Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

GLIKOLISIS DALAM SEL RAGI

Senin, 03 April 2023

(Laporan ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktikum Biokimia)

Dosen Pengampu: Dr. Lusiani Dewi Assaat, S.Pd., M.Si

Disusun Oleh:

Rizki Ardiyanto

(2282200017)

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2023
A. JUDUL PRAKTIKUM
Glikolisis Dalam Sel Ragi

B. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengamati dan menganalisis proses glikolisis di dalam sel ragi dengan
mengukur tinggi kolom CO2 yang terbentuk.
2. Mempelajari pengaruh inhibitor seperti fluoride dan arsenat terhadap proses
glikolisis.
3. Mengetahui fungsi penambahan beberapa bahan dalam proses glikolisis.

C. DASAR TEORI
Metabolisme karbohidrat pada umumnya sama seperti metabolisme
lainnya yang terdiri dari reaksi katabolisme dan anabolisme. Tujuan katabolisme
merupakan reaksi yang berguna untuk mendapatkan energi yang tersimpan di
dalam senyawanya. Energi yang dihasilkan tersimpan kembali dalam senyawa
energi tinggi sebelum digunakan. Sedangkan, anabolisme bertujuan untuk
menyediakan karbohidrat pada makhluk hidup sebagai salah satu nutrien. Nutrien
tersebut dibuat dari senyawa-senyawa yang sangat sederhana seperti CO2 atau
senyawa lainnya (Abdul Hamid, 2001).
Glikolisis merupakan suatu proses mengkonversi satu molekul glukosa
menjadi dua molekul asam piruvat, dengan fungsi utama jalur glikolisis meliputi
perubahan glukosa menjadi piruvat yang bisa dioksidasi dalam siklus asam sitrat.
Dimana, pada proses tersebut merupakan jalur metabolism primitir karea bekerja
pada sel yang paling sederhana dan tidak memerlukan oksigen. Didalam beberapa
sel, jalur tersebut dimodifikasi untuk memungkinkan sintesis glukosa. Selain itu,
jalur tersebut mengandung intermediet-intermediet yang terlibat dalam reaksi
metabolisme alternatif. Setiap molekul glukosa yang dikonsumsi, dua molekul
ADP difosforilasi oleh fosforilasi tingkat substrat untuk menghasilkan dua
molekul ATP (Ngili, 2010).
Glikolisis anaerob dapat terjadi pada mikroorganisme yang dapat bertahan
hidup tanpa menggunakan oksigen. Terdapat dua jalur glikolisis anaerob yang
memungkinkan untuk pembentukan asam piruvat dari glukosa. Pada jalur pertama
glikolisis yang menghasilkan asam laktat, seperti yang dapat terjadi di dalam
tubuh manusia. Kemudian, jalur glikolisis anaerob yang dapat menghasilkan
etanol seperti yang terjadi pada proses fermentasi ragi. Fermentasi ragi dilakukan
untuk dapat menghasilkan minuman alkohol (Bender, 2008).
Ragi adalah salah satu fungi yang tidak memiliki kemampuan dalam
membentuk miselium. Pada tahap tertentu dalam siklus kehidupannya berbentuk
sel-sel tunggal yang bereproduksi dengan buah (budding) atau pemecahan
(fission). Ragi yang termasuk pada organisme fakultatif dengan kemampuan
menghasilkan energy dari senyawa organic dalam kondisi aerob maupun anaerob.
Ragi dapat tumbuh dalam kondisi ekologi yang berbeda. Selain itu, ragi dapat
tumbuh dan berkembang biak lebih cepat daripada fungi yang bermiselium (Wina,
1999).
Pada ragi asam piruvat didekarboksilasi sebelum direduksi oleh NADH.
Hasil yang didapatkan adalah sebuah molekul CO2 dari sebuah molekul etanol.
Adapun persamaan reaksinya sebagai berikut:
C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2
Glukosa Etanol

Beberapa jasad renik misalnya ragi, glukosa dioksidasi menghasilkan


etanol dan CO2 dalam proses yang disebut fermentasi alkohol. Jalur metabolisme
pada proses ini sama dengan glikolisis sampai dengan terbentuknya piruvat.
Selanjutnya, terdapat dua tahap reaksi enzim berikutnya yaitu reaksi perubahan
asam piruvat menjadi asetaldehide, reaksi reduksi asetaldehide menjadi alkohol.
Pada reaksi yang pertama asam priuvat didekarboksilasi diubah menjadi
asetaldehide dan CO2 oleh piruvat dekarboksilasi, suatu enzim yang tidak terdapat
dalam hewan (Tim Laboratorium, 2023).

