Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

KIMIA ORGANIK FARMASI


OBJEK VIII
“IDENTIFIKASI AMINA, KARBOHIDRAT,
PROTEIN, DAN LEMAK”

Nama : Muhammad Iqbal Abdul Razzaq

No. Bp: 2011012030

hari/tanggal: Selasa/20 April 2021

Shift/Kelompok: 2/B
RekanKerja: 1. Mutiara Zulkarnaini2011012037
2. Nosa Fathiya Alifa 2011011023
3. Armita Harahap2011012006
4. Intan rahima2011012047
5. Cindy Ananda Putri2011012028

LABORATORIUM KIMIA ORGANIK


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2021
V. Hasil dan Pembahasan
5.1. Hasil
 Protein
 Tes Biuret

Putih Telur : Larutan biru kehitaman


Kuning Telur : larutan tidak berubah warna
 Minyak/lemak
 Reaksi dengan NaOH

Pada masing masing terbentuk tiga lapisan


 Reaksi dengan KMnO4

Minyak Jagung : larutan ungu pekat


Margarin : larutan coklat pekat
Bimoli : larutan coklat pekat
Minyak kelapa : larutan ungu kemerahan
 Karbohidrat
 Reaksi dengan pereaksi fehling

Larutan gula : endapan merah bata


Larutan kanji : warna hijau kemerahbataan

 Amina
 Asam klorida encer+ natrium nitrit

Amonia encer : larutan bening


 Karbohidrat & protein : tes molish

Protein : terdapat cincin violet pada larutan

Karbohidrat : terdapat cincin violet


5.2. Pembahasan
Pada praktikum objek melakukan identifikasi dari protein,dengan tes
biuret. Sampel dari uji biuret yang digunakan yaitu putih telur dan kuning
telur. Sampel tersebut ditambah natrium hidroksida serta beberapa tetes
larutan cupri sulfat. Fungsi pereaksi NaOH dan CuSO4 adalah untuk
membuat suasana larutan menjadi basa dan untul menghasilkan senyawa
kompleks berwarna ungu.
Prinsip dasar dari uji ini kita akan mengkur banyaknya ikatan
peptida yang berikatan dengan Cu yang didasarkan pembentukan warna
ungu (purple). Uji biuret digunakan untuk mengetahui adanya ikatan
peptida dalam suatu zat yang mau diuji. Terdapat ikatan pepetida
menandakan adanya protein, karena tiap asama amino saling berikatan
membentuk protein melalui ikatan peptida. Ikatan pepetida adalah ikatan
yang terbentuk ketika atom karbon dari gugus karboksil pada suatu
molekul berikatan dengan atom nitrogen dari amina molekul lain. Reaksi
dari uji biuret yang dihasilkan melepaskan molekul air yang disebut reaksi
kondensasi.
Reaksi dari uji biuret akan positif(bewarna ungu untuk zat yang
terdapat dua atau lebih ikatan peptida. Uji biuret merupakan uji warna
yang umum untuk gugus peptida(-CO-NH-) dan protein. Uji positif dari
reaksi ini ditandai dengan terbntuknya warna ungu karena terdapat
senyawa kompleks antara Cu2+ serta N dari molekul ikatan peptida. Pada
uji biuret yang telah dilakukan, terdapt hasil positif yang mengandung
protein pada putih telur saja yang awalnya warna sampel bewarna bening
berubah menjadi cairan bewarna keunguan dan tidak terdapat pada sampel
lainnya yaitu sampel kuning telur yaitu negatif mengandung protein.
Hasil sampel putih telur berubah menjadi ungu dikarenakan putih
telur yang ditetesi oleh natrium hidroksida serta beberapa tetes larutan
cupri sulfat yang bkemudia terjadi pada suasana basa ion yang ada pada
peraksi larutan cupri sulfat akan bereaksi dengan gugus CO dan –NH dari
rantai peptida yang menyusun protein membentuk kompleks bewarna
violet.
Semakin banyak asam amino bebas, ikatan peptida bebas serta rantai
terakhir dari asam amino,maka warna ungu semakin tampak. Pada kuning
telur, hasilnya bersifat negatif serta dapat disimpulkan tidak ada perubahan
warna karena tidak ada ikatan peptida yang terdapat pada kuning telur
sehingga tidak ada proses antara reaksi larutan cupri sulfat yang bersifat
basa dengan CO dan –NH yang harusnya terkandung pada ikatan peptida
Reaksi kimia dari uji biuret ini adalah
Pada uji selanjutnya yaitu identifikasi minyak/lemak dengan reaksi
NaOH. Sampel dari uji biuret yang digunakan yaitu minyak kelapa,
minyak jagung, minyak bimoli, margarine. Tiap sampel tersebut ditambah
larutan NaOH 30%, kemudian panaskan pada penangas air. Senyawa
lemak atau minyak merupakan senyawa lipida yang banyak dialam.
Perbedaan keduanya yaitu perbedaan konsistensi/sifat fisik pada suatu
kamar, yaitu lemak berbentuk padat sedangkan minyak berbentuk cair.
Komposisi dasar lemak yaitu asam lemak dan gliserol diperoleh dari hasil
hidrolisis minyak,lemak atau senyawa lipid lainnya.
Minyak bimoli yang merupakan minyak goreng sebagian besar
berbentuk trgliserida. Jika terurai, trigliserida akan berubah menjadi satu
molekul glisrol dan tiga molekul asam lemak bebas. Semakin banyak
trgliserida yang terurai semakin banyak asam lemak bebas yang
dihasilkan. Pada minyak kelapa(trgliserida) yang direaksikan dengan alkali
(biasanya menggunakan NaOH atau KOH) sehingga menghasilkan
gliserol dan garam alkali Na. Prinsip kerja dari sampel minyak/lemak
adalah penambahan basa pada minyak yang dimurnikan dengan cara
dipanaskan dengan alkali, basa yang digunakan misalnya  Natrium  
Hidroksida  (NaOH). Konsentrasi basa yang digunakan pada proses
saponifikasi mempengaruhi viskositas, tinggi busa dan nilai pH dari reaksi
yang dihasilkan.

