Anda di halaman 1dari 7

GLIKOLISIS DALAM SEL RAGI

Oleh
Nama : Hayatun Nufus
NIM : B1A019048
Asisten : Marisa Karomatunnisa
Tanggal : 26 Juni 2020

LAPORAN PRAKTIKUM
BIOKIMIA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2020
GLIKOLISIS DALAM SEL RAGI

I. TUJUAN
I.1 Mempelajari/mengamati proses glikolisis di dalam sel ragi dengan mengukur kenaikan
larutan ragi dan perubahan warna
I.2 Mempelajari/mengamati pengaruh pemanasan dan inhibitor terhadap glikolisis
II. TEORI DASAR
Katabolisme merupakan proses pemecahan senyawa kompleks (organik)
menjadi sederhana (anorganik). Energi yang dihasilkan harus diubah menjadi ATP
(Adenosin triphosfat) sehingga dapat digunakan oleh sel untuk melangsungkan reaksi-
reaksi kimia, pertumbuhan, gerak, transportasi maupun reproduksi. Respirasi sel
merupakan salah satu contoh katabolisme yang bertujuan menghasilkan energi dari
proses penguraian bahan makanan, seperti karbohidrat, asam lemak dan asam amino
serta menghasilkan CO2, H2O dan energi. Respirasi yang membutuhkan oksigen
untuk memecah molekul organik disebut respirasi aerob sedangkan respirasi tanpa
oksigen disebut respirasi anaerob. Fermentasi sebagai bentuk metabolisme mikroba
pada suatu bahan pangan dalam keadaan anaerob dan hasil penguraiannya berupa air,
karbondioksida, energi, dan asam organik, seperti asam laktat, asam asetat, etanol,
serta bahan-bahan organik lainnya yang mudah menguap. [ CITATION Ret17 \l 1057
]
Otot dapat melakukan fungsinya dengan baik maka diperlukan ATP
(Adenosin TriPhosphate), tetapi ATP tidak hanya untuk kontraksi otot saja, ATP
dibutuhkan untuk aktivitas semua sel. Glikolisis aerobik merupakan pembentukan
Adenosin Triphosphate (ATP) sebagai energi yang digunakan selama aktivitas fisik,
dimana dalam proses glikolisis memecah glukosa menjadi dua asam piruvat.
Glikolisis tergantung kepada: 1) konsentrasi enzim glikolisis seperti heksokinase,
phospofruktokinase, dan piruvate kinase, 2) tingkat subtrat fruktose 1,6-diphosphate,
dan 3) oksigen. Tahap pertama glikolisis dengan merubah glukosa menjadi glukosa 6-
fosfat, kemudian glukosa 6-fosfat dirombak menjadi fruktosa 6-fosfat, selanjutnya
fruktosa 6-fosfat dirombak menjadi fruktosa 1,6-fosfat, setelah itu terjadi perubahan
yang menghasilkan ATP yang berasal dari fruktosa 1,6-fosfat menjadi dua molekul
1,3-asam di fosfogliserat, setelah itu berturut-turut menjadi 3-asam fosfogliserat, 2-
asam fosfogliserat, asam fosfoenolfirufat selanjutnya asam fosfoenolfirufat menjadi
asam piruvat. ATP yang terbentuk sejumlah 4 ATP, dengan demikian hasil akhir
energi oleh seluruh proses glikolisis hanya 2 molekul ATP untuk masing-masing
glukosa yang dipakai. [ CITATION Adi18 \l 1057 ]
Glukosa yang masuk ke dalam sel melalui protein karier spesifik yang terdapat
pada membran sel, kemudian setelah masuk ke dalam sel tepatnya di sitoplasma,
glukosa akan mengalami proses glikolisis. Glikolisis merupakan reaksi pemecahan
molekul glukosa (6 atom C) menjadi asam piruvat (3 atom C) yang berlangsung
dalam sitoplasma dan menghasilkan energi berupa 2 molekul ATP. Pada kondisi
anaerob, piruvat dikonversi menjadi produk akhir yang tereduksi dalam 2 cara yaitu:
fermentasi homolaktik dan fermentasi alkoholik. Dalam otot, selama aktivitas terus
berlangsung kebutuhan ATP meningkat sedangkan ketersediaan oksigen rendah,
