Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN BIOKIM

GLIKOLISIS DALAM SEL RAGI

DISUSUN OLEH :

Megawati Perangin-angin (A1C116020)

Dina Lisyanti (A1C116038)

Vicky Adrian (A1C116048)

Nurul Sakinah (A1C116072)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2019
PERCOBAAN VIII

I. JUDUL : GLIKOLISIS DALAM SEL RAGI


II. Hari/Tanggal : Rabu/25 April 2019
III. TUJUAN :
a) Untuk dapat mengetahui pengaruh inhibitor seperti kloride
dan arsenat terhadap proses glikolisis
b) Untuk dapat mengetahui dan memahami proses glikolisis
yang terjadi dalam sel ragi
IV. MANFAAT :
a) Praktikan mengetahui pengaruh inhibitor seperti kloride dan
arsenat terhadap proses glikolisis
b) Praktikan mengetahui dan memahami proses glikolisis yang
terjadi dalam sel ragi
c) Praktikan mengetahui proses glikolisis dalam sel ragi
V. LANDASAN TEORI
Glikolisis merupakan suatu proses yang menyebabkan terjadinya konversi satu
molekul glukosa menjadi
dua molekul molekul piruvat. Glikolisis merupakan jalur metabolisme primitif kar
ena bekerja pada sel yang paling sederhana sekalipundan tidak memerlukan
oksigen. Beberapa senyawa dapat menginhibisi berbagai enzim dalam jalur
glikolisis. Tanpa inhibisi pada enzim, tidak ada ATP yangakan diproduksi dalam
reaksi yang dikatalisis oleh fosfogliserat kinase(Ngili, 2015 : 181).
Glikolisis dapat berlangsung dalam keadaan aerob, bila sediaan oksigen cukup
untuk mempertahankan kadar NAD+ yang diperlukan, atau dalam keadaan
anaerob (hipoksik), bila kadar NAD+ tidak dapat dipertahankan lewat sistem
sitokrom mitokondrial dan bergantung pada usaha temporer perubahan piruvat
menjadi laktat. Glikolisis anaerob, yang menaruh kepercayaan temporer pada
piruvat merupakan usaha tubuh dalam menantikan pulihnya kecukupan oksigen.
Dengan demikian glikolisis merupakan keadaan ini disebut hutang
oksigen(septiandina, 2016 : 301).
Jalur glikolisis mempunyai peran ganda: degradasi glukosa untuk
menghasilkan ATP, dan memberikan unit-unit penyusun untuk sintesis
komponen-komponen sel. Kecepatan konversi glukosa piruvat diatur sesuai
dengan dua keperluan utama sel ini. Pada reaksi fisiologis, reaksi-reaksi glikolisis
dengan mudah reversible kecuali reaksi-reaksi yang dikalisis oleh heksokinase,
fosfofruktokinase, dan piruvat kinase. Fosfofruktokinase, elemen pengontrol
terpenting pada glikolisis, dihambat oleh kadar tinggi ATP dan sitrat, dan
diaktifkan oleh AMP dan fruktosa 2,6 bifosfat. Pada hati, bifosfat menandakan
bahwa glukosa berlimpah. Karenanya, fosfofruktokinase aktif bila diperlukan
energy atau unit-unit penyusun. Heksokinase dihambat oleh glukosa 6-fosfat,
yang berakumulasi bila fosfofruktokinase aktif. Piruvat kinase situs pengontrol
lainnya, secara alosterik dihambat oleh ATP dan alanin, dan diaktif oleh fruktosa
1,6 bifosfat. Akibatnya, piruvat kinase aktif maksimal bila muatan energy rendah
dan zat-zat ntara glikolisis menumpuk(Tjawari, 2011 : 201-202).