D. ALAT DAN BAHAN


Alat:
1. Tabung reaksi
2. Gelas kimia
3. Gelas ukur
4. Batang pengaduk
5. Pipet tetes
6. Tabung peragian
7. Selang
8. Stopwatch
9. Tissue

Bahan
1. Suspenansi ragi
2. Larutan Ba(OH)2
3. Larutan glukosa 2%
4. Aquades
5. Larutan arsenat
6. Larutan fluoride

E. BAGAN ALIR PRAKTIKUM

SUSPENSI RAGI

- Disediakan 4 buah tabung peragian yang bersih dan kering dengan ketentuan, tabung
1 digunakan sebagai control positif, tabung 2 sebagai control negatif, sedangkan pada
tabung 3 dan 4 digunakan untuk melihat pengaruh inhibitor.
- Dipipet ke dalam setiap tabung dan dicampurkan masing-masing larutan.

Bahan Tabung
1 2 3 4
Suspensi ragi 14 ml 0 14 ml 14 ml
Suspense ragi 0 14 ml 0 0
yang telah
didihkan
Larutan 0 0 0,5 ml 0
Flourida
Larutan 0 0 0 0,5 ml
Arsenat
Larutan 2 ml 2 ml 2 ml 2 ml
Glukosa

- Ditutup tabung peragian yang terisi dengan suspense ragi selanjutnya dibiarkan
selama 15 menit dalam suhu kamar.
- Diisi 4 buah tabung reaksi yang lain dengan larutan Ba(OH)2 dan meletakkannya
pada masing-masing ujung selang dari tabung peragian (Tabung 1, 2 ,3 dan 4).
- Dilakukan pengukuran terhadap tinggi kolom CO2 yang terbentuk pada setiap
tabung tersebut dan amati endapan yang terbentuk pada tabung yang berisi Ba(OH)2

HASIL

F. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Data Hasil Pengamatan
Tabel 3.1 Hasil Pengamatan
Pengamatan Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3 Tabung 4
Kontrol (+) Kontrol (-) + Flourida + Arsenat
Tinggi kolom
mula-mula 0.3 cm 1 cm 1.3 cm

Tinggi kolom
CO2 yang 0.7 cm 1,5 cm 2.1 cm
terbentuk

++ + ++

Tidak terdapat Terdapat sedikit Terdapat banyak


Adanya endapan gelembung gelembung gelembung

Endapan pada Endapan pada Endapan pada


larutan Ba(OH)2 larutan Ba(OH)2 larutan Ba(OH)2
berwarna putih berwarna putih berwarna putih

Keterangan :