maka ATP disintesis dengan cepat melalui jalur glikolisis anaerob, proses ini dikenal
dengan fermentasi homolaktik. Pada kondisi anaerob yang terjadi pada ragi, piruvat
dikonversi menjadi etanol dan CO2, proses ini dikenal dengan fermentasi alkoholik.
[ CITATION Rah12 \l 1057 ]
Keadaan anaerob, asam piruvat yang dihasilkan oleh proses glikolisis akan
diubah menjadi asam asetat dan CO2. Selanjutnya, asam asetat diubah menjadi etanol.
Proses perubahan asam asetat menjadi etanol tersebut diikuti pula dengan perubahan
NADH menjadi NAD+. Terbentuknya NAD+, peristiwa glikolisis dapat terjadi lagi.
Hasil fermentasi etanol ini, dari satu mol glukosa hanya dapat dihasilkan 2 molekul
ATP. [ CITATION Kur14 \l 1057 ]
Pati tidak dapat langsung dikonversi menjadi alkohol oleh Saccharomyces
cerevisiae atau Zymomonas mobilis, sehingga diperlukan proses pemecahan pati
menjadi glukosa. Sumber mikrobia yang telah diketahui mampu mendegradasi pati
menjadi glukosa adalah ragi tape, karena di dalamnya terdapat mikrobia yang
memproduksi enzim-enzim amilolitik seperti Rhizopus sp., Aspergillus sp., Mucor sp.
dan Bacillus sp. memproduksi enzim amylase dan Amylomyces rouxii memproduksi
enzim glukoamilase. Enzim-enzim amilolitik tersebut akan memutuskan ikatan
amilosa (α 1,4 glukosida) dan amilopektin (α 1,6 glukosida) menjadi glukosa. Hasil
degradasi yang berupa gula sederhana (glukosa) akan dikonversi menjadi etanol
dengan menggunakan Saccharomyces cerevisiae atau Zymomonas mobilis. Ragi roti
mengandung Saccharomyces cerevisiae yang telah mengalami seleksi, mutasi atau
hibridasi untuk meningkatkan kemampuannya dalam memfermentasi gula dengan
baik dalam adonan dan mampu tumbuh dengan cepat. [ CITATION Kur14 \l 1057 ]
III. METODELOGI PERCOBAAN
III.1 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam percobaan ini antara lain botol semprot, tabung
reaksi, rak tabung reaksi, mikropipet, tabung Y, beaker gelas, plastitin, selang dan gelas
ukur. Bahan yang digunakan antara lain, suspense ragi, aguades, H 2O2, larutan CaCO3,
HCl, aseton, larutan ragi
III.2 Prosedur Percobaan
1. Tabung kontrol positif
a. Sebanyak 6 mL suspense ragi dimasukkan ke dalam tabung reaksi
b. Ditambahkan larutan gula 3 mL
c. Tabung reaksi ditutup dan didiamkan selama 15 menit
d. Kenaikan sel ragi pada tabung reaksi diukur dengan penggaris, dicatat berapa
kenaikkannya.
e. Pada tabung reaksi lainnya ditambahkan 3 mL larutan Ca(OH) 2
f. Digunakan selang untuk menghubungkan kedua tabung dan ditutup kedua tabung
menggunakan platisin supaya tidak ada udara yang masuk maupun ke luar
g. Larutan pada kedua tabung didiamkan 15 menit
h. Diukur dan dicatat kenaikan larutan ragi menggunakan penggaris
i. Diamati perubahan yang terjadi pada tabung berisi Ca(OH) 2
2. Tabung kontrol negatif
a. Dipanaskan suspensi ragi terlebih dahulu sebelum dicampur dengan larutan gula
dan dihubungkan dengan larutan Ca(OH) 2
b. Dilakukan percobaan selanjutnya seperti langkah a - f
3. Tabung dengan penambahan inhibitor
a. Tabung 1: ditambahkan 2 tetes HCl ke dalam larutan suspensi ragi dan larutan
gula
b. Tabung 2. ditambahkan 2 tetes aseton ke dalam larutan suspensi ragi dan larutan
gula
c. Dilakukan percobaan selanjutnya seperti langkah a - f
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Data Pengamatan