Dalam tahap pertama fermentasi glukosa selalu terbentuk asam piruvat
melalui jalur embaien meyerbof pernai (EMP) atau glikolisis. Glikolisis
merupakam rangkaian reaksi kimia penguraian glukosa (yang mempunyai 6 atom
c) menjadi asam piruvat (yang mempunyai 3 atom c) , NADH, dan ATP . NADH
(Nikotinamida Adenosin Dinukleotida Hidrogen) merupakan senyawa berenergi
tinggi , ATP (adenosis trifosfat) merupakan senyawa berenergi tinggi, setiap 1
molekul glukosa diubah menjadi 2 molekul asam piruvat, 2 NADH dan 2
ATP(Handayani, 2016 : 31).
Proses glikolisis terjadi pada semua organisme. Proses ini berfungsi untuk
menukarkan glukosa menjadi piruvat dan akan menghasilkan ATP tanpa
menggunakan oksigen. Glikolisis dimulai dengan satu molekul glukosa yang
memiliki 6 atom karbon pada rantainya (C6H12O6) dan akan dipecahkan menjadi
dua molekul piruvat yang masing-masing memiliki 3 atom karbon (C3H3O3)
yang merupakan hasil akhir bagi proses ini (Irawan, 2007). Sepanjang proses
glikolisis ini akan terbentuk beberapa senyawa, seperti Glukosa 6-fosfat, Fruktosa
6-fosfat, Fruktosa 1,6-bisfosfat, Dihidroksi aseton fosfat, Gliseraldehid 3-fosfat,
1,3- Bisfosfogliserat, 3-Fosfogliserat, 2-Fosfogliserat, Fosfoenol piruvat dan
piruvat. Selain itu, proses glikolisis ini juga akan menghasilkan molekul ATP dan
NADH (di mana 1 NADH menghasilkan 3 ATP). Sejumlah 4 molekul ATP dan 2
molekul NADH (6 molekul ATP) akan dihasilkan dan pada tahap awal proses ini
memerlukan 2 molekul ATP. Sebagai hasil akhir, 8 molekul ATP akan
terbentuk(Campbeil, 2016 : 189).
Pada dasrnya terdapat beberapa reaksi sitem aerobik yang terjadi di dalam
mitokondria, yaitu : a).aerobic glycolyn, (b) the krebs cycle, (c) electron transport
system. Glikolisis aerobik. Reaksi pertama adalah pemecahan glikogen menjadi
CO2 dan H2O disebut glikolisis. Pada dasarnya, hanya terdapat satu perbedaan
antara proses glikolisis anaerobik dengan aerobik. Yaitu pada glikolisis aerobik
tidak terjadi akumulasi asam laktat. Dengan kata lain, terdapatnya oksigen
menghambat terbentuknya asam laktat., tetapi tidak terjadi proses pembentukkan
kembali ATP dan 4H. Secara singkat dapat dituliskan dalam rumus berikut:
Glukosa + 2ADP + 2PO4 →2 asam piruvat + 2ATP +2 ATP dan 4H.
Asam piruvat yang terbentuk kemudian dikonversi menjadi molekul asetilkoenzim
A (asetil koA). Dalam proses konversi ini, tidak terbentuk ATP, tetapi 4 atom
hidrogen yang dilepaskan akan membentuk B molekul ATP jika keempat atom
hidrogen tersebut dioksidasi (Hasyim , 2017 : 21).
Glikolisis pada ragi dihasilkan 4 molekul ATP (masing-masing dari ke 2
DPBH dan masing-masing satu dari ke 2 PEP) jadi, hasil bersih glikolisis adalah 2
molekul ATP dari setiap molekul glukosa, jika dalam ATP ini tersimpan ATP dari
setiap molekul glukosa, jika dalam ATP ini tersimpan 14,4 kkal (2*7,3) maka
kira-kira 31 % dari energi yang terjadi (41 kkal) tersimpan dalam bentuk ATP
(Rahmatan, 2017 : 102).