+ + + = Terdapat banyak endapan


++ = Terdapat endapan

+ = Terdapat sedikit endapan

- = Tidak terdapat endapan

2. Pembahasan
Glikolisis adalah suatu proses yang dapat menyebabkan terjadinya
konversi satu molekul glukosa menjadi dua molekul piruvat, dalam keadaan
kekurangan oksigen. Glikolisis dimulai dengan penambahan satu gugus fosfat
ke glukosa, sehingga dapat lebih reaktif. Satu gugus fosfat lainnya
ditambahkan ke dalam senyawa glukosa-fosfat yang terbaru dan dipecah
menjadi senyawa karbon yang mengandung tiga atom karbon (Ngili, 2010).
Pada percobaan kali ini praktikan melakukan percobaan mengenai
“Glikolisis Dalam Sel Ragi”. Tujuan dari percobaan ini adalah mengamati dan
menganalisis proses glikolisis di dalam sel ragi dengan mengukur tinggi
kolom CO2 yang terbentuk dan mengetahui pengaruh inhibitor seperti fluoride
dan arsenat terhadap proses glikolisis serta mengetahui fungsi penambahan
beberapa bahan dalam proses glikolisis.
Terdapat empat perlakuan, yaitu tabung reaksi 1 menjadi kontrol positif,
tabung reaksi 2 menjadi kontrol negatif, tabung reaksi 3 menjadi uji coba
inhibitor pertama, dan tabung reaksi 4 menjadi uji coba inhibitor
kedua ,dimana masing-masing tabung dicampurkan suspensi ragi.
Suspense ragi menjadi sampel utama pada percobaan ini serta memiliki
fungsi yaitu sebagai tempat berlangsungnya proses glikolisis dan suspense
ragi merupakan penghasil mikroba Sacharomyces cerevisiae, mikroba tersebut
berpena dalam proses glikolisis. Pada percobaan kali ini, suspensi ragi yang
digunakan dibedakan menjadi dua yaitu, suspensi ragi yang tidak didihkan
dijadikan sebagai sel ragi yang masih aktif berfungsi dengan baik dalam
proses glikolisis serta sebagai kontrol positif. Sementara itu, suspensi ragi
yang dididihkan bertindak sebagai sel ragi yang sudah rusak dan tidak
berfungsi efektif lagi sebagai sel hidup dalam glikolisis dan menjadi kontrol
negatif.
Prosedur pertama pada tabung reaksi 1 yang menjadi kontrol positif,
dipipet suspensi ragi yang tidak di didihkan sebanyak 14 ml ke dalam tabung
peragian bersamaan dengan penambahan larutan glukosa 2 ml. Penambahan
glukosa tersebut memiliki fungsi sebagai bahan utama dalam proses glikolisis
oleh sel ragi dan dapat memecah glukosa menjadi etanol serta CO2. Setelah itu,
dilakukan perlakuan mendiamkan tabung reaksi dan mengamatinya selama 15
menit, perlakuan ini memiliki tujuan agar proses glikolisis pada sel ragi
berlangsung secara optimal. Selanjutnya, dilakukan penutupan tabung reaksi
secepat mungkin, hal ini bertujuan untuk meminimalisir kontak antara oksigen
dengan campuran larutan lainnya, sehingga diharapkan glikolisis alkohol
berjalan secara anerob (tanpa oksigen). Hasil yang didapatkan pada percobaan
yang telah dilakukan tinggi kolom awal CO2sepanjang 4,5 ml, tinggi akhir
kolom CO2sepanjang 5,9 ml, terdapat banyak gelembung yang menandakan
bahwa penguraian CO2 dan etanol pada glukosa saat proses glikolisis terjadi
dan terdapat endapan putih pada larutan Ba(OH)2 yang menunjukkan bahwa
gas CO2 terbentuk. Kadar glukosa dan kadar etanol dari hasil proses glikolisis
sel ragi dapat ditentukan dengan melihat tinggi rendahnya suatu kolom CO2
yang terbentuk. Dimana, “semakin tinggi kolom CO2 yang terbentuk, maka
kadar CO2 yang dihasilkan pada proses glikolisis semakin tinggi, menandakan
bahwa kadar glukosa dalam sel ragi berkurang diakibatkna glukosa yang
terhidrolisis oleh enzim glikolisis menjadi CO2 dan etanol”.
Prosedur kedua yaitu pada tabung reaksi II yang menjadi kontrol negatif.
Pada perlakuan ini suspensi ragi yang digunakan adalah suspense yang sudah
di didihkan sehingga sel ragi rusak dan tidak berfungsi efektif lagi dalam
proses glikolisis. Dipipet sebanyak 14 ml suspense ragi ke dalam tabung
peragian bersamaan dengan penambahan larutan glukosa 2 ml. Penambahan
glukosa tersebut memiliki fungsi sebagai bahan utama dalam proses glikolisis
oleh sel ragi dan dapat memecah glukosa menjadi etanol serta CO2. Kemudian,
dilakukan penambahan larutan Ba(OH)2 yang memiliki fungsi untuk
mengamati banyaknya gas CO2 yang terbentuk dengan cara melihat kadar
endapan yang terbentuk. Selanjutnya, dilakukan penutupan tabung reaksi
secepat mungkin, hal ini bertujuan untuk meminimalisir kontak antara oksigen
dengan campuran larutan lainnya, sehingga diharapkan glikolisis alkohol