No Perlakuan Pengamatan
Tabung konrol Positif
1 6 mL ragi dan 3mL larutan gula Suspensi sel ragi berwarna putih susu
ditambahkan pada tabung reaksi lalu dan kenaikan sel ragi mencapai 5cm
didiamkan selama 15 menit
2 Sebanyak 3mL larutan Ca(OH)2 Sel ragi tetap berwarna putih susu dan
ditambahkan pada tabung reaksi kenaikan sel ragi tetap 5cm.
lainnya dan dihubungkan dengan Sedangkan pada tabung reaksi
tabung reaksi pertama menggunakan lainnya terjadi sedikit endapan pada
selang, setiap ujung tabung ditutup larutan Ca(OH)2 dan larutan
rapat dengan plastisin, lalu didiamkan Ca(OH)2berubah menjadi sedikit
selama 15 menit. keruh.
Tabung Kontrol Negatif
1 Suspensi ragi yang telah dipanaskan Tidak terdapat kenaikan sel ragi.
dicampur dengan gula dan
dihubungkan dengan Ca(OH)2
Tabung dengan penambahan inhibitor
1 Ditambahkan inhibitor HCL sebanyak Kenaikan sel ragi tidak begitu tinggi
2 tetes dalam larutan suspensi ragi dan dan endapan pada larutan Ca(OH)2
gula, lalu dihibungkan dengan yang dihasilkan juga lebih sedikit.
Ca(OH)2
2 Ditambahkan inhibitor aseton Kenaikan sel ragi tidak begitu tinggi
sebanyak 2 tetes dalam larutan dan endapan pada larutan Ca(OH)2
suspensi ragi dan gula, lalu yang dihasilkan juga lebih sedikit.
dihibungkan dengan Ca(OH)2