VI. ALAT DAN BAHAN


VI.1 Alat
 Tabung reaksi
 Pipet tetes
 Gelas kimia
 Gelas ukur 10ml
 Batang pengaduk
 Balon tiup
 Penangas listrik
 Stopwatch
 Tisu
VI.2 Bahan
 Larutan flourida
 Larutan arsenat (diganti dengan fosfat)
 Suspensi ragi
 Larutan glukosa
 Aquades
VII. PROSEDUR KERJA

Tabung
Tabung Reaksi
Reaksi44buah
buah
Digunakan tabung I sebagai kontrol positif
Digunakan tabung II sebagai kontrol negatif
Digunakan tabung III dan VI untuk melihat pengaruh inhibitor
Dipipet kedalam setiap tabung

Bahan Tabung I Tabung II Tabung III Tabung IV


Suspensi ragi (ml) 14 0 14 14
Suspensi ragi yang telah 0 14 0 0
dididihkan
Larutan fluorida (ml) 0 0 0,5 0
Larutan arsenat (ml) 0 0 0 0,5
Larutan glukosa (ml) 2 2 2 2

Di tutup tabung reaksi yang berisi suspensi ragi menggunakan balon


tiup yang diikat dengan karet
Dibiarkan 15 menit dalam suhu kamar
Diamati dan catat perubahan pada balon dan perubahan cairan dalam
Tabung.
Hasil
Hasil

VIII. HASIL DAN PEMBAHASAN


VIII.1 Hasil
8.1.1. Glikolisis dalam sel ragi roti

Perlakuan Hasil

Disediakan 4 tabung reaksi

Tabung I (control positif)

 Dimasukkan suspensi ragi 14 ml  Adanya busa yang naik keatas


+ larutan glukosa 2 ml dalam tabung reaksi dan juga pada balon
tabung reaksi  Terbentuk gas CO2 yang ditandai
dengan adanya udara dibalon +
etanol
Tabung II (control negative)

 Dimasukkan suspensi ragi 14 ml  Warna larutan coklat muda dan saat


dan didihkan dipanaskan adanya endapan yang
 Ditambahkan 2 ml larutan naik keatas
glukosa  Terbentuk 3 lapisan
Atas: busa
Tengah: air berwarna kuning keruh
Bawah: endapann
 Tidak adanya gas CO2 dan etanol
ditandai dengan keadaan balon yang
konstan
Tabung III (pengaruh inhibitor)

 Dimasukkan suspensi ragi 14 ml  Terbentuk busa yang tidak rapat


+ larutan klorida 0.5 ml + 2 ml (renggang) dan terbentuk 2 lapisan
larutan glukosa  Terbentuk gas CO2 dan etanol
ditandai dengan balon yang
membesar (namun tidak begitu
besar)
Tabung IV (pengaruh inhibitor)
 Terbentuk busa yang lebih rapat dan
 Dimasukkan suspensi ragi 14 ml
padat
+ larutan asam fosfat 0.5 ml + 2
ml larutan glukosa  Terbentuk gas CO2 dan etanol
(namun tidak begitu banyak

8.1.2 Glikolisis dalam sel ragi tape

Perlakuan Hasil

Disiapkan 4 tabung reaksi

Tabung I (control positif)

 Dimasukkan 14 ml suspensi ragi  Larutan berwarna putih keruh


+ 2 ml larutan glukosa  Adanya endapan pada bagian tengah
berwarna keruh dibandingkan bagian
yang lain, dan atas jernih
 Tidak terbentuk gas
Tabung II (control negative)

 Dimasukkan 14 ml suspensi ragi  Larutan berwarna putih keruh


tape dan dididihkan  Terdapat gumpalan, dibagian tengah
 Ditambahkan 2 ml larutan jernih, dibawah keruh
glukosa  Tidak terbentuk gas
Tabung III (pengaruh inhibitor)

 Dimasukkan 14 ml suspensi ragi  Pada penambahan glukosa +


tape + 0.5 ml larutan flourida + flourida, larutan berwarna bening.
2 ml larutan glukosa Setelah ditambahkan dengan ragi
warna campuran larutan berubah
menjadi putih susu
 Ada endapan sedikit
 Terbentuk 3 lapisan yaitu:
Atas: bening
Tengah: keruh
Bawah: mengendap
 Tidak terbentuk adanya gas
Tabung IV (pengaruh inhibitor)

