Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOKIMIA

NAMA : NATASYA RIANDINI ABADI


NIM : 2212101010073
KELOMPOK A

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
TAHUN AJARAN 2022/2023
PENDAHULUAN

I. LANDASAN TEORI
Dalam melakukan aktivitasnya makhluk hidup memerlukan energi yang diperoleh dari bahan
makanan. Salah satu makromolekul yang terdapat pada bahan makanan yaitu karbohidrat.
Karbohidrat merupakan polihidroksi alkohol dengan gugus karbonil yang berpotensi aktif yang
dapat berupa gugus aldehida atau keton. Karbohidrat dalam bentuk glukosa merupakan sumber
energi utama dalam tubuh. Terutama otak yang memanfaatkan glukosa. Sel darah merah yang
juga hanya menggunakan glukosa.
Protein adalah bio makromolekul berukuran besar yang tersusun dari unit-unit asam amino yang
dihubungkan oleh ikatan peptida. Protein berasal dari bahasa Yunani yaitu “proteos” yang
artinya adalah utama. Protein dianggap sebagai molekul utama dalam tubuh makhluk hidup dan
bersifat sangat penting bagi kelangsungan proses seluler. Protein dapat bertindak sebagai
biokatalisator atau enzim yang memiliki peran sentral dalam reaksi kimia seluler di dalam tubuh.
Ketika enzim yang berada di dalam tubuh rusak maka harus diganti dengan enzim yang baru
yang membutuhkan protein untuk dipecah menjadi asam amino dan dimanfaatkan dalam
pembentukan protein yang baru. Sel-sel yang rusak akan mengalami regenerasi dan
membutuhkan asupan protein.
Lemak adalah kelompok makromolekul alam yang dibentuk atas unsur-unsur karbon (C),
hidrogen (H), dan oksigen (O) yang membantu terbentuknya ikatan struktur dan komposisi
sedemikian rupa yang menghasilkan berbagai jenis fungsi dan manfaat, yang meliputi asam
lemak, vitamin, monogliserida, trigliserida, fosfolipid, glikolipid, termonoid dan jenis lemak
lainnya. Lipid atau lemak yang beredar di dalam tubuh diperoleh dari dua sumber yaitu dari
makanan dan hasil produksi organ hati, yang biasa disimpan di dalam sel-sel lemak sebagai
cadangan makanan. Lipid atau lemak memiliki kandungan energi tinggi.

II. TUJUAN
1. Mengetahui kandungan karbohidrat yang terkandung dalam larutan dengan beberapa
penguji
2. Mengetahui kandungan protein yang terkandung dalam larutan dengan beberapa
penguji
3. Mengetahui kandungan lipid yang terkandung dalam larutan dengan beberapa penguji
PEMBAHASAN
A. Karbohidrat
1. Uji Benedict
Uji benedict adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan gula
(karbohidrat) pereduksi. Gula pereduksi meliputi semua jenis monosakarida dan
beberapa disakarida seperti laktosa dan maltosa. Berikut tabel hasil
pengamatan:

Prosedur/cara kerja Hasil Pengamatan


Tabung 1: Benedict 3ml + Glukosa 0,1 M 1 Setelah dipanaskan selama 5 menit
ml, panaskan selama 5 menit menunjukkan adanya endapan berwarna
merah bata.
Tabung 2: Benedict 3ml + Fruktosa 0,1 M Setelah dipanaskan selama 5 menit
1 ml, panaskan selama 5 menit menunjukkan adanya endapan berwarna
kuning.
Tabung 1: Benedict 3ml + Laktosa 0,1 M 1 Setelah dipanaskan selama 5 menit
ml, panaskan selama 5 menit menunjukkan adanya endapan berwarna
hijau.
Berdasarkan data tabel hasil praktikum uji benedict pada glukosa, fruktosa dan laktosa
menunjukkan hasil positif mengandung karbohidrat (gula pereduksi). Ketiga bahan uji tersebut
menunjukkan adanya endapan berwarna merah bata, kuning, dan hijau setelah di campurkan
oleh benedict dan di panaskan selama 5 menit. Perbedaan warna itu menunjukkan banyaknya
kandungan gula pereduksi pada larutan. Seperti terlampir pada gambar berikut:

https://id.wikipedia.org/wiki/Larutan_Benedict
Endapan berwarna merah bata, kuning dan hijau itulah yang menunjukkan adanya gula
pereduksi pada ketiga bahan uji (glukosa, fruktosa dan laktosa). Endapan tersenut dapat terjadi
karena karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas mudah mereduksi larutan
tembaga alkalis membentuk endapan kuprooksida (CU2O) berwarna merah bata. Larutan
glukosa 1% dan larutan fruktosa 1% menghasilkan hasil positif uji benedict karena keduanya
berasal dari golongan monosakarida atau gula pereduksi. Larutan laktosa 0,1 M menghasilkan
hasil positif pada uji benedict karena laktosa merupakan salah satu disakarida sebagai gula
pereduksi.
Gambar larutan fruktosa, glukosa dan laktosa setelah dipanaskan

B. Protein
1. Uji Biuret
Uji biuret digunakan untuk menguji kadar protein. Protein sendiri terdiri
dari ikatan peptida. Semakin panjang ikatan peptida / semakin besar kadar
protein di dalam sample, semakin intensif warna ungu yang dihasilkan dari hasil
reaksi dengan larutan biuret ini. Berikut tabel hasil pengamatan:

Prosedur/cara kerja Hasil Pengamatan


Tabung 1: NaOH 10% 2 ml + CuSO4 0,1% 1 Ketika dicampurkan Albumin dengan
tetes + Albumin 2% 2 ml NaOH tidak terjadi perubahan
warna/bening, kemudian setelah
dicampur dengan CuSO4 beberapa tetes
berubah warna menjadi warna ungu.
Tabung 2: NaOH 10% 2 ml + CuSO4 0,1% 1 Ketika dicampurkan Kasein dengan NaOH
tetes + Kasein 2% 2 ml tidak terjadi perubahan warna/bening,
kemudian setelah dicampur dengan
CuSO4 beberapa tetes berubah warna
menjadi warna ungu muda (lavender).

Pada tabung 1 sampel yang digunakan adalah larutan albumin 2% denagn


pereaksi NaOH 10% dan CuSO4 0,1% . Saat sampel dipanaskan albumin berubah warna
dari putih menjadi ungu. Begitu pula dengan sampel tabung kedua yaitu larutan kasein
dengan pereaksi NaOH 10% dan CuSO4 0,1% saat dipanaskan dan direaksikan dengan
pereaksi maka membentuk warna ungu muda. Hal ini terjadi karena pada biuret
terdapat ikatan yang sama dengan ikatan peptide pada protein. warna ungu disebabkan
terbentuknya senyawa kompleks tembaga-natrium-biuret. Dan juga biuret akan
memberikan warna ungu bila direaksikan dengan larutan basa kuat dan diteteskan
sedikit larutan tembaga sulfat encer.
Gambar larutan kasein dan albumin setelah dicampur dengan CuSO4
C. Lipid
1. Uji Kelarutan
Kelarutan suatu zat, khususnya lemak, dapat diuji dengan melarutkan
sedikit zat tersebut ke dalam beberapa mililiter pelarut. Derajat kelarutan zat
dapat ditentukan dengan pengamatan langsung atau apabila belum cukup,
cairan itu dapat didekantasi (disaring melalui kertas saring yang kering) ke dalam
gelas arloji. Kemudian larutan diuapkan di atas penangas air. Ada atau tidaknya
residu menunjukkan ada atau tidaknya zat tersebut dalam pelarut. Berikut tabel
hasil pengamatan:

Prosedur/cara kerja Hasil Pengamatan

Tabung 1: Minyak 2 tetes + Air 2 ml Di temukan noda lemak pada kertas


saring
Tabung 2: Minyak 2 tetes + Alkohol dingin Di temukan noda lemak pada kertas
2 ml saring
Tabung 3: Minyak 2 tetes + Alkohol panas Tidak ditemukan noda lemak pada kertas
2 ml saring
Tabung 4: Minyak 2 tetes + Eter 2 ml Tidak ditemukan noda lemak pada kertas
saring

Tabung 5: Minyak 2 tetes + Kloroform 2 Tidak ditemukan noda lemak pada kertas
ml saring

Pada tabung 1 yaitu minyak + air di temukannya noda lemak pada kertas saring
yang menunjukkan bahwa lemak (minyak) tidak larut dalam air. Minyak tidak larut
dalam air karena minyak bersifat non polar sedangkan air bersifat polar. Pada tabung 2
yaitu minyak + alkohol dingin di temukan pula noda lemak pada kertas saring yang
berarti lemak tidak larut dalam alkohol dingin. Namun sebaliknya, lemak dan minyak
larut dalam alkohol panas karena suhu panas dapat melarutkan sebagian lemak dan
minyak seperti pada tabung 3. Pada tabung 4 dan 5 yaitu minyak + eter dan minyak +
klroform tentunya minyak akan larut dengan sempurna karena eter dan kloroform
bersifat non polar. Sesuai dengan prinsip uji kelarutan yaitu like dissolves like yang
mana senyawa polar akan larut dalam pelarut polar dan sebaliknya.
Gambar kertas saring setelah di teteskan larutan minyak + zat pereaksi
KESIMPULAN

1. Gula pereduksi pada suatu karbohidrat dapat dibuktikan dengan terbentuknya endapan
berwarna merah bata, kuning dan hijau pada glukosa, fruktosa dan laktosa.
2. Glukosa memiliki kadar gula pereduksi lebih banyak dibanding fruktosa dan laktosa, ditandai
dengan endapan berwarna merah bata pada glukosa.
3. Endapan berwarna hijau pada laktosa menunjukkan bahwa tidak banyak kandungan gula
pereduksi pada larutan laktosa.
4. Semua jenis monosakarida merupakan gula pereduksi dan beberapa jenis disakarida
juga merupakan gula pereduksi seperti laktosa dan maltosa.
5. Kadar protein pada suatu sampel dapat dibuktikan dengan kepekatan warna ungu yang
dihasilkan sampel setelah dilakukan uji biuret.
6. Kadar protein pada albumin lebih banyak dari pada kadar protein yang ada pada kasein terlihat
dari kepekatan warna ungu yang dihasilkan.
7. Kelarutan suatu lemak pada zat pelarut dapat dibuktikan dengan ada atau tidak nya noda lemak
pada kertas saring setelah diteteskan larutan campuran antara minyak + zat pereaksi pada
kertas saring.
8. Minyak dan lemak merupakan suatu senyawa organik yang larut sempurna dalam pelarut
nonpolar seperti eter dan kloroform.
9. Minyak dan lemak tidak larut dalam air yang merupakan senyawa polar.
10. Minyak dan lemak tidak larut dalam alkohol dingin akan tetapi, minyak dan lemak larut dalam
alkohol panas karena suhu panas dapat melarutkan sebagian lemak dan minyak.
DAFTAR PUSTAKA

Biokimia. (2021). (n.p.): Yayasan Kita Menulis.


ALAM, D. I. P. SENYAWA KARBOHIDRAT.

Cahyany, R. P., & Sodik, M. A. (2018). Biomedik.


Monika, A. (2011). Uji Biuret Biuret test. Metode, 53.
Fitriah, I., Qodariah, L., Dewi, L. P., Mutiani, L. D., Farida, M., Wijaya, M. T., & Ihsan, M. Uji
Kualitatif Lipid.
Hidayanto, A. P. (2017). Biokimia. Modul Praktikum.

Sakdiah. dkk. (2021). Modul Kegiatan Praktikum Biokimia. (n.p): Fakultas Kedokteran
Universotas Syiah Kuala.

Anda mungkin juga menyukai