Minyak/lemak juga diidentifikasi dengan KMnO4. Tiap sampel


tersebut dilarutkan dalam aseton atau eter, kemudian tambahkan 1-2 tetes
KMnO4. Adanya ikatan rangkap dalam struktur asam lemak minyak
menyebabkan minyak dapat dioksidasi menghasilkan senyawa dengan gugus
hidroksil. Proses oksidasi minyak merupakan proses pemutusan ikatan rangkap
C=C pada asam lemak tak jenuh dalam minyak. Proses oksidasi dilakukan
dengan mengunakan oksidator sehingga diperoleh penambahan gugus hidroksil
baru. Salah satu oksidator yang biasa digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4). Pada asam lemak terdapat alkena, yang mana mengalami reduksi yang
terjadi melalui penambahan H2 pada ikatan rangkap alkena membentuk
senyawa alkana.
Pada uji berikutnya yaitu, identifikasi karbohidrat bereaksi dengan
fehling. Sampel dari uji fehling yang digunakan yaitu gula pasir serta
larutan kanji. Tiap sampel tersebut ditambahkan pereaksi fehling pada
larutan karbohidrat, panaskan sampai mendidih. Pengujian sampel
karbohidrat dengan pereaksi fehling akan membuktikan terdapatnya sifat
pereduksi dari gula tersebut. Proses yang dilakukan dengan membuat
larutan gula serta larutan kanji dalam tabung reaksi, kemudian masing
masingnya ditambahkan air sebagai pelarutnya. Pada larutan gula dibantu
oleh proses pemanasan. Setelah itu, larutan gula sama kanji ditambhakan
pereaksi fehling serta dipanaskan. Didapatkan bahwa larutan gula hampir
warna merah kebataan serta larutan kanji warna hijau merah kebataan.
Pereaksi Fehling terdiri atas dua macam larutan, yaitu larutan Fehling A dan
Fehling B. Larutan Fehling A adalah larutan CuSO4, sedangkan Fehling B
adalah larutan kalium-natrium-tartrat dan NaOH dalam air. Kedua macam
larutan ini disimpan secara terpisah dan dicampur ketika akan digunakan.
Dalam identifikasi karbohidrat, ion Cu2+ direduksi menjadi ion Cu+. Dalam
suasana basa diendapkan sebagai Cu2O.
Cu2+ + Karbohidrat → Cu
2Cu+ + 2OH– → Cu2O(s) + H2O
Endapan
merah
bata
Sebenarnya, tidak semua karbohidrat yang bereaksi harus
mengalami hidrolisis dahulu tetapi karbohidrat yang berhasil bereaksi
menghasilkan warna merah setelah ditetesi fehling merupakan gula
pereduksi. Larutan fehling memiliki ion Cu2+ yang dapat mengoksidasi
karbohidrat memiliki ikatan aldehid bebas atau alfa hidroksi keton
sehingga akan mengakibatkan reduksi pada zat karbohidrat.
Pada uji selanjutnya yaitu identifikasi amina, Sampel dari
identifikasi amina yang digunakan yaitu amonia encer. Tiap sampel
tersebut ditambahkan 5 ml asam klorida encer, kemudian didinginkan di
dalam es. Setelah dingin tambahkan 3 ml natrium nitrit 10%. Senyawa
amina mengandung ikatan N-H dapat membentuk ikatan hidrogen dengan
elektron sunyi dari oksigen atau nitrogen lain. Dari dua macam ikatan
hidrogen, ikatan NH-N jauh lebih lemah daripada ikatan OH-O. Alasan
mengapa terjadi perbedaan dalam kekuatan ikatan nitrogen kurang
elektronegatif dibandingkan oksigen, dan ikatan N-H dengan sendirinya
kurang polar. Amina dapat dianggap sebagai turunan dari amonia dengan
mengganti satu, dua atau tiga hidrogen dari amonia dengan gugus organik.
Senyawa ini mempunyai gugus sebagai beriku: RNH 2. Senyawa organik
bersifat basa lemah, dibanding air lebih basa.Jumlah unsur C kecil sangat
mudah larut dalam air.Amati gelemebung gelembung gas nitrogen.
Lakukan dengan hati hati sehingga tidak mengganggu proses perubahan
dari gas nitrogen. Perubahan terhadap gas terjadi pada suhu 5 0C dapat
menunjukan adanya amina primer(RNH2) serta perubahan baunya yaitu
larutan berubah menjadi berbau kaporit.
Pada uji yang terakhir yaitu identifikasi karbohidrat serta protein
menggunakan tes molish. Sampel karbohidrat yang digunakan untuk tes
molish yaitu gula pasir serta larutan kanji. Tiap sampel ditambahkan 2-3
tetes α-naftol 10%, kemudian tambahkan asam sulfat pekat (jangan
digoyang). Uji Molish berlaku umum, baik pada senyawa aldosa maupun
ketosa.Cara yang dilakukan yaitu dengan H2SO4. Asam sulfat akan
menyerap air dan membentuk furfural dengan α-naftol membentuk
senyawa gabungan warna ungu. Bedasarkan percobaan yang telah
dilakukan, larutan kanji yang merupakan amilum direaksikan dengan
pereaksi molish membentuk cincin kompleks bewarna ungu menunjukan
hasil positif. Hal ini menunjukan suatu karbohidrat dalam larutan tersebut.
Larutan yang dicampurkan pereaksi molish serta dimasukkan larutan
H2SO4 pekat dengan kondisi tabung reaksi miring. Hal ini dilakukan agar
reaksi yang diperoleh suatu pembentukan cincin bewarna ungu pada batas
kedua lapisan larutan.
Sampel protein yang digunakan untuk tes molish yaitu putih telur
dan kuning telur. Tiap sampel ditambahkan 2-3 tetes α-naftol 10%,
kemudian tambahkan asam sulfat pekat (jangan digoyang).Prinsipnya,
larutan protein majemuk mempunyai radikal prostetik karbohidrat, yaitu
glikoprotein atau mukoprotein , yang ditambahkan pereaksi molish serta
asam sulfat akan membentuk larutan bewarna violet.
Asam sulfat pekat diatambahkan sebagai penghidrolisis ikatan pada
sakarida untuk menghasilkan furfural. Furfural tersebut kemudian
selanjutnya mengalami kondensasi 4-hidroksimetil-furfural dengan alfa
naftol membentuk cincin violet.terbentuknya warna violet ini disebabkan
pengaruh hasil dehidrasi monosakarida dengan alfa naftol dari pereakasi
molisch.

VI. Kesimpulan dan Saran

6.1. Kesimpulan

 Sampel karbohidrat mendapat hasil uji positif dengan pereaksi fehling serta
pereaksi molish
 Sampel protein pada objek ini diuji dengan tes biuret serta tes molish
mendapat hasil uji positif
 Sampel minyak/ lemak yang diuji dengan pereaksi KMnO 4 mengalami
reduksi membentuk reaksi alkana serta diuji dengan pereaksi NaOH
membentuk reaksi saponifikasi
 Sampel amina diidentifikasi dapat diketahui denganadanya bau kaporit yang
ditambahakn asam klorida serta natrium nitrit
6.2. Saran
1. Berhati-hati saat mencampurkan larutan.
2. Memahami prosedur sebelum melakukan percobaan
3. Jangan mencium larutan secara langsung.

Daftar Pustaka
Garcia, J. I., Dobado, J. A. and Garcia, H. M. (2016) Experimental Organic
Chemistry Laboratory manual. Granada, Spain: Elsevier inc.
Gilbert, J. C. and Martin, S. F. (2011) Experimental organic chemistry,Fifth
Edition. Fifth. Edited by M. et al Finch. Boston,USA: Cengage Learning.
Mohrig, J. R., Hammond, C. N. and Schatz, P. F. (2014) Laboratory Techniques
in Organic Chemistry. Fourth Edi. New York: W.H. Freeman and Company.
Pedersen, S. F. and Myres, A. M. (2011) Understanding the principle of Organic
Chemistry A Laboratory Course. Berkeley, USA: Brooks/cole, Cengage Learning.
Williamson, K. L. and Masters, K. M. (2011) Macroscale and Microscale
Organic Experiments. Sixth. Belmont,USA: Brooks/cole, Cengage Learning.

Anda mungkin juga menyukai