 Dimasukkan 14 ml suspensi ragi  Pada penambahan ketiga larutan


tape + 0.5 ml larutan asam warna menjadi putih susu
fosfat + 2 ml larutan glukosa  Ada endapan dengan jumlah
endapan yang paling banyak
dibandingkan yang lain
 Larutan lebih jernih
 Tidak terbentuk adanya gas CO2

8.1.3. Glikolisis dalam sel ragi tempe

Perlakuan Hasil

Disediakan 4 tabung reaksi

Tabung I (control positif)

 Dimasukkan 14 ml suspensi ragi  Larutan berwarna keruh


tempe + 2 ml larutan glukosa  Tidak terjadi perubahan pada balon
Tabung II (control negative)
 Larutan berwarna keruh
 Dimasukkan 14 ml suspensi ragi
tempe dan dididihkan
 Ditambahkan 2 ml larutan
 Tidak terjadi perubahan apapun pada
glukosa
balon setelah penambahan larutan
glukosa yang menandakan tidak
terbentuknya gas CO2 dan etanol
Tabung III (pengaruh inhibitor)

 Dimasukkan 14 ml suspensi ragi  Larutan berwarna keruh


tempe + larutan flourida 0.5 ml  Tidak terjadi perubahan apapun pada
+ 2 ml larutan glukosa balon
Tabung IV (pengaruh inhibitor)

 Dimasukkan 14 ml suspensi ragi  Larutan berwarna keruh


tempe + 0.5 ml larutan asam  Tidak terjadi perubahan apapun pada
fosfat + 2 ml larutan glukosa balon yang menandakan bahwa tidak
terbentuknya gas CO2 dan etanol
 Tidak terdapat adanya busa pada
tabung reaksi

VIII.2 Pembahasan

Pada percobaan kali ini yaitu mengenai “Glikolisis dalam sel ragi” yang bertujuan
untuk dapat mengetahui proses glikolisis yang terjadi dalam sel ragi serta peranan larutan
inhibitor dalam proses glikolisis ini. Dalam percobaan ini kami menggunakan 3 sampel
ragi yaitu, ragi tempe, ragi roti dan ragi tape. Larutan inhibitor yang digunakan yaitu
larutan flourida dan larutan asam fosfat.

Dalam hal ini glokolisis merupakan proses pengubahan glukosa menjadi dua molekul
asam piruvat dengan menghasilkan ATP dan NADH. Pada dasarnya metabolisme glukosa
dapat dibagi dalam dua bagian yaitu yang tidak menggunakan oksigen (anaerob) dan yang
menggunakan oksigen (aerob). Reaksi anaerob terdiri atas serangkaian reaksi yang
mengubah glukosa menjadi asam laktat. Sedangkan pada reaksi aerob yaitu pada
glikolisis tidak terjadi akumulasi laktat. Dengan kata lain, terdapatnya oksigen
menghambat terbentuknya asam laktat, tetapi tidak terjadi proses pembentukan kembali
ATP. Dalam glikolisis, hasil akhirnya berupa dua molekul asam piruvat, dua ATP, dan
4H. Secara singkat dapat dituliskan dalam rumus kimia berikut:

Glukosa + 2 ADP + PO4 → 2 asam piruvat + 2 ATP + 2 ATP + 4H

Asam piruvat yang terbentuk kemudian dikonversi menjadi molekul oleh koenzim A
(asetil KOA). Dalam proses konversi ini, tidak terbentuk ATP, tetapi untuk atom
hydrogen yang dilepaskan akan membentuk 6 molekul ATP, jika keempat atom hydrogen
tersebut dioksidasi.
Pada dasarnya tiap reaksi dalam proses glikolisis ini menggunakan enzim tertentu,
misalnya seperti enzim heksokinase, fosfoheksoisomerase, fosfofruktokinase, enolase,
laktat dehidrogenase, piruvat kinase, fosfogliserat kinase, dan lainnya. Enzim yang
mengkatalis reaksi dalam tahapan glikolisis dijumpai di sitoplasma sel ( Fauziah, 2010:
98).