berjalan secara anerob (tanpa oksigen). Setelah itu, dilakukan perlakuan
mendiamkan tabung reaksi dan mengamatinya selama 15 menit, perlakuan ini
memiliki tujuan agar proses glikolisis pada sel ragi berlangsung secara
optimal. Hasil yang didapatkan pada percobaan yang telah dilakukan ialah
tinggi kolom awal peragian CO2 sepanjang 0.3 cm dan tinggi akhir kolom
sepanjang 0.7 cm, terdapat endapan berwarna putih pada larutan Ba(OH)2 dan
tidak terdapat gelembung. Hal ini diakibatkan karena suspense ragi yang
digunakan telah rusak akibat perlakuan di didihkan tadi, sehingga ragi tidak
dapat berfungsi secara baik ketika proses glikolisis berlangsung.
Perlakuan ketiga dan keempat pada tabung reaksi 3 serta 4 yaitu dilakukan
uji inhibitor dengan menggunakan larutan Kalium dikromat (K2Cr2O7).
Dipipet sebanyak 14 ml suspense ragi ke dalam tabung peragian bersamaan
dengan penambahan larutan glukosa 2 ml. Penambahan suspensi ragi
berfungsi sebagai tempat berlangsungnya proses glikolisis. Sedangkan,
penambahan glukosa berfungsi sebagai bahan utama dalam proses glikolisis
oleh sel ragi dan dapat memecah glukosa menjadi etanol serta CO2. Kemudian,
dilakukan penambahan larutan Ba(OH)2 yang memiliki fungsi untuk
mengamati banyaknya gas CO2 yang terbentuk dengan cara melihat kadar
endapan yang terbentuk. Selanjutnya, dilakukan penambahan inhibitor
K2Cr2O7 yang berperan sebagai inhibitor yang akan diamati. Langkah akhir
adalah dilakukannya penutupan tabung peragian yang bertujuan untuk
meminimalisir kontak antara oksigen dengan campuran larutan lainnya,
sehingga diharapkan glikolisis alkohol berjalan secara anaerob (tanpa oksigen).
Setelah itu, dilakukan perlakuan mendiamkan tabung reaksi dan
mengamatinya selama 15 menit, perlakuan ini memiliki tujuan agar proses
glikolisis pada sel ragi berlangsung secara optimal.
Hasil yang didapatkan dari percobaan ketiga yang telah dilakukan,
menunjukkan bahwa terdapat gas CO2 yang merupakan hasil dari proses
glikolisis, dimana CO2 dan etanol berasal dari penguraian glukosa yang
diakibatkan oleh enzim dalam ragi. Tinggi awal kolom CO2 sepanjang 1 cm,
tinggi akhir kolom CO2 sepanjang 1,5 cm, terbentuk sedikit gelembung yang
menandakan bahwa adanya proses penguraian glukosa menajdi CO2 dan
etanol serta terbentuknya endapan putih pada larutan Ba(OH)2 yang
menandakan bahwa adanya CO2. Hal ini menandakan bahwa gas CO2 banyak
terurai dari proses glikolisis oleh glukosa pada sel ragi dan sediktinya kadar
etanol serta CO2 menandakan bahwa proses glikolisis tidak berjalan dengan
baik. Hal itu diakibatkan karena adanya inhibitor K2Cr2O7 yang
mempengaruhi fungsi enzim dalam memecah glukosa serta rusaknya sel ragi
sehingga proses glikolisis tidak terjadi.
Sedangkan, hasil yang didapatkan dari percobaan keempat yang telah
dilakukan, menunjukkan bahwa terdapat gas CO2 yang merupakan hasil dari
proses glikolisis, dimana CO2 dan etanol berasal dari penguraian glukosa yang
diakibatkan oleh enzim dalam ragi. Tinggi awal kolom CO2 sepanjang 1,3 cm,
tinggi akhir kolom CO2 sepanjang 2,1 cm, terdapat banyak endapan, dan
banyaknya gelembung yang dihasilkan. Hal ini menandakan bahwa gas CO2
banyak terurai dari proses glikolisis oleh glukosa pada sel ragi dan sediktinya
kadar etanol serta CO2 menandakan bahwa proses glikolisis tidak berjalan
dengan baik. Hal itu diakibatkan karena adanya inhibitor K2Cr2O7 yang
mempengaruhi fungsi enzim dalam memecah glukosa serta rusaknya sel ragi
sehingga proses glikolisis tidak terjadi.
Berdasarkan teori yang diperoleh dari beberapa referensi menyebutkan
bahwa, kadar glukosa dan kadar etanol dari hasil proses glikolisis sel ragi
dapat ditentukan dengan melihat tinggi rendahnya suatu kolom CO2 yang
terbentuk. Dimana, “semakin tinggi kolom CO2 yang terbentuk, maka kadar
CO2 yang dihasilkan pada proses glikolisis semakin tinggi, menandakan
bahwa kadar glukosa dalam sel ragi berkurang diakibatkna glukosa yang
terhidrolisis oleh enzim glikolisis menjadi CO2 dan etanol”. Selain itu, kadar
etanol juga meningkat apabila tinggi kolom CO2 semakin besar, akibat etanol
dan CO2 yang merupakan hasil akhir penguraian glukosa dari proses glikolisis.
Adapun keadaan sebaliknya, apabila kolom CO2 semakin rendah, maka kadar
etanol pun akan rendah serta kadar glukosa meningkat.

G. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan mengenai glikolisis dalam sel ragi yang telah
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Tinggi kolom CO2 yang dihasilkan pada percobaan bervariasi berdasarkan
perlakuannya, sebagai berikut:
a. Tabung reaksi I (sebagai kontrol positif)
- Tinggi kolom CO2 awal: 4,5 cm
- Tinggi kolom CO2 akhir: 5,9 cm
- Banyaknya endapan: + + (berwarna putih)
- Terdapat gelembung
b. Tabung reaksi II (sebagai kontrol negatif)
- Tinggi kolom CO2 awal: 0,3 cm
- Tinggi kolom CO2 akhir: 0,7 cm
- Banyaknya endapan: + + (berwarna putih)
- Tidak terdapat gelembung
c. Tabung reaksi III (uji inhibitor K2Cr2O7)
- Tinggi kolom CO2 awal: 1 cm
- Tinggi kolom CO2 akhir: 1,5 cm
- Banyaknya endapan: + (berwarna putih)
- Terdapat sedikit gelembung
d. Tabung reaksi IV (uji inhibitor K2Cr2O7)
- Tinggi kolom CO2 awal: 1,3 cm
- Tinggi kolom CO2 akhir: 2,1 cm
- Banyaknya endapan: + + (berwarna putih)
- Terdapat banyak gelembung
2. Pada percobaan kali ini inhibitor yang digunakan adalah larutan kalium
dikromat (K2C2O7) sebagai pengganti larutan arsen dan fluoride. Penambahan
larutan kalium dikromat (K2C2O7) berfungsi untuk menghambat kerja enzim
dalam memecah glukosa menjadi CO2 dan etanol. Dimana, dari percobaan
dapat diamati dari tinggi kolom CO2 yang terdapat pada masing-masing
tabung. Terlihat bahwasannya, tabung peragian yang ditambahkan larutan
kalium dikromat (K2C2O7) memiliki tinggi kolom CO2 lebih rendah
dibandingkan dengan tabung peragian 1 yang berperan sebagai kontrol positif
hal ini menandakan bahwa adanya penghambat pada proses glikolisis
sehingga CO2 yang dihasilkan dari penguraian lebih sedikit.
3. Fungsi dan tujuan beberapa bahan dalam percobaan proses glikolisis, sebagai
berikut:
a. Penambahan suspensi ragi : menjadi sampel utama pada percobaan ini
serta memiliki fungsi yaitu sebagai tempat berlangsungnya proses
glikolisis dan suspense ragi merupakan penghasil mikroba Sacharomyces
cerevisiae, mikroba tersebut berpena dalam proses glikolisis.
b. Penambahan glukosa : sebagai bahan utama dalam proses glikolisis oleh
sel ragi dan dapat memecah glukosa menjadi etanol serta CO2.
c. Penambahan larutan Ba(OH)2 : untuk mengamati banyaknya gas CO2
yang terbentuk dengan cara melihat kadar endapan yang terbentuk.
d. Penambahan larutan kalium dikromat (K2Cr2O7) : sebagai inhibitor
penghambat kerja enzim pada proses glikolisis.

H. DAFTAR PUSTAKA
Hawab, H. 2004. Pengantar Biokimia. Banyumedia Publishing: Malang.
Martoharsono, Soeharsono. 2006. Biokimia 1. Gadjah Mada University Press:
Yogyakarta.
Murray, R. K. et al., 2003. Biokimia Harper Edisi 25. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC.
Ngili, Y. 2009. Biokimia Struktur dan Fungsi Biomolekul. Graham Ilmu:
Yogyakarta.
Poedjiadi, A. dan Supriyanti. 2006. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta. Penerbit
Universitas Indonesia.
Simanjuntak, M.T., J. Silalahi. 2003. Biokimia. Sumatera Utara: USU digital
library.
Tim Laboratorium Pendidikan Kimia. 2023. Petunjuk Praktikum Biokimia.
Serang: Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

I. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai