RBC lysis
Alkohol) (24:1) sebanyak 1× volume sampel buffer, kemudian dihomogenkan dengan
ke dalam tabung sampel, dikocok selama 10 mikropipet. Lalu, ditambahkan 200 μL
menit, lalu disentrifuga dengan kecepatan genomic bund buffer (GB buffer) ke dalam
15.000 × g selama 5 menit pada suhu 4⁰C. campuran dan divorteks selama 10 detik, lalu
Supernatan pada tabung sampel diambil tutup tabung mikro dilapisi parafilm dan
,kemudian dipindahkan ke dalam tabung dikunci dengan lid lock. Kemudian campuran
mikro 1,5 mL yang baru. Ditambahkan dan elution buffer dipanaskan pada suhu 70⁰C
isopropanol dingin sebanyak 1× volume selama 10 menit dengan water bath. Lalu
sampel ke dalam tabung sampel, tabung ditambahkan 5 μL RNAase A ke campuran
sampel dikocok, kemudian diinkubasi pada dan diinkubasi selama 5 menit, kemudian
suhu -20⁰C selama 30 menit. Tabung sampel ditambahkan 300 μL etanol absolute dan
disentrifugasi dengan kecepatan 15.000 × g divorteks selama 10 detik. Seluruh campuran
selama 5 menit pada suhu 4⁰C. Supernatan dipindahkan ke genomic DNA spin column
dibuang kemudian ditambahkan 100 μL 1× (GD column), lalu disentrifugasi pada
buffer TE/ etanol. Tabung sampel kecepatan 10.700 rpm selama 5 menit dan
dimasukkan dalam es selama 5 mrnit, lalu dipindahkan ke collecting tube baru.
disentrifugasi dengan kecepatan 15.000 × g Kemudian ditambahkan 400 μL Wash buffer
selama 2 menit. Supernatan yang 1 (W1 buffer) ke dalam GD column lalu
mengandung DNA pada tabung sampel disentrifugasi pada kecepatan 10.700 rpm
diambil dan dipindahkan ke tabung baru. selama 30 detik. GD column dipindahkan
Lalu disimpan pada suhu -20⁰C . pada collecting tube baru dan disentrifugasi 3
menit pada kecepatan 10.700 rpm. GD
Isolasi DNA Fungi Dengan Metode Boiling column dipindahkan ke tabung mikro 1,5 μL,
dan Menggunakan GeneAid Genomic lalu ditambahkan 100 μL elution buffer,
DNA Mini Kit setelah itu diinkubasi selama 5 menit dan
Alat yang digunakan adalah micro disentrifugasi selama 30 detik pada
pipet, tip, water bath, sentrifuga, tabung
mikro, parafilm, lid lock/ cap lock, floating
kecepatan 10.700 rpm. Tabung mikro dan campurkan dengan zat warna/loading
dikeluarkan dan disimpan dalam freezer. dye kedalam sumuran S1. Kemudian
dimasukan 10 µL sampel ke dalam sumuran
Uji Kuantitatif DNA dengan urutan : sumuran 1 marker, sumuran
Alat yang digunakan dalam uji 2 S1, sumuran 3 S2, sumuran 4 S3, sumuran
kuantitatif adalah spektrofotometer, kuvet, 5 S4, sumuran 6 S5, sumuran 7 S6, sumuran
mikropipet dan mikropipet. Kemudian untuk 8 marker. Tangki elektroforesis dihubungkan
bahannya digunakan sampel DNA dan dengan power supply kemudian dijalankan
blanko (Buffer TE 1x). pada 100V selama 30-40 menit. Setelah
Dalam melakukan uji kuantitatif DNA, selesai, wadah pencetak diangkat dan gel
disiapkan spektrofotometer dengan panjang didorong keluar dari wadah pencetak. Bila
gelombang yang ditentukan. blanko dan sampel DNA belum terwarnai, gel agarose
sampel disetting. Setelah itu baca nilai diletakkan ke dalam wadah yang berisi
absorbansi masing-maing sampel dan larutan pewarna. dituangkan 60 µL larutan
kemurnian DNA dihitung. DNA Bio-safe ke dalam wadah tersebut lalu
Uji Kualitatif DNA ditutup. pita yang terbentuk diamati setelah
Alat yang digunakan dalam uji 10 menit. Digunakan UV transluminator/gel
kualitatif DNA berupa tangki elektroforesis, documentation dalam mendeteksi pita-pita
mikropipet dan tip, cetakan gel, cetakan DNA.
sumuran (well comb), microwave oven, labu Amplifikasi DNA Dengan Metode PCR
Erlenmeyer, timbangan analitik, dan Alat yang digunakan dalam
parafilm. Kemudian bahan yang dibutuhkan pengamplikasian DNA berupa tabung PCR,
berupa bubuk agarose, buffer TBE/TAE, microtube 1.5 ml, micropipette, microtip,
etidium bromide (EtBr)/ larutan Biosafe, penangas air, alat sentrifugasi mikro, vortex,
DNA Ladder, sampel DNA (produk PCR), rak tabung mikro, thermal cycler (mesin
dan Loading dye. PCR), parafilm. Untuk bahan yang
Metode yang digunakan dalam uji digunakan yaitu sel epitel mukosa pipi,
kualitatif DNA adalah metode elektroforesis instaGene Matrix, pewarna DNA, master mix
horizontal gel agarose. Gel agarose dibuat PCR, buffer PCR (KCl, Tris Cl) (Ph 8,3 DAN
dengan konsentrasi yang telah ditentukan. mGcL2).
Setelah jadi, gel dituangkan ke dalam wadah Metode yang digunakan untuk
pencetak dan diteteskan EtBr. Sisir untuk amplikasi DNA adalah metode Polymerase
membentuk sumuran pada gel agarose Chain Reaction (PCR). InstaGene matrix 200
dipasang dalam wadah pencetak, tunggu µL dimasukkan kedalam tabung mikro
hingga membeku. Siapkan sampel DNA, berulir. Diambil apusan mukosa pipi kiri dan
kemudian diteteskan dengan 2 µL zat warna kanan dengan tip steril ukuran 2-20 µL,
biru brofenol dengan menggunakan tip. Gel diusap masing-masing 10x usapan. Tip
yang sudah membeku dilepaskan sisir dipasang pada mikropipet dan dimasukkan ke
pencetak sumuran. Gel diletakkan pada dalam microtube sambal dinaik-turunkan 5x
tangki elektroforesis dan sumuran diletakan sehingga sel epitel mukosa pipi masuk ke
pada kutub negative alat. Setelah itu dalam matriks. Mikrotube ditutup dan
masukkan dapar TAE ke dalam tangki dilapisi dengan parafilm lalu diletakan pad
elektroforesis hingga menutupi permukaan arak sterofoam. Mikrotube di inkubasi dalam
gel agarose. Ambil petanda ukuran DNA penangas air pada suhu 56 °C selama 10
(DNA ladder) dan tandai sebagai M (marker) menit, mikrotube digoyangkan perlahan
pada sumuran 1. dimasukkan 3 µL marker setiap 5 menit. Mikrotube diangkat lalu
inkubasi kembali kedalam air mendidih sampel diresuspensi dalam 1,5mL akuades
(100°C) selama 6 menit. Digoyangkan dengan memindahkan dari media kultur
perlahan, lalu di sentrifugasi pada 13.000xg menggunakan jarum ose ke microcentrifuge
selama 3 menit. Setelah disentrifugasi, ambil tube, proses dilakukan secara aseptis guna
supernatant dan diletakkan di dasar tabung menghindari kontaminan zat yang tidak
PCR dan ditambahkan 20 µL master mix lalu diinginkan. Proses resuspensi ini melarutkan
ditutup dan dilapisi parafilm. Tabung PCR kembali yang bertujuan melepaskan isolat
dimasukan kedalam thermal cycler dan atur bakteri dengan partikel yang tidak
reaksi polimerasi berantai untuk amplifikasi diinginkan. Isolat bakteri kemudia disentrifus
DNA sebanyak 40 siklus. Setelah selesai, selama 1 menit pada kecepatan 10.000 rpm.
hasil amplifikasi di elektroforesis dan Menurut Kusnadi dan Arumingtyas (2020)
disimpan dalam wadah penyimpanan. mengatakan bahwa proses sentrifus ini
dilakukan bertujuan untuk memisahkan zat
atau partikel berdasarkan bobotnya dengan
HASIL menggunakan gaya gravitsi dan gaya
sentrifugal dengan prinsip kerja pemutaran
PEMBAHASAN dengan kecepatan tinggi. Sehingga DNA
Isolasi DNA Kromosomal Bakteri E. coli terendap di dasar, sedangkan partikel tidak
Dalam pelaksanaan isolasi DNA dibutuhkan berada di larutan suspensi atau
bakteri terdiri dari beberapa tahapan yang supernatan.
harus dilalaui. Menurut Nugroho dan Rahayu Setelah sentrifugasi selsai, supernatant
(2018), mengatakan bahwa secara garis besar dibuang secara perlahan agar pellet tidak ikut
isolasi DNA kromosom bakteri terdiri dari 5 terbuang. Proses selanjutnya, pellet
tahapan, yaitu: isolasi sel, penghancuran ditambahkan dengan larutan InstaGene
dinding dan membran sel (lisis sel), Matrix sebanyak 100 µL. Menurut Bio-Rad
pengekstraksian dalam larutan, pemurnian (2015) kandungan polystyrene-
DNA (purifikasi), dan pengendapan divinylbenzene iminodiacetate dalam
(presipitasi). Dalam beberapa referensi, InstaGene Matrix berfungsi untuk
tahapan penyimpanan termasuk dalam tahap mempercepat proses isolasi DNA
isolasi DNA kromosomal bakteri. kromosomal bakteri. Isolat bakteri yang
Berdasarkan praktikum yang dilakukan, sudah diberi larutan kit diinkubasi pada suhu
isolasi DNA kromosomal bakteri dilakukan 56oC selama 15-30 menit. Proses
dengan isolat bakteri E. coli dan S. aureus, penginkubasian menurut Syaffrudin dkk.
dengan alat bantu isolasi berupa kit (2011) menjelaskan proses tersebut
InstaGene Matrix. dilakukan untuk mencegah pengendapan
Menurut Shen (2019) mengatakan matriks. Setelah inkubasi selesai, isolat
bahwa InstaGene Matix merupakan kita yang dipanaskan dalam waterbath pada suhu
terbuat dari chelex resin yang dibuat secara 100oC selama 8 menit yang menurut Yanti
khusus yang berguna untuk membantu (2018) menjelaskan pemanasan tersebut
preparasi DNA dengan cepat dan mudah, bertujuan mengoptimalkan proses presipitasi,
serta penggunaan yang hemat biaya. Di serta menginaktivasi enzim DNAse yang bisa
dalam InstaGene Matrix terdapat matriks- merusak DNA. Langkah terakhir yaitu
matriks yang berperan dalam penyerapan sel penyimpanan isolasi DNA harus disimpan
penganggu dan mencegah kehilangan DNA pada suhu -20oC di dalam freezer.
karena ikatan DNA yang irreveribel.
Proses awal dalam isolasi DNA Isolasi DNA Darah (Leukosit) Dengan
kromosomal bakteri yaitu isolat bakteri Metode Salting Out
Menurut Aisyah dkk. (2019) Tahapan selanjutnya pellet diberi 2µL
menjelaskan bahwa leukosit merupakan RNAse A kemudian dikocok dan dinkubasi
komponen darah yang merupakan target pada suhu 37oC selama 15 menit. Menurut
isolasi DNA karena komponen darah yang Murtiyaningsih (2017) mengatakan bahwa
lain seperti eritrosit dan trombosit tidak pemberian RNAse A bertujuan untuk
memiliki inti sel. Leukosit darah merupakan menghilangkan menghilangkan RNA pada
pilihan sampel yang utama untuk ekstraksi larutan DNA, karena sifatnya sebagai
DNA karena mudah dan relative kurang pendegradasi RNA. RNAse memotong
invasive dibanding dengan sel jaringan lain ikatan fosfodiester antara 5'-ribosa dari
pada tubuh manusia (Soesilawati, 2020). nukleotida dan gugus fosfatyang melekat
Berdasarkan praktikum yang pada 3'-ribosa, yang kemudian dihidrolisis
dilakukan, isolasi DNA darah dilakukan membentuk 3'- nukleosida fosfat. Setelah
dengan sel darah putih (leukosit), dengan inkubasi selesai, ditambahkan larutan
prinsip pengerjaan sentrifugasi dan NH4COOH sebanyak 500µL kemudian
presipitasi. Metode yang digunakan untuk divorteks untuk tahapan presipitasi protein
isolasi DNA leukosit pada praktikum ini yang bertujuan pengendapan. Menurut Fitrya
yaitu metode salting out. Menurut Yuwanda dkk. (2015) menjelaskan bahwa NH4COOH
dkk. (2021) menjelaskan bahwa salting out merupakan bahan presipitat yang
merupakan metode prepitasi protein dengan memisahkan protein dari asam nukleat.
penambahan garam ke dalam protein hingga Kemudian disentrifus kembali pada
dapat protein yang jenuh. Pada konsentrasi kecepatan 10.000x g dengan suhu 4oC selama
garam yang tinggi, kekuatan ion pada garam 15 menit.
juga akan semakin tinggi sehingga garam Setelah proses sentifugasi selesai,
akan mengikat molekul air. supernatan berisi DNA dipindahkan ke
Proses awal dalam isolasi DNA darah tabung berisi 1,5mL etanol absolut dingin
leukosit yaitu sampel darah yang siap uji kemudian dikocok. Penggunaan etanol
isolasi DNA sebanyak 2mL, ditambahkan dingin akan menurunkan aktivitas molekul
6mL RBC lysis solution sebelum disentrifus air sehingga memudahkan presipitasi DNA.
pada kecepatan 1500x g selama 10 menit. Setelah itu disentrifugasi, maka DNA akan
Sentrifugasi dilakukan dengan maksud menggumpal dan mengendap pada dasar tube
memisahkan dan mengendapkan leukosit (pelet) (Purniari et al., 2015). Selanjutnya,
dari komponen darah lainnya, sedangkan endapan DNA berupan benang-benang putih
pemberian RBC lysis solution menurut dipindahkan ke dalam tabung baru kemudian
Sjafaraenan dkk. (2018) berfungsi sebagai disentrifus pada kecepatan 10.000x g dengan
buffer leukosit serta membantu proses suhu 4oC selama 10 menit untuk
pelisisan sel darah sehingga leukosit dapat mengendapkan DNA.
terpisah dengan komponen darah lainnya. Pellet hasil sentrifus diberi tambahan
Selanjutnya supernatant yang diperoleh etenol 70% dan disentrifus kembali pada
dibuang, RBC lysis solution diberikan kecepatan 10.000x g dengan suhu 4oC selama
kembali sebanyak 750µL kemudian 15 menit. Menurut Utami dkk. (2012)
dipipetting untuk homogenisasi sehingga menjelaskan fungsi etanol 70% pada isolasi
leukosit terbilas dan bersih dari komponen DNA yaitu sebagai pencuci DNA dari sisa
darah lainnya yang tidak dibutuhkan. Sel residu tahap presipitasi. Kemudian DNA
darah putih ditunjukkan oleh adanya endapan dikeringkan didalam incubator pada suhu
pellet berwarna putih 57oC. Proses akhir isolasi DNA yaitu DNA
direhidrasi menggunakan buffer TE
kemudian dinkubasi kembali untuk pada suhu 60⁰C. Menurut Ferniah dan
memperoleh DNA terlarut, kemudian Pujiyanto (2013) pelisisan sel pada proses
disimpan pada freezer pada suhu -20oC isolasi DNA tanaman pada umumnya diawali
dimana tujuannya untuk mempetahankan dengan penggerusan, merupakan pelisisan sel
kondisi DNA agar tidak rusak dan secara mekanik untuk menghancurkan
menghintikan reaksi enzimatik sementara. dinding sel dan membran sel yang
melindungi sel-sel tanaman. penggerusan
Isolasi DNA Tanaman Sawi (Brassica dalam mikrotube lebih disarankan
juncea) Dengan Metode CTAB (Cetyl dibandingkan dengan menggunakan mortar
Trimethylammonium Bromide) dan pestel, hal ini karena pita DNA yang
Isolasi DNA dari tanaman sawi dihasilkan pada penggerusan dalam
(Brassica sp) dilakukan dengan metode mikrotube lebih tipis dibandingkan dengan
CTAB. Untuk mengisolasi DNA dari mortar dan pestel (Shahzadi et al, 2010).
tanaman sawi, digunakan daun sawi yang pemanasan dilakukan untuk mendenaturasi
masih muda. Pemilihan organ daun untuk protein sehingga menjadi struktur primer
isolasi adalah karena lebih mudah untuk (Ekaswati et al, 2015).
diekstraksi dibandingkan organ lainnya dan Proses pelisisan sel secara kimiawi
akan menghasilkan pita DNA yang lebih pada praktikum ini dilakukan dengan
jelas serta bersih dibandingkan dengan penambahan larutan buffer ekstraksi dan β
bagian lainnya (Gea, 2020). Serta daun yang merkaptoetanol. Buffer ekstraksi yang
digunakan adalagh daun muda. Hal ini karena digunakan pada metode CTAB terdiri atas
secara mekanis, daun muda lebih mudah Tris HCl, NaCl, EDTA, CTAB (Cetyl
untuk digerus dibandingkan dengan daun tua Trimethylammonium Bromide), dan SDS.
sehingga lebih efisien untuk memperoleh Menurut proses lisis sangat dipengaruhi oleh
DNA (Prayitno dan Nuryandani, 2011). komposisi buffer lisis yang digunakan,
Selain itu, penggunaan daun muda juga Komposisi bufer lisis dalam metode CTAB
memiliki sedikit komponen senyawa yaitu, Tris-HCl, surfaktan CTAB, EDTA,
metabolit sehingga dapat meminimalisasi NaCl, dan polivinilpirolidon (PVP).
kehadiran kontaminan pada DNA, dengan Senyawa CTAB termasuk jenis surfaktan
tujuan agar diperoleh DNA dengan kualitas kationik yang digunakan untuk proses lisis
dan kuantitas yang lebih baik (Kit dan dinding sel tanaman. Metode CTAB
Chandran, 2010). digunakan untuk mengekstraksi DNA
Tahap pertama dalam isolasi DNA tanaman yang mengandung polisakarida dan
adalah pelisisan atau perusakan dinding sel. polifenol yang tinggi yang dikenal sebagai
Sel tanaman dilindungi oleh membran sel dan inhibitor atau penghambat dalam proses PCR
dinding sel yang kuat. Membran sel terdiri (Liana, 2017). β merkaptoetanol berfungsi
dari ikatan antara protein dan lemak, untuk memutuskan ikatan disulfide pada
sedangkan dinding sel tersusun atas protein multimer sehingga menjadi monomer
polisakarida. Dinding sel dan membran sel (Ekaswati et al, 2015).
harus dipecah untuk mengeluarkan DNA dari Setelah proses pelisisan, maka dilanjut
dalam sel. Penghancuran sel dapat dilakukan dengan proses purifikasi. Pada praktikum ini
dengan cara mekanik, kimiawi dan dilakukan dengan penambahan CIAA
enzimatik. Pada praktikum ini, pelisisan sel (Chloroform Isoamil Alkohol). CIAA
dilakukan secara mekanik serta secara merupakan pelarut organic yang terdiri dari
kimiawi. Secara mekanik pelisisan sel kloroform dan isoamil alcohol yang
dilakukan dengan menghaluskan daun berfungsi untuk mendenaturasi
dengan menggunakan tip serta pemanasan
makromolekul selain DNA, seperti protein, agar tidak terkontaminasi dengan ethanol 70
lipid, dan karbohidrat (Kamaliah, 2017). % karena akan merusak DNA. Setelah itu,
Penambahan larutan organik menyebabkan sampel disimpan pada suhu rendah yaitu
campuran membentuk lapisan. Lapisan atas 20⁰C untuk menjaga kestabilan DNA
(supernatan) mengandung DNA dan RNA sehingga siap untuk tahapan selanjutnya
karena bersifat polar oleh muatan negatif (Aristya et al, 2013).
atom O pada gugus fosfat yang berinteraksi Permasalahan utama yang sering
dengan muatan dipole positif air. Protein muncul dalam proses isolasi DNA tanaman
yang terdenaturasi akan masuk diantara adalah kandungan senyawa polisakarida,
lapisan organik dan air. CIAA yang memiliki polifenol, protein, RNA, dan senyawa
densitas paling tinggi akan berada di dasar metabolit sekunder yang terdapat pada
tabung setelah sentrifus. Kemudian tanaman yang dapat menghambat tahapan
supernatan dipisahkan dari pellet (Sirait et al, isolasi DNA (Rizko et al, 2020)
2018).
Kemudian dilakukan proses presipitasi Isolasi DNA Fungi Dengan Metode Boiling
mengginakan isopropanol Isopropanol dan Menggunakan GeneAid Genomic
berfungsi sebagai fiksatif yaitu menarik DNA Mini Kit
air/mengkondisikan dehidrasi yang Isolasi DNA fungi dengan metode
menyebabkan terbentuknya DNA yang tidak boiling diawali dengan mengambil biakan
larut/mengendap. Pengendapan ini terjadi fungi yang berumur cukup pada medium
berdasarkan fenomena penurunan kelarutan PDA, lalu dipindahkan ke dalam tabung
asam nukleat di dalam air. Molekul air yang mikro yang sudah berisi miliQ steril. Lalu,
polar mengelilingi molekul DNA pada dilakukan tahap awal isolasi DNA yaitu
larutan akuosa. Muatan positif dari air pelisisan sel dengan penambahan glass beads
berikatan kuat dengan muatan negatif gugus sebanyak 1-2 spatula. Penambahan glass
fosfat DNA. Ikatan ini menyebabkan DNA beads ini berfungsi untuk memecahkan sel
larut dalam air, sementara itu isopropanol secara mekanik (Wirajana et al, 2017).