Pada percobaan ini digunakan ragi atau sel ragi sebagai tempat berlangsungnya proses
glikolisis. Ragi (saccharomyces cerevisiae) merupakan zat yang menyebabkan fermentasi.
Dalam hal ini ragi biasanya mengandung mikroorganisme yang melakukan fermentasi
dan media biakan bagi mikroorganisme tersebut. Fermentasi adalah proses produksi
energi dalam sel dengan keadaan anaerobic ( tanpa oksigen). Sama halnya dengan proses
glokolisis secara aerob. Proses fermentasi pada percobaan ini juga membutuhkan enzim
untuk mengubah glukosa menjadi alcohol dan CO2, enzim tersebut yaitu enzim simase
yang diperoleh dari ragi. Enzim merupakan senyawa protein yang berfungsi sebagai
katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu
reaksi kimia. Selain itu, percobaan ini juga akan melihat pengaruh inhibitor pada proses
glikolisis. Dimana inhibitor merupakan suatu molekul atau zat yang menghambat kerja
enzim (Rusdiyanto, 2011: 202).

Dalam percobaan ini dilakukan 4 perlakuan dengan tabung yang berbeda serta
menggunakan 3 ragi,yaitu ragi tape,ragi temped an ragi roti dimana ketiga sampel akan
menghasilkan hasil yang berbeda pula.Pada percobaan ini pertama-tama dilakukan
menyiapkan suspense ragi cara menambahkannya dengan akuades kedalam 4 tabung
reaksi dengan perlakuan yang berbeda. Penjabaran mengenai hasil yang didapatkan dari
masing-masing sampel ragi yaitu sebagai berikut:

8.2.1 Glikolisis Dalam Sel Ragi Roti

Seperti yang telah dipaparkan diatas,perlakukan pertama yaitu dengan menambahkan


ragi dengan akuades sebanyak 14 ml didalam 4 tabung reakssi dengan penjabaran
sebagai berikut :

Tabung 1 ( control positif)

Pada tabung 1 ini digunakan sebagai control positif, pada tabung ini dimasukkan 14
ml suspense ragi roti yang tidak dipanaskan dan ditambahkan larutan glukolsa sebanyak
2 ml.Tujuan penambahan larutan glukosa 2% ini adalah sebagai substrat yang akan
diubah oleh enzim (enzim simali) dalam ragi menjadi etanol dan gas Co 2 .Setelah
mencampurkan kedua larutan tersebut kemudian ditutup tabung reaksi dengan
menggunakan balon tiup yang diikat dengan karet,tujuan penutupan tabung reaksi
dengan balon adalah agar tidak ada oksigen yang masuk dan proses glikolisis terjadi
secara anaerob dan aan menghasilkan etanol dan gas Co2.

Pada percobaan ini dihasilkan hasil “positif” dimana ditandai dengan adanya busa
yang naik pada tabung reaksi dan juga pada balon yang menggembung,hal ini
membuktikan bahwa terbentuknya gas Co2 dan etanol pada suspense ragi roti.

Tabung 2 (Kontrol negative)

Pada tabung 2 ini digunakan sebagai control negative,dimana pada tabung 2 ini
dilakukan pemanasan pada suspense ragi roti,dimana tujuan pemanasan adalah untuk
menonaktifkan enzim yang berada dalam ragi tersebut,dimana perlu diketahui bahwa
enzim mempunyai suhu optimum ,dimana enzim akan bekerja optimal pada suhu
tersebut dan akan rusak atau tidak bekerja pada suhu dibawah atau diatas suhu
optimumnya.