IV.2 Pembahasan
Glikolisis merupakan proses penguraian atau katabolisme karbohidrat (glukosa)
menjadi asam piruvat. Glikolisis dapat berlangsung secara aerob (memerlukan oksigen)
dan juga anaerob (tanpa oksigen). Dalam kondisi aerob, piruvat yang terbentuk akan
dioksidasi menjadi CO2 dan H2O. Sedangkan dalam kondisi anaerob, karbohidrat seperti
glukosa dan sukrosa akan diuraikan oleh enzim dalam ragi menjadi alkohol dan CO 2
sebagai produk akhir. [ CITATION Ret17 \l 1057 ]
Tujuan dilakukannya percobaan ini untuk mempelajari/mengamati proses
glikolisis di dalam sel ragi dengan mengukur tinggi kolom CO 2 yang dihasilkan, serta
mempelajari/mengamati pengaruh inhibitor seperti HCl dan asetat terhadap proses
glikolisis dengan menggunakan larutan gula sebagai substrat dan ragi sebagai penghasil
enzim.
Tabung kontrol positif berisi suspensi ragi 6mL yang ditambah dengan larutan
gula 3mL lalu dihubungkan dengan larutan Ca(OH) 2. Kemudian tabung kontrol negatif
berisi suspensi ragi yang sebelumnya didihkan terlebih dahulu, lalu diberi perlakuan sama
dengan tabung kontrol positif. Sedangkan tabung kontrol dengan penghambat inhibitor,
ditambahkan HCl dan asetat pada tabung berisi suspensi ragi dan gula. Suspensi ragi yang
tidak dididihkan bertindak sebagai sel ragi yang masih berfungsi baik sebagai sel hidup
dalam proses glikolisis dan dijadikan sebagai kontrol positif. Sedangkan suspensi yang
dididihkan bertindak sebagai sel ragi yang telah rusak sehingga tidak berfungsi efektif
lagi sebagai sel hidup dalam proses glikolisis dan dijadikan sebagai kontrol negative. Saat
menghubungkan tabung campuran ragi dan gula dengan tabung berisi Ca(OH) 2 sebaiknya
dilakukan dengan cepat dan ujung tabung dipastikan agar tidak ada udara yang masuk
ataupun keluar karena diharapkan glikolisis alkohol ini berjalan secara anaerob (tanpa
oksigen). Larutan HCl dan larutan asetat berfungsi sebagai penghambat atau inhibitor
kerja enzim dalam memecah glukosa menjadi etanol dan CO 2 .
Larutan glukosa berfungsi sebagai bahan utama (substrat) yang digunakan dalam
proses glikolisis oleh sel ragi, dimana glikolisis akan memecah glukosa menjadi etanol
dan CO2. Setelah itu didiamkan selama 15 menit, dan diamati tinggi kenaikan sel ragi.
Tujuan pendiaman selam 15 menit yaitu agar berlangsungnya proses glikolisis dalam sel
ragi. Kenaikan sel ragi tersebut diakibatkan oleh adanya gas CO 2 yang dihasilkan melalui
proses glikolisis ini, semakin banyak CO 2 yang terbentuk maka semakin tinggi pula
kenaikan sel ragi. Adapun kenaikan sel ragi karena adanya CO 2 yang dihasilkan dari
percobaan ini yaitu untuk tabung kontrol positif yaitu 5 cm dan suspensinya berwarna
putih susu, terbentuk banyak gelembung serta ada endapan pada larutan Ca(OH) 2. Tabung
kontrol negatif tidak tejadi kenaikan sel ragi karena tidak terbentuk CO2 sebagai hasil
glikolisis. Sedangkan tabung dengan penghambat inhibitor dihasilkan kenaikan sel ragi
yang lebih rendah. Dalam larutan Ca(OH) 2 terbentuk endapan CaCO3 yang sedikit hal ini
dikarenakan karenan kadar CO2 yang terbentuk hanya sedikit.
Kadar glukosa dan kadar etanol dari hasil glikolisis sel ragi dapat ditentukan
dengan melihat tinggi rendahnya kolom CO 2 yang terbentuk pada tabung. Semakin tinggi
kolom CO2 yang terbentuk, maka kadar CO2 yang dihasilkan pada proses glikolisis
semakin tinggi, yang berarti kadar glukosa dalam sel ragi berkurang karena glukosa
dihidrolisis oleh enzim glikolisis menjadi CO 2 dan etanol. Sedangkan kadar etanol juga
akan meningkat jika tinggi kolom CO 2 semakin besar karena etanol dan CO 2 merupakan
hasil penguraian glukosa pada proses glikolisis. Sebaliknya jika kolom CO 2 semakin
rendah, maka kadar etanol juga akan rendah dan kadar glukosa meningkat. Hal ini terjadi
karena glukosa tidak banyak terurai menjadi etanol dan CO 2. Dengan demikian dapat
dikatakan proses glikolisis tidak berlangsung dengan baik. Hal ini dapat disebabkan oleh
adanya inhibitor dalam proses glikolisis yang mempengaruhi fungsi enzim dalam
memecah glukosa atau juga disebabkan oleh rusaknya sel ragi akibat pemanasan sehingga
proses glikolisis tidak terjadi.
V. KESIMPULAN
V.1Proses glikolisis terjadi dalam larutan gula dan suspensi ragi dengan ditunjukkan
adanya kenaikan sel ragi akibat terbentuknya CO2 setinggi 5cm pada tabung kontrol
positif dan terbentuknya pada larutan Ca(OH)2.
V.2Adanya pengaruh pemanasan dan inhibitor menghambat kinerja enzim dalam sel ragi
saat berlangsung proses glikolisis sehingga kenaikan sel ragi akibat adanya CO2
menjadi lebih rendah bahkan tidak ada karena CO2 yang dihasilkan lebih sedikit dan
endapan pada larutan Ca(OH)2 juga lebih sedikit.

DAFTAR PUSTAKA

Kurniawan, T. B., Bintari, S. H., & Susanti, R. (2014). Efek Interaksi Ragi Tape dan Ragi
Roti terhadap Kadar Bioetanol Ketela Pohon (Manihot Utilissima, Pohl) Varietas
Mukibat. Jurnal Biosaintifika , 6(2):152-160.

Rahmatan, H., & Liliasari. (2012). PENGETAHUAN AWAL CALON GURU BIOLOGI
TENTANG KONSEP KATABOLISME KARBOHIDRAT (RESPIRASI SELULER).
Jurnal Pendidikan Indonesia , 1(1):91-97.

Sari, R., & Prayudyaningsih, R. (2017). KARAKTER ISOLAT RHIZOBIA DARI TANAH
BEKAS TAMBANG NIKEL DALAM MEMANFAATKAN OKSIGEN UNTUK
PROSES METABOLISMENYA. Jurnal Info Teknis EBONI , 14(2):123-136.

Wijayanto, A. (2018). PENGARUH LATIHAN RENANG TERATUR DAN LATIHAN


RENANG TIDAK TERATUR TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA PLASMA
PADA Rattus norvegicus. BIOTROPIC The Journal of Tropical biology , 2(1) : 24-
40.

Anda mungkin juga menyukai