lebih tidak polar bila dibandingkan dengan Setelah itu, biakan direbus pada suhu 95⁰C,
air, sehingga molekul isopropanol tidak dapat lalu disentrifugasi dan diambil
berikatan dengan gugus polar asam nukleat supernatannya. Menurut Afif dan Putri
sekuat air, hal ini menyebabkan isopropanol (2019) metode boiling merupakan salah satu
tidak dapat melarutkan asam nukleat (Aristya metode ekstraksi DNA sederhana dengan
et al, 2013). Sentrifugasi dengan suhu rendah memberikan gangguan fisik terhadap sel
yaitu 4⁰C bertujuan agar enzim-enzim bakeri berupa pemanasan dengan suhu tinggi
proteolitik tidak aktif sehingga DNA tidak (95-100⁰C). Pemanasan dengan suhu tinggi
rusak. dapat meningkatkan permeabilitas dinding
Setelah presipitasi, dilakukan sel sehingga mengakibatkan masuknya
purifikasi meggunakan etanol. Etanol cairan dan molekul di sekitar sel dan
digunakan untuk mencuci dan keluarnya materi-materi dari dalam sel.
mengendapkan DNA. Pencucian ini Setelah dilakukan pemanasan, biakan
dilakukan untuk menghilangkan kontaminan disentrifugasi untuk kemudian diambil
dan residu-residu akibat perlakuan supernatant untuk digunakan pada penelitian
sebelumnya. Setelah DNA mengendap selanjutnya.
dilakukan pencucian lagi dengan ethanol 70 Isolasi DNA kapang dengan
% dandiresuspensi dengan TE yang menggunakan GeneAid genomic DNA mini
sebelumnya pelet telah dikeringanginkan kit diawali dengan proses pelisisan sel yang
dilakukan dengan penumbukan
menggunakan tip dan penambahan RBC lysis nukleotida dan gugus fosfat yang melekat
buffer serta GB buffer. Menurut Sjafaraenan pada 3'-ribosa, yang kemudian dihidrolisis
et al (2018) penambahan RBC lysis buffer membentuk 3'- nukleosida fosfat
dan GB buffer pada tahap preparasi sampel (Murtiyaningsih, 2017).
bertujuan untuk mempermudah proses lisis Penambahan etanol absolute dalam
sel. Sebelum ditambahkan GB buffer, sampel praktikum ini sering juga disebut dengan
terlebih dahulu si dentridugasi. Proses lisis DNA binding yang bertujuan untuk
diikuti dengan sentrifugasi yang bertujuan mengumpulkan atau mengendapkan DNA.
untuk memisahkan campuran larutan Etanol memiliki dielektrik lebih rendah
berdasarkan berat jenis (Hartawan et al, daripada air sehingga memudahkan garam
2015). Menurut Iqbal et al (2016) Fungsi yang memiliki muatan positif (Na+) untuk
larutan buffer adalah untuk menjaga struktur berinteraksi dengan DNA yang bermuatan
DNA selama proses lisis dan pemurnian. negatif. Interaksi tersebut menyebabkan
Campuran tadi kemudian ditambahkan DNA bersifat hidrofob dan mengendap
elution buffer yang berfungsi untuk menjaga (Syafaruddin dan Santoso, 2011). Menurut
stabilitas DNA dan mengikat ion NA+ Sjaffaraenan et al (2018) konsentrasi etanol
sehingga DNA dapat larut dalam air (Harca yang tinggi akan menghasilkan kumpulan
et al, 2014). Pemanasan setelah elution DNA yang lebih banyak.
buffer dilakukan pada suhu 70⁰C karena Tahap terakhir adalah pencucian
Pemanasan dengan suhu terlalu tinggi atau menggunakan wash buffer (W1 buffer). Wash
waktu terlalu lama dikhawatirkan akan buffer ini berfungsi untuk mencuci atau
merusak DNA target dan akan memperlama membersihkan DNA dari pengotor-
proses ekstraksi (Sunarno et al, 2014). pengotornya (Triani, 2020). Setelah
Penambahan RNAase juga dilakukan pada pencucian ditambahkan elution buffer
praktikum ini yang merupakan proses kembali untuk menjaga dan menstabilkan
purifikasi. Hal tersebut dilakukan untuk strukttur DNA selama penyimpanan. Usaha
menghilangkan RNA pada larutan DNA. untuk mengurangi kerusakan DNA juga
RNAse merupakan enzim pendegradasi dilakukan dengan penyimpanan pada suhu
RNA. Prinsip kerja RNAse adalah memotong rendah.
ikatan fosfodiester antara 5'-ribosa dari
Uji Kuantitatif DNA
Berdasarkan pengujian yang dilakukan, didapatkan hasil uji kuantitatif DNA genom sebagai
berikut :

Tabel 1. Hasil uji kuantitatif DNA genom


Kode Sampel Abs Abs Abs Konsentrasi Rasio Rasio
230 260 280 (ug/mL) 260/230 260/280
dna genom 3B-
E.coli 30/9/2019 1 0,132 0,189 0,090 945,000 1,432 2,100
dna genom E.coli
27/9/2019 2 0,200 0,293 0,150 1465,000 1,465 1,953
M3-A1 (kapang) 3 0,003 0,005 0,000 25,000 1,667 #DIV/0!
4B-K/kapang 4 0,011 0,004 0,000 20,000 0,364 #DIV/0!
3/5B/Kapang 5
1/5B/kapang 6 0,009 0,003 -0,002 15,000 0,333 -1,500
5B/2K/kapang 7 0,016 0,005 0,000 25,000 0,313 #DIV/0!
5B/sawi 8 0,221 0,304 0,166 1520,000 1,376 1,831
kelp 3-mukosa 9 0,034 0,028 0,020 140,000 0,824 1,400
3/5B/Darah 10 0,007 0,003 0,001 15,000 0,429 3,000
1/5B/Darah 11 0,011 0,006 0,000 30,000 0,545 #DIV/0!
4/5B/mukosa 12 0,221 0,185 0,182 925,000 0,837 1,016
6/5A/Kapang 13 0,101 0,065 0,045 325,000 0,644 1,444

nilai perbandingan absorbansi λ 230 λ, 260


Spektrofotometri ini merupakan nm, dan λ 280 nm dari sampel DNA Genom,
gabungan antara spektrofotometri UV dan Sedangkan konsentrasi DNA merupakan
Visible. Sinar UV memiliki panjang jumlah DNA terkandung dari sampel proses
gelombang 190-380 nm karena sinar UV isolasi DNA.
tidak dapat dideteksi oleh mata, maka Konsentrasi yang dihasilkan berkisar
senyawa yang dapat menyerap sinar ini antara 15-1520 ug/mL. Konsentrasi paling
terkadang merupakan senyawa yang tidak kecil terdapat pada nomor 6 (1/5B/kapang)
memiliki warna bening dan transparan. Alat dan nomor 10 (3/5B/Darah) dengan
ini menggunakan dua buah sumber cahaya konsentrasi 15 ug/mL. konsentrasi paling
berbeda, sumber cahaya UV dan sumber besar terdapat pada nomor 2 (dna genom
cahaya visible. Meskipun untuk alat yang E.coli 27/9/2019) dan 8 (5B/sawi) dengan
lebih canggih sudah menggunakan hanya konsentrasi 1465 ug/mL dan 1520 ug/mL.
satu sumber sinar sebagai sumber UV dan konsentrasi DNA akan berdampak pada
Vis, yaitu photodiode yang dilengkapi kualitas fragmen hasil amplifikasi.
dengan monokromator. Prinsip dasar pada Konsentrasi DNA yang terlalu rendah akan
spektrofotometri adalah sampel harus jernih menghasilkan fragmen yang sangat tipis pada
dan larut sempurna dan tidak ada partikel gel atau bahkan tidak terlihat secara visual,
koloid apalagi suspense DNA yang sebaliknya konsentrasi DNA yang terlalu
mengandung basa-basa purin dan pirimidin tinggi akan menyebabkan fragmen terlihat
dapat menyerap cahaya UV. Pita ganda DNA tebal sehingga sulit dibedakan antara satu
dapat menyerap cahaya UV pada 260 nm, fragmen dengan fragmen lainnya.
sedangkan kontaminan protein atau phenol Konsentrasi hasil ekstraksi DNA dipengaruhi
dapat menyerap cahaya pada 280 nm. oleh 2 faktor yaitu kecepatan ekstraksi pada
Kemurnian DNA dapat diukur dengan waktu ekstraksi dan komposisi penambahan
menghitung nilai absorbansi 260 nm dibagi lisis buffer. Faktor kecepatan ekstraksi
dengan nilai absorbansi 280 (Å260/Å280). merupakan faktor paling berpengaruh karena
Kemurnian/rasio yang kurang dari 1,8 pada tahap lisis sel dan presipitasi
menunjukkan bahwa preparasi DNA telah pengambilan supernatant harus dilakukan per
terkontaminasi baik oleh fenol maupun sampel, sehingga beberapa sampel terjadi
protein. Sedangkan rasio yang lebih dari 2 pengendapan DNA (Harahap, 2017).
berarti preparasi DNA telah terkontaminasi Terdapat dua perbandingan rasio, yaitu
oleh RNA (Fatchiyah et al. 2011). rasio perbandingan dengan gelombang
Berdasarkan hasil dari uji kuantitatif 260/230 dan gelombang 260/280. Rasio
pada Tabel 1. berupa konsentrasi dan dengan gelombang perbandingan 260/230
rasio/kemurnian DNA. Rasio merupakan yang dihasilkan berkisar 0.3-1.6. genom yang
mempunya rasio terbesar pada perbandingan
gelombang 260/230 diraih oleh nomor 3
(M3-A1 (kapang) dengan nilai 1.667,
sedangkan rasio terkecil dimiliki oleh genom
nomor 7 (5B/2K/kapang) dengan nilai 0.313.
Kemudian untuk rasio dengan gelombang
perbandingan 260/280 dihasilkan dengan
nilai berkisar -1.5 – 3. Nilai rasio paling kecil
diraih oleh genom nomor 6 (1/5B/kapang)
dengan nilai -1.5, sedangkan nilai paling
besar diraih oleh genom nomor 10
(3/5B/Darah). DNA yang diperoleh pada
kisaran angka yang dikatakan murni berada
diantara 1,8-1,9. Kemurnian/rasio yang Gambar 1. Hasil Uji Kualitatif DNA
kurang dari 1,8 menunjukkan bahwa
preparasi DNA telah terkontaminasi baik Dalam melakukan uji kualitatif DNA,
oleh fenol maupun protein. Sedangkan rasio metode yang digunakan untuk identifikasi,
yang lebih dari 2 berarti preparasi DNA telah
pemisahan, dan purifikasi fragmen DNA
terkontaminasi oleh RNA (Fatchiyah et al.
2011). Berdasarkan hasil, maka yang tidak adalah menggunakan elektroforesis gel
terkontaminasi fenol, protein ataupun RNA agarosa. Migrasi elektroforesis DNA melalui
ada pada genom nomor 2 dan 8. DNA yang gel agarosa, arus listrik, dan suhu. Molekul
sudah diukur konsentrasinya diencerkan DNA yang bermuatan negatif saat
sehingga mendapatkan konsentrasi yang elektroforesis pada gel agarosa berbanding
seragam untuk digunakan dalam analisis terbalik dengan konsentrasi gelnya. Migrasi
PCR. Selanjutnya dilakukan pengecekan
struktur molekul yang besar akan lebih
kualitas DNA dengan elektroforesis gel
untuk mengetahui tingkat kemurnian DNA lambat dibandingkan struktur molekul yang
dari kontaminan RNA dan keutuhan DNA kecil dalam proses melewati pori-pori gel
hasil isolasi (Syafaruddin et al, 2011). (Fathiyah et al. 2011).
Metode elektroforesis merupakan
Uji Kualitatif DNA teknik yang dapat digunakan untuk
Berdasarkan hasil uji kualintatif
menggambarkan pergerakan molekul-
dengan metode metode elektroforesis
molekul bermuatan dalam medan listrik ke
horizontal gel agarose dihasilkan seperi
arah elektroda dengan muatan berlawanan
gambar dibawah ini.
atau teknik yang didasarkan pada pergerakan
molekul bermuatan dalam media penyangga
di bawah pengaruh medan listrik. Media yang
umum digunakan dalam elektroforesis adalah
gel agarosa, suatu polisakarida yang
diekstraksi dari berbagai jenis ganggang
merah. Elektroforesis gel agaros digunakan
untuk memisahkan fragmen DNA yang
berukuran lebih besar dan dijalankan secara dilakukan uji kualitatif dengan elektroforesis
horizontal. gel tipe horizontal.
Proses elektroforesis pada sampel
Amplifikasi DNA Dengan Metode PCR
molekul DNA ditempatkan ke dalam sumur Polymerase Chain Reaction (PCR)
(well) pada gel yang ditempatkan di dalam merupakan salah satu metode yang dapat
larutan penyangga, kemudian dialirkan listrik digunakan untuk memperbanyak DNA suatu
dengan kutub yang terpisah satu sisi dengan organisme. Metode berbasis PCR seringkali
sisi lainnya. Molekul- molekul sampel digunakan di dalam identifikasi organisme,
tersebut akan bergerak di dalam matriks gel baik melalui DNA fingerprinting maupun
menuju elektroda positif, disebabkan oleh melalui DNA barcoding (Mahardika, 2015).
muatan negatif alami pada rangka gula- Secara teknis perbanyakan DNA dengan
fosfat yang dimiliki DNA. Gel elektroforesis PCR memerlukan tujuh komponen yaitu
yang digunakan sebanyak 1% dan separasi template/cetakan DNA yang akan
antar-fragmen DNA saat elektroforesis diperbanyak, enzim DNA polimerase tahan
dilakukan menggunakan tegangan listrik panas, satu pasang primer, dNTP, kofaktor
sebesar 100 volt selama 30 menit. Dalam uji MgCl2, larutan penyangga dan air. Metode
kualitatif genom digunakan pewarna konvensional perbanyakan DNA dengan
pegGreen yang akan berinteraksi dengan PCR terdiri dari tiga langkah yang diulang
basa dari molekul DNA dan memberikan untuk suatu siklus tertentu. Pertama ada
warna yang dapat dilihat di bawah sinar denaturasi cetakan/template DNA yang
ultraviolet. Ketika dilihat di bawah sinar merupakan proses dimana untai ganda
ultraviolet akan terlihat pita-pita (band) pada cetakan DNA akan dipisahkan/dipecah
lajur-lajur yang berbeda pada gel. menjadi beberapa untai tunggal DNA
Penggunaan pewarna peqGreen dalam menggunakan suhu tinggi yaitu pada suhu
elektroforesis gel direkomendasikan pada sekitar 94-95oC. Kemudian proses
larutan dengan konsentrasi sebesar 20.000x. annealing/penempelan primer-primer pada
Namun di konsentrasi larutan sebesar segmen DNA menggunakan suhu spesifik
60.000x, dapat menghasilkan visualisasi dimana fragmen DNA akan diperbanyak, dan
fragmen DNA dengan baik tanpa mengurangi terakhir polimerasi pada suhu 72oC yaitu
kualitas hasil pengujian (Rifa et al, 2020). suhu optimal enzim untuk memanjangkan
Berdasarkan hasil pengujian primer-primer yang sudah menempel. Secara
kualitatif DNA pada gambar, didapatkan umum durasi denaturasi biasanya paling lama
visualisasi warna paling jelas pada genom 30 detik, durasi annealing sangat bergantung
nomor 2 (dna genom E.coli) dan nomor 8 pada spesifikasi dan panjang primer tetapi
(5B/sawi). Menurut Hapsari (2012) biasanya kurang dari 15 detik dan tidak lebih
konsentrasi yang tinggi akan terlihat pada lama dari 1 menit, sedangkan durasi
visualisasi pita DNA yang lebih jelas. Berarti polimerasi sangat ditentukan oleh panjang
jumlah DNA yang terkandung dalam sampel fragmen DNA yang dihasilkan dan secara
DNA pada genom nomor 2 dan 8 lebih kasar ditetapkan untuk memperbanyak
banyak daripada sampel DNA lainnya saat fragmen DNA dengan ukuran 1 kb
dibutuhkan durasi 1 menit tergantung pada elektroforesis. Digunakan gel agarosa 1%
jenis enzim polimerase yang digunakan yang merupakan 0,25 gram dalam 25 mL
(Budiarto, 2015). Dari tujuh komponen PCR, Bufer TAE 1x, running buffer TAE 1x
perancangan primer yang baik merupakan volume 250 ml dan pewarna PeqGreen
kunci keberhasilan dalam proses amplifikasi DNA/RNA Stain. Hasil amplifikasi DNA di
DNA dengan metode PCR. elektroforesis pada 100 Volt selama 30 menit
Dalam amplifikasi DNA, digunakan kemudian diamati dengan UV
Gen 16S rRNA dan Gen ITS. Gen 16S rRNA transiluminator. Ukuran DNA hasil PCR
merupakan bagian dari prokariot yang dibandingkan dengan penanda (ladder) untuk
memiliki bagian yang bersifat “terkonsevasi” mengetahui panjang DNA sampel. DNA
(conserved). Gen 16S rRNA memiliki Ladder yang digunakan adalah Gene Ruller,
berbagai keunggulan yaitu berdasarkan dengan panjang berkisar antara 250 – 10000
penelitian Dewa et al. (2015), yaitu dapat bp.
melihat kemiripan antar spesies bakteri serta Berdasarkan hasil amplifikasi DNA
sangat efektif digunakan karena memiliki dengan metode PCR, dihasilkan gambar
keakuratan yang tinggi dan juga tidak visualisasi produk PCR berupa pita DNA
memakan waktu dalam sebagai berikut:
pengidentifikasiannya. Gen ITS rDNA
berevolusi lebih cepat dibandingkan daerah
gen lainnya sehingga akan bervariasi pada
setiap spesies. Hal ini akan mempermudah
dalam identifikasi spesies dengan
membandingkan tingkat kemiripan
(homologi) sekuens DNA Gen ITS yang
dimiliki suatu fungi dengan fungi lainnya
(Rahayu et al, 2015). Gen 16S rRNA
digunakan Primer 27F (forward) dan Primer Gambar 2. Hasil Visualisasi Produk PCR
1492R (reverse). Gen ITS digunakan Primer Tabel 3. Kode Sampel PCR
ITS5 (forward) dan Primer ITS4 (reverse). Kode Keterangan
Sepasang primer (forward dan reverse) sampel
merupakan sebuah oligonukleotida yang 1 dna genom E.coli 27/9/2019
pendek dan mempunyai urutan nukleotida 2 dna genom 3B-E.coli 30/9/2019
yang sesuai dengan urutan nukleotida DNA 3 dna genom E.coli kel.4 30/9/3019
cetakan. Primer berfungsi seabagai pembatas 4 dna genom S.thypi
5 dna genom S.thypimurium
dari fragmen DNA target yang akan
6 dna genom B.spizizeni
diamplifikasi yang memiliki gugus hidroksi
7 dna genom B.subtilis
(-OH) pada ujung kelima yang diperlukan
8 dna genom E.coli
untuk proses extantion. 9 dna genom P.aeruginosa
Hasil amplifikasi DNA kemudian M DNA Ladder 1 kb
divisualisasi dengan melakukan 10 dna genom kapang M-13 A1
11 dna genom tanaman sawi ekstensi primer tergantung pada panjang
12 dna genom tanaman sawi (6A) fragmen DNA yang diamplifikasi (Sabdono
13 dna genom kapang KSC et al, 2021).
14 dna genom kapang 4A/R
KESIMPULAN
Hasil visualisasi DNA genom dari Dalam isolasi DNA dilakukan berbagai
Transluminator UV membandingkan pita macam pengujian yaitu Isolasi DNA
DNA dengan marker yang digunakan. Kromosomal Bakteri E. coli, Isolasi DNA
Marker pada uji visualisasi DNA berfungsi Darah (Leukosit) Dengan Metode Salting
untuk mengetahui ukuran DNA dari hasil Out, Isolasi DNA Tanaman Sawi (Brassica
amplifikasi. Berat molekul suatu fragmen juncea) Dengan Metode CTAB (Cetyl
DNA dapat diperkirakan dengan Trimethylammonium Bromide), Isolasi DNA
membandingkan laju migrasinya dengan laju Fungi Dengan Metode Boiling dan
migrasi fragmen DNA marker. Terlihat Menggunakan GeneAid Genomic DNA Mini
bahwa hanya sebagian pita DNA yang Kit, Uji Kuantitatif dan Kualitatif DNA, serta
terlihat jelas. Pada kode 1,2 yang merupakan Amplifikasi DNA dengan metode PCR.
DNA Genom bakteri Escherichia coli dan 10 isolasi DNA kromosom bakteri terdiri dari 5
yang merupakan DNA Genom Kapang tahapan, yaitu: isolasi sel, penghancuran
berhasil mencapai gen target yang dinding dan membran sel (lisis sel),
diinginkan. Hasil visualisasi dari amplifikasi pengekstraksian dalam larutan, pemurnian
fragmen DNA genom Escherichia coli yang DNA (purifikasi), dan pengendapan
ditunjukkan memiliki ukuran sekitar 584 (presipitasi). isolasi DNA darah dilakukan
pasang basa dan DNA Genom Kapang dengan sel darah putih (leukosit) dengan
memiliki ukuran sekitar 250 pasang basa metode yang digunakan untuk isolasi DNA
(Ismaun et al, 2021). leukosit pada praktikum ini yaitu metode
Keberhasilan amplifikasi ini salting out yang merupakan metode prepitasi
dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain protein dengan penambahan garam ke dalam
keberhasilan ekstraksi DNA, kemurnian protein hingga dapat protein yang jenuh.
DNA, komposisi larutan PCR, kondisi reaksi Pada konsentrasi garam yang tinggi,
dan suhu yang digunakan saat proses kekuatan ion pada garam juga akan semakin
annealing atau penempelan primer. Kualitas tinggi sehingga garam akan mengikat
pita DNA untuk menentukan konsentrasi molekul air. Isolasi DNA dari tanaman sawi
primer optimum dapat dipengaruhi oleh (Brassica sp) dilakukan dengan metode
konsentrasi DNA template dan konsentrasi CTAB. Untuk mengisolasi DNA dari
primer itu sendiri. Faktor pendukung lain tanaman sawi, digunakan daun sawi yang
dalam keberhasilan suatu teknik PCR adalah masih muda. Pemilihan organ daun untuk
pemilihan waktu denaturasi DNA cetakan, isolasi adalah karena lebih mudah untuk
annealing dan ekstensi primer dalam satu diekstraksi dibandingkan organ lainnya dan
siklus. Pada penelitian ini denaturasi DNA akan menghasilkan pita DNA yang lebih
cetakan dilakukan selama 90 detik, waktu jelas serta bersih dibandingkan dengan
annealing yang digunakan pada penelitian ini bagian lainnya. Isolasi DNA fungi dengan
yaitu 30 detik dan waktu ekstensi primer metode boiling. metode boiling merupakan
yaitu 90 detik, waktu tersebut sesuai untuk salah satu metode ekstraksi DNA sederhana
sintesis DNA target, pemilihan waktu dengan memberikan gangguan fisik terhadap
sel bakeri berupa pemanasan dengan suhu Journal of Animal Science and
tinggi (95-100⁰C). Uji kuantitatif DNA Agronomy Panca Budi. Program Studi
digunakan untuk menentukan konsentrasi
dan kemurnian DNA genom dengan alat Agroekoteknologi Fakultas
spektrofotometer dengan panjang gelombang Pertanian, Universitas Pembangunan
230, 260 dan 280. Dalam melakukan uji
kualitatif DNA, metode yang digunakan Panca Budi, Medan.
untuk identifikasi, pemisahan, dan purifikasi Aristya, G. R., Agriansyah, A., dan Daryono,
fragmen DNA adalah menggunakan
B. S. (2013). Deteksi dan Skrining
elektroforesis gel agarosa. Amplifikasi DNA
dengan metode Polymerase Chain Reaction Pewarisan Sifat Ketahanan Penyakit
(PCR) merupakan salah satu metode yang Powdery Mildew pada Generasi
dapat digunakan untuk memperbanyak DNA
yang terdiri dari tiga langkah yang diulang Backcross Tanaman Melon (Cucumis
untuk suatu siklus tertentu, yaitu proses melo L.) Var. Tacapa. Tesis.
denaturasi, annealing dan extension.
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
DAFTAR PUSTAKA BIO-RAD. (2015). Safety Data Sheet. OSHA
Afif, Rahmat., dan Putrim Hilda. (2019). 16S
HCS.
Rrna Gene Amplification Of
Budiarto, Bugi Ratno. (2015). Polymerase
Endophytic Bacteria Which Produces
Chain Reaction (PCR) :
Antimicrobial Compounds. Bio Sains,
Perkembangan dan Perannya dalam
4(1): 48-53.
Diagnostik Kesehatan. Bogor: Pusat
Ahari, H., Razavilar V., Motalebi A. A..,
Penelitian Bioteknologi LIPI.
Akbari-aderganiB., Kakoolaki S.,
Dewa Gede Agung Widyadnyana, I Dewa
Shahbazadeh D., Anvar A. A., Mooraki
Made Sukrama, dan I Wayan Suardana.
N. (2012). DNA Extraction Using
(2015). Identifikasi Bakteri Asam
Liquid Nitrogen in Staphylococcus
Laktat Isolat 9A dari Kolon Sapi Bali
aureus. Iranian Journal of Fisheries
sebagai Probiotik melalui
Sciences. 11(4): 926- 929.
Analisis Gen 16S rRNA. JS. 33 (2):
Aisyah, Riandini, Nur Mahmudah, dan Erika
228-233.
Diana Risanti. (2019). Biologi
Ekawasti, Fitrine., Yuniarto., dan Subekti.
Molekuler. Surakarta: Muhammadiyah
(2015). Profil Protein Trypanosoma
University Press.
evansi Isolat S371 pada Elektroforesis
Ariani Syahfitri Harahap. (2017). Uji
dengan Reduksi dan Non-reduksi
Kualitas dan Kuantitas DNA Beberapa
Ikatan Disulfida. Prosiding Seminar
Populasi Pohon Kapur Sumatera,
Nasional Teknologi Peternakan dan CTAB/NaCl yang Dimodifikasi pada
Veteriner,1(1): 688-694. Staphylococcus aureus dan Shigella
Ernawati., Puspitaningrum, D., dan dysentriae. LenteraBio Vol. 4(1): 87-
Pravitasari, A. (2014). Implementasi 92.
Algoritma Smith-Waterman P Ada Gea, Putri. (2020). Ekstraksi Dan Amplifikasi
Local Alignment Dalam Pencarian DNA Raru Cotylelobium melanoxylon
Kesamaan Pensejajaran Barisan DNA. Pierre Dan Cotylelobium lanceolatum
Jurnal Pseudocodei, 1(2): 170-177. Craib. Skripsi. Medan: Fakultas
Fatchiyah, 2011. Pelatihan analisis Kehutanan, Universitas Sumatera
fingerprinting DNA tanaman dengan Utara
metode RAPD. Modul. Laboratorium Hapsari, Rizqi. (2012). Uji Kuantitatif Dan
sentral ilmu hayati Universitas Kualitatif DNA Pule Pandak
Brawijaya, Malang. (Rauvolfia serpentine L.). Skripsi.
Factiyah, E. L. A., Rumingtyas, S., Widyarti, Surakarta: Fakultas Pertanian
S., dan Rahayu. (2011). Biologi Universitas Sebelas Maret.
Molekuler. Jakarta: Erlangga. Harca, N. N, Mubarik N. R, Wahyudi, A. T.
Feranisa, Anggun. (2016). Komparasi Antara (2014). Isolation and identification of
Polymerase Chain Reaction (PCR) nitrogen fixing and indole acetic acid
Dan Loop-Mediated Isothermal producing bacteria from oil plantation
Amplification (LAMP) Dalam in Jambi, Indonesia. J Int Environ Appl
Diagnosis Molekuler. ODONTO Sci. 9(4):147–154.
Dental Journal, 3(2): 145-151. Hariyadi, S., Narulita, E., dan Rais, M, A.
Ferniah, Rejeki Siti dan Pujiyanto, Sri. (2018). Perbandingan Metode Lisis
(2013). Optimasi Isolasi DNA Cabai Jaringan Hewan Dalam Proses Isolasi
(Capsicum annuum L.) Berdasar DNA Genom Pada Organ Liver Tikus
Perbedaan Kualitas dan Kuantitas Putih (Rattus norvegicus). Proceeding
Daun serta Teknik Penggerusan. Biology Education Conference, 15(1):
BIOMA, 156(1): 14-19. 689-692.
Fitria, Riya Tyas, Muslimin Ibrahim, dan Hartawan, I. G. N. B. A., Arsa, M., Ariati, N.
Lisa Lisdiana. (2015). Keefektifan K., dan Wirajana, I. N. (2015). Isolasi
Metode Isolasi DNA Kit dan DNA Metagenomik Dari Madu
Dengan Dan Tanpa Pengayaan Media Kit, Y. S, dan Chandran, S. (2010). A simple,
LB (Luria-Bertani). Jurnal Kimia, rapid and efficient method of isolating
9(2): 189-195. DNA from Chokanan Mango
Hidayati dan Aulawi, Tahrir. (2016). Uji (Mangifera indica L.). African Journal
Kualitatif Dan Kuantitatif Hasil Isolasi of Biotech, 9(36): 5805-5 808.
DNA Berasal Dari Darah, Feces Dan Kusnadi, Joni dan Estri Laras Arumingtyas.
Urine Pada Ternak Sapi, Kerbau Dan (2020). Polymerase Chain Reaction
Kambing. Pekanbaru: Lembaga (PCR): Teknik dan Fungsi. Malang:
Penelitian dan Pengembangan UB Press.
Masyarakay UIN Sultan Syarif Kasim. Liana, Habibah Askur. (2017). Isolasi DNA
Iqbal, M., Buwono, I. B., dan Kurniawati, N. Chlorella sp. Dengan Metode CTAB
(2016). Analisis Perbandingan Metode Dan Identifikasi Sikuen 18s rDNA.
Isolasi DNA Untuk Deteksi White Spot Skripsi. Malang: Fakultas Sains Dan
Syndrome Virus (WSSV) Pada Udang Teknologi, Universitas Islam Negeri
Vaname (Litopenaeus vannamei). Maulana Malik Ibrahim.
Jurnal Perikanan Kelautan, 7(1): 54- Mahardika, Ni Putu Dian Pertiwi dan Ni Luh
65. Watiniasih. (2015). Optimasi
Ismaun, Muzuni, dan Nur Hikmah. (2021). Amplifikasi DNA Menggunakan
Deteksi Molekuler Bakteri Metode PCR (Polymerase Chain
Escherichiacoli Sebagai Reaction) Pada Ikan Karang Anggota
Penyebab Penyakit Diare dengan Famili Pseudochromidae (Dottyback)
menggunakan Tehnik PCR, Jurnal Untuk Identifikasi Spesies Secara
Biologi. Jurusan Biologi, Molekular, Jurnal Biologi.
Fakultas MIPA, Universitas Jurusan Biologi, Fakultas Matematika
Hasanuddin. dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Kamaliah. (2017). Perbandingan Metode Universitas Udayana, Kampus
Ekstraksi DNA Phenol-Chloroform Bukit Jimbaran Bali.
Dan Kit Extraction Pada Sapi Aceh Murtiyaningsih, Hidayah. (2017). Isolasi
Dan Sapi Madura. Jurnal Biotik, 5(1): DNA Genom Dan Identifikasi
60-65. Kekerabatan Genetik Nanas
Menggunakan RAPD (Random
Amplified Apolimorfic DNA). Agritrop, Pengetahuan Alam, Universitas Islam
15(1): 83-93. Indonesia, Yogyakarta.
Nugroho, Endik Deni dan Dwi Anggorowati Rifa, Fadriani Nafisah., Djuminar Ai,
Rahayu. (2018). Pengantar Merdekawati Fusvita dan Ilmi Sufa
Bioteknologi (Teori dan Aplikasi). Hafizah. (2020). Gambaran
Yogyakarta: Deepublish. Berbagai Pewarna DNA dalam
Pertiwi, N. P. D., Mahardika, I. G. N. K., dan Mewarnai DNA Hasil Elektroforesis
Watiniasih, N. L. (2015). Optimasi pada Gel Agarose, Jurnal.
Amplifikasi DNA Menggunakan Politeknik Kesehatan Kemenkes
Metode PCR (Polymerase Chain Bandung.
Reaction) Pada Ikan Karang Anggota Rizko, N., Kusumaningrum, H.P., Ferniah,
Famili Pseudochromidae R.S., Pujiyanto, S., Erfianti, T.,
(DOTTYVACK) Untuk Identifikasi Mawarni, S.N., Rahayu, H.T., dan
Spesies Secara Molekular. Jurnal Khairunnisa, D. (2020). Isolasi DNA
Biologi, 19(2):1-5. Daun Jeruk Bali Merah (Citrus maxima
Prayitno, E., dan Nuryandani, E. (2011). Merr.) Dengan Modifikasi Metode
Optimization of DNA extraction of DoyleI And Doyle. Berrkala
physic nut (Jatropha curcas) by Bioteknologi, 3(2): 6-12.
selecting the appropriate leaf. , 3(1): 1- Sabdono, Agus., Mada Triandala Sibero, dan
6. Stefanie Jessica Henny Larasati.
Puspitaningrum, R., Adhiyanto, C., dan (2021). Identifikasi Molekuler
Solihin. (2018). Genetika Molekuler Kapang Asosiasi Spons menggunakan
dan Aplikasinya. Jakarta: UIN Syarif Metode DNA Barcoding, Jurnal
Hidayatullah Jakarta. Shahzadi, I., Ahmed, R., Hassan, A., & Shah,
Putri, Royan Zahara. (2020). Optimalisasi M. M. (2010). Optimization of DNA
Amplifikasi DNA Menggunakan extraction from seeds and fresh leaf
Metode Polymerase Chain Reaction tissues of wild marigold (Tagetes
(PCR) Untuk Karakterisasi Gen Light minuta) for polymerase chain reaction
Chain (LC) Trastuzumab Dalam analysis. Genetics and molecular
Sel Chinese Hamster Ovary (CHO). research : GMR, 9(1): 386–393.
Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu
Shen, Chang-Hui. (2019). Diagnostic Soesilawati, Pratiwi. (2020). Imunogenetik
Molecular Biology. United Kingdom: Karies Gigi. Jakarta: Airlangga
Elsevie Academic Press. University Press.
Sirait, R., Mahadi, I., dan Suryawati, E. Utami Annisa, Riani Meryalita, Nur Aeny
(2018). Isolasi DNA Tumbuhan Lokal Prihatin, Laksmi Ambarsari, Popi Asri
Melayu Riau Sebagai Rancangan Kurniatin, dan Waras Nurcholis.
LKPD Berbasis Pendekatan Saintifik (2012). Variasi Metode Isolasi DNA
Pada Materi Genetik SMA Kelas XII. Daun Temulawak (Curcuma
Jurnal Online Mahasiswa FKIP, 5(2): xanthorrhiza Roxb.). Prosiding
1-14. Seminar Nasional Kimia Unesa 2012:
C205-214.
Sjafaraenan, Handayani Lolodatu, Eva
Yanti, A. (2017). Uji Autentifikasi Daging
Johannes, Rosana Agus, dan Arfan
Kambing Terhadap Cemaran Daging
Sabran. (2018). Profil DNA Gen
Babi Menggunakan Real-Time PCR
Follice Stimulating Hormone Reseptor
(Polymerace Chain Reaction). Skripsi.
(FSHR) Pada Wanita Akne Dengan
Jakarta: Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Teknik PCR dan Sekuensing DNA.
Kesehatan UIN Jakarta.
Jurnal Biologi Makassar Vol. 3(1): 1-
Yuwanda, Alhara, Dewi Rahmawati, dan
11.
Rizky Farmasita. (2021). Sistem
Syafrruddin, Enny Randriani, dan Tri Joko Penghantaran Obat dan Pentargetan
Santoso. (2011). Efektivitas dan Sediaan Nanopartikel dan
Efisiensi Teknik Isolasi dan Purifikasi Penghantaranya. Bandung: Media
DNA Pada Jambu Mete. Buletin Sains Indonesia.
RISTRI Vol. 2(2): 151-160.

Anda mungkin juga menyukai