Selanjutnya ditambahkann 2 ml larutan glukosa 2% yang bertujuan sebagai substrat


yang akan diubah oleh enzim (enzim simali) dalam ragi menjadi etanol dan
gas.Kemudian ditutup dengan balon tiup dan diikat dengan karet agar terjadi reaksi
anaerob selama 1 menit tujuan pendiaman selama 1 menit adalah untuk memaksimalkan
proses glikolisis yang terjadi dalm sel ragi roti ini.

Hasil yang diperoleh pada perlakuan kedua ini yaitu hasil “positif” dimana hanya
terbentuk 3 lapisan yaitu: atas (busa),tengah ( air berwarna kuning keruh) dan bawah
(endapan) pada perlakuan ini hasilnya positif ditandai dengan bertambahnya tinggi kolom
tabung peragian,namun pada perlakuan ini terjadi sangat lambat dimana tidak adanya
perubahan yang spesifik pada balon yang juga dapat dijadikan sebuah pertanda adanya
gas Co2 selain bertambahnya tingginya kolom tabung reaksi pada perlakuan ini reaksi
berlangsung sangat lambat dikarenakan enzim yang terdapat pada ragi tidak
dinonaktifkan atau dirusak akibat adanya pemanasan.

Tabung 3 (Inhibitor)
Pada tabung 3 ini diberi perlakuan dengan penambahan larutan inhibitor berupa
larutan klorida.Pada dasarnya dengan adanya penambahan inhibitor ini akan
menghambat kerja enzim dan akan membuat terbentuknya gas Co2 dan etanol menjadi
terhambat,tujuan penambahan inhibitor ini adalah untuk melihat pengaruh inhibitor
terhadap proses glikolisis sel ragi.Berdasarkan percobaan yang telah dilakuka
didapatkan hasil terbentuknya busa yang tidak begitu rapat pada tabung 1 dan terbentuk
2 lapisan yang menandakan hasil “positif” ditandai dengan adanya perubahan tinggi
kolom pada tabung reaksi ini,namun tidak begitu besar perubahan yang terjadi pada
tabung dimana reaksi yang terjadi lambat akibat adanya pengaruh larutan inhibitor
tersebut.

Tabung 4( Inhibitor)

Perlakuan terakhir yaitu dengan penambahan larutan inhibitor berupa larutan asam
karsinol. Berdasarkan perlakuan yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa
terbentuknya busa yanglebih padat dibandingkan dengan tabung 3 dengan menggunakan
larutan inhibitor berupa larutan klorida hasil tersebut menandakan hasil “ positif” yang
ditandai dengan terbentuknya gas CO2 dan etanol pada balon yang menggembung
namun tidak terlalu banyak.

Sehingga dapat disimpulkan pada percobaan glikolisi dalam ragi roti bahwasanya
kadar etanol yang terbentuk dan kadar glukosa yang tersisa.Dimana menurut litaratur jika
dilihat dari kadar etanol yang terbentuk,maka dapat dilarutkan dari yang memiliki kadar
etanol terbanyak hingga sedikit yaitu tabung pertama,tabung ketiga dan tabung keempat
serta tabung kedua.

Sedangkan untuk kadar glukosa yang tersisa dilarutkan dari yang memenuhi kadar
glukosa terbanyak hingga sedikit yaitu tabung kedua,tabung ketida dan tabung keempat
lalu tabung pertama. Hal tersebut berbanding terbalik,dikarenakan pembentukan etanol
sejalan dengan pembentukan gas Co2 dimana semakin baik kondisi enzim dalam sel ragi
maka proses pembentukan etanol etanol akan semakin banyak,dan setidaknya jika kondisi
enzim tidak dipengaruhi banyak karakter dimana pada percobaan ini dipengaruhi oleh
suhu dan inhibitor.
Pada percobaan ini dihasilkan larutan berdasarkan kadar pembentukan gas Co2
terbanyak yaitu tabung pertama,keempat,ketiga dan kedua.Pada percobaan ini tabung
keempat berada pada posisi kedua sedangkan berdasarkan literature pada posisi 3
dikarenakan inhibitor yang digunakan pada tabung ke 4 adalah asam fosfat bukan
arsenat, oleh karenanya terbentuk gas Co2 pada percobaan ini juga berbeda.

8.2.2 Glikolisis Dalam Sel Ragi Tape

Pada percobaan glikolisi dalam sel ragi tape ini juga dilakukan dengan 4 perlakuan
yang berbeda dimana hasil yang didapat pada percobaan dengan ragi tape ini adalah
“negative” keempat tabung reaksi tidak menunjukkan adanya tanda terbentuk gas Co2
dan etanol,dengan rincian sebagai berikut

Tabung 1 ( control positif)

Pada tabung 1 sebagai control positif dengan suspense ragi tape didapatkan hasil
dimana larutan berwarna putih keruh,adanya endapan ,pada bagian tengah berwarna
keruh dibandingkan dengan warna yang lainnya dan pada bagian atas jernih.Seperti yang
telah dipaparkan bahwa tabung 1 ini menunjukkan hasil yang negative dengan tidak
terbentuknya gas Co2 pada suspense ragi serta tidak ada pembakanran tinggi pada kolom
tabung.

Tabung 2( control negative)

Pada tabung 2 yaitu sebagai control negative perlakuan pada tabung 2 yaitu pada
suspense dipanaskan dengan tujuan untuk merusak / menonaktifkan enzim yang terdapat
pada ragi,hasil yang didapat pada tabung 2 yaitu negative dimana tidak terbntuknya gas
Co2 dan etanol dan hanya terdapat gumpalan.Pada bagian tengah berwarna jernih dan
bawah keruh

Tabung 3 dan 4 (Inhibitor)

Pada tabung 3 dan 4 ini ditambahkan dengan larutan inhibitor yang bertujuan sebagai
penghambat kerja enzim. Pada tabung 3 ditambahkan larutan fluorida sedangkan pada
tabung 4 ditambahkan larutan asam karsinol sebagai pengganti larutan arsenat. Dalam hal
ini, hasil yang didapat pada kedua tabung menunjukkan hasil yang negative dimana pada
tabung 3 hanya membentuk 3 lapisan, yaitu pada lapisan atas (bening), tengah (keruh),
dan bawah (endapan), serta tidak terbentuk adanya gas. Sedangkan pada tabung 4 dengan
penambahan larutan asam karsinol sebagai inhibitornya dihasilkan hasil yang negative
dimana hanya terbentuk adanya endapan dengan jumlah yang paling banyak
dibandingkan dengan jumlah endapan pada tabung lainnya dan tidak terbentuknya adanya
gas CO2 yang terbentuk pada perlakuan ini

Pada percobaan glikolisis dalam sel ragi ini mengalami kegagalan dimana tidak
terbntuknya gas CO2 dan etanol dan hanya terbentuk adanya endapan pada tabung reaksi.
Kesalahan yang terjadi ini kemungkinan dikarenakan tutup tabung yang tidak rapat dan
terlalu lama membiarkan tabung dalam keadaan terbuka sehingga oksigen dapat masuk
dan proses terbentuknya etanol dan gas CO2 tidak maksimal. Seharusnya hasil yang
didapatkan berdasarkan literature yaitu, pada tabung pertama mengalami proses glikolisis
yang baik, sedangkan yang paling lambat adalah tabung yang kedua. Hal ini terjadi
karena pada tabung pertama enzim dan sel ragi berfungsi dengan baik, sedangkan pada
tabung kedua enzim dan sel ragi telah mengalami kerusakan akibat dipanaskan sedangkan
untuk tabung ketiga dan keempat proses glikolisis sedikit lambat karena adanya inhibitor
yang akan menghambat proses glikolisis.

8.2.3. Glikolisis Dalam Sel Ragi Tempe

Pada percobaan glikolisis dalam sel ragi tempe ini mengalami kegagalan dimana hasil
yang didapat “negative” baik pada tabung pertama, kedua, ketiga, dan keempat. Hasil
percobaan yang diperoleh baik pada tabung 1, 2, 3, dan 4 walaupun dengan perlakuan
yang berbeda dan tidak menunjukkan adanya perubahan. Warna larutan pada keempat
tabung reaksi berwarna keruh dan tidak ada menunjukkan terbentuknya gas maupun busa
pada tabung reaksi dan tidak terjadi perubahan apapun setelah diberi perlakuan yang
berbeda. Kesalahan ini kemungkinan dikarenakan tidak rapatnya balon tiup yang
digunakan sebagai penutup dan menyebabkan masuknya oksigen pada tabung reaksi yang
menyebabkan proses glikolisis tidak berjalan dengan sempurna. Namun pada percobaan
ini kesalahan fatal yang dilakukan oleh praktikan adalah pada pemakaian ragi tempe ini,
dimana ragi tempe yang kami gunakan dalam keadaan kadarluarsa sehingga
memungkinkan mikroorganisme yang terdapat pada ragi telah mati sehingga tidak ada
lagi yang dapat digunakan sebagai penghasil enzim dan menyebabkan proses glikolisis
tidak dapat berjalan dengan maksimal, sehingga tidak menghasilkan gas CO2 dan etanol
pada percobaan glikolisis dalam sel ragi tempe.
IX. PERTANYAAN PASCA PRAKTEK
1. Tuliskanlah reaksi fermentasi alkohol !
Jawab: Glukosa Etanol + 2CO2
2. Sebutkan ragi apa saja yang dipakai dalam percobaan ini dan hasil apa yang didapat
dari proses glikolisis!
Jawab: Ragi yang digunakan, yaitu:
1.Ragi roti 3. Ragi tempe
2.Ragi tape
3. Pada proses glikolisis ini merupakan proses menggunakan glukosa menjadi dua
molekul asam piruvat dengan menghasilkan ATP dan NADH

X. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang diperoleh pada percobaan kali ini yaitu sebagai berikut:

1. Proses glikolisis dalam sel ragi dapat terjadi secara anaerob dengan bantuan enzim,
yang akan menghasilkan etanol dan gas CO2. Untuk dapat terjadinya reaksi secara
anaerob maka digunakan balon tiup sebagai penutup mulut tabung reaksi, sehingga
oksigen tidak dapat masuk dan prose glikolisis dapat terjadi dengan sempurna
2. Peranan larutan fluoride dan larutan asam karsinol (pengganti larutan arsenat)
berfungsi sebagai inhibitor atau penghambat. Kerja enzim dalam memecah glukosa
menjadi etanol dan gas CO2. Hal ini dapat ditunjukkan dengan tinggi gas CO2 yang
terbentuk pada masing-masing tabung yang berbeda

XI. DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A, & Reece, Jane B. 2008. Biologi 1 Edisi Kedelapan Jilid 2. Jakarta:
Erlangga.

Handayani, a. 2016. Pengaruh Massa Ragi, Jenis Ragi Dan Waktu Fermentasi Pada
Bioetanol Dari Biji Durian. vol 1. no 2

Hasyim , 2017 . Pengaruh Konsentrasi Ragi Dan Waktu Fermentasi Pada Pembuatan
Bioetanol Dari Biji Cempedak (Artocarpus Champeden Spreng). vol 4 no. 2
Ngili, Yohanis. 2009. Biokimia Metabolisme & Bioenergitika. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Rachmatan, a, w. 2017. Analisis Kadar Etanol Hasil Fermentasi Ragi Roti Pada Tepung
umbi Gadung (Dioscorea hispida Dennst) terhadap kadar etanol (The Analysis
Level of Ethanol as result of Fermentation Yeast of Breads on The Gadung Tuber Starch
(Dioscorea hispida Dennst) toward Levels of Ethanol). vol 3 no. 2

Septiandina . 2016. Biokimia universitas. Jakarta : UI PRESS

Tjwari. 2011. Biokimia dasar . Jakarta : Erlangga.

XII. LAMPIRAN

Penambahan larutan Proses memasukkan


Proses pelarutan ragi
fluorida ragi

Anda mungkin juga